2. Perkembangan Kurikulum di Indonesia
1947
Rencana Pelajaran →
Dirinci dalam Rencana
Pelajaran Terurai
1964
Rencana Pendidikan
Sekolah Dasar
1968
Kurikulum Sekolah
Dasar
1973
Kurikulum Proyek
Perintis Sekolah
Pembangunan
(PPSP)
1975
Kurikulum
Sekolah Dasar
1984
Kurikulum 1984
1994
Kurikulum 1994
1997
Revisi Kurikulum 1994
2004
Rintisan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi (KBK)
2006
Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan
(KTSP)
1945 1965 2015
1955 1975 2005
1985 1995
2013
‘Kurikulum 2013’
2
Materi pengetahuan Produk
3. STRUKTUR KURIKULUM SMP/MTs 2013
No Komponen VII VIII IX
1 Pend. Agama 2 2 2
2 Pend. Kewarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5 IPA 4 4 4
6 IPS 4 4 4
7 Bahasa Inggris 4 4 4
8 Seni Budaya 2 2 2
9 Pend. Jasmani, OR & Kesehatan 2 2 2
10 Keterampilan / TIK 2 2 2
11 Muatan Lokal 2 2 2
12 Pengembangan Diri 2* 2* 2*
Jumlah 32 32 32
No Komponen VII VIII IX
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2
Pendidikan Pancasila &
Kewarganegaraan
3 3 3
3 Bahasa Indonesia 6 6 6
4 Matematika 5 5 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7 Bahasa Inggris 4 4 4
8 Seni Budaya (termasuk mulok) 3 3 3
9
Pend. Jasmani, OR & Kesehatan
(termasuk mulok)
3 3 3
10 Prakarya (termasuk mulok) 2 2 2
Jumlah 38 38 38
Struktur Kurikulum 2013
Struktur Kurikulum 2006
3
4. Rantai Pasok Kurikulum
Rumusan Kurikulum
Kerangka Kurikulum (Struktur, KI, KD)
Kurikulum Yang Harus Diajarkan (Buku)
Kurikulum Yang Disampaikan (Guru)
Kurikulum Yang Diserap (Siswa)
Rincian Kurikulum (Silabus)
Peran
Guru
Peran
Pemerintah
KTSP
2006
Peran
Guru
Peran
Pemerintah
Kurikulum
2013
Peran
Guru
Peran
Pemerintah
KBK
2004
Penyimpangan
Penyimpangan
Penyimpangan
Penyimpangan
Penyimpangan
Catatan: Penyimpangan dapat bernilai positif atau negatif tergantung pelakunya 4
6. 6
Elemen Perubahan
Elemen
Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Kompetensi
Lulusan
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard
skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan
Kedudukan
mata
pelajaran
(ISI)
Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran
berubah menjadi matapelajaran dikembangkan dari
kompetensi.
Pendekatan
(ISI)
Kompetensi dikembangkan melalui:
Tematik
Integratif
dalam semua
mata pelajaran
Mata
pelajaran
Mata pelajaran Vokasinal
7. 7
Elemen
Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Struktur
Kurikulum
(Mata
pelajaran dan
alokasi waktu)
(ISI)
• Holistik berbasis
sains (alam,
sosial, dan
budaya)
• Jumlah
matapelajaran
dari 10 menjadi 6
• Jumlah jam
bertambah 4
JP/minggu akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran
• TIK menjadi media
semua
matapelajaran
• Pengembangan diri
terintegrasi pada
setiap
matapelajaran dan
ekstrakurikuler
• Jumlah
matapelajaran dari
12 menjadi 10
• Jumlah jam
bertambah 6
JP/minggu akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran
• Perubahan
sistem: ada
matapelajaran
wajib dan ada
matapelajaran
pilihan
• Terjadi
pengurangan
matapelajaran
yang harus
diikuti siswa
• Jumlah jam
bertambah 1
JP/minggu
akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran
• Penambahan jenis
keahlian
berdasarkan
spektrum
kebutuhan (6
program keahlian,
40 bidang
keahlian, 121
kompetensi
keahlian)
• Pengurangan
adaptif dan
normatif,
penambahan
produktif
• produktif
disesuaikan
dengan trend
perkembangan di
Industri
Elemen Perubahan
8. 8
Elemen Perubahan
Elemen
Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Proses
pembelajar-
an
• Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah,
Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
• Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan
sekolah dan masyarakat
• Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
• Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
• Tematik dan
terpadu
• IPA dan IPS
masing-
masing
diajarkan
secara
terpadu
• Adanya mata
pelajaran
wajib dan
pilihan sesuai
dengan bakat
dan minatnya
• Kompetensi
keterampilan yang
sesuai dengan
standar industri
9. 9
Elemen
Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Penilaian hasil
belajar
• Penilaian berbasis kompetensi
• Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil]
• Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar
didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
• Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
• Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama
penilaian
Ekstrakurikuler • Pramuka (wajib)
• UKS
• PMR
• Bahasa Inggris
• Pramuka
(wajib)
• OSIS
• UKS
• PMR
• Dll
• Pramuka
(wajib)
• OSIS
• UKS
• PMR
• Dll
• Pramuka (wajib)
• OSIS
• UKS
• PMR
• Dll
Elemen Perubahan
10. KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket
Mata pelajaran tertentu
mendukung kompetensi
tertentu
Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi
[sikap, keterampilan, pengetahuan]
Semua
Jenjang
Mata pelajaran dirancang
berdiri sendiri dan
memiliki kompetensi dasar
sendiri
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang
lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh
kompetensi inti tiap kelas
Semua
Jenjang
Bahasa Indonesia sejajar
dengan mapel lain
Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain
[sikap dan keterampilan berbahasa}
SD
Tiap mata pelajaran
diajarkan dengan
pendekatan berbeda
Semua mata pelajaran diajarkan dengan
pendekatan yang sama [saintifik] melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar,....
Semua
Jenjang
Tiap jenis konten
pembelajaran diajarkan
terpisah [separated
curriculum]
Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan
terkait dan terpadu satu sama lain [cross
curriculum atau integrated curriculum]
SD
Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan
dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya
SD
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
10
11. KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket
Tematik untuk kelas I –
III [belum integratif]
Tematik Integratif untuk Kelas I – VI SD
TIK adalah mata
pelajaran sendiri
TIK merupakan sarana pembelajaran,
dipergunakan sebagai media pembelajaran mata
pelajaran lain
SMP
Bahasa Indonesia
sebagai
pengetahuan
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi
dan carrier of knowledge
SMP/
SMA/SMK
Untuk SMA, ada
penjurusan sejak kelas
XI
Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata
pelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan
pendalaman minat
SMA/SMK
SMA dan SMK tanpa
kesamaan kompetensi
SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib
yang sama terkait dasar-dasar pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
SMA/SMK
Penjurusan di SMK
sangat detil [sampai
keahlian]
Penjurusan di SMK tidak terlalu detil [sampai
bidang studi], didalamnya terdapat
pengelompokkan peminatan dan pendalaman
SMA/SMK
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
11
12. 12
*Perubahan untuk Semua Mata Pelajaran
No Kurikulum Lama Kurikulum Baru
1
Materi disusun untuk
memberikan
pengetahuan kepada
siswa
Materi disusun seimbang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
2
Pendekatan
pembelajaran adalah
siswa diberitahu
tentang materi yang
harus dihafal [siswa
diberi tahu].
