Chris John adalah petinju Indonesia yang berhasil meraih gelar juara dunia kelas bulu WBA selama 10 tahun berturut-turut sejak 2003 hingga sekarang tanpa terkalahkan, membuat namanya dan negara Indonesia lebih dikenal di dunia internasional. Prestasinya menginspirasi atlet muda Indonesia untuk berjuang tanpa menyerah.
4. Chris John
Nama asli Yohannes Christian John Nama panggilan The Dragon
Dinilai padaFeatherweight Tinggi5 ft 6.5 in (1.69 m) Mencapai67 inci
(Templat:Convert/175cm)Kebangsaan IndonesiaLahir14
September 1979 (umur 35)
Banjarnegara, Indonesia(Tinggal di Semarang)Sikap Orthodox
Catatan tinju Total perkelahian52 Menang:48 Menang oleh KO:22
Kalah: 1 Imbang :3 Yohannes Christian John, atau lebih dikenal
sebagai Chris John (lahir di Banjarnegara, 14 September1979; umur
35 tahun) adalah seorang petinju Indonesia. Chris John mencatatkan
rekor sebagai juara dunia kelas bulu pertama yang berasal dari
Indonesia, mencatatkan rekor sebagai petinju kedua terlama yang
menjadi juara dunia kelas bulu sepanjang masa, serta mencatatkan
rekor sebagai peringkat kedua dalam daftar petinju yang paling
sering mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu sepanjang
masa. Ia tercatat sebagai petinju Indonesia kelima yang berhasil
meraih gelar juara dunia, setelah Ellyas Pical, Nico Thomas, Ajib
Albarado dan Suwito Lagola.
5. Meraih gelar juara kelas bulu WBA
Kesempatan emas bagi Chris John dan bangsa Indonesia
tiba saat Chris John berkesempatan menantang Oscar Leon
dari Kolombia pada 26 September 2003 di Bali. Chris John
menang angka tipis (split decision) dalam pertandingan 12
ronde tersebut, dan dinyatakan berhak menyandang gelar
juara dunia WBA sementara (interim title).
Tak lama, WBA "menghibahkan" gelar juara definitif (bukan
lagi gelar interim) kepada Chris John, saat sang juara
bertahan Derrick Gainer dariAmerika Serikat kalah angka
dari Juan Manuel Marquez (Meksiko, juara IBF). Saat itu,
sesuai peraturan badan tinju WBA, Marquez dinyatakan
sebagai juara super (super champion) WBA karena berhasil
menyatukan dua gelar WBA dan IBF, dan Chris John
sebagai juara reguler.
6. Meskipun demikian, gelar WBA definitif tersebut
hanya dipandang sebelah mata oleh pers Indonesia,
dan Chris John dianggap sebagai juara di atas kertas
belaka. Namun semua pandangan miring itu terhapus
saat dengan perkasa Chris John mengalahkan
lawannya Osamu Sato (Jepang) di Ariake
Colliseum, Tokyo, Jepang, pada 4 Juni 2004. Chris John
menang angka mutlak atas lawannya yang didukung
oleh suporter tuan rumah. Dengan kemenangan itu,
selain mendapat pengakuan di Indonesia, Chris John
juga menjadi sangat populer di Jepang. Saat turun dari
tangga pesawat, seluruh pilot dan awak
pesawat Garuda Indonesia memberi hormat ala militer
kepada Chris John dan tim.
7. Pada 3 Desember 2004, Chris John berhasil mempertahankan gelar
melawan petinju kidal Jose Cheo Rojas (Venezuela)
di Tenggarong, Kutai Kartanegara melalui pertarungan berdarah
akibat benturan kepala pada ronde 4. Pertarungan itu dihentikan
oleh wasit dan dinyatakan hasilnya seriatau technical draw dan
Chris John tetap juara. "Peraturan dari WBA sebelum
menyelesaikan empat ronde terjadi accident benturan kepala.
Dengan demikian, pertandingan ini dinyatakan dengan technical
draw dan Chris John tetap juara".
Sayang, setelah pertandingan ini, Chris John terpaksa harus
memutuskan kontrak dengan pelatih Sutan Rambing karena
ketidaksepakatan masalah pembagian hasil pertandingan.
Selanjutnya, Chris John dilatih oleh Craig Christian dari Harry's
Gym, Perth Australia. Berbulan-bulan pertikaian Chris John
dan Sutan Rambing terus berlanjut dan semakin memanas serta
sempat berlanjut ke meja hijau, namun akhirnya masalah ini bisa
diselesaikan secara kekeluargaan.
