5. PENGERTIAN PADAT KARYA
1) Padat karya merupakan kegiatan pembangunan proyek yang lebih
banyak menggunakan tenaga manusia
2) Tujuan utama dari program padat karya adalah untuk membuka
lapangan kerja bagi keluarga-keluarga miskin atau kurang mampu yang
mengalami kehilangan penghasilan atau pekerjaan tetap.
3) Proyek padat karya merupakan program pemerintah untuk memberi
lapangan kerja terutama yang kehilangan pekerjaan pada masa sulit.
4) Pengembangan industri padat karya sangat tepat karena karena saat ini
di Indonesia melimpahnya sumber daya manusia yang tidak
berketrampilan.Sehingga dapat menggurangi angka pengangguran.
5) Salah satu contoh bentuk dari pekerjaan padat karya adalah pekerjaan
kontruksi seperti perbaikan jalan, saluran, dan sebagainya
6) Dalam mendorong pembangunan pemerintah harus lebih
mementingkan proyek-proyek padat karya agar kegiatan tersebut
dapat mendorong kepentingan golongan ekonomi rendah.
6. SASARAN PADAT KARYA
1) Padat Karya diharapkan dapat mengurangi masalah pengangguran di
suatu daerah dikarenakan minimnya lapangan kerja dari luar sebagai
penampung para pengangguran.
2) Padat Karya juga diharapkan bisa mengubah pola pikir masyarakat
yang masih senang bergantung pada orang lain, dapat menciptakan
rasa kemandirian dan tidak tergantung pada orang lain ketika mereka
tidak mempunyai penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
3) Padat Karya bukanlah sebuah kegiatan yang permanen yang dibuat
pemerintah untuk waktu selamanya.
4) Pada dasarnya pemerintah hanyalah memberikan pendidikan dasar
untuk membuat sebuah lapangan pekerjaan sendiri, serta menjadi
pembelajaran bersama dan mereka diberi upah untuk belajar bekerja.
5) Dengan demikian diharapkan adanya partisipasi masyarakat secara
menyeluruh dan berkelanjutan terhadap kegiatan yang terkait dengan
bidang usaha masyarakat tersebut. Kemandirian dan partisipasi yang
dipupuk dalam membuat sebuah usaha adalah tujuan dibuatnya
kebijakan ini.
7. TUJUAN PADAT KARYA
1) Tersedianya lapangan kerja dan usaha bagi masyarakat penganggur,
setengah penganggur dan miskin
2) Tersedianya sarana dan prasarana infrastruktur sederhana sebagai
penunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat
3) Adanya pendapatan bagi masyarakat, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan
4) Menekan arus urbanisasi dari desa ke kota
5) Tumbuhnya rasa kebersamaan dan gotong royong dalam masyarakat
6) Terkelolanya potensi sumberdaya local secara maksimal
8. PRINSIP PADAT KARYA
1) Perencanaan disusun berdasarkan kebutuhan masyarakat dengan
mempertimbangan aspek tenaga kerja (penganggur, setengah
penganggur dan masyarakat miskin), aspek geografi, aspek sosial,
budaya dan ekonomi daerah
2) Pelaksanaan kegiatan padat karya atas dasar “DARI, OLEH dan UNTUK
masyarakat”. Pemerintah sebagai fasilitator
3) Menggunakan tenaga kerja sebanyak-banyaknya namun sesuaikan
dengan kemampuan anggaran yang tersedia
4) Kegiatan Padat Karya harus memiliki dampak positif terhadap
produktifitas dan kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan
perekonomian daerah
5) Penggunaan alat/ mesin berat sederhana untuk pekerjaan yang sulit
dikerjakan manusia dan untuk meningkatkan kwalitas pekerjaan.
