SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
DISTORSI INFORMASI
DAN
BULLWHIP EFFECT
Oleh : Dian Fauzi, S.P, M.Si
1
Bullwhip Effect
 Distorsi informasi adalah salah satu sumber kendala
dalam menciptakan supply chain yang efisien
 Sering kali, informasi tentang permintaan konsumen
terhadap suatu produk relatif stabil dari waktu ke waktu
 Namun, order dari toko ke penyalur dan dari penyalur ke
pabrik jauh lebih fluktuatif dibandingkan dengan pola
permintaan dari konsumen tersebut
Fenomena dimana permintaan yang sebenarnya relatif
stabil di tingkat pelanggan akhir berubah menjadi fluktuatif
di bagian hulu SC dan semakin ke hulu peningkatan
tersebut semakin besar
Dinamakan “Bullwhip Effect”
2
Bullwhip Effect
3
Bullwhip Effect
 Menurut Pujawan (2005) Bullwhip effect adalah
peningkatan variabilitas permintaan yang terjadi pada level-
level jaringan supply chain yang diakibatkan karena
adanya suatu distorsi informasi, permintaan pasar yang
sifatnya kompleks dan dinamis mengakibatkan variabilitas
cenderung meningkat dari arah hilir ke hulu (dari customer
ke supplier),
 Menurut Susilo (2008) bullwhip effect adalah permintaan
yang sebenarnya relatif stabil di tingkat pelanggan berubah
menjadi fluktuatif di bagian hulu supply chain dan semakin
ke hulu supply chain peningkatan permintaan tersebut
semakin besar, fenomena ini disebut dengan bullwhip
effect.
4
Contoh Bullwhip Effect
 Kebanyakan SC sebenarnya mengalami fenomena ini,
tetapi besar kecilnya berbeda antara satu kasus dengan
kasus lainnya
 Contoh produk sederhana dalam kehidupan sehari-hari :
garam
 Bisa dipastikan konsumsi garam dari hari ke hari tiap
individu tidak jauh berbeda
 Jika diagregasikan untuk jumlah individu yang cukup
besar, permintaannya pasti sangat stabil dari hari ke hari
 Namun tidak berarti order dari toko atau ritel ke penyalur
dan juga dari penyalur ke pabrik menunjukkan tingkat
stabilitas yang sama
5
Penyebab Bullwhip Effect
 Ada banyak hal yang bisa menyebabkan terjadinya
Bullwhip Effect
 Lee, dkk (1997) mengidentifikasikan 4 penyebab utama
dari Bullwhip Effect, yaitu :
1. Demand forecast updating (pembaharuan ramalan
permintaan)
2. Order batching
3. Fluktuasi harga
4. Rationing & shortage gaming
6
Demand Forecast Updating
 Ramalan diperlukan untuk membuat keputusan jangka
panjang, jangka menengah, dan jangka pendek di
perusahaan
 Tingkat akurasi ramalan biasanya meningkat ketika semakin
mendekati periode yang diramalkan
 Karena informasi seperti order dari pelanggan, situasi pasar,
dll menjadi semakin jelas
 Untuk mengakomodasikan informasi dan pengetahuan
terbaru ke dalam ramalan, setiap saat perusahaan harus
melakukan pembaharuan (updating) terhadap ramalan
tersebut
 Pembaharuan tersebut mengakibatkan variabilitas order yang
dipesan lebih besar dibandingkan dengan variabilitas
permintaan yang diterimanya dari pelanggan akhir
7
Order Batching
 Order batching dilakukan dengan alasan skala ekonomis
dalam proses produksi dan pengiriman
 Berdasarkan prinsip EOQ, ukuran pesanan yang terlalu kecil
akan mengakibatkan ongkos-ongkos pesan yang terlalu
besar
 Produksi menggunakan sistem batch karena ongkos setup
biasanya mahal
 Pengiriman juga tidak ekonomis bila dilakukan dalam ukuran
kecil, terutama jika jaraknya jauh
 Permintaan pelanggan akhir yang relatif stabil dari hari ke
hari akan berubah menjadi order mingguan atau dua
mingguan dari ritel sehingga pusat distribusi akan menerima
order yang lebih fluktuatif dibandingkan permintaan yang
dihadapi ritel
8
Fluktuasi Harga
 Apa yang akan Anda lakukan sebagai manajer sebuah ritel
apabila supplier Anda tiba-tiba memberikan diskon 10% untuk
produk-produk tertentu?
 Pastilah Anda akan melakukan forward buying (membeli lebih
awal) sebagai respon terhadap penurunan harga yang
sifatnya temporer
 Hal tsb mengakibatkan volume penjualan meningkat bahkan
melebihi prediksi pusat distribusi
 Akibatnya pusat distribusi akan memesan dalam jumlah yang
banyak ke pabrik
