2. Story Line2
Bumper In (Opening)
Menggunakan After Effect
Bagian Isi I :
Konsep video
menampilkan secara
bergantian bagian animasi
kemudian bagian video
menggunakan talent,
selanjutnya menampilkan
animasi dan layar virtual
kembali. Begitu seterusnya.
Bagian Isi II:
Video yang menjelaskan
budaya antrian secara visual
menggunakan animasi
sederhana seperti layar virtual
yang muncul secara
bergantian. Teks muncul
bersamaan dengan suara
dubbing.
Bumper Out (Closing)
Menggunakan
pengaturan bentuk
lingkaran (shaping) +
animasi jejak-jejak kaki
antrian.
3. Story Line3
STORY LINE
No. Uraian (Gambar) Uraian (Tulisan) Audio
1. Bumper awal (opening) :
- Video keseluruhan dibuat
dengan durasi sekitar 01:30
menit, menggunakan talent dan
animasi sederhana. Konsep materi
tentang budaya antri beserta
karakter dan penjelasan materi
yang lebih menekankan pada
layar virtual.
- Konsep bumper awal
menggunakan teori Charles
Darwin yaitu tentang teori evolusi
manusia, dimana terdapat animasi
orang berbaris mengantri. Dalam
konsep ini, manusia yang tidak
mengantri diumpamakan sebagai
seekor monyet dengan kepala
monyet dan berbadan manusia.
- Pada bumper in, ada karakter
manusia berkepala monyet yang
menyerobot/mengambil posisi
antrian paling depan karena tidak
sabar menunggu.
- Menggunakan
musik instrumen-
tal
4. Story Line4
- Layar dibuat berubah warna
dengan teknik oppacity yang
intensitasnya sebesar 50%
sehingga lebih berwarna sedikit
gelap.
- Perpindahan secara perlahan dan
lama-kelamaan objek semakin
menghilang yang ditunjukkan
dengan bagian layar yang
berwarna hitam gelap. Dengan
oppacity-an sebesar 5%.
2. Bagian Isi Video dan Materi :
- Pada bagian isi video dan materi
menggunakan pengeditan dengan
pergantian antara bagian materi
yang berisi animasi + penjelasan
isi materi dan bagian video yang
berisi talent sedang mengantri di
toilet umum.
- Animasi sederhana muncul pada
bagian awal setelah bumper in.
Memunculkan animasi tersebut
dengan pengaturan oppacity.
5. Story Line5
- Selanjutnya memunculkan layar
virtual dari posisi atas ke bawah
dengan menggunakan scale.
- Memunculkan tulisan dari judul
‘Budaya Antri’ yang telah diketik
dengan Tool Text , dilanjut
menggunakan pengaturan
oppacity 100%, juga pengaturan
warna huruf, dan pemberian glow
effect pada tulisan dengan cara
mendrag bagian glow effect ke
layer tulisan Budaya Antri.
- Tulisan akan muncul secara
bergantian pada detik ke 00:07
untuk kata ‘Budaya’, selanjutnya
muncul kata ‘Antri’
- Menggunakan
teknik dubbing
pada bagian layar
virtual yang
menjelaskan
budaya antri
- Teks bertuliskan ‘Budaya’ akan
menghilang di detik ke 00:09
dengan mengatur oppacity.
Oppacity diturunkan menjadi
50% ke 20% sampai 0%, maka
teks akan menghilang secara
otomatis dengan gerakan
menghilang secara
perlahan-lahan.
6. Story Line6
- Selanjutnya di detik ke 00:10
berlanjut pada tampilan video
yang menshoot tagline ‘toilet’
dengan teknik blur kemudian
menjadi fokus. Seperti pada
kedua gambar di samping kiri.
- Perpindahan dari video ke
bagian animasi sederhana yang
menjelaskan isi materi tentang
‘Budaya Antri’. Efek cahaya
dibuat lebih gelap.
- Perpindahan dari video ke
bagian animasi sederhana yang
menjelaskan isi materi tentang
‘Budaya Antri’.
- Pada detik ke 00:13 muncul
animasi sederhana dengan
pengaturan oppacity diturunkan
sebesar 50%. Seperti gambar di
samping.
7. Story Line7
- Objek animasi terlihat jelas
dengan pengaturan oppacity
dinaikkan menjadi 100% dan
layar virtual mulai membuka
perlahan-lahan ke arah samping
kanan dengan mengatur scale ke
arah kanan pada detik ke 00:15.
8. Story Line8
- Teks muncul satu persatu.
Cahaya yang dihasilkan dari teks
yang muncul menggunakan
pengaturan glow effect. Di dalam
pengaturan glow effect, terdapat
pengaturan glow radius: sebesar
1.0, glow intensity: 1.0, glow
threshold : 60%, glow based on:
diubah menjadi color channels,
dan glow operation : dari add
diubah menjadi lighten.
- Pengaturan tersebut, berlaku
untuk semua teks yang muncul
agar balance (seimbang).
- Di detik ke 00:19, tangan dari
karakter manusia robot ini
bergerak-gerak secara perlahan.
Pergerakan sederhana ini
menggunakan bone tool duik pada
plug-in tambahan. Namun, dalam
menggerakkan tangan harus di
desain secara terpisah antara
bagian badan dan tangan kiri
maupun tangan kanan.
10. Story Line10
- Pada detik ke 00:20, teks satu
persatu menghilang secara
perlahan-lahan dengan
pengaturan oppacity 50%, 20%,
sampai oppacity diturunkan
menjadi 0%.
- Animasi dan layar virtual
perlahan-lahan menghilang.
12. Story Line12
- Bagian video yang
menggunakan talent
menjelaskan secara visual
mengenai budaya antri di toilet
umum dan akibat tidak mengantri
sehingga keadaan tidak kondusif.
- Video dimulai dari langkah kaki
orang yang akan memasuki toilet.
- Kemudian terjadi antrian,
pengambilan video dilakukan
pada bagian bawah atau pada kaki
pengantri.
- Lalu muncul pengantri lainnya
(fokus tetap pada pengambilan
bagian kaki).
13. Story Line13
-Setelah itu pengambilan gambar
yang dilakukan adalah medium
shot yakni dari bagian pinggang
hingga kepala.
15. Story Line15
- Kemudian pada salah satu
pengantri pengambilan video
yang dilakukan yaitu close up.
Setelah detail pada bagian wajah,
kemudian pengambilan video
difokuskan pada saat pengantri
memegang perut.
- Selanjutnya pengambilan
videografi saat ada salah satu
pengantri yang menyerobot
pengantri di depannya.
- Pengambilan gambar close up
yang diambil dari wajah pengantri
yang marah karena antriannya
diserobot.
16. Story Line16
- Animasi mulai muncul pada
menit 01:09 yang menjelaskan
kembali bagian dari budaya antri.
Pengaturan scale, oppacity, dan
bone tool masih digunakan pada
bagian ini. Bone tool berfungsi
untuk menggerak-gerakkan
tangan secara sederhana.
17. Story Line17
3. Bumper Out :
- Pada menit 01:19 memasuki
bumper out. Menggunakan shape
circle (lingkaran) lalu scale-nya
diubah dan menggunakan Trim
yang diatur persennya.
- Efek jejak-jejak kaki
menggunakan pengaturan
oppacity