Dokumen ini membahas tentang konsep dasar jaringan komputer seperti IPv4, IPv6, CIDR, dan subnetting. IPv4 menggunakan alamat 32-bit yang dapat mengakomodasi 4 miliar host, sementara IPv6 menggunakan alamat 128-bit yang jauh lebih besar kapasitasnya. CIDR digunakan untuk mengklasifikasi alamat secara lebih efisien dibandingkan kelas IP konvensional. Subnetting memungkinkan pembagian sumber day
2. IPv4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat
IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan
yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP
yang menggunakan protokol IP versi 4, Panjang
totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat
mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau
lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia
ZUFAR DHIYAULHAQ | SMK TELKOM SHANDY PUTRA PURWOKERTO
3. IPv4
Jumlah host tersebut didapatkan dari 256
(didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4
oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4
tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai
dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat
ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296
host.
ZUFAR DHIYAULHAQ | SMK TELKOM SHANDY PUTRA PURWOKERTO
4. IPv6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet terbaru
yang didesain sebagai pengganti dari Internet
protocol versi 4 (IPv4). IPv6 yang memiliki kapasitas
alamat(address)
yang
lebih
besar
(128
bit), mendukung penyusunan alamat secara
terstruktur, yang memungkinkan Internet terus
berkembang dan menyediakan kemampuan routing
baru yang tidak terdapat dalam IPv4.
ZUFAR DHIYAULHAQ | SMK TELKOM SHANDY PUTRA PURWOKERTO
5. IPv6
IPv6 memiliki tipe alamat anycast yang dapat
digunakan untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu
IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan alamat
secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi
secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara
baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap
aliran datasecara real-time, pemilihan provider, mobilitas
host, endto- end security, maupun konfigurasi otomatis.
ZUFAR DHIYAULHAQ | SMK TELKOM SHANDY PUTRA PURWOKERTO
6. Penulisan IPv6
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok
berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan
heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan
heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua
(:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga
sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda
dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.
Contoh :
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
ZUFAR DHIYAULHAQ | SMK TELKOM SHANDY PUTRA PURWOKERTO
7. CIDR (Classless Inter-Domain
Routing)
merupakan sebuah cara alternatif untuk
mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan
sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas
C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai
supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing
yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang
asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke
dalam kelas-kelas A, B, dan C.
ZUFAR DHIYAULHAQ | SMK TELKOM SHANDY PUTRA PURWOKERTO
8. SUBNETTING
Subnetting adalah sebuah teknik yang
mengizinkan para administrator jaringan untuk
memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia
dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat
skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelaskelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur.
ZUFAR DHIYAULHAQ | SMK TELKOM SHANDY PUTRA PURWOKERTO
9. SUBNETTING
Dengan subnetting, anda bisa membuat network
dengan batasan host yang lebih realistis sesuai
kebutuhan.
Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel
untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP
adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana
yang mewakili host ID.
ZUFAR DHIYAULHAQ | SMK TELKOM SHANDY PUTRA PURWOKERTO