1. ُْضعَب َّصَخَف ٍْضعَب ىَلَع ُهَضْعَب َلَّضَفَو هانَمّالز َقَلَخ ْيهذَّلا ه هلِل ُدْمَحال
.ُاتَنَسَحوال ُْرجَألا اَهْيهف ُمَّظَعُي هلهئاَضَفَو اَيا َزَمهب يهلاَيلَلا َو هَّاميَألا َو هرُْوهُّشال
ُهَل َْكي هَرش َال ُهَدْحَو ُهللا َّالهإ َهَلهإ َال ْنَأ ُدَهْشَأُهُدْبَع اًدَّمَحُم َنادهّيَس َّنَأ ُدَهْشَأ َو
هدَاشَّالر ىَلهإ هههلْعهفَو هههلْوَقهب ىهعاَّدال ُهُلُْوسَرَو.َكهدْبَع ىَلع ْمهّلَسَو هّلَص َّمُهّلال
اَّمأ .هدَالهبال هاءَحْنَأ في هامَنَألا هةَادُه هههباَحْصوأ ههلآ ىَلَعَو ٍدّمَحُم َكهلُْوسَرَو
اَيف ،ُدْعبهتَاعاَّطال هلْعهفهب ىَلاَعَت َهللا واُقَّتا ُاسَّنال اَهُّيَأ
هْمي هَركْلا هههباَتهك يهف َالىَعَت ُهللا َلاَق ْدَقَف:ََرشَع اَنْاث ه َّالِل َدْنهع هُورهُّشال َةَّدهع َّنهإ
َعَبْرَأ اَهْنهم َضْرَ ْاأل َو هتا َاوَمَّسال َقَلَخ َمْوَي ه َّالِل هباَتهك يهف ا ًْرهَشٌمُُرح ٌة
Jamaah shalat Jumat hadâkumullah,
Tanpa terasa, sepekan sudah kita melewati bulan
Rajab di tahun ini. Beraneka kejadian dan peristiwa
terus berlalu silih berganti, mengisi tiap detik, menit,
jam, hari dan minggu-minggu kita. Berbagai kondisi
kita lalui dari tahun ke tahun. Ada kebahagiaan yang
kita rayakan dan ada kesedihan<> yang kita rasakan,
namun kita harus tetap hidup tanpa penyesalan. Kita
mesti senantiasa optimis, meski berbagai rintangan
senantiasa menghimpit dan menguras keimanan.
Bulan Rajab adalah bulan istimewa. Dalam kitab
I‘anatut Thalibin dijelaskan bahwa “Rajab"
merupakan derivasi dari kata “tarjib” yang berarti
mengagungkan atau memuliakan. Masyarakat Arab
zaman dahulu memuliakan Rajab melebihi bulan
lainnya. Rajab biasa juga disebut “Al-Ashabb”
(األصب) yang berarti “yang mengucur” atau menetes”.
Dijuluki demikian karena derasnya tetesan kebaikan
pada bulan ini.
Bulan Rajab bisa juga dikenal dengan sebutan “Al-
Ashamm” (األصم) atau “yang tuli”, karena tidak
terdengar gemerincing senjata pasukan perang pada
bulan ini. Julukan lain untuk bulan Rajab adalah
“Rajam” (رجم) yang berarti melempar. Dinamakan
demikian karena musuh dan setan-setan pada bulan
ini dikutuk dan dilempari sehingga mereka tidak jadi
menyakiti para wali dan orang-orang saleh.
Allah memasukkan bulan Rajab sebagai salah satu
bulan haram alias bulan yang dimuliakan.
َقَلَخ َم ْوَي ِ َّاَّلل ِباَتِك يِف اًرْهَش ََرشَع َانْثا ِ َّاَّلل َدْنِع ِورُهُّشال َةَّدِع َّنِإ
ٌمُرُح ٌةَعَبْرَأ اَهْنِم َض ْرَ ْاأل َو ِتا َاوَمَّسال
"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah
dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan
Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi,
diantaranya ada empat bulan haram. (QS. At-
Taubah:36)
Bulan haram adalah empat bulan mulia di luar
Ramadlan, yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram,
dan Rajab. Disebut “bulan haram” (الحرم )األشهر
karena pada bulan-bulan tersebut umat Islam dilarang
mengadakan peperangan.
Memang beberapa hadits dla’if, bahkan palsu, yang
menjelaskan secara eksplisit tentang gambaran
pahala amalan-amalan tertentu pada bulan Rajab.
