SlideShare a Scribd company logo
1 of 75
Download to read offline
Fasor adalah bilangan kompleks yang
merepresentasikan besaran atau magnitude dan
fasa fungsi sinusoidal dari waktu.
Sebuah rangkaian yang dapat dijelaskan dengan
menggunakan fasor disebut berada dalam
kawasan frekuensi (frequency domain).
toto_sukisno@uny.ac.id
Contoh:
V(t) = Vm cos(ωt+θ)  dalam domain waktu
Notasi fasornya :
* Polar : V = Vm  θ
* Rectangular : V = Vm cos θ + j Vm sin θ
* Eksponensial : V = Vm ejθ
toto_sukisno@uny.ac.id
r
r
r
0
0


t
t

4
4






t
t
2
2






t
t
t
r
re
t
f t
j





)
(
toto_sukisno@uny.ac.id
Jika beda phasa antara tegangan dan arus
sebesar , maka diagram fasornya sebagai
berikut:


t
Vm 
sin

 
t
Im sin

t
j
me
V 
)
( 
 
t
j
me
I

)
( 
 
t
j
me
I
toto_sukisno@uny.ac.id
Bilangan yang terdiri dari harga real (nyata) dan
harga imajiner (khayal)
Contoh :
z = x + jy
Dimana
Grafik bilangan kompleks :
1
1 2



 j
atau
j
)
( 
 
t
j
me
I
toto_sukisno@uny.ac.id
y
x
j
z=x+jy y
x
j
z
r
0
Bentuk kartesian/rectangular
jy
x
z 

toto_sukisno@uny.ac.id
Bentuk polar


 r
z
Dimana:
x
y
r
y
y
x
r
r
x
1
2
2
tan
sin
cos











Bentuk eksponensial



sin
cos
:
dim
jr
r
jy
x
ana
re
z j





toto_sukisno@uny.ac.id
Menggunakan formula Euler:



j
re
j
r


 )
sin
(cos
t
j
t
j
t
j
t
j
t
j
t
j
e
j
e
t
j
t
e
e
j
e
t
j
t
e





















Im
Re
sin
cos
Im
Re
sin
cos
Bentuk trigonometri
)
sin
(cos 
 j
r
z 

toto_sukisno@uny.ac.id
Beberapa operasi bilangan kompleks
Konjugate bilangan kompleks
)
sin
(cos
*
)
sin
(cos
*
*
*
*








j
r
z
j
r
z
re
z
re
z
r
z
r
z
jy
x
z
jy
x
z
z
z
j
j





















toto_sukisno@uny.ac.id
Jumlah dan selisih bilangan kompleks
)
(
)
(
)
( 2
1
2
1
2
2
1
1
2
1
2
1
2
1
2
2
1
1
2
1
2
2
2
1
1
1
y
y
j
x
x
jy
x
jy
x
z
z
jy
jy
x
x
jy
x
jy
x
z
z
jy
x
z
jy
x
z






















toto_sukisno@uny.ac.id
Perkalian dan pembagian bilangan kompleks
 
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
)
(
2
1
2
1
2
1
2
2
1
1




















j
j
j
j
j
j
j
j
e
r
r
e
r
e
r
z
z
e
r
r
e
r
e
r
z
z
e
r
z
e
r
z
toto_sukisno@uny.ac.id
Respon elemen terhadap gelombang
sinusoidal
Elemen R (resistansi):










0
sin
0
sin
m
R
m
R
m
m
RI
V
t
RI
V
I
I
t
I
i


Pada elemen R, arus dan tegangan mempunyai
fasa yang sama, yang secara grafis dapat
digambarkan:
toto_sukisno@uny.ac.id
trace 1
trace 2
250
250

v t
( )
a t
( )
0.02
0.0
 t
i
V
T/2
toto_sukisno@uny.ac.id
Elemen L (Induktansi):













90
)
90
sin(
cos
0
sin
m
L
m
m
L
m
m
LI
V
t
LI
t
LI
V
I
I
t
I
i






Pada elemen L, arus tertinggal dibanding
tegangan sebesar 90o (arus lagging), yang
secara grafis dapat digambarkan:
toto_sukisno@uny.ac.id
trace 1
trace 2
250
250

v t
( )
a t
( )
0.02
0.0
 t
V
i
90
toto_sukisno@uny.ac.id
Elemen C (Kapasitansi):















90
)
90
sin(
)
cos
(
0
sin
C
I
V
t
C
I
t
C
I
V
I
I
t
I
i
m
C
m
m
C
m
m






Pada elemen C, arus mendahului dibanding
tegangan sebesar 90o (arus leading), yang
secara grafis dapat digambarkan:
toto_sukisno@uny.ac.id
trace 1
trace 2
v t
( )
a t
( )
t
V
i
90
toto_sukisno@uny.ac.id
Pengertian Impedansi Dan Admitansi
Impedansi adalah perbandingan fasor tegangan
V dan fasor arus I pada suatu elemen kutub dua
yang disuplai sinyal masukan gelombang
sinusoidal dalam keadaan setimbang atau
mantap atau tunak (steady state).
Admitansi merupakan kebalikan dari impedansi.
Impedansi dan admitansi bukan merupakan
fasor.
Impedansi dapat dihubungkan seri atau paralel
seperti halnya pada resistansi.
toto_sukisno@uny.ac.id
Impedansi Z = V / I [Ohm]
Z = R ± jX ; R: resistansi; X: reaktansi
Admitansi Y = I / V [Mho]
Y = 1 / Z
Y = G ± jB; G: konduktansi;
B: suseptansi
toto_sukisno@uny.ac.id
• Perhatian : Walaupun impedansi
merupakan pernyataan yang berbentuk
kompleks, akan tetapi impedansi
bukanlah fasor. Impedansi dan fasor
merupakan dua pengertian dari dua
konsep yang berbeda.
– Fasor adalah pernyataan dari sinyal
sinus
– Impedansi adalah pernyataan elemen.
toto_sukisno@uny.ac.id
Karakteristik elemen R (Resistansi):
toto_sukisno@uny.ac.id
Karakteristik elemen L (Indukstansi):
toto_sukisno@uny.ac.id
Karakteristik elemen C (Kapasitansi):
toto_sukisno@uny.ac.id
Suatu fungsi bersifat periodik jika memenuhi: f(t+T)= f(t), di
mana adalah perioda dalam detik atau T= 1/f atau T = 2/.
t
t
t
i
t
T
t
t
i