 Pabrik merespon dengan meningkatkan aktivitas produksi
(lembur, subkontrak, memesan tambahan bahan baku ke
supplier)
9
Fluktuasi Harga (2)
 Apa yang terjadi? Pada saat material akan dikirim dari
pemasok ke pabrik, penurunan harga sudah berakhir dan ritel
maupun toko sekarang memiliki stok yang cukup banyak
 Mereka tidak akan memesan lagi dalam waktu 2-3 bulan
karena permintaan konsumen akhir sebenarnya tidak
berubah
 Pabrik yang sudah melakukan lembur dan supplier yang
mengirim bahan baku dengan biaya ekstra skrg tidak akan
menerima pesanan 2-3 bulan
 Akibatnya stok menumpuk dan ongkos produksi meningkat
10
Rationing & Shortage Gaming
 Pada saat permintaan lebih tinggi dari persediaan, penjual
sering melakukan “rationing” yaitu hanya memenuhi sekian
persen dari volume yang dipesan
 Misal persediaan yang ada 800 unit sedangkan jumlah
permintaan 1000 unit maka pelanggan hanya dialokasikan
sebesar 80% dari permintaannya
 Mengetahui demikian, banyak pelanggan membesarkan
ukuran pesanan mereka dengan harapan ketika terjadi
rationing, mereka masih memperoleh jumlah yang cukup.
 Dalam kenyataannya kekurangan stok tidak terjadi setiap
saat dan tidak mudah diprediksi
 Akibatnya, pada saat persediaan cukup, pelanggan
mengubah/membatalkan pesanan mereka
11
Rationing & Shortage Gaming
(2)
 Cara tersebut dapat merusak informasi pasar pada SC
 Pemain di bagian hulu tidak akan pernah mendapatkan
informasi pasar yang mendekati kenyataan akibat
adanya motif tersebut
 Mereka juga sulit membedakan antara kenaikan
pesanan yang bermotif spekulasi dengan kenaikan
murni dari pelanggan akhir
12
Cara mengurangi Bullwhip
Effect
 Pengurangan bullwhip effect bisa dilakukan apabila
penyebabnya dimengerti dengan baik oleh pihak-pihak
SC
 Beberapa pendekatan yang diyakini bisa mengurangi
bullwhip effect:
1. Information sharing
2. Memperpendek/mengubah struktur SC
3. Pengurangan ongkos-ongkos tetap
4. Menciptakan stabilitas harga
5. Pemendekan leadtime
13
Information sharing
 Informasi yang tidak transparan mengakibatkan banyak pihak
pada SC melakukan kegiatan atas dasar ramalan atau
tebakan yang tidak akurat
 Pemanfaatan teknologi yang ada dapat membantu
melakukan information sharing
 Apabila data penjualan toko/ritel diketahui semua pihak pada
SC maka ramalan permintaan bisa dibuat lebih seragam
 Permasalahan yang sering muncul dalam kaitannya dengan
bullwhip effect adalah terisolasinya proses peramalan di
masing-masing pemain
 Model kolaborasi CPFR (Collaborative planning, forecasting
and replenishment) merupakan solusi yang baik untuk
mensinkronkan ramalan di sepanjang SC
14
Memperpendek/mengubah
struktur SC
 Semakin panjang dan komplek struktur suatu SC,
semakin besar kemungkinannya terjadi distorsi
informasi
 Dell bisa mengungguli IBM dan Apple karena struktur
SC yang ramping dan pendek
 Dell menerima langsung pesanan komputer dari
pelanggan akhir sesuai dengan spesifikasi yang mereka
inginkan
 Dengan cara ini Dell mengetahui langsung pola
permintaan pelanggan akhir
15
Pengurangan ongkos-ongkos
tetap
 Ukuran batch yang besar adalah salah satu sumber
terjadinya bullwhip effect
 Dengan ongkos tetap yang kecil, kegiatan produksi
maupun pengiriman bisa dilakukan dengan ukuran
batch yang kecil
 Cara yang bisa ditempuh antara lain :
 Mengurangi waktu setup mesin
 Mengeliminasi kegiatan administrasi yang berlebihan
pada kegiatan pengadaan
 Inovasi pada manajemen transportasi dan distribusi
16
Menciptakan stabilitas harga
 Untuk menghindari reaksi forward buying frekuensi dan
intensitas kegiatan promosi parsial harus dikurangi
 Seharusnya lebih diarahkan ke pengurangan harga
secara kontinyu
 Jika ada, sebaiknya semua pihak dalam SC
mengetahuinya sehingga tidak keliru dalam menaksir
permintaan yang sesungguhnya
17
Pemendekan Lead Time
 Lead time bisa diperpendek dengan mengubah
struktur/konfigurasi supply chain
Misal :
 dengan menggunakan pemasok lokal
 Mengubah mode transportasi (dari kapal ke
pengiriman lewat udara)
