SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Kurikulum,
dari Masa ke Masa
OLEH
SALMAN SUNARDI, MPd
DEFENISI
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
 Pasal 1 ayat (19): Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
 Pasal 36 ayat (3): Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
a. peningkatan iman dan takwa;
b. peningkatan akhlak mulia;
c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f. tuntutan dunia kerja;
g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h. agama;
i. dinamika perkembangan global; dan
j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah
setiap ada pergantian Menteri Pendidikan, yang
umumnya konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi,
dan iptek dalam masyarakat.
Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama,
yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaannya pada penekanan pokok
dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan
nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952,
1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006
PERKEMBANGAN
 Kurikulum pertama pada masa kemerdekaan namanya Rencana Pelajaran 1947. Lebih populer dengan
sebutan Belanda leer plan (rencana pelajaran) ketimbang istilah Inggris curriculum. Rencana Pelajaran 1947
bersifat politis yang tidak mau lagi menerapkan kurikulum Belanda yang orientasi pendidikan dan
pengajarannya ditujukan untuk kepentingan kolonialis Belanda. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila.
 Tetapi karena situasi perang revolusi, maka Rencana Pelajaran 1947, baru diterapkan pada tahun 1950. Oleh
karena itu Rencana Pelajaran 1947 sering juga disebut kurikulum 1950.
 Susunan Rencana Pelajaran 1947 sangat sederhana, hanya memuat dua hal pokok, yaitu daftar mata
pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar pengajarannya.
Kurikulum 1947
KELEMAHAN
1. Dibayang-bayangi pendidikan zaman
penjajahan, sehingga mengarah pada pola
pengajaran penjajah.
2. Belum memiliki orientasi ranah kognitif dan
psikomotor namun lebih dominan ranah
afektif.
3. Belum diterapkan di sekolah-sekolah
sehingga belum memberikan dampak pada
terlaksananya pendidikan dan terbentuknya
bangsa Indonesia hingga secara resmi
dilaksanakan pada tahun 1950
KELEBIHAN
1. Mencerminkan kesadaran sebagai bangsa yang
berdaulat, dan mendudukkan pendidikan sebagai
faktor penting dalam memperkokoh berdirinya
negara Indonesia melalui persatuan dan kesatuan
untuk mengusir penjajah.
2. Memiliki fungsi strategis dalam mempersatukan
bangsa Indonesia melalui pendidikan
3. Kurikulum 1947 mengadopsi dari pengalaman
pendidikan Indonesia yang telah lalu di masa
penjajahan, sehingga memudahkan dalam
penyusunannya.
KELEMAHAN
1. Karena kurikulum 1952 baru mengarah pada
sistem pendidikan nasional, maka belum
mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
2. Materi pelajaran belum orientasi masa depan,
karena yang diajarkan berorientasi
kebutuhan untuk hidup di masyarakat saat itu,
dengan demikian belum memiliki visi kebutuhan
di masa mendatang.
3. Kurang membangkitkan kreatifitas dan inovasi
guru, karena setiap mata pelajaran sudah
terinci dalam rencana pelajaran terurai, hal ini
mempersempit kreatifitas dan inovasi guru baik
dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun
menentukan sumber materi pelajaran
KELEBIHAN
1. Kurikulum 1952 telah mengarah pada sistem
pendidikan nasional, walaupun belum merata pada
seluruh wilayah di Indonesia, namun dapat
mencerminkan suatu pemahaman dan cita-cita para
praktisi pendidikan akan pentingnya pemerataan
pendidikan bagi seluruh bangsa Indonesia.
2. Pada Kurikulum 1952, materi pelajaran sudah
berorientasi pada kebutuhan hidup para siswa,
sehingga hasil pembelajaran dapat berguna ketika
ditengah masyarakat.
3. Karena setiap guru mengajar satu mata pelajaran,
maka memiliki keuntungan untuk lebih menguasai
bidang pengajarannya dengan lebih baik, dari pada
mengajar berbagai mata pelajaran.
 Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952.
 Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya
pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana).
 Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik,
keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan
kegiatan fungsional praktis.
Kurikulum 1952
KELEMAHAN
1. Walaupun sudah ada pembelajaran
keterampilan namun pada prakteknya
kurikulum ini masih kurang
memperhatikan pembelajaran praktek.
2. Kurikulum ini tidak mengadopsi
kebutuhan masyarakat, sehingga
pembelajaran di sekolah tidak dapat
memenuhi kebutuhan riil dalam
kehidupan anak.
3. Kurikulum ini yang masih di pengaruhi
unsur politis sehingga tidak mengakar
pada kebutuhan hidup anak secara
individual.
KELEBIHAN
1. Kurikulum 1968 dibuat untuk menjadi pedoman penyelenggaraan
pendidikan secara nasional, namun penerapannya di daerah (di
sekolah) diberi kebebasan menurut situasi dan kondisi daerah atau
sekolah yang bersangkutan.
2. Kurikulum 1968 telah dikembangkan dalam nuansa otonomi dimana
semua komponen kurikulum dilaksanakan oleh sekolah.
3. Sistem pembelajaran di ruangan kelas diserahkan kepada masing-
masing guru, yang penting tujuan pendidikan dapat tercapai.
4. Kurikulum ini berupaya mendorong pengembangan kreativitas dan
persaingan kompetitif diantara daerah, sekolah, dan guru untuk
