SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Kelompok 1
Sejarah Indonesia
Ahmad Avif Naufal
Muhammad Iqbal Paqula
PERJUANGAN MENGADAPI
ANCAMAN DISINTEGRASI
BANGSA
Konflik Pergolakan yang Berkaitan dengan
Sistem
IDEOLOGI KEPENTINGAN PEMERINTAHAN
Konflik Pergolakan yang Berkaitan dengan Sistem
Pemerintahan
Pemberontakan PRRI
Dan PERMESTA
Persoalan Negara
Federal dan BFO
Pemberontakan PRRI dan Permesta
(1955–1961)
Munculnya pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner
Republik Indonesia) dan Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta)
bermula dari adanya persoalan di dalam tubuh Angkatan Darat, berupa
kekeccewaan atas minimnya kesejahteraan tentara di Sumatera dan
Sulawesi. Hal ini mendorong beberapa tokoh militer untuk menentang
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Persoalan kemudian ternyata malah
meluas pada tuntutan otonomi daerah. Ada ketidak adilan yang
dirasakan beberapa tokoh militer dalam alokasi pembangunan
TOKOH – TOKOH
Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan dewan
dewan daerah sebagai alat perjuangan tuntutan pada Desember 1956 dan
Februari 1957, seperti :
• Dewan Banteng di Sumatra Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein
• Dewan Gajah di Sumatra Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludin
Simbolon.
• Dewan Garuda di Sumatra Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian.
• Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje
Sumual.
Dewan-dewan ini bahkan kemudian mengambil alih kekuasaan
pemerintah daerah di wilayahnya masing-masing. Beberapa tokoh sipil
dari pusatpun mendukung mereka bahkan bergabung ke dalamnya,
seperti Syafruddin Prawiranegara, Burhanuddin Harahap dan
Mohammad Natsir. KSAD Abdul Haris Nasution dan PM Juanda
sebenarnya berusaha mengatasi krisis ini dengan jalan musyawarah,
namun gagal.
ULTIMATUM
Ahmad Husein lalu mengultimatum pemerintah pusat, menuntut
agar Kabinet Djuanda mengundurkan diri dan menyerahkan mandatnya
kepada presiden. Tuntutan tersebut jelas ditolak pemerintah pusat.
1. Dalam waktu 5 x 24 jam kabinet Djuanda menyerahkan mandat kepada
presiden.
2. Presiden menugaskan kepada Moh. Hatta dan Sultan Hamengkubuwono
IX untuk membentuk Kabinet.
3. Meminta presiden kembali kepada kedudukannya sebagai Presiden
Konstitusional.
KRISIS PUNCAK
Krisis pun akhirnya memuncak ketika pada tanggal 15 Februari 1958
Achmad Hussein memproklamasikan berdirinya Pemerintahan Revolusioner
Republik Indonesia (PRRI) di Padang, Sumatera Barat. Seluruh dewan
perjuangan di Sumatera dianggap mengikuti pemerintahan ini. Sebagai
perdana menteri PRRI ditunjuk Mr. Syafruddin Prawiranegara. Bagi
Syafruddin, pembentukan PRRI hanyalah sebuah upaya untuk
menyelamatkan negara Indonesia, dan bukan memisahkan diri. Apalagi PKI
saat itu mulai memiliki pengaruh di pusat. Tokoh-tokoh sipil yang ikut dalam
PRRI sebagian memang berasal dari partai Masyumi yang dikenal anti PKI.
Berita proklamasi PRRI ternyata disambut dengan antusias pula oleh para
tokoh masyarakat Manado, Sulawesi Utara. Kegagalan musyawarah dengan
pemerintah, menjadikan mereka mendukung PRRI, mendeklarasikan
Permesta sekaligus memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat
(kabinet Juanda).
Pemerintah pusat tanpa ragu-ragu langsung bertindak tegas.
Operasi militer dilakukan untuk menindak pemberontak yang diam-
diam ternyata didukung Amerika Serikat. AS berkepentingan dengan
pemberontakan ini karena kekhawatiran mereka terhadap pemerintah
pusat Indonesia yang bisa saja semakin dipengaruhi komunis.
OPERASI PENUMPASAN PRRI
Pertama-tama dilancarkan Operasi Tegas dibawah pimpinan
Letnan Kolonel Kaharuddin Nasution untuk menguasai daerah Riau.
Pertimbangannya adalah untuk mengamankan instalasi-instalasi
minyak asing di daerah tersebut dan untuk mencegah campur tangan
asing dengan dalih menyelamatkan warga negara dan miliknya. Kota
Pekanbaru berhasil dikuasai pada tanggal 12 Mei 1958.
Untuk mengamankan daerah Sumatra Barat dilancarkan
Operasi 17 Agustus di bawah pimpinan Kolonel Ahmad Yani. Pada
tanggal 17 Apri di Padang dapat dikuasai oleh pasukan Angkatan Perang
dan pada tanggal 4 Mei menyusul Kota Bukittinggi.
Sementara itu di daerah Sumatra Utara dilancarkan Operasi
Saptamarga di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Djatikusumo. Untuk daerah
Sumatra Selatan dilancarkan Operasi Sadar di bawah pimpinan Letnan