8. Chris John vs. Derrick Gainer, langkah penting Chris John ke pentas dunia
Pada tanggal 22 April 2005, Chris John wajib meladeni sang mantan jawara
kelas bulu WBA, Derrick Gainer dari Amerika Serikat, yang sangat berambisi
merampas kembali gelarnya yang hilang, setelah pada tahun 2003 yang lalu,
Gainer dikalahkan oleh Juan Manuel Marquez Mendez. Di tengah pesimisme
publik tinju di tanah air karena ini adalah debut Chris John setelah ditangani
Craig Christian, pelatih baru asal Australia, setelah konfilk antara dirinya
dengan pelatih lamanya, Sutan Rambing. Chris John mampu tampil luar
biasa, dan berhasil mempecundangi sang mantan juara tersebut lewat
kemenangan angka mutlak 12 ronde. Walaupun Chris John sempat terjatuh
(knockdown) di ronde 1 akibat pukulan uppercut jarak dekat Gainer yang
cepat, tetapi Chris John bisa membuat sempoyongan Gainer di ronde kedua
dan keempat. Gainer menyatakan bahwa ini hasil yang wajar karena Chris
John layak menang, sedangkan pelatih kubu Gainer berkata bahwa Chris John
(yang ketika itu masih muda), "Bertinju seperti mesin,". Yang mengejutkan
dari pertandingan ini adalah pada laga inilah Chris John pertama kalinya
mengubah gaya bertinjunya yang pada awal kariernya seorang counter boxer,
gaya bertarung Chris John oleh Craig Christian pelatih barunya mulai diubah
menjadi explosive fighter, kendati kekuatan pukulannya bukan yang terkuat
di kelas bulu.
9. Dalam pertarungan mempertahankan gelar kelas bulu
versi WBA yang ke 18, 14 April 2013 di Indoor Tennis
Stadium, Chris John membukukan hasil seri technical
draw akibat benturan kepala dengan lawannya
dari Jepang, Satoshi Hosono. Chris John mengalami luka
pendarahan serius di pelipis mata dan dahi sebelah kanan
akibat serudukan Hasono. Hasono juga merupakan lawan
yang juga cukup kuat buat Chris John, skor pada saat
pertandingan dihentikan adalah 19-19 sama kuat. Sobekan
di pelipis dan sobekan di dahi ini merupakan dua luka
sobek paling panjang dan membutuhkan jahitan paling
banyak dalam karier profesional Chris John, yang kelak
luka ini menjadi salah titik lemah Chris John di
pertandingan selanjutnya, karena akan mudah sobek lagi
apabila terkena pukulan.
10.
11. Pada umumnya, gelar tinju berkelas dunia sangat jarang menampilkan
para petinju Indonesia di dalamnya. Namun, Chris John, mampu
membuktikan
bahwa orang Indonesia yang rata-rata memiliki postur tubuh yang mungil
jika
dibandingkan dengan para petinju dari Amerika, juga mampu mengambil
perhatian dunia dengan segudang kemenangan untuk mempertahankan
gelar
juara WBA (Super) Featherweight selama 10 tahun berturut-turut dari tahun
2003 hingga sekarang tanpa terkalahkan. Chris John menjadi orang
Indonesia
ketiga yang mampu memenangkan gelar juara tinju dunia, mengikuti Ellyas
Pical (3 kali juara IBF Junior Bantamweight, 1985-1989) dan Nico Thomas
(juara IBF Strawweight, 1989).
12. Dengan rekor 48 kali menang dan 2 kali draw tanpa terkalahkan
sekalipun dalam dunia tinju profesional, membuat Chris John menjadi sosok
yang sensasional sekaligus fenomenal. Penghargaan internasional pun
dianugerahkan kepadanya di Panama City pada tahun 2012 yang bertajuk
WBA
Fighter Of The Decade. Karena prestasi inilah Chris John, yang semula
menyandang julukan “Indonesian Thin Man” sebagai bentuk penghargaan dari
legenda kelas bulu asal Nikaragua, Alexis “Explosive Thin Man” Arguello,
memutuskan julukan terbarunya yaitu The Dragon, karena menurutnya Ia sudah
tidak memiliki postur yang kurus dan sosok naga melambangkan
keberuntungan
dalam adat istiadat Tionghoa.
13. Nama negara indonesia jadi lebih dikenal di
dunia international
Indonesia dikenal mempunyai atlet yang
berkualitas
Menjadi inspirator untuk para atlet muda
untuk berjuang tanpa menyerah