mengembangkan kurikulum.
5. Kurikulum ini memberikan peluang bagi tamatan sekolah untuk
melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi.
 Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai
produk Orde Lama.
 Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.
 Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik
beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.
Kurikulum 1968
 Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif.
 Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
 Dikenal istilah “satuan pelajaran”, yakni rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran
dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan
belajar-mengajar, dan evaluasi.
KELEMAHAN
1. Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi
dengan kemampuan anak didik
2. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di
sekolah
3. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang.
4. Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap
kegiatan pembelajaran.
5. Pada kurikulum ini menekankan pada pencapaian tujuan pendidikan secara
sentralistik, sehingga kurang memberi peluang untuk berkembangnya
potensi daerah.
6. Kurikulum ini berorientasi pada guru hal ini membentuk persepsi bahwa
guru yang mendominasi proses pembelajaran, metode-metode ceramah
dan metode dikte menonjol digunakan oleh para guru.
7. Kreativitas murid kurang berkembang karena didukung oleh konsep
kurikulum yang menempatkan guru sebagai subjek dalam melakukan
pembelajaran di kelas.
KELEBIHAN
1. Berorientasi pada tujuan
2. Mengarah pembentukan
tingkah laku siswa
3. Relevan dengan kebutuhan
masyarakat
4. Menggunakan pendekatan
psikologis
5. Menekankan efektivitas dan
efisiensi
6. Menekankan fleksibilitas yaitu
mempertimbangkan faktor-
faktor ekosistem dan
kemampuan penyediaan
fasilitas yang menunjang
terlaksananya program.
7. Prinsip berkesinambungan
Kurikulum 1975
 Kurikulum ini juga sering disebut Kurikulum 1975 yang Disempurnakan.
 Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor
tujuan tetap penting.
 Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,
hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL).
KELEMAHAN
1. Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat
adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di
sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok.
2. Ada ketergantungan pada guru dan siswa pada materi dalam suatu
buku teks dan metode yang disebut secara rinci, sehingga
membentuk guru dan siswa tidak kreatif untuk menentukan metode
yang tepat dan memiliki sumber belajar sangat terbatas.
3. Dapat didominasi oleh seorang atau sejumlah siswa sehingga dia
menolak pendapat peserta lain.
4. Siswa yang pandai akan bertambah pandai sedangkan yang bodoh
akan ketinggalan.
5. Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator, sehingga
prakarsa serta tanggung jawab siswa atau mahasiswa dalam
kegiatan belajar sangat kurang.
6. Diperlukan waktu yang banyak dalam pembelajaran menyebabkan
materi pelajaran tidak dapat tuntas dikuasai siswa.
7. Guru kurang komunikatif dengan siswa.
KELEBIHAN
1. Kurikulum ini memuat materi dan metode
yang disebut secara rinci, sehingga guru
dan siswa mudah untuk melaksanakannya.
2. Prakarsa siswa dapat lebih dalam kegiatan
belajar yang ditunjukkan melalui
keberanian memberikan pendapat.
3. Keterlibatan siswa di dalam kegiatan-
kegiatan belajar yang telah berlangsung
yang ditunjukkan dengan peningkatan diri
dalam melaksanakan tugas.
4. Anak dapat belajar dari pengalaman
langsung langsung.
5. Kualitas interaksi antara siswa sangt tinggi,
baik intelektual maupun sosial.
6. Memasyarakatkan keterampilan
berdiskusi yang diperlukan dengan
berpartisipasi secara aktif
Kurikulum 1984
 Kurikulum 1994 berupaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya tujuan perpaduan tujuan dan proses belum
berhasil, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat.
 Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing,
misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain.
 Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada
menambal sejumlah materi
KELEMAHAN
1. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu
berat.
2. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga
mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum.
Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super
pada
3. Pendekatan penguasaan materi (content oriented) memberatkan
siswa
4. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata
pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran
5. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan
dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang
bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan
sehari-hari.
6. Kurikulum pendidikan agama tahun 1994 juga lebih menekankan
materi pokok dan lebih bersifat memaksakan target bahan
KELEBIHAN
1. Kurikulum berstandar nasional dan
memberikan ruang untuk pengembangan
potensi wilayah.
2. Mampu mengadopsi aspirasi berbagai
pihak yang berhubungan dengan isu-isu
yang berkembang di masyarakat.
3. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru
memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa untuk dapat
mengembangkan kemampuan masing-
masing dengan beberapa alternatif.