Namun demikian, bukan berarti tidak ada keutamaan
menjalankan ibadah, misalnya puasa, dalam bulan
Rajab. Justru puasa menjadi istimewa karena
dilakukan pada bulan istimewa. Hanya saja, seberapa
besar pahala yang akan didapat, Allahu a’lam. Hanya
Allah yang tahu. Tugas hamba hanyalah menghamba
kepada Allah dan seyogianya tak terikat dengan
pamrih apa saja.
Dalam hadits riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan
Ahmad dikatakan:
ِمُرُحْلا َنِم ْمُص
“Berpuasalah pada bulan-bulan haram.”
Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumid-Din
menyatakan bahwa kesunnahan berpuasa menjadi
kian bernilai bila dilakukan pada hari-hari utama (al-
ayyam al-fadhilah). Hari- hari utama ini dapat
2. ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan, dan tiap
minggu. Terkait siklus bulanan ini Al-Ghazali
menyatakan bahwa Rajab adalah bulan yang masuk
dalam kategori al-asyhur al-fadhilah di samping
Dzulhijjah, Muharram dan Sya’ban. Rajab juga
terkategori al-asyhur al-hurum di samping
Dzulqa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram.
Hadirin Sidang Jum'at yang Berbahagia
Marilah kita belajar kepada Sejarah. Sungguh di
bulan Rajab ini terdapat sebuah i’tibar (cerminan)
yang sangat nyata untuk kita teladani bersama. Bila
mau bercermin kepada sejarah, maka senyatanya
umat Islam akan mendapatkan pelajaran yang sangat
berharga di bulan Rajab. Pelajaran tentang ketabahan
dan keyakinan kepada balasan Allah Yang Maha
Bijaksana.
Pada tahun kedelapan dari kenabian, Rasulullah
SAW mendapatkan beberapa cobaan yang teramat
berat baginya dan bagi para pengikutnya. Ujian itu
adalah embargo kaum kafir Quraisy dan sekutunya
terhadap umat Islam. Aksi embargo ini masih
dijalankan meskipun waktu telah memasuki bulan
Haram. Artinya Nabi beserta para sahabatnya tetap
merasakan penganiayaan dan kedhaliman dari
mereka yang biasanya menghentikan segala aktivitas
permusuhan terhadap lawan-lawannya.
Setelah delapan tahun mendakwahkan agama Allah
kepda kaumnya dengan didampingi dan dilindungi
oleh dua orang kuat suku Qurays, yakni pamannya
dan istrinya, maka pada tahun ini Rasulullah harus
rela ketika keduanya dipanggil menghadap Sang
Rabb. Dengan demikian, pada waktu itu Nabi tiada
lagi memiliki pembela yang cukup kuat di hadapan
kaumnya sendiri yang memusuhi kebenaran.
Sehingga Rasulullah kemudian mengijinkan kepada
para pengikutnya untuk berhijrah ke Thaif. Namun
rupanya Bani Tsaqif yang menguasai tanah Thaif
tidaklah memberikan sambutan hangat kepada para
sahabatnya. Mereka yang datang meminta
pertolongan justru diusir dan dihinakan sedemikian
rupa. Mereka dilempari batu hingga harus kembali
dengan kondisi berdarah-darah.
Keseluruh cobaan berat ini dialami Rasulullah dan
para sahabatnya pada tahun yang sama, yakni tahun
kedelapan semenjak Rasulullah memproklamirkan
dirinya sebagai Nabi akhir zaman.
Atas cobaan yang taramat berat dan bertubi-tubi ini,
maka Allah SWT kemudian memberikan ”sekadar
hiburan” kepada Muhamad SAW yang sedang
berkabung dengan segala keadaan dan perasaannya.
Rasulullah menerima ”sepaket perjalanan rekreasi”
untuk menyegarkan kembali ghirroh (Semangat)
perjuangannya dalam menegakkan misi Tauhid di
Bumi.
”Paket perjalanan” yang kemudian disebut sebagai
Isra’ Mi’roj ini sejatinya adalah sebuah pesan kepada
seluruh umat Muhammad bahwa, segala macam
cobaan yang seberat apa pun haruslah kita lihat
sebagai sebuah permulaan dari akan
dianugerahkannya sebuah kemuliaan kepada kita.