Kolonel Dr. Ibnu Sutowo. Pimpinan PRRI akhirnya menyerah satu persatu.
Pada tanggal 29 Mei 1961 secara resmi Achmad Husein melaporkan diri
dengan pasukannya, disusul oleh tokoh PRRI yang lain, baik militer maupun
sipil.
Dalam usaha penumpasan pemberontakan ini, patut dicatat mereka
yang berada di daerah-daerah pemberontakan tetap setia kepada
Pemerintah, kepada Saptamarga, dan Sumpah Prajurit, antara lain: Komisaris
Polisi Kaharuddin, Dt Rangkajo Basa dan Mayor Nurmathias di Sumatra
Barat, Letnan Kolonel Djamin Ginting, dan Letnan Kolonel Waham Makmur di
Sumatra Utara, Letnan Kolonel Harun Sohar di Sumatra Selatan.
OPERASI PENUMPASAN PERMESTA
Untuk menumpas Pemberontakan Permesta di Indonesia bagian timur di
lancarkan sebuah operasi gabungan dengan nama Operasi Merdeka di bawah
pimpinan Letnan Kolonel Rukmito Hendradiningrat. Operasi ini terdiri dari
beberapa bagian:
• Operasi Saptamarga I di bawah pimpinan Letnan Kolonel Soemarsono dengan
daerah sasaran Sulawesi Utara bagian Tengah.
• Operasi Saptamarga II di bawah pimpinan Letnan Kolonel Agus Prasmono dengan
sasaran Sulawesi Utara bagian Selatan.
• Operasi Saptamarga III di bawah pimpinan Letnan Kolonel Magenda dengan
daerah sasaran kepulauan Sebelah utara Manado.
• Operasio Saptamarga IV di bawah pimpinan langsung Letnan Kolonel Rukmito
Hendradiningrat dengan daerah sasaran Sulawesi Utara.
• Operasi Mena I di bawah pimpinan Letnan Kolonel Pieters dengan daerah sasaran
Jailolo; dan
• Operasi Mena II di bawah pimpinan Letnan Kolonel KKO Hunholz untuk merebut
lapangan udara Morotai di sebelah utara Halmahera.
Pada 29 Mei 1961, Achmad Husein menyerahkan diri. Pada
pertengahan tahun 1961 tokoh-tokoh Permesta juga menyerahkan diri.
Persoalan Negara Federal dan BFO
Konsep Negara Federal dan “Persekutuan” Negara Bagian (BFO/
Bijeenkomst Federal Overleg) mau tidak mau menimbulkan potensi
perpecahan di kalangan bangsa Indonesia sendiri setelah kemerdekaan.
Persaingan yang timbul terutama adalah antara golongan federalis yang
ingin bentuk negara federal dipertahankan dengan golongan unitaris
yang ingin Indonesia menjadi negara kesatuan.
Dalam konferensi Malino di Sulawesi Selatan pada 24 Juli 1946
misalnya, pertemuan untuk membicarakan tatanan federal yang diikuti
oleh wakil dari berbagai daerah non RI itu, ternyata mendapat reaksi
keras dari para politisi pro RI yang ikut serta. Mr. Tadjudin Noor dari
Makasar bahkan begitu kuatnya mengkritik hasil konferensi.
Perbedaan keinginan agar bendera Merah-Putih dan lagu Indonesia
Raya digunakan atau tidak oleh Negara Indonesia Timur (NIT) juga
menjadi persoalan yang tidak bias diputuskan dalam konferensi.
Kabinet NIT juga secara tidak langsung ada yang jatuh karena
persoalan negara federal ini (1947)
Dalam tubuh BFO juga bukan tidak terjadi pertentangan. Sejak
pembentukannya di Bandung pada bulan Juli 1948, BFO telah terpecah
ke dalam dua kubu. Kelompok pertama menolak kerjasama dengan
Belanda dan lebih memilih RI untuk diajak bekerjasama membentuk
Negara Indonesia Serikat. Kubu ini dipelopori oleh Ide Anak Agung Gde
Agung (NIT) serta R.T. Adil Puradiredja dan R.T. Djumhana (Negara
Pasundan). Kubu kedua dipimpin oleh Sultan Hamid II (Pontianak) dan
dr. T. Mansur (Sumatera Timur). Kelompok ini ingin agar garis kebijakan
bekerjasama dengan Belanda tetap dipertahankan BFO. Ketika Belanda
melancarkan Agresi Militer II-nya, pertentangan antara dua kubu ini kian
sengit. Dalam sidang-sidang BFO selanjutnya kerap terjadi konfrontasi
antara Anak Agung dengan Sultan Hamid II. Dikemudian hari, Sultan
Hamid II ternyata bekerjasama dengan APRA Westerling mempersiapkan
pemberontakan terhadap pemerintah RIS.
Setelah Konferensi Meja Bunda (KMB) tahun 1949, persaingan
antara golongan federalis dan unitaris makin lama makin mengarah
pada konflik terbuka dibidang militer, pembentukan Angkatan Perang
Rpublik Indonesia Serikat (APRIS) telah menimbulkan masalah
Psikologis. Salah satu ketetapan dalam KMB menyebutkan bahwa inti
anggota APRIS diambil dari TNI, sedangkan lainnya diambil dari
personel mantan anggota KNIL. TNI sebagai inti APRIS berkeberatan
berkerjasama dengan bekas musuhnya, yaitu KNIL
Namun selain pergolakan yang mengarah pada perpecahan,
pergolakan bernuansa positif bagi persatuan bangsa juga terjadi. Hal ini
terlihat ketika Negara Negara bagian yang keberadaanya ingin
dipertahankan setelah KMB, harus berhadapan dengan tuntutan rakyat
yang ingin agar Negara bagian tersebut bergabung ke RI.

