Laporan ini memberikan informasi tentang pengkajian keperawatan di MI Ananda Tempo. Berdasarkan data yang dikumpulkan, terdapat beberapa masalah kesehatan pada siswa seperti sering absen karena sakit, kurangnya pengetahuan tentang PHBS, dan perilaku kesehatan yang kurang baik seperti jarang mencuci tangan dan menggosok gigi. Diagnosa keperawatan utamanya adalah perilaku kesehatan siswa cenderung berisiko.
2. Nama sekolah :
MI Ananda Tempo Yayasan
Pondok Pesantren Alfatih
Alamat sekolah:
Dusun Tempo, Desa Aik
Darek Kecamatan Batukliang
3. PENGKAJIAN
A. Sejarah
• BatasPENGKAJIAN
• wilayah
• Sebelah utara : Desa Selebung
• Sebelah barat : Desa Mantang
• Sebelah selatan : Desa Mantang
• Sebelah timur : Desa Otak Desa
• Jumlah siswa : 109 Siswa
• Jumlah tenaga pengajar : 8 tenaga guru
4. PENGKAJIAN
B. Lingkungan fisik
area terbuka dengan
hamparan sawah di
sisi samping dan
belakang yayasan
terdapat brbagai
pepohonan seperti
pohon mangga dan
berbagai jenis
tanaman
siswa bermain di
sekitar lingkungan
sekolah, seperti di
sekitar halaman
sekolah, dilapangan
PDAM sebagai
sumber air.
Transportasi siswa
dengan
menggunakan mobil
yayasan
Terdapat ruang BK
dan guru BK,
musholla dan kantin
Layanan kesehatan
sekolah seperti UKS
1 toilet guru 1 toilet
siswa , dinding
menggunakan tembok,
atap dengan genteng
dan lantai keramik
5. PENGKAJIAN
B. Lingkungan fisik
sekitaar yayasan
menggunakan pagar tembok,
sebagian ruang kelas
menggunakan lantai keramik,
dan sebgaian ruang kelas
masih menggunakan semen
tanah dengan jendela dari
bambu
Kondisi fisik ruang kelas 5 MI
Ananda Tempo, dengan
jumlah 19 siswa, lantai masih
menggunakan semen tanah,
atap mengguanakan genteng,
jendela masih menggunakan
bambu sebagai ventilasi,
penerangan dikelas MI kelas 5
cukup baik dengan cahaya
matahari yang masuk melalui
jendela bambu kelas, ruang
kelas tidak terlalu besar
dengan meja dan bangku
berjajar sehingga ruang kelas
tampak sempit. Tetapi bangku
dan meja masih layak untuk
digunakan belajar bagi para
siswa.
Cara mengolah sampah
diskeolah yakni dnegan
membakar dan menimbun.
Terdapat tempat cuci tangan
ada 2 keran untuk siswa.
6. PENGKAJIAN
C. Presepsi
• Presepsi guru/siswa tentang sekolah :
• Masalah yang sering muncul disekolah adalah
sering terjadi perkelahian antar para siswa dan
kurangnya pengetrahuan siswa tentang PHBS.
• Presepsi guru/siswa tentang adanya UKS
7. • Penampilan fisik
• Rambut : terdapat 65 % siswa, terlihat bersih, rapi dan rajin
memakai shampo sehari 2x dan 35% rambut para siswa tampak
pendek berantakan dan sedikit kotor.
• Hidung : sismestris, tidak ada siswa yang mengalami cacat fisik pada
hidung, beberapa siswa tampak ada yang sedang mengalami pilek.
• Telinga: tidak ada siswa yang mengalami gangguan pada telinga,
telinga tampak bersih.
• Mulut dan gigi : dari 109 siswa terdapat 67 mempunyai gigi
berlubang dan tampak kotor, gigi tampak kuning.
• Kuku : 41 siswa mempunyai kuku yang kotor dan panjang.
PENGKAJIAN
D. Data Siswa
8. • Ada 70% anak mandi 1x sehari bahkan ada yang tidak mandi selama
seharian meskipun akan berangkat ke sekolah yakni 30%
• Sebagian besar anak mengatakan peralatan mandi seperti sabun, handuk
bergantian dengan anggota keluarga yang lain.