4. Terdapat keserasian antara teori dan
praktek, sehingga mengembangkan
ketiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor
Kurikulum 1994
 Kurikulum 2004 ini populer juga dengan sebutan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
 Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apa yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila
dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian yang masih berupa soal pilihan ganda. Bila target
kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu
mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa.
KELEMAHAN
1. Beban belajar siswa dinilai terlalu berat.
2. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat
juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam
kurikulum.
3. Pendekatan penguasaan materi (content oriented)
memberatkan siswa.
4. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata
pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata
pelajaran.
5. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang
relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan
kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi
kehidupan sehari-hari.
6. Kurikulum pendidikan agama tahun 1994 juga lebih
menekankan materi pokok dan lebih bersifat memaksakan
target bahan ajar.
KELEBIHAN
1. Pendidikan berbasis kompetensi
menitikberatkan pada pengembangan
kemampuan untuk melakukan (kompetensi)
tugas-tugas tertentu sesuai dengan standard
performance yang telah ditetapkan, sebagai
upaya mempersiapkan kemampuan individu.
2. Sejalan dengan visi pendidikan yang
mengarahkan pada dua pengembangan yaitu
untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan
kebutuhan masa datang.
3. Kompetensi dalam kurikulum ini cukup
lengkap meliputi: kemampuan melakukan
segala sesuatu dalam berbagai konteks,
kompetensi menjelaskan pengalaman belajar,
kompetensi hasil belajar, kompetensi yang
dihasilkan terukur.
Kurikulum 2004
 Ujicoba KBK dihentikan di awal 2006 dan digantikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
 Dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidak banyak
perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk
merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini
disebabkan Karangka Dasar (KD), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar
(SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
 Pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan
pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
Kurikulum 2006
KELEMAHAN
1. Banyak guru belum memahami hakekat dari kurikulum
sehingga pembelajaran maupun administrasi guru
hanya berubah nama dan istilah-istilah
2. Belum ada kemampuan dari kalangan penyelenggara
pendidikan, sehingga memungkinkan adanya kopi paste
kurikulum yang sekedaar memenuhi persyaratan
administrasi, dan aplikasinya pun masih tidak sesuai
dengan yang dikehendaki.
3. KTSP tidak dibarengi dengan tersedianya waktu,
sarana, dan prasarana cukup bagi guru-guru untuk
menerapkan segala ide-ide kreatifnya.
4. Penilaian yang menekankan pada poroses ternyata tidak
terlalu dihiraukan, buktinya Ujian Nasional yang
merupakan penilaian hasil belajar verbal tertulis masih
menjadi standar kelulusan yang dominan.
KELEBIHAN
1. Secara teori memberikan otonomi secara luas pada
sekolah untuk mengembangkan kreativitas dan
inovasinya dalam meningkatkan kualitas pendidikan
sesuai dengan potensi di daerahnya.
2. Tenaga kependidikan termotivasi untuk meningkatkan
kreatifitas dan inovasi. untuk menggali potensi sekolah
sehingga mampu menjadi agen bagi pembangunan
masyarakat yang mengakar pada potensi lokal.
3. Sekolah leluasa untuk ambil peranan dalam pendidikan
untuk membentuk siswa sebagai pengambil peranan
dalam masyarakat.
4. Kurikulum ini memberikan kesempatan kepada para
siswa untuk mengembangkan dirinya di luar sekolah,
karana telah terjadi pengurangan kepadatan jam
pelajaran
 Kurikulum 2013 terutama berorientasi pada perubahan proses pembelajaran (yang semula dari siswa
diberitahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berfokus pada pengetahuan melalui
penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian proses dan output).
 Penambahan jam pelajaran sebagaimana halnya kecenderngan negara-negara luar belakangan ini , seperti
Knowledge is Power Program (KIPP) dan Massachusettes Extended Learning Times (MELT)
Kurikulum 2013
KELEMAHAN
1. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki
kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013.
2. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses
pengembangan kurikulum 2013.
3. Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses
pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013 dengan
diberlakukannya kebijakan Ujian Nasional (UN) yang berdampak
pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan
dalam UN.
4. Pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar, padahal
rumpun ilmu mata pelajaran-mata pelajaran itu berbeda.
KELEBIHAN
1. Relevan dengan kompetensi yang
dibutuhkan
2. Materi esensial dan sesuai
dengan perkembangan anak
3. Berpusat pada peserta didik
(student centred active learning)
4. Sifat pembelajaran yang
kontekstual
5. Buku teks memuat materi dan
proses pembelajaran, sistem
penilaian serta kompetensi yang
diharapkan
Kurikulum Masa ke Masa

