SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
(STUDI KASUS DI SDN GUSLAH III PURWOSARI - PASURUAN)
Program Studi Manajemen Pendidikan,
Program Pascasarjana (S2), Universitas Gresik
ABSTRAK
Kata kunci.Pembelajaran Tematik Terpadu, Kurikulum 2013 dan Kompetensi Siswa
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran tematik merupakan strategi
pembelajaran yang memadukan beberapa mata
pelajaran secara terpadu dengan memberikan
pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa.
Keterpaduan dalam pembelajaran tematik meliputi
aspek proses dan waktu, aspek kurikulum maupun
aspek pembelajaran itu sendiri.
Pembelajaran tematik menyediakan
keluasan dan kedalaman implementasi
kurikulum, menawarkan kesempatan yang
sangat banyak pada siswa untuk memunculkan
dinamika dalam pendidikan. Unit yang tematik
adalah epitome dari seluruh bahasa
pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk
secara produktif menjawab pertanyaan yang
dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin
tahu dengan penghayatan secara alamiah
tentang dunia di sekitar mereka. Pembelajaran
terpadu akan terjadi jika kejadian yang wajar
atau eksplorasi suatu topik merupakan inti
dalam pengembangan kurikulum. Dengan
berperan secara aktif di dalam eksplorasi
tersebut, siswa akan mempelajari materi ajar
dan proses belajar beberapa bidang studi dalam
waktu yang bersamaan.
MANAJEMEN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
DALAM KURIKULUM 2013 SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA
DWI INDAH OKTAVIANI
Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, salah satunya
dengan melakukan penyempurnaan kurikulum.Pembelajaran tematik menyediakan keluasan
dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada
siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan.. Adapun tujuan penelitaian ini adalah
untuk mengetahui konsep pembelajaran tematik terpadu, mengetahui pembelajaran tematik
terpadu dalam kurikulum 2013 dan, mengetahui efektifitas pembelajaran tematik terpadu
dalam kurikulum 2013 sebagai upaya peningkatan kompetensi siswa di SDN Guslah III
Purwosari. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang
terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Hasil penelitian
ini adalah 1) Pembelajaran terpadu (tematik) menawarkan model-model pembelajaran yang
menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi siswa, baik aktivitas
formal maupun informal. Peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan
secara utuh sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik. 2) Model
pembelajaran SDN Guslah III Purwosari memuat strategi pencapaian kompetensi peserta
didik dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran tertentu. Model belajar mengajar
digunakan untuk menunjukkan sosok utuh konseptual dari aktivitas belajar mengajar yang
secara keilmuan dapat diterima dan secara oprasional dapat dilakukan berdasarkan
kurikulum 13. 3) Efektifitas pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013 sebagai
upaya peningkatan kompetensi siswa di SDN Guslah III Purwosari adalah Pengajaran
tematik selaras dengan tujuan kurikulum dan pembelajaran tematik harus mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu
tema perlu mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan, kebutuhan
dan pengetahuan awal guna adanya peningkatan kompetensi siswa.
Dalam pernyataan tersebut jelas
bahwa sebagai pemacu dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu adalah melalui eksplorasi
topik. Dalam eksplorasi topik diangkatlah suatu
tema tertentu. Kegiatan pembelajaran
berlangsung di seputar tema kemudian baru
membahas masalah konsep-konsep pokok yang
terkait dalam tema. Adapun menurut Ujang
Sukandi, dkk (2001: 3), pengajaran terpadu
pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan
mengajar dengan memadukan materi beberapa
mata pelajaran dalam satu tema. Dengan
demikian pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar dengan cara ini dapat dilakukan
dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran
disajikan tiap pertemuan.
Pembelajaran tematik sebagai model
pembelajaran termasuk salah satu tipe/ jenis
daripada model pembelajaran terpadu. Istilah
pembelajaran tematik pada dasarnya adalah
model pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa
(Depdiknas, 2006:5).
Tujuan pembelajaran ialah memberikan
kemampuan pada anak didiknya setelah mereka
mempelajari bahasan terentu dalam studi bidang
tertentu pula. Menurut Mager (dalam Wina
Sanjaya 2008: 125) menjelaskan bahwa,
“Tujuan pembelajaran adalah perilaku yang
hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh
siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi
tertentu”. Seseorang yang telah memiliki
kompetensi dalam bidang tertentu bukan hanya
mengetahui, akan tetapi juga dapat memahami
dan menghayati bidang tersebut yang tercermin
dalam pola perilaku sehari-hari. Menurut Nana
Syaodih Sukmadinata (2012: 18) menyatakan,
“Kompetensi atau keterampilan hidup
dinyatakan dalam kecakapan, kebisaan,
keterampilan, kegiatan, perbuatan, performansi
yang dapat diamati malahan dapat diukur”.
Tema Kurikulum 2013 adalah menghasikan
insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif,
afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang terintegrasi. Untuk
mewujudkan hal tersebut, dalam implementasi
kurikulum, guru di tuntut secara profesional
merancang pembelajaran efektif dan bermakna
(menyenangkan), mengorganisasikan
pembelajaran, memilih pendekatan
pembeajaran yang teapat, menentukan prosedur
pembelajaran secara efektif, serta menetapkan
kriteria keberhasilan
1.2 Fokus Penelitian
Penelitian ini mefokuskan pada budaya
mutu sekolah berbasis perencanaan Di SDN
Guslah III Purwosari dengan sub fokus sebagai
berikut :
1. Bagaimana konsep pembelajaran tematik
terpadu?
2. Bagaimana pembelajaran tematik terpadu
dalam kurikulum 2013 di SDN Guslah III
Purwosari?
3. Bagaimana efektifitas pembelajaran
tematik terpadu dalam kurikulum 2013
sebagai upaya peningkatan kompetensi
siswa di SDN Guslah III Purwosari?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka
tujuan dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui konsep pembelajaran tematik
terpadu
2. Mengetahui pembelajaran tematik terpadu
dalam kurikulum 2013 di SDN Guslah III
Purwosari
3. Mengetahui efektifitas pembelajaran
tematik terpadu dalam kurikulum 2013
sebagai upaya peningkatan kompetensi
siswa di SDN Guslah III Purwosari.
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan penelitian tidak dapat lepas
dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang
pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan
dalam kajian. Adapun hasil-hasil penelitian
yang dijadikan perbandingan dengan penelitian
ini adalah tidak terlepas dari topik penelitian
yaitu efektifitas pembelajaran tematik terpadu
dalam kurikulum 2013 sebagai upaya
peningkatan kompetensi siswa. Dari beberapa
penelitian yang sudah dilakukan, terdapat topik
karaya penelitian berikut ini, diantaranya
adalah penelitian tentang Implementasi
Pembelajaran Tematik Terpadu Kontekstual di
RA Mutiara Miftahul Jannah Sabah Balau
Lampung Selatan yang dilakukan oleh Dewi
Sartika pada Tahun 2019. Penelitian ini
mengangkat tentang Pembelajaran tematik
terpadu kontekstual, model pembelajaran ini
adalah pembelajaran berbasis tema yang mana
dalam satu tema tersebut dapat
mengembangkan enam aspek perkembangan
anak sekaligus, serta melibatkan anak langsung
dalam proses pembelajaran sehingga anak
tidak menerima pembelajaran dalam bentuk
imajinasi namun dalam bentuk satu
pengalaman yang utuh dan bermakna bagi
anak. Maka permasalahan yang dirumuskan
dalam penelitian ini adalah bagaimana
implementasi pembelajaran tematik terpadu
kontekstual di RA Mutiara Miftahul Jannah
Sabah Balau Lampung Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu
Kontekstual di RA Mutiara Miftahul Jannah
Sabah Balau Lampung Selatan. Penelitian ini
adalah penelitian deskriptip kualitatif yang
bertujuan menggambarkan secara objektif
keadaan ditempat penelitian dengan
menggunakan kata-kata atau kalimat,
mengenai prilaku dan tindakan guru dikelas.
Subjek dalam penelitian ini adalah guru dikelas
B RA Mutiara Miftahul Jannah Sabah Balau
Lampung Selatan. Alat pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis
dengan menggunakan reduksi data, display
data dan penarikan kesimpulan.
2.2 Pembelajaran Tematik Terpadu Dalam
Kurikulum 2013
2.2.1 Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik dimaknai sebagai
pembelajaran yang dirancang berdasarkan
tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya
tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran.
Pembelajaran tematik menyediakan keluasan
dan kedalaman implementasi kurikulum,
menawarkan kesempatan yang sangat banyak
pada siswa untuk memunculkan dinamika
dalam pendidikan. Unit yang tematik adalah
epitome dari seluruh bahasa pembelajaran
yang memfasilitasi siswa untuk secara
produktif menjawab pertanyaan yang
dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa
ingin tahu dengan penghayatan secara
alamiah tentang dunia di sekitar mereka.
Pembelajaran tematik sebagai model
pembelajaran termasuk salah satu tipe/ jenis
daripada model pembelajaran terpadu.
Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya
adalah model pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa (Depdiknas, 2006:5)
