Dokumen tersebut membahas tentang personalia dan hubungan perburuhan dalam organisasi. Ia menjelaskan tentang sumber daya manusia sebagai aset penting organisasi, termasuk proses rekrutmen, pengembangan, dan kompensasi karyawan. Dokumen ini juga membahas hubungan antara manajemen dan buruh, termasuk perjanjian kerja bersama dan cara menyelesaikan konflik secara damai.
2. A. PEMANFAATAN SUMBER TENAGA
KERJA DAN KOMPENSASI
1. Pendahuluan
Organisasi merupakan wahana untuk mencapai tujuan. Agar
supaya pencapaian tujuan ini dapat dilaksanakan dengan
baik, diperlukan fungsi-fungsi. Pengertian fungsi adalah, tugas-
tugas yang dapat dengan segera dibedakan dengan tugas-tugas
yang lain. Pelaksana fungsi-fungsi adalah personalia yang di beri
wewenang, tanggung jawab, pertanggung jawaban.
3. 2. Macam/Jenis Personalia
Sesuai dengan fungsinya, pada dasarnya, di dalam perusahaan terdapat
dua macam tenaga kerja, yakni :
a) Tenaga Eksekutif
Mempunyai dua tugas pokok ialah mengambil berbagai keputusan
dan melaksanakan fungsi organik manajemen :
merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinir, dan
mengawasi.
b) Tenaga Operatif
Merupakan tenaga terampil, yang menguasai bidang
pekerjaannya, sehingga setiap tugas yang dibebankan kepadanya dapat
dilaksanakan dengan baik.
Tenaga ini dibedakan menjadi 3 golongan, yakni :
Tenaga Terampil (Skilled Labor)
Tenaga Setengah Terampi (Semi Skilled Labor)
Tenaga Tidak Terampil (Unskilled Labor)
4. 3. Sumber Tenaga Kerja
Dari dalam Perusahaan
Teman-teman para karyawan
Lembaga Penempatan Tenaga Kerja
Lembaga Pendidikan
Masyarakat Umum
4. Seleksi Tenaga Kerja
Sebelum proses seleksi dilakukan ada dua masalah yang harus diatasi
lebih dulu, yaitu :
a) Penentuan Jenis(kualitas) Tenaga Kerja, seperti :
Batas minimum-maksimum usia
Pendidikan minimal yang dimiliki
Pengalaman kerja yang telah diperoleh
Bidang keahlian yang dimiliki
Ketrampilan lain yang dimiliki
Pengetahuan-pengetahuan lainnya
5. b) Penentuan Jumlah Tenaga Kerja
Penentuan jumlah tenaga kerja, meliputi dua hal pokok yakni :
Analisis beban kerja yang meliputi : peramalan penjualan, penyusunan
jadwal waktu kerja dan penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan
untuk membuat satu unit barang. Menjadi dasar penentuan jumlah
tenaga kerja untuk menjalankan 1 beban kerja pada 1 periode waktu.
Analisis tenaga kerja untuk menghitung jumlah tenaga kerja yang
sesungguhnya dapat tersedia pada satu periode tertentu, sebab tidak
semua tenaga yang ada bisa kerja penuh sesuai dengan ketentuan
waktu (tidak masuk, pensiun dll)
c) Proses Seleksi
Meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
Pengisian formulir atau penyortiran lamaran-lamaran yang masuk
Wawancara pendahuluan
Psycho-test
Wawancara lanjutan
Pengujian referensi
Pengujian kesehatan
Masa Orientasi
6. 5.Pengembangan Karyawan
Guna menambah produktivitas dan semangat kerja, mengurangi
kecelakaan dan kerusakan hasil (scrap), mengikuti
pengembangan teknologi dan metode pemecahan masalah
terkait tugas-tugas
Ada 2 metode pengembangan karyawan :
Dilaksanakan di dalam dan oleh perusahaan sendiri (on the job training)
Dilaksanakan di luar perusahaan dan oleh lembaga lain (off the job
training)
7. 6. Kompensasi
Imbalan jasa yang diberikan secara teratur dan dalam jumlah
tertentu oleh perusahaan kepada para karyawan atas kontribusi
tenaganya yang telah diberikan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Kompensasi ini dapat berupa upah (untuk
buruh, bulanan atau sesui output kerja) dan gaji (untuk
pegawai, bulanan, jumlah pasti). Dalam masalah
pengupahan, terdapat 3 macam teori upah ekonomi yakni :
Teori Pasar :
upah ditentukan oleh hasil proses perundingan antara karyawan
sebagai penjual tenaga dengan manajemen sebagai pembelinya
atau kekuatan penawaran dan permintaan tenaga (buruh
sebagai barang)
Teori Standard Hidup :
upah harus dapat memberikan jaminan kepada buruh untuk
menikmati hidup dengan layak dan pengusaha harus
memberikan upah cukup tinggi, memberikan servis lain seperti
pendidikan, tabungan, jaminan hari tua.
