Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
4.A. Prosedur Identifikasi Bahaya dan Resiko K3LL.pdf
1.
2. Halaman | 2
MEV/HSE/P-06
Rev. 00
Prosedur Identifikasi Bahaya dan Risiko K3
CATATAN PERUBAHAN
No Tanggal Revisi
Bagian Yang
Direvisi
Uraian Revisi
Pengurangan ( ) / Penambahan ( __ )
3. Halaman | 3
MEV/HSE/P-06
Rev. 00
Prosedur Identifikasi Bahaya dan Risiko K3
DAFTAR ISI
CATATAN PERUBAHAN...........................................................................................................2
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................3
I UNIT KERJA / FUNGSI / JABATAN TERKAIT..................................................................4
II TUJUAN..............................................................................................................................4
III RUANG LINGKUP..............................................................................................................4
IV REFERENSI.......................................................................................................................4
V URAIAN UMUM..................................................................................................................4
VI TANGGUNGJAWAB ..........................................................................................................6
6.1 GM Operasional ..........................................................................................................6
6.2 Supervisor / Coordinator .............................................................................................7
6.3 HSE Officer..................................................................................................................7
VII PROSEDUR .......................................................................................................................7
7.1. Persiapan Identifikasi..................................................................................................7
7.2. Pelaksanaan Identifikasi Bahaya K3 ..........................................................................7
7.3. Penilaian Risiko...........................................................................................................8
7.4. Penetapan Pengendalian (Tambahan).......................................................................9
7.5. Pemantauan Tindakan pengendalian Risiko..............................................................9
7.6. Tinjauan Hasil Penilaian Risiko.................................................................................10
VIII INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN................................................................10
IX DOKUMEN TERKAIT.......................................................................................................10
IX LAMPIRAN .......................................................................................................................10
10.1Formulir Identifikasi Bahaya K3, Penilaian Resiko dan Penetapan Pengendalain .10
10.2Matriks Penilian Risiko dan Definisi Penilaian..........................................................10
4. Halaman | 4
MEV/HSE/P-06
Rev. 00
Prosedur Identifikasi Bahaya dan Risiko K3
I UNIT KERJA / FUNGSI / JABATAN TERKAIT
1.1. GM Operasional
1.2. Supervisor / Coordinator
1.3. HSE Officer
II TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk memberikan pedoman di PT Mevtek Premier untuk
mengidentifikasi bahaya K3, menilai resiko dan menentukan pengendalian yang diperlukan
sebagai dasar penetapan tujuan dan sasaran serta Program Kesehatan dan Keselamatan
Kerja.
III RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk seluruh kegiatan, produk atau jasa yang berlangsung atau
terdapat di area operasional PT Mevtek Premier .
IV REFERENSI
4.1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4.2. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4.3. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4.4. OHSAS 18001:2007 Elemen 4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan
pengendalian
V URAIAN UMUM
5.1 Normal adalah kondisi atau keadaan reguler dan terencana.
5.2 Abnormal adalah kondisi atau keadaan tidak normal baik terrencana maupun tidak
terrencana dan masih terkendali.
5.3 Kegiatan Rutin adalah Aktivitas kegiatan yang dilakukan secara rutin / dilaksanakan
persatuan waktu. Misalnya perhari, dua kali dalam seminggu atau seminggu sekali.
5.4 Kegiatan Non Rutin adalah Aktivitas kegiatan yang dilaksanakan secara periodik,
kadang-kadang, tidak persatuan waktu dan atau dalam situasi darurat
5.5 Emergency adalah kondisi atau keadaan yang tidak direncanakan/terjadi secara tiba-
tiba dan dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan.
5.6 Program Manajemen K3 adalah rencana kerja yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan dan sasaran.
5.7 Peraturan dikatakan ada adalah jika dalam kegiatan tersebut mengandung unsur-
unsur yang menimbulkan bahaya K3 dan diatur dalam peraturan perundangan K3,
dengan nilai ambang batas, perijinan, atau persyaratan-persyaratan teknis tertentu.
5.8 Bahaya adalah sesuatu yang memiliki potensi untuk menyebabkan kecelakaan atau
penyakit (bagi karyawan, tamu dan kontraktor) atau kombinasi keduanya. Sumber
bahaya bias berasal dari dalam atau luar area organisasi.