More Related Content

Similar to Kurikulum Masa ke Masa

PPT TELAAH KURIKULUM 1952 DAN KTSP
PPT TELAAH KURIKULUM 1952 DAN KTSPPPT TELAAH KURIKULUM 1952 DAN KTSP
PPT TELAAH KURIKULUM 1952 DAN KTSPLutviani Nurdiana
 
Makalah Sejarah Kurikulum di INDONESIA
Makalah Sejarah Kurikulum di INDONESIAMakalah Sejarah Kurikulum di INDONESIA
Makalah Sejarah Kurikulum di INDONESIAEVI PAULINA SIMAREMARE
 
KELOMPOK 6.Kurikulum.pdf
KELOMPOK 6.Kurikulum.pdfKELOMPOK 6.Kurikulum.pdf
KELOMPOK 6.Kurikulum.pdfHerawati05
 
Makalah Telaah Kurikulum
Makalah Telaah KurikulumMakalah Telaah Kurikulum
Makalah Telaah KurikulumSri Damanik
 
Landasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas KelompLandasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas Kelompherdisaksul
 
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdekaSejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdekaKurosaki_akira
 
Sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesia
Sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesiaSejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesia
Sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesiasandykarimun
 
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxKonsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxsaputrip233
 
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesia
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesiaPpt pengembangan kurikulum mi di indonesia
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesiaShofy Fyah
 