 Dengan cara2 inovatif seperti cross-docking dan
perbaikan manajemen penangangan order
 Penjadwalan produksi
 Pengiriman yang lebih baik
18
Mengukur Bullwhip Effect
 Secara konseptual, bullwhip effect tidak sulit
dipahami dan memang terjadi di lapangan
 Tetapi pengukuran besar kecilnya tidak mudah
dilakukan
 Sebuah publikasi, Fransoo dan Wouters
(2000) mengusulkan:
“ukuran bullwhip effect di suatu eselon SC adalah
perbandingan koefisien variansi dari order yang
diciptakan dan koefisien variansi dari permintaan
yang diterima eselon ybs”
19
Mengukur Bullwhip Effect (2)
Dimana, CV = S (standar deviasi) / µ (rata-rata)
Misal : nilai BE = 4,73
Maka nilai tersebut menunjukkan bahwa variabilitas permintaan
meningkat (teramplifikasi) 4,73 kali yang merupakan akibat dari
kebijakan order ritel tersebut.
Menurut Fransoo dan Wouters (2000), menghitung nilai-nilai bullwhip
effect dapat diketahui dengan cara membagi antara koefisien
variansi permintaan (order) dengan koefisien variansi penjualan;
Apabila nilai BE = 1 berarti terjadi amplifikasi permintaan untuk
produk tersebut dan sebaliknya apabila nilai BE < 1 berarti
permintaan masih stabil atau terjadi penghalusan pola permintaan.
20
BE = CV (order) / CV (demand)
21
Rumus untuk mengukur Koefisien Variasi :
BE = Bullwhip Effect
CV (order) = Koef. Variasi order
CV (demand) = Koef. Variasi demand
S (order) = standar deviasi order
S (demand) = standar deviasi demand
Mu (order) = nilai rata-rata order
Mu (demand) = nilai rata-rata demand
Langkah Perhitungan
 Standar deviasi atau sering disebut dengan simpangan baku (yang
biasanya dilambangkan dengan s) yaitu suatu ukuran yang
menggambarkan tingkat penyebaran data dari nilai rata-rata.
 Setelah mendapat data rata-rata order dan penjualan serta data
standar deviasi order dan penjualan, maka langkah selanjutnya ialah
menghitung koefisien variansi. Hal ini dapat dilakukan dengan
membandingkan nilai standar deviasi dengan nilai rata-rata baik data
order ataupun data penjualan yang dihitung masing-masing.
 Setelah mendapat hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan,
maka langkah selanjutnya ialah melakukan analisis terhadap
pengolahan data tersebut. Analisis dilakukan mulai dari membuat
grafik permintaan dan penjualan, kemudian menganalisis nilai bullwhip
effect. Selanjutnya dilakukan analisis tentang penyebab terjadinya
bullwhip effect dan kemudian memberikan usulan perbaikan atas
permasalahan bullwhip effect yang terjadi.
22
Contoh
 Sebuah retailer mencatat data penjualan
harian suatu produk kosmetik selama 60 hari.
Data order ke distributor untuk produk tersebut
juga dicatat untuk periode yang sama. Tabel
berikut ini menunjukkan data penjualan ke
pelanggan akhir maupun data order ke
distributor. Hitunglah amplifikasi variabilitas
permintaan yang terjadi di ritel tsb, jika
diketahui standar deviasi order = 25, 324 dan
standar deviasi penjualan = 5,256
23
24
Hari Penjualan Order Hari Penjualan Order Hari Penjualan Order
1 14 70 21 15 30 41 12 30
2 21 0 22 14 0 42 24 0
3 19 0 23 18 0 43 26 0
4 30 40 24 24 32 44 22 50
5 27 0 25 18 0 45 24 0
6 20 0 26 22 0 46 20 0
7 22 52 27 20 45 47 22 49
8 23 0 28 19 0 48 19 0
9 13 23 29 22 32 49 19 29
10 22 0 30 19 0 50 16 0
11 13 80 31 24 40 51 28 0
12 12 0 32 20 0 52 22 52
13 18 60 33 24 60 53 18 0
14 10 0 34 14 0 54 22 0
15 17 0 35 19 0 55 17 0
16 38 60 36 27 51 56 23 45
17 15 0 37 20 0 57 17 0
18 25 52 38 15 25 58 23 20
19 20 0 39 6 0 59 22 0
20 13 65 40 20 46 60 15 67
PENYELESAIAN
 Dengan melihat satu produk tsb, besarnya
amplifikasi permintaan pada ritel bisa dihitung
sbb :
 CV demand = s (demand) / mu (demand)
 = 5,256 / 19,717
 = 0,267
 CV order = s (order) / mu (order)
 = 25,324 / 20,083
 = 1,261
25
 Besarnya Amplifikasi permintaan
(bullwhip)adalah
 BE = CV (order) / CV (demand)
= 1,261 / 0,267
= 4,73
Artinya : variabilitas permintaan meningkat
(teramplifikasi) sebesar 4,73 kali yang merupakan
akibat dari kebijakan order ritel tsb
26