More Related Content

Similar to PPT Kelompok 1 Sejarah Indonesia.pptx

Post twk pemberontakan-pemberontakan-di-daerah
Post twk pemberontakan-pemberontakan-di-daerahPost twk pemberontakan-pemberontakan-di-daerah
Post twk pemberontakan-pemberontakan-di-daerah
abdul446077
 
Pemberontakan militer dan ideologi setelah kemerdekaan
Pemberontakan militer dan ideologi setelah kemerdekaanPemberontakan militer dan ideologi setelah kemerdekaan
Pemberontakan militer dan ideologi setelah kemerdekaan
Ahadia Rosalina
 
UPAYA BANGSA INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN PERSATUAN DAN KESATUAN
UPAYA BANGSA INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN PERSATUAN DAN KESATUANUPAYA BANGSA INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN PERSATUAN DAN KESATUAN
UPAYA BANGSA INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN PERSATUAN DAN KESATUAN
Ida Suryaningsih
 

Similar to PPT Kelompok 1 Sejarah Indonesia.pptx (20)

PDRI.pptx
PDRI.pptxPDRI.pptx
PDRI.pptx
 
PRRI_SMAN 1 KEJAYAN PASURUAN
PRRI_SMAN 1 KEJAYAN PASURUAN PRRI_SMAN 1 KEJAYAN PASURUAN
PRRI_SMAN 1 KEJAYAN PASURUAN
 
Kelompok 3 sejarah
Kelompok 3 sejarahKelompok 3 sejarah
Kelompok 3 sejarah
 
Post twk pemberontakan-pemberontakan-di-daerah
Post twk pemberontakan-pemberontakan-di-daerahPost twk pemberontakan-pemberontakan-di-daerah
Post twk pemberontakan-pemberontakan-di-daerah
 