5.9 Identifikasi bahaya adalah proses untuk mengetahui adanya suatu bahaya dan
menentukan karakteristiknya.
5. Halaman | 5
MEV/HSE/P-06
Rev. 00
Prosedur Identifikasi Bahaya dan Risiko K3
A
Hampir Tidak
Mungkin
B
Sangat Rendah
C
Rendah
D
Sedang
E
Tinggi
Tidak Pernah
Terjadi di hulu
migas internasional
Pernah Terjadi di
Industri Migas
Internasional
Pernah Terjadi di
Industri Migas
Indonesia
Terjadi Beberapa
Kali Per Tahun di
Industri Indonesia
Terjadi Beberapa
Kali Per Tahun
Ditempat Kerja
A
Slight
Tidak Ada Dampak
Kesehatan &
Kecelakaan
Tidak Ada Dampak Tidak Ada
Kerusakan
Tidak Ada
Pengaruh 1 2 3 4 5
B
Minor
Dampak Kesehatan
dan Kecelakaan
Sangat Kecil
Dampak Tidak
Penting
Kerusakan Sangat
Kecil
Pengaruh Sangat
Kecil 2 3 4 5 6
C
Moderate
Dampak Kesehatan
dan Kecelakaan Kecil
Dampak Kurang
Penting
Kerusakan Sangat
Kecil
Pengaruh Terbatas
3 4 5 6 7
D
Serious
Dampak
Kesehatan/Kecelakaan
Utama
Dampak Cukup
Penting
Kerusakan yang
Terbatas
Pengaruh yang
Cukup Luas 4 5 6 7 8
E
Major
Fatality Tunggal Dampak Penting Kerusakan Utama Pengaruh Nasional
5 6 7 8 9
F
Catastrophic
Fatality Ganda Dampak Penting
dan Besar
Kerusakan yang
Luas
Pengaruh
Internasional 6 7 8 9 10
MATRIKS PENILAIAN RISIKO
KONSEKUENSI KEMUNGKINAN KEJADIAN
TINGKAT
KEPARAHAN
Manusia Lingkungan Asset Reputasi
5.10Risiko adalah kecenderungan untuk terjadi kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang
timbul akibat paparan bahaya serta kemungkinan kerugian yang dihasilkan dari insiden
atau kejadian.
5.11Penilaian risiko adalah proses penilaian terhadap suatu resiko dengan menggunakan
parameter akibat dan peluang dari bahaya yang ada.
5.12Tingkat risiko yang ditimbulkan oleh bahaya yang ada, mengikuti tabel dibawah ini :
5.12.1 Tingkat risiko
a) High Risk (Nilai 7-10)
Risiko tidak dapat diterima (resiko tidak dianggap aman)
b) Medium Risk (Nilai 5-6)
Risiko bisa ditoleransi jika reduksi resiko tidak bisa dipraktikan sehingga
pelaksanaannya menuju as low as reasonably practicable (ALARP)
c) Low Risk (Nilai 1-4)
Resiko dapat diterima
5.12.2 Konsekuensi
a) Level A (Catastrophic)
Accident / illness lebih dari 3 fatalities
b) Level B (Major)
Accident/ illness sampai 2 fatalities
c) Level C (Serious)
Accident/ illness menyebabkan cacat permanen
d) Level D (Moderate)
LTI > 3 hari
e) Level E (Minor)
Kasus Medical treatment
Restricted Work Case
LTI ≤ 3 hari
f) Level F (Slight)
First aid
5.12.1 Kemungkinan
a) Almost Impossible (AI) tidak pernah terdengar di industri
b) Very Low (VL) pernah terjadi di industry umum
6. Halaman | 6
MEV/HSE/P-06
Rev. 00
Prosedur Identifikasi Bahaya dan Risiko K3
c) Low (L) pernah terjadi di industri migas dan belum pernah terjadi di
JOB Tomori
d) Medium (M) pernah terjadi sekali di JOB Tomori
e) High (H) terjadi di JOB Tomori lebih dari satu kali
5.13First Aid adalah kecelakaan/ gangguan kesehatan yang membutuhkan pertolongan
pertama (P3K). Kriteria first aid sebagai berikut :
5.13.1. Menggunakan obat non resep (untuk obat tersedia dalam bentuk resep dan
non-resep, rekomendasi oleh dokter atau ahli kesehatan berlisensi lainnya
untuk menggunakan obat non-resep setingkat resep dianggap perawatan
medis);