cos
10
)
2
(
cos
10
)
(
2
cos
10
)
(
cos
10
)
(













trace 1
10
10

v t
( )
0.02
0.0
 t
T
i
t
Fungsi Periodik
Ilustrasi:
toto_sukisno@uny.ac.id
Nilai maksimum ditulis sebagai Vmaks = Vm
atau bila arus Imaks = Im.
Dalam arus bolak balik terdapat dua nilai
maksimum, yaitu maksimum positif dan
maksimum negatif.
Bila dua nilai maksimum tersebut dijumlahkan
disebut sebagai nilai puncak-ke-puncak (peak-
to-peak).
Nilai Maksimum
toto_sukisno@uny.ac.id
Nilai Efektif (root means square/rms)
Nilai tegangan/arus bolak-balik (ac) yang dapat
menghasilkan panas sama besar dengan panas yang
dihasilkan oleh tegangan/arus searah (dc). Secara
matematis dapat dinyatakan:
 
 dt
t
v
T
V
V
dt
t
i
T
I
I
T
rms
eff
T
rms
eff






0
2
0
2
1
1
toto_sukisno@uny.ac.id
Nilai rata-rata suatu arus i(t) dalam satu perioda
merupakan arus konstan Iav, yang dalam perioda
itu dapat memindahkan muatan Q yang sama.
Nilai sesaat tegangan atau arus adalah nilai
tegangan atau arus pada sebarang waktu
peninjauan. Hal ini mengakibatkan munculnya
daya sesaat: p(t) = v(t) x i(t).
Nilai Sesaat
Nilai Rata-Rata
toto_sukisno@uny.ac.id
Dengan cara yang sama didapatkan :
 


T
av dt
t
v
T
V
0
1
Berdasarkan penyederhanaan persamaan
matematis, diperoleh bahwa:
mak
mak
rms
mak
mak
avg
V
V
V
V
V
V
2
1
707
,
0
2
637
,
0





toto_sukisno@uny.ac.id
Contoh 1:
Tentukan harga rata-rata dan efektif dari fungsi:
t
A
t
y 
sin
)
( 
toto_sukisno@uny.ac.id






2
0
2
0
0
cos
2
sin
2
1
)
(
1
t
A
tdt
A
dt
t
y
T
Y
T
av 


 

  0
]
1
1
[
2
)
0
cos
(
2
cos
2











A
A
)
(
2
2
cos
1
2
)
(
sin
2
1
)
(
1
2
0
2
2
0
2
2
0
2
t
d
t
A
t
td
A
dt
t
y
T
Y
T
rms 









 




 



Harga rata-rata:
Harga efektif:
Penyelesaian Contoh 1:
toto_sukisno@uny.ac.id
 
2
2
1
1
2
2
2
A
A
A













  

























4
0
.
2
cos
4
.
2
cos
0
2
1
4
2
cos
2
1 2
0
0
2







 A
t
t
A
toto_sukisno@uny.ac.id
Sebuah sumber tegangan dan arus dinyatakan
sebagai fungsi waktu, yang dinyatakan sebagai:
v = 141,4 cos (t + 30o); dan i = 7,07 cos t.
Notasi yang menggunakan huruf kecil
menunjukkan nilai sesaat (instantaneous).
Tentukan nilai maksimumnya dan nilai efektifnya.
Contoh 2:
Penyelesaian contoh 2:
Vmaks = 141,2
Imaks = 7,07 A.
toto_sukisno@uny.ac.id
V
rms
Veff 100
2
42
,
141
)
( 

A
rms
Ieff 5
2
07
,
7
)
( 

Atau bisa ditulis:
A
I
dan
V
V 5
100 

Nilai efektif merupakan nilai yang terbaca pada
voltmeter dan amperemeter.
toto_sukisno@uny.ac.id
Pemberian notasi subsricpt tunggal:
Misal sebuah rangkaian ditunjukkan seperti pada
gambar di bawah ini:
ZA
ZL
Zg
a b
n
Vt VL
Eg
o
a’
IL
+
-
+
-
toto_sukisno@uny.ac.id
Gambar tersebut merupakan rangkaian AC
dengan emf yang digambarkan berbentuk
lingkaran.
Eg adalah emf, dan tegangan antara titik a dan o
dinotasikan sebagai Vt.
Arus yang mengalir adalah IL dan tegangan pada
ZL adalah VL.
Dalam rangkaian ac terminal yang ditandai +
adalah positif terhadap terminal yang ditandai –
untuk ½ cycle tegangan dan negative selama ½
ciycle berikutnya.
toto_sukisno@uny.ac.id
g
L
g
t
A
L
t
Z
I
E
V
Z
V
V
IL
.




Tegangan sesaat va dan tegangan phasor Va
menyatakan tegangan pada simpul a terhadap
simpul referensi o dan va adalah positif jika a
berada pada potensial yang lebih tinggi dari o.
Jadi:
va = vt vb = vL
Va = Vt Vb = VL
Arus yang mengalir pada rangkaian di atas
adalah:
toto_sukisno@uny.ac.id
Penggunaan tanda polaritas untuk tegangan
dan arah panah untuk arus pada sebuah
rangkaian dapat dihindari dengan notasi
subscript ganda.
Dalam menggambarkan suatu arus, urutan
subscript yang ditambahkan pada lambang arus
menjelaskan arah dari aliran arus, jika arus itu
dianggap positif.
Pada gambar di atas, panah yang menunjuk
dari a ke b memberikan arah positif untuk arus
IL yang tergambar dengan panah tersebut.
Pemberian notasi subsricpt ganda:
toto_sukisno@uny.ac.id
Arus sesaaat iL positif jika arus tersebut
mengalir dari a ke b, dalam notasi subscript
ganda arus ini dinyatakan dengan iab.
Arus iab adalah sama dengan arus –iba.
Notasi subscript ganda pada tegangan
menunjukkan titik–titik dari rangkaian yang
diantaranya terdapat tegangan tersebut.
Subscript pertama menunjukkan tegangan dari
titik tersebut terhadap tegangan yang
dinyatakan oleh subscript yang kedua.
toto_sukisno@uny.ac.id
Pada gambar di atas, tegangan sesaat vab pada
elemen ZA merupakan tegangan pada titik a
terhadap titik b.
vab adalah positif selama ½ cycle ketika berada
pada potensial yang lebih tinggi dari b.
Tegangan phasor Vab dapat ditentukan dengan:
ba
ba
ab
A
ab
ab
V
V
V
Z
I
V







180
toto_sukisno@uny.ac.id
Hubungan antara notasi subscript tunggal dan
ganda untuk rangkaian di atas dapat
disimpulkan:
ab
L
bo
b
L
ao
a
t
I
I
V
V
V
V
V
V





Dalam penulisan hukum tegangan Kirchoff,
urutan dari subscript–subscript sesuai
dengan urutan titik–titik yang dijumpai
mengelilingi lingkaran tertutup pada sebuah
rangkaian.
toto_sukisno@uny.ac.id
Pada rangkaian di atas:
0


 ba
ab
oa V
V
V
Titik–titik n dan o sebenarnya sama dalam
rangkaian di atas, dengan demikian:
A
L
t
L
bn
A
ab
ao
Z
V
V
I
dan
V
Z
I
V