APRA dan Permesta - Kelompok III.pdf
APRA dan Permesta - Kelompok III.pdfAPRA dan Permesta - Kelompok III.pdf
APRA dan Permesta - Kelompok III.pdf
 
PPT UPAYA BGS IND MENGATASI ANCAMAN DISINTEGRASI BGS.pptx (1).ppt
PPT UPAYA BGS IND MENGATASI ANCAMAN DISINTEGRASI BGS.pptx (1).pptPPT UPAYA BGS IND MENGATASI ANCAMAN DISINTEGRASI BGS.pptx (1).ppt
PPT UPAYA BGS IND MENGATASI ANCAMAN DISINTEGRASI BGS.pptx (1).ppt
 
Pemberontakan militer dan ideologi setelah kemerdekaan
Pemberontakan militer dan ideologi setelah kemerdekaanPemberontakan militer dan ideologi setelah kemerdekaan
Pemberontakan militer dan ideologi setelah kemerdekaan
 
Indri
Indri Indri
Indri
 
Indri
IndriIndri
Indri
 
#P1S (Aisah,Facilia,Hanief,Lulu) Perjuangan bangsa indonesia mempertahankan i...
#P1S (Aisah,Facilia,Hanief,Lulu) Perjuangan bangsa indonesia mempertahankan i...#P1S (Aisah,Facilia,Hanief,Lulu) Perjuangan bangsa indonesia mempertahankan i...
#P1S (Aisah,Facilia,Hanief,Lulu) Perjuangan bangsa indonesia mempertahankan i...
 
Agresi militer belanda ii
Agresi militer belanda iiAgresi militer belanda ii
Agresi militer belanda ii
 
PRRI
PRRIPRRI
PRRI
 
RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]
RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]
RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]
 
BAB 1.pptx
BAB 1.pptxBAB 1.pptx
BAB 1.pptx
 
BAB 1.pptx
BAB 1.pptxBAB 1.pptx
BAB 1.pptx
 
Sejarah Bab 1
Sejarah Bab 1Sejarah Bab 1
Sejarah Bab 1
 
Pemberontakan Permesta.pptx
Pemberontakan Permesta.pptxPemberontakan Permesta.pptx
Pemberontakan Permesta.pptx
 
ancaman disintegrasi.pdf
ancaman disintegrasi.pdfancaman disintegrasi.pdf
ancaman disintegrasi.pdf
 
UPAYA BANGSA INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN PERSATUAN DAN KESATUAN
UPAYA BANGSA INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN PERSATUAN DAN KESATUANUPAYA BANGSA INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN PERSATUAN DAN KESATUAN
UPAYA BANGSA INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN PERSATUAN DAN KESATUAN
 
Tugas presentasi sejarah kelompok 7
Tugas presentasi sejarah kelompok 7Tugas presentasi sejarah kelompok 7
Tugas presentasi sejarah kelompok 7
 

Recently uploaded

402610954-HIV-AID-DAN-NAPZA-PADA-REMAJA-ppt.ppt
402610954-HIV-AID-DAN-NAPZA-PADA-REMAJA-ppt.ppt402610954-HIV-AID-DAN-NAPZA-PADA-REMAJA-ppt.ppt
402610954-HIV-AID-DAN-NAPZA-PADA-REMAJA-ppt.ppt
MiaZahir
 
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptxPPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
MegaFebryanika
 
BAB 7 konsep ,teknik dan prosedur seni teater
BAB 7 konsep ,teknik dan prosedur seni teaterBAB 7 konsep ,teknik dan prosedur seni teater
BAB 7 konsep ,teknik dan prosedur seni teater
Agustinus791932
 

Recently uploaded (12)

402610954-HIV-AID-DAN-NAPZA-PADA-REMAJA-ppt.ppt
402610954-HIV-AID-DAN-NAPZA-PADA-REMAJA-ppt.ppt402610954-HIV-AID-DAN-NAPZA-PADA-REMAJA-ppt.ppt
402610954-HIV-AID-DAN-NAPZA-PADA-REMAJA-ppt.ppt
 
power point the locatian step by step esy
power point the locatian step by step esypower point the locatian step by step esy
power point the locatian step by step esy
 