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah (Aksi Nyata PMM)
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah (Aksi Nyata PMM)Mengapa Kurikulum Perlu Berubah (Aksi Nyata PMM)
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah (Aksi Nyata PMM)TinRostini1
 
Perkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesiaPerkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesiaAdy Setiawan
 
kurikulum yang berlaku di indonesia
kurikulum yang berlaku di indonesiakurikulum yang berlaku di indonesia
kurikulum yang berlaku di indonesiaAulliya silfiana
 

Similar to Kurikulum Masa ke Masa (20)

PPT TELAAH KURIKULUM 1952 DAN KTSP
PPT TELAAH KURIKULUM 1952 DAN KTSPPPT TELAAH KURIKULUM 1952 DAN KTSP
PPT TELAAH KURIKULUM 1952 DAN KTSP
 
Kurikulum 1947
Kurikulum 1947Kurikulum 1947
Kurikulum 1947
 
Makalah Sejarah Kurikulum di INDONESIA
Makalah Sejarah Kurikulum di INDONESIAMakalah Sejarah Kurikulum di INDONESIA
Makalah Sejarah Kurikulum di INDONESIA
 
KELOMPOK 6.Kurikulum.pdf
KELOMPOK 6.Kurikulum.pdfKELOMPOK 6.Kurikulum.pdf
KELOMPOK 6.Kurikulum.pdf
 
hakekat kurikulum sekolah
hakekat kurikulum sekolahhakekat kurikulum sekolah
hakekat kurikulum sekolah
 
Makalah Telaah Kurikulum
Makalah Telaah KurikulumMakalah Telaah Kurikulum
Makalah Telaah Kurikulum
 
Pengertian kurikulum
Pengertian kurikulumPengertian kurikulum
Pengertian kurikulum
 
Landasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas KelompLandasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas Kelomp
 
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdekaSejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
 
Kurikulum adalah
Kurikulum adalahKurikulum adalah
Kurikulum adalah
 
Tugas makalah-inovasi
Tugas makalah-inovasiTugas makalah-inovasi
Tugas makalah-inovasi
 
09 sejarah perjalanan kurikulum nasional
09 sejarah perjalanan kurikulum nasional09 sejarah perjalanan kurikulum nasional
09 sejarah perjalanan kurikulum nasional
 
Sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesia
Sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesiaSejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesia
Sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesia
 
Kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999
Kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999Kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999
Kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999
 
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxKonsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
 
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesia
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesiaPpt pengembangan kurikulum mi di indonesia
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesia
 
KURIKULUM PERSPEKTIF DAMERIA.docx
KURIKULUM PERSPEKTIF DAMERIA.docxKURIKULUM PERSPEKTIF DAMERIA.docx
KURIKULUM PERSPEKTIF DAMERIA.docx
 
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah (Aksi Nyata PMM)
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah (Aksi Nyata PMM)Mengapa Kurikulum Perlu Berubah (Aksi Nyata PMM)
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah (Aksi Nyata PMM)
 
Perkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesiaPerkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesia
 
kurikulum yang berlaku di indonesia
kurikulum yang berlaku di indonesiakurikulum yang berlaku di indonesia
kurikulum yang berlaku di indonesia
 