 ,
0
toto_sukisno@uny.ac.id
Daya dalam watt yang diserap suatu beban
pada setiap saat adalah sama dengan jatuh
tegangan (voltage drop) pada beban tersebut
dalam volt dikalikan dengan arus yang melalui
beban dalam ampere.
Bila terminal dari sebuah beban digambarkan
sebagai titik a dan n, serta tegangan dan arus
dinyatakan dengan:
Daya pada rangkaian AC berfasa tunggal
toto_sukisno@uny.ac.id
Maka daya sesaat adalah:
t
V
v maks
an 
cos



 

 t
I
I maks
an cos


 


 t
t
I
v
p maks
an cos
cos
toto_sukisno@uny.ac.id
Gambar arus, tegangan dan daya terhadap
waktu dapat divisualkan seperti gambar berikut
ini:
trace 1
trace 2
trace 3
400
400

v t
( )
a t
( )
P t
( )
0.01
0.004
 t
van
ian
an
an i
v
p 

P
toto_sukisno@uny.ac.id
Sudut  pada persamaan diatas adalah positif
untuk arus yang tertinggal (lagging) terhadap
tegangan dan negatif untuk arus yang
mendahului (leading) tegangan.
Suatu nilai p yang positif menunjukkan
kecepatan berubah-ubahnya energi yang diserap
oleh bagian sistem diantara titik a dan n.
Daya sesaat adalah positif jika van dan ian
keduanya positif dan akan menjadi negatif jika
van dan ian berlawanan tandanya.
toto_sukisno@uny.ac.id
Daya positif yang dihitung dari van x ian terjadi
bila arus mengalir searah dengan jatuh
tegangan (drop tegangan) dan sama dengan
kecepatan berpindahnya energi ke beban.
Daya negatif yang dihitung dari van x ian terjadi
bila arus mengalir searah dengan kenaikan
tegangan (rise voltage) yang berarti energi
sedang berpindah dari beban ke sistem, dimana
beban tersebut dihubungkan.
toto_sukisno@uny.ac.id
Bila van dan ian sefasa, seperti beban pada
resistif murni, daya sesaat tidak akan pernah
negatif.
Bila arus dan tegangan berbeda fasa sebesar
90°, seperti pada elemen rangkaian ideal
induktif murni atau kapasitif murni, daya sesaat
akan mempunyai ½ putaran positif dan ½
putaran negatif yang sama besar, sehingga nilai
rata-ratanya adalah nol.
toto_sukisno@uny.ac.id
Dengan menggunakan kesamaan trigonometri
persamaan di bawah ini dapat dirubah menjadi:
 


 


 t
t
I
v
p maks
an cos
cos
2
2
sin
sin
.
.
2
)
2
cos
1
(
cos
.
. t
I
V
t
I
V
p maks
maks
maks
maks 






toto_sukisno@uny.ac.id
Dimana:
2
. maks
maks I
V
p 
Dapat diganti dengan perkalian dari:
an
an I
V . atau I
V .
toto_sukisno@uny.ac.id
 Cara lain untuk melihat persamaan daya
sesaat adalah dengan memperhatikan
komponen arus yang sefasa dengan Van
dan yang berbeda fasa 90° dengan Van.
 Perhatikan gambar berikut:
Rangkaian Paralel Diagram Phasor
toto_sukisno@uny.ac.id
 Komponen dari ian yang sefasa dengan van
adalah iR, dan terlihat bahwa
 Jika nilai maksimum dari ian adalah Imaks,
maka nilai maksimum dari iR adalah Imaks
cos .
 Arus sesaat iR harus sefasa dengan van.

cos
an
R I
I 
toto_sukisno@uny.ac.id
Faktor daya adalah perbandingan antara true power
(kW) dengan apparent power (kVA)
True power atau daya nyata adalah daya yang
menghasilkan kerja,
Apparent power atau daya semu adalah daya yang
dihitung berdasarkan arus semu/reaktif
Faktor daya : jika kurang dari 0,85 dikenakan
finalty PLN
toto_sukisno@uny.ac.id
toto_sukisno@uny.ac.id
toto_sukisno@uny.ac.id
Secara teoritis, konsep power factor bisa
dilustrasikan dengan metoda grafis segitiga
daya.
S
P
QL

