SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
MODUL BAHAN AJAR
4. Kegiatan Belajar 4
Pengoperasian Mesin Bubut
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Siswa dapat menghitung
1) kecepatan putaran mesin,
2) kecepatan potong,
3) kecepatan Pemakanan,
4) menyetel kecepatan putar, potong, dan kecepatan pemakanan pada
mesin,
5) identifikasi peralatan cekam dan alat bantu pembubutan,
6) penggunaan alat cekam, dan alat bantu pembubutan.
b. Uraian Materi
1) Kecepatan Putaran Mesin
Faktor penentu untuk penghitungan kecepatan putaran mesin ialah
a) kecepatan potong (Vc) bahan yang akan dibubut,.
b) diameter bahan yang akan dibubut (d).
Kecepatan putaran mesin (n) adalah kecepatan potong bahan (Vc)
dibagi dengan keliling bahan tersebut.
Jadi,
n =
Standar penulisan satuan Vc untuk metrik dalam m/menit (=m/men)
dan satuan imperialnya dalam ft/min ( feet / minute)
Untuk satuan metrik :
n =
Program Keahlian Teknik Permesinan
Mempergunakan Mesin Bubut
41
Vc
π d
Vc (m.men) .
π d (mm)
MODUL BAHAN AJAR
n = put/men
Catatan : Satuan put/men atau putaran/menit sering diganti dengan
RPM (= revolution per minute)
Untuk satuan implerial :
n =
n = ⇒ π ≈ 3
n = RPM
Contoh perhitungan :
Diketahui : Baja Lunak (Vc = 35 m / men ) ∅ 20 mm akan dibubut
dengan pahat HSS
Hitung : Kecepatan putaran mesin
Perhitungan :
n = =
n = 557,6 put/men
Program Keahlian Teknik Permesinan
Mempergunakan Mesin Bubut
42
Vc (m/men) x 1000.
π d (mm)
Vc (ft/men)
π d (inch)
Vc 12 (inch/men)
π d (inch)
4. Vc
d
Vc (m/men) x 1000.
π d (mm)
35 . 1000.
3,14 . 20
MODUL BAHAN AJAR
Hasil perhitungan di atas pada dasarnya untuk membuat menyetel
putaran mesin agar sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada
tabel yang ditempel di mesin tersebut. Artinya, putaran mesin
aktualnya dipilih dalam tabel pada mesin yang nilainya paling dekat
dengan hasil perhitungan di atas.
Misalnya, pada mesin tersedia putaran 500,550,600, dipilih putaran
yang mendekati, yaitu 550 put/men.
2) Kecepatan potong
Gerakan utama pada pembubutan ialah gerakan perputaran benda
kerja. Karena kecepatan gerakan utama sama dengan kecepatan
sayat, kecepatan sayat pada pembubutan adalah kecepatan
melingkar.
Vc = π . d . n
Vc = Kecepatan potong dalam m/menit
(satuan metrik) atau dalam ft/min ( satuan imperial)
d = Diameter benda kerja dalam mm (Metrik ) atau inci ( imperial)
n = Jumlah putaran benda kerja dalam put/men atau RPM
Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum
sudah diselidiki para ahli dan sudah ditabelkan. Akibatnya, dalam
penggunaannya tinggal menyesuaikan antara jenis bahan yang akan
dibubut Vc bahan tersebut pada tabel Vc bahan.
Untuk bahan-bahan khusus/spesial tabel Vc-nya dikeluarkan oleh
pabrik pembuat bahan tersebut.
Program Keahlian Teknik Permesinan
Mempergunakan Mesin Bubut
43
MODUL BAHAN AJAR
Pada tabel Vc juga disertakan jenis bahan alat potongnya. Biasanya,
bahan alat potong dikelompokkan menjadi 2 macam, yakni HSS
(=High Speed Steel) dan karbida (=carbide) .
Dari tabel Vc berikut terlihat bahwa dengan alat potong berbahan
karbida kecepatan potongnya lebih cepat jika dibandingkan dengan
alat potong HSS.
Tabel 2.3 Kecepatan Potong Bahan
Bahan
H S S Karbida
m/men Ft/min M/men Ft/min
Baja lunak
(Mild Steel)
18 – 21 60 – 70 30 – 250 100 – 800
Besi Tuang
(Cast Iron)
14 – 17 45 – 55 45 - 150 150 – 500
Perunggu 21 – 24 70 – 80 90 – 200 300 – 700
Tembaga 45 – 90 150 – 300 150 – 450 500 – 1500
Kuningan 30 – 120 100 – 400 120 – 300 400 – 1000
Aluminium 90 - 150 300 - 500 90 - 180 300 – 600
3) Kecepatan Pemakanan
Kecepatan pemakanan/ingsutan ditentukan dengan
mempertimbangkan beberapa faktor, seperti kekerasan bahan,
kedalaman penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat
potong, ketajaman alat potong, juga kesiapan mesin yang akan