9. KEGIATAN PADAT KARYA PRODUKTIF
Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan
penyerapan tenaga kerja untuk menggerakkan ekonomi
masyarakat melalui pembangunan dan pengelolaan sarana,
prasarana dan usaha produktif masyarakat pedesaan,
khususnya yang dapat menunjang tumbuh kembangnya
kegiatan ekonomi pedesaan
10. POLA PADAT KARYA
1) PADAT KARYA TYPE I : KOMPONEN UPAH DAN BAHAN SERTA
PERALATAN BANTU (DARI KEGIATAN BIDANG YANG DILAKSANAKAN
SECARA SWA KELOLA ATAU TERKONTRAK) .
2) PADAT KARYA TYPE 2 : TENAGA KERJA DILAKSANAKAN SECARA
SWADAYA OLEH MASYARAKAT
13. OPERASI DAN PEMELIHARAAN SUNGAI DAN
PRASARANA SUNGAI
1. Operasi dan pemeliharaan sungai dan prasarana sungai, merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari upaya operasi dan pemeliharaan
sumber daya air dalam rangka menjamin keberlanjutan kondisi dan
fungsi sungai dan prasarananya dalam upaya memenuhi berbagai
kebutuhan kehidupan masyarakat serta perlindungan terhadap sungai
dan prasarananya sendiri.
2. Operasi dan pemeliharaan sungai dan prasarana sungai mencakup
kegiatan :
a) Operasi dan pemeliharaan sungai, terbagi atas kegiatan operasi
sungai dan kegiatan pemeliharaan sungai.
b) Operasi dan pemeliharaan prasarana sungai, terdiri atas kegiatan
operasi prasarana sungai dan kegiatan pemeliharaan prasarana
sungai.
15. PEMELIHARAAN SUNGAI
1. Pemeliharaan sungai meliputi kegiatan pemeliharaan jaringan sungai
yang meliputi: ruang sungai, serta dataran banjir.
2. Pemeliharaan sungai dilakukan melalui
1) kegiatan pemeliharaan ruang sungai untuk tujuan pencegahan
kerusakan atau kemerosotan fungsi sungai (tindakan preventif),
2) kegiatan perbaikan kerusakan ruang sungai (tindakan korektif),
serta
3) kegiatan pemulihan kembali kondisi dan fungsi ruang sungai
(tindakan rehabilitatif). Termasuk dalam kegiatan rehabilitatif ini
adalah kegiatan restorasi sungai.
16. PEMELIHARAAN PRASARANA SUNGAI
1. kegiatan pemeliharaan sungai dan prasarana sungai mencakup
tindakan merawat dan melindungi sungai dan prasarananya untuk
menjamin keberlanjutan manfaat serta kelestarian fungsi sungai dan
prasarananya.
2. Pemeliharaan prasarana sungai dilakukan melalui kegiatan
pencegahan-perbaikan-pemulihan :
1) pencegahan kerusakan atau kemerosotan (tindakan preventif),
melalui upaya pemeliharaan untuk pencegahan kerusakan
dan/atau penurunan fungsi prasarana sungai serta penurunan
fungsi sungai;
2) perbaikan kerusakan sungai dan prasarana sungai (tindakan
korektif), serta
3) pemulihan kembali (tindakan rehabilitatif) serta konservasi sungai.
17. PEMELIHARAAN PRASARANA SUNGAI
• Kegiatan perbaikan terhadap kerusakan prasarana sungai dilaksanakan
melalui kegiatan :
1) pemeliharaan berkala yang bersifat perbaikan;
2) pemeliharaan berkala yang bersifat penggantian;
3) perbaikan ringan atau reparasi;
4) perbaikan korektif yang terdiri dari: pemeliharaan khusus,
rehabilitasi dan rektifikasi;
5) perbaikan khusus apabila terdapat kerusakan akibat banjir bukan
akibat bencana alam.
