2. Keperluan bahan pangan semakin meningkat dengan semakin
bertambahnya jumlah penduduk.
Masalah yang selalu dihadapi setiap tahun adalah pengadaan bahan
pangan yang memerlukan pemecahan dan penanganan serius
sehingga peningkatan produksi dan penganekaragaman bahan pangan
masih terus dilaksanakan
Latar Belakang
3. Jamur tiram merupakan sumber makanan alternatif setara daging dan ikan yang bergizi tinggi.
Komposisi dan kandungan nutrisi jamur tiram per 100 gram adalah: protein 10,5% - 30,4%,
karbohidrat 56,60%, lemak 1,7% - 2,2%, dan serat 7,5% - 8,7%.
Jamur tiram dapat dibudidayakan di daerah dataran rendah.
Temperatur yang cocok untuk budidaya jamur tiram putih adalah 22–28 C dengan kelembaban
60 – 90 %, sedangkan temperatur berkisar 15–30 C dengan kelembaban 80–90%.
Latar Belakang
4. Latar Belakang
Salah satu upaya peningkatan produksi jamur tiram adalah dengan penambahan nutrisi seperti
gula yang dihasilkan dari pohon aren mapun dari pohon tebu. Selain kandungan sukrosa, nira
tebu juga mengandung gula pereduksi yaitu glukosa dan fruktosa yang merupakan hasil
invertasi sukrosa dengan adanya enzim invertase. Jenis gula yang terdapat dalam nira tebu
adalah dekstran yang merupakan hasil hidrolisis sukrosa dengan bantuan enzim
dekstransukare yang dihasilkan dari bakteri kontaminan .
Gula merah maupun air tebu (sukrosa) merupakan
senyawa disakarida yang tersusun dari gabungan dua
gula yaitu glukosa dan fruktosa yang cepat diuraikan
atau didegradasi sehingga menyediakan energi untuk
kebutuhan metabolisme atau pertumbuhan jamur
tiram
5. Perumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh penyuntikan gula merah, gula putih, molase dan air tebu
terhadap laju pertumbuhan dan kuantitas hasil jamur tiram putih?
2. Apakah terdapat dosis gula merah, gula putrih, molase dan air tebu terbaik terhadap laju
pertumbuhan dan kuantitas hasil jamur tiram putih ?
6. Hipotesis
1. Terdapat pengaruh penyuntikan gula merah, gula putih, molase dan air tebu terhadap laju
pertumbuhan dan kuantitas hasil jamur tiram putih.
2. Terdapat dosis gula merah, gula putih, molase dan air tebu terbaik terhadap laju
pertumbuhan dan kuantitas hasil jamur tiram putih.
7. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian gula merah, gula putih, molase dan air tebu
terhadap laju pertumbuhan dan kuantitas hasil jamur tiram putih.
2. Untuk mengetahui dosis pemberian gula merah, gula putih, molase dan air tebu terbaik
terhadap pertumbuhan dan kuantitas hasil jamur tiram putih.
8. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengetahuan tentang penerapan usaha dan budidaya jamur tiram
putih dan sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya.
9. Bahan & Metode
Alat dan Bahan
Alat
- Kumbung
- Alat Pengolahan Baglog
- Gembur
- Drum dan Kompor Gas
- Tabung Ingkas
- Alat Ukur
- Timbangan
- Higrometer
- Thermometer
- Kamera
- Alat Tulis
Bahan
- Serbuk Kayu
- Kapur Dolomit
- Gips
- Air
- Bibit Jamur Tiram F2
- Air Tebu
- Gula Merah
- Gula Putih
- Molase
- Alkohol
- Lampu Bunsen
- Plastik Kaca
- Gelang Karet
- Koran
11. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Satu Faktor. Faktor yang diteliti adalah
penambahan beberapa jenis Stimulan pada media baglog budidaya jamur tiram putih. Setiap perlakuan
di ulang sebanyak 5 kali sehingga diperoleh 25 satuan percobaan, dalam setiap satuan percobaan
terdapat 5 media baglog sehingga diperoleh 125 media baglog budidaya jamur tiram putih
Dimana :
p0 = kontrol (media baglog tanpa tambahan stimulan)
p1 = Media baglog + air tebu (2/ml)
p2 = Media baglog + gula merah (2/ml)
p3 = Media baglog + molase (2/ml)
p4 = Media baglog + gula putih (2/ml)
12. Penyiapan Kumbung
Pada penelitian ini kumbung
dan rak untuk meletakan
baglog jamur disiapkan dan
dibersihkan. Ukuran
kumbung tempat penelitian
adalah panjang 7 m, lebar 5,
dan tinggi 4 m. Atap dan
dindingnya dibuat dari daun
rumbia dan lantainya terbuat
dari tanah
13. Alur Pembuatan
Jamur Tiram
Persiapan Media
Pencampuran Media
Pengomposan Media
Sterilisasi Media
Pendinginan Media
Inokulasi
Inkubasi
Penumbuhan
Pemeliharaan
Panen
14. Pengamatan Penelitian
Pengamatan dalam penelitian ini adalah :
• Waktu tumbuh miselium;
• Waktu penyebaran miselium sempurna;
• Waktu pertama munculnya tubuh buah;
• Umur panen pertama;
• Jumlah tubuh buah per rumpun;
• Berat basah tubuh buah jamur tiram.