More Related Content

What's hot

The Beer Game Simulation
The Beer Game SimulationThe Beer Game Simulation
The Beer Game Simulation
Paola Montoya
 
Coordinated Product And Supply Chain Design
Coordinated Product And Supply Chain DesignCoordinated Product And Supply Chain Design
Coordinated Product And Supply Chain Design
pirama2000
 
ppt-materi-ke-7-manajemen-pengadaan-dalam-rantai-pasok.pptx
ppt-materi-ke-7-manajemen-pengadaan-dalam-rantai-pasok.pptxppt-materi-ke-7-manajemen-pengadaan-dalam-rantai-pasok.pptx
ppt-materi-ke-7-manajemen-pengadaan-dalam-rantai-pasok.pptx
TasyaSalsabila17
 

What's hot (20)

Scm 08 manajemen pengadaan
Scm 08   manajemen pengadaanScm 08   manajemen pengadaan
Scm 08 manajemen pengadaan
 
The Beer Game Simulation
The Beer Game SimulationThe Beer Game Simulation
The Beer Game Simulation
 
Inventory (persediaan)
Inventory (persediaan)Inventory (persediaan)
Inventory (persediaan)
 
Supply Chain Management - Pengelolaan Permintaan dan Pengendalian Produksi
Supply Chain Management - Pengelolaan Permintaan dan Pengendalian ProduksiSupply Chain Management - Pengelolaan Permintaan dan Pengendalian Produksi
Supply Chain Management - Pengelolaan Permintaan dan Pengendalian Produksi
 
Vendor Selection _Materi Training "VENDOR MANAGEMENT"
Vendor Selection _Materi Training "VENDOR MANAGEMENT"Vendor Selection _Materi Training "VENDOR MANAGEMENT"
Vendor Selection _Materi Training "VENDOR MANAGEMENT"
 
Bullwhip effect
Bullwhip effectBullwhip effect
Bullwhip effect
 
Coordinated Product And Supply Chain Design
Coordinated Product And Supply Chain DesignCoordinated Product And Supply Chain Design
Coordinated Product And Supply Chain Design
 
Materi Supply Chain Management
Materi Supply Chain Management Materi Supply Chain Management
Materi Supply Chain Management
 
Production Strategy: Level & Chase Strategy _ Materi Training PPIC
Production Strategy: Level & Chase Strategy _ Materi Training PPICProduction Strategy: Level & Chase Strategy _ Materi Training PPIC
Production Strategy: Level & Chase Strategy _ Materi Training PPIC
 
bullwhip effect
bullwhip effectbullwhip effect
bullwhip effect
 
01a Bullwhip Effect
01a Bullwhip Effect01a Bullwhip Effect
01a Bullwhip Effect
 
What is ‘bullwhip effect’?
What is ‘bullwhip effect’?What is ‘bullwhip effect’?
What is ‘bullwhip effect’?
 