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptxPPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
 
BAB 7 konsep ,teknik dan prosedur seni teater
BAB 7 konsep ,teknik dan prosedur seni teaterBAB 7 konsep ,teknik dan prosedur seni teater
BAB 7 konsep ,teknik dan prosedur seni teater
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
 
Popi99 Situs Slot Online Terbaik & Slot Server Thailand Terpercaya 2024
Popi99 Situs Slot Online Terbaik & Slot Server Thailand Terpercaya 2024Popi99 Situs Slot Online Terbaik & Slot Server Thailand Terpercaya 2024
Popi99 Situs Slot Online Terbaik & Slot Server Thailand Terpercaya 2024
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kamboja
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kambojaIDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kamboja
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kamboja
 
Sakai99 Link Slot Gacor Resmi Anti Nawala Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 Link Slot Gacor Resmi Anti Nawala Terpercaya Gampang MaxwinSakai99 Link Slot Gacor Resmi Anti Nawala Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 Link Slot Gacor Resmi Anti Nawala Terpercaya Gampang Maxwin
 
SERTIFIKAT GTK 1.pdf terbaru dari pmm...
SERTIFIKAT GTK 1.pdf terbaru dari pmm...SERTIFIKAT GTK 1.pdf terbaru dari pmm...
SERTIFIKAT GTK 1.pdf terbaru dari pmm...
 
tugas kelompok irsyad aldey.pdf
tugas kelompok irsyad aldey.pdftugas kelompok irsyad aldey.pdf
tugas kelompok irsyad aldey.pdf
 
Wa 082211599998, TERLARIS, tas bahan cordura
Wa 082211599998,  TERLARIS,  tas bahan corduraWa 082211599998,  TERLARIS,  tas bahan cordura
Wa 082211599998, TERLARIS, tas bahan cordura
 
Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024
Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024
Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024
 