Pendekatan pembelajaran berdasarkan
pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data,
penalaran, dan penyajian hasilnya melalui
pemanfaatan berbagai sumber-sumber
belajar [siswa mencari tahu]
3
Penilaian pada
pengetahuan melalui
ulangan dan ujian
Penilaian otentik pada aspek kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
berdasarkan portofolio.
13. 13
* Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Sosial
No Kurikulum Lama Kurikulum Baru
1
Materi disajikan terpisah
menjadi Geografi,
Sejarah, Ekonomi,
Sosiologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam
kelompok Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi.
2
Tidak ada platform,
semua kajian berdiri
sejajar
Menggunakan Geografi sebagai platform kajian
dengan pertimbangan semua kejadian dan kegiatan
terikat dengan lokasi. Tujuannya adalah menekankan
pentingnya konektivitas ruang dalam memperkokoh
NKRI. Kajian sejarah, sosiologi, budaya, dan
ekonomi disajikan untuk mendukung terbentuknya
konektivitas yang lebih kokoh.
3
Diajarkan oleh guru
berbeda (team teaching)
dengan sertifikasi
berdasarkan mata kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan
wawasan terpadu antar mata kajian tersebut
sehingga siswa dapat memahami pentingnya
keterpaduan antar mata kajian tersebut sebelum
mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam
pada jenjang selanjutnya
14. 14
*Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Alam
No Kurikulum Lama Kurikulum Baru
1 Materi disajikan terpisah
antara Fisika, Kimia, dan
Biologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok
Fisika, Kimia, Biologi
2 Tidak ada platform, semua
kajian berdiri sejajar
Menggunakan Biologi sebagai platform kajian dengan
pertimbangan semua kejadian dan fenomena alam terkait
dengan benda beserta interaksi diantara benda-benda
tersebut. Tujuannya adalah menekankan pentingnya
interaksi biologi, fisika, kimia dan kombinasinya dalam
membentuk ikatan yang stabil.
3 Materi ilmu bumi dan anta-
riksa masih belum memadai
[sebagian dibahas di IPS]
Diperkaya dengan materi ilmu bumi dan antariksa sesuai
dengan standar internasional
4 Materi kurang mendalam dan
cenderung hafalan
Materi diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berfikir
kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional
5 Diajarkan oleh guru berbeda
(team teaching) dengan
sertifikasi berdasarkan mata
kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan
terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat
memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian
tersebut sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih
mendalam pada jenjang selanjutnya
15. 15
*Perubahan pada Matematika
No Kurikulum Lama Kurikulum Baru
1
Langsung masuk ke materi
abstrak
Mulai dari pengamatan permasalahan konkret,
kemudian ke semi konkret, dan akhirnya abstraksi
permasalahan
2
Banyak rumus yang harus
dihafal untuk menyelesaikan
permasalahan (hanya bisa
menggunakan)
Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang
diajukan harus dapat dikerjakan siswa hanya dengan
rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa
mnggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya)
3
Permasalahan matematika
selalu diasosiasikan dengan
[direduksi menjadi] angka
Perimbangan antara matematika dengan angka dan
tanpa angka [gambar, grafik, pola, dsb]
4
Tidak membiasakan siswa
untuk berfikir kritis [hanya
mekanistis]
Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis untuk
menyelesaikan permasalahan yang diajukan
5
Metode penyelesaian masalah
yang tidak terstruktur
Membiasakan siswa berfikir algoritmis
6
Data dan statistik dikenalkan
di kelas IX saja
Memperluas materi mencakup peluang, pengolahan
data, dan statistik sejak kelas VII serta materi lain
sesuai dengan standar internasional
7 Matematika adalah eksak Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan
16. 16
*Perubahan pada Bahasa Indonesia/Inggris
No Kurikulum Lama Kurikulum Baru
1
Materi yang diajarkan
ditekankan pada
tatabahasa/struktur bahasa
Materi yang dijarkan ditekankan pada kompetensi
berbahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan
gagasan dan pengetahuan
2
Siswa tidak dibiasakan
membaca dan memahami
makna teks yang disajikan
Siswa dibiasakan membaca dan memahami makna teks
serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa
sendiri
3
Siswa tidak dibiasakan
menyusun teks yang
sistematis, logis, dan efektif
Siswa dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis, dan
efektif melalui latihan-latihan penyusunan teks
4
Siswa tidak dikenalkan
tentang aturan-aturan teks
yang sesuai dengan
kebutuhan
Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai
sehingga tidak rancu dalam proses penyusunan teks (sesuai
dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dimana)
5
Kurang menekankan pada
pentingnya ekspresi dan
spontanitas dalam berbahasa
Siswa dibiasakan untuk dapat mengekspresikan dirinya dan
pengetahuannya dengan bahasa yang meyakinkan secara
spontan
17. 17
* Perubahan pada
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran
No Kurikulum Lama Kurikulum Baru
1
Materi disajikan
berdasarkan empat pilar
dengan pembahasan yang
terpisah-pisah
Materi disajikan tidak berdasarkan pada
pengelompokkan menurut empat pilar kebangsaan
tetapi berdasarkan keterpaduan empat pilar dalam
pembentukan karakter bangsa
2
Materi disajikan
berdasarkan pasokan
yang ada pada empat
pilar kebangsaan
Materi disajikan berdasarkan kebutuhan untuk
menjadi warga negara yang bertanggung jawab
(taat norma, asas, dan aturan)
3
Tidak ada penekanan
pada tindakan nyata
sebagai warga negara
yang baik
Adanya kompetensi yang dituntut dari siswa untuk
melakukan tindakan nyata sebagai warga negara
yang baik
4
Pancasila dan
Kewarganegaraan
disajikan sebagai
pengetahuan yang harus
dihafal
Pancasila dan Kewarganegaraan bukan hanya
pengetahuan, tetapi ditunjukkan melalui tindakan
nyata dan sikap keseharian.