Stochastic models
Stochastic modelsStochastic models
Stochastic models
 
Just In Time
Just In Time Just In Time
Just In Time
 
Material Requirement Plan (MRP) _ Materi Training PPIC
Material Requirement Plan (MRP) _ Materi Training PPICMaterial Requirement Plan (MRP) _ Materi Training PPIC
Material Requirement Plan (MRP) _ Materi Training PPIC
 
The "Bullwhip" Effect
The "Bullwhip" EffectThe "Bullwhip" Effect
The "Bullwhip" Effect
 
MRP
MRPMRP
MRP
 
Penjadwalan Produksi Induk
Penjadwalan Produksi IndukPenjadwalan Produksi Induk
Penjadwalan Produksi Induk
 
EOQ dalam Persediaan _Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGEMENT"
EOQ dalam Persediaan _Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGEMENT"EOQ dalam Persediaan _Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGEMENT"
EOQ dalam Persediaan _Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGEMENT"
 
ppt-materi-ke-7-manajemen-pengadaan-dalam-rantai-pasok.pptx
ppt-materi-ke-7-manajemen-pengadaan-dalam-rantai-pasok.pptxppt-materi-ke-7-manajemen-pengadaan-dalam-rantai-pasok.pptx
ppt-materi-ke-7-manajemen-pengadaan-dalam-rantai-pasok.pptx
 

Similar to 10. Distorsi Informasi dan Bullwhip Effect.ppt (6)

Bullwhip Effect
Bullwhip EffectBullwhip Effect
Bullwhip Effect
 
5. peramalan permintaan
5. peramalan permintaan5. peramalan permintaan
5. peramalan permintaan
 
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, IMPLEMENTASI SISTEM ...
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, IMPLEMENTASI SISTEM ...SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, IMPLEMENTASI SISTEM ...
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, IMPLEMENTASI SISTEM ...
 
Tehnologi Informasi Pada Supply Chain
Tehnologi Informasi Pada Supply Chain Tehnologi Informasi Pada Supply Chain
Tehnologi Informasi Pada Supply Chain
 
5_SCM - PERMINTAAN DAN PERENCANAAN.pdf
5_SCM - PERMINTAAN DAN PERENCANAAN.pdf5_SCM - PERMINTAAN DAN PERENCANAAN.pdf
5_SCM - PERMINTAAN DAN PERENCANAAN.pdf
 
SI & PI, Hariz Abdul Najib, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis dan Major Threat,...
SI & PI, Hariz Abdul Najib, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis dan Major Threat,...SI & PI, Hariz Abdul Najib, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis dan Major Threat,...
SI & PI, Hariz Abdul Najib, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis dan Major Threat,...
 