5.13.2. Pemberian imunisasi tetanus (imunisasi lainnya, seperti vaksin Hepatitis B atau
vaksin rabies, dianggap pengobatan);
5.13.3. Pembersihan, penyiraman atau perendaman luka pada permukaan kulit;
5.13.4. Menggunakan penutup luka seperti perban, plester (contoh Tensoplast), kain
kassa, dll, atau menggunakan perban kupu-kupu (contoh Steri-strip) (perangkat
penutupan luka lainnya seperti jahitan, staples, dll dianggap pengobatan);
5.13.5. Menggunakan terapi panas atau dingin;
5.13.6. Menggunakan support elastis, seperti perban elastis, pembungkus, ikat
pinggang elastis, dll (perangkat non elastic atau sistem lain yang dirancang
untuk mengkakukan bagian dari tubuh dianggap pengobatan);
5.13.7. Menggunakan perangkat mobilisasi sementara untuik mengangkut korban
kecelakaan (misalnya, splints, kain gendongan, kerah leher, papan punggung,
dll).
5.13.8. Melubangi kuku untuk mengurangi tekanan, atau pembuangan cairan dari kulit
yang melepuh;
5.13.9. Menggunakan penutup mata;
5.13.10.Menghilangkan benda asing dari mata hanya menggunakan aliran air atau
kapas;
5.13.11.Menghilangkan serpihan atau benda asing dari daerah lain selain mata dengan
aliran air, pinset, penyeka kapas atau cara sederhana lainnya;
5.13.12.Menggunakan penjaga jari;
5.13.13.Menggunakan pijat (terapi fisik atau perawatan chiropractic dianggap medis
pengobatan);
5.13.14.Meminum cairan untuk menghilangkan tekanan panas.
5.14. Medical Treathment Case adalah kasus kecelakaan / gangguan kesehatan yang
membutuhkan perawatan di klinik atau rumah sakit
5.15. Restricted Work Case adalah kasus kecelakaan/gangguan kesehatan yang
menyebabkan personil yang mengalaminya, harus dipindahkan ke fungsi lainya di
karenakan keterbatasan yang di alami akibat kecelakaan.
VI TANGGUNGJAWAB
6.1 GM Operasional
6.2.1 Menyetujui identifikasi bahaya dan risiko K3
6.2.2 Memastikan pelaksanaan mitigasi dari hasil identifikasi dan resiko K3
6.2.3 Menetapkan bahaya dan resiko K3 sebagai dasar pembuatan program K3
7. Halaman | 7
MEV/HSE/P-06
Rev. 00
Prosedur Identifikasi Bahaya dan Risiko K3
6.2 Supervisor / Coordinator
6.2.1. Memastikan hasil identifikasi bahaya dan resiko K3 telah sesuai dengan proses
yang ada, bahan-bahan yang digunakan dan produk yang dihasilkan
6.2.2. Mendokumentasikan hasil identifikasi bahaya dan resiko K3
6.2.3. Memastikan pelaksanaan mitigasi dari hasil identifikasi
6.3 HSE Officer
6.3.1 Memastikan pelaksanaan identifikasi bahaya dan resiko K3 bersama dengan
bagian terkait lainnya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan atau bila
terjadi perubahan atau penambahan proses
6.3.2 Mengevaluasi hasil dari identifikasi bahaya & resiko yang telah dilakukan oleh
Tim
VII PROSEDUR
7.1. Persiapan Identifikasi
7.1.1. HSE Departemen memberikan pelatihan atau sosialisasi mengenai identifikasi
bahaya, penilaian resiko dan penetapan pengendalian untuk karyawan dari
area/proses terkait.
7.1.2. Supervisor memilih dan menetapkan Tim Penilaian Resiko. Tim ini terdiri dari
bagian terkait yang ada di operasional PT Mevtek Premier yang telah
mengikuti pelatihan serta memiliki keahlian dan pengalaman yang
berhubungan dengan area/proses yang akan diidentifikasi.