Pengertian Pembelajaran Tematik Beberapa
ahli yang memberikan pengertian tentang
pembelajaran tematik, diantaranya adalah
menurut T.Raka Joni dalam (Trianto,
2009:81) yang mengartikan pembelajaran
tematik sebagai suatu sistem pembelajaran
yang memungkinkan siswa baik secara
individual maupun kelompok aktif mencari,
menggali dan menemukan konsep serta
prinsip keilmuan secara holistik, bermakna
dan otentik. Pembelajaran tematik akan
terjadi apabila peristiwaperistiwa otentik atau
eksplorasi tema menjadi pengendali dalam
kegiatan pembelajaran. Dengan berpartisipasi
dalam eksplorasi tema maka siswa akan
sekaligus belajar tentang proses dan isi
beberapa mata pelajaran secara serempak.
Pembelajaran terpadu/tematik menawarkan
model-model pembelajaran yang menjadikan
aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh
makna bagi siswa, baik aktivitas formal
maupun informal, meliputi pembelajaran
inquiry secara aktif sampai dengan
penyerapan pengetahuan dan fakta secara
pasif, dengan memberdayakan pengetahuan
dan pengalaman siswa untuk membantunya
mengerti dan memahami dunia
kehidupannya. Cara pengemasan pengalaman
belajar yang dirancang oleh guru yang
demikian akan sangat berpengaruh terhadap
kebermaknaan pengalaman siswa dan
menjadikan proses pembelajaran lebih efektif
dan menarik. Kaitan konseptual yang
dipelajari dengan isi bidang studi lain yang
relevan akan membentuk skemata, sehingga
akan diperoleh keutuhan dan kebulatan
pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar,
pengetahuan, dan kebulatan pandangan
tentang kehidupan dan dunia nyata hanya
dapat direfleksikan melalui pembelajaran
terpadu (William dalam Udin 2006: 5).
Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pengertian pembelajaran secara umum
merupakan aktivitas dan proses yang
sistematis dan sistemik yang terdiri dari
beberapa komponen yaitu:
pendidik/pengajar, kurikulum, peserta didik,
metode, strategi, sumber belajar, fasilitas dan
administrasi. Masing-masing komponennya
bersifat parsial (terpisah) atau berjalan
sendiri-sendiri, tetapi berjalan secara teratur,
saling bergantung, komplementer, dan
berkesinambungan sehingga diharapkan
melaluinya peserta didik dapat melakukan
aktivitas belajar secara baik dan tentunya
diharapkan pula hasil belajarnya berupa
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
2.3 Implementasi Kurikulum 2013
2.3.1 Pengertian Kurikulum
Kurikulum juga bisa berasal dari
kata curriculum yang berarti a running
course, dan dalam bahasa Prancis dikenal
dengan carter berarti to run (berlari). Secara
terminologi, kurikulum berarti suatu
program pendidikan yang berisikan berbagai
bahan ajar dan pengalaman belajar yang
diprogramkan, direncanakan dan
dirancangkan secara sistematika atas dasar
norma-norma yang berlaku dan dijadikan
pedoman dalam proses pembelajaran bagi
pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan
(Dakir, 19 20 2004: 3)
Tujuan pendidikan Nasional di
Indonesia tentu saja bersumber pada
pandangan dan cara hidup manusia
Indonesia, yakni Pancasila. Sebagai
implikasi dari nilai-nilai filsafat pancasila
yang dianut bangsa Indonesia, dicermikan
dalam rumusan tujuan pendidikan nasional
seperti terdapat dalam UU no. 20 tahun
2003, yaitu: Pendidikan nasional
berdasarkan pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945.
Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka
mencerdasakan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. (Pasal 2 dan 3). Menurut Tyler
(1946), Taba (1963) Tanner dan Tanner
(1984) menyatakan tuntutan masyarakat
adalah salah satu dasar dalam
pengembangan Kurikulum. Calhoun, Light,
dan Keller (1997) memaparkan tujuh fungsi
sosial pendidikan, yaitu: (1) mengajar
keterampilan, (2) Manajemen Implementasi
Kurikulum mentrasmisikan budaya, (3)
mendorong adaptasi lingkungan, (4)
membentuk kedisiplinan, (5) mendorong
bekerja berkelompok, (6) meningkatkan
perilaku etik, dan (7) memilih bakat
dan memberi penghargaan prestasi. Tujuan
pendidikan pada dasarnya merupakan
rumusan yang komperhensif mengenai apa
yang seharusnya dicapai. Herbert Spencer
dalam Nasution (1982) mengungkapkan
lima kajian sebagai sumber dalam
merumuskan tujuan pendidikan, yaitu:
1) Self-Preservation, yaitu individu harus
dapat menjaga kelangsungafl hidupnya
dengan sehat, mencegah panyakit, hidup
secara teratur
2) Securing the necssitties of life, yaitu
individu yang harus sanggup mencari
nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup
dengan melakukan suatu pekerjaan.
3) Reaning of family, yaitu individu harus
mampu menjadi ibu atau bapak yang
sanggup bertanggung jawab atas
pendidikan anaknya dan ksejahteraan
keluarganya.
4) Enjoying proper social and political
relationships, yaitu individu harus
sanggup memangfaatkan waktu
senggangnya dengan memilih kegiata-
kegiatan yang menyenagkan dan
menambah kenikmatan dan kegairahan
hidup.
Kurikulum sebagai rancangan
pendidikan mempunyai kedudukan yang
sangat strategis dalam seluruh aspek
kegiatan pendidikan. Mengingat
pentingnya peranan kurikulum di dalam
pendidikan dan perkembangan kehidupan
peserta didik, maka dalam penyusunan
kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa
menggunakan landasan yang kokoh dan
kuat. Pengertian kurikulum Menurut Kerr
J. F ( 1968) adalah sebuah pembelajaran
yang dirancang dan dilaksanakan dengan
individu dan berkelompok baik diluar
maupun di dalam sekolah. Menurut
George A. Beaucham ( 1976 ) Pengertian
kurikulum ialah dokumen tertulis yang
mengandung isi mata pelajaran yang diajar
kepada peserta didik melalui berbagai
mata pelajaran pilihan disiplin ilmu,
rumusan masalah dalam kehidupan sehari-
hari.
Landasan pengembangan
kurikulum tidak hanya dipergunakan bagj
para penyusun kurikulum (makro) atau
kurikulum tertulis yang sering disebut juga
sebagai kurikulum ideal, akan tetapi
terutama harus dipahami dan dijadikan
dasar pertimbangan oleh para pelaksans
kurikulum (mikro) yaitu para guru, kepala
sekolah, pengawas pendidikan dan pihak-
pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas
pengelolaan pendidikan, sebagai bahan
untuk dijadikan instrumen dalam
melakukan pembinaan terhadap
implementasi kurikulum disetiap jenis dan
jenjany pendidikan/persekolahan. Dengan
posisinya yang penting tersebut, maka
dalam penyusunan dan pengembangan
kurikulum tidak bisa dilakukan secara
sembarangan, dalam melakukan proses
penyelengaraan pendidikan, sehingga
dapat menfasilitasi tercapainya sasaran
pendidikan dan pembelajaran secara
efektif dan efisien.
Robert S. Zais (1976)
mengemukakan empat landasan
pengembangan kurikulum, yaitu:
philosophy and the nature of knowledge,
society and culture, the individual, and
learning theory. Dengan berpedoman pada
empat landasan tersebut, maka dibuat
model yang disebut "an ccletic model of
the curriculum and its foundation."
Suatu bangunan kurikulum memilki
empat komponen yaitu komponen tujuan
(aims, goals, objectives), isi, materi
(content), proses pembelajaran (learning
process), dan komponen evaluasi
(evaluation), maka agar setiap komponen
bisa menjelankan fungsinya secara tepet
dan bersinergi, maka perlu ditopang oleh
sejumlah landasan (foundation), yaitu
landasan filosofis sebagai landasan utama,
masyarakat dan kebudayaan, individu
(peserta didik), dan teori-teori belajar
(pisikologis). Tyler (1988)
mengemukakan pandangan yang erat
kaitannya dengan. Beberapa aspek yang
melandasasi suatu kurikulum (school
purposes), yaitu: "Use of philosophy,
studies of learners, suggestion from
subject specialist, studies of contemporary
life, dan Use of psychology of learning "
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa kurikulum merupakan
suatu program pendidikan yang
diprogramkan, direncanakan dan
dirancangkan secara sistemik atas dasar
norma-norma yang berlaku yang dijadikan
pedoman dalam proses pembelajaran bagi
tenaga kependidikan dan peserta didik
untuk mencapai tujuan pendidikan.
2.3.2 Prinsip dan Fungsi Manajemen
Kurikulum
Prinsip dan fungsi yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan
manajemen kurikulum adalah beberapa hal
sebagai berikut, yaitu Produktivitas, hasil
yang akan diperoleh dalam kegiatan
kurikulum merupakan aspek yang harus
dipertimbangkan dalam manajemeh
kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar
peserta didik dapat mencapai hasil belajar
sesuai dengan tujuan kurikulum harus
menjadi sasaran dalam menejemen
kurikulum. Demokratisasi, pelaksanaan
manajemen kurikulum harus berasaskan
pada demokrasi yang menempatkan
pengelola, pelaksana dan subjek didik pada
posisi yang seharusnya dalam
melaksanakan dpngan penuh
tanggungjawab untuk mencapai tujuan
kurikulum. Kooperatif, untuk memperoleh
hasil yang diharapkan dalam kegiatan
manajemen kurikulum perlu adanya
kerjasama yang positif dari berbagai pihak
yang terlibat. Efektifivitas dan efesiensi,
rangkaian kegiatan manajemen kurikulum
harus mempertimbangkan efektivitas dan
efesiensi untuk mencapai tujuan kurikulum,
sehingga kegiatan manajemen kurikulum
tersebut memberikan hasil yang berguna
dengan biaya, tenaga dan waktu yang relatif
singkat. Mengarahkan visi, misi dan tujuan
yang ditetapkan dalam kurikulum, proses
manajemen kurikulum harus dapat
memperkuat dan mengarahkan visi, misi
dan tujuan kurikulum. selain prinsip-
prinsip tersebut juga perlu
mempertimbangkan kebijaksanaan
pemerintah maupun Departemen