Sidang Jum'at yang dimuliakan Allah
Hal lain yang dapat kita petik pelajaran dari bulan
Rajab selanjutnya adalah perjalanan Rasulullah
Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju
Masjidil Aqsha yang tercover dalam firman Allah
SWT :
اَصْقَألْا ِد ِجْسَمْلا ىَلِا ِامَرَحْلا ِد ِجْسَمْلا َنِم ًالْيَل ِهِدْبَعِب ىَرْسَأ ىِذَّلا َْحانبس
ُعْيِمَّسال َوُه,ُهَّنِإ َانِتَيآ ْنِم ُهَي ِرُنِل ُهَل ْوَح َانْكَرَاب ىِذَّلاْري ِصَبْلا
ُُ
”Maha Suci Allah yang telah memperjalankan
hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram
ke Masjidil Aqsa, yang telah kami berkahi
sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Pendengar lagi
3. Maha Melihat” (QS. Al Isra’:1)
Adalah sebuah pesan persaudaraan dan persahabatan
di antara para hamba Allah. Bahwa umat Islam
sebagai umat terbaik semestinya senantiasa
menunjukkan sikap kedewasaan dan kematangan
dalam berinteraksi dengan umat-umat lain.
Meski Nabi Muhammad SAW dapat saja langsung
menuju langit dari Makkah, namun Allah tetap
membawanya menuju Masjidil Aqsha, pusat
peribadahan nabi-nabi sebelumnya. Ini dapat berarti
bahwa umat Islam tidak memiliki larangan untuk
berbuat baik terhadap sesama manusia, sekalipun
kepada golongan di luar Islam. Hal ini dikarenakan,
Islam menghargai peraturan-peraturan sebelum
Islam, seperti halnya khitan yang telah disyariatkan
sejak zaman Nabi Ibrahim AS.
Dalam skala intern umat Islam, kita semestinya
senantiasa menjaga ikatan persaudaraan dan
silaturrahim demi memperkuat ketaqwaan, keimanan
dan persaudaraan sesama Muslim. Dengan demikian
maka, Bulan Rajab adalah bulan mulia yang harus
kita sambut dengan menambahkan keyaqwaan dan
keikhlasan.
Kita harus rajin-rajin melaksanakan sholat lima
waktu yang merupakan oleh-oleh dari Isro’ Mi’roj
Rasulullah SAW di bulan Rajab tahun kedelapan dari
kenabian. Kita harus tegar menghadapi hidup
meskipun hidup penuh dengan cobaan dan rintangan.
Umat Islam harus senantiasa optiomis dan yakin pada
janji Allah, akan kebahagiaan dunia dan akhirat bagi
siapa pun hamba-Nya yang senantiasa meningkatkan
ketaqwaan, karena demikianlah pesan bulan Rajab.
َن َو .ِْميِظَعْلا ِآنْرُقْلا يِف ْمُكَل َو يِل ُهللا َكَارَبفي بما ْمُكاِِيا َو يِنَعَفِتاَياآل َنِم ه
ْلا ُعْيِمَّساال َوُه ُه ُِ َِّنا ُهَت َالوِت ْمُكْنِم َو يِنِم هللا َلِبَقَت َو .ِْميِكَحْلا ِرْكِالذ َو.ُمْيِلَع
ِلْسُمْلا ِرِئاَسِل َو ْمُكَل َو ْي َُِل َمْيِظَعْلا َهللا واُرِفْغَتْسأ َو َذاه يِل ْوَق ُل ْوُقأَْنيِم