7.2. Pelaksanaan Identifikasi Bahaya K3
7.2.1. Pada tahap awal, Tim akan melakukan identifikasi Bahaya yang ada pada
suatu obyek/aktivitas yang akan dinilai resikonya. Bahaya K3 dapat ditentukan
dengan melihat semua kemungkinan yang dapat menimbulkan kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
7.2.2. Identifikasi Bahaya dilakukan dengan cara observasi suatu aktivitas/objek,
melakukan wawancara dengan personil yang terkait dengan aktivitas tersebut
atau berdasarkan data-data kejadian sebelumnya.
7.2.3. Tim melakukan pencatatan semua potensi bahaya yang terdapat pada
aktivitas/objek, dalam Formulir Identifikasi Bahaya K3, Penilaian Resiko dan
Penetapan Pengendalian.
i. Identifikasi bahaya mencakup :
a Kegiatan normal, abnormal, dan emergency (darurat), rutin dan non
rutin
b Kegiatan seluruh personil yang mempunyai akses terhadap tempat
kerja (termasuk subkontraktor dan tamu).
ii. Identifikasi dengan memperhatikan :
a Personil (perilaku, kompetensi), aset, fasilitas, material dan
produk.
b Peraturan terkait (poin 5.5)
c Pengendalian resiko yang sudah ada (poin 7.4.3)
iii. Kategori bahaya meliputi :
a Bahaya Kesehatan, antara lain :
8. Halaman | 8
MEV/HSE/P-06
Rev. 00
Prosedur Identifikasi Bahaya dan Risiko K3
(1) Fisik contoh : penerangan, kebisingan, suhu dll.
(2) Kimia contoh : keracunan makanan, tertelan, terhirup,
terpapar bahan kimia dll.
(3) Biologi contoh : virus, penyakit menular, dll.
(4) Psikologi contoh : stres, pemakaian obat-obat terlarang, dll
(5) Narkoba, Minuman Alkohol, Merokok.
b Bahaya Keselamatan, antara lain :
(1) Mesin-mesin yang bergerak (tertabrak, terjepit)
(2) Objek yang bergerak, terjatuh, dan terbang
(3) Jatuh dari ketinggian, jatuh pada ketinggian yang sama
(terpeleset, tersandung)
(4) Tenggelam / sesak nafas
(5) Terkena benda tajam (tersayat, tertusuk, terpotong)
(6) Kebakaran, ledakan
(7) Sengatan listrik
(8) Bahaya kimia
(9) Ergonomis
(10)Tertimpa, tertimbun
(11)Hewan (diseruduk, tersengat, tergigit, terbelit)
7.3. Penilaian Risiko
7.3.1. Setelah semua bahaya diidentifikasi, bahaya tersebut dinilai resikonya untuk
menentukan tingkat resiko yang ada.
7.3.2. Penilaian resiko dilakukan sesuai dengan Matriks Penilaian Resiko (poin
5.12), dengan memperhatikan :
1) Konsekuensi terhadap personil.
2) Tingkat keparahan (severity) adalah bobot nilai perkiraan konsekuensi /
keparahan dari kerugian / kecelakaan yang timbul.
3) Bobot Kemungkinan Kejadian (Probability) adalah bobot nilai perkiraan
seberapa besar kemungkinan kejadian tersebut dapat terjadi.
4) Nilai resiko adalah kombinasi antara konsekuensi / keparahan dengan
kemungkinan kejadian.
5) Kategori Resiko adalah penentuan tingkat resiko dari nilai resiko yaitu
Low (Rendah), Medium (Sedang) dan High (Tinggi).
7.3.3. Dalam mempertimbangkan faktor konsekuensi / keparahan dengan
kemungkinan kejadian, Tim dapat menggunakan data-data K3 perusahaan
(insiden, kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang terjadi sebelumnya, data
di lokasi kerja, prediksi saat ini, serta faktor lain yang mempengaruhi
kemungkinan tersebut), maupun data-data eksternal (data dari perusahaan
lain, literatur, lokasi geografi dan lain-lain).
7.3.4. Penentuan nilai resiko ini dilakukan tim dalam suatu rapat yang membahas
hasil temuan di lapangan dengan mempertimbangkan tindakan pengendalian
yang sudah ada sebelumnya.
