SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
PENGANTAR BISNIS

     BAB 9
  PERSONALIA



   Kolompok 2
A. PEMANFAATAN SUMBER TENAGA
   KERJA DAN KOMPENSASI

1. Pendahuluan
 Organisasi merupakan wahana untuk mencapai tujuan. Agar
 supaya pencapaian tujuan ini dapat dilaksanakan dengan
 baik, diperlukan fungsi-fungsi. Pengertian fungsi adalah, tugas-
 tugas yang dapat dengan segera dibedakan dengan tugas-tugas
 yang lain. Pelaksana fungsi-fungsi adalah personalia yang di beri
 wewenang, tanggung jawab, pertanggung jawaban.
2. Macam/Jenis Personalia
     Sesuai dengan fungsinya, pada dasarnya, di dalam perusahaan terdapat
     dua macam tenaga kerja, yakni :

a)  Tenaga Eksekutif
  Mempunyai dua tugas pokok ialah mengambil berbagai keputusan
  dan melaksanakan fungsi organik manajemen :
  merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinir, dan
  mengawasi.
b) Tenaga Operatif
  Merupakan tenaga terampil, yang menguasai bidang
  pekerjaannya, sehingga setiap tugas yang dibebankan kepadanya dapat
  dilaksanakan dengan baik.

Tenaga ini dibedakan menjadi 3 golongan, yakni :
       Tenaga Terampil (Skilled Labor)
       Tenaga Setengah Terampi (Semi Skilled Labor)
       Tenaga Tidak Terampil (Unskilled Labor)
3.          Sumber Tenaga Kerja
       Dari dalam Perusahaan
       Teman-teman para karyawan
       Lembaga Penempatan Tenaga Kerja
       Lembaga Pendidikan
       Masyarakat Umum

4.           Seleksi Tenaga Kerja
     Sebelum proses seleksi dilakukan ada dua masalah yang harus diatasi
     lebih dulu, yaitu :

a)     Penentuan Jenis(kualitas) Tenaga Kerja, seperti :
         Batas minimum-maksimum usia
         Pendidikan minimal yang dimiliki
         Pengalaman kerja yang telah diperoleh
         Bidang keahlian yang dimiliki
         Ketrampilan lain yang dimiliki
         Pengetahuan-pengetahuan lainnya
b)         Penentuan Jumlah Tenaga Kerja
Penentuan jumlah tenaga kerja, meliputi dua hal pokok yakni :
      Analisis beban kerja yang meliputi : peramalan penjualan, penyusunan
       jadwal waktu kerja dan penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan
       untuk membuat satu unit barang. Menjadi dasar penentuan jumlah
       tenaga kerja untuk menjalankan 1 beban kerja pada 1 periode waktu.
      Analisis tenaga kerja untuk menghitung jumlah tenaga kerja yang
       sesungguhnya dapat tersedia pada satu periode tertentu, sebab tidak
       semua tenaga yang ada bisa kerja penuh sesuai dengan ketentuan
       waktu (tidak masuk, pensiun dll)



c)         Proses Seleksi
Meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
        Pengisian formulir atau penyortiran lamaran-lamaran yang masuk
        Wawancara pendahuluan
        Psycho-test
        Wawancara lanjutan
        Pengujian referensi
        Pengujian kesehatan
        Masa Orientasi
5.Pengembangan Karyawan
  Guna menambah produktivitas dan semangat kerja, mengurangi
  kecelakaan dan kerusakan hasil (scrap), mengikuti
  pengembangan teknologi dan metode pemecahan masalah
  terkait tugas-tugas


Ada 2 metode pengembangan karyawan :
   Dilaksanakan di dalam dan oleh perusahaan sendiri (on the job training)
   Dilaksanakan di luar perusahaan dan oleh lembaga lain (off the job
    training)
6. Kompensasi
   Imbalan jasa yang diberikan secara teratur dan dalam jumlah
   tertentu oleh perusahaan kepada para karyawan atas kontribusi
   tenaganya yang telah diberikan untuk mencapai tujuan
   perusahaan. Kompensasi ini dapat berupa upah (untuk
   buruh, bulanan atau sesui output kerja) dan gaji (untuk
   pegawai, bulanan, jumlah pasti). Dalam masalah
   pengupahan, terdapat 3 macam teori upah ekonomi yakni :
     Teori Pasar :
   upah ditentukan oleh hasil proses perundingan antara karyawan
   sebagai penjual tenaga dengan manajemen sebagai pembelinya
   atau kekuatan penawaran dan permintaan tenaga (buruh
   sebagai barang)
     Teori Standard Hidup :
   upah harus dapat memberikan jaminan kepada buruh untuk
   menikmati hidup dengan layak dan pengusaha harus
   memberikan upah cukup tinggi, memberikan servis lain seperti
   pendidikan, tabungan, jaminan hari tua.
     Teori kemampuan untuk membayar :
   tingkat pembayaran harus didasarkan pada kemampuan
   perusahaan untuk membayar.
7.Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
  upah
      Pasar Tenaga Kerja
      Tingkat Upah yang berlaku di daerah bersangkutan
      Tingkat keahlian yang diperlukan
      Situasi laba perusahaan
      Peraturan perintah


