3. TUJUAN PERTEMUAN 2
Di akhir pertemuan mahasiswa dapat:
• Mengorganisasikan fakta, fenomena dan kondisi nyata dalam
konteks penulisan ilmiah
• Menyeleksi fakta, konsep, dan kondisi nyata yang berpotensi
memiliki gap dengan kondisi ideal
• Menentukan topik tulisan ilmiah
• Menyusun latar belakang tulisan ilmiah
• Mengembangkan rumusan masalah berdasarkan topik dan
latar belakang penelitian
4. MATERIALS
• Fakta, fenomena dan kondisi nyata
• Gap dalam penulisan ilmiah
• Menentukan topik dalam tulisan
ilmiah
• Latar belakang tulisan ilmiah
• Rumusan Masalah
5. FAKTA, FENOMENA, KONDISI NYATA
informasi atau data yang benar dapat
dipercaya dan dapat diferivikasi secara
obyektif.
Fakta
Fenomena
Kondisi nyata
peristiwa, kejadian, atau proses yang
terjadi secara nyata, dapat diamati dan
dapat dijelaskan
situasi, keadaan, atau status aktual yang
ada dalam suatu konteks tertentu. Dapat
berubah dari waktu ke waktu
6.
7. • Bandingkan kondisi nyata dengan
kondisi ideal
• Tinjau literatur
• Periksa penelitian-penelitian
terkini
• Perhatikan tema/topik tulisan
ilmiah yang sering berulang
• Diskusi dengan teman sejawat
atau minta masukan dan saran
serta penguatan dari dosen
• Kaji metode penelitian
• Eksplorasi tulisan dalam bidang
terkait, interdisipliner atau
8. TEMA
Tithenai (sesuatu
yang diuraikan).
Pokok pikiran dari
suatu tulisan,
percakapan, diskusi,
orasi dan sifatnya
umum & luas
sehingga bisa
TOPIK JUDUL
Topoi (inti utama).
merupakan bagian
dari tema
merupakan pokok
pembicaraan atau
diskusi tapi dalam
scope yang lebih
terbatas dari tema
Kepala, tajuk dari
suatu tulisan atau
pembicaraan dan
menyiratkan semua
isi dari tulisan atau
pembicaraan dan
menarik minat
pembaca
10. • Kesulitan siswa dalam memahami operasi hitung
pecahan
Pendekatan Matematika Realitis Indonesia (PMRI)
Terintegrasi Edutainment: Solusi terhadap kesulitan
pemahaman konsep operasi hitung pecahan
• Identifikasi level kemampuan siswa ranah pengetahuan
Mengungkap Kemampuan Siswa pada Ranah Pengetahuan
melalui Pendekatan dengan Langka-Langkah Merdeka
11. LATAR BELAKANG
Latar belakang adalah ulasan yang memberikan
konteks, dasar teoritis, dan alasan mengapa
suatu topik di kaji atau diteliti. Latar belakang
membantu pembaca untuk memahami
permasalahan dan memberikan gambaran
mengapa penelitian atau kajian perlu dilakukan
12. BAGAIMANA MENYUSUN LATAR BELAKANG
• Pahami topik secara
komprehensif
• Identifikasi poin utama
• Tuangkan konteks sejarah
• Sertakan literatur terkait
• Jelaskan rasionalitasnya
• Buat argumen logis
• Hindari detail berlebihan
• Review dan Revisi
9. Gunakan Bahasa yang jelas
10. Sertakan Referensi yang
relevan
11. Perhatikan tujuan penelitian
anda
12. Mulailah dari yang umum ke
hal yang khusus
13. Identifikasi dengan baik gap
atau kesenjangan yang ada
13. HAL-HAL YANG HARUS ADA DI LATAR BELAKANG
• Pengenalan Topik
• Tinjauan pustaka
• Lacuna pengetahuan
• Tujuan penelitian
• Relevansi
• Konteks Sejarah
7. Kaitan dengan literatur
terkini
8. Keterbatasan penelitian
sebelumnya
9. Kerangka Konseptual
10. Pentingnya tulisan anda
11. Kebaruan/Novelity (untuk
penelitian)
15. CONTOH LATAR BELAKANG
Pasca Covid-19 yang berlangsung dalam kurun dua
tahun, pembelajaran menjadi lebih variatif, karena covid-
19 pada dasarnya menjadi stimulant yang sangat efektif
bagi dunia Pendidikan untuk mengubah paradigma
pembelajaran dari blended menjadi full online (daring).