PPT Kelompok 1 Sejarah Indonesia.pptx

  • 1. Kelompok 1 Sejarah Indonesia Ahmad Avif Naufal Muhammad Iqbal Paqula
  • 3. Konflik Pergolakan yang Berkaitan dengan Sistem IDEOLOGI KEPENTINGAN PEMERINTAHAN
  • 4. Konflik Pergolakan yang Berkaitan dengan Sistem Pemerintahan Pemberontakan PRRI Dan PERMESTA Persoalan Negara Federal dan BFO
  • 5. Pemberontakan PRRI dan Permesta (1955–1961) Munculnya pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) dan Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta) bermula dari adanya persoalan di dalam tubuh Angkatan Darat, berupa kekeccewaan atas minimnya kesejahteraan tentara di Sumatera dan Sulawesi. Hal ini mendorong beberapa tokoh militer untuk menentang Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Persoalan kemudian ternyata malah meluas pada tuntutan otonomi daerah. Ada ketidak adilan yang dirasakan beberapa tokoh militer dalam alokasi pembangunan
  • 6. TOKOH – TOKOH Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan dewan dewan daerah sebagai alat perjuangan tuntutan pada Desember 1956 dan Februari 1957, seperti : • Dewan Banteng di Sumatra Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein • Dewan Gajah di Sumatra Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolon. • Dewan Garuda di Sumatra Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian. • Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual.
  • 7. Dewan-dewan ini bahkan kemudian mengambil alih kekuasaan pemerintah daerah di wilayahnya masing-masing. Beberapa tokoh sipil dari pusatpun mendukung mereka bahkan bergabung ke dalamnya, seperti Syafruddin Prawiranegara, Burhanuddin Harahap dan Mohammad Natsir. KSAD Abdul Haris Nasution dan PM Juanda sebenarnya berusaha mengatasi krisis ini dengan jalan musyawarah, namun gagal.
  • 8. ULTIMATUM Ahmad Husein lalu mengultimatum pemerintah pusat, menuntut agar Kabinet Djuanda mengundurkan diri dan menyerahkan mandatnya kepada presiden. Tuntutan tersebut jelas ditolak pemerintah pusat. 1. Dalam waktu 5 x 24 jam kabinet Djuanda menyerahkan mandat kepada presiden. 2. Presiden menugaskan kepada Moh. Hatta dan Sultan Hamengkubuwono IX untuk membentuk Kabinet. 3. Meminta presiden kembali kepada kedudukannya sebagai Presiden Konstitusional.
  • 9. KRISIS PUNCAK Krisis pun akhirnya memuncak ketika pada tanggal 15 Februari 1958 Achmad Hussein memproklamasikan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Padang, Sumatera Barat. Seluruh dewan perjuangan di Sumatera dianggap mengikuti pemerintahan ini. Sebagai perdana menteri PRRI ditunjuk Mr. Syafruddin Prawiranegara. Bagi Syafruddin, pembentukan PRRI hanyalah sebuah upaya untuk menyelamatkan negara Indonesia, dan bukan memisahkan diri. Apalagi PKI saat itu mulai memiliki pengaruh di pusat. Tokoh-tokoh sipil yang ikut dalam PRRI sebagian memang berasal dari partai Masyumi yang dikenal anti PKI. Berita proklamasi PRRI ternyata disambut dengan antusias pula oleh para tokoh masyarakat Manado, Sulawesi Utara. Kegagalan musyawarah dengan pemerintah, menjadikan mereka mendukung PRRI, mendeklarasikan Permesta sekaligus memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat (kabinet Juanda).
  • 10.
  • 11. Pemerintah pusat tanpa ragu-ragu langsung bertindak tegas. Operasi militer dilakukan untuk menindak pemberontak yang diam- diam ternyata didukung Amerika Serikat. AS berkepentingan dengan pemberontakan ini karena kekhawatiran mereka terhadap pemerintah pusat Indonesia yang bisa saja semakin dipengaruhi komunis.
  • 12. OPERASI PENUMPASAN PRRI Pertama-tama dilancarkan Operasi Tegas dibawah pimpinan Letnan Kolonel Kaharuddin Nasution untuk menguasai daerah Riau. Pertimbangannya adalah untuk mengamankan instalasi-instalasi minyak asing di daerah tersebut dan untuk mencegah campur tangan asing dengan dalih menyelamatkan warga negara dan miliknya. Kota Pekanbaru berhasil dikuasai pada tanggal 12 Mei 1958. Untuk mengamankan daerah Sumatra Barat dilancarkan Operasi 17 Agustus di bawah pimpinan Kolonel Ahmad Yani. Pada tanggal 17 Apri di Padang dapat dikuasai oleh pasukan Angkatan Perang dan pada tanggal 4 Mei menyusul Kota Bukittinggi.