S
P
QC

toto_sukisno@uny.ac.id
Berdasarkan gambar tersebut, dapat
dituliskan persamaan:
Daya semu (S) = V x I Volt–Ampere (VA)
Daya nyata (P) = V x I x cos φ Watt (W)
Daya reaktif (Q) = V x I x sin φ Volt–Ampere
reaktif (Var)
toto_sukisno@uny.ac.id
 Bila arus mendahului tegangan, jaringan
bersifat kapasitif sudut φ positif dan
1 > cos φ ≥ 0
 Bila arus mengikuti tegangan, jaringan bersifat
induktif sudut φ negatif dan 0 > cos φ ≥ -1
 Bila arus dan tegangan sefasa (berhimpit),
jaringan bersifat resistif murni cos Φ = 1
Faktor daya mempunyai harga yang sama besar-
nya dengan nilai cos φ*)
*) Untuk sistem tenaga dengan operasi beban linier
toto_sukisno@uny.ac.id
Kerugian faktor daya yang rendah:
 Peralatan PLN beroperasi (generator,
transformator, transmisi, distribusi dsb)
dalam kondisi tidak efisien.
 Susut energi dan susut tegangan lebih tinggi
dibandingkan dengan kondisi operasi dalam
faktor daya yang lebih tinggi.
 KWh jual menjadi rendah
 Pelanggan tidak dapat menggunakan daya
tersambung secara optimal.
toto_sukisno@uny.ac.id
Sebab-sebab faktor daya rendah
Semua motor arus bolak – balik (kecuali motor sinkron
dengan eksitasi lebih dan beberapa motor komutator),
transformator, sebagian besar lampu TL, tanur – tanur
busur beroperasi dengan faktor daya terbelakang (induktif)
Motor dioperasikan dengan beban yang rendah
dibandingkan dengan kapasitasnya. Faktor daya semakin
rendah bila beban rendah dari nominalnya. Misalnya beban
penuh cos  = 0, 85, beban 75 % hanya 0,8, beban 50 %
hanya 0,70, beban 25 % hanya 0,1
Perbaikan kerusakan motor yang tidak sempurna.
Misalnya celah udara antara rotor dan stator yang
bertambah akan memperkecil faktor daya
toto_sukisno@uny.ac.id
Perbaikan Faktor Daya
Memasang kondensor sinkron (motor sinkron
dengan penguatan lebih beroperasi tanpa
beban)
Memasang kapasitor statis
toto_sukisno@uny.ac.id
SEGITIGA DAYA
 Segitiga daya dapat digambar untuk suatu
beban induktif dan beban kapasitif serta untuk
beberapa beban yang dihubungkaan pararel
 P total adalah jumlah daya rata-rata dari
semua beban, yang harus digambar pada
sumbu mendatar untuk suatu analisis grafis.
Gambar 2.7. Segitiga daya untuk suatu beban induktif
S
Q
θ
P
toto_sukisno@uny.ac.id
 Hubungan antara P, Q dan tegangan rel V, atau
tegangan yang dibangkitkan E, dengan tanda-
tanda dari P dan Q adalah penting dalam
pembahasan aliran daya dalam suatu sistem.
Q1+Q2=QR
S1
P1
P1+P2=PR
θ2
θR
θ2
S2
SR
Q2
P2
Q1
Segitiga daya untuk beban kombinasi.
Perhatikan Q2 adalah negative.
toto_sukisno@uny.ac.id
 Gambar dibawah memperlihatkan sebuah sumber
tegangan ideal (besarnya konstan, frekuensinya
konstan dan impedansinya nol) untuk suatu sistem
ac.
 Seperti biasa, tanda-tanda polaritas menunjukkan
terminal positif selama setengah cycle dimana
tegangan sesaat adalah positif. Sudah tentu
terminal yang ditandai positif tersebut sebenarnya
bertegangan negative selama setengah cycle
berikutnya dimana tegangan sesaat adalah
negative
toto_sukisno@uny.ac.id
E
E
(a) (b)
+ -
+ -
I I
Gambar Representasi rangkaian ac dari sebuah emf
dan arus yang melukiskan tanda-tanda polaritas
toto_sukisno@uny.ac.id
Tabel Arah Aliran Daya
Diagram rangkaian Dihitung dari EI*
Diperkirakan keadaan
generator
Jika P +, emf mensuplai daya
Jika P-, emf menyerap daya
Jika Q +, emf mensuplai daya reaktif (I
lags E)
Jika Q -, emf menyerap daya reaktif (I
leads E)
Diperkirakan keadaan
motor
Jika P +, emf menyerap daya
Jika P-, emf mensuplai daya
Jika Q +, emf menyerap daya reaktif (I
lags E)
Jika Q -, emf mensuplai daya reaktif (I
leads E)
toto_sukisno@uny.ac.id
Contoh :
Dua buah sumber tegangan ideal berupa mesin
1 dan 2 dihubungkan seperti terlihat pada
gambar di bawah ini, jika E1 = 100 0° V, dan
E2 = 100 30° V dan Z = 0 + j5 , tentukan:
 Apakah masing-masing mesin membangkitkan
atau menyerap daya dan berapa besarnya daya
tersebut,
 Apakah masing-masing mesin menerima atau
mensuplai daya reaktif dan berapa besarnya
daya tersebut, dan
 P dan Q yang diserap oleh impedansi.
toto_sukisno@uny.ac.id
Z
I
+
E2
_
+
E1
_ 1 2
Sumber-sumber tegangan ideal
yang dihubungkan melalui impedansi Z.
toto_sukisno@uny.ac.id
Jawaban :
• I = E1 – E2 = 100 + j0 – (86,6 + j50)
Z j5
= 13,4 – j50 = - 10 – j2,68 = 10,35195°
j5
• E1I* = 100 (- 10 + j2,68) = - 1000 + j268
• E2I* = (86,6 + j50)(- 10 + j2,68)
= - 866 + j232 – j500 – 134 = - 1000 – j268
• I 2X = 10,252 x 5 = 536 var
toto_sukisno@uny.ac.id
Jadi :
 Diharapkan bahwa mesin 1 adalah generator karena arah
arus dan tanda-tanda polaritasnya. Karena P negative dan
Q positif, mesin menyerap energi dengan laju sebesar
1000 W dan mencatu daya reaktif sebesar 268 var. jadi
mesin ini sebenarnya adalah sebuah motor.
 Pada mesin 2, yang diharapkan merupakan sebuah
motor, ternyata mempunyai P negatif dan Q negatif.
Karena itu mesin ini membangkitkan energi dengan laju
sebesar 1000 W dan mencatu daya reaktif sebesar 268
var. jadi mesin ini sebenarnya dalah sebuah generator.
 Daya reaktif yang dicatu adalah 268 + 268 atau 536 var,
yaitu yang diperlukan oleh reaktansi induktif dari 5 .
Karena impedansi ini adalah reaktif murni, tidak ada P
yang diserapnya, dan seluruh P yang dibangkitkan oleh
mesin 2 dipindahkan ke mesin 1
toto_sukisno@uny.ac.id
Perhatikan:
C C
I I
V
V
+
-
+
-
I mendahului V
dengan 90°
I tertinggal 90°
dari V
Gambar 1, Kapasitor sebagai elemen rangkaian pasif
yang menarik arus leading, sedangkan gambar 2
kapasitor sebagai generator yang mencatu arus
lagging.
Gambar 1 Gambar 2
toto_sukisno@uny.ac.id
Daya reaktif Q akan menjadi positif jika sudut
fasa antara -  diantara tegangan dan arus
adalah positif, jadi jika   , yang juga
berarti arus adalah tertinggal (lagging)
terhadap tegangan. Sebaliknya, Q akan
menjadi negatif untuk   , yang berarti
juga arus mendahului terhadap tegangan.
toto_sukisno@uny.ac.id
Bila: ;


 V
V dan: ;



 I
I
Daya reaktif Q akan menjadi positif jika sudut
fasa antara -  diantara tegangan dan arus
adalah positif, jadi jika   , yang juga
berarti arus adalah tertinggal (lagging)
terhadap tegangan. Sebaliknya, Q akan
menjadi negatif untuk   , yang berarti
juga arus mendahului terhadap tegangan.
toto_sukisno@uny.ac.id
Ini adalah sesuai dengan pemilihan tanda positif
untuk daya reaktif dari suatu rangkaian induktif dan
tanda negatif untuk daya reaktif dari suatu
rangkaian kapasitif. Untuk mendapatkan tanda
yang benar bagi Q, diperlukan perhitungan S
sebagai VI*, dan bukannya V*I karena yang
tersebut belakangan ini akan membalikkan tanda
untuk Q.
toto_sukisno@uny.ac.id

More Related Content

Similar to ANALISIS+SISTEM+TENAGA+LISTRIK+1C.pdf

Unit 4 rangkaian satu fase
Unit 4  rangkaian satu faseUnit 4  rangkaian satu fase
Unit 4 rangkaian satu faseIndra S Wahyudi
 
Arus Bolak balik Edigan1.pdf
Arus Bolak balik Edigan1.pdfArus Bolak balik Edigan1.pdf
Arus Bolak balik Edigan1.pdfGANDAKUSUMA3
 
Rangkaian Arus bolak balik
Rangkaian Arus bolak balikRangkaian Arus bolak balik
Rangkaian Arus bolak baliktsamarul
 