Kurikulum Masa ke Masa

  • 1. Kurikulum, dari Masa ke Masa OLEH SALMAN SUNARDI, MPd
  • 2. DEFENISI Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional  Pasal 1 ayat (19): Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.  Pasal 36 ayat (3): Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: a. peningkatan iman dan takwa; b. peningkatan akhlak mulia; c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; d. keragaman potensi daerah dan lingkungan; e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional; f. tuntutan dunia kerja; g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; h. agama; i. dinamika perkembangan global; dan j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
  • 3. Kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian Menteri Pendidikan, yang umumnya konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaannya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006 PERKEMBANGAN
  • 4.  Kurikulum pertama pada masa kemerdekaan namanya Rencana Pelajaran 1947. Lebih populer dengan sebutan Belanda leer plan (rencana pelajaran) ketimbang istilah Inggris curriculum. Rencana Pelajaran 1947 bersifat politis yang tidak mau lagi menerapkan kurikulum Belanda yang orientasi pendidikan dan pengajarannya ditujukan untuk kepentingan kolonialis Belanda. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila.  Tetapi karena situasi perang revolusi, maka Rencana Pelajaran 1947, baru diterapkan pada tahun 1950. Oleh karena itu Rencana Pelajaran 1947 sering juga disebut kurikulum 1950.  Susunan Rencana Pelajaran 1947 sangat sederhana, hanya memuat dua hal pokok, yaitu daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar pengajarannya. Kurikulum 1947 KELEMAHAN 1. Dibayang-bayangi pendidikan zaman penjajahan, sehingga mengarah pada pola pengajaran penjajah. 2. Belum memiliki orientasi ranah kognitif dan psikomotor namun lebih dominan ranah afektif. 3. Belum diterapkan di sekolah-sekolah sehingga belum memberikan dampak pada terlaksananya pendidikan dan terbentuknya bangsa Indonesia hingga secara resmi dilaksanakan pada tahun 1950 KELEBIHAN 1. Mencerminkan kesadaran sebagai bangsa yang berdaulat, dan mendudukkan pendidikan sebagai faktor penting dalam memperkokoh berdirinya negara Indonesia melalui persatuan dan kesatuan untuk mengusir penjajah. 2. Memiliki fungsi strategis dalam mempersatukan bangsa Indonesia melalui pendidikan 3. Kurikulum 1947 mengadopsi dari pengalaman pendidikan Indonesia yang telah lalu di masa penjajahan, sehingga memudahkan dalam penyusunannya.
  • 5. KELEMAHAN 1. Karena kurikulum 1952 baru mengarah pada sistem pendidikan nasional, maka belum mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia. 2. Materi pelajaran belum orientasi masa depan, karena yang diajarkan berorientasi kebutuhan untuk hidup di masyarakat saat itu, dengan demikian belum memiliki visi kebutuhan di masa mendatang. 3. Kurang membangkitkan kreatifitas dan inovasi guru, karena setiap mata pelajaran sudah terinci dalam rencana pelajaran terurai, hal ini mempersempit kreatifitas dan inovasi guru baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun menentukan sumber materi pelajaran KELEBIHAN 1. Kurikulum 1952 telah mengarah pada sistem pendidikan nasional, walaupun belum merata pada seluruh wilayah di Indonesia, namun dapat mencerminkan suatu pemahaman dan cita-cita para praktisi pendidikan akan pentingnya pemerataan pendidikan bagi seluruh bangsa Indonesia. 2. Pada Kurikulum 1952, materi pelajaran sudah berorientasi pada kebutuhan hidup para siswa, sehingga hasil pembelajaran dapat berguna ketika ditengah masyarakat. 3. Karena setiap guru mengajar satu mata pelajaran, maka memiliki keuntungan untuk lebih menguasai bidang pengajarannya dengan lebih baik, dari pada mengajar berbagai mata pelajaran.  Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952.  Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana).  Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis. Kurikulum 1952