18. PEMELIHARAAN PRASARANA SUNGAI
• Pemeliharaan prasarana sungai secara garis besar berkaitan dengan
obyek infrastruktur atau prasarana sungai yang dibangun untuk tujuan
pendayagunaan sungai dan sumber air yang ada didalamnya, yang
meliputi:
a) prasarana pelindung palung sungai,
b) prasarana pendayagunaan sungai,
c) prasarana pengendali aliran air sungai,
d) Prasarana pemantau kondisi hidrologi, hidroklimatologi dan kualitas
air
e) prasarana penunjang atau pendukung kegiatan OP baik berupa
gedung maupun peralatan.
19. JENIS KEGIATAN PEMELIHARAAN
PRASARANA SUNGAI
1) Pemeliharaan rutin dan berkala dilakukan dengan interval waktu
yang berbeda-beda untuk setiap jenis bangunan, misalnya setiap 1
bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun, atau 3 tahun.
2) Dalam pemeliharaan berkala terdapat pula kegiatan penggantian
sebagian atau keseluruhan komponen prasarana sungai baik karena
mengalami kerusakan maupun karena telah mencapai masa
penggantian sebagaimana ditetapkan pabrik pembuatnya,
3) Perbaikan ringan atau reparasi merupakan kegiatan/pekerjaan
pemeliharaan berskala kecil yang dilaksanakan dengan cara dan
teknologi sederhana dan tak memerlukan kelengkapan
perhitungan desain.
20. JENIS KEGIATAN PEMELIHARAAN
PRASARANA SUNGAI
4) Pemeliharaan korektif harus direncanakan berdasarkan hasil
inspeksi/survai detail terhadap keadaan bangunan sungai yang
bersangkutan. Disain pekerjaan pemeliharaan korektif harus disiapkan
oleh personil yang terlatih dan berpengalaman. Gambar disain dan RAB
harus disyahkan oleh kepala unit pelaksana teknis pengelolaan sumber
daya air yang bersangkutan (Kepala Balai) sebelum pelaksanaan
pemeliharaan dimulai.
5) Pemeliharaan darurat bersifat sementara untuk meredam atau
mengisolasi terjadinya eskalasi genangan air untuk mencegah terjadinya
keadaan yang lebih buruk atau membahayakan lingkungan. Pasca kejadian
banjir telah mereda, pekerjaan yang bersifat sementara ini perlu
dibongkar dan direncanakan perbaikannya berdasarkan kaidah disain
pemeliharaan korektif yang memenuhi standar normal konstruksi
bangunan
22. JENIS BANGUNAN PRASARANA SUNGAI
Jenis bangunan prasarana sungai yang perlu mendapat perhatian dalam
kegiatan pemeliharaan meliputi :
1) bangunan sungai yang berfungsi sebagai pelindung palung
sungai dan pengendali aliran air sungai ( tanggul sungai;
revertment / bangunan pelindung tebing; jetty, krib; sabo dam,
checkdam,),
2) bangunan sungai yang berfungsi untuk pendayagunaan sumber
air dan pengendali banjir (pintu air, pompa air, pompa banjir,
retention pond; bendung dan pelimpah; bendung karet)
23. PEMELIHARAAN TANGGUL SUNGAI
(YANG DAPAT DIPADAT-KARYAKAN)
a) Secara rutin pemeliharaan tanggul berupa kegiatan pemotongan
rumput serta penanaman kembali bagian bagian tanggul yang
rumputnya mati.
b) Terhadap tanggul-tanggul yang kritis perlu segera dilakukan perbaikan
untuk menghindari potensi kerusakan yang lebih parah. Beberapa
contoh kerusakan tanggul antara lain : lendutan puncak tanggul;
bocoran dan rembesan; longsoran dan kikisan tebing tanggul, atau
pemotongan tanggul.
c) Apabila diperlukan peninggian tanggul untuk memperoleh tinggi jagaan
cukup pada saat banjir, bisa dilakukan penambahan tinggi tanggul
dengan cara menambah timbunan tanah diatasnya atau memasang
tembok parapet
24. PEMELIHARAAN PELINDUNG TEBING
(YANG DAPAT DIPADAT-KARYAKAN)
a) Kerusakan umumnya dimulai dari pondasi konstruksi, maka
diusahakan pemeliharaan terhadap kerusakan pondasi
selekasnya sebelum kerusakan bertambah parah, atau
seluruh struktur runtuh.
b) Umumnya pemeliharaan untuk pondasi revetment
dilakukan dengan konstruksi Toe protection
c) Pemeliharaan dengan kegiatan perbaikan dan penguatan
struktur pelindung tebing (bronjong, pasangan batu).