Arus bolakbalik
Arus bolakbalikArus bolakbalik
Arus bolakbalikNanda Reda
 
materi Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMAmateri Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMAAjeng Rizki Rahmawati
 
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdfSimon Patabang
 
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDATeori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDAAq Miftah Rohman
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Kevin Adit
 
Matching impedance
Matching impedanceMatching impedance
Matching impedanceampas03
 
BAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptx
BAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptxBAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptx
BAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptxVirablue02
 
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain ACKapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain ACSyihab Ikbal
 
rangkaian ac seri dan pararel
rangkaian ac seri dan pararelrangkaian ac seri dan pararel
rangkaian ac seri dan pararelSimon Patabang
 
Listrik arus searah (dc)
Listrik arus searah (dc)Listrik arus searah (dc)
Listrik arus searah (dc)Nana Dibra
 
4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralelSimon Patabang
 
Makalah elektronika analog
Makalah elektronika analogMakalah elektronika analog
Makalah elektronika analogNur Aoliya
 

Similar to ANALISIS+SISTEM+TENAGA+LISTRIK+1C.pdf (20)

Makalah arus ac
Makalah arus acMakalah arus ac
Makalah arus ac
 
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptxRANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
 
Unit 4 rangkaian satu fase
Unit 4  rangkaian satu faseUnit 4  rangkaian satu fase
Unit 4 rangkaian satu fase
 
Arus Bolak balik Edigan1.pdf
Arus Bolak balik Edigan1.pdfArus Bolak balik Edigan1.pdf
Arus Bolak balik Edigan1.pdf
 
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
 
Rangkaian Arus bolak balik
Rangkaian Arus bolak balikRangkaian Arus bolak balik
Rangkaian Arus bolak balik
 
Arus bolakbalik
Arus bolakbalikArus bolakbalik
Arus bolakbalik
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
 
materi Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMAmateri Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMA
 
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
 
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDATeori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)
 
Matching impedance
Matching impedanceMatching impedance
Matching impedance
 
BAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptx
BAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptxBAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptx
BAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptx
 
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain ACKapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
 
rangkaian ac seri dan pararel
rangkaian ac seri dan pararelrangkaian ac seri dan pararel
rangkaian ac seri dan pararel
 
Listrik arus searah (dc)
Listrik arus searah (dc)Listrik arus searah (dc)
Listrik arus searah (dc)
 
4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel
 
Makalah elektronika analog
Makalah elektronika analogMakalah elektronika analog
Makalah elektronika analog
 
8 beban rlc
8 beban rlc8 beban rlc
8 beban rlc
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 