10. Distorsi Informasi dan Bullwhip Effect.ppt

  • 2. Bullwhip Effect  Distorsi informasi adalah salah satu sumber kendala dalam menciptakan supply chain yang efisien  Sering kali, informasi tentang permintaan konsumen terhadap suatu produk relatif stabil dari waktu ke waktu  Namun, order dari toko ke penyalur dan dari penyalur ke pabrik jauh lebih fluktuatif dibandingkan dengan pola permintaan dari konsumen tersebut Fenomena dimana permintaan yang sebenarnya relatif stabil di tingkat pelanggan akhir berubah menjadi fluktuatif di bagian hulu SC dan semakin ke hulu peningkatan tersebut semakin besar Dinamakan “Bullwhip Effect” 2
  • 4. Bullwhip Effect  Menurut Pujawan (2005) Bullwhip effect adalah peningkatan variabilitas permintaan yang terjadi pada level- level jaringan supply chain yang diakibatkan karena adanya suatu distorsi informasi, permintaan pasar yang sifatnya kompleks dan dinamis mengakibatkan variabilitas cenderung meningkat dari arah hilir ke hulu (dari customer ke supplier),  Menurut Susilo (2008) bullwhip effect adalah permintaan yang sebenarnya relatif stabil di tingkat pelanggan berubah menjadi fluktuatif di bagian hulu supply chain dan semakin ke hulu supply chain peningkatan permintaan tersebut semakin besar, fenomena ini disebut dengan bullwhip effect. 4
  • 5. Contoh Bullwhip Effect  Kebanyakan SC sebenarnya mengalami fenomena ini, tetapi besar kecilnya berbeda antara satu kasus dengan kasus lainnya  Contoh produk sederhana dalam kehidupan sehari-hari : garam  Bisa dipastikan konsumsi garam dari hari ke hari tiap individu tidak jauh berbeda  Jika diagregasikan untuk jumlah individu yang cukup besar, permintaannya pasti sangat stabil dari hari ke hari  Namun tidak berarti order dari toko atau ritel ke penyalur dan juga dari penyalur ke pabrik menunjukkan tingkat stabilitas yang sama 5
  • 6. Penyebab Bullwhip Effect  Ada banyak hal yang bisa menyebabkan terjadinya Bullwhip Effect  Lee, dkk (1997) mengidentifikasikan 4 penyebab utama dari Bullwhip Effect, yaitu : 1. Demand forecast updating (pembaharuan ramalan permintaan) 2. Order batching 3. Fluktuasi harga 4. Rationing & shortage gaming 6
  • 7. Demand Forecast Updating  Ramalan diperlukan untuk membuat keputusan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek di perusahaan  Tingkat akurasi ramalan biasanya meningkat ketika semakin mendekati periode yang diramalkan  Karena informasi seperti order dari pelanggan, situasi pasar, dll menjadi semakin jelas  Untuk mengakomodasikan informasi dan pengetahuan terbaru ke dalam ramalan, setiap saat perusahaan harus melakukan pembaharuan (updating) terhadap ramalan tersebut  Pembaharuan tersebut mengakibatkan variabilitas order yang dipesan lebih besar dibandingkan dengan variabilitas permintaan yang diterimanya dari pelanggan akhir 7
  • 8. Order Batching  Order batching dilakukan dengan alasan skala ekonomis dalam proses produksi dan pengiriman  Berdasarkan prinsip EOQ, ukuran pesanan yang terlalu kecil akan mengakibatkan ongkos-ongkos pesan yang terlalu besar  Produksi menggunakan sistem batch karena ongkos setup biasanya mahal  Pengiriman juga tidak ekonomis bila dilakukan dalam ukuran kecil, terutama jika jaraknya jauh  Permintaan pelanggan akhir yang relatif stabil dari hari ke hari akan berubah menjadi order mingguan atau dua mingguan dari ritel sehingga pusat distribusi akan menerima order yang lebih fluktuatif dibandingkan permintaan yang dihadapi ritel 8
  • 9. Fluktuasi Harga  Apa yang akan Anda lakukan sebagai manajer sebuah ritel apabila supplier Anda tiba-tiba memberikan diskon 10% untuk produk-produk tertentu?  Pastilah Anda akan melakukan forward buying (membeli lebih awal) sebagai respon terhadap penurunan harga yang sifatnya temporer  Hal tsb mengakibatkan volume penjualan meningkat bahkan melebihi prediksi pusat distribusi  Akibatnya pusat distribusi akan memesan dalam jumlah yang banyak ke pabrik  Pabrik merespon dengan meningkatkan aktivitas produksi (lembur, subkontrak, memesan tambahan bahan baku ke supplier) 9