Teori kemampuan untuk membayar :
tingkat pembayaran harus didasarkan pada kemampuan
perusahaan untuk membayar.
8. 7.Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
upah
Pasar Tenaga Kerja
Tingkat Upah yang berlaku di daerah bersangkutan
Tingkat keahlian yang diperlukan
Situasi laba perusahaan
Peraturan perintah
8. Metode Pengupahan
Upah langsung
Gaji
Upah Satuan
Komisi
Premi shift kerja
Tunjangan Tambahan
9. 9. Upah Insentif
Insentif merupakan suatu arti tentang dorongan kerja yang efektif dari karyawan.
Maksud dari insentif ini adalah untuk mendorong karyawan agar bekerja dengan
lebih produktif.
Karakteristik pokok dari upah insentif yang baik adalah :
Harus menunjukkan penghargaan kepada karyawan atas produktivitas mereka.
Harus dapat dipakai untuk mencapai tujuan produktif per karyawan secara
layak.
Tambahan upah yang diperoleh karyawan harus paling sedikit diseimbangkan
dengan biaya produksi terendah.
Macam-macam bentuk upah Insentif
a) Full Participation Plan : upah insentif bagi karyawan pabrik di mana ekstra
pada tugas mereka, dapat menghasilkan produksi tambahan.
b) Group Insentif Plan : diberikan kepada sekelompok karyawan, bilamana
terbukti mereka menunjukkan hasil yang menguntungkan, seperti :
Peningkatan produktivitas
Penurunan biaya tenaga kerja per unit
Perbaikan kualitas produk
Pengurangan tingkat kerusakan produk yang dihasilkan.
10. B. HUBUNGAN PERBURUHAN
1. Hubungan Perburuhan Pancasila
Hubungan Perburuhan ini terjadi karena antara buruh di satu
pihak dan manajemen di lain pihak, saling membutuhkan satu
sama lain. Oleh karena itu, di Indonesia diciptakan satu bentuk
hubungan antara karyawan dan manajemen yang dikenal
dengan hubungan perburuhan pancasila.bilamana terjadi adanya
ketidak-sepakatan antara buruh dan manajemen buruh
mempunyai senjata yang dapat digunakan untuk menekan
pembicaraan antara mereka yaitu:
Boikot
Pemogokan
Penghasutan
Memperlambat kerja
11. 2. Perjanjian Kerja Bersama (PKB, Collective
Labor Agreement)
Perjanjian Kerja Bersama (Collective Labor Agreement)
merupakan cara untuk mengatasi masalah antara manajemen
dan buruh. Dengan adanya perjanjian bersama ini, buruh
mempunyai kekuatan untuk dapat turut menentukan isi
perjanjian tersebut, isi perjanjian itu meliputi hak-hak dan
kewajiban buruh maupun pengusaha.