Pendidikan Nasional, erti UUSPN No. 20
tahun 2003, kurikulum pola nasional,
pedoman yelenggaraan program,
kebijaksanaan penerapan Manajemen
Berbasis olah, kebijaksanaan penerapan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SP),
keputusan dan peraturan pemerintah yang
berhubungan dengan baga pendidikan atau
jenjang/jenis sekolah yang bersangkutan.
Dalam proses pendidikan perlu
dilaksanakan manajemen kurikulum tuk
memberikan hasil kurikulum yang lebih
efektif, efesien dan optimal aiam
memberdayakan berbagai sumber maupun
komponen kurikulum. ja beberapa fungsi
dari manajemen kurikulum di antaranya : "
Meningkatkan efesiensi pemanfaatan
sumber daya kurikulum, pemberdayaan
sumber maupun komponen kurikulum
dapat ditingkatkan melalui pengelolaan
yang terencana dan efektif.
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pelaksanaan penelitian akan
dilakukan secara bertahap dengan melakukan
interview langsung dengan para pemangku
kepentingan di SDN Guslah III Kec. Purwosari
untuk mengumpulkan data-data yang
diperlukan, setelah menemukan data-data
kemudian diolah dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian
studi kasus. Dalam penelitian kualitatif manusia
adalah sebagai sumber data utama dan hasil
penelitiannya berupa kata-kata atau pernyataan
yang sesuai dengan keadaan sebenarnya atau
alamiah. Hal ini sesuai dengan pendapat Denzin
dan Lincoln (2006), yang mengatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan latar alamiah, dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan
dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai
metode yang ada.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan SDN Guslah
III Kec. Purwosari. Ada dua alasan mengenai
pemilihan tempat penelitian ini adalah SDN
Guslah III Kec. Purwosari telah melaksanakan
pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum
2013 sebagai upaya peningkatan kompetensi
siswa sejak tahun ajaran 2021/2022 dan akan
diimplementasikan sampai sekarang.
3.3 Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini peneliti bertindak
sebagai instrumen utama, yaitu sebagai
pengamat, dan sekaligus sebagai pengumpul
data. Sebagai pegamat peneliti mengamati
desain pembelajaran yang akan berdampak pada
peningkatan motivasi dan prestasi siswa.
Sebagai interviewer, peneliti akan mewancarai
pihak komite sekolah, Kepala sekolah, waka
kurikulum, guru, tenaga administrasi, dan wali
murid untuk menggali data dan mengetahui
pendapat mereka tentang bagaimana efektifitas
pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum
2013 sebagai upaya peningkatan kompetensi
siswa.
ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu
Model pembelajaran merupakan
suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam tutorial
dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran. Setiap model pembelajaran
mengarahkan pendidik kedalam design
pembelajaran untuk membantu peserta didik
sedemikian rupa sehingga tujuan
pembelajaran tercapai.
Pengertian Pembelajaran Tematik
Beberapa ahli yang memberikan pengertian
tentang pembelajaran tematik, diantaranya
adalah menurut T.Raka Joni dalam (Trianto,
2009:81) yang mengartikan pembelajaran
tematik sebagai suatu sistem pembelajaran
yang memungkinkan siswa baik secara
individual maupun kelompok aktif mencari,
menggali dan menemukan konsep serta
prinsip keilmuan secara holistik, bermakna
dan otentik. Pembelajaran tematik akan
terjadi apabila peristiwaperistiwa otentik
atau eksplorasi tema menjadi pengendali
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
berpartisipasi dalam eksplorasi tema maka
siswa akan sekaligus belajar tentang proses
dan isi beberapa mata pelajaran secara
serempak.
Pembelajaran terpadu (tematik)
menawarkan model-model pembelajaran
yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu
relevan dan penuh makna bagi siswa, baik
aktivitas formal maupun informal, meliputi
pembelajaran inquiry secara aktif sampai
dengan penyerapan pengetahuan dan fakta
secara pasif, dengan memberdayakan
pengetahuan dan pengalaman siswa untuk
membantu memahami dunia kehidupannya.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Kepala Sekolah SDN Guslah III Purwosari
(Sengon I)
“Pengalaman belajar
tematik yang dirancang oleh guru
nantinya sangat berpengaruh
terhadap kebermaknaan
pengalaman siswa dan
menjadikan proses pembelajaran
lebih efektif dan menarik…,
berkaitan konseptual yang
dipelajari dengan isi bidang studi
lain yang relevan akan
membentuk skema, sehingga
akan diperoleh keutuhan dan
kebulatan pengetahuan”
Perolehan keutuhan belajar,
pengetahuan, dan kebulatan pandangan
tentang kehidupan dan dunia nyata hanya
dapat direfleksikan melalui pembelajaran
terpadu. Di dalam Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dijelaskan bahwa pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pengertian
pembelajaran secara umum merupakan
aktivitas dan proses yang sistematis dan
sistemik yang terdiri dari beberapa
komponen yaitu: pendidik/pengajar,
kurikulum, peserta didik, metode, strategi,
sumber belajar, fasilitas dan administrasi.
Masing-masing komponennya bersifat
parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-
sendiri, tetapi berjalan secara teratur, saling
bergantung, komplementer, dan
berkesinambungan sehingga diharapkan
melaluinya peserta didik dapat melakukan
aktivitas belajar secara baik dan tentunya
diharapkan pula hasil belajarnya berupa
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Pada tahun 2021, kurikulum yang
digunakan pada jenjang sekolah dasar
adalah Kurikulum 2013 yang menggunakan
pembelajaran tematik terpadu. Model
pembelajaran dapat dimaknai sebagai
kerangka konseptual dengan bentuk
sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar. Hal ini diperkuat
dengan pendapat Kepala Sekolah SDN
Guslah III Purwosari (Kayoman) bahwa:
“Di sekolah kami aktivitas
pembelajaran di kelas diikuti oleh
siswa merupakan kegiatan yang
mempunyai tujuan yang tertata
secara sistematis, model
pembelajaran memberikan kerangka
dan arah bagi guru untuk mengajar,
hal itu mempunyai makna yang lebih
luas dari pada strategi, metode, atau
prosedur..”
Model pengajaran mempunyai empat
ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi,
metode atau prosedur pembelajaran tematik
merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan
atau memadukan beberapa kompetensi dasar
(KD) dan indikator dari kurikulum/Standar Isi
(SI) beberapa mapel menjadi satu kesatuan
untuk dikemas dalam satu tema.
Dengan adanya kaitan tersebut maka
peserta didik akan memperoleh pengetahuan
dan keterampilan secara utuh sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi
peserta didik. Bermakna di sini memberikan
arti bahwa pada pembelajaran tematik peserta
didik akan dapat memahami konsep-konsep
yang saling terkait dari beberapa mapel yang
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
usia peserta didik. Menurut Tim Pusat
Kurikulum (2006) tanda dari kebermaknaan
belajar bagi peserta didik adalah terjadi
hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep,
informasi atau situasi baru dengan komponen-
komponen yang relevan di dalam struktur
kognitif peserta didik.
4.2 Pembelajaran Tematik Terpadu Dalam
Kurikulum 2013 di SDN Guslah III
Purwosari
Seorang guru harus memiliki
kompetensi professional di bidangnya. Di
samping itu, guru juga harus menguasai teori-
teori dan belajar dan mengajar serta
mengaplikasikanya dalam proses belajar
mengajar baik di kelas maupun di luar kelas.
Oleh karena itu, peningkatan kemampuan di
bidang penguasaan model-model pembelajaran
yang didasarkan atas penguasaan teori-teori
belajar dan pembelajaran merupakan hal utama
dalam pengembangan profesionalisme guru
agar menjadi guru yang menarik.
Sekolah dikatakan berkualitas sebagai
tepat tempat guru mengabdi dapat diukur dari
kualitas atau mutu guru dalam kemampuan
mengelola proses pembelajaran. Demikian
pula mata pelajaran yang disampaikan kepada
siswa-siswanya juga disesuaikan dengan
kompetensi pedagogik para gurunya. Sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Kepala
Sekolah SDN Guslah III Purwosari
(Sumbersuko I)
“Upaya seorang pendidik
dalam menawarkan model-model
pembelajaran yang relevan dan
penuh makna adalah seorang
guru berupaya menerapkan model-
model pembelajaran yang terukur
dalam proses pembelajaran, hal ini
berguna untuk menarik perhatian
siswanya sehingga
proses pembelajaran bisa berjalan
dengan efektif dan efisien” (PW-A-
01)
Model pembelajaran memuat strategi
pencapaian kompetensi peserta didik dengan
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran
tertentu. Model belajar mengajar digunakan
untuk menunjukkan sosok utuh konseptual dari
aktivitas belajar mengajar yang secara
keilmuan dapat diterima dan secara oprasional
dapat dilakukan. Karena itu dalam model selalu
terdapat tujuan dan asumsi, sintamatik, system
sosial, system pendukung, dan dampak
instraksional dan pengiring.
Kepala Sekolah (Sumbersuko II) menjelaskan
upaya guru dalam memberikan pengalaman
bermakna bagi peserta didik, bahwa:
“Pembelajaran yang
dibutuhkan di sekolah adalah strategi
pembelajaran yang meliibatkan
beberpa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman yang
bermakna kepada siswa. Keterpaduan
pembelajaran ini dapaat dilihat dari
aspek proses atau waktu, aspek
kurikulum, dan aspek belajar-
mengajar..” (PW-A-02)