18. PROSES
PEMBELAJARAN
PROSES
PENILAIAN
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
Observing [mengamati]
Questioning [menanya]
Associating [menalar]
Experimenting [mencoba]
Networking [Membentuk jejaring]
Proses yang Mendukung Kreativitas
Pendekatan saintifik dan
kontekstual
penilaian berbasis portofolio
pertanyaan yang tidak memiliki jawaban
tunggal,
memberi nilai bagi jawaban nyeleneh,
menilai proses pengerjaannya bukan hanya
hasilnya,
penilaian spontanitas/ekspresif,
Penilaian Otentik
18
19. Tujuan Pendidikan Nasional
(Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003)
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Sikap
Spiritual beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Sosial berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis,
bertanggung jawab
Pengetahuan berilmu
Keterampilan cakap dan kreatif
19
20. Pembelajaran
Peran Kurikulum sebagai Integrator
Sistem Nilai, Pengetahuan dan Keterampilan
Sistem
Nilai
Kompetensi:
-Sikap
-keterampilan
-Pengetahuan
Aktualisasi
(Action)
Internalisasi
(Reflection)
Watak/
Perilaku
Individu
Kurikulum
PTK dan dukungan lain: SarPras,...
-Produktif
-Inovatif
-Afektif
Watak/Perilaku Kolektif
20
21. Keseimbangan antara sikap, keterampilan dan pengetahuan
untuk membangun soft skills dan hard skills1
Sikap
Keterampilan
Pengetahuan
SD
SMP
SMA/K
PT
Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960).
22. Pembentukan Kompetensi Melalui Pembelajaran
dan Pemanfaatannya
Pengetahuan
Sikap
Keterampilan
Pengetahuan
Keteram-
pilan
Sikap
Pembelajaran K-S-A
Pemanfaatan A-S-K
Belajar
Mengapa
Belajar Apa
Belajar
Bagaimana
22
23. Gradasi antar Satuan Pendidikan memperhatikan;
1. Perkembangan psikologis anak
2. Lingkup dan kedalaman materi
3. Kesinambungan
4. Fungsi satuan pendidikan
5. Lingkungan
Rumusan Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013
DOMAIN SD SMP SMA-SMK
SIKAP
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB DALAM
BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN
PERADABANNYA
KETERAMPILAN
Mengamati + Menanya + Mencoba + Menalar + Menyaji + Mencipta
PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG PRODUKTIF DAN KREATIF DALAM RANAH
KONKRET DAN ABSTRAK
PENGETAHUAN
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi +Mencipta
PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, BUDAYA DAN BERWAWASAN
KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN PERADABAN
23
24. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN SIKAP
SD SMP SMA/K
MEMILIKI PERILAKU YANG
MENCERMINKAN SIKAP ORANG
BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA
DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB
DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF
DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL DAN
ALAM
DI SEKITAR RUMAH, SEKOLAH, DAN
TEMPAT BERMAIN
MEMILIKI PERILAKU YANG
MENCERMINKAN SIKAP ORANG
BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA
DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB
DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF
DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL DAN
ALAM
DALAM JANGKAUAN PERGAULAN DAN
KEBERADAANNYA
MEMILIKI PERILAKU YANG
MENCERMINKAN SIKAP ORANG
BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA
DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB DALAM
BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN
LINGKUNGAN SOSIAL DAN ALAM
SERTA DALAM MENEMPATKAN DIRINYA
SEBAGAI CERMINAN BANGSA DALAM
PERGAULAN DUNIA
24
25. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN KETERAMPILAN
SD SMP SMA/K
MEMILIKI KEMAMPUAN PIKIR DAN
TINDAK YANG EFEKTIF DAN KREATIF
DALAM RANAH ABSTRAK DAN
KONKRET
SESUAI DENGAN YANG
DITUGASKAN KEPADANYA.
MEMILIKI KEMAMPUAN PIKIR DAN
TINDAK YANG EFEKTIF DAN KREATIF
DALAM RANAH ABSTRAK DAN
KONKRET
SESUAI DENGAN YANG DIPELAJARI
DI SEKOLAH DAN SUMBER LAIN
SEJENIS
MEMILIKI KEMAMPUAN PIKIR DAN
TINDAK YANG EFEKTIF DAN KREATIF
DALAM RANAH ABSTRAK DAN
KONKRET
TERKAIT DENGAN PENGEMBANGAN
DARI YANG DIPELAJARINYA DI
SEKOLAH SECARA MANDIRI
MENGGUNAKAN SUMBER DENGAN
SUDUT PANDANG BERBEDA
25
26. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN PENGETAHUAN
SD SMP SMA/K
MEMILIKI PENGETAHUAN
FAKTUAL DAN KONSEPTUAL
DALAM
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI,
SENI, DAN BUDAYA DENGAN
WAWASAN KEMANUSIAAN,
KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN
PERADABAN
TERKAIT FENOMENA DAN
KEJADIAN DI LINGKUNGAN
RUMAH, SEKOLAH, DAN TEMPAT
BERMAIN
MEMILIKI PENGETAHUAN
FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN
PROSEDURAL DALAM
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI,
SENI, DAN BUDAYA DENGAN
WAWASAN KEMANUSIAAN,
KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN
PERADABAN
TERKAIT FENOMENA DAN KEJADIAN
YANG TAMPAK MATA
MEMILIKI PENGETAHUAN
PROSEDURAL DAN METAKOGNITIF
DALAM
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI,
SENI, DAN BUDAYA DENGAN
WAWASAN KEMANUSIAAN,
KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN
PERADABAN
TERKAIT PENYEBAB FENOMENA
DAN KEJADIAN
26
27. Kompetensi Inti SMP
Ranah KI Kelas VII
Sikap Spiritual Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Sikap Sosial Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Pengetahuan Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Keterampilan Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
27
28. Mengetahui Memahami Menerapkan Mengana-
lisis
Mengeva-
luasi
Mencipta
Faktual
Konseptual
Prosedural
Meta-
kognitif
SMP/MTs
SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA/
SMK/MAK
28
Perluasan dan pendalaman taksonomi Bloom menjadi Bloom-Anderson
Rumusan Materi (Pengetahuan) dalam Kurikulum 2013 SI
SD/MI
SD/MI: yang ditugaskan
SMP/MTs: yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenis
SMA/MA/SMK/MAK: pengembangan secara mandiri dari yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain dengan sudut pandng berbeda
29. Sosialisasi KTSP
PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
I. PENDAHULUAN
II. PROSES
PEMBELAJARAN
III. PEMBELAJARAN
SAINTIFIK
30. Sosialisasi KTSP
I. PENDAHULUAN
• Strategi pembelajaran sangat diperlukan
dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum
2013.
• Kurikulum memuat apa yang seharusnya
diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana
apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta
didik.