Meski sudah menunjukkan gejala penurunan yang
signifikan, namun penyelenggaraan pembelajaran online
tetap harus dikembangkan lebih lanjut.
Komponen
Narasi/Uraian
16. CONTOH LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
Selain untuk mengantisipasi pembelajaran pasca covid-19,
pada dasarnya pembelajaran online adalah tuntutan
zaman yang harus dipenuhi. Era industry 4.0 dan era
society 5.0 dimana digitalisasi menjadi tolok ukurnya
menjadi hal yang tidak terbantahkan. Dunia Pendidikan
sudah selayaknya menjadi pioneer dalam pemanfaatan
berbagai produk teknologi informasi untuk kepentingan
pendidikan dan pembelajaran.
Komponen
Narasi/Uraian
17. CONTOH LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
Merebaknya pandemi covid-19 yang berkepanjangan
memicu akselerasi digitalisasi pada semua komponen
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Kondisi
ini terus berlanjut meskipun pandemi covid-19 telah
berakhir, keberlanjutan ini merupakan aktualisasi dari
era industry 4.0 dan era society 5.0.
Transformasi digital di bidang pendidikan dilakukan
seiring dengan program yang digulirkan oleh pemerintah
tentang digitalisasi pendidikan secara umum dan
Komponen
Narasi/Uraian
18. CONTOH LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
digitalisasi sekolah secara khusus. Digitalisasi Pendidikan
tidak hanya tentang perluasan akses pendidikan
berkaitan dengan data base, tetapi juga berkaitan
dengan aksesibilitas sumber belajar oleh peserta didik
pada berbagai jenjang pendidikan. Sebelum pandemic
covid-19 melanda dunia dan Indonesia khususnya,
wacana pembelajaran digital sudah digaungkan oleh
pemerintah. Proses pemantapan platform pembelajaran
Komponen
Narasi/Uraian
19. CONTOH LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
digital ketika pandemi covid-19 melanda dunia menjadi
modal dan potensi pengembangan sumber belajar online.
Pembelajaran digital menjadi satu-satunya pilihan di saat
guru dan siswa tidak bisa berada di satu ruang belajar
yang sama. Kondisi ini sekaligus menyadarkan
pemerintah dan stakeholder bahwa infra-struktur
pendukung pembelajaran digital dan sumber daya
manusia sama sekali belum siap menghadapi kondisi
darurat seperti pandemi covid-19. Menilik rilis data yang
Komponen
Narasi/Uraian
20. CONTOH LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
Menilik rilis data yang dikeluarkan oleh Saiful Mujani
Research and Consulting (SMRC) pada bulan Agustus
2020 tentang kendala pembelajaran daring di masa
pandemi covid-19, terdapat 92% peserta didik yang
mengalami kendala dalam pembelajaran daring (Yunianto,
2020). Selain itu data pengguna dan pengunjung pada
aplikasi pembelajaran daring menunjukkan lonjakan
tertinggi dalam rentang 16 Maret-12 Mei 2020 dengan
peningkatan sebesar 69,90%
Komponen
Narasi/Uraian
21. CONTOH LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
dari 3.818.469 pengguna baru dan 90,19 dari 60.449.390
pengunjung (Waspodo, 2020). Data ini dinamis dan
cenderung meningkat pasca pandemic covid-19. Animo
dan partisipasi peserta didik dalam aplikasi pembelajaran
daring sangat tinggi karena pandemic covid-19, namun di
sisi lain terdapat berbagai kendala yang membuat
pembelajaran daring tersebut tidak berlangsung secara
efektif.
Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin)
Komponen
Narasi/Uraian
22. CONTOH LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan
Teknologi merilis data yang menunjukkan bahwa
persentase pemberian tugas lebih tinggi dari
penyampaian materi untuk 5-6 kali pembelajaran daring
dalam seminggu (Waspodo, 2020). Rilis data ini
menunjukkan bahwa pada masa pandemic covid-19 siswa
lebih banyak dibebani oleh tugas-tugas dari pada materi.
Hal ini merupakan salah satu pemicu munculnya keluhan
orangtua siswa, karena beban yang banyak
Komponen
Narasi/Uraian
23. CONTOH LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
menyebabkan orangtua juga ikut mengerjakan tugas
anak-anaknya (wawancara tanggal 20 Januari 2022).
Kondisi ini menunjukkan bahwa sangat diperlukan desain
pembelajaran yang tidak hanya didominasi oleh
pemberian tugas, tetapi juga penyampaian materi yang
relevan dengan situasi pandemic covid-19. Melalui
Penelitian dan pengembangan, dapat menghasilkan bahan
pembelajaran digital yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan belajar siswa di masa pandemic covid-19.
Komponen
Narasi/Uraian
24. CONTOH LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
Penelitian tentang e-modul sudah banyak banyak dilakukan
oleh para peneliti terdahulu. Secara empiris telah dibuktikan
bahwa e-modul secara signifikan dapat meningkatkan hasil
dan motivasi belajar siswa sebesar 1,671 dengan taraf
signifikansi 5% dan dk 58 (Setiarini et al., 2016). Hasil penelitian
senada dipublikasikan oleh (Aji et al., 2018) dengan pengaruh
yang signifikan sebesar 1,679. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa e-modul dapat berpengaruh secara signifikan pada
prose belajar, hasil belajar bahkan juga meningkatkan motivasi
belajar siswa.
Komponen
Narasi/Uraian
25. CONTOH LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
Pengaruh e-modul terhadap hasil belajar dilakukan juga
oleh (Imansari & Sunaryantiningsih, 2017). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa tuntas secara klasikal sebesar
82.22%, Sementara (Putri & Purmadi, 2020) mempublikasikan
hasil penelitian tentang pengaruh e-modul terhada hasil
belajar siswa dengan nilai perolehan sebesar 12,462>9.488
pada tabel chi square. Dengan demikian pengaruh e-modul
terhadap belajar siswa sangat signifikan. Keempat penelitian
tentang pengaruh e-modul pada hasil belajar, proses bahkan
Komponen
Narasi/Uraian
26. CONTOH LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
motivasi belajar siswa menjadi dukungan yang besar bagi
penelitian ini, karena secara empiric dan secara ilmiah telah
dapat dibuktikan pengaruh e-modul bagi siswa. E-modul dalam
penelitian yang sudah diuraikan di atas dikombinasikan atau
dikolaborasikan dengan variabel-variabel lainnya. Pembelajaran
problem-based learning, project-based learning, sigil, dan sifat
interaktif dari modul adalah variable yang juga mempengaruhi
hasil-hasil belajar siswa.
Penggunaan teknologi dalam berbagai bentuknya dapat
meningkatkan proses belajar. Teknologi dapat membuat
Komponen
Narasi/Uraian
27. CONTOH LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
membuat siswa tertarik dan termotivasi untuk belajar, apalagi jika
teknologi tersebut merupakan hal yang baru bagi siswa. Teknologi
dengan berbagai bawaannya bahkan bisa meningkatkan kreativitas
siswa dalam belajar (Teodora et al., 2015). Di sisi lain masih
menurut Teodora, bahwa guru harus menggunakan teknologi untuk
mendukung instruktif dan dalam rangka meningkatkan
produktivitas.
Di sisi lain, kehidupan manusia senantiasa berkembang dari hari
ke hari, dalam proses perkembangan tersebut manusia khususnya
masyarakat ilmiah bersandar pada hasil-hasil penelitian
pengembangan. Metode penelitisn prengembangan membantu
Komponen
Narasi/Uraian
28. CONTOH LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
membantu manusia dalam mengembangkan temuan-temuan dan
produk-produk terbaru bagi kemaslahatan manusia itu sendiri.
