1. Ibu, setiap manusia terlahir darinya. Besar kemungkinan, seseorang yang paling dekat dengan diri kita
adalah ibu. Tidak hanya melahirkan, ibu memiliki andil besar dalam membesarkan dan mendewasakan
kita. Tidak berlebihan, jika banyak puisi ibu dibuat untuk mengungkapkan kasih seorang ibu.
Simak saja puisi Iqbal berikut :
Puisi Ibu I
Sajak Ibu - Iqbal
Ibu!
Kelunak lembutanmu yang bersih
Merupakan rahmat bagi kami.
Kamu,
Merupakan kekuatan
Dan benteng agama.
Wahai,
Orang yang menghentikan
Penyusuan,
Anak dalam kalangan kami
Berdasarkan tauhid,
Kasih sayangmu memberi nilai
Kemampuan kami, memberi warna
Amal dan fikiran kami.
Wahai, pemangku amanah
Berdasarkan syair nyata,
Di dalam nafasmu
2. Terletak kehidupan agama
Berhati-hatilah melalui zaman,
Bimbing eratlah anak-anakmu.
~ Iqbal
Puisi ibu karya Iqbal ini yang dikhususkan untuk para wanita, terutama ibu yang menjadi kekuatan
benteng agama, memberikan dasar agama untuk masa depan anak-anak dengan baik, karena Islam
telah menempatkan wanita demikian tinggi dan agungnya.
Mereka mempunyai nilai iman dan amal yang sama dengan lelaki dan diberi fungsi dan tugas yang
sesuai dengan fitrah alamiah masing-masing, sehingga harus berperan untuk kebahagiaan bersama.
Anda bisa membandingkan puisi ibu yang dibuat oleh Dharmawijaya. Pada puisi ini, penyair melukiskan
gambaran perjuangan seorang ibu hingga harapan yang terpendam untuk anak-anaknya.
Bagaimanapun, seorang ibu selalu mengharapkan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Puisi Ibu II
Sajak Segalanya Padamu Ibunda~ Dharmawijaya
Masa silam yang terpendam
di suram matamu
merantai badai beban waktu
kutahu
kau masih berupaya
meniduri hamparan duka.
Masa kini yang terukir
di senyum ramahmu
mendepani gementar siang gelisah malam
kutahu
3. kau adalah ladang segala kesabaran
tegak teguh merimbuni pohon ketabahan.
Masa depan yang terpancar
di nyala dadamu
kutahu
kau tak rela daun-daun harapan
gugur luruh menampar genggaman.
(Dharmawijaya, Dewan Sastera, Oktober, 1979)
Masih ada lagi puisi ibu yang juga memiliki makna yang mendalam. Penyair yang merasa belum banyak
membalas jasa ibu yang sudah pergi untuk selamanya. Penyair membiarkan dirinya bernostalgia dengan
kenangan bersama ibu.
Puisi Ibu III
Masih Lagi Ibu ~ Khadijah Hashim
Pada kala aku mengenang ibu
masih terasa eratnya pelukanmu
panas air mata membasahi pipi
tempatmu masih terpahat di hati
pasir berpindah pantai masih di situ
waktu berubah kasihku masih padamu.
Kesudahan hidup kematian yang pasti
pemergian yang kutangisi hingga kini
kasih sayangmu menggegar jiwa
ada tugas belum selesai
4. ada hajat belum tertunai
ada budi belum dibalas
bagai hutang yang belum dilunasi
terlalu banyak yang kuterima
terlalu sedikit yang sempat kuberi
kesalku kemewahan ini tak dapat dibagi.
Nostalgia bersamamu kubiarkan segar
suka duka ingin kulalui bersama
kau cemas membalut lukaku di lutut
terseliuh kaki kau yang mengurut
rajukku sekejap pandai kaumemujuk
kasihmu menemaniku pada saatku dicabar
memilih antara antah dan beras
antara berlian dan kaca
zamrud mutiara di telapak tangan
masih ibu permata hatiku.
KHADIJAH HASHIM
Taman Tun Dr Ismail, Kuala Lumpur
Ada banyak hikmah yang bisa kita dapatkan dari puisi ibu diatas. Kita diajak untuk menghargai dan
menghormati kedudukan seorang ibu. Betapapun kita merasa telah berbuat baik untuk ibu, namun
sesungguhnya jasa ibu tidak akan pernah tergantikan. Begitupun ketika kita ditakdirkan untuk menjadi
ibu, kita berharap bisa menciptakan generasi yang berguna untuk nusa, bangsa, dan agama.
Tentang Penulis: AsianBrain.com Content Team. Asian Brain adalah pusat pendidikan Internet Marketing
PERTAMA & TERBAIK di Indonesia. Didirikan oleh Anne Ahira yang kini menjadi ICON Internet Marketing
Indonesia. Kunjungi situsnya: www.AsianBrain.com
Anda boleh mempublikasikan kembali tulisan di atas pada website atau blog Anda tanpa dikenakan biaya
alias GRATIS, selama:
1. Anda tidak mengubah baik sebagian atau pun keseluruhan tulisan.
2. Anda harus mencantumkan 'tentang penulis' di bagian bawah artikel, dan memuat link aktif menuju
www.AsianBrain.com atau www.AnneAhira.com
5. Versi Cetak
Nama *
Email *
Komentar
Beri Komentar
Beritahu Teman
*
Catatan :
* : harus di isi
Setiap komentar memerlukan persetujuan moderator
* Eca
* 18 Jan 10 18:08
* Boleh g aku nulis puisi untuk mamah judulnya. -IBU- Ibu..... betapa besar jasamu. Kau telah
melahirkanku. Dan kau telah merawatku. Ibu.... Dengan asimu aku bisa bicara. Dengan asimu aku bisa
berjalan. Dengan asimu aku bisa mendengar. Dan
* septian
* 18 Jan 10 20:56
* sangat bagus dan saya merasa terharu sekali
Nama Teman
Email Teman
Nama Anda
Email Anda
*
*
*
*
* : harus di isi
Anne Ahira - Asian Brain on Facebook
Anne Ahira Newsletter
Dapatkan Motivasi & Tulisan-Tulisan Menarik Dari ANNE AHIRA Secara Berkala Selamanya GRATIS! :-)
Nama Lengkap:
Email:
Ketikan kembali Email Anda:
No.HP Anda:
Copyright 2008 AnneAhira.com untuk Indonesia. Powered by Asian Brain
Kontak Kami | Privacy | Tentang Anne Ahira | Beranda | Bisnis Online
Kantor Pusat :
Jl. Bojong Sereh No.668
6. Bandung 40376 Jawa Barat - INDONESIA
Telepon: (022) 5944-999, 5945-999, 5946-999
Fax: (022) 5947-999
X
7. Bandung 40376 Jawa Barat - INDONESIA
Telepon: (022) 5944-999, 5945-999, 5946-999
Fax: (022) 5947-999
X