  • 6. KELEMAHAN 1. Walaupun sudah ada pembelajaran keterampilan namun pada prakteknya kurikulum ini masih kurang memperhatikan pembelajaran praktek. 2. Kurikulum ini tidak mengadopsi kebutuhan masyarakat, sehingga pembelajaran di sekolah tidak dapat memenuhi kebutuhan riil dalam kehidupan anak. 3. Kurikulum ini yang masih di pengaruhi unsur politis sehingga tidak mengakar pada kebutuhan hidup anak secara individual. KELEBIHAN 1. Kurikulum 1968 dibuat untuk menjadi pedoman penyelenggaraan pendidikan secara nasional, namun penerapannya di daerah (di sekolah) diberi kebebasan menurut situasi dan kondisi daerah atau sekolah yang bersangkutan. 2. Kurikulum 1968 telah dikembangkan dalam nuansa otonomi dimana semua komponen kurikulum dilaksanakan oleh sekolah. 3. Sistem pembelajaran di ruangan kelas diserahkan kepada masing- masing guru, yang penting tujuan pendidikan dapat tercapai. 4. Kurikulum ini berupaya mendorong pengembangan kreativitas dan persaingan kompetitif diantara daerah, sekolah, dan guru untuk mengembangkan kurikulum. 5. Kurikulum ini memberikan peluang bagi tamatan sekolah untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi.  Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama.  Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.  Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Kurikulum 1968
  • 7.  Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif.  Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).  Dikenal istilah “satuan pelajaran”, yakni rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. KELEMAHAN 1. Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik 2. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah 3. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang. 4. Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran. 5. Pada kurikulum ini menekankan pada pencapaian tujuan pendidikan secara sentralistik, sehingga kurang memberi peluang untuk berkembangnya potensi daerah. 6. Kurikulum ini berorientasi pada guru hal ini membentuk persepsi bahwa guru yang mendominasi proses pembelajaran, metode-metode ceramah dan metode dikte menonjol digunakan oleh para guru. 7. Kreativitas murid kurang berkembang karena didukung oleh konsep kurikulum yang menempatkan guru sebagai subjek dalam melakukan pembelajaran di kelas. KELEBIHAN 1. Berorientasi pada tujuan 2. Mengarah pembentukan tingkah laku siswa 3. Relevan dengan kebutuhan masyarakat 4. Menggunakan pendekatan psikologis 5. Menekankan efektivitas dan efisiensi 6. Menekankan fleksibilitas yaitu mempertimbangkan faktor- faktor ekosistem dan kemampuan penyediaan fasilitas yang menunjang terlaksananya program. 7. Prinsip berkesinambungan Kurikulum 1975
  • 8.  Kurikulum ini juga sering disebut Kurikulum 1975 yang Disempurnakan.  Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting.  Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL). KELEMAHAN 1. Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok. 2. Ada ketergantungan pada guru dan siswa pada materi dalam suatu buku teks dan metode yang disebut secara rinci, sehingga membentuk guru dan siswa tidak kreatif untuk menentukan metode yang tepat dan memiliki sumber belajar sangat terbatas. 3. Dapat didominasi oleh seorang atau sejumlah siswa sehingga dia menolak pendapat peserta lain. 4. Siswa yang pandai akan bertambah pandai sedangkan yang bodoh akan ketinggalan. 5. Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator, sehingga prakarsa serta tanggung jawab siswa atau mahasiswa dalam kegiatan belajar sangat kurang. 6. Diperlukan waktu yang banyak dalam pembelajaran menyebabkan materi pelajaran tidak dapat tuntas dikuasai siswa. 7. Guru kurang komunikatif dengan siswa. KELEBIHAN 1. Kurikulum ini memuat materi dan metode yang disebut secara rinci, sehingga guru dan siswa mudah untuk melaksanakannya. 2. Prakarsa siswa dapat lebih dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan melalui keberanian memberikan pendapat. 3. Keterlibatan siswa di dalam kegiatan- kegiatan belajar yang telah berlangsung yang ditunjukkan dengan peningkatan diri dalam melaksanakan tugas. 4. Anak dapat belajar dari pengalaman langsung langsung. 5. Kualitas interaksi antara siswa sangt tinggi, baik intelektual maupun sosial. 6. Memasyarakatkan keterampilan berdiskusi yang diperlukan dengan berpartisipasi secara aktif Kurikulum 1984
  • 9.  Kurikulum 1994 berupaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya tujuan perpaduan tujuan dan proses belum berhasil, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat.  Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain.  Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi KELEMAHAN 1. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. 2. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super pada 3. Pendekatan penguasaan materi (content oriented) memberatkan siswa 4. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran 5. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari. 6. Kurikulum pendidikan agama tahun 1994 juga lebih menekankan materi pokok dan lebih bersifat memaksakan target bahan KELEBIHAN 1. Kurikulum berstandar nasional dan memberikan ruang untuk pengembangan potensi wilayah. 2. Mampu mengadopsi aspirasi berbagai pihak yang berhubungan dengan isu-isu yang berkembang di masyarakat. 3. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan masing- masing dengan beberapa alternatif. 4. Terdapat keserasian antara teori dan praktek, sehingga mengembangkan ketiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor Kurikulum 1994