Pengembangan merealisasikan kreatifitas dan inovasi termasuk
dalam dunia pendidikan dan pembelajaran. Sesungguhnya
pengembangan adalah proses transformasi dari sesuatu menjadi
sesuatu yang sama sekali baru atau juga modifikasi terhadap
produk yang sudah ada sebelumnya. Hal ini sejalan dengan
pandangan bahwa pengembangan proses mewujudkan suatu
konsep atau ide ke dalam wujud fisik yang bisa dirasakan oleh
panca indera manusia (Herlina, 2019). Pandangan ini didasari oleh
pandangan pakar yang menyatakan bahwa pengembangan
Komponen
Narasi/Uraian
29. CONTOH LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
dimaknai sebagai suatu proses merubah spesifikasi desain ke dalam
bentuk fisik, hal ini sebagaimana dinyatakan bahwa “the development
is a process of translating the design specifications into physical
form” (Seel & Richey, 2012). Pengembangan biasanya diarahkan untuk
menghasilkan model atau Prototype dalam untuk memenuhi kebutuhan
manusia dalam setiap dimensi kehidupan. Melalui pengembangan
bermunculan model-model yang dapat diikuti dan dirujuk oleh entitas
manusia lainnya untuk mempermudah keperluan manusia. Model
sebagaimana yang dikemukakan ahli adalah “a simple representation
of more complex forms, processes and functions of physical
phenomena or ideas” (Branch et al., 2019).
Komponen
Narasi/Uraian
30. CONTOH LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
Model seringkali dimanifestasikan dalam tampilan sederhana bentuk,
proses, dan fungsi fenomena atau gagasan fisik yang kompleks.
Sejalan dengan pandangan bahwa model adalah representasi realitas
disajikan dengan tingkat yang terstruktur dan teratur, model ideal
yang biasanya disederhanakan (Richey et al., 2012). Oleh karena itu
model dalam pengertian ini adalah penyederhanaan dari sebuah
kompleksitas. Model dalam penelitian ini adalah penyederhanaan dari
ide dan gagasan tentang pergorganisasi materi/bahan perkuliahan
melalui aplikasi google docs yang tertuang dalam bentuk konseptual,
prosedural dan fisikal sehingg bisa dilaksanakan dan
diimplementasikan oleh individu dan kelompok selain pengembang.
Komponen
Narasi/Uraian
31. CONTOH LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
Hal ini sejalan dengan pandangan Reigeluth yang menyatakan bahwa
model pembelajaran adalah serangkaian komponen strategi yang
terintegrasi, seperti ide-ide tentang cara dalam mengurutkan
pembelajaran, ikhtisar dan ringkasan, contoh-contoh, praktik dan
penggunaan strategi yang berbeda untuk memotivasi siswa (Herlina,
2019). Oleh karena itu Model pembelajaran dapat dipastikan memuat
ide, gagasan, konsep dan teori pembelajaran yang disusun dalam
prosedur yang sistematis. Rangkaian prosedur yang sistematis
tersebut dikemas sedemikian rupa hingga dapat dilaksanakan dan
diterapkan dalam kelas. Dengan demikian model pembelajaran adalah
cetak biru yang memuat konsep, prosedur, langkah, tahapan
Komponen
Narasi/Uraian
32. CONTOH LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
pembelajaran yang dilengkapi dengan sumber, konten, media
dan isntrumen pengukuran keberhasilan serta tindak lanjut.
Berdasarkan latar belakang yang disajikan di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peluang
pengembangan e-modul tematik untuk pembelajaran di
Sekolah Dasar Kabupaten Sigi, dengan demikian tujuan
penelitian ini untuk mengeksplorasi kebutuhan e-modul di
sekolah dasar sebagai dasar dan justifikasi pengembangan
e-modul untuk pembelajaran tematik di kabupaten Sigi.
Komponen
Narasi/Uraian
33. TAHAP PERTAMA
Silakan menyusun Latar
Belakang Tulisan Ilmiah
dengan minimal 10
komponen sebagaimana
telah dibahas
TUGAS 2
MARI MELAKUKAN