Pembelajaran tematik merupakan
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata
pelajaran sekaligus dalam satu kali pertemuan.
Pengertian pembelajaran tematik dapat
dijelaskan bahwa “Pembelajaran yang
berangkat dari suatu tema tertentu sebagai
pusat yang digunakan untuk memahami gejala-
gejala, dan konsep-konsep, baik yang berasal
dari bidang studi yang bersangkutan maupun
dari bidang studi lainnya”
Seluruh rangkaian penyajian materi ajar
yang meliputi segala aspek sebelum, sedang
dan sesudah pembelajaran yang dilakukan
guru serta segala fasilitias yang terkait yang
digunakan secara langsung atau tidak
langsung, dalam proses belajar mengajar
Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu
rencana atau pola yang digunakan dalam
menyusun kurikulum, mengatur materi peserta
didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar
di kelas dalam setting pengajaran atau setting
lainnya.
4.3 Efektifitas Pembelajaran Tematik Terpadu
Dalam Kurikulum 2013 sebagai upaya
peningkatan kompetensi siswa di SDN
Guslah III Purwosari
Di sekolah untuk meningkatan iklim
akademik diharapkan agar peserta didik dapat
menguasai semua pengetahuan yang ada di
kurikulum. Karena kurikulum sangat
mengutamakan pengetahuan maka pendidikan
lebih bersifat intelektual. Nama-nama mata
pelajaran yang menjadi isi kurikulum hampir
sama dengan nama disiplin ilmu, seperti bahasa
dan sastra, geografi, matematika, ilmu
kealaman, sejarah, dan sebagainya. Kurikulum
subyek akademik tidak berarti hanya
menekankan pada materi yang disampaikan,
dalam perkembangannya secara berangsur-
angsur memperhatikan proses belajar yang
dilakukan siswa. Proses belajar yang dipilih
sangat bergantung pada hal apa yang terpenting
dalam materi tersebut guna meningktakna
kompetensi siswa. Efektifitas pembelajaran
tematik terpadu dalam kurikulum 2013 sebagai
upaya peningkatan kompetensi siswa di SDN
Guslah III Purwosari telah diukur secara
komprehensif. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Kepala Sekolah (Pucangsari
I) bahwa:
“Perlu adanya pengalaman pembelajaran
mengenai pengetahuan umum
yakni melalui pembelajaran model,
sistem dan struktur kebudayaan,
sebagai motivasi pembelajar untuk
memahami hubungan-hubungan
baru dan menciptakan model sistem
dan struktur baru melalui
kurikulum terpadu atau kurikulum
interdisipliner” (PW-B-01)
Dengan berpegang pada konsep di atas
Shoemaker (1991:59), mendefinisikan
kurikulum terpadu sebagai: “…pendidikan
yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga
melintasi batas-batas mata pelajaran,
menggabungkan berbagai aspek kurikulum
menjadi asosiasi yang bermakna untuk
memfokuskan diri pada wilayah studi yang
lebih luas. Kurikulum ini memandang
pembelajaran dan pengajaran dalam cara yang
menyeluruh (holistik) dan merefleksikan dunia
nyata, yang bersifat interaktif
Pengorganisasian tema pengajaran didasarkan
atas fenomena-fenomena alam, proses kerja
ilmiah dan problema yang ada, dan pada
sekolah-sekolah fundamentalis, sekolah tetap
mengajar berdasarkan mata-mata pelajaran
dengan menekankan membaca, menulis, dan
memecahkan masalah-masalah matematis.
Tujuan sekolah merupakan pernyataan umum
tentang tujuan pendidikan di sekolah. Tujuan-
tujuan itu harus berkait dengan usaha
mendorong perkembangan multiple inteligence
(kecerdasan jamak) semua siswa baik secara
intelektual, fisikal, sosial, personal, spiritual,
moral, kinestetikal, maupun estetika. Tujuan
sekolah harus memberikan fokus yang jelas
bagi sekolah. Tujuan sekolah harus
dirumuskan dalam kerangka visi dan misi
sekolah. Aspirasi semua stakeholder harus
terwadahi dalam rumusan visi dan misi
sekolah.
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.1 Konsep Pembelajaran Tematik
Terpadu
 Pembelajaran terpadu (tematik)
menawarkan model-model pembelajaran
yang menjadikan aktivitas pembelajaran
itu relevan dan penuh makna bagi siswa,
baik aktivitas formal maupun informal.
Peserta didik akan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan secara utuh
sehingga pembelajaran menjadi lebih
bermakna bagi peserta didik.
 Pembelajaran tematik sebagai
pembelajaran yang berpusat pada anak,
karena pada dasarnya pembelajaran
tematik merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang memberikan
keleluasaan pada peserta didik, baik secara
individu maupun kelompok.
 Pada pembelajaran tematik dikembangkan
pendekatan PAKEM (pembelajaran yang
aktif kreatif efektif dan menyenangkan)
yang melibatkan peserta didik secara aktif
dalam proses pembelajaran dengan
melihat bakat, minat, dan kemampuan
peserta didik.
 Konsep dasar pembelajaran tematik
terpadu merupakan salah satu model
pembelajaran menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna bagi peserta didik dengan
pendekatan pembelajaran “integrasi”
beberapa materi ajar yang terkait secara
harmonis guna menumbuhkan
pengalaman belajar yang bermakna
kepada peserta didik.
6.1.2 Pembelajaran Tematik Terpadu Dalam
Kurikulum 2013 di SDN Guslah III
Purwosari
 Model pembelajaran SDN Guslah III
Purwosari memuat strategi
pencapaian kompetensi peserta didik
dengan pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran tertentu. Model
belajar mengajar digunakan untuk
menunjukkan sosok utuh konseptual
dari aktivitas belajar mengajar yang
secara keilmuan dapat diterima dan
secara oprasional dapat dilakukan
berdasarkan kurikulum 13.
 Peserta didik dalam memahami
berbagai konsep yang mereka
pelajari selalu melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang telah
dikuasainya. Pelaksanaan
pembelajaran Tematik Terpadu
berawal dari tema yang telah
dipilih/dikembangkan oleh guru yang
sesuai dengan kebutuhan peserta
didik.
 Pembelajaran tematik integrative
merupakan pendekatan pembelajaran
mengintegrasikan berbagai
kompetensi dari berbagai mata
pelajaran kedalam berbagi tema.
 Program pendidikan harus memiliki
sasaran yang akan dijadikan acuan
penting dalam menentukan target
yang telah ditetapkan termasuk
pembelajaran tematik terpadu dalam
kurikulum 2013.
6.2 Saran
1. Pembelajaran terpadu menawarkan
model-model pembelajaran yang
menjadikan aktivitas pembelajaran itu
relevan dan penuh makna bagi siswa,
oleh karena itu perlu peningkatan
pemberdayaaan pengetahuan dan
pengalaman siswa untuk membantunya
mengerti dan memahami dunia
kehidupannya (pengalaman) siswa dan
menjadikan proses pembelajaran lebih
efektif dan menarik.
2. Prinsip pengembangan kurikulum dapat
menggunakan prinsip yang telah
berkembang dalam kehidupan sehari-
hari sehingga implementasi kurikulum di
suatu lembaga pendidikan sangat
mungkin terjadi penggunaan prinsip-
prinsip yang berbeda dengan kurikulum
yang digunakan di lembaga pendidikan
lainnya, serta didasarkan atas Standar
Kompetensi Lulusan pendidikan dasar
dan pendidikan menengah serta Standar
Kompetensi satuan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian,
Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat satuan
Pendidikan (KTSP) untuk
Sekolah Dasar/ MI. Jakarta:
Terbitan Depdiknas.
Denzin, Norman K. dan Yvonna S. Lincoln (eds.).
(2009). Handbook of
Qualitative Research. Terj.
Dariyatno dkk. Jogjakarta:
Pustaka Pelajar
Calhoun,Light dan Keller. (1997). Sociology.
McGraw-Hill
College. Calhoun, C.C dan
Finch A.V. (1982).
Vocational Education:
Concept and. Operations.
Dakir, H. 2004. Perencanaan dan Pengembangan
Kurikulum. Yogyakarta:
Rineka Cipta.
Gross. (1978). Social Studies for Our Times. New
York: John Wiley & son
JP. Chaplin. (1992). Psikologi Pengajaran, Jakarta
: Pustaka Jaya.
Robert, Zais S. 1976. Curriculum, Principles and
Foundations. New York:
Harper &. Row, Publishers
Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan PTK
(Penelitian Tindakan Kelas)
Itu Mudah. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Edisi Revisi.
Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Muhibbin Syah.(2013), Psikologi
Pendidikan,Dengan
Pendekatan Baru , Bandung
PT Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Edisi Revisi.
Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Moleong, (2000) Metodologi Penelitian Kualitatif,
Bandung: PT Remaja.
Posdayakara
Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. (1992).
Analisis Data Kualitatif Buku
Sumber Tentang Metode-
metode Baru. Jakarta
Nazir,M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta :
Ghalia Indonesia
Nasution. (2007). Metode Research (Penelitian
Ilmiah). Jakarta : Bumi
Aksara.
Ngalim Purwanto .(2002). Ilmu pendidikan teoritis
dan praktis. Bandung :
Remaja Karya
Nasution, S. (1982). Berbagai Pendekatan Dalam
Proses Belajar Mengajar.
Edisi Pertama. Jakarta: Bina
Aksara.
Nana Syaodih Sukmadinata. (2012). Metode
Penelitian Pendidikan.
Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya
Reber, A.S. (1988). The Penguin Dictionary of
Psychology. Ringwood
Victoria. Penguin Books
Australia Ltd.
Robert K Yin. (1997). Studi Kasus: Desain &
Metode. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. (terjemah.
M. Djauzi Muzakir).
Syaodih Sukmadinata, Nana, (1997).
Pengembangan Kurikulum,
Bandung : Remaja. Rosda
Karya. Sanjaya,
Sukandi, Ujang. (2001). Belajar Aktif. Jakarta :
Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka
Sanjaya, Winna. (2008) Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana
Prenada Media Grouf.
Sutirjo dan Sri Istuti Mamik. (2005). Tematik:
Pembelajaran Efektif dalam
Kurikulum 2004. Malang:
Bayumedia Publishin