  • 13. Sementara itu di daerah Sumatra Utara dilancarkan Operasi Saptamarga di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Djatikusumo. Untuk daerah Sumatra Selatan dilancarkan Operasi Sadar di bawah pimpinan Letnan Kolonel Dr. Ibnu Sutowo. Pimpinan PRRI akhirnya menyerah satu persatu. Pada tanggal 29 Mei 1961 secara resmi Achmad Husein melaporkan diri dengan pasukannya, disusul oleh tokoh PRRI yang lain, baik militer maupun sipil. Dalam usaha penumpasan pemberontakan ini, patut dicatat mereka yang berada di daerah-daerah pemberontakan tetap setia kepada Pemerintah, kepada Saptamarga, dan Sumpah Prajurit, antara lain: Komisaris Polisi Kaharuddin, Dt Rangkajo Basa dan Mayor Nurmathias di Sumatra Barat, Letnan Kolonel Djamin Ginting, dan Letnan Kolonel Waham Makmur di Sumatra Utara, Letnan Kolonel Harun Sohar di Sumatra Selatan.
  • 14. OPERASI PENUMPASAN PERMESTA Untuk menumpas Pemberontakan Permesta di Indonesia bagian timur di lancarkan sebuah operasi gabungan dengan nama Operasi Merdeka di bawah pimpinan Letnan Kolonel Rukmito Hendradiningrat. Operasi ini terdiri dari beberapa bagian: • Operasi Saptamarga I di bawah pimpinan Letnan Kolonel Soemarsono dengan daerah sasaran Sulawesi Utara bagian Tengah. • Operasi Saptamarga II di bawah pimpinan Letnan Kolonel Agus Prasmono dengan sasaran Sulawesi Utara bagian Selatan. • Operasi Saptamarga III di bawah pimpinan Letnan Kolonel Magenda dengan daerah sasaran kepulauan Sebelah utara Manado. • Operasio Saptamarga IV di bawah pimpinan langsung Letnan Kolonel Rukmito Hendradiningrat dengan daerah sasaran Sulawesi Utara. • Operasi Mena I di bawah pimpinan Letnan Kolonel Pieters dengan daerah sasaran Jailolo; dan • Operasi Mena II di bawah pimpinan Letnan Kolonel KKO Hunholz untuk merebut lapangan udara Morotai di sebelah utara Halmahera.
  • 15. Pada 29 Mei 1961, Achmad Husein menyerahkan diri. Pada pertengahan tahun 1961 tokoh-tokoh Permesta juga menyerahkan diri.
  • 16. Persoalan Negara Federal dan BFO Konsep Negara Federal dan “Persekutuan” Negara Bagian (BFO/ Bijeenkomst Federal Overleg) mau tidak mau menimbulkan potensi perpecahan di kalangan bangsa Indonesia sendiri setelah kemerdekaan. Persaingan yang timbul terutama adalah antara golongan federalis yang ingin bentuk negara federal dipertahankan dengan golongan unitaris yang ingin Indonesia menjadi negara kesatuan.
  • 17. Dalam konferensi Malino di Sulawesi Selatan pada 24 Juli 1946 misalnya, pertemuan untuk membicarakan tatanan federal yang diikuti oleh wakil dari berbagai daerah non RI itu, ternyata mendapat reaksi keras dari para politisi pro RI yang ikut serta. Mr. Tadjudin Noor dari Makasar bahkan begitu kuatnya mengkritik hasil konferensi. Perbedaan keinginan agar bendera Merah-Putih dan lagu Indonesia Raya digunakan atau tidak oleh Negara Indonesia Timur (NIT) juga menjadi persoalan yang tidak bias diputuskan dalam konferensi. Kabinet NIT juga secara tidak langsung ada yang jatuh karena persoalan negara federal ini (1947)
  • 18. Dalam tubuh BFO juga bukan tidak terjadi pertentangan. Sejak pembentukannya di Bandung pada bulan Juli 1948, BFO telah terpecah ke dalam dua kubu. Kelompok pertama menolak kerjasama dengan Belanda dan lebih memilih RI untuk diajak bekerjasama membentuk Negara Indonesia Serikat. Kubu ini dipelopori oleh Ide Anak Agung Gde Agung (NIT) serta R.T. Adil Puradiredja dan R.T. Djumhana (Negara Pasundan). Kubu kedua dipimpin oleh Sultan Hamid II (Pontianak) dan dr. T. Mansur (Sumatera Timur). Kelompok ini ingin agar garis kebijakan bekerjasama dengan Belanda tetap dipertahankan BFO. Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer II-nya, pertentangan antara dua kubu ini kian sengit. Dalam sidang-sidang BFO selanjutnya kerap terjadi konfrontasi antara Anak Agung dengan Sultan Hamid II. Dikemudian hari, Sultan Hamid II ternyata bekerjasama dengan APRA Westerling mempersiapkan pemberontakan terhadap pemerintah RIS.
  • 19. Setelah Konferensi Meja Bunda (KMB) tahun 1949, persaingan antara golongan federalis dan unitaris makin lama makin mengarah pada konflik terbuka dibidang militer, pembentukan Angkatan Perang Rpublik Indonesia Serikat (APRIS) telah menimbulkan masalah Psikologis. Salah satu ketetapan dalam KMB menyebutkan bahwa inti anggota APRIS diambil dari TNI, sedangkan lainnya diambil dari personel mantan anggota KNIL. TNI sebagai inti APRIS berkeberatan berkerjasama dengan bekas musuhnya, yaitu KNIL
  • 20. Namun selain pergolakan yang mengarah pada perpecahan, pergolakan bernuansa positif bagi persatuan bangsa juga terjadi. Hal ini terlihat ketika Negara Negara bagian yang keberadaanya ingin dipertahankan setelah KMB, harus berhadapan dengan tuntutan rakyat yang ingin agar Negara bagian tersebut bergabung ke RI.