8.       Metode Pengupahan
      Upah langsung
      Gaji
      Upah Satuan
      Komisi
      Premi shift kerja
      Tunjangan Tambahan
9.        Upah Insentif
  Insentif merupakan suatu arti tentang dorongan kerja yang efektif dari karyawan.
  Maksud dari insentif ini adalah untuk mendorong karyawan agar bekerja dengan
  lebih produktif.
Karakteristik pokok dari upah insentif yang baik adalah :
     Harus menunjukkan penghargaan kepada karyawan atas produktivitas mereka.
     Harus dapat dipakai untuk mencapai tujuan produktif per karyawan secara
      layak.
     Tambahan upah yang diperoleh karyawan harus paling sedikit diseimbangkan
      dengan biaya produksi terendah.

 Macam-macam bentuk upah Insentif
     a) Full Participation Plan : upah insentif bagi karyawan pabrik di mana ekstra
        pada tugas mereka, dapat menghasilkan produksi tambahan.
     b) Group Insentif Plan : diberikan kepada sekelompok karyawan, bilamana
        terbukti mereka menunjukkan hasil yang menguntungkan, seperti :
         Peningkatan produktivitas

         Penurunan biaya tenaga kerja per unit

         Perbaikan kualitas produk

         Pengurangan tingkat kerusakan produk yang dihasilkan.
B. HUBUNGAN PERBURUHAN
1. Hubungan Perburuhan Pancasila
 Hubungan Perburuhan ini terjadi karena antara buruh di satu
 pihak dan manajemen di lain pihak, saling membutuhkan satu
 sama lain. Oleh karena itu, di Indonesia diciptakan satu bentuk
 hubungan antara karyawan dan manajemen yang dikenal
 dengan hubungan perburuhan pancasila.bilamana terjadi adanya
 ketidak-sepakatan antara buruh dan manajemen buruh
 mempunyai senjata yang dapat digunakan untuk menekan
 pembicaraan antara mereka yaitu:
   Boikot
   Pemogokan
   Penghasutan
   Memperlambat kerja
2.      Perjanjian Kerja Bersama (PKB, Collective
     Labor Agreement)
     Perjanjian Kerja Bersama (Collective Labor Agreement)
     merupakan cara untuk mengatasi masalah antara manajemen
     dan buruh. Dengan adanya perjanjian bersama ini, buruh
     mempunyai kekuatan untuk dapat turut menentukan isi
     perjanjian tersebut, isi perjanjian itu meliputi hak-hak dan
     kewajiban buruh maupun pengusaha.
Hak-hak Buruh
  o Besarnya gaji/upah minimal yang harus diterima buruh beserta kenaikannya.
  o Tunjangan-tunjangan yang harus diterima
  o Hak untuk mendapat santunan kecelakaan di tempat kerja
  o Hak untuk mendapatkan promosi dengan system penilaian yang adil
  o Hak untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan melalui program
    training yang diberikan oleh perusahaan
  o Mendapatkan pesangon bila ia dipecat atau keluar atas kemauan sendiri
  o Besarnya pesangon


Kewajiban Buruh
   Datang bekerja tepat waktu
   Menjaga ketertiban
   Berusaha meningkatkan produktifitas
   Mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan
   Berusaha untuk selalu dapat melakukan penghematan           untuk   dapat
       menekan biaya produksi
   Menyumbangkan gagasan-gagasan yang bermanfaat
   Bekerja sesuai yang digambarkan dalam deskripsi jabatan
 Hak Pengusaha
   Hak untuk mengevaluasi kerja karyawan
   Hak menentukan seseorang yang dianggap baik untuk menjadi pimpinan
   Hak untuk menegur/mengarahkan
   Hak memberi promosi dan devisi
   Hak untuk memecat




 Kewajiban Pengusaha
   Memberikan semua hak karyawan yang telah disepakati
   Memperlakukan semua karyawan dengan adil
   Memberikan fasilitas-fasilitas kepada karyawan
3.          Macam-macam Perjanjian Kerja
          Closed Shop Agreement :
      hanya berlaku bagi buruh yang menjadi anggota
      serikat/persatuan. Pengusaha hanya boleh memperkerjakan
      para anggota serikat buruh.
      Union Shop Agreement :
      mengharuskan para pekerja untuk menjadi anggota serikat
      dalam periode waktu tertentu sesudah mereka bekerja.
      Open Shop Agreement :
         memberikan kebebasan kepada para anggota untuk menjadi atau
         tidak menjadi anggota serikat.
4.                  Konflik dalam Hubungan Kerja
 Konflik dalam hubungan kerja biasanya terjadi apabila kepentingan
 kedua belah pihak, antara buruh dan pengusaha terganggu.

      Diselesaikan mandor/foreman sebagai wakil perusahaan. Bersama wakil
         buruh di bagian itu.
        Ke tingkat lebih tinggi, antara kabag dengan buruh bagian ybs
        Ke tingkat lebih tinggi, manajer (wakil perusahaan) dan wakli serikat
         buruh
        Ke perundingan wakil perusahaan wakil buruh dengan Panitia
         Penyelesaian Perburuhan tingkat Daerah (P4D). Bisa ke tingkat Pusat
         (P4P)
        Ke dewan arbitrasi. Keputusan berkekuatan hukum mengungat ke-2 pihak.
5.        Perantara dalam Pemecahan Konflik
      Konsilasi, untuk mempertemukan kedua belah pihak, antara buruh
       dan pengusaha.
      Mediasi, bertindak sebagai mediator hanya berwenang untuk
       memberikan saran-saran kepada kedua belah pihak bagaimana
       masalah harus dipecahkan.
      Arbitrasi, keputusan-keputusan yang diambil oleh arbitrator
       (belerai), bersifat mengikat kedua belah pihak dan mempunyai
       kekuatan hukum.

Macam-macam Arbitrasi :
      Arbitrasi Sukarela
      Arbitrasi Paksaan (compulsory albitration), kedua pihak wajib
       menyelesaikan konflik macet (deadlock) malalui arbitrator, di atur
       dengan peraturah pemerintah.
      Arbitrasi Otomatis (automatic arbitration) apabila masalh tidak selsai
       maka di bawa ke arbitrator. Tercantum dalam satu dictum pada PKB
       yang di buat sebelumnya.
6. Lembaga-lembaga BIPARTITE Dan
  TRIPARTITE
     a)     Lembaga BIPARTITE mendasarkan diri pada pengertian bahwa
            setiap masalah yang timbul dari hubungan perburuhan
            merupakan tanggung jawab kedua belah pihak yaitu, pihak
            buruh dan pengusaha harus diselesaikan oleh mereka sendiri.
     b)     Lembaga TRIPARTITE mendasarkan pada pengertian bahwa
            setiap masalah yang timbul dari hubungan perburuhan adalah
            tanggung jawab buruh, pengusaha dan masyarakat yang dalam
            hal ini diwakili oleh pemerintah.

7.          Mencegah Konflik
      Melaksanakan lembaga keluhan dengan baik
      Mengadakan survey gairah kerja
      Menyelenggarakan lembaga bimbingan dan penyuluhan Mengikut-
          sertakan buruh dalam pengambilan keputusan

More Related Content

Similar to OPTIMASI SUMBER TENAGA

Similar to OPTIMASI SUMBER TENAGA (20)

A
AA
A
 
2. LINK MAKALAH UAS
2. LINK MAKALAH UAS 2. LINK MAKALAH UAS
2. LINK MAKALAH UAS
 
Bab 8
Bab 8Bab 8
Bab 8
 
Tugas SDM Serikat Pekerja.ppt
Tugas SDM Serikat Pekerja.pptTugas SDM Serikat Pekerja.ppt
Tugas SDM Serikat Pekerja.ppt
 
Makalah penelitian
Makalah penelitian Makalah penelitian
Makalah penelitian
 
Union Representatif & Collective Bargaining.pdf
Union Representatif & Collective Bargaining.pdfUnion Representatif & Collective Bargaining.pdf
Union Representatif & Collective Bargaining.pdf
 