31. Sosialisasi KTSP
A. Tujuan
• Penguatan proses pembelajaran ini
dimaksudkan untuk memfasilitasi guru
dalam mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan melaksanakan
pembelajaran dalam berbagai strategi, dan
model untuk muatan dan/atau mata pelajaran
yang diampunya;
32. Sosialisasi KTSP
B. Sasaran Pengguna
• Pengguna penguatan proses pembelajaran ini
mencakup pihak-pihak guru secara individual
atau kelompok guru (guru mata pelajaran, guru
kelas, dan guru pembina kegiatan
ekstrakurikuler);
33. Sosialisasi KTSP
C. Cakupan
• Penguatan proses pembelajaran ini mencakup
substansi konsep dan strategi pembelajaran
sebagai dasar dan kerangka pengembangan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
pelaksanaan pembelajaran dalam berbagai
modus, strategi, dan model.
34. Sosialisasi KTSP
II. PROSES PEMBELAJARAN
A. Pembelajaran Sesuai Standar Proses
1. Pendahuluan
2. Inti
3. Penutup
B. Pembelajaran Langsung dan Tidak
Langsung
35. Sosialisasi KTSP
• Pembelajaran tidak langsung
adalah proses pendidikan yang
terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak
dirancang dalam kegiatan khusus.
Pembelajaran tidak langsung
berkenaan dengan
pengembangan nilai dan sikap.
Proses pembelajaran
langsung adalah proses
pendidikan di mana peserta
didik mengembangkan
pengetahuan, kemampuan
berpikir dan keterampilan
psikomotorik melalui
interaksi langsung dengan
sumber belajar
36. Sosialisasi KTSP
lanjutan
• Pembelajaran langsung maupun pembelajaran
tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan
tidak terpisah.
Pembelajaran
Langsung Tidak Langsung
Berkenaan dengan
KI-3 dan KI-4
Berkenaan dengan
KI-1 dan KI-2
37. Sosialisasi KTSP
Lima Pengalaman Belajar
Pada Proses Pembelajaran
• Mengamati;
• Menanya;
• Mengumpulkan informasi;
• Mengasosiasi; dan
• Mengkomunikasikan.
Lima pengalaman belajar di atas, di
implementasikan dalam kegiatan inti.
38. Sosialisasi KTSP
LANGKAH
PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
Mengamati Membaca,
mendengar,
menyimak, melihat
(tanpa atau dengan
alat)
Melatih
kesungguhan,
ketelitian, mencari
informasi.
Keterkaitan Langkah Pembelajaran Dengan
Kegiatan Belajar dan Maknanya
39. lanjutan
LANGKAH
PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
Menanya Mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang
tidak dipahami dari apa
yang diamati atau
pertanyaan untuk
mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai
ke pertanyaan yang bersifat
Mengembangkan
kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan
merumuskan
pertanyaan untuk
membentuk pikiran
kritis yang perlu
untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang
hayat.
40. lanjutan
LANGKAH
PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN
Mengumpul-
kan informasi/
eksperimen
- melakukan
eksperimen
- membaca sumber
lain selain buku
teks
- mengamati objek/
kejadian.
- Aktivitas
- wawancara
dengan nara
sumber
Mengembangkan sikap teliti,
jujur,sopan, menghargai
pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
41. lanjutan
LANGKAH
PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
Mengasosiasik
an/
mengolah
informasi
- mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/ eksperimen
mau pun hasil dari kegiatan mengamati
dan kegiatan mengumpulkan informasi.
- Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai kepada
yang bertentangan.
Mengembangkan sikap
jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan
prosedur dan
kemampuan berpikir
induktif serta deduktif
dalam menyimpulkan .
42. lanjutan
LANGKAH
PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
Mengkomu-
nikasikan
Menyampaikan
hasil pengamatan,
kesimpulan
berdasarkan hasil
analisis secara lisan,
tertulis, atau media
lainnya.
Mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan singkat
dan jelas, dan
mengembangkan
kemampuan berbahasa
yang baik dan benar.
43. Sosialisasi KTSP
III. PEMBELAJARAN SAINTIFIK
A. Pembelajaran dengan Metode Saintifik
Pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga
peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah),
mengajukan pertanyaan atau merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan
data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau
prinsip yang “ditemukan”.
44. Sosialisasi KTSP
1. Kesesuaian Dengan Teori Belajar
a. Teori Belajar Bruner
Belajar Bermakna
b. Teori belajar Piaget
Belajar Konstruktivisme
c. Teori belajar Vygotsky
Belajar Scaffolding (perancahan)
45. Sosialisasi KTSP
2. Karakteristik Pembelajaran Dengan
Metode Saintifik
Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik
sebagai berikut:
• berpusat pada peserta didik.
• melibatkan keterampilan proses sains dalam
mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip.
• melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam
merangsang perkembangan intelek, khususnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
• dapat mengembangkan karakter peserta didik.
46. Sosialisasi KTSP
3. Tujuan Pembelajaran Dengan
Metode Saintifik
• meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi peserta didik.
• membentuk kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
• menciptakan kondisi pembelajaran dimana peserta didik
merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
• diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
• melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide-ide,
khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
• mengembangkan karakter peserta didik.
47. Sosialisasi KTSP
B. Proses Pembelajaran
Dengan Metode Saintifik
1. Langkah Pembelajaran Dengan Metode Saintifik
• Secara umum pembelajaran dengan metode saintifik
dilakukan melalui sejumlah langkah:
• melakukan pengamatan atas suatu fenomenon,
• mengajukan pertanyaan atau merumuskan masalah
berkaitan dengan fenomenon yang diamati,
• menalar untuk merumuskan hipotesis atau jawaban
sementara,
• merancang cara dan langkah untuk mengumpulkan
data atau informasi,
48. Sosialisasi KTSP
• mengumpulkan data atau informasi dengan berbagai
teknik,
• menganalisis data atau informasi,
• menarik kesimpulan,
• mengomunikasikan hasil yang telah diperoleh, serta
• memvalidasi kesimpulan yang telah ditarik, jika
kesimpulan belum benar (untuk menghindari
terjadinya kesalahan konsep).
49. Sosialisasi KTSP
2. Contoh Kegiatan Pembelajaran
Dengan Metode Saintifik
• Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan
pokok, yaitu:
a. Kegiatan Pendahuluan,
b. Kegiatan Inti,
c. Kegiatan Penutup.
50. Sosialisasi KTSP
C. Model Pendukung Pembelajaran Saintifik
1. Project Based Learning/PjBL
(Pembelajaran Berbasis Proyek)
2. Problem Based Learning/PBL
(Pembelajaran Berbasis Masalah)
3. Discovery Learning
51. Sosialisasi KTSP
Format RPP pada Kurikulum 2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP :
Matapelajaran :
Kelas/Semester:
Materi Pokok :
Alokasi Waktu :
A. Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. _____________ (KD pada KI-1) ______________________ (Indikator)
2. _____________ (KD pada KI-2) ______________________ (Indikator)
3. _____________ (KD pada KI-3) ______________________ (Indikator)
4. _____________ (KD pada KI-4) ______________________ (Indikator)
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
2. Alat/Bahan
3. Sumber Belajar
52. Sosialisasi KTSP
Format RPP pada Kurikulum 2013
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (…menit)
2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (…menit), dan seterusnya.
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedomanpenskoran
54. Sosialisasi KTSP
Pengertian
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar Peserta
Didik
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang
proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan
Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung
(penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai
dilaksanakan (penilaian hasil/produk)
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
55. Sosialisasi KTSP
Sistem Penilaian Kurikulum 2013
No Jenis Penilaian Pelaku Waktu
1 Penilaian otentik Guru Berkelanjutan
2 Penilaian diri Siswa Tiap kali sebelum ulangan harian
3 Penilaian projek Guru tiap akhir bab atau
tema pelajaran
4 Ulangan harian (dapat
berbentuk penugasan)
Guru terintegrasi dengan proses
pembelajaran
5 Ulangan Tengah dan Akhir
Semester
Guru (di bawah koord.
satuan pendidikan)
Semesteran
6 Ujian Tingkat Kompetensi Sekolah (kisi-kisi dari
Pemerintah)
Tiap tingkat kompetensi yang
tidak bersamaan dengan UN
7 Ujian Mutu Tingkat Kompetensi Pemerintah Tiap akhir tingkat kompetensi
(yang bukan akhir jenjang
sekolah)
8 Ujian Sekolah Sekolah (sesuai
dengan peraturan)
Akhir jenjang sekolah
9 Ujian Nasional sebagai Ujian
Tingkat Kompetensi pada akhir
jenjang satuan pendidikan.
Pemerintah (sesuai
dengan peraturan)
Akhir jenjang sekolah
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
56. Sosialisasi KTSP
Sistem Penilaian Kurikulum 2013
Sekolah
Siswa
1. Ujian Tingkat Kompetensi
(yang bukan UN)
Waktu: Tiap tingkat kompetensi
2. Ujian Sekolah
Waktu: Akhir jenjang sekolah
Guru
Penilaian Diri
Waktu: Sebelum ulangan
harian
1. Ujian Tingkat Kompetensi (UN)
Waktu: Akhir jenjang sekolah
2. Ujian mutu Tingkat Kompetensi
Waktu: Tiap akhir tingkat
kompetensi
1. Penilaian Otentik
Waktu: terus menerus
2. Penilaian Projek
Waktu: Akhir Bab/Tema
3. Ulangan Harian
Waktu: Sesuai rencana
4. UTS/UAS
Waktu: Semesteran
Pemerintah
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
57. Sosialisasi KTSP
Tingkat Kompetensi dan Ujiannya
Kelas
Kelas XII
Kelas XI
Kelas X
Kelas IX
Kelas VIII
Kelas VII
Kelas VI
Kelas V
Kelas IV
Kelas III
Kelas II
Kelas I
Tingkat Kompetensi I
Tingkat Kompetensi II
Tingkat Kompetensi III
Tingkat Kompetensi IV
Tingkat Kompetensi IVa
Tingkat Kompetensi V
Tingkat Kompetensi VI
Uji Tingkat Kompetensi I
Uji Tingkat Kompetensi II
Uji Tingkat Kompetensi III
Uji Tingkat Kompetensi IV
Uji Tingkat Kompetensi IVa
Uji Tingkat Kompetensi V
Uji Tingkat Kompetensi VI
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
58. Sosialisasi KTSP
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap
•Tes Praktik
• Projek
• Portofolio
Observasi
Penilaian diri
Peni. antarpeserta didik
Jurnal
Tes Tulis
Tes Lisan
Penugasan
Ruang Lingkup dan Teknik Penilaian
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
59. Sosialisasi KTSP
Penilaian
Proses
Selama Pembelajaran
Informal
Komentar guru terhadap
jawaban/pertanyaan/ko-
mentar siswa
Formal
Kegiatan yg disusun secara
sistematis dengan tujuan
untuk membuat simpulan
tentang kemajuan peserta
didik
Hasil
Setelah
Pembelajaran
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
60. Sosialisasi KTSP
Teknik dan Instrumen Penilaian
Kompetensi Teknik Proses Hasil
Sikap
Observasi (langsung atau tidak
langsung)
v v
Penilaian Diri v
Penilaian antarpeserta didik v
Jurnal v
Pengetahuan
Tes Tulis v
Tes Lisan v
Penugasan v v
Ketrampilan
Tes Praktik v v
Projek v v
Portofolio v v
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
62. Perubahan Pola Pikir
No Pola Pikir
1 Guru dan Buku Teks bukan satu-satunya sumber belajar
2 Kelas bukan satu-satunya tempat belajar
3 Belajar dengan beraktivitas
4 Pembelajaran Pengetahuan Keterampilan Sikap
Direct Indirect
5 Mengajak siswa mencari tahu, bukan diberi tahu
6 Membuat siswa suka bertanya, bukan guru yang sering bertanya
7 Menekankan kolaborasi melalui pengerjaan projek
8 Pentingnya proses : prosedural
9 Mendahulukan pemahaman Bahasa Indonesia
10 Siswa memiliki kekhasan masing-masing: normal, pengayaan, remedial
11 Penekanan pada higher order thinking & mampu berasumsi (realistis)
12 Pentingnya data (terkait pengamatan dll) 62
63. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
PENYELENGGARAAN
EKSTRAKURIKULER WAJIB
Pendidikan
Kepramukaan
64. 1. Pengembangan potensi peserta didik dapat
diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang
merupakan salah satu kegiatan dalam program
kurikuler.
2. Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler
yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam
kurikulum.
3. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat
operasional (supplement dan complements)
kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan
dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan
satuan pendidikan
LATAR BELAKANG
65. DEFINISI OPERASIONAL
Ekstrakurikuler adalah kegiatan
pendidikan yang dilakukan oleh
peserta didik di luar jam belajar
kurikulum standar sebagai
perluasan dari kegiatan kurikulum
dan dilakukan di bawah
bimbingan sekolah dengan
tujuan untuk mengembangkan
kepribadian, bakat, minat, dan
kemampuan peserta didik yang
lebih luas atau di luar minat yang
dikembangkan oleh kurikulum.
67. PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN
Ekstrakurikuler wajib merupakan
program ekstrakurikuler yang harus diikuti
oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi
peserta didik dengan kondisi tertentu yang
tidak memungkinkannya untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler tersebut
Pendidikan Kepramukaan mengajarkan
banyak nilai-nilai, mulai dari nilai-nilai
Ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan,
kebersamaan, sosial, kecintaan alam,
hingga kemandirian.
68. Disain Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan dalam
konteks Kurikulum 2013 :
proses aktualisasi dan penguatan
capaian pembelajaran Kurikulum
2013, ranah sikap dalam bingkai
KI-1, KI-2, dan ranah
keterampilan dalam KI-4,
sepanjang yang bersifat konsisten
dan koheren dengan sikap dan
kecakapan Kepramukaan.
terjadi proses saling interaktif dan
saling menguatkan (mutually
interactive and reinforcing.)
KONTEKS KURIKULUM 2013
69. PROGRAMATIK EKSTRAKURIKULER WAJIB
No Nama Model Sifat Pegorganisasian Kegiatan
1. Model Blok
Wajib, setahun sekali,
berlaku bagi seluruh
peserta didik, terjadwal,
penilaian umum
Kolaboratif
Bersifat intramural atau
ekstramural (di luar
dan/atau didalam
lingkungan satuan
pendidikan)
2.
Model
Aktualisasi
Wajib, rutin, terjadwal,
berlaku untuk seluruh
peserta didik dalam setiap
kelas, penjadwalan, dan
penilaian formal
Pembina Pramuka
Bersifat intramural (dalam
lingkungan satuan
pendidikan)
3.
Reguler di
Gugus Depan
Sukarela, berbasis minat Sepenuhnya dikelola oleh
Gugus Depan Pramuka pada
satuan pendidikan.
70. KARAKTERISTIK MODEL BLOK
1 • Diikuti oleh seluruh siswa
2 • Dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran
3
• Untuk kelas I, kelas VII dan kelas X diintegrasikan di dalam Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)
4
• Untuk SD/MI dilaksanakan selama 18 Jam, SMP/MTs dan
SMA/MA/SMK/MAK dilaksanakan selama 36 Jam
5 • Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Sekolah selaku Ketua Mabigus.
6 • Pembina kegiatan adalah Guru Kelas/Guru Mata pelajaran selaku Pembina
Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu
Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka)
71. KARAKTERISTIK MODEL AKTUALISASI
Diikuti oleh seluruh siswa
Dilaksanakan setiap satu minggu
satu kali
Setiap satu kali kegiatan
dilaksanakan selama 120 menit
1
2
3
72. KARATERISTIK MODEL REGULER
Diikuti oleh siswa yang
berminat mengikuti kegiatan
Gerakan Pramuka di dalam
Gugus Depan
Pelaksanaan kegiatan diatur
oleh masing-masing Gugus
Depan
1
2
73. MUATAN NILAI SIKAP DAN KETERAMPILAN
1. Beriman
2. Kebhinneka-tunggalikaan
3. Toleransi
4. Kebersamaan
5. Syukur
6. Disiplin
7. Tanggung-jawab
8. Percaya diri
9. Berani
10. Cinta tanah air
11. Pemaaf
12. Jujur
13. Ksatria
14. Rela berkorban
15. Teladan
16. Sadar kewajiban dan hak
17. Demokratis
18. Cakap
19. Peduli
20. Santun Kritis
21. Sopan
22. Cekatan
23. Peka
24. Tanggap
25. Komunikatif
26. Mandiri
27. Cermat
28. Taat aturan
29. Rasa ingin tahu
30. Pantang menyerah
31. Berpikir logis
32. Kreatif
33. Inovatif
34. Produktif
35. Menghargai
36. Ilmiah
37. Tekun
38. Hati-hati
39. Terbuka
40. Bijaksana
41. Bersahaja
42. Rasa kebangsaan
43. Estetis
44. Gotong-royong
45. Partisipatif
46. Imajinatif
47. Citra diri
48. Sadar bahaya
49. Kerjasama
50. Sadar
51. Berbagi
52. Sportif
53. Cinta tradisi
74. MUATAN NILAI SIKAP DAN KECAKAPAN
1. Keimanan kepada Tuhan YME
2. Ketakwaan kepada Tuhan YME
3. Kecintaan pada alam
4. Kecintaan kepada sesama manusia
5. Kecintaan kepada tanah air Indonesia
6. Kecintaan kepada bangsa Indonesia
7. Kedisiplinan
8. Keberanian
9. Kesetiaan
10.Tolong menolong
11.Bertanggungjawab
12.Dapat dipercaya
13.Jernih dalam berpikir
14.Jernih dalam berkata
15.Jernih dalam
berbuat
16.Hemat
17.Cermat
18.Bersahaja
19.Rajin
20.Terampil
75. POLA KEGIATAN
Upacara Pembukaan dan
Penutupan Kegiatan
Perindukan Siaga
Pasukan Penggalang
Ambalan Penegak
Keterampilan
Kepramukaan (Scouting
Skill)
Simpul dan Ikatan (Pioneering)
Mendaki Gunung (Mountenering)
Peta dan Kompas (Orientering)
Berkemah (Camping)
Wirausaha
Belanegara
Teknologi
Komunikasi
1
2
76. RINCIAN KEGIATAN
Berbaris
Memimpin
Berdoa
Janji
Memberi hormat
Pengarahan
Refleksi
Dinamika kelompok
Permainan
Menghargai teman
Berkomunikasi
Menolong
Berempati
Bersikap adil
Cakap berbicara
Cakap motorik
Kepemimpinan
Konsentrasi
Sportivitas
Simpul dan ikatan
tanda jejak,
sandi dan isyarat,
jelajah
kompas
77. RINCIAN KEGIATAN
peta
memasak
tenda
PPGD
KIM
menaksir
halang rintang
Teknologi Tepat Guna
bakti
lomba
hastakarya
78. METODE PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN
a. Pengenalan dan pengamalan kode kehormatan Pramuka
b. Belajar sambil melakukan (Learning by Doing)
c. Sistem kelompok (beregu)
d. Kegiatan di alam terbuka yg mengandung pendidikan yang
sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta
didik.
e. Kemitraan dengan anggota Dewasa
f. Sistem tanda kecakapan
g. Sistem satuan terpisah putra dan putri
h. Kiasan dasar
79. TEKNIK PENERAPAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN
Praktik Langsung
Permainan
Perjalanan
Diskusi
Lagu
Gerak
Widya Wisata
Napak Tilas
Produk
Simulasi
80. CAKUPAN PENILAIAN
Penilaian dilakukan secara kualitatif
Kriteria keberhasilan ditentukan oleh proses dan
keikutsertaan
Peserta didik diwajibkan mendapatkan nilai minimal
baik pada setiap semester
Nilai yang diperoleh pada kegiatan Ekstrakurikuler
Wajib Pen-didikan Kepramukaan berpengaruh terhadap
kenaikan kelas peserta didik
Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal
perlu mendapat bimbingan terus menerus untuk
mencapai nilai baik
81. PENELUSURAN MINAT PESERTA DIDIK
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(SEBUAH IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING)
DISAJIKAN DALAM FORUM BIMBIMBANGAN TEKNIS
PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
BRAND CEMPAKA-PUNCAK BOGOR, 23 APRIL 2014
OLEH
MAMAT SUPRIATNA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
82. DASAR PEMIKIRAN
• Pembangunan bidang pendidikan di Indonesia diarahkan kepada
pengembangan sumberdaya manusia yang bermutu tinggi, guna
memenuhi kebutuhan dan menghadapi tantangan kehidupan di masa
depan. Melalui pendidikan, sumberdaya manusia yang bersifat potensi
diaktualisasikan menjadi kompetensi yang optimal, sehingga di kemudian
hari peserta didik mampu mencapai prestasi yang bermakna dalam
kehidupannya.
• Peningkatan mutu pendidikan di sekolah diupayakan secara terpadu,
baik pada pencapaian bidang akademik maupun bidang non-akademik
guna mengembangkan berbagai aspek kepribadian peserta didik yang
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, pencapaian
mutu pendidikan di sekolah diselenggarakan dalam bentuk penciptaan
suasana belajar dan proses belajar yang mengaktifkan peserta didik
untuk mengembangkan potensinya.
Ma2t’S
’2014
83. DASAR HUKUM
Fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab. (Bab II, Pasal 3, UU RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sisdiknas).
= GAMBARAN MANUSIA BERMUTU
PENDIDIKAN adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. (Bab I, Pasal 1, UU RI No. 20 tahun
2003 tentang Sisdiknas)
Ma2t’S
’2014
84. www.themegallery.com
OLAH HATI:
OLAH PIKIR:
OLAH RASA
DAN KARSA:
OLAH RAGA:
OLAH JIWA:
Beriman & Bertaqwa
Cerdas
Jujur
Bertanggung
jawab
Peduli
Kreatif
Bersih dan
Sehat
NILAI-NILAI LUHUR UNTUK DIKEMBANGKAN
(BERDASARKANTUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL)
Ma2t’S
’2014
85. TANTANGAN INTERNAL
Dalam pengembangan Kurikulum 2013 terdapat tantangan
internal, yaitu bahwa pada tahun 2010 sampai 2045
Indonesia perlu mempersiapkan SDM menjadi Generasi
Emas, generasi produktif, generasi inovatif, generasi
kreatif, dan generasi afektif.
Kurikulum 2013 sebagai penyempurnaan kurikulum
sebelumnya, dititikberatkan pada proses pendidikan yang
memberi kesempatan lebih kepada peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan dan minatnya.
Generasi Indonesia harus memiliki minat luas dalam
kehidupan, kesiapan untuk bekerja, kecerdasan yang
sesuai dengan bakat dan minatnya, serta rasa tanggung
jawab terhadap lingkungannya.
Ma2t’S
’2014
86. PENELUSURAN MINAT DI SEKOLAH
Penelusuran minat merupakan salah satu bagian dari
upaya implementasi Kurikulum 2013, yang ditujukan untuk
membantu pemahaman peserta didik mengenai arah
minatnya.
Penelusuran minat di SMP sebagai jawaban atas
permasalahan yang timbul di masyarakat mengenai
pemilihan jurusan atau arah peminatan yang
menggambarkan keraguan peserta didik dalam
menentukan pilihan mata pelajaran atau jurusan pada
sekolah lanjutan atas (jenjang pendidikan menengah) yang
sesuai dengan kemampuannya.
Ma2t’S
’2014
87. PERMASALAHAN MINAT
Tidak ada pilihan
Pilihan tidak pasti
Pilihan tidak bijaksana
Ketimpangan bakat-minat
Ketergantungan
Kurang informasi
Konflik
Kecemasan pilihan
Tidak ada masalah
Ma2t’S
’2014
88. TUGAS PERKEMBANGAN KARIER
Aspek perkembangan kematangan karier peserta didik SMP
menunjukkan bahwa mereka harus dibimbing agar mereka
mencapai tujuan:
• mengenal jenis-jenis dan karakteristik studi lanjutan dan
pekerjaan sebagai aktivitas produktif;
• memiliki motivasi mempersiapkan diri dalam
mengembangkan kemampuan yang sesuai dengan studi
lanjutan atau pekerjaan yang diminatinya;
• mengidentifikasi ragam alternatif studi lanjutan atau
pekerjaan yang mengandung relevansi dengan kemampuan
dan minatnya.
Ma2t’S
’2014
89. POSISI PENELUSURAN MINAT
SD SLTP SLTA PT
PENDIDIKAN
LANJUTAN
PENDIDIKAN
ORANG
DEWASA
PEKERJAAN/
AKTIVITAS
PRODUKTIF
KESADARAN
KARIER
EKSPLORASI
KARIER
PERSIAPAN
KARIER
PENEMPATAN
KARIER
Ma2t’S
’2014
90. SISTEMATIKA PENGEMBANGAN
PEDOMAN PENELUSURAN MINAT
• PENDEKATAN KEBIJAKAN
• PENDEKATAN ILMIAH
• PERTIMBANGAN KONDISI
KONTEKSTUAL SEKOLAH
*PEDOMAN
PENELUSURAN
MINAT
*INSTRUMEN
PENELUSURAN
MINAT
Ma2t’S
’2014
91. HAKIKAT PENELUSURAN MINAT
Penelusuran minat merupakan upaya advokasi dan
fasilitasi perkembangan peserta didik agar aktif
mengembangkan potensi dirinya secara optimal.
Perkembangan optimal bukan sebatas pencapaian
prestasi yang sesuai dengan kapasitas intelektual
dan minatnya, melainkan sebagai sebuah kondisi
perkembangan yang memungkinkan peserta didik
mampu mengambil pilihan dan keputusan secara
sehat dan bertanggungjawab, serta memiliki daya
adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang
dihadapinya.
Ma2t’S
’2014
92. MAKNA PENELUSURAN MINAT
Penelusuran minat adalah sebuah proses
yang berkesinambungan untuk
memfasilitasi peserta didik agar
mencapai tujuan utuh pendidikan
nasional.
Oleh karena itu penelusuran minat harus
berpijak pada kaidah-kaidah dasar yang
secara eksplisit dan implisit terkandung
dalam Kurikulum untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Ma2t’S
’2014
93. TUJUAN PENELUSURAN MINAT
Penelusuran Minat dimaksudkan sebagai bantuan kepada peserta
didik agar sejak dini sudah mengetahui dan memahami minatnya,
sehingga akan mempermudah mereka merealisasikan pilihan arah
peminatan pada saat melanjutkan di jenjang pendidikan menengah.
Buku pedoman penelusuran minat ditujukan untuk membantu guru
bimbingan dan konseling atau konselor dan tenaga pendidik lainnya
di Sekolah Menengah Pertama, agar dapat menyelenggarakan
peminatan sebagai bagian dari layanan bimbingan dan konseling
yang terintegrasi dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.
Penelusuran minat diarahkan pada upaya mempersiapkan peserta
didik mengembangkan potensi dirinya menjadi kompetensi yang
optimal dan bermaslahat bagi kelangsungan karier kehidupannya.
Ma2t’S
’2014
94. ARAH PENELUSURAN MINAT
Arah Peminatan Akademik : Peserta didik
SMP/Setara meminati semua mata pelajaran
Arah Peminatan Kejuruan: Peserta didik
SMP/Setara memperoleh pemahaman tentang
pekerjaan/karier dan kemungkinan bekerja
(aktivitas produktif)
Arah Peminatan Studi Lanjutan: Peserta didik
SMP/Setara dapat memilih atau menentukan
kelanjutan pendidikan (SLTA : SMA/MA/
SMALB/SMK)
Ma2t’S
’2014
96. PENYELENGGARAAN PENELUSURAN MINAT
Penyelenggaraan penelusuran minat merupakan proses
bantuan yang bertahap kepada peserta didik agar
memperoleh informasi yang cukup lengkap tentang pilihan
minat kelompok mata pelajaran, lintas mata pelajaran,
pendalaman mata pelajaran, dan arah karier yang ada, serta
kemungkinan studi lanjut ke jenjang pendidikan menengah.
Penelusuran minat di SMP merupakan bagian dari layanan
bimbingan dan konseling, yang diselenggarakan secara
sinambung dari kelas VII, VIII, sampai kelas IX.
Ma2t’S
’2014
97. 97
Pemahaman terhadap sifat-sifat diri dan nilai-
nilai kehidupan yang berhubungan dengan
pencapaian cita-cita
Pengenalan lingkungan efektif yang meliputi
lingkungan pendidikan dan bidang pekerjaan
(aktivitas produktif) yang berhubungan dengan
mata pelajaran
Penentuan pilihan arah minat kelompok mata
pelajaran pada jenjang pendidikan menengah
KELAS VII
(PEMAHAMAN DIRI &
NILAI-NILAI KEHIDUPAN)
KELAS VIII
(PENGENALAN
LINGKUNGAN EFEKTIF)
KELAS IX
(PENENTUAN PILIHAN)
Ma2t’S
’2014
98. CIPTA RASA KARSA
(Pengenalan Nilai) (Internalisasi Nilai) (Penerapan Nilai)
PENGETAHUAN PENGHAYATAN PENGAMALAN
PROSES PENGEMBANGAN MINAT DI SEKOLAH
Ma2t’S
’2014
99. TANTANGAN INTERNAL
Dalam pengembangan Kurikulum 2013 terdapat tantangan
internal, yaitu bahwa pada tahun 2010 sampai 2045
Indonesia perlu mempersiapkan SDM menjadi Generasi
Emas, generasi produktif, generasi inovatif, generasi
kreatif, dan generasi afektif.
Kurikulum 2013 sebagai penyempurnaan kurikulum
sebelumnya, dititikberatkan pada proses pendidikan yang
memberi kesempatan lebih kepada peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan dan minatnya.
Generasi Indonesia harus memiliki minat luas dalam
kehidupan, kesiapan untuk bekerja, kecerdasan yang
sesuai dengan bakat dan minatnya, serta rasa tanggung
jawab terhadap lingkungannya.
Ma2t’S
’2014
100. PENELUSURAN MINAT DI SEKOLAH
Penelusuran minat merupakan salah satu bagian dari
upaya implementasi Kurikulum 2013, yang ditujukan untuk
membantu pemahaman peserta didik mengenai arah
minatnya.
Penelusuran minat di SMP sebagai jawaban atas
permasalahan yang timbul di masyarakat mengenai
pemilihan jurusan atau arah peminatan yang
menggambarkan keraguan peserta didik dalam
menentukan pilihan mata pelajaran atau jurusan pada
sekolah lanjutan atas (jenjang pendidikan menengah) yang
sesuai dengan kemampuannya.
Ma2t’S
’2014
101. PERMASALAHAN MINAT
Tidak ada pilihan
Pilihan tidak pasti
Pilihan tidak bijaksana
Ketimpangan bakat-minat
Ketergantungan
Kurang informasi
Konflik
Kecemasan pilihan
Tidak ada masalah
Ma2t’S
’2014
102. TUGAS PERKEMBANGAN KARIER
Aspek perkembangan kematangan karier peserta didik SMP
menunjukkan bahwa mereka harus dibimbing agar mereka
mencapai tujuan:
• mengenal jenis-jenis dan karakteristik studi lanjutan dan
pekerjaan sebagai aktivitas produktif;
• memiliki motivasi mempersiapkan diri dalam
mengembangkan kemampuan yang sesuai dengan studi
lanjutan atau pekerjaan yang diminatinya;
• mengidentifikasi ragam alternatif studi lanjutan atau
pekerjaan yang mengandung relevansi dengan kemampuan
dan minatnya.
Ma2t’S
’2014
103. POSISI PENELUSURAN MINAT
SD SLTP SLTA PT
PENDIDIKAN
LANJUTAN
PENDIDIKAN
ORANG
DEWASA
PEKERJAAN/
AKTIVITAS
PRODUKTIF
KESADARAN
KARIER
EKSPLORASI
KARIER
PERSIAPAN
KARIER
PENEMPATAN
KARIER
Ma2t’S
’2014
104. SISTEMATIKA PENGEMBANGAN
PEDOMAN PENELUSURAN MINAT
• PENDEKATAN KEBIJAKAN
• PENDEKATAN ILMIAH
• PERTIMBANGAN KONDISI
KONTEKSTUAL SEKOLAH
*PEDOMAN
PENELUSURAN
MINAT
*INSTRUMEN
PENELUSURAN
MINAT
Ma2t’S
’2014
105. GAMBAR
STRATEGI HOLISTIK
PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK
PESERTA DIDIK
YANG
BERAGAM
RELIGIUS
TEORI
EKONOMI
SOSIAL
POLITIK
ESTETIK
MENJADI
HIDUP
TAHU
KERJA
PRIBADI
SOSIAL
BELAJAR
KARIER
BERIMAN &
BERTAQWA,
MANDIRI,
PARTISIPATIF
PELAJAR
EFEKTIF
PEKERJA
PRODUKTIF
MASUKAN PROSES
INDIVIDU - NILAI BELAJAR - BIMBINGAN
KELUARAN
INDIVIDU/PRIBADI
Ma2t’S
’2014
106. BENTUK KEGIATAN
• Konsultasi
• Koordinasi
• Pendampingan
• Penyaluran
• Penempatan
• Pembinaan
Diselenggarakan
secara terpadu
sebagai proses
pendidikan
Penelusuran Minat Diperlukan Dalam Berbagai Adegan Kehidupan Peserta Didik
Kemampuan mengelola dan mengambil keputusan yang bijak serta
didukung jejaring kemitraan yang solid menjadi kunci
keberhasilan layanan. Ma2t’S
’2014