dipakai. Kesiapan mesin ini dapat diartikan juga seberapa mampu
mesin tersebut dapat mendukung tercapainya kecepatan pemakanan
yang optimal.
Di samping beberapa pertimbangan di atas, kecepatan pemakanan
umumnya ditentukan juga kecepatan pemakanan tinggi untuk proses
pengasaran dan pada proses penyelesaiannya digunakan kecepatan
pemakanan rendah supaya kualitas permukaan hasil penyayatannya
menjadi lebih bagus.
Pada mesin bubut, sudah dipasang tabel kecepatan pemakanan atau
lebih tepatnya disebut besar pemakanan dalam satuan mm/putaran.
Program Keahlian Teknik Permesinan
Mempergunakan Mesin Bubut
44
MODUL BAHAN AJAR
Jadi, misalnya pada mesin itu disetel besar pemakan 0,2 artinya
pahat akan bergeser 0,2 mm jika benda kerja berputar 1 kali putaran.
Makin pendek pergeseran pahat tiap kali putaran benda kerja,
kekasarannya makin rendah atau lebih halus.
Tabel besar pemakanan pada mesin baru berlaku jika mesin bubut
tersebut dijalankan dalam mode otomatis.
Menghitung kecepatan pemakanan (=F dari kata Feeding )
F (mm/men) = F (mm/put) x n ( put/men)
Contoh :
Hasil perhitungan ditentukan n = 500 put/men F di mesin disetel
pada 0,2 mm/put
Berapa kecepatan pemakanannya (F dalam mm/men)
Perhitungan :
F= 0,2 mm/put x 500 put/men = 100 mm/men
4) Menyetel kecepatan putar, potong, dan kecepatan pemakanan
pada mesin.
a) Menyetel kecepatan putar.
Penyetelan tuas-tuas pengatur kecepatan putaran mesin sangat
spesifik pada tiap merek ataupun tipe mesin bubut yang akan
digunakan. Contoh, pada mesin bubut Colchester tipe Bantam
akan disetel pada putan mesin (sumbu utama/spindel), hasil
perhitungan 557,6 put/men.
Cara penyetelan :
(1) Cari pada Tabel Kecepatan Putaran Mesin angka yang
mendekati 557,6, yaitu 510 lalu perhatikan gambar tuas-tuas di
atas dan di bawah angka itu.
Program Keahlian Teknik Permesinan
Mempergunakan Mesin Bubut
45
MODUL BAHAN AJAR
(2) Setel tuas di atas mesin yang sebelah kiri ke kiri dan yang
sebelah kanan ke kanan (caranya : tekan tuas ke bawah lalu
diarahkan pemegangnya ke kiri atau ke kanan).
(3) Setel tuas kecepatan putaran mesin yang ada di bagian depan
mesin ke kanan (Caranya : tekan tuas ke depan dan geser
pemegangnya ke kanan ).
Penyetelan tuas-tuas tersebut mesin dalam keadaan berhenti.
Program Keahlian Teknik Permesinan
Mempergunakan Mesin Bubut
46
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.29 Posisi Tuas Pengatur Kecepatan Putaran Mesin
dan Tabel Putarannya
b) Menyetel kecepatan pemakanan.
Menyetel kecepatan pemakanan identik dengan menyetel
besarnya pemakanan pada putaran mesin tertentu.
Gambar 2.30 Posisi Tuas Pengatur Gigi dan Tabel Besarnya
Pemakanan
Misalnya, akan disetel besar pemakanan 0,2 mm/put
Program Keahlian Teknik Permesinan
Mempergunakan Mesin Bubut
47
MODUL BAHAN AJAR
Cara penyetelan :
(1) Carilah angka 0,2 atau dalam tabel 0.20
(2) Tarik garis ke kiri hingga huruf C, lalu setel tuas –1 (atas) ke
huruf C ;
(3) Tarik garis dari angka 0.20 tersebut ke atas hingga angka 2,
lalu setel tuas – 2 (bawah) ke angka 2 ;
(4) Lihat kembali ke tabel tempat angka 0.20 berada. Pada kolom
sebelah kiri angka tersebut ada gambar susunan roda gigi
yang harus disetel untuk menghasilkan besar pemakanan 0,2
mm/put tersebut, yaitu 35 – 120 – 30.
(5) Bukalah kotak gigi (= gear box) di samping mesin dan setel
gigi-giginya menjadi 35 –120 - 30 dengan susunan seperti
tergambar pada tabel.
Penyetelan gigi-gigi dan tuas-tuas seperti di atas mesin harus
dalam keadaan berhenti.
5) Peralatan cekam dan alat bantu pembubutan.
Pada pembubutan diperlukan peralatan cekam dan peralatan bantu
lainnya yang fungsinya dapat menunjang pada proses
permesinannya
Misalnya, kita akan membesarkan lubang pada mesin bubut.
Prosesnya, alat potong masuk dari ujung benda kerja, maka alat
cekam yang cocok dapat digunakan adalah cekam bubut rahang tiga.