Recently uploaded (9)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 

ANALISIS+SISTEM+TENAGA+LISTRIK+1C.pdf

  • 1.
  • 2.
  • 3. Fasor adalah bilangan kompleks yang merepresentasikan besaran atau magnitude dan fasa fungsi sinusoidal dari waktu. Sebuah rangkaian yang dapat dijelaskan dengan menggunakan fasor disebut berada dalam kawasan frekuensi (frequency domain). toto_sukisno@uny.ac.id
  • 4. Contoh: V(t) = Vm cos(ωt+θ)  dalam domain waktu Notasi fasornya : * Polar : V = Vm  θ * Rectangular : V = Vm cos θ + j Vm sin θ * Eksponensial : V = Vm ejθ toto_sukisno@uny.ac.id
  • 6. Jika beda phasa antara tegangan dan arus sebesar , maka diagram fasornya sebagai berikut:   t Vm  sin    t Im sin  t j me V  ) (    t j me I  ) (    t j me I toto_sukisno@uny.ac.id
  • 7. Bilangan yang terdiri dari harga real (nyata) dan harga imajiner (khayal) Contoh : z = x + jy Dimana Grafik bilangan kompleks : 1 1 2     j atau j ) (    t j me I toto_sukisno@uny.ac.id
  • 9. Bentuk polar    r z Dimana: x y r y y x r r x 1 2 2 tan sin cos            Bentuk eksponensial    sin cos : dim jr r jy x ana re z j      toto_sukisno@uny.ac.id
  • 10. Menggunakan formula Euler:    j re j r    ) sin (cos t j t j t j t j t j t j e j e t j t e e j e t j t e                      Im Re sin cos Im Re sin cos Bentuk trigonometri ) sin (cos   j r z   toto_sukisno@uny.ac.id
  • 11. Beberapa operasi bilangan kompleks Konjugate bilangan kompleks ) sin (cos * ) sin (cos * * * *         j r z j r z re z re z r z r z jy x z jy x z z z j j                      toto_sukisno@uny.ac.id
  • 12. Jumlah dan selisih bilangan kompleks ) ( ) ( ) ( 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 y y j x x jy x jy x z z jy jy x x jy x jy x z z jy x z jy x z                       toto_sukisno@uny.ac.id
  • 13. Perkalian dan pembagian bilangan kompleks   2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 ) ( 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1                     j j j j j j j j e r r e r e r z z e r r e r e r z z e r z e r z toto_sukisno@uny.ac.id
  • 14. Respon elemen terhadap gelombang sinusoidal Elemen R (resistansi):           0 sin 0 sin m R m R m m RI V t RI V I I t I i   Pada elemen R, arus dan tegangan mempunyai fasa yang sama, yang secara grafis dapat digambarkan: toto_sukisno@uny.ac.id
  • 15. trace 1 trace 2 250 250  v t ( ) a t ( ) 0.02 0.0  t i V T/2 toto_sukisno@uny.ac.id
  • 16. Elemen L (Induktansi):              90 ) 90 sin( cos 0 sin m L m m L m m LI V t LI t LI V I I t I i       Pada elemen L, arus tertinggal dibanding tegangan sebesar 90o (arus lagging), yang secara grafis dapat digambarkan: toto_sukisno@uny.ac.id
  • 17. trace 1 trace 2 250 250  v t ( ) a t ( ) 0.02 0.0  t V i 90 toto_sukisno@uny.ac.id
  • 18. Elemen C (Kapasitansi):                90 ) 90 sin( ) cos ( 0 sin C I V t C I t C I V I I t I i m C m m C m m       Pada elemen C, arus mendahului dibanding tegangan sebesar 90o (arus leading), yang secara grafis dapat digambarkan: toto_sukisno@uny.ac.id
  • 19. trace 1 trace 2 v t ( ) a t ( ) t V i 90 toto_sukisno@uny.ac.id
  • 20. Pengertian Impedansi Dan Admitansi Impedansi adalah perbandingan fasor tegangan V dan fasor arus I pada suatu elemen kutub dua yang disuplai sinyal masukan gelombang sinusoidal dalam keadaan setimbang atau mantap atau tunak (steady state). Admitansi merupakan kebalikan dari impedansi. Impedansi dan admitansi bukan merupakan fasor. Impedansi dapat dihubungkan seri atau paralel seperti halnya pada resistansi. toto_sukisno@uny.ac.id
  • 21. Impedansi Z = V / I [Ohm] Z = R ± jX ; R: resistansi; X: reaktansi Admitansi Y = I / V [Mho] Y = 1 / Z Y = G ± jB; G: konduktansi; B: suseptansi toto_sukisno@uny.ac.id
  • 22. • Perhatian : Walaupun impedansi merupakan pernyataan yang berbentuk kompleks, akan tetapi impedansi bukanlah fasor. Impedansi dan fasor merupakan dua pengertian dari dua konsep yang berbeda. – Fasor adalah pernyataan dari sinyal sinus – Impedansi adalah pernyataan elemen. toto_sukisno@uny.ac.id
  • 23. Karakteristik elemen R (Resistansi): toto_sukisno@uny.ac.id
  • 24. Karakteristik elemen L (Indukstansi): toto_sukisno@uny.ac.id
  • 25. Karakteristik elemen C (Kapasitansi): toto_sukisno@uny.ac.id
  • 26. Suatu fungsi bersifat periodik jika memenuhi: f(t+T)= f(t), di mana adalah perioda dalam detik atau T= 1/f atau T = 2/. t t t i t T t t i        cos 10 ) 2 ( cos 10 ) ( 2 cos 10 ) ( cos 10 ) (              trace 1 10 10  v t ( ) 0.02 0.0  t T i t Fungsi Periodik Ilustrasi: toto_sukisno@uny.ac.id
  • 27. Nilai maksimum ditulis sebagai Vmaks = Vm atau bila arus Imaks = Im. Dalam arus bolak balik terdapat dua nilai maksimum, yaitu maksimum positif dan maksimum negatif. Bila dua nilai maksimum tersebut dijumlahkan disebut sebagai nilai puncak-ke-puncak (peak- to-peak). Nilai Maksimum toto_sukisno@uny.ac.id
  • 28. Nilai Efektif (root means square/rms) Nilai tegangan/arus bolak-balik (ac) yang dapat menghasilkan panas sama besar dengan panas yang dihasilkan oleh tegangan/arus searah (dc). Secara matematis dapat dinyatakan:    dt t v T V V dt t i T I I T rms eff T rms eff       0 2 0 2 1 1 toto_sukisno@uny.ac.id
  • 29. Nilai rata-rata suatu arus i(t) dalam satu perioda merupakan arus konstan Iav, yang dalam perioda itu dapat memindahkan muatan Q yang sama. Nilai sesaat tegangan atau arus adalah nilai tegangan atau arus pada sebarang waktu peninjauan. Hal ini mengakibatkan munculnya daya sesaat: p(t) = v(t) x i(t). Nilai Sesaat Nilai Rata-Rata toto_sukisno@uny.ac.id
  • 30. Dengan cara yang sama didapatkan :     T av dt t v T V 0 1 Berdasarkan penyederhanaan persamaan matematis, diperoleh bahwa: mak mak rms mak mak avg V V V V V V 2 1 707 , 0 2 637 , 0      toto_sukisno@uny.ac.id
  • 31. Contoh 1: Tentukan harga rata-rata dan efektif dari fungsi: t A t y  sin ) (  toto_sukisno@uny.ac.id
  • 32.       2 0 2 0 0 cos 2 sin 2 1 ) ( 1 t A tdt A dt t y T Y T av         0 ] 1 1 [ 2 ) 0 cos ( 2 cos 2            A A ) ( 2 2 cos 1 2 ) ( sin 2 1 ) ( 1 2 0 2 2 0 2 2 0 2 t d t A t td A dt t y T Y T rms                      Harga rata-rata: Harga efektif: Penyelesaian Contoh 1: toto_sukisno@uny.ac.id
  • 33.   2 2 1 1 2 2 2 A A A                                          4 0 . 2 cos 4 . 2 cos 0 2 1 4 2 cos 2 1 2 0 0 2         A t t A toto_sukisno@uny.ac.id