Makalah kompensasi
Makalah kompensasiMakalah kompensasi
Makalah kompensasi
 
Pengantar manajemen
Pengantar manajemenPengantar manajemen
Pengantar manajemen
 
Msdm bab xi
Msdm bab xiMsdm bab xi
Msdm bab xi
 
Penelitian uas
Penelitian uasPenelitian uas
Penelitian uas
 
Frame work tugas evakinkomp maharani putri ilyas
Frame work tugas evakinkomp maharani putri ilyasFrame work tugas evakinkomp maharani putri ilyas
Frame work tugas evakinkomp maharani putri ilyas
 
Ricky waluyo
Ricky waluyoRicky waluyo
Ricky waluyo
 
Ricky waluyo
Ricky waluyoRicky waluyo
Ricky waluyo
 
Msdm bab iv pembayaran kinerja dan insentif keuangan
Msdm bab iv pembayaran kinerja dan insentif keuanganMsdm bab iv pembayaran kinerja dan insentif keuangan
Msdm bab iv pembayaran kinerja dan insentif keuangan
 
MSDM - kompensasi
MSDM - kompensasiMSDM - kompensasi
MSDM - kompensasi
 
Resume Kompensasi SDM
Resume Kompensasi SDMResume Kompensasi SDM
Resume Kompensasi SDM
 
Makalah Kompensasi
Makalah KompensasiMakalah Kompensasi
Makalah Kompensasi
 
Sistem Informasi SDM
Sistem Informasi SDMSistem Informasi SDM
Sistem Informasi SDM
 
Makalah uas 2
Makalah uas 2 Makalah uas 2
Makalah uas 2
 
Makalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdm
Makalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdmMakalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdm
Makalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdm
 

OPTIMASI SUMBER TENAGA

  • 1. PENGANTAR BISNIS BAB 9 PERSONALIA Kolompok 2
  • 2. A. PEMANFAATAN SUMBER TENAGA KERJA DAN KOMPENSASI 1. Pendahuluan Organisasi merupakan wahana untuk mencapai tujuan. Agar supaya pencapaian tujuan ini dapat dilaksanakan dengan baik, diperlukan fungsi-fungsi. Pengertian fungsi adalah, tugas- tugas yang dapat dengan segera dibedakan dengan tugas-tugas yang lain. Pelaksana fungsi-fungsi adalah personalia yang di beri wewenang, tanggung jawab, pertanggung jawaban.
  • 3. 2. Macam/Jenis Personalia Sesuai dengan fungsinya, pada dasarnya, di dalam perusahaan terdapat dua macam tenaga kerja, yakni : a) Tenaga Eksekutif Mempunyai dua tugas pokok ialah mengambil berbagai keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen : merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinir, dan mengawasi. b) Tenaga Operatif Merupakan tenaga terampil, yang menguasai bidang pekerjaannya, sehingga setiap tugas yang dibebankan kepadanya dapat dilaksanakan dengan baik. Tenaga ini dibedakan menjadi 3 golongan, yakni :  Tenaga Terampil (Skilled Labor)  Tenaga Setengah Terampi (Semi Skilled Labor)  Tenaga Tidak Terampil (Unskilled Labor)
  • 4. 3. Sumber Tenaga Kerja  Dari dalam Perusahaan  Teman-teman para karyawan  Lembaga Penempatan Tenaga Kerja  Lembaga Pendidikan  Masyarakat Umum 4. Seleksi Tenaga Kerja Sebelum proses seleksi dilakukan ada dua masalah yang harus diatasi lebih dulu, yaitu : a) Penentuan Jenis(kualitas) Tenaga Kerja, seperti :  Batas minimum-maksimum usia  Pendidikan minimal yang dimiliki  Pengalaman kerja yang telah diperoleh  Bidang keahlian yang dimiliki  Ketrampilan lain yang dimiliki  Pengetahuan-pengetahuan lainnya
  • 5. b) Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Penentuan jumlah tenaga kerja, meliputi dua hal pokok yakni :  Analisis beban kerja yang meliputi : peramalan penjualan, penyusunan jadwal waktu kerja dan penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk membuat satu unit barang. Menjadi dasar penentuan jumlah tenaga kerja untuk menjalankan 1 beban kerja pada 1 periode waktu.  Analisis tenaga kerja untuk menghitung jumlah tenaga kerja yang sesungguhnya dapat tersedia pada satu periode tertentu, sebab tidak semua tenaga yang ada bisa kerja penuh sesuai dengan ketentuan waktu (tidak masuk, pensiun dll) c) Proses Seleksi Meliputi tahap-tahap sebagai berikut :  Pengisian formulir atau penyortiran lamaran-lamaran yang masuk  Wawancara pendahuluan  Psycho-test  Wawancara lanjutan  Pengujian referensi  Pengujian kesehatan  Masa Orientasi
  • 6. 5.Pengembangan Karyawan Guna menambah produktivitas dan semangat kerja, mengurangi kecelakaan dan kerusakan hasil (scrap), mengikuti pengembangan teknologi dan metode pemecahan masalah terkait tugas-tugas Ada 2 metode pengembangan karyawan :  Dilaksanakan di dalam dan oleh perusahaan sendiri (on the job training)  Dilaksanakan di luar perusahaan dan oleh lembaga lain (off the job training)
  • 7. 6. Kompensasi Imbalan jasa yang diberikan secara teratur dan dalam jumlah tertentu oleh perusahaan kepada para karyawan atas kontribusi tenaganya yang telah diberikan untuk mencapai tujuan perusahaan. Kompensasi ini dapat berupa upah (untuk buruh, bulanan atau sesui output kerja) dan gaji (untuk pegawai, bulanan, jumlah pasti). Dalam masalah pengupahan, terdapat 3 macam teori upah ekonomi yakni :  Teori Pasar : upah ditentukan oleh hasil proses perundingan antara karyawan sebagai penjual tenaga dengan manajemen sebagai pembelinya atau kekuatan penawaran dan permintaan tenaga (buruh sebagai barang)  Teori Standard Hidup : upah harus dapat memberikan jaminan kepada buruh untuk menikmati hidup dengan layak dan pengusaha harus memberikan upah cukup tinggi, memberikan servis lain seperti pendidikan, tabungan, jaminan hari tua.  Teori kemampuan untuk membayar : tingkat pembayaran harus didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk membayar.
  • 8. 7.Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat upah  Pasar Tenaga Kerja  Tingkat Upah yang berlaku di daerah bersangkutan  Tingkat keahlian yang diperlukan  Situasi laba perusahaan  Peraturan perintah 8. Metode Pengupahan  Upah langsung  Gaji  Upah Satuan  Komisi  Premi shift kerja  Tunjangan Tambahan
  • 9. 9. Upah Insentif Insentif merupakan suatu arti tentang dorongan kerja yang efektif dari karyawan. Maksud dari insentif ini adalah untuk mendorong karyawan agar bekerja dengan lebih produktif. Karakteristik pokok dari upah insentif yang baik adalah :  Harus menunjukkan penghargaan kepada karyawan atas produktivitas mereka.  Harus dapat dipakai untuk mencapai tujuan produktif per karyawan secara layak.  Tambahan upah yang diperoleh karyawan harus paling sedikit diseimbangkan dengan biaya produksi terendah.  Macam-macam bentuk upah Insentif a) Full Participation Plan : upah insentif bagi karyawan pabrik di mana ekstra pada tugas mereka, dapat menghasilkan produksi tambahan. b) Group Insentif Plan : diberikan kepada sekelompok karyawan, bilamana terbukti mereka menunjukkan hasil yang menguntungkan, seperti :  Peningkatan produktivitas  Penurunan biaya tenaga kerja per unit  Perbaikan kualitas produk  Pengurangan tingkat kerusakan produk yang dihasilkan.
  • 10. B. HUBUNGAN PERBURUHAN 1. Hubungan Perburuhan Pancasila Hubungan Perburuhan ini terjadi karena antara buruh di satu pihak dan manajemen di lain pihak, saling membutuhkan satu sama lain. Oleh karena itu, di Indonesia diciptakan satu bentuk hubungan antara karyawan dan manajemen yang dikenal dengan hubungan perburuhan pancasila.bilamana terjadi adanya ketidak-sepakatan antara buruh dan manajemen buruh mempunyai senjata yang dapat digunakan untuk menekan pembicaraan antara mereka yaitu:  Boikot  Pemogokan  Penghasutan  Memperlambat kerja
  • 11. 2. Perjanjian Kerja Bersama (PKB, Collective Labor Agreement) Perjanjian Kerja Bersama (Collective Labor Agreement) merupakan cara untuk mengatasi masalah antara manajemen dan buruh. Dengan adanya perjanjian bersama ini, buruh mempunyai kekuatan untuk dapat turut menentukan isi perjanjian tersebut, isi perjanjian itu meliputi hak-hak dan kewajiban buruh maupun pengusaha.
  • 12. Hak-hak Buruh o Besarnya gaji/upah minimal yang harus diterima buruh beserta kenaikannya. o Tunjangan-tunjangan yang harus diterima o Hak untuk mendapat santunan kecelakaan di tempat kerja o Hak untuk mendapatkan promosi dengan system penilaian yang adil o Hak untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan melalui program training yang diberikan oleh perusahaan o Mendapatkan pesangon bila ia dipecat atau keluar atas kemauan sendiri o Besarnya pesangon Kewajiban Buruh  Datang bekerja tepat waktu  Menjaga ketertiban  Berusaha meningkatkan produktifitas  Mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan  Berusaha untuk selalu dapat melakukan penghematan untuk dapat menekan biaya produksi  Menyumbangkan gagasan-gagasan yang bermanfaat  Bekerja sesuai yang digambarkan dalam deskripsi jabatan
  • 13.  Hak Pengusaha  Hak untuk mengevaluasi kerja karyawan  Hak menentukan seseorang yang dianggap baik untuk menjadi pimpinan  Hak untuk menegur/mengarahkan  Hak memberi promosi dan devisi  Hak untuk memecat  Kewajiban Pengusaha  Memberikan semua hak karyawan yang telah disepakati  Memperlakukan semua karyawan dengan adil  Memberikan fasilitas-fasilitas kepada karyawan
  • 14. 3. Macam-macam Perjanjian Kerja  Closed Shop Agreement : hanya berlaku bagi buruh yang menjadi anggota serikat/persatuan. Pengusaha hanya boleh memperkerjakan para anggota serikat buruh.  Union Shop Agreement : mengharuskan para pekerja untuk menjadi anggota serikat dalam periode waktu tertentu sesudah mereka bekerja.  Open Shop Agreement : memberikan kebebasan kepada para anggota untuk menjadi atau tidak menjadi anggota serikat.
  • 15. 4. Konflik dalam Hubungan Kerja Konflik dalam hubungan kerja biasanya terjadi apabila kepentingan kedua belah pihak, antara buruh dan pengusaha terganggu.  Diselesaikan mandor/foreman sebagai wakil perusahaan. Bersama wakil buruh di bagian itu.  Ke tingkat lebih tinggi, antara kabag dengan buruh bagian ybs  Ke tingkat lebih tinggi, manajer (wakil perusahaan) dan wakli serikat buruh  Ke perundingan wakil perusahaan wakil buruh dengan Panitia Penyelesaian Perburuhan tingkat Daerah (P4D). Bisa ke tingkat Pusat (P4P)  Ke dewan arbitrasi. Keputusan berkekuatan hukum mengungat ke-2 pihak.
  • 16. 5. Perantara dalam Pemecahan Konflik  Konsilasi, untuk mempertemukan kedua belah pihak, antara buruh dan pengusaha.  Mediasi, bertindak sebagai mediator hanya berwenang untuk memberikan saran-saran kepada kedua belah pihak bagaimana masalah harus dipecahkan.  Arbitrasi, keputusan-keputusan yang diambil oleh arbitrator (belerai), bersifat mengikat kedua belah pihak dan mempunyai kekuatan hukum. Macam-macam Arbitrasi :  Arbitrasi Sukarela  Arbitrasi Paksaan (compulsory albitration), kedua pihak wajib menyelesaikan konflik macet (deadlock) malalui arbitrator, di atur dengan peraturah pemerintah.  Arbitrasi Otomatis (automatic arbitration) apabila masalh tidak selsai maka di bawa ke arbitrator. Tercantum dalam satu dictum pada PKB yang di buat sebelumnya.
  • 17. 6. Lembaga-lembaga BIPARTITE Dan TRIPARTITE a) Lembaga BIPARTITE mendasarkan diri pada pengertian bahwa setiap masalah yang timbul dari hubungan perburuhan merupakan tanggung jawab kedua belah pihak yaitu, pihak buruh dan pengusaha harus diselesaikan oleh mereka sendiri. b) Lembaga TRIPARTITE mendasarkan pada pengertian bahwa setiap masalah yang timbul dari hubungan perburuhan adalah tanggung jawab buruh, pengusaha dan masyarakat yang dalam hal ini diwakili oleh pemerintah. 7. Mencegah Konflik  Melaksanakan lembaga keluhan dengan baik  Mengadakan survey gairah kerja  Menyelenggarakan lembaga bimbingan dan penyuluhan Mengikut- sertakan buruh dalam pengambilan keputusan