ْلا َوَّالر ُر ْوُفَغْلا َوُه ُهَّنإ ُه ْوُرِفْغَتْساَف ِتَانِمْؤُمْلا َو َْنيِنِمْؤُمْلا َو ِتاَمِلْسُمْمي ِح
Khutbah II
ُدَهْشَا َو .ِهِنَانِتْمِا َو ِهِقْيِف ْوَت َلىَع ُهَل ُرْكُّشال َو ِهِناَسْحِا َلىَع ِهلل ُدْمَحْلَاَهَلِا َا ْنَا
ُهَدْح َو ُهللا َو ُهللا َّاِاُل ْوُس َر َو ُهُدْبَع ًادَّمَحُم َانَدِيَس َّنَا ُدَهْشَا َو ُهَل َْكي َِرش َاُه
اَحْصَا َو ِهِلَا ىَلَعِو ٍدَّمَحُم َانِدِيَس ىَلَع ِلَص َّمُهالل .ِهِنا َوْض ِر َِلىا ىِعَّادالِهِب
اًْريثِك اًمْيِلْسَت ْمِلَس َو
ُقَّتِا ُاسَّنال اَهُّيَا َايَف ُدْعَب اَّمَاُمَلْعا َو ىَهَن اَّمَع ا ْوُهَتْنا َو َرَمَا اَمْيِف َهللاوهللا َّنَا ا ْو
عَت َلاَق َو ِهِسْدُقِب ِهِتَكِئ آلَمِب َىنـَث َو ِهِسْفَنِب ِهْيِف َأَدَب ٍرْمَاِب ْمُكَرَمَاَهللا َِّنا ىَلَا
ُنَمآ َْنيِذَّلا اَهُّيَا يآ ىِبَّنال َلىَع َن ْوُّلَصُي ُهَتَكِئ آلَم َوَو ِهْيَلَع ا ْوُّلَص ا ْوا ْوُمِلَس
َلَع َو ْمِلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ٍدَّمَحُم َانِدِيَس ىَلَع ِلَص َّمُهالل .اًمْيِلْسَتِلآ ى
ال َض ْار َو َْنيِبَّرَقُملْا ِةَكِئآلَم َو َكِلُس ُر َو َكِئيآِبْنَا ىَلَع َو ٍدَّمَحُم َانِدِيَسِنَع َّمُهل
َّالر ِاءَفَلُخلْاَحَّصال ِةَّيِقَب ْنَع َو ىِلَع َو انَمْثُع َروَمُع َو ٍرْكَب ىِبَا َْنيِدِشاِةَبا
َض ْار َو ِْنيِالد ِم ْوَيىَلِا ٍانَسْحِاِب ْمُهَل َْنيِعِباَّتال يِعِباَت َو َْنيِعِباَّتال َوْمُهَعَم اَّنَع
َْنيِم ِاحَّالر َمَحْرَا اَي َكِتَمْحَرِب
ْؤُمْلِل ْرِفْغا َّمُهللَاِم ُءيآْحَاَا ِتاَمِلْسُملْا َو َْنيِمِلْسُملْا َو ِتَانِمْؤُملْا َو َْنيِنِمْمُهْن
َْنيِك ِرْشُملْا َو َكْرِالش َّلِذَأ َو َْنيِمِلْسُملْا َو َمَالْس ِاْا َّزِعَا َّمُهالل ِتا َوْمَاْا َو
ا َو َْنيِالد َرَصَن ْنَم ْرُصْنا َو َةَّيِد ِح َوُملْا َكَداَبِع ْرُصْنا َوَلَذَخ ْنَم ْلُذْخ
َفْدا َّمُهالل .ِْنيِالد َم ْوَي ىَلِا َكِتاَمِلَك ِلْعا َو ِْنيِالدَءاَدْعَا ْرِمَد َو َْنيِمِلْسُملْااَّنَع ْع
َهْنِم َرَهَظ اَم َنَحِلمْا َو ِةَنْتِفلْا َء ْوُس َو َنَحِلمْا َو َل ِزَاَّالز َو َءاَب َلوْا َو َءَالَبلْاا
َب ْنَع َنَطَب اَم َوع َْنيِمِلْسُملْا ِانَدْلُبلْا ِرِئاَس َو ًةَّصخآ َّايِسْيِنُودْنِا َانِدَلاَي ًةَّمآ
ِق َو ًةَنَسَح ِة َر ِآلخْا ىِف َو ًةَنَسَح اَيْنُّدال ىِف َانِتآ َانَّبَر .َْنيِمَلاَعلْا َّبَرَابَذَع َان
َانَل ْرِفْغَت ْمَل ِْنا ََاونَسُفْنَا َانْمَلَظ َانَّبَر . ِارَّنالَنِم ََّنن ْوُكَنَل َانْمَحْرَت َو.َْني ِرِسَاخلْا
َي َو َبىْرُقلْا ىِذ ِْتآءيِإ َو ِانَسْحِاْا َو ِلْدَعلْاِب َانُرُمْأَي َهللا َِّنا ! ِهللاَداَبِعِنَع ىَهْن
لْا َهللاوُرُكْذا َو َن ْوُرَّكَذَت ْمُكَّلَعَل ْمُكُظِعَي يْغَبلْا َو ِرَكْنُملْا َو ِشآءْحَفلْاْيِظَعَم
ْرَبْكَا ِهللا ُرْكِذَل َو ْمُكْد ِزَي ِهِمَعِن َلىَع ُه ْوُرُكْشا َو ْمُكْرُكْذَي