Demikian juga, untuk mengebor, merimer, ataupun memotong benda
kerja, cocok digunakan cekam bubut rahang tiga, Untuk proses
pengulir, selain diperlukan cekam bubut, jika bagian yang akan diulir
cukup panjang atau diperkirakan akan melinting saat diulir, perlu
didukung dengan senter jalan pada ujung benda kerja tersebut.
Program Keahlian Teknik Permesinan
Mempergunakan Mesin Bubut
48
MODUL BAHAN AJAR
6) Penggunaan alat cekam dan alat bantu pembubutan
a) Penggunaan cekam bubut
Cara pemasangan pada mesin :
(1) Lihat pada sumbu utama mesin (spindel) dengan kunci leher
arahkan garis pada pen pengunci segaris dengan garis yang
ada pada rumahnya. Lakukan hal yang sama pada pen-pen
yang lainnya
(2) Ambil cekam bubut, masukkan bagian pen yang menempel di
belakang cekam tersebut, ke dalam lubang pen yang ada
pada sumbu utama.
(3) Kunci pen pengunci dengan cara memutarnya hingga garis
tidak lagi segaris dengan garis yang ada pada rumahnya
lalukan untuk semua pen.
Gambar 2.31 Pemasangan Cekam Bubut
Program Keahlian Teknik Permesinan
Mempergunakan Mesin Bubut
49
MODUL BAHAN AJAR
b) Penggunaan senter putar kepala lepas
Cara pemasangan pada mesin :
1) Ambil senter putar/senter jalan dengan ukuran ketirusan
batangnya sama dengan ketirusan lubang barel kepala lepas ;
2) Masukkan batang senter tersebut ke dalam lubang barel, lalu
ditekan
3) Periksa dengan diputar bahwa ujung senter saja yang
berputar, sedangkan batang senter tersebut tidak.
Ga,bar 2.32 Pemasangan Senter Putar Pada Kepala Lepas
Program Keahlian Teknik Permesinan
Mempergunakan Mesin Bubut
50
MODUL BAHAN AJAR
c. Rangkuman
1) Kecepatan Putaran Mesin
Rumus perhitungan :
a. Kecepatan potong bahan (Vc)
b. Diameter bahan (d)
Rumus :
a. mteris
n = put/men
b. Imperial :
n = RPM
2) Kecepatan potong
Kecepatan potong (sayat) pada pembubutan adalah kecepatan
melingkar
Rumus :
Vc = π d n
Kecepatan potong bahan menggunakan alat potong jenis karbida
lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis HSS.
3) Kecepatan Pemakanan
Faktor yang menentukan :
Kekerasan bahan; kedalaman penyayatan; bahan alat potong;
pengasahan sudut potong/ketajaman alat potong.
Umumnya, juga berlaku kecepatan pemakanan tinggi untuk proses
pengasaran dan pada proses penyelesaiannya menggunakan
kecepatan pemakanan rendah.
Program Keahlian Teknik Permesinan
Mempergunakan Mesin Bubut
51
Vc (m/men) x 1000.
π d (mm)
4. Vc
d
MODUL BAHAN AJAR
d. Tes Formatif
1) Sebutkan dua faktor untuk menentukan kecepatan putaran mesin!
2) Diketahui suatu bahan mempunyai kecepatan potong 90 m/men, dan
diameter bahan tersebut 30 mm. Berapa kecepatan putaran mesin
yang sesuai untuk membubut bahan tersebut?
3) Apa yang dimaksudkan dengan kecepatan potong?
4) Jenis bahan alat potong mana yang mampu memotong dengan
kecepatan potong lebih tinggi, HSS atau karbida?
5) Sebutkan tiga faktor untuk menentukan kecepatan pemakanan!
6) Diketahui suatu bahan Vc = 100 m/men; besar penyayatan (F) = 0,5
mm/put.
7) Hitung kecepatan pemakanan (F) dalam mm/men, apabila diameter
bahan 25 mm.
e. Jawabab Tes Formatif
1) Kecepatan potong bahan (Vc) dan diameter bahan (d).
2)
n = put/men
n = put/men
n = 955,4 put/men
3) Kecepatan potong adalah kecepatan melingkar
4) Karbida
5) Kekerasan bahan ; kedalaman penyayatan ; dan bahan alat potong.
6) F ( mm/men) = n (put/men) x F ( mm/put)
n = Vc.1000 = 100 . 1000 = 1273,9 Put/men
π d 3,14 . 25
Program Keahlian Teknik Permesinan
Mempergunakan Mesin Bubut
52
Vc (m/men) x 1000.
π d (mm)
90 . 1000 .
3,14 . 30
MODUL BAHAN AJAR
F (mm/men) = n (put/men) x F (mm/put)
= 1273,9 x 0,5
= 636,95
= 637 mm/men
f. Tugas
1) Carilah informasi/tabel berapa Vc untuk bahan baja spesial, seperti
VCN dan stainless steel.
2) Tunjukkan bendanya, pahat HSS dan karbida.
Program Keahlian Teknik Permesinan
Mempergunakan Mesin Bubut
53