  • 34. Sebuah sumber tegangan dan arus dinyatakan sebagai fungsi waktu, yang dinyatakan sebagai: v = 141,4 cos (t + 30o); dan i = 7,07 cos t. Notasi yang menggunakan huruf kecil menunjukkan nilai sesaat (instantaneous). Tentukan nilai maksimumnya dan nilai efektifnya. Contoh 2: Penyelesaian contoh 2: Vmaks = 141,2 Imaks = 7,07 A. toto_sukisno@uny.ac.id
  • 35. V rms Veff 100 2 42 , 141 ) (   A rms Ieff 5 2 07 , 7 ) (   Atau bisa ditulis: A I dan V V 5 100   Nilai efektif merupakan nilai yang terbaca pada voltmeter dan amperemeter. toto_sukisno@uny.ac.id
  • 36. Pemberian notasi subsricpt tunggal: Misal sebuah rangkaian ditunjukkan seperti pada gambar di bawah ini: ZA ZL Zg a b n Vt VL Eg o a’ IL + - + - toto_sukisno@uny.ac.id
  • 37. Gambar tersebut merupakan rangkaian AC dengan emf yang digambarkan berbentuk lingkaran. Eg adalah emf, dan tegangan antara titik a dan o dinotasikan sebagai Vt. Arus yang mengalir adalah IL dan tegangan pada ZL adalah VL. Dalam rangkaian ac terminal yang ditandai + adalah positif terhadap terminal yang ditandai – untuk ½ cycle tegangan dan negative selama ½ ciycle berikutnya. toto_sukisno@uny.ac.id
  • 38. g L g t A L t Z I E V Z V V IL .     Tegangan sesaat va dan tegangan phasor Va menyatakan tegangan pada simpul a terhadap simpul referensi o dan va adalah positif jika a berada pada potensial yang lebih tinggi dari o. Jadi: va = vt vb = vL Va = Vt Vb = VL Arus yang mengalir pada rangkaian di atas adalah: toto_sukisno@uny.ac.id
  • 39. Penggunaan tanda polaritas untuk tegangan dan arah panah untuk arus pada sebuah rangkaian dapat dihindari dengan notasi subscript ganda. Dalam menggambarkan suatu arus, urutan subscript yang ditambahkan pada lambang arus menjelaskan arah dari aliran arus, jika arus itu dianggap positif. Pada gambar di atas, panah yang menunjuk dari a ke b memberikan arah positif untuk arus IL yang tergambar dengan panah tersebut. Pemberian notasi subsricpt ganda: toto_sukisno@uny.ac.id
  • 40. Arus sesaaat iL positif jika arus tersebut mengalir dari a ke b, dalam notasi subscript ganda arus ini dinyatakan dengan iab. Arus iab adalah sama dengan arus –iba. Notasi subscript ganda pada tegangan menunjukkan titik–titik dari rangkaian yang diantaranya terdapat tegangan tersebut. Subscript pertama menunjukkan tegangan dari titik tersebut terhadap tegangan yang dinyatakan oleh subscript yang kedua. toto_sukisno@uny.ac.id
  • 41. Pada gambar di atas, tegangan sesaat vab pada elemen ZA merupakan tegangan pada titik a terhadap titik b. vab adalah positif selama ½ cycle ketika berada pada potensial yang lebih tinggi dari b. Tegangan phasor Vab dapat ditentukan dengan: ba ba ab A ab ab V V V Z I V        180 toto_sukisno@uny.ac.id
  • 42. Hubungan antara notasi subscript tunggal dan ganda untuk rangkaian di atas dapat disimpulkan: ab L bo b L ao a t I I V V V V V V      Dalam penulisan hukum tegangan Kirchoff, urutan dari subscript–subscript sesuai dengan urutan titik–titik yang dijumpai mengelilingi lingkaran tertutup pada sebuah rangkaian. toto_sukisno@uny.ac.id
  • 43. Pada rangkaian di atas: 0    ba ab oa V V V Titik–titik n dan o sebenarnya sama dalam rangkaian di atas, dengan demikian: A L t L bn A ab ao Z V V I dan V Z I V        , 0 toto_sukisno@uny.ac.id
  • 44. Daya dalam watt yang diserap suatu beban pada setiap saat adalah sama dengan jatuh tegangan (voltage drop) pada beban tersebut dalam volt dikalikan dengan arus yang melalui beban dalam ampere. Bila terminal dari sebuah beban digambarkan sebagai titik a dan n, serta tegangan dan arus dinyatakan dengan: Daya pada rangkaian AC berfasa tunggal toto_sukisno@uny.ac.id
  • 45. Maka daya sesaat adalah: t V v maks an  cos        t I I maks an cos        t t I v p maks an cos cos toto_sukisno@uny.ac.id
  • 46. Gambar arus, tegangan dan daya terhadap waktu dapat divisualkan seperti gambar berikut ini: trace 1 trace 2 trace 3 400 400  v t ( ) a t ( ) P t ( ) 0.01 0.004  t van ian an an i v p   P toto_sukisno@uny.ac.id
  • 47. Sudut  pada persamaan diatas adalah positif untuk arus yang tertinggal (lagging) terhadap tegangan dan negatif untuk arus yang mendahului (leading) tegangan. Suatu nilai p yang positif menunjukkan kecepatan berubah-ubahnya energi yang diserap oleh bagian sistem diantara titik a dan n. Daya sesaat adalah positif jika van dan ian keduanya positif dan akan menjadi negatif jika van dan ian berlawanan tandanya. toto_sukisno@uny.ac.id
  • 48. Daya positif yang dihitung dari van x ian terjadi bila arus mengalir searah dengan jatuh tegangan (drop tegangan) dan sama dengan kecepatan berpindahnya energi ke beban. Daya negatif yang dihitung dari van x ian terjadi bila arus mengalir searah dengan kenaikan tegangan (rise voltage) yang berarti energi sedang berpindah dari beban ke sistem, dimana beban tersebut dihubungkan. toto_sukisno@uny.ac.id
  • 49. Bila van dan ian sefasa, seperti beban pada resistif murni, daya sesaat tidak akan pernah negatif. Bila arus dan tegangan berbeda fasa sebesar 90°, seperti pada elemen rangkaian ideal induktif murni atau kapasitif murni, daya sesaat akan mempunyai ½ putaran positif dan ½ putaran negatif yang sama besar, sehingga nilai rata-ratanya adalah nol. toto_sukisno@uny.ac.id
  • 50. Dengan menggunakan kesamaan trigonometri persamaan di bawah ini dapat dirubah menjadi:          t t I v p maks an cos cos 2 2 sin sin . . 2 ) 2 cos 1 ( cos . . t I V t I V p maks maks maks maks        toto_sukisno@uny.ac.id
  • 51. Dimana: 2 . maks maks I V p  Dapat diganti dengan perkalian dari: an an I V . atau I V . toto_sukisno@uny.ac.id
  • 52.  Cara lain untuk melihat persamaan daya sesaat adalah dengan memperhatikan komponen arus yang sefasa dengan Van dan yang berbeda fasa 90° dengan Van.  Perhatikan gambar berikut: Rangkaian Paralel Diagram Phasor toto_sukisno@uny.ac.id
  • 53.  Komponen dari ian yang sefasa dengan van adalah iR, dan terlihat bahwa  Jika nilai maksimum dari ian adalah Imaks, maka nilai maksimum dari iR adalah Imaks cos .  Arus sesaat iR harus sefasa dengan van.  cos an R I I  toto_sukisno@uny.ac.id
  • 54. Faktor daya adalah perbandingan antara true power (kW) dengan apparent power (kVA) True power atau daya nyata adalah daya yang menghasilkan kerja, Apparent power atau daya semu adalah daya yang dihitung berdasarkan arus semu/reaktif Faktor daya : jika kurang dari 0,85 dikenakan finalty PLN toto_sukisno@uny.ac.id
  • 57. Secara teoritis, konsep power factor bisa dilustrasikan dengan metoda grafis segitiga daya. S P QL  S P QC  toto_sukisno@uny.ac.id
  • 58. Berdasarkan gambar tersebut, dapat dituliskan persamaan: Daya semu (S) = V x I Volt–Ampere (VA) Daya nyata (P) = V x I x cos φ Watt (W) Daya reaktif (Q) = V x I x sin φ Volt–Ampere reaktif (Var) toto_sukisno@uny.ac.id