More Related Content

Similar to Artikel Jurnal Dwi indah oktaviani.pdf

Bahan bacaan 1.2 pengalaman belajar peserta didik sekolah dasar
Bahan bacaan 1.2  pengalaman  belajar  peserta didik sekolah dasarBahan bacaan 1.2  pengalaman  belajar  peserta didik sekolah dasar
Bahan bacaan 1.2 pengalaman belajar peserta didik sekolah dasarÄkäñx Këyñå
 
Penglolaan Kurikulum.pptx
Penglolaan Kurikulum.pptxPenglolaan Kurikulum.pptx
Penglolaan Kurikulum.pptxwatiariyanti1
 
PENGKAJIAN KURIKULUM SMK OLEH RIVANDY TRISAMRASUL KARUNDENG
PENGKAJIAN KURIKULUM SMK OLEH RIVANDY TRISAMRASUL KARUNDENGPENGKAJIAN KURIKULUM SMK OLEH RIVANDY TRISAMRASUL KARUNDENG
PENGKAJIAN KURIKULUM SMK OLEH RIVANDY TRISAMRASUL KARUNDENGVan threesamra
 
Pembelajaran tematik
Pembelajaran tematikPembelajaran tematik
Pembelajaran tematikluxmus74
 
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 3 tokoh dan penemuan guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 3 tokoh dan penemuan guruBuku BSE Kelas 06 sd tematik 3 tokoh dan penemuan guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 3 tokoh dan penemuan guruFarahYudian
 
Panduan Mengajar Tematik Kelas 4 SD Tema selalu berhemat energi
Panduan Mengajar Tematik Kelas 4 SD Tema selalu berhemat energiPanduan Mengajar Tematik Kelas 4 SD Tema selalu berhemat energi
Panduan Mengajar Tematik Kelas 4 SD Tema selalu berhemat energiAkhmad Muzaka
 
Tema 4, berbagai pekerjaan 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
Tema 4, berbagai pekerjaan 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sdTema 4, berbagai pekerjaan 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
Tema 4, berbagai pekerjaan 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sdAbdul Latip
 
Tema 3, peduli terhadap makhluk hidup 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sd-buku guru
Tema 3, peduli terhadap makhluk hidup  1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sd-buku guruTema 3, peduli terhadap makhluk hidup  1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sd-buku guru
Tema 3, peduli terhadap makhluk hidup 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sd-buku guruAbdul Latip
 
Konsep Pembelajaran Pendekatan Saintifik.pptx
Konsep Pembelajaran Pendekatan Saintifik.pptxKonsep Pembelajaran Pendekatan Saintifik.pptx
Konsep Pembelajaran Pendekatan Saintifik.pptxEkoJuliantoTrisnoPut
 
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 6 menuju masyarakat sehat guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 6 menuju masyarakat sehat guruBuku BSE Kelas 06 sd tematik 6 menuju masyarakat sehat guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 6 menuju masyarakat sehat guruFarahYudian
 
Kelas 05 sd_tematik_3_kerukunan_dalam_bermasyarakat_guru
Kelas 05 sd_tematik_3_kerukunan_dalam_bermasyarakat_guruKelas 05 sd_tematik_3_kerukunan_dalam_bermasyarakat_guru
Kelas 05 sd_tematik_3_kerukunan_dalam_bermasyarakat_gururisqiyatulazizah
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beliMelly PMI
 
Pembelajaran Konstektual
Pembelajaran KonstektualPembelajaran Konstektual
Pembelajaran KonstektualGigyh Ardians
 
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 9 menjelajah angkasa luar guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 9 menjelajah angkasa luar guruBuku BSE Kelas 06 sd tematik 9 menjelajah angkasa luar guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 9 menjelajah angkasa luar guruFarahYudian
 
Metode Pembelajaran Tematik.docx
Metode Pembelajaran Tematik.docxMetode Pembelajaran Tematik.docx
Metode Pembelajaran Tematik.docxZukét Printing
 

Similar to Artikel Jurnal Dwi indah oktaviani.pdf (20)

Bahan bacaan 1.2 pengalaman belajar peserta didik sekolah dasar
Bahan bacaan 1.2  pengalaman  belajar  peserta didik sekolah dasarBahan bacaan 1.2  pengalaman  belajar  peserta didik sekolah dasar
Bahan bacaan 1.2 pengalaman belajar peserta didik sekolah dasar
 
Penglolaan Kurikulum.pptx
Penglolaan Kurikulum.pptxPenglolaan Kurikulum.pptx
Penglolaan Kurikulum.pptx
 
PENGKAJIAN KURIKULUM SMK OLEH RIVANDY TRISAMRASUL KARUNDENG
PENGKAJIAN KURIKULUM SMK OLEH RIVANDY TRISAMRASUL KARUNDENGPENGKAJIAN KURIKULUM SMK OLEH RIVANDY TRISAMRASUL KARUNDENG
PENGKAJIAN KURIKULUM SMK OLEH RIVANDY TRISAMRASUL KARUNDENG
 
Pembelajaran tematik
Pembelajaran tematikPembelajaran tematik
Pembelajaran tematik
 
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 3 tokoh dan penemuan guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 3 tokoh dan penemuan guruBuku BSE Kelas 06 sd tematik 3 tokoh dan penemuan guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 3 tokoh dan penemuan guru
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Panduan Mengajar Tematik Kelas 4 SD Tema selalu berhemat energi
Panduan Mengajar Tematik Kelas 4 SD Tema selalu berhemat energiPanduan Mengajar Tematik Kelas 4 SD Tema selalu berhemat energi
Panduan Mengajar Tematik Kelas 4 SD Tema selalu berhemat energi
 
Tema 4, berbagai pekerjaan 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
Tema 4, berbagai pekerjaan 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sdTema 4, berbagai pekerjaan 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
Tema 4, berbagai pekerjaan 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
 
Tema 3, peduli terhadap makhluk hidup 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sd-buku guru
Tema 3, peduli terhadap makhluk hidup  1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sd-buku guruTema 3, peduli terhadap makhluk hidup  1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sd-buku guru
Tema 3, peduli terhadap makhluk hidup 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sd-buku guru
 
Konsep Pembelajaran Pendekatan Saintifik.pptx
Konsep Pembelajaran Pendekatan Saintifik.pptxKonsep Pembelajaran Pendekatan Saintifik.pptx
Konsep Pembelajaran Pendekatan Saintifik.pptx
 