More Related Content

What's hot

Jobsheet cnc lathe sinumeric 802 c
Jobsheet   cnc lathe sinumeric 802 cJobsheet   cnc lathe sinumeric 802 c
Jobsheet cnc lathe sinumeric 802 cYudi Ismanto
 
Modul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisModul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisBambang Utama
 
Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiPresentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiEssyKarundeng
 
Laporan milling
Laporan milling Laporan milling
Laporan milling Aswar Asdar
 
ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)
ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)
ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)kenshin prabowo
 
Laporan bubut
Laporan bubutLaporan bubut
Laporan bubutRasyid22
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi IndustriOpi Sumardi
 
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAULAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAUdian haryanto
 
Dasar pemrograman untuk mesin bubut cnc dengan gsk 928TE_Rev1
Dasar pemrograman untuk mesin bubut cnc dengan gsk 928TE_Rev1Dasar pemrograman untuk mesin bubut cnc dengan gsk 928TE_Rev1
Dasar pemrograman untuk mesin bubut cnc dengan gsk 928TE_Rev1Bernardus Sentot
 
single point tool
single point toolsingle point tool
single point toolRania Atia
 
1. materi 1 mengenal bagian mesin cnc
1. materi 1  mengenal bagian mesin cnc1. materi 1  mengenal bagian mesin cnc
1. materi 1 mengenal bagian mesin cncPutra Cahyadi
 
Mengenal proses frais new TEKNIK MESIN
Mengenal proses frais new TEKNIK MESINMengenal proses frais new TEKNIK MESIN
Mengenal proses frais new TEKNIK MESINEko Supriyadi
 

What's hot (20)

Jobsheet cnc lathe sinumeric 802 c
Jobsheet   cnc lathe sinumeric 802 cJobsheet   cnc lathe sinumeric 802 c
Jobsheet cnc lathe sinumeric 802 c
 
Laporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum PemesinanLaporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum Pemesinan
 
Modul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisModul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan Frais
 
Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiPresentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
 
Laporan milling
Laporan milling Laporan milling
Laporan milling
 
ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)
ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)
ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)
 
Laporan bubut
Laporan bubutLaporan bubut
Laporan bubut
 
Apa itu kerja bangku
Apa itu kerja bangkuApa itu kerja bangku
Apa itu kerja bangku
 
Laporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja BangkuLaporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja Bangku
 
Jig dan fixture
Jig dan fixtureJig dan fixture
Jig dan fixture
 
Rivets joint
Rivets jointRivets joint
Rivets joint
 
pemesinan konvensional
pemesinan konvensionalpemesinan konvensional
pemesinan konvensional
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi Industri
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAULAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
 
Dasar pemrograman untuk mesin bubut cnc dengan gsk 928TE_Rev1
Dasar pemrograman untuk mesin bubut cnc dengan gsk 928TE_Rev1Dasar pemrograman untuk mesin bubut cnc dengan gsk 928TE_Rev1
Dasar pemrograman untuk mesin bubut cnc dengan gsk 928TE_Rev1
 
single point tool
single point toolsingle point tool
single point tool
 
PRESS TOOL
PRESS TOOLPRESS TOOL
PRESS TOOL
 
1. materi 1 mengenal bagian mesin cnc
1. materi 1  mengenal bagian mesin cnc1. materi 1  mengenal bagian mesin cnc
1. materi 1 mengenal bagian mesin cnc
 
Mengenal proses frais new TEKNIK MESIN
Mengenal proses frais new TEKNIK MESINMengenal proses frais new TEKNIK MESIN
Mengenal proses frais new TEKNIK MESIN
 

Similar to MESIN BUBUT

Parameter kecepatan potong mesin bubut
Parameter kecepatan potong mesin bubutParameter kecepatan potong mesin bubut
Parameter kecepatan potong mesin bubutedo soehendro
 
parameter frais.pptx
parameter frais.pptxparameter frais.pptx
parameter frais.pptxErwinFauzi9
 
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptxMohAliYahya1
 
Bab iii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
Bab iii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...Bab iii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
Bab iii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...bram santo
 
Pembuatan roda gigi lurus
Pembuatan roda gigi lurusPembuatan roda gigi lurus
Pembuatan roda gigi lurusIndra Cecen
 
Basic cnc programming awal
Basic cnc programming awalBasic cnc programming awal
Basic cnc programming awalKen Nurul S
 
Basic cnc programming awal
Basic cnc programming awalBasic cnc programming awal
Basic cnc programming awalEko Supriyadi
 