7.3.5. Setelah penilaian resiko, harus dilakukan penilaian ketaatan terhadap
peraturan dan persyaratan K3 yang sesuai.
9. Halaman | 9
MEV/HSE/P-06
Rev. 00
Prosedur Identifikasi Bahaya dan Risiko K3
7.4. Penetapan Pengendalian (Tambahan)
7.4.1. Apabila berdasarkan penilaian resiko yang didapat ternyata masih dapat
diterima maka hanya perlu dilakukan monitoring terhadap kondisi yang ada
misalnya dengan cara pemeriksaan rutin/visual, pelatihan tanggap darurat
terjadwal, dan briefing K3.
7.4.2. Bila hasil penilaian resiko menunjukkan ketegori Medium (M) dan High (H),
maka Tim harus menetapkan tindakan pengendalian yang efektif.
7.4.3. Pengendalian resiko yang dapat dilakukan antara lain :
1) Eliminasi adalah suatu cara untuk menghilangkan resiko yang
ditimbulkan.
2) Subtitusi adalah menggantikan proses / peralatan / fasilitas/ material
dengan yang mempunyai resiko lebih kecil.
3) Pengendalian teknik (Engineering control) adalah merubah atau
menambah sarana fisik / fasilitas untuk mengurangi resiko yang ada.
4) Administratif adalah membuat / merubah aturan seperti instruksi kerja,
rambu-rambu dan rotasi jam kerja, pelatihan, sosialisasi dsb.
5) Alat pelindung diri digunakan untuk melengkapi keempat cara
pengendalian resiko diatas
7.4.4. Supervisor dan HSE menyampaikan hasil penilaian resiko ini ke GM
Operasional untuk diperiksa dan disetujui.
7.4.5. Jika disetujui, Supervisor dan HSE akan menentukan waktu dan Penanggung
Jawab tindakan pengendalian tersebut.
7.4.6. Rekaman Penilaian Resiko disimpan oleh HSE Department.
7.4.7. Status pengendalian resiko perlu dinilai untuk menentukan prioritas tujuan dan
sasaran K3 sesuai hasil identifikasi bahaya K3
1) Prioritas 1 adalah setiap identifikasi bahaya dengan tingkat resiko hight.
2) Prioritas 2 adalah setiap identifikasi bahaya dengan tingkat resiko
medium.
3) Prioritas 3 akan dipantau secara berkala
7.5. Pemantauan Tindakan pengendalian Risiko
7.5.1. Supervisor dan HSE bertanggung jawab dalam memantau tindakan perbaikan
agar dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan.
7.5.2. Apabila sampai batas waktu yang ditentukan, tindakan pengendalian belum
mulai dilakukan atau belum selesai dilaksanakan, maka akan ditentukan
waktu penyelesaian yang baru.
7.5.3. Setelah suatu tindakan perbaikan selesai dilakukan, maka Tim akan tetap
melakukan monitoring untuk menilai apakah tindakan pengendalian yang ada
sudah efektif. Jika ternyata kurang efektif, maka perlu ditentukan bentuk
tindakan pengendalian baru sesuai Prosedur Tindakan Perbaikan dan
Pencegahan.
10. Halaman | 10
MEV/HSE/P-06
Rev. 00
Prosedur Identifikasi Bahaya dan Risiko K3
7.6. Tinjauan Hasil Penilaian Risiko
7.6.1. Supervisor dan HSE melakukan tinjauan terhadap hasil penilaian resiko
minimal setiap 12 (dua belas) bulan.
7.6.2. Supervisor dan HSE kembali melakukan identifikasi bahaya (poin 7.2) bila
ada rencana atau terjadi perubahan atau penambahan proses terkait personil,
material dan peralatan.
VIII INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN
8.1 Adanya identifikasi Bahaya K3, Penilaian Resiko dan Penetapan Pengendalian
minimal setiap 12 bulan sekali atau setiap adanya perubahan proses, produk dan jasa.
IX DOKUMEN TERKAIT
-
IX LAMPIRAN
10.1 Formulir Identifikasi Bahaya K3, Penilaian Resiko dan Penetapan Pengendalain
10.2 Matriks Penilian Risiko dan Definisi Penilaian