12. Hak-hak Buruh
o Besarnya gaji/upah minimal yang harus diterima buruh beserta kenaikannya.
o Tunjangan-tunjangan yang harus diterima
o Hak untuk mendapat santunan kecelakaan di tempat kerja
o Hak untuk mendapatkan promosi dengan system penilaian yang adil
o Hak untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan melalui program
training yang diberikan oleh perusahaan
o Mendapatkan pesangon bila ia dipecat atau keluar atas kemauan sendiri
o Besarnya pesangon
Kewajiban Buruh
Datang bekerja tepat waktu
Menjaga ketertiban
Berusaha meningkatkan produktifitas
Mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan
Berusaha untuk selalu dapat melakukan penghematan untuk dapat
menekan biaya produksi
Menyumbangkan gagasan-gagasan yang bermanfaat
Bekerja sesuai yang digambarkan dalam deskripsi jabatan
13. Hak Pengusaha
Hak untuk mengevaluasi kerja karyawan
Hak menentukan seseorang yang dianggap baik untuk menjadi pimpinan
Hak untuk menegur/mengarahkan
Hak memberi promosi dan devisi
Hak untuk memecat
Kewajiban Pengusaha
Memberikan semua hak karyawan yang telah disepakati
Memperlakukan semua karyawan dengan adil
Memberikan fasilitas-fasilitas kepada karyawan
14. 3. Macam-macam Perjanjian Kerja
Closed Shop Agreement :
hanya berlaku bagi buruh yang menjadi anggota
serikat/persatuan. Pengusaha hanya boleh memperkerjakan
para anggota serikat buruh.
Union Shop Agreement :
mengharuskan para pekerja untuk menjadi anggota serikat
dalam periode waktu tertentu sesudah mereka bekerja.
Open Shop Agreement :
memberikan kebebasan kepada para anggota untuk menjadi atau
tidak menjadi anggota serikat.
15. 4. Konflik dalam Hubungan Kerja
Konflik dalam hubungan kerja biasanya terjadi apabila kepentingan
kedua belah pihak, antara buruh dan pengusaha terganggu.
Diselesaikan mandor/foreman sebagai wakil perusahaan. Bersama wakil
buruh di bagian itu.
Ke tingkat lebih tinggi, antara kabag dengan buruh bagian ybs
Ke tingkat lebih tinggi, manajer (wakil perusahaan) dan wakli serikat
buruh
Ke perundingan wakil perusahaan wakil buruh dengan Panitia
Penyelesaian Perburuhan tingkat Daerah (P4D). Bisa ke tingkat Pusat
(P4P)
Ke dewan arbitrasi. Keputusan berkekuatan hukum mengungat ke-2 pihak.
16. 5. Perantara dalam Pemecahan Konflik
Konsilasi, untuk mempertemukan kedua belah pihak, antara buruh
dan pengusaha.
Mediasi, bertindak sebagai mediator hanya berwenang untuk
memberikan saran-saran kepada kedua belah pihak bagaimana
masalah harus dipecahkan.
Arbitrasi, keputusan-keputusan yang diambil oleh arbitrator
(belerai), bersifat mengikat kedua belah pihak dan mempunyai
kekuatan hukum.
Macam-macam Arbitrasi :
Arbitrasi Sukarela
Arbitrasi Paksaan (compulsory albitration), kedua pihak wajib
menyelesaikan konflik macet (deadlock) malalui arbitrator, di atur
dengan peraturah pemerintah.
Arbitrasi Otomatis (automatic arbitration) apabila masalh tidak selsai
maka di bawa ke arbitrator. Tercantum dalam satu dictum pada PKB
yang di buat sebelumnya.
17. 6. Lembaga-lembaga BIPARTITE Dan
TRIPARTITE
a) Lembaga BIPARTITE mendasarkan diri pada pengertian bahwa
setiap masalah yang timbul dari hubungan perburuhan
merupakan tanggung jawab kedua belah pihak yaitu, pihak
buruh dan pengusaha harus diselesaikan oleh mereka sendiri.
b) Lembaga TRIPARTITE mendasarkan pada pengertian bahwa
setiap masalah yang timbul dari hubungan perburuhan adalah
tanggung jawab buruh, pengusaha dan masyarakat yang dalam
hal ini diwakili oleh pemerintah.
7. Mencegah Konflik
Melaksanakan lembaga keluhan dengan baik
Mengadakan survey gairah kerja
Menyelenggarakan lembaga bimbingan dan penyuluhan Mengikut-
sertakan buruh dalam pengambilan keputusan