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Endang Saefullah
 
Parameter Pemotongan Mesin Frais.pptx
Parameter Pemotongan Mesin Frais.pptxParameter Pemotongan Mesin Frais.pptx
Parameter Pemotongan Mesin Frais.pptxAhmadSyaifudin57
 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Novia Fitriany
 
Modul mesin bubut 7 (8)
Modul mesin bubut 7 (8)Modul mesin bubut 7 (8)
Modul mesin bubut 7 (8)Eko Supriyadi
 
kecepatan putar frais.pptx
kecepatan putar frais.pptxkecepatan putar frais.pptx
kecepatan putar frais.pptxNovaRahmadi2
 
Workshop technology-milling machine
Workshop technology-milling machineWorkshop technology-milling machine
Workshop technology-milling machinezek8
 
Mesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serutMesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serutAlen Pepa
 
Lathe Operation Indonesia_OK
Lathe Operation Indonesia_OKLathe Operation Indonesia_OK
Lathe Operation Indonesia_OKAteng Permana
 
LKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdf
LKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdfLKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdf
LKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdfDonnyAsmarawanBios1
 

Similar to MESIN BUBUT (20)

Parameter kecepatan potong mesin bubut
Parameter kecepatan potong mesin bubutParameter kecepatan potong mesin bubut
Parameter kecepatan potong mesin bubut
 
Parameter Mesin Bubut.pptx
Parameter Mesin Bubut.pptxParameter Mesin Bubut.pptx
Parameter Mesin Bubut.pptx
 
parameter frais.pptx
parameter frais.pptxparameter frais.pptx
parameter frais.pptx
 
Bubut
BubutBubut
Bubut
 
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
 
Bab iii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
Bab iii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...Bab iii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
Bab iii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
 
Pembuatan roda gigi lurus
Pembuatan roda gigi lurusPembuatan roda gigi lurus
Pembuatan roda gigi lurus
 
Basic cnc programming awal
Basic cnc programming awalBasic cnc programming awal
Basic cnc programming awal
 
Basic cnc programming awal
Basic cnc programming awalBasic cnc programming awal
Basic cnc programming awal
 
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
 
Parameter Pemotongan Mesin Frais.pptx
Parameter Pemotongan Mesin Frais.pptxParameter Pemotongan Mesin Frais.pptx
Parameter Pemotongan Mesin Frais.pptx
 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi
 
Modul mesin bubut 7 (8)
Modul mesin bubut 7 (8)Modul mesin bubut 7 (8)
Modul mesin bubut 7 (8)
 
kecepatan putar frais.pptx
kecepatan putar frais.pptxkecepatan putar frais.pptx
kecepatan putar frais.pptx
 
Mesin Bubut.pptx
Mesin Bubut.pptxMesin Bubut.pptx
Mesin Bubut.pptx
 
Workshop technology-milling machine
Workshop technology-milling machineWorkshop technology-milling machine
Workshop technology-milling machine
 
Mesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serutMesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serut
 
Lathe Operation Indonesia_OK
Lathe Operation Indonesia_OKLathe Operation Indonesia_OK
Lathe Operation Indonesia_OK
 
LKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdf
LKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdfLKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdf
LKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdf
 
Lanjutan bab 2
Lanjutan bab 2Lanjutan bab 2
Lanjutan bab 2
 

More from Eko Supriyadi

Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabKamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabEko Supriyadi
 
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Eko Supriyadi
 
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomKata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomEko Supriyadi
 
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019   salinanPermendikbud nomor 16 tahun 2019   salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinanEko Supriyadi
 
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaBuku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaEko Supriyadi
 
1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didikEko Supriyadi
 
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaJabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaEko Supriyadi
 
Ppt penyusunan soal hots
Ppt  penyusunan soal  hotsPpt  penyusunan soal  hots
Ppt penyusunan soal hotsEko Supriyadi
 
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Eko Supriyadi
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifikEko Supriyadi
 
Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Eko Supriyadi
 
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Eko Supriyadi
 
Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Eko Supriyadi
 
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdLk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdEko Supriyadi
 

More from Eko Supriyadi (20)

Metode pembelajaran
Metode pembelajaranMetode pembelajaran
Metode pembelajaran
 
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabKamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
 
Hots templates 2019
Hots templates  2019Hots templates  2019
Hots templates 2019
 
Buku penilaian hots
Buku penilaian hotsBuku penilaian hots
Buku penilaian hots
 
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
 
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomKata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
 
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019   salinanPermendikbud nomor 16 tahun 2019   salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
 
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaBuku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
 
1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik
 
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaJabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
 
Teori x y
Teori   x yTeori   x y
Teori x y
 
Ppt penyusunan soal hots
Ppt  penyusunan soal  hotsPpt  penyusunan soal  hots
Ppt penyusunan soal hots
 
Personality plus
Personality plusPersonality plus
Personality plus
 
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifik
 
Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016
 
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013
 
Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017
 
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdLk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
 