  • 10.  Kurikulum 2004 ini populer juga dengan sebutan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).  Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apa yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian yang masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa. KELEMAHAN 1. Beban belajar siswa dinilai terlalu berat. 2. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. 3. Pendekatan penguasaan materi (content oriented) memberatkan siswa. 4. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran. 5. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari. 6. Kurikulum pendidikan agama tahun 1994 juga lebih menekankan materi pokok dan lebih bersifat memaksakan target bahan ajar. KELEBIHAN 1. Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standard performance yang telah ditetapkan, sebagai upaya mempersiapkan kemampuan individu. 2. Sejalan dengan visi pendidikan yang mengarahkan pada dua pengembangan yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan kebutuhan masa datang. 3. Kompetensi dalam kurikulum ini cukup lengkap meliputi: kemampuan melakukan segala sesuatu dalam berbagai konteks, kompetensi menjelaskan pengalaman belajar, kompetensi hasil belajar, kompetensi yang dihasilkan terukur. Kurikulum 2004
  • 11.  Ujicoba KBK dihentikan di awal 2006 dan digantikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).  Dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidak banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan Karangka Dasar (KD), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.  Pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota. Kurikulum 2006 KELEMAHAN 1. Banyak guru belum memahami hakekat dari kurikulum sehingga pembelajaran maupun administrasi guru hanya berubah nama dan istilah-istilah 2. Belum ada kemampuan dari kalangan penyelenggara pendidikan, sehingga memungkinkan adanya kopi paste kurikulum yang sekedaar memenuhi persyaratan administrasi, dan aplikasinya pun masih tidak sesuai dengan yang dikehendaki. 3. KTSP tidak dibarengi dengan tersedianya waktu, sarana, dan prasarana cukup bagi guru-guru untuk menerapkan segala ide-ide kreatifnya. 4. Penilaian yang menekankan pada poroses ternyata tidak terlalu dihiraukan, buktinya Ujian Nasional yang merupakan penilaian hasil belajar verbal tertulis masih menjadi standar kelulusan yang dominan. KELEBIHAN 1. Secara teori memberikan otonomi secara luas pada sekolah untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan potensi di daerahnya. 2. Tenaga kependidikan termotivasi untuk meningkatkan kreatifitas dan inovasi. untuk menggali potensi sekolah sehingga mampu menjadi agen bagi pembangunan masyarakat yang mengakar pada potensi lokal. 3. Sekolah leluasa untuk ambil peranan dalam pendidikan untuk membentuk siswa sebagai pengambil peranan dalam masyarakat. 4. Kurikulum ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan dirinya di luar sekolah, karana telah terjadi pengurangan kepadatan jam pelajaran
  • 12.  Kurikulum 2013 terutama berorientasi pada perubahan proses pembelajaran (yang semula dari siswa diberitahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berfokus pada pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian proses dan output).  Penambahan jam pelajaran sebagaimana halnya kecenderngan negara-negara luar belakangan ini , seperti Knowledge is Power Program (KIPP) dan Massachusettes Extended Learning Times (MELT) Kurikulum 2013 KELEMAHAN 1. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. 2. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013. 3. Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013 dengan diberlakukannya kebijakan Ujian Nasional (UN) yang berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN. 4. Pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar, padahal rumpun ilmu mata pelajaran-mata pelajaran itu berbeda. KELEBIHAN 1. Relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan 2. Materi esensial dan sesuai dengan perkembangan anak 3. Berpusat pada peserta didik (student centred active learning) 4. Sifat pembelajaran yang kontekstual 5. Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan