SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
UJI LAJUPERTUMBUHANDANKUANTITASHASILBUDIDAYAJAMURTIRAM
PUTIHMELALUI PENYUNTIKANBEBERAPABAHANSTIMULAN
AHMADRAFI HASANAL AMRI
Keperluan bahan pangan semakin meningkat dengan semakin
bertambahnya jumlah penduduk.
Masalah yang selalu dihadapi setiap tahun adalah pengadaan bahan
pangan yang memerlukan pemecahan dan penanganan serius
sehingga peningkatan produksi dan penganekaragaman bahan pangan
masih terus dilaksanakan
Latar Belakang
 Jamur tiram merupakan sumber makanan alternatif setara daging dan ikan yang bergizi tinggi.
Komposisi dan kandungan nutrisi jamur tiram per 100 gram adalah: protein 10,5% - 30,4%,
karbohidrat 56,60%, lemak 1,7% - 2,2%, dan serat 7,5% - 8,7%.
 Jamur tiram dapat dibudidayakan di daerah dataran rendah.
 Temperatur yang cocok untuk budidaya jamur tiram putih adalah 22–28 C dengan kelembaban
60 – 90 %, sedangkan temperatur berkisar 15–30 C dengan kelembaban 80–90%.
Latar Belakang
Latar Belakang
 Salah satu upaya peningkatan produksi jamur tiram adalah dengan penambahan nutrisi seperti
gula yang dihasilkan dari pohon aren mapun dari pohon tebu. Selain kandungan sukrosa, nira
tebu juga mengandung gula pereduksi yaitu glukosa dan fruktosa yang merupakan hasil
invertasi sukrosa dengan adanya enzim invertase. Jenis gula yang terdapat dalam nira tebu
adalah dekstran yang merupakan hasil hidrolisis sukrosa dengan bantuan enzim
dekstransukare yang dihasilkan dari bakteri kontaminan .
 Gula merah maupun air tebu (sukrosa) merupakan
senyawa disakarida yang tersusun dari gabungan dua
gula yaitu glukosa dan fruktosa yang cepat diuraikan
atau didegradasi sehingga menyediakan energi untuk
kebutuhan metabolisme atau pertumbuhan jamur
tiram
Perumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh penyuntikan gula merah, gula putih, molase dan air tebu
terhadap laju pertumbuhan dan kuantitas hasil jamur tiram putih?
2. Apakah terdapat dosis gula merah, gula putrih, molase dan air tebu terbaik terhadap laju
pertumbuhan dan kuantitas hasil jamur tiram putih ?
Hipotesis
1. Terdapat pengaruh penyuntikan gula merah, gula putih, molase dan air tebu terhadap laju
pertumbuhan dan kuantitas hasil jamur tiram putih.
2. Terdapat dosis gula merah, gula putih, molase dan air tebu terbaik terhadap laju
pertumbuhan dan kuantitas hasil jamur tiram putih.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian gula merah, gula putih, molase dan air tebu
terhadap laju pertumbuhan dan kuantitas hasil jamur tiram putih.
2. Untuk mengetahui dosis pemberian gula merah, gula putih, molase dan air tebu terbaik
terhadap pertumbuhan dan kuantitas hasil jamur tiram putih.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengetahuan tentang penerapan usaha dan budidaya jamur tiram
putih dan sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya.
Bahan & Metode
Alat dan Bahan
Alat
- Kumbung
- Alat Pengolahan Baglog
- Gembur
- Drum dan Kompor Gas
- Tabung Ingkas
- Alat Ukur
- Timbangan
- Higrometer
- Thermometer
- Kamera
- Alat Tulis
Bahan
- Serbuk Kayu
- Kapur Dolomit
- Gips
- Air
- Bibit Jamur Tiram F2
- Air Tebu
- Gula Merah
- Gula Putih
- Molase
- Alkohol
- Lampu Bunsen
- Plastik Kaca
- Gelang Karet
- Koran
Pelaksaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Satu Faktor. Faktor yang diteliti adalah
penambahan beberapa jenis Stimulan pada media baglog budidaya jamur tiram putih. Setiap perlakuan
di ulang sebanyak 5 kali sehingga diperoleh 25 satuan percobaan, dalam setiap satuan percobaan
terdapat 5 media baglog sehingga diperoleh 125 media baglog budidaya jamur tiram putih
Dimana :
p0 = kontrol (media baglog tanpa tambahan stimulan)
p1 = Media baglog + air tebu (2/ml)
p2 = Media baglog + gula merah (2/ml)
p3 = Media baglog + molase (2/ml)
p4 = Media baglog + gula putih (2/ml)
Penyiapan Kumbung
Pada penelitian ini kumbung
dan rak untuk meletakan
baglog jamur disiapkan dan
dibersihkan. Ukuran
kumbung tempat penelitian
adalah panjang 7 m, lebar 5,
dan tinggi 4 m. Atap dan
dindingnya dibuat dari daun
rumbia dan lantainya terbuat
dari tanah
Alur Pembuatan
Jamur Tiram
 Persiapan Media
 Pencampuran Media
 Pengomposan Media
 Sterilisasi Media
 Pendinginan Media
 Inokulasi
 Inkubasi
 Penumbuhan
 Pemeliharaan
 Panen
Pengamatan Penelitian
Pengamatan dalam penelitian ini adalah :
• Waktu tumbuh miselium;
• Waktu penyebaran miselium sempurna;
• Waktu pertama munculnya tubuh buah;
• Umur panen pertama;
• Jumlah tubuh buah per rumpun;
• Berat basah tubuh buah jamur tiram.
Analisis Data
Model linier aditif yang digunakan untuk menganalisis setiap peubah yang diamati adalah :
Yij = μ + τi + ε ij
Dimana :
i = 1, 2, 3, 4, 5, (perlakuan penambahan limbah ampas sagu)
j = 1, 2, 3, 4 (ulangan)
Yij = Respon satuan percobaan yang menerima perlakuan ke i pada pengamatan ke j
μ = rata-rata umum
τi = pengaruh perlakuan ampas kelapa ke i
ε ij = pengaruh galat acak yang menerima perlakuan ke i pada ulangan ke j.
Analisis Data
Berdasarkan model linier aditif yang digunakan tersebut, maka dapat dibentuk analisis ragam
seperti pada Tabel.
Sumber
keragaman
db JK KT F-hitung
Nilai F Tabel
5 % 1 %
Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG
F 0,05
(V1, V2)
F0,01 (V1,
V2)
Galat t(r-1) JKG KTG
Total tr-1 JKT
Daftar Pustaka
Aini, F. N. dan Kuswytasari, N.D., (2013), Pengaruh Penambahan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus),
Jurnal Sains dan Seni POMITS Vol. 2, No. 1, 2013
Agustiawati. 2010. Gula untuk Pertumbuhan Jamur. Budidaya Jamur Tiram. Bandung Atmosuseno, B. S. 1997. Budidaya, Kegunaan, dan Prospek Sengon. Penebar
Swadaya. Jakarta. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur, 2018. Budidaya Jamur tiram. Jawa Timur.
Cahyana, Y.A., Muchrodji dan M. Bakrun. 1999. Jamur Tiram. Penebar swadaya. Jakarta
Djarijah N.M. dan Djarijah A.s. 2001. Budidaya Jamur. Penebar swadaya. Jakarta.
Kultsum. 2009. “Pengaruh Variasi Nira Tebu (Saccharum Officinarum) dari Beberapa Varietas Tebu dengan Penambahan Sumber Nitrogen (N) dari Tepung Kedelai
Hitam
(Glycine Soja) sebagai Substrat Terhadap Efisiensi Fermentasi Etanol” (Skripsi S-1 Progdi Kimia). Malang: UIN
Maulana Malik Ibrahim. Parjimo dan Agus andoko. 2013. Budidaya Jamur (Jamur Kuping, Jamur Tiram,Jamur Merang). Jakarta : Agromedia.
Purnomo, H. 2000. Pembuatan Chicken Nugget. Lembaga Pengabdian pada masyarakat. Universitas Brawijaya Malang.
Said, A. (2007). Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta : PT. Sinar Wadjar Lestari.
Santoso. 1993. Bertanam Jamur Konsumsi. Jakarta. AgoMedia Pustaka.
Siswono. 2003. Gambaran Anemia Gizi dan Kaitannya Dengan Asupan Serta Pola Makan Pada Tenaga Kerja Wanita di Tanggerang, Banteng. Jurnal Kedokteran Yarsi
17
(1) : 031-039.
Soenanto, H. 2000. Jamur Tiram, Budidaya dan Peluang Usaha. Aneka Ilmu. Jakarta.
Suarni. 2004. Evaluasi Sifat Fisik dan Kandungan Kimia Biji Sorgum Setelah Penyosohan. Jurnal Stigma XII(1): 88-91
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to PENGARUH PENAMBAHAN BEBERAPA BAHAN STIMULAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN KUANTITAS HASIL JAMUR TIRAM PUTIH

Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramGoogle
 
Tugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhanTugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhantochi run
 
ppt hubungan serangga dengan jamur tiram
ppt hubungan serangga dengan jamur tiramppt hubungan serangga dengan jamur tiram
ppt hubungan serangga dengan jamur tiramrahmatanislami
 
Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)Phaphy Wahyudhi
 
Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)Phaphy Wahyudhi
 
Produksi_Protein_Sel_Tunggal.pptx
Produksi_Protein_Sel_Tunggal.pptxProduksi_Protein_Sel_Tunggal.pptx
Produksi_Protein_Sel_Tunggal.pptxmimingperdana
 
influensa invigorasaun ba jerminasaun fini
influensa invigorasaun ba jerminasaun finiinfluensa invigorasaun ba jerminasaun fini
influensa invigorasaun ba jerminasaun finisimao belo
 
Laporan donat hesti
Laporan donat hestiLaporan donat hesti
Laporan donat hestiarruky
 
PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...
PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...
PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...Repository Ipb
 
61-Article Text-449-1-10-56720211230.pdf
61-Article Text-449-1-10-56720211230.pdf61-Article Text-449-1-10-56720211230.pdf
61-Article Text-449-1-10-56720211230.pdfAgungNugroho461589
 
peran_pemuliaan_tanaman-with-cover-page-v2 (1).pdf
peran_pemuliaan_tanaman-with-cover-page-v2 (1).pdfperan_pemuliaan_tanaman-with-cover-page-v2 (1).pdf
peran_pemuliaan_tanaman-with-cover-page-v2 (1).pdfMapriRudiansyah
 

Similar to PENGARUH PENAMBAHAN BEBERAPA BAHAN STIMULAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN KUANTITAS HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (20)

Budidaya jamur tiram
Budidaya jamur tiramBudidaya jamur tiram
Budidaya jamur tiram
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
 
50 ste-final
50 ste-final50 ste-final
50 ste-final
 
Tugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhanTugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhan
 
ppt hubungan serangga dengan jamur tiram
ppt hubungan serangga dengan jamur tiramppt hubungan serangga dengan jamur tiram
ppt hubungan serangga dengan jamur tiram
 
Bab i iv
Bab i ivBab i iv
Bab i iv
 
Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)
 
Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)
 
Produksi_Protein_Sel_Tunggal.pptx
Produksi_Protein_Sel_Tunggal.pptxProduksi_Protein_Sel_Tunggal.pptx
Produksi_Protein_Sel_Tunggal.pptx
 
influensa invigorasaun ba jerminasaun fini
influensa invigorasaun ba jerminasaun finiinfluensa invigorasaun ba jerminasaun fini
influensa invigorasaun ba jerminasaun fini
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Laporan donat hesti
Laporan donat hestiLaporan donat hesti
Laporan donat hesti
 
9088 16554-2-pb
9088 16554-2-pb9088 16554-2-pb
9088 16554-2-pb
 
Budidya jamur
Budidya jamurBudidya jamur
Budidya jamur
 
Budidya jamur (1)
Budidya jamur (1)Budidya jamur (1)
Budidya jamur (1)
 
Budidya jamur
Budidya jamurBudidya jamur
Budidya jamur
 
PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...
PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...
PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...
 
61-Article Text-449-1-10-56720211230.pdf
61-Article Text-449-1-10-56720211230.pdf61-Article Text-449-1-10-56720211230.pdf
61-Article Text-449-1-10-56720211230.pdf
 
Aplikasi ekstrak temulawak_romi novriadi_bbl batam
Aplikasi ekstrak temulawak_romi novriadi_bbl batamAplikasi ekstrak temulawak_romi novriadi_bbl batam
Aplikasi ekstrak temulawak_romi novriadi_bbl batam
 
peran_pemuliaan_tanaman-with-cover-page-v2 (1).pdf
peran_pemuliaan_tanaman-with-cover-page-v2 (1).pdfperan_pemuliaan_tanaman-with-cover-page-v2 (1).pdf
peran_pemuliaan_tanaman-with-cover-page-v2 (1).pdf
 

PENGARUH PENAMBAHAN BEBERAPA BAHAN STIMULAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN KUANTITAS HASIL JAMUR TIRAM PUTIH

  • 2. Keperluan bahan pangan semakin meningkat dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Masalah yang selalu dihadapi setiap tahun adalah pengadaan bahan pangan yang memerlukan pemecahan dan penanganan serius sehingga peningkatan produksi dan penganekaragaman bahan pangan masih terus dilaksanakan Latar Belakang
  • 3.  Jamur tiram merupakan sumber makanan alternatif setara daging dan ikan yang bergizi tinggi. Komposisi dan kandungan nutrisi jamur tiram per 100 gram adalah: protein 10,5% - 30,4%, karbohidrat 56,60%, lemak 1,7% - 2,2%, dan serat 7,5% - 8,7%.  Jamur tiram dapat dibudidayakan di daerah dataran rendah.  Temperatur yang cocok untuk budidaya jamur tiram putih adalah 22–28 C dengan kelembaban 60 – 90 %, sedangkan temperatur berkisar 15–30 C dengan kelembaban 80–90%. Latar Belakang
  • 4. Latar Belakang  Salah satu upaya peningkatan produksi jamur tiram adalah dengan penambahan nutrisi seperti gula yang dihasilkan dari pohon aren mapun dari pohon tebu. Selain kandungan sukrosa, nira tebu juga mengandung gula pereduksi yaitu glukosa dan fruktosa yang merupakan hasil invertasi sukrosa dengan adanya enzim invertase. Jenis gula yang terdapat dalam nira tebu adalah dekstran yang merupakan hasil hidrolisis sukrosa dengan bantuan enzim dekstransukare yang dihasilkan dari bakteri kontaminan .  Gula merah maupun air tebu (sukrosa) merupakan senyawa disakarida yang tersusun dari gabungan dua gula yaitu glukosa dan fruktosa yang cepat diuraikan atau didegradasi sehingga menyediakan energi untuk kebutuhan metabolisme atau pertumbuhan jamur tiram
  • 5. Perumusan Masalah 1. Apakah terdapat pengaruh penyuntikan gula merah, gula putih, molase dan air tebu terhadap laju pertumbuhan dan kuantitas hasil jamur tiram putih? 2. Apakah terdapat dosis gula merah, gula putrih, molase dan air tebu terbaik terhadap laju pertumbuhan dan kuantitas hasil jamur tiram putih ?
  • 6. Hipotesis 1. Terdapat pengaruh penyuntikan gula merah, gula putih, molase dan air tebu terhadap laju pertumbuhan dan kuantitas hasil jamur tiram putih. 2. Terdapat dosis gula merah, gula putih, molase dan air tebu terbaik terhadap laju pertumbuhan dan kuantitas hasil jamur tiram putih.
  • 7. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian gula merah, gula putih, molase dan air tebu terhadap laju pertumbuhan dan kuantitas hasil jamur tiram putih. 2. Untuk mengetahui dosis pemberian gula merah, gula putih, molase dan air tebu terbaik terhadap pertumbuhan dan kuantitas hasil jamur tiram putih.
  • 8. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan tentang penerapan usaha dan budidaya jamur tiram putih dan sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya.
  • 9. Bahan & Metode Alat dan Bahan Alat - Kumbung - Alat Pengolahan Baglog - Gembur - Drum dan Kompor Gas - Tabung Ingkas - Alat Ukur - Timbangan - Higrometer - Thermometer - Kamera - Alat Tulis Bahan - Serbuk Kayu - Kapur Dolomit - Gips - Air - Bibit Jamur Tiram F2 - Air Tebu - Gula Merah - Gula Putih - Molase - Alkohol - Lampu Bunsen - Plastik Kaca - Gelang Karet - Koran
  • 11. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Satu Faktor. Faktor yang diteliti adalah penambahan beberapa jenis Stimulan pada media baglog budidaya jamur tiram putih. Setiap perlakuan di ulang sebanyak 5 kali sehingga diperoleh 25 satuan percobaan, dalam setiap satuan percobaan terdapat 5 media baglog sehingga diperoleh 125 media baglog budidaya jamur tiram putih Dimana : p0 = kontrol (media baglog tanpa tambahan stimulan) p1 = Media baglog + air tebu (2/ml) p2 = Media baglog + gula merah (2/ml) p3 = Media baglog + molase (2/ml) p4 = Media baglog + gula putih (2/ml)
  • 12. Penyiapan Kumbung Pada penelitian ini kumbung dan rak untuk meletakan baglog jamur disiapkan dan dibersihkan. Ukuran kumbung tempat penelitian adalah panjang 7 m, lebar 5, dan tinggi 4 m. Atap dan dindingnya dibuat dari daun rumbia dan lantainya terbuat dari tanah
  • 13. Alur Pembuatan Jamur Tiram  Persiapan Media  Pencampuran Media  Pengomposan Media  Sterilisasi Media  Pendinginan Media  Inokulasi  Inkubasi  Penumbuhan  Pemeliharaan  Panen
  • 14. Pengamatan Penelitian Pengamatan dalam penelitian ini adalah : • Waktu tumbuh miselium; • Waktu penyebaran miselium sempurna; • Waktu pertama munculnya tubuh buah; • Umur panen pertama; • Jumlah tubuh buah per rumpun; • Berat basah tubuh buah jamur tiram.
  • 15. Analisis Data Model linier aditif yang digunakan untuk menganalisis setiap peubah yang diamati adalah : Yij = μ + τi + ε ij Dimana : i = 1, 2, 3, 4, 5, (perlakuan penambahan limbah ampas sagu) j = 1, 2, 3, 4 (ulangan) Yij = Respon satuan percobaan yang menerima perlakuan ke i pada pengamatan ke j μ = rata-rata umum τi = pengaruh perlakuan ampas kelapa ke i ε ij = pengaruh galat acak yang menerima perlakuan ke i pada ulangan ke j.
  • 16. Analisis Data Berdasarkan model linier aditif yang digunakan tersebut, maka dapat dibentuk analisis ragam seperti pada Tabel. Sumber keragaman db JK KT F-hitung Nilai F Tabel 5 % 1 % Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG F 0,05 (V1, V2) F0,01 (V1, V2) Galat t(r-1) JKG KTG Total tr-1 JKT
  • 17. Daftar Pustaka Aini, F. N. dan Kuswytasari, N.D., (2013), Pengaruh Penambahan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus), Jurnal Sains dan Seni POMITS Vol. 2, No. 1, 2013 Agustiawati. 2010. Gula untuk Pertumbuhan Jamur. Budidaya Jamur Tiram. Bandung Atmosuseno, B. S. 1997. Budidaya, Kegunaan, dan Prospek Sengon. Penebar Swadaya. Jakarta. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur, 2018. Budidaya Jamur tiram. Jawa Timur. Cahyana, Y.A., Muchrodji dan M. Bakrun. 1999. Jamur Tiram. Penebar swadaya. Jakarta Djarijah N.M. dan Djarijah A.s. 2001. Budidaya Jamur. Penebar swadaya. Jakarta. Kultsum. 2009. “Pengaruh Variasi Nira Tebu (Saccharum Officinarum) dari Beberapa Varietas Tebu dengan Penambahan Sumber Nitrogen (N) dari Tepung Kedelai Hitam (Glycine Soja) sebagai Substrat Terhadap Efisiensi Fermentasi Etanol” (Skripsi S-1 Progdi Kimia). Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim. Parjimo dan Agus andoko. 2013. Budidaya Jamur (Jamur Kuping, Jamur Tiram,Jamur Merang). Jakarta : Agromedia. Purnomo, H. 2000. Pembuatan Chicken Nugget. Lembaga Pengabdian pada masyarakat. Universitas Brawijaya Malang. Said, A. (2007). Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta : PT. Sinar Wadjar Lestari. Santoso. 1993. Bertanam Jamur Konsumsi. Jakarta. AgoMedia Pustaka. Siswono. 2003. Gambaran Anemia Gizi dan Kaitannya Dengan Asupan Serta Pola Makan Pada Tenaga Kerja Wanita di Tanggerang, Banteng. Jurnal Kedokteran Yarsi 17 (1) : 031-039. Soenanto, H. 2000. Jamur Tiram, Budidaya dan Peluang Usaha. Aneka Ilmu. Jakarta. Suarni. 2004. Evaluasi Sifat Fisik dan Kandungan Kimia Biji Sorgum Setelah Penyosohan. Jurnal Stigma XII(1): 88-91

Editor's Notes

  1. Sebelum dilakukan analisis ragam, data yang ada terlebih dahulu di lakukan uji terhadap asumsi kehomogenan ragam dengan menggunakan uji Barlett. Apabila data homogen maka dianalisis ragam menggunakan uji-F pada taraf 5% . Apabila hasil analisis ragam menunjukan berpengaruh nyata atau sangat nyata terhadap perlakuan, maka dilanjutkan dengan perbandingan uji beda nilai tengah menggunakan Least Significant Difference (LSD) pada taraf 5%
  2. Sebelum dilakukan analisis ragam, data yang ada terlebih dahulu di lakukan uji terhadap asumsi kehomogenan ragam dengan menggunakan uji Barlett. Apabila data homogen maka dianalisis ragam menggunakan uji-F pada taraf 5% . Apabila hasil analisis ragam menunjukan berpengaruh nyata atau sangat nyata terhadap perlakuan, maka dilanjutkan dengan perbandingan uji beda nilai tengah menggunakan Least Significant Difference (LSD) pada taraf 5%