• Paara siswa mengatakan menggosok gigi 1-2x sehari, ada juga yang tidak
sikat gigi sama sekali dalam sehari dengan persentasi yakni 45%
menggosok gigi hanya pergi ke sekolah dan 55% tidak menggosok gigi
seharian.
• Para siswa menggunakan alas kaki ketika bermain dirumah.
• Siswa mengatakan selalu mencuci tangan ketika sebelum makan dan
sesudah makan dengan persentasi sebanyak 50% dan yang tidak mencuci
tangan sebelum makan sbenyak 50%.
PENGKAJIAN
D. Data Siswa
9. • Para siswa mengatakan malas untuk cuci tangan di sekolah karena ngantri
• Para siswa mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun
sebanyak 65% dan tidak menggunakan sabun sebanyak 35%.
• Para siswa jajan di kantin sekolah, dan sebagian jajan sembarangan seperti
cilok, es mambo dll diluar pagar sekolah.
• Jajan yang sering dibeli oleh para siswa adalah es dan snack
• Sebagian besar anak mempunyai WC di rumah.
• Para guru mengatakan siswa sering absen karena sakit
• Persentasi penyakit siswa yakni : ada 42% mengalami ISPA, 26 %
mengalami demam thipoid dan 32% mengalami penyakit lain seperti diare
dan sakit gigi.
• Ketika anak sakit orangtua membawa anak ke pelayanan kesehatan
terdekat.
• Keluarga dirumah menggunakan sumber air menggunakan air PAM dan
sumur.
• Guru mengatakan belum pernah ada penyuluhan promosi kesehatan
tentang PHBS di sekolah.
PENGKAJIAN
DATA SISWA
10. Berdasarkan standar diagnosa keperawatan Indonesia (SDKI)
Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada
siswa sekolah dasar
DIAGNOSA KEPERAWATAN
11. Data
Diagnosa
keperawatan
SLKI SIKI
Data subjektif (hasil wawancara, kuesioner) :
Para guru mengatakan siswa sering absen karena sakit
Guru mengatakan belum pernah ada penyuluhan promosi
kesehatan tentang PHBS di sekolah.
Para siswa mengatakan malas untuk cuci tangan di sekolah
karena ngantri
Data objektif (hasil observasi dan kuesioner):
Persentasi penyakit siswa yakni : ada 42% mengalami ISPA,
26 % mengalami demam thipoid dan 32% mengalami
penyakit lain seperti diare dan sakit gigi.
Para siswa mencuci tangan dengan air bersih dan
menggunakan sabun sebanyak 65% dan tidak menggunakan
sabun sebanyak 35%.
sesudah makan dengan persentasi sebanyak 50% dan yang
tidak mencuci tangan sebelum makan sbenyak 50%.
45% menggosok gigi hanya pergi ke sekolah dan 55% tidak
menggosok gigi seharian.
Ada 70% anak mandi 1x sehari bahkan ada yang tidak mandi
selama seharian meskipun akan berangkat ke sekolah yakni
30%
terdapat 65 % siswa, terlihat bersih, rapi dan rajin memakai
shampo sehari 2x dan 35% rambut para siswa tampak pendek
berantakan dan sedikit kotor.
Perilaku
kesehatan
cenderung
beresiko pada
siswa sekolah
dasar
Luaran utama :
Perilaku
kesehatan
Luaran tambahan:
menejemen
kesehatan
pemeliharaan
kesehatan
Intervensi utama :
Promosi perilaku upaya kesehatan
Observasi :
Identifikasi perilaku kesehatan yang
dapat ditingkatkan.
Terapeutik :
Berikan lingkungan yang mendukung
kesehatan.
Edukasi :
Anjurkan mencuci tangan dengan
bersih dan pakai sabun.
Intervensi pendukung:
- Dukungan kelompok
- Dukungan pengambilan
keputusan
- Dukungan tanggung jawab pada
diri sendiri
- Edukasi kesehatan
- Edukasi pola perilaku kebersihan.