  • 59.  Bila arus mendahului tegangan, jaringan bersifat kapasitif sudut φ positif dan 1 > cos φ ≥ 0  Bila arus mengikuti tegangan, jaringan bersifat induktif sudut φ negatif dan 0 > cos φ ≥ -1  Bila arus dan tegangan sefasa (berhimpit), jaringan bersifat resistif murni cos Φ = 1 Faktor daya mempunyai harga yang sama besar- nya dengan nilai cos φ*) *) Untuk sistem tenaga dengan operasi beban linier toto_sukisno@uny.ac.id
  • 60. Kerugian faktor daya yang rendah:  Peralatan PLN beroperasi (generator, transformator, transmisi, distribusi dsb) dalam kondisi tidak efisien.  Susut energi dan susut tegangan lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi operasi dalam faktor daya yang lebih tinggi.  KWh jual menjadi rendah  Pelanggan tidak dapat menggunakan daya tersambung secara optimal. toto_sukisno@uny.ac.id
  • 61. Sebab-sebab faktor daya rendah Semua motor arus bolak – balik (kecuali motor sinkron dengan eksitasi lebih dan beberapa motor komutator), transformator, sebagian besar lampu TL, tanur – tanur busur beroperasi dengan faktor daya terbelakang (induktif) Motor dioperasikan dengan beban yang rendah dibandingkan dengan kapasitasnya. Faktor daya semakin rendah bila beban rendah dari nominalnya. Misalnya beban penuh cos  = 0, 85, beban 75 % hanya 0,8, beban 50 % hanya 0,70, beban 25 % hanya 0,1 Perbaikan kerusakan motor yang tidak sempurna. Misalnya celah udara antara rotor dan stator yang bertambah akan memperkecil faktor daya toto_sukisno@uny.ac.id
  • 62. Perbaikan Faktor Daya Memasang kondensor sinkron (motor sinkron dengan penguatan lebih beroperasi tanpa beban) Memasang kapasitor statis toto_sukisno@uny.ac.id
  • 63. SEGITIGA DAYA  Segitiga daya dapat digambar untuk suatu beban induktif dan beban kapasitif serta untuk beberapa beban yang dihubungkaan pararel  P total adalah jumlah daya rata-rata dari semua beban, yang harus digambar pada sumbu mendatar untuk suatu analisis grafis. Gambar 2.7. Segitiga daya untuk suatu beban induktif S Q θ P toto_sukisno@uny.ac.id
  • 64.  Hubungan antara P, Q dan tegangan rel V, atau tegangan yang dibangkitkan E, dengan tanda- tanda dari P dan Q adalah penting dalam pembahasan aliran daya dalam suatu sistem. Q1+Q2=QR S1 P1 P1+P2=PR θ2 θR θ2 S2 SR Q2 P2 Q1 Segitiga daya untuk beban kombinasi. Perhatikan Q2 adalah negative. toto_sukisno@uny.ac.id
  • 65.  Gambar dibawah memperlihatkan sebuah sumber tegangan ideal (besarnya konstan, frekuensinya konstan dan impedansinya nol) untuk suatu sistem ac.  Seperti biasa, tanda-tanda polaritas menunjukkan terminal positif selama setengah cycle dimana tegangan sesaat adalah positif. Sudah tentu terminal yang ditandai positif tersebut sebenarnya bertegangan negative selama setengah cycle berikutnya dimana tegangan sesaat adalah negative toto_sukisno@uny.ac.id
  • 66. E E (a) (b) + - + - I I Gambar Representasi rangkaian ac dari sebuah emf dan arus yang melukiskan tanda-tanda polaritas toto_sukisno@uny.ac.id
  • 67. Tabel Arah Aliran Daya Diagram rangkaian Dihitung dari EI* Diperkirakan keadaan generator Jika P +, emf mensuplai daya Jika P-, emf menyerap daya Jika Q +, emf mensuplai daya reaktif (I lags E) Jika Q -, emf menyerap daya reaktif (I leads E) Diperkirakan keadaan motor Jika P +, emf menyerap daya Jika P-, emf mensuplai daya Jika Q +, emf menyerap daya reaktif (I lags E) Jika Q -, emf mensuplai daya reaktif (I leads E) toto_sukisno@uny.ac.id
  • 68. Contoh : Dua buah sumber tegangan ideal berupa mesin 1 dan 2 dihubungkan seperti terlihat pada gambar di bawah ini, jika E1 = 100 0° V, dan E2 = 100 30° V dan Z = 0 + j5 , tentukan:  Apakah masing-masing mesin membangkitkan atau menyerap daya dan berapa besarnya daya tersebut,  Apakah masing-masing mesin menerima atau mensuplai daya reaktif dan berapa besarnya daya tersebut, dan  P dan Q yang diserap oleh impedansi. toto_sukisno@uny.ac.id
  • 69. Z I + E2 _ + E1 _ 1 2 Sumber-sumber tegangan ideal yang dihubungkan melalui impedansi Z. toto_sukisno@uny.ac.id
  • 70. Jawaban : • I = E1 – E2 = 100 + j0 – (86,6 + j50) Z j5 = 13,4 – j50 = - 10 – j2,68 = 10,35195° j5 • E1I* = 100 (- 10 + j2,68) = - 1000 + j268 • E2I* = (86,6 + j50)(- 10 + j2,68) = - 866 + j232 – j500 – 134 = - 1000 – j268 • I 2X = 10,252 x 5 = 536 var toto_sukisno@uny.ac.id
  • 71. Jadi :  Diharapkan bahwa mesin 1 adalah generator karena arah arus dan tanda-tanda polaritasnya. Karena P negative dan Q positif, mesin menyerap energi dengan laju sebesar 1000 W dan mencatu daya reaktif sebesar 268 var. jadi mesin ini sebenarnya adalah sebuah motor.  Pada mesin 2, yang diharapkan merupakan sebuah motor, ternyata mempunyai P negatif dan Q negatif. Karena itu mesin ini membangkitkan energi dengan laju sebesar 1000 W dan mencatu daya reaktif sebesar 268 var. jadi mesin ini sebenarnya dalah sebuah generator.  Daya reaktif yang dicatu adalah 268 + 268 atau 536 var, yaitu yang diperlukan oleh reaktansi induktif dari 5 . Karena impedansi ini adalah reaktif murni, tidak ada P yang diserapnya, dan seluruh P yang dibangkitkan oleh mesin 2 dipindahkan ke mesin 1 toto_sukisno@uny.ac.id
  • 72. Perhatikan: C C I I V V + - + - I mendahului V dengan 90° I tertinggal 90° dari V Gambar 1, Kapasitor sebagai elemen rangkaian pasif yang menarik arus leading, sedangkan gambar 2 kapasitor sebagai generator yang mencatu arus lagging. Gambar 1 Gambar 2 toto_sukisno@uny.ac.id
  • 73. Daya reaktif Q akan menjadi positif jika sudut fasa antara -  diantara tegangan dan arus adalah positif, jadi jika   , yang juga berarti arus adalah tertinggal (lagging) terhadap tegangan. Sebaliknya, Q akan menjadi negatif untuk   , yang berarti juga arus mendahului terhadap tegangan. toto_sukisno@uny.ac.id
  • 74. Bila: ;    V V dan: ;     I I Daya reaktif Q akan menjadi positif jika sudut fasa antara -  diantara tegangan dan arus adalah positif, jadi jika   , yang juga berarti arus adalah tertinggal (lagging) terhadap tegangan. Sebaliknya, Q akan menjadi negatif untuk   , yang berarti juga arus mendahului terhadap tegangan. toto_sukisno@uny.ac.id
  • 75. Ini adalah sesuai dengan pemilihan tanda positif untuk daya reaktif dari suatu rangkaian induktif dan tanda negatif untuk daya reaktif dari suatu rangkaian kapasitif. Untuk mendapatkan tanda yang benar bagi Q, diperlukan perhitungan S sebagai VI*, dan bukannya V*I karena yang tersebut belakangan ini akan membalikkan tanda untuk Q. toto_sukisno@uny.ac.id