15. Analisis Data
Model linier aditif yang digunakan untuk menganalisis setiap peubah yang diamati adalah :
Yij = μ + τi + ε ij
Dimana :
i = 1, 2, 3, 4, 5, (perlakuan penambahan limbah ampas sagu)
j = 1, 2, 3, 4 (ulangan)
Yij = Respon satuan percobaan yang menerima perlakuan ke i pada pengamatan ke j
μ = rata-rata umum
τi = pengaruh perlakuan ampas kelapa ke i
ε ij = pengaruh galat acak yang menerima perlakuan ke i pada ulangan ke j.
16. Analisis Data
Berdasarkan model linier aditif yang digunakan tersebut, maka dapat dibentuk analisis ragam
seperti pada Tabel.
Sumber
keragaman
db JK KT F-hitung
Nilai F Tabel
5 % 1 %
Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG
F 0,05
(V1, V2)
F0,01 (V1,
V2)
Galat t(r-1) JKG KTG
Total tr-1 JKT
17. Daftar Pustaka
Aini, F. N. dan Kuswytasari, N.D., (2013), Pengaruh Penambahan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus),
Jurnal Sains dan Seni POMITS Vol. 2, No. 1, 2013
Agustiawati. 2010. Gula untuk Pertumbuhan Jamur. Budidaya Jamur Tiram. Bandung Atmosuseno, B. S. 1997. Budidaya, Kegunaan, dan Prospek Sengon. Penebar
Swadaya. Jakarta. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur, 2018. Budidaya Jamur tiram. Jawa Timur.
Cahyana, Y.A., Muchrodji dan M. Bakrun. 1999. Jamur Tiram. Penebar swadaya. Jakarta
Djarijah N.M. dan Djarijah A.s. 2001. Budidaya Jamur. Penebar swadaya. Jakarta.
Kultsum. 2009. “Pengaruh Variasi Nira Tebu (Saccharum Officinarum) dari Beberapa Varietas Tebu dengan Penambahan Sumber Nitrogen (N) dari Tepung Kedelai
Hitam
(Glycine Soja) sebagai Substrat Terhadap Efisiensi Fermentasi Etanol” (Skripsi S-1 Progdi Kimia). Malang: UIN
Maulana Malik Ibrahim. Parjimo dan Agus andoko. 2013. Budidaya Jamur (Jamur Kuping, Jamur Tiram,Jamur Merang). Jakarta : Agromedia.
Purnomo, H. 2000. Pembuatan Chicken Nugget. Lembaga Pengabdian pada masyarakat. Universitas Brawijaya Malang.
Said, A. (2007). Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta : PT. Sinar Wadjar Lestari.
Santoso. 1993. Bertanam Jamur Konsumsi. Jakarta. AgoMedia Pustaka.
Siswono. 2003. Gambaran Anemia Gizi dan Kaitannya Dengan Asupan Serta Pola Makan Pada Tenaga Kerja Wanita di Tanggerang, Banteng. Jurnal Kedokteran Yarsi
17
(1) : 031-039.
Soenanto, H. 2000. Jamur Tiram, Budidaya dan Peluang Usaha. Aneka Ilmu. Jakarta.
Suarni. 2004. Evaluasi Sifat Fisik dan Kandungan Kimia Biji Sorgum Setelah Penyosohan. Jurnal Stigma XII(1): 88-91
Sebelum dilakukan analisis ragam, data yang ada terlebih dahulu di lakukan uji terhadap asumsi kehomogenan ragam dengan menggunakan uji Barlett. Apabila data homogen maka dianalisis ragam menggunakan uji-F pada taraf 5% . Apabila hasil analisis ragam menunjukan berpengaruh nyata atau sangat nyata terhadap perlakuan, maka dilanjutkan dengan perbandingan uji beda nilai tengah menggunakan Least Significant Difference (LSD) pada taraf 5%
Sebelum dilakukan analisis ragam, data yang ada terlebih dahulu di lakukan uji terhadap asumsi kehomogenan ragam dengan menggunakan uji Barlett. Apabila data homogen maka dianalisis ragam menggunakan uji-F pada taraf 5% . Apabila hasil analisis ragam menunjukan berpengaruh nyata atau sangat nyata terhadap perlakuan, maka dilanjutkan dengan perbandingan uji beda nilai tengah menggunakan Least Significant Difference (LSD) pada taraf 5%