Literacy mh
Literacy mhLiteracy mh
Literacy mh
 

MESIN BUBUT

  • 1. MODUL BAHAN AJAR 4. Kegiatan Belajar 4 Pengoperasian Mesin Bubut a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Siswa dapat menghitung 1) kecepatan putaran mesin, 2) kecepatan potong, 3) kecepatan Pemakanan, 4) menyetel kecepatan putar, potong, dan kecepatan pemakanan pada mesin, 5) identifikasi peralatan cekam dan alat bantu pembubutan, 6) penggunaan alat cekam, dan alat bantu pembubutan. b. Uraian Materi 1) Kecepatan Putaran Mesin Faktor penentu untuk penghitungan kecepatan putaran mesin ialah a) kecepatan potong (Vc) bahan yang akan dibubut,. b) diameter bahan yang akan dibubut (d). Kecepatan putaran mesin (n) adalah kecepatan potong bahan (Vc) dibagi dengan keliling bahan tersebut. Jadi, n = Standar penulisan satuan Vc untuk metrik dalam m/menit (=m/men) dan satuan imperialnya dalam ft/min ( feet / minute) Untuk satuan metrik : n = Program Keahlian Teknik Permesinan Mempergunakan Mesin Bubut 41 Vc π d Vc (m.men) . π d (mm)
  • 2. MODUL BAHAN AJAR n = put/men Catatan : Satuan put/men atau putaran/menit sering diganti dengan RPM (= revolution per minute) Untuk satuan implerial : n = n = ⇒ π ≈ 3 n = RPM Contoh perhitungan : Diketahui : Baja Lunak (Vc = 35 m / men ) ∅ 20 mm akan dibubut dengan pahat HSS Hitung : Kecepatan putaran mesin Perhitungan : n = = n = 557,6 put/men Program Keahlian Teknik Permesinan Mempergunakan Mesin Bubut 42 Vc (m/men) x 1000. π d (mm) Vc (ft/men) π d (inch) Vc 12 (inch/men) π d (inch) 4. Vc d Vc (m/men) x 1000. π d (mm) 35 . 1000. 3,14 . 20
  • 3. MODUL BAHAN AJAR Hasil perhitungan di atas pada dasarnya untuk membuat menyetel putaran mesin agar sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada tabel yang ditempel di mesin tersebut. Artinya, putaran mesin aktualnya dipilih dalam tabel pada mesin yang nilainya paling dekat dengan hasil perhitungan di atas. Misalnya, pada mesin tersedia putaran 500,550,600, dipilih putaran yang mendekati, yaitu 550 put/men. 2) Kecepatan potong Gerakan utama pada pembubutan ialah gerakan perputaran benda kerja. Karena kecepatan gerakan utama sama dengan kecepatan sayat, kecepatan sayat pada pembubutan adalah kecepatan melingkar. Vc = π . d . n Vc = Kecepatan potong dalam m/menit (satuan metrik) atau dalam ft/min ( satuan imperial) d = Diameter benda kerja dalam mm (Metrik ) atau inci ( imperial) n = Jumlah putaran benda kerja dalam put/men atau RPM Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum sudah diselidiki para ahli dan sudah ditabelkan. Akibatnya, dalam penggunaannya tinggal menyesuaikan antara jenis bahan yang akan dibubut Vc bahan tersebut pada tabel Vc bahan. Untuk bahan-bahan khusus/spesial tabel Vc-nya dikeluarkan oleh pabrik pembuat bahan tersebut. Program Keahlian Teknik Permesinan Mempergunakan Mesin Bubut 43
  • 4. MODUL BAHAN AJAR Pada tabel Vc juga disertakan jenis bahan alat potongnya. Biasanya, bahan alat potong dikelompokkan menjadi 2 macam, yakni HSS (=High Speed Steel) dan karbida (=carbide) . Dari tabel Vc berikut terlihat bahwa dengan alat potong berbahan karbida kecepatan potongnya lebih cepat jika dibandingkan dengan alat potong HSS. Tabel 2.3 Kecepatan Potong Bahan Bahan H S S Karbida m/men Ft/min M/men Ft/min Baja lunak (Mild Steel) 18 – 21 60 – 70 30 – 250 100 – 800 Besi Tuang (Cast Iron) 14 – 17 45 – 55 45 - 150 150 – 500 Perunggu 21 – 24 70 – 80 90 – 200 300 – 700 Tembaga 45 – 90 150 – 300 150 – 450 500 – 1500 Kuningan 30 – 120 100 – 400 120 – 300 400 – 1000 Aluminium 90 - 150 300 - 500 90 - 180 300 – 600 3) Kecepatan Pemakanan Kecepatan pemakanan/ingsutan ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti kekerasan bahan, kedalaman penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong, juga kesiapan mesin yang akan dipakai. Kesiapan mesin ini dapat diartikan juga seberapa mampu mesin tersebut dapat mendukung tercapainya kecepatan pemakanan yang optimal. Di samping beberapa pertimbangan di atas, kecepatan pemakanan umumnya ditentukan juga kecepatan pemakanan tinggi untuk proses pengasaran dan pada proses penyelesaiannya digunakan kecepatan pemakanan rendah supaya kualitas permukaan hasil penyayatannya menjadi lebih bagus. Pada mesin bubut, sudah dipasang tabel kecepatan pemakanan atau lebih tepatnya disebut besar pemakanan dalam satuan mm/putaran. Program Keahlian Teknik Permesinan Mempergunakan Mesin Bubut 44