25. PEMELIHARAAN BANGUNAN JETTY
(YANG DAPAT DIPADAT-KARYAKAN)
1) Jetty adalah bangunan tanggul/tembok batu atau beton yang
dibangun di muara sungai dan letaknya menjorok ke arah laut.
2) Bangunan jetty merupakan perpanjangan alur sungai yang
berfungsi mengarahkan lepasan aliran air sungai sampai ke laut
hingga kedalaman tertentu dan dibuat dengan tujuan untuk
mengatasi masalah banjir dan sedimentasi serta memperlancar
aliran air sungai ke laut. Selain itu bangunan jetty juga
berfungsi untuk menghilangkan halangan untuk memberi
kemudahan akses keluar masuk lalu lintas perahu nelayan.
3) Pekerjaan pemeliharaan dilakukan dengan mengembalikan
bentuk struktur dan pengerukan sedimen.
26. PEMELIHARAAN BANGUNAN KRIB
(YANG DAPAT DIPADAT-KARYAKAN)
• Kegiatan pemeliharaan bangunan krib sungai dilakukan
antara lain dengan :
a) mengganti batu batu yang terlepas dari bronjong,
b) mengganti tiang tiang dolken / sheet pile yang roboh
atau hanyut.
c) Memperkuat tebing sandaran krib dengan pasangan
batu atau bronjong
DAN KEGIATAN2 OP SUNGAI LAINNYA YANG DAPAT
DIPADAT KARYAKAN
27. PEMELIHARAAN PRASARANA PENUNJANG
KEGIATAN OP SUNGAI
(YANG DAPAT DIPADAT-KARYAKAN)
• Prasarana penunjang atau pendukung kegiatan OP sungai terdiri atas:
Bangunan kantor, gudang, bengkel, pos jaga dan rambu-rambu
keamanan Peralatan informasi dan telekomunikasi serta peralatan berat
dan kendaraan
• Pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung bertujuan menjaga
keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar
bangunan gedung selalu laik fungsi.
• Pemeliharaan dan perawatan yang dapat dipadat-karyakan antara lain :
pembersihan lingkungan dan pengecatan
28. STRATEGI PELAKSANAAN
PROGRAM PADAT KARYA
KEGIATAN PEMELIHARAAN
PRASARANA SUNGAI
• PERENCANAAN
• ANALISA KOMPONEN PADAT KARYA
• PELAKSANAAN
• PENGAWASAN-SUPERVISI
• MONITORING-EVALUASI
• PELAPORAN
29. STRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM
PADAT KARYA KEGIATAN PEMELIHARAAN
PRASARANA SUNGAI
1) TETAPKAN KEGIATAN OP SUNGAI YG DIPILIH (JENIS KEGIATAN, LOKASI,
RUAS SUNGAI)
2) TETAPKAN TYPE PADAT KARYA
3) ANALISA KOMPONEN KEGIATAN PADAT KARYA
4) ANALISA RENCANA PENYERAPAN TENAGA KERJA
5) ANALISA RENCANA BIAYA (UPAH, MATERIAL) KOMPONEN PADAT
KARYA.
6) TETAPKAN SASARAN TENAGA KERJA
7) TENTUKAN MEKANISME PELAKSANAAN PADAT KARYA
8) PELAKSANAAN DAN SUPERVISI / PENGAWASAN
9) MONITORING- EVALUASI - PELAPORAN