  • 10. Fluktuasi Harga (2)  Apa yang terjadi? Pada saat material akan dikirim dari pemasok ke pabrik, penurunan harga sudah berakhir dan ritel maupun toko sekarang memiliki stok yang cukup banyak  Mereka tidak akan memesan lagi dalam waktu 2-3 bulan karena permintaan konsumen akhir sebenarnya tidak berubah  Pabrik yang sudah melakukan lembur dan supplier yang mengirim bahan baku dengan biaya ekstra skrg tidak akan menerima pesanan 2-3 bulan  Akibatnya stok menumpuk dan ongkos produksi meningkat 10
  • 11. Rationing & Shortage Gaming  Pada saat permintaan lebih tinggi dari persediaan, penjual sering melakukan “rationing” yaitu hanya memenuhi sekian persen dari volume yang dipesan  Misal persediaan yang ada 800 unit sedangkan jumlah permintaan 1000 unit maka pelanggan hanya dialokasikan sebesar 80% dari permintaannya  Mengetahui demikian, banyak pelanggan membesarkan ukuran pesanan mereka dengan harapan ketika terjadi rationing, mereka masih memperoleh jumlah yang cukup.  Dalam kenyataannya kekurangan stok tidak terjadi setiap saat dan tidak mudah diprediksi  Akibatnya, pada saat persediaan cukup, pelanggan mengubah/membatalkan pesanan mereka 11
  • 12. Rationing & Shortage Gaming (2)  Cara tersebut dapat merusak informasi pasar pada SC  Pemain di bagian hulu tidak akan pernah mendapatkan informasi pasar yang mendekati kenyataan akibat adanya motif tersebut  Mereka juga sulit membedakan antara kenaikan pesanan yang bermotif spekulasi dengan kenaikan murni dari pelanggan akhir 12
  • 13. Cara mengurangi Bullwhip Effect  Pengurangan bullwhip effect bisa dilakukan apabila penyebabnya dimengerti dengan baik oleh pihak-pihak SC  Beberapa pendekatan yang diyakini bisa mengurangi bullwhip effect: 1. Information sharing 2. Memperpendek/mengubah struktur SC 3. Pengurangan ongkos-ongkos tetap 4. Menciptakan stabilitas harga 5. Pemendekan leadtime 13
  • 14. Information sharing  Informasi yang tidak transparan mengakibatkan banyak pihak pada SC melakukan kegiatan atas dasar ramalan atau tebakan yang tidak akurat  Pemanfaatan teknologi yang ada dapat membantu melakukan information sharing  Apabila data penjualan toko/ritel diketahui semua pihak pada SC maka ramalan permintaan bisa dibuat lebih seragam  Permasalahan yang sering muncul dalam kaitannya dengan bullwhip effect adalah terisolasinya proses peramalan di masing-masing pemain  Model kolaborasi CPFR (Collaborative planning, forecasting and replenishment) merupakan solusi yang baik untuk mensinkronkan ramalan di sepanjang SC 14
  • 15. Memperpendek/mengubah struktur SC  Semakin panjang dan komplek struktur suatu SC, semakin besar kemungkinannya terjadi distorsi informasi  Dell bisa mengungguli IBM dan Apple karena struktur SC yang ramping dan pendek  Dell menerima langsung pesanan komputer dari pelanggan akhir sesuai dengan spesifikasi yang mereka inginkan  Dengan cara ini Dell mengetahui langsung pola permintaan pelanggan akhir 15
  • 16. Pengurangan ongkos-ongkos tetap  Ukuran batch yang besar adalah salah satu sumber terjadinya bullwhip effect  Dengan ongkos tetap yang kecil, kegiatan produksi maupun pengiriman bisa dilakukan dengan ukuran batch yang kecil  Cara yang bisa ditempuh antara lain :  Mengurangi waktu setup mesin  Mengeliminasi kegiatan administrasi yang berlebihan pada kegiatan pengadaan  Inovasi pada manajemen transportasi dan distribusi 16
  • 17. Menciptakan stabilitas harga  Untuk menghindari reaksi forward buying frekuensi dan intensitas kegiatan promosi parsial harus dikurangi  Seharusnya lebih diarahkan ke pengurangan harga secara kontinyu  Jika ada, sebaiknya semua pihak dalam SC mengetahuinya sehingga tidak keliru dalam menaksir permintaan yang sesungguhnya 17
  • 18. Pemendekan Lead Time  Lead time bisa diperpendek dengan mengubah struktur/konfigurasi supply chain Misal :  dengan menggunakan pemasok lokal  Mengubah mode transportasi (dari kapal ke pengiriman lewat udara)  Dengan cara2 inovatif seperti cross-docking dan perbaikan manajemen penangangan order  Penjadwalan produksi  Pengiriman yang lebih baik 18