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 6 menuju masyarakat sehat guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 6 menuju masyarakat sehat guruBuku BSE Kelas 06 sd tematik 6 menuju masyarakat sehat guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 6 menuju masyarakat sehat guru
 
Kelas 05 sd_tematik_3_kerukunan_dalam_bermasyarakat_guru
Kelas 05 sd_tematik_3_kerukunan_dalam_bermasyarakat_guruKelas 05 sd_tematik_3_kerukunan_dalam_bermasyarakat_guru
Kelas 05 sd_tematik_3_kerukunan_dalam_bermasyarakat_guru
 
5129 11223-1-pb
5129 11223-1-pb5129 11223-1-pb
5129 11223-1-pb
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
Pembelajaran Konstektual
Pembelajaran KonstektualPembelajaran Konstektual
Pembelajaran Konstektual
 
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 9 menjelajah angkasa luar guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 9 menjelajah angkasa luar guruBuku BSE Kelas 06 sd tematik 9 menjelajah angkasa luar guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 9 menjelajah angkasa luar guru
 
Bg tm 3
Bg tm 3Bg tm 3
Bg tm 3
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Metode Pembelajaran Tematik.docx
Metode Pembelajaran Tematik.docxMetode Pembelajaran Tematik.docx
Metode Pembelajaran Tematik.docx
 

Artikel Jurnal Dwi indah oktaviani.pdf

  • 1. (STUDI KASUS DI SDN GUSLAH III PURWOSARI - PASURUAN) Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana (S2), Universitas Gresik ABSTRAK Kata kunci.Pembelajaran Tematik Terpadu, Kurikulum 2013 dan Kompetensi Siswa 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran tematik merupakan strategi pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran secara terpadu dengan memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran tematik meliputi aspek proses dan waktu, aspek kurikulum maupun aspek pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Unit yang tematik adalah epitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang dunia di sekitar mereka. Pembelajaran terpadu akan terjadi jika kejadian yang wajar atau eksplorasi suatu topik merupakan inti dalam pengembangan kurikulum. Dengan berperan secara aktif di dalam eksplorasi tersebut, siswa akan mempelajari materi ajar dan proses belajar beberapa bidang studi dalam waktu yang bersamaan. MANAJEMEN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DALAM KURIKULUM 2013 SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA DWI INDAH OKTAVIANI Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, salah satunya dengan melakukan penyempurnaan kurikulum.Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan.. Adapun tujuan penelitaian ini adalah untuk mengetahui konsep pembelajaran tematik terpadu, mengetahui pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013 dan, mengetahui efektifitas pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013 sebagai upaya peningkatan kompetensi siswa di SDN Guslah III Purwosari. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Hasil penelitian ini adalah 1) Pembelajaran terpadu (tematik) menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi siswa, baik aktivitas formal maupun informal. Peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik. 2) Model pembelajaran SDN Guslah III Purwosari memuat strategi pencapaian kompetensi peserta didik dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran tertentu. Model belajar mengajar digunakan untuk menunjukkan sosok utuh konseptual dari aktivitas belajar mengajar yang secara keilmuan dapat diterima dan secara oprasional dapat dilakukan berdasarkan kurikulum 13. 3) Efektifitas pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013 sebagai upaya peningkatan kompetensi siswa di SDN Guslah III Purwosari adalah Pengajaran tematik selaras dengan tujuan kurikulum dan pembelajaran tematik harus mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema perlu mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan, kebutuhan dan pengetahuan awal guna adanya peningkatan kompetensi siswa.
  • 2. Dalam pernyataan tersebut jelas bahwa sebagai pemacu dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu adalah melalui eksplorasi topik. Dalam eksplorasi topik diangkatlah suatu tema tertentu. Kegiatan pembelajaran berlangsung di seputar tema kemudian baru membahas masalah konsep-konsep pokok yang terkait dalam tema. Adapun menurut Ujang Sukandi, dkk (2001: 3), pengajaran terpadu pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan cara ini dapat dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran disajikan tiap pertemuan. Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/ jenis daripada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006:5). Tujuan pembelajaran ialah memberikan kemampuan pada anak didiknya setelah mereka mempelajari bahasan terentu dalam studi bidang tertentu pula. Menurut Mager (dalam Wina Sanjaya 2008: 125) menjelaskan bahwa, “Tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu”. Seseorang yang telah memiliki kompetensi dalam bidang tertentu bukan hanya mengetahui, akan tetapi juga dapat memahami dan menghayati bidang tersebut yang tercermin dalam pola perilaku sehari-hari. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012: 18) menyatakan, “Kompetensi atau keterampilan hidup dinyatakan dalam kecakapan, kebisaan, keterampilan, kegiatan, perbuatan, performansi yang dapat diamati malahan dapat diukur”. Tema Kurikulum 2013 adalah menghasikan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam implementasi kurikulum, guru di tuntut secara profesional merancang pembelajaran efektif dan bermakna (menyenangkan), mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembeajaran yang teapat, menentukan prosedur pembelajaran secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan 1.2 Fokus Penelitian Penelitian ini mefokuskan pada budaya mutu sekolah berbasis perencanaan Di SDN Guslah III Purwosari dengan sub fokus sebagai berikut : 1. Bagaimana konsep pembelajaran tematik terpadu? 2. Bagaimana pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013 di SDN Guslah III Purwosari? 3. Bagaimana efektifitas pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013 sebagai upaya peningkatan kompetensi siswa di SDN Guslah III Purwosari? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui konsep pembelajaran tematik terpadu 2. Mengetahui pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013 di SDN Guslah III Purwosari 3. Mengetahui efektifitas pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013 sebagai upaya peningkatan kompetensi siswa di SDN Guslah III Purwosari. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian tidak dapat lepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dalam kajian. Adapun hasil-hasil penelitian yang dijadikan perbandingan dengan penelitian ini adalah tidak terlepas dari topik penelitian yaitu efektifitas pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013 sebagai upaya peningkatan kompetensi siswa. Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, terdapat topik karaya penelitian berikut ini, diantaranya adalah penelitian tentang Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu Kontekstual di RA Mutiara Miftahul Jannah Sabah Balau Lampung Selatan yang dilakukan oleh Dewi Sartika pada Tahun 2019. Penelitian ini mengangkat tentang Pembelajaran tematik terpadu kontekstual, model pembelajaran ini adalah pembelajaran berbasis tema yang mana dalam satu tema tersebut dapat mengembangkan enam aspek perkembangan anak sekaligus, serta melibatkan anak langsung dalam proses pembelajaran sehingga anak tidak menerima pembelajaran dalam bentuk imajinasi namun dalam bentuk satu pengalaman yang utuh dan bermakna bagi anak. Maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi pembelajaran tematik terpadu kontekstual di RA Mutiara Miftahul Jannah Sabah Balau Lampung Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu Kontekstual di RA Mutiara Miftahul Jannah Sabah Balau Lampung Selatan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptip kualitatif yang bertujuan menggambarkan secara objektif keadaan ditempat penelitian dengan
  • 3. menggunakan kata-kata atau kalimat, mengenai prilaku dan tindakan guru dikelas. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dikelas B RA Mutiara Miftahul Jannah Sabah Balau Lampung Selatan. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. 2.2 Pembelajaran Tematik Terpadu Dalam Kurikulum 2013 2.2.1 Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Unit yang tematik adalah epitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang dunia di sekitar mereka. Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/ jenis daripada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006:5) Pengertian Pembelajaran Tematik Beberapa ahli yang memberikan pengertian tentang pembelajaran tematik, diantaranya adalah menurut T.Raka Joni dalam (Trianto, 2009:81) yang mengartikan pembelajaran tematik sebagai suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik. Pembelajaran tematik akan terjadi apabila peristiwaperistiwa otentik atau eksplorasi tema menjadi pengendali dalam kegiatan pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam eksplorasi tema maka siswa akan sekaligus belajar tentang proses dan isi beberapa mata pelajaran secara serempak. Pembelajaran terpadu/tematik menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi siswa, baik aktivitas formal maupun informal, meliputi pembelajaran inquiry secara aktif sampai dengan penyerapan pengetahuan dan fakta secara pasif, dengan memberdayakan pengetahuan dan pengalaman siswa untuk membantunya mengerti dan memahami dunia kehidupannya. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang oleh guru yang demikian akan sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman siswa dan menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan menarik. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan isi bidang studi lain yang relevan akan membentuk skemata, sehingga akan diperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, dan kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu (William dalam Udin 2006: 5). Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pengertian pembelajaran secara umum merupakan aktivitas dan proses yang sistematis dan sistemik yang terdiri dari beberapa komponen yaitu: pendidik/pengajar, kurikulum, peserta didik, metode, strategi, sumber belajar, fasilitas dan administrasi. Masing-masing komponennya bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer, dan berkesinambungan sehingga diharapkan melaluinya peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar secara baik dan tentunya diharapkan pula hasil belajarnya berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 2.3 Implementasi Kurikulum 2013 2.3.1 Pengertian Kurikulum Kurikulum juga bisa berasal dari kata curriculum yang berarti a running course, dan dalam bahasa Prancis dikenal dengan carter berarti to run (berlari). Secara terminologi, kurikulum berarti suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematika atas dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan (Dakir, 19 20 2004: 3) Tujuan pendidikan Nasional di Indonesia tentu saja bersumber pada pandangan dan cara hidup manusia Indonesia, yakni Pancasila. Sebagai implikasi dari nilai-nilai filsafat pancasila yang dianut bangsa Indonesia, dicermikan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional seperti terdapat dalam UU no. 20 tahun 2003, yaitu: Pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan Undang-Undang
  • 4. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Pasal 2 dan 3). Menurut Tyler (1946), Taba (1963) Tanner dan Tanner (1984) menyatakan tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar dalam pengembangan Kurikulum. Calhoun, Light, dan Keller (1997) memaparkan tujuh fungsi sosial pendidikan, yaitu: (1) mengajar keterampilan, (2) Manajemen Implementasi Kurikulum mentrasmisikan budaya, (3) mendorong adaptasi lingkungan, (4) membentuk kedisiplinan, (5) mendorong bekerja berkelompok, (6) meningkatkan perilaku etik, dan (7) memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi. Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan rumusan yang komperhensif mengenai apa yang seharusnya dicapai. Herbert Spencer dalam Nasution (1982) mengungkapkan lima kajian sebagai sumber dalam merumuskan tujuan pendidikan, yaitu: 1) Self-Preservation, yaitu individu harus dapat menjaga kelangsungafl hidupnya dengan sehat, mencegah panyakit, hidup secara teratur 2) Securing the necssitties of life, yaitu individu yang harus sanggup mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup dengan melakukan suatu pekerjaan. 3) Reaning of family, yaitu individu harus mampu menjadi ibu atau bapak yang sanggup bertanggung jawab atas pendidikan anaknya dan ksejahteraan keluarganya. 4) Enjoying proper social and political relationships, yaitu individu harus sanggup memangfaatkan waktu senggangnya dengan memilih kegiata- kegiatan yang menyenagkan dan menambah kenikmatan dan kegairahan hidup. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan perkembangan kehidupan peserta didik, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat. Pengertian kurikulum Menurut Kerr J. F ( 1968) adalah sebuah pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan individu dan berkelompok baik diluar maupun di dalam sekolah. Menurut George A. Beaucham ( 1976 ) Pengertian kurikulum ialah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari- hari. Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya dipergunakan bagj para penyusun kurikulum (makro) atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksans kurikulum (mikro) yaitu para guru, kepala sekolah, pengawas pendidikan dan pihak- pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum disetiap jenis dan jenjany pendidikan/persekolahan. Dengan posisinya yang penting tersebut, maka dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan, dalam melakukan proses penyelengaraan pendidikan, sehingga dapat menfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara efektif dan efisien. Robert S. Zais (1976) mengemukakan empat landasan pengembangan kurikulum, yaitu: philosophy and the nature of knowledge, society and culture, the individual, and learning theory. Dengan berpedoman pada empat landasan tersebut, maka dibuat model yang disebut "an ccletic model of the curriculum and its foundation." Suatu bangunan kurikulum memilki empat komponen yaitu komponen tujuan (aims, goals, objectives), isi, materi (content), proses pembelajaran (learning process), dan komponen evaluasi (evaluation), maka agar setiap komponen bisa menjelankan fungsinya secara tepet dan bersinergi, maka perlu ditopang oleh sejumlah landasan (foundation), yaitu landasan filosofis sebagai landasan utama, masyarakat dan kebudayaan, individu (peserta didik), dan teori-teori belajar (pisikologis). Tyler (1988) mengemukakan pandangan yang erat kaitannya dengan. Beberapa aspek yang
  • 5. melandasasi suatu kurikulum (school purposes), yaitu: "Use of philosophy, studies of learners, suggestion from subject specialist, studies of contemporary life, dan Use of psychology of learning " Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. 2.3.2 Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum Prinsip dan fungsi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah beberapa hal sebagai berikut, yaitu Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemeh kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam menejemen kurikulum. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan dpngan penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuan kurikulum. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat. Efektifivitas dan efesiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektivitas dan efesiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu yang relatif singkat. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan tujuan kurikulum. selain prinsip- prinsip tersebut juga perlu mempertimbangkan kebijaksanaan pemerintah maupun Departemen Pendidikan Nasional, erti UUSPN No. 20 tahun 2003, kurikulum pola nasional, pedoman yelenggaraan program, kebijaksanaan penerapan Manajemen Berbasis olah, kebijaksanaan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SP), keputusan dan peraturan pemerintah yang berhubungan dengan baga pendidikan atau jenjang/jenis sekolah yang bersangkutan. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum tuk memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efesien dan optimal aiam memberdayakan berbagai sumber maupun komponen kurikulum. ja beberapa fungsi dari manajemen kurikulum di antaranya : " Meningkatkan efesiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pelaksanaan penelitian akan dilakukan secara bertahap dengan melakukan interview langsung dengan para pemangku kepentingan di SDN Guslah III Kec. Purwosari untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan, setelah menemukan data-data kemudian diolah dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus. Dalam penelitian kualitatif manusia adalah sebagai sumber data utama dan hasil penelitiannya berupa kata-kata atau pernyataan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya atau alamiah. Hal ini sesuai dengan pendapat Denzin dan Lincoln (2006), yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan SDN Guslah III Kec. Purwosari. Ada dua alasan mengenai pemilihan tempat penelitian ini adalah SDN Guslah III Kec. Purwosari telah melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013 sebagai upaya peningkatan kompetensi siswa sejak tahun ajaran 2021/2022 dan akan diimplementasikan sampai sekarang. 3.3 Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen utama, yaitu sebagai pengamat, dan sekaligus sebagai pengumpul data. Sebagai pegamat peneliti mengamati desain pembelajaran yang akan berdampak pada peningkatan motivasi dan prestasi siswa. Sebagai interviewer, peneliti akan mewancarai pihak komite sekolah, Kepala sekolah, waka kurikulum, guru, tenaga administrasi, dan wali murid untuk menggali data dan mengetahui pendapat mereka tentang bagaimana efektifitas pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013 sebagai upaya peningkatan kompetensi siswa.