  • 5. MODUL BAHAN AJAR Jadi, misalnya pada mesin itu disetel besar pemakan 0,2 artinya pahat akan bergeser 0,2 mm jika benda kerja berputar 1 kali putaran. Makin pendek pergeseran pahat tiap kali putaran benda kerja, kekasarannya makin rendah atau lebih halus. Tabel besar pemakanan pada mesin baru berlaku jika mesin bubut tersebut dijalankan dalam mode otomatis. Menghitung kecepatan pemakanan (=F dari kata Feeding ) F (mm/men) = F (mm/put) x n ( put/men) Contoh : Hasil perhitungan ditentukan n = 500 put/men F di mesin disetel pada 0,2 mm/put Berapa kecepatan pemakanannya (F dalam mm/men) Perhitungan : F= 0,2 mm/put x 500 put/men = 100 mm/men 4) Menyetel kecepatan putar, potong, dan kecepatan pemakanan pada mesin. a) Menyetel kecepatan putar. Penyetelan tuas-tuas pengatur kecepatan putaran mesin sangat spesifik pada tiap merek ataupun tipe mesin bubut yang akan digunakan. Contoh, pada mesin bubut Colchester tipe Bantam akan disetel pada putan mesin (sumbu utama/spindel), hasil perhitungan 557,6 put/men. Cara penyetelan : (1) Cari pada Tabel Kecepatan Putaran Mesin angka yang mendekati 557,6, yaitu 510 lalu perhatikan gambar tuas-tuas di atas dan di bawah angka itu. Program Keahlian Teknik Permesinan Mempergunakan Mesin Bubut 45
  • 6. MODUL BAHAN AJAR (2) Setel tuas di atas mesin yang sebelah kiri ke kiri dan yang sebelah kanan ke kanan (caranya : tekan tuas ke bawah lalu diarahkan pemegangnya ke kiri atau ke kanan). (3) Setel tuas kecepatan putaran mesin yang ada di bagian depan mesin ke kanan (Caranya : tekan tuas ke depan dan geser pemegangnya ke kanan ). Penyetelan tuas-tuas tersebut mesin dalam keadaan berhenti. Program Keahlian Teknik Permesinan Mempergunakan Mesin Bubut 46
  • 7. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.29 Posisi Tuas Pengatur Kecepatan Putaran Mesin dan Tabel Putarannya b) Menyetel kecepatan pemakanan. Menyetel kecepatan pemakanan identik dengan menyetel besarnya pemakanan pada putaran mesin tertentu. Gambar 2.30 Posisi Tuas Pengatur Gigi dan Tabel Besarnya Pemakanan Misalnya, akan disetel besar pemakanan 0,2 mm/put Program Keahlian Teknik Permesinan Mempergunakan Mesin Bubut 47
  • 8. MODUL BAHAN AJAR Cara penyetelan : (1) Carilah angka 0,2 atau dalam tabel 0.20 (2) Tarik garis ke kiri hingga huruf C, lalu setel tuas –1 (atas) ke huruf C ; (3) Tarik garis dari angka 0.20 tersebut ke atas hingga angka 2, lalu setel tuas – 2 (bawah) ke angka 2 ; (4) Lihat kembali ke tabel tempat angka 0.20 berada. Pada kolom sebelah kiri angka tersebut ada gambar susunan roda gigi yang harus disetel untuk menghasilkan besar pemakanan 0,2 mm/put tersebut, yaitu 35 – 120 – 30. (5) Bukalah kotak gigi (= gear box) di samping mesin dan setel gigi-giginya menjadi 35 –120 - 30 dengan susunan seperti tergambar pada tabel. Penyetelan gigi-gigi dan tuas-tuas seperti di atas mesin harus dalam keadaan berhenti. 5) Peralatan cekam dan alat bantu pembubutan. Pada pembubutan diperlukan peralatan cekam dan peralatan bantu lainnya yang fungsinya dapat menunjang pada proses permesinannya Misalnya, kita akan membesarkan lubang pada mesin bubut. Prosesnya, alat potong masuk dari ujung benda kerja, maka alat cekam yang cocok dapat digunakan adalah cekam bubut rahang tiga. Demikian juga, untuk mengebor, merimer, ataupun memotong benda kerja, cocok digunakan cekam bubut rahang tiga, Untuk proses pengulir, selain diperlukan cekam bubut, jika bagian yang akan diulir cukup panjang atau diperkirakan akan melinting saat diulir, perlu didukung dengan senter jalan pada ujung benda kerja tersebut. Program Keahlian Teknik Permesinan Mempergunakan Mesin Bubut 48
  • 9. MODUL BAHAN AJAR 6) Penggunaan alat cekam dan alat bantu pembubutan a) Penggunaan cekam bubut Cara pemasangan pada mesin : (1) Lihat pada sumbu utama mesin (spindel) dengan kunci leher arahkan garis pada pen pengunci segaris dengan garis yang ada pada rumahnya. Lakukan hal yang sama pada pen-pen yang lainnya (2) Ambil cekam bubut, masukkan bagian pen yang menempel di belakang cekam tersebut, ke dalam lubang pen yang ada pada sumbu utama. (3) Kunci pen pengunci dengan cara memutarnya hingga garis tidak lagi segaris dengan garis yang ada pada rumahnya lalukan untuk semua pen. Gambar 2.31 Pemasangan Cekam Bubut Program Keahlian Teknik Permesinan Mempergunakan Mesin Bubut 49
  • 10. MODUL BAHAN AJAR b) Penggunaan senter putar kepala lepas Cara pemasangan pada mesin : 1) Ambil senter putar/senter jalan dengan ukuran ketirusan batangnya sama dengan ketirusan lubang barel kepala lepas ; 2) Masukkan batang senter tersebut ke dalam lubang barel, lalu ditekan 3) Periksa dengan diputar bahwa ujung senter saja yang berputar, sedangkan batang senter tersebut tidak. Ga,bar 2.32 Pemasangan Senter Putar Pada Kepala Lepas Program Keahlian Teknik Permesinan Mempergunakan Mesin Bubut 50
  • 11. MODUL BAHAN AJAR c. Rangkuman 1) Kecepatan Putaran Mesin Rumus perhitungan : a. Kecepatan potong bahan (Vc) b. Diameter bahan (d) Rumus : a. mteris n = put/men b. Imperial : n = RPM 2) Kecepatan potong Kecepatan potong (sayat) pada pembubutan adalah kecepatan melingkar Rumus : Vc = π d n Kecepatan potong bahan menggunakan alat potong jenis karbida lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis HSS. 3) Kecepatan Pemakanan Faktor yang menentukan : Kekerasan bahan; kedalaman penyayatan; bahan alat potong; pengasahan sudut potong/ketajaman alat potong. Umumnya, juga berlaku kecepatan pemakanan tinggi untuk proses pengasaran dan pada proses penyelesaiannya menggunakan kecepatan pemakanan rendah. Program Keahlian Teknik Permesinan Mempergunakan Mesin Bubut 51 Vc (m/men) x 1000. π d (mm) 4. Vc d
  • 12. MODUL BAHAN AJAR d. Tes Formatif 1) Sebutkan dua faktor untuk menentukan kecepatan putaran mesin! 2) Diketahui suatu bahan mempunyai kecepatan potong 90 m/men, dan diameter bahan tersebut 30 mm. Berapa kecepatan putaran mesin yang sesuai untuk membubut bahan tersebut? 3) Apa yang dimaksudkan dengan kecepatan potong? 4) Jenis bahan alat potong mana yang mampu memotong dengan kecepatan potong lebih tinggi, HSS atau karbida? 5) Sebutkan tiga faktor untuk menentukan kecepatan pemakanan! 6) Diketahui suatu bahan Vc = 100 m/men; besar penyayatan (F) = 0,5 mm/put. 7) Hitung kecepatan pemakanan (F) dalam mm/men, apabila diameter bahan 25 mm. e. Jawabab Tes Formatif 1) Kecepatan potong bahan (Vc) dan diameter bahan (d). 2) n = put/men n = put/men n = 955,4 put/men 3) Kecepatan potong adalah kecepatan melingkar 4) Karbida 5) Kekerasan bahan ; kedalaman penyayatan ; dan bahan alat potong. 6) F ( mm/men) = n (put/men) x F ( mm/put) n = Vc.1000 = 100 . 1000 = 1273,9 Put/men π d 3,14 . 25 Program Keahlian Teknik Permesinan Mempergunakan Mesin Bubut 52 Vc (m/men) x 1000. π d (mm) 90 . 1000 . 3,14 . 30
  • 13. MODUL BAHAN AJAR F (mm/men) = n (put/men) x F (mm/put) = 1273,9 x 0,5 = 636,95 = 637 mm/men f. Tugas 1) Carilah informasi/tabel berapa Vc untuk bahan baja spesial, seperti VCN dan stainless steel. 2) Tunjukkan bendanya, pahat HSS dan karbida. Program Keahlian Teknik Permesinan Mempergunakan Mesin Bubut 53