  • 19. Mengukur Bullwhip Effect  Secara konseptual, bullwhip effect tidak sulit dipahami dan memang terjadi di lapangan  Tetapi pengukuran besar kecilnya tidak mudah dilakukan  Sebuah publikasi, Fransoo dan Wouters (2000) mengusulkan: “ukuran bullwhip effect di suatu eselon SC adalah perbandingan koefisien variansi dari order yang diciptakan dan koefisien variansi dari permintaan yang diterima eselon ybs” 19
  • 20. Mengukur Bullwhip Effect (2) Dimana, CV = S (standar deviasi) / µ (rata-rata) Misal : nilai BE = 4,73 Maka nilai tersebut menunjukkan bahwa variabilitas permintaan meningkat (teramplifikasi) 4,73 kali yang merupakan akibat dari kebijakan order ritel tersebut. Menurut Fransoo dan Wouters (2000), menghitung nilai-nilai bullwhip effect dapat diketahui dengan cara membagi antara koefisien variansi permintaan (order) dengan koefisien variansi penjualan; Apabila nilai BE = 1 berarti terjadi amplifikasi permintaan untuk produk tersebut dan sebaliknya apabila nilai BE < 1 berarti permintaan masih stabil atau terjadi penghalusan pola permintaan. 20 BE = CV (order) / CV (demand)
  • 21. 21 Rumus untuk mengukur Koefisien Variasi : BE = Bullwhip Effect CV (order) = Koef. Variasi order CV (demand) = Koef. Variasi demand S (order) = standar deviasi order S (demand) = standar deviasi demand Mu (order) = nilai rata-rata order Mu (demand) = nilai rata-rata demand
  • 22. Langkah Perhitungan  Standar deviasi atau sering disebut dengan simpangan baku (yang biasanya dilambangkan dengan s) yaitu suatu ukuran yang menggambarkan tingkat penyebaran data dari nilai rata-rata.  Setelah mendapat data rata-rata order dan penjualan serta data standar deviasi order dan penjualan, maka langkah selanjutnya ialah menghitung koefisien variansi. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai standar deviasi dengan nilai rata-rata baik data order ataupun data penjualan yang dihitung masing-masing.  Setelah mendapat hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan, maka langkah selanjutnya ialah melakukan analisis terhadap pengolahan data tersebut. Analisis dilakukan mulai dari membuat grafik permintaan dan penjualan, kemudian menganalisis nilai bullwhip effect. Selanjutnya dilakukan analisis tentang penyebab terjadinya bullwhip effect dan kemudian memberikan usulan perbaikan atas permasalahan bullwhip effect yang terjadi. 22
  • 23. Contoh  Sebuah retailer mencatat data penjualan harian suatu produk kosmetik selama 60 hari. Data order ke distributor untuk produk tersebut juga dicatat untuk periode yang sama. Tabel berikut ini menunjukkan data penjualan ke pelanggan akhir maupun data order ke distributor. Hitunglah amplifikasi variabilitas permintaan yang terjadi di ritel tsb, jika diketahui standar deviasi order = 25, 324 dan standar deviasi penjualan = 5,256 23
  • 24. 24 Hari Penjualan Order Hari Penjualan Order Hari Penjualan Order 1 14 70 21 15 30 41 12 30 2 21 0 22 14 0 42 24 0 3 19 0 23 18 0 43 26 0 4 30 40 24 24 32 44 22 50 5 27 0 25 18 0 45 24 0 6 20 0 26 22 0 46 20 0 7 22 52 27 20 45 47 22 49 8 23 0 28 19 0 48 19 0 9 13 23 29 22 32 49 19 29 10 22 0 30 19 0 50 16 0 11 13 80 31 24 40 51 28 0 12 12 0 32 20 0 52 22 52 13 18 60 33 24 60 53 18 0 14 10 0 34 14 0 54 22 0 15 17 0 35 19 0 55 17 0 16 38 60 36 27 51 56 23 45 17 15 0 37 20 0 57 17 0 18 25 52 38 15 25 58 23 20 19 20 0 39 6 0 59 22 0 20 13 65 40 20 46 60 15 67
  • 25. PENYELESAIAN  Dengan melihat satu produk tsb, besarnya amplifikasi permintaan pada ritel bisa dihitung sbb :  CV demand = s (demand) / mu (demand)  = 5,256 / 19,717  = 0,267  CV order = s (order) / mu (order)  = 25,324 / 20,083  = 1,261 25
  • 26.  Besarnya Amplifikasi permintaan (bullwhip)adalah  BE = CV (order) / CV (demand) = 1,261 / 0,267 = 4,73 Artinya : variabilitas permintaan meningkat (teramplifikasi) sebesar 4,73 kali yang merupakan akibat dari kebijakan order ritel tsb 26