  • 6. ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran. Setiap model pembelajaran mengarahkan pendidik kedalam design pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Pengertian Pembelajaran Tematik Beberapa ahli yang memberikan pengertian tentang pembelajaran tematik, diantaranya adalah menurut T.Raka Joni dalam (Trianto, 2009:81) yang mengartikan pembelajaran tematik sebagai suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik. Pembelajaran tematik akan terjadi apabila peristiwaperistiwa otentik atau eksplorasi tema menjadi pengendali dalam kegiatan pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam eksplorasi tema maka siswa akan sekaligus belajar tentang proses dan isi beberapa mata pelajaran secara serempak. Pembelajaran terpadu (tematik) menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi siswa, baik aktivitas formal maupun informal, meliputi pembelajaran inquiry secara aktif sampai dengan penyerapan pengetahuan dan fakta secara pasif, dengan memberdayakan pengetahuan dan pengalaman siswa untuk membantu memahami dunia kehidupannya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kepala Sekolah SDN Guslah III Purwosari (Sengon I) “Pengalaman belajar tematik yang dirancang oleh guru nantinya sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman siswa dan menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan menarik…, berkaitan konseptual yang dipelajari dengan isi bidang studi lain yang relevan akan membentuk skema, sehingga akan diperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan” Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, dan kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu. Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pengertian pembelajaran secara umum merupakan aktivitas dan proses yang sistematis dan sistemik yang terdiri dari beberapa komponen yaitu: pendidik/pengajar, kurikulum, peserta didik, metode, strategi, sumber belajar, fasilitas dan administrasi. Masing-masing komponennya bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri- sendiri, tetapi berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer, dan berkesinambungan sehingga diharapkan melaluinya peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar secara baik dan tentunya diharapkan pula hasil belajarnya berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pada tahun 2021, kurikulum yang digunakan pada jenjang sekolah dasar adalah Kurikulum 2013 yang menggunakan pembelajaran tematik terpadu. Model pembelajaran dapat dimaknai sebagai kerangka konseptual dengan bentuk sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Hal ini diperkuat dengan pendapat Kepala Sekolah SDN Guslah III Purwosari (Kayoman) bahwa: “Di sekolah kami aktivitas pembelajaran di kelas diikuti oleh siswa merupakan kegiatan yang mempunyai tujuan yang tertata secara sistematis, model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar, hal itu mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode, atau prosedur..” Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa kompetensi dasar (KD) dan indikator dari kurikulum/Standar Isi (SI) beberapa mapel menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema. Dengan adanya kaitan tersebut maka peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik. Bermakna di sini memberikan
  • 7. arti bahwa pada pembelajaran tematik peserta didik akan dapat memahami konsep-konsep yang saling terkait dari beberapa mapel yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usia peserta didik. Menurut Tim Pusat Kurikulum (2006) tanda dari kebermaknaan belajar bagi peserta didik adalah terjadi hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen- komponen yang relevan di dalam struktur kognitif peserta didik. 4.2 Pembelajaran Tematik Terpadu Dalam Kurikulum 2013 di SDN Guslah III Purwosari Seorang guru harus memiliki kompetensi professional di bidangnya. Di samping itu, guru juga harus menguasai teori- teori dan belajar dan mengajar serta mengaplikasikanya dalam proses belajar mengajar baik di kelas maupun di luar kelas. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan di bidang penguasaan model-model pembelajaran yang didasarkan atas penguasaan teori-teori belajar dan pembelajaran merupakan hal utama dalam pengembangan profesionalisme guru agar menjadi guru yang menarik. Sekolah dikatakan berkualitas sebagai tepat tempat guru mengabdi dapat diukur dari kualitas atau mutu guru dalam kemampuan mengelola proses pembelajaran. Demikian pula mata pelajaran yang disampaikan kepada siswa-siswanya juga disesuaikan dengan kompetensi pedagogik para gurunya. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kepala Sekolah SDN Guslah III Purwosari (Sumbersuko I) “Upaya seorang pendidik dalam menawarkan model-model pembelajaran yang relevan dan penuh makna adalah seorang guru berupaya menerapkan model- model pembelajaran yang terukur dalam proses pembelajaran, hal ini berguna untuk menarik perhatian siswanya sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan efisien” (PW-A- 01) Model pembelajaran memuat strategi pencapaian kompetensi peserta didik dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran tertentu. Model belajar mengajar digunakan untuk menunjukkan sosok utuh konseptual dari aktivitas belajar mengajar yang secara keilmuan dapat diterima dan secara oprasional dapat dilakukan. Karena itu dalam model selalu terdapat tujuan dan asumsi, sintamatik, system sosial, system pendukung, dan dampak instraksional dan pengiring. Kepala Sekolah (Sumbersuko II) menjelaskan upaya guru dalam memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik, bahwa: “Pembelajaran yang dibutuhkan di sekolah adalah strategi pembelajaran yang meliibatkan beberpa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan pembelajaran ini dapaat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar- mengajar..” (PW-A-02) Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali pertemuan. Pengertian pembelajaran tematik dapat dijelaskan bahwa “Pembelajaran yang berangkat dari suatu tema tertentu sebagai pusat yang digunakan untuk memahami gejala- gejala, dan konsep-konsep, baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya” Seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitias yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses belajar mengajar Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya. 4.3 Efektifitas Pembelajaran Tematik Terpadu Dalam Kurikulum 2013 sebagai upaya peningkatan kompetensi siswa di SDN Guslah III Purwosari Di sekolah untuk meningkatan iklim akademik diharapkan agar peserta didik dapat menguasai semua pengetahuan yang ada di kurikulum. Karena kurikulum sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikan lebih bersifat intelektual. Nama-nama mata pelajaran yang menjadi isi kurikulum hampir sama dengan nama disiplin ilmu, seperti bahasa dan sastra, geografi, matematika, ilmu kealaman, sejarah, dan sebagainya. Kurikulum subyek akademik tidak berarti hanya menekankan pada materi yang disampaikan, dalam perkembangannya secara berangsur- angsur memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa. Proses belajar yang dipilih sangat bergantung pada hal apa yang terpenting dalam materi tersebut guna meningktakna kompetensi siswa. Efektifitas pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013 sebagai upaya peningkatan kompetensi siswa di SDN
  • 8. Guslah III Purwosari telah diukur secara komprehensif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kepala Sekolah (Pucangsari I) bahwa: “Perlu adanya pengalaman pembelajaran mengenai pengetahuan umum yakni melalui pembelajaran model, sistem dan struktur kebudayaan, sebagai motivasi pembelajar untuk memahami hubungan-hubungan baru dan menciptakan model sistem dan struktur baru melalui kurikulum terpadu atau kurikulum interdisipliner” (PW-B-01) Dengan berpegang pada konsep di atas Shoemaker (1991:59), mendefinisikan kurikulum terpadu sebagai: “…pendidikan yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga melintasi batas-batas mata pelajaran, menggabungkan berbagai aspek kurikulum menjadi asosiasi yang bermakna untuk memfokuskan diri pada wilayah studi yang lebih luas. Kurikulum ini memandang pembelajaran dan pengajaran dalam cara yang menyeluruh (holistik) dan merefleksikan dunia nyata, yang bersifat interaktif Pengorganisasian tema pengajaran didasarkan atas fenomena-fenomena alam, proses kerja ilmiah dan problema yang ada, dan pada sekolah-sekolah fundamentalis, sekolah tetap mengajar berdasarkan mata-mata pelajaran dengan menekankan membaca, menulis, dan memecahkan masalah-masalah matematis. Tujuan sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah. Tujuan- tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan multiple inteligence (kecerdasan jamak) semua siswa baik secara intelektual, fisikal, sosial, personal, spiritual, moral, kinestetikal, maupun estetika. Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah. Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah. Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam rumusan visi dan misi sekolah. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.1 Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu  Pembelajaran terpadu (tematik) menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi siswa, baik aktivitas formal maupun informal. Peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik.  Pembelajaran tematik sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, karena pada dasarnya pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada peserta didik, baik secara individu maupun kelompok.  Pada pembelajaran tematik dikembangkan pendekatan PAKEM (pembelajaran yang aktif kreatif efektif dan menyenangkan) yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran dengan melihat bakat, minat, dan kemampuan peserta didik.  Konsep dasar pembelajaran tematik terpadu merupakan salah satu model pembelajaran menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik dengan pendekatan pembelajaran “integrasi” beberapa materi ajar yang terkait secara harmonis guna menumbuhkan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik. 6.1.2 Pembelajaran Tematik Terpadu Dalam Kurikulum 2013 di SDN Guslah III Purwosari  Model pembelajaran SDN Guslah III Purwosari memuat strategi pencapaian kompetensi peserta didik dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran tertentu. Model belajar mengajar digunakan untuk menunjukkan sosok utuh konseptual dari aktivitas belajar mengajar yang secara keilmuan dapat diterima dan secara oprasional dapat dilakukan berdasarkan kurikulum 13.  Peserta didik dalam memahami berbagai konsep yang mereka pelajari selalu melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dikuasainya. Pelaksanaan pembelajaran Tematik Terpadu berawal dari tema yang telah dipilih/dikembangkan oleh guru yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.  Pembelajaran tematik integrative merupakan pendekatan pembelajaran mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran kedalam berbagi tema.  Program pendidikan harus memiliki sasaran yang akan dijadikan acuan penting dalam menentukan target yang telah ditetapkan termasuk
  • 9. pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013. 6.2 Saran 1. Pembelajaran terpadu menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi siswa, oleh karena itu perlu peningkatan pemberdayaaan pengetahuan dan pengalaman siswa untuk membantunya mengerti dan memahami dunia kehidupannya (pengalaman) siswa dan menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan menarik. 2. Prinsip pengembangan kurikulum dapat menggunakan prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari- hari sehingga implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip- prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, serta didasarkan atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan. DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah Dasar/ MI. Jakarta: Terbitan Depdiknas. Denzin, Norman K. dan Yvonna S. Lincoln (eds.). (2009). Handbook of Qualitative Research. Terj. Dariyatno dkk. Jogjakarta: Pustaka Pelajar Calhoun,Light dan Keller. (1997). Sociology. McGraw-Hill College. Calhoun, C.C dan Finch A.V. (1982). Vocational Education: Concept and. Operations. Dakir, H. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Rineka Cipta. Gross. (1978). Social Studies for Our Times. New York: John Wiley & son JP. Chaplin. (1992). Psikologi Pengajaran, Jakarta : Pustaka Jaya. Robert, Zais S. 1976. Curriculum, Principles and Foundations. New York: Harper &. Row, Publishers Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Itu Mudah. Jakarta: PT. Bumi Aksara Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Muhibbin Syah.(2013), Psikologi Pendidikan,Dengan Pendekatan Baru , Bandung PT Remaja Rosdakarya Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Moleong, (2000) Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja. Posdayakara Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode- metode Baru. Jakarta Nazir,M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia Nasution. (2007). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara. Ngalim Purwanto .(2002). Ilmu pendidikan teoritis dan praktis. Bandung : Remaja Karya Nasution, S. (1982). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Edisi Pertama. Jakarta: Bina Aksara. Nana Syaodih Sukmadinata. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Reber, A.S. (1988). The Penguin Dictionary of Psychology. Ringwood Victoria. Penguin Books Australia Ltd. Robert K Yin. (1997). Studi Kasus: Desain & Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. (terjemah. M. Djauzi Muzakir). Syaodih Sukmadinata, Nana, (1997). Pengembangan Kurikulum, Bandung : Remaja. Rosda Karya. Sanjaya, Sukandi, Ujang. (2001). Belajar Aktif. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Sanjaya, Winna. (2008) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Grouf. Sutirjo dan Sri Istuti Mamik. (2005). Tematik: Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum 2004. Malang: Bayumedia Publishin