Dokumen tersebut merangkum penelitian tentang penerapan model pembelajaran menulis puisi kreatif menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas VII di MTs Al-Maziyyah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis puisi siswa melalui pendekatan CTL. Hasilnya menunjukkan bahwa pendekatan CTL dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa diband
1. MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE
CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL) PADA KELAS VII. C DI MTs. AL-
MAZIYYAH
TAHUN AJARAN 2011 / 2012
Deuis Susanti
d_shuzantye@yahoo.co.id
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP Siliwangi Bandung
ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah “ Model Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi Dengan Menggunakan Metode
Contexstual Teaching And Learning ( CTL ) Pada Kelas VII. C di MTs. Al-Maziyyah Ciharashas Cilaku
Cianjur”. Menulis adalah mengungkapkan ide gagasan dalam pikiran dan rasa melalui bahasa. Berlatih terus
dalam menulis adalah berlatih intens dalam mengkreasikan bahasa yang digunakan sebagai medium karya
sastra. Ruang lingkup pembelajaran sastra Indonesia mencakup komponen-komponen kemampuan bersastra,
yang meliputi aspek- aspek sebagai berikut: berbicara, menyimak, menulis, dan membaca.
Aspek menulis paling sulit untuk dipahami siswa dalam menuangkan ide, gagasan, dan pokok pikiran.
Menulis merupakan wujud kemahiran yang memiliki manfaat besar bagi kehidupan manusia, khususnya
peserta didik. Untuk memudahkan penelitian ini dan sesuai dengan batasan masalah yang telah diungkapkan
penulis tidak mengaburkan apa yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan
masalah pada persoalan berikut : 1) bagaimana kemampuan siswa dalam menulis kreatif puisi dengan
menggunakan pendekatan CTL ? 2) bagaimana peningkatan siswa dalam menulis kreatif puisi jika
menggunakan pendekatan CTL ? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Model Pebelajaran
(Contextual Teaching And Learning) CTL dalam peningkatan pembelajaran Bahasa Indonesia.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, untuk menguji hipotesis yang telah
ditentukan dengan menggunakan cara yang telah ditentukan pula. Melalui penentuan ini penulis ingin
mengetahui sejauh mana keberhasilan metode Contextual Teaching and Learning. Dalam pembelajaran
menulis kreatif puisi pada siswa kelas VII.C MTs. Al-Maziyyah Ciharashas Cilaku Cianjur. Adapun yang
menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh hasil menulis kreatif puisi siswa kelas VII.C MTs. Al-
Maziyyah Ciharashas Cilaku Cianjur, sebanyak 45 siswa terdiri dari 29 orang laki-laki dan 16 orang
perempuan.
Kata Kunci : Meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VII. C MTs. Al-Maziyyah Ciharashas
Cilaku Cianjur.
2. PENDAHULUAN
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk
berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik
dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Selain
meningkatkan kemampuan siswa untuk mampu
berkomunikasi, pembelajaran Bahasa Indonesia
bertujuan agar siswa mampu memahami Bahasa
Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif. Siswa diharapkan juga untuk mampu
menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti,
serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa. Terlebih lagi siswa mempunyai sikap
menghargai dan membanggakan sastra Indonesia
sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia
Indonesia.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas
terdapat salah satu model pembelajaran Contextual
Teaching And Learning (CTL) seperti yang di
kemukakan oleh Wina Sanjaya (2002 : 110) sebagai
berikut :
Contextual Teaching And Learning (CTL)
suatu pendekatan pembelajaran yang mendekatkan
kepada proses ketertiban siswa secara penuh untuk
dapat menemukan materi yang dipelajari dan yang
menghubungan dengan situasi kehidupan nyata
sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkan
dalam kehidupan mereka.
Menulis adalah persoalan pilihan eksistensi,
yaitu kesadaran untuk berproses secara aktif kreatif
yang terus menerus. Karena itu, yang dibutuhkan
dalam kreatifitas menulis bukanlah teknik yang
instan, tetapi lebih dari pada semangat dan ikrar yang
kuat, yang dimulai dari diri sendiri. Semangat untuk
terus menulis dan hidup dengan menulis. Semangat
adalah modal utama untuk menulis. Jika itu kita
sudah punya maka kelolalah semangat itu agar terus
membara, bergejolak, dan membuat segala aktivitas
kita memang diorientasikan untuk menulis.
Mengingat pentingnya metode pembelajaran
dalam menangani masalah ini, sehingga siswa dapat
terbiasa dengan permasalahan dalam pelajaran
bahasa Indonesia. Oleh karena itu seorang guru perlu
menciptakan suasana belajar sedemikian rupa
sehingga siswa dapat bekerjasama salah satunya
dengan cara Metode Pembelajaran Contextual
Teaching And Learning (CTL)
CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang
ada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya.
KAJIAN TEORI DAN METODE
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses
penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika
kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang
harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga
kita semestinya berpikir strategi apa yang harus
dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif
dan efisien. Di samping itu, Bab IV pasal 19
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dikatakan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memonivasi peserta
didik untuk berpartisifasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik
(Wina Sanjaya 2006 :131). Menurut Heru Kurniawan
Sutardi (2012;2) Menulis adalah persoalan pilihan
eksistensi, yaitu kesadaran untuk berproses secara
aktif-kreatif yang terus menerus. Karena itu, yang
dibutuhkan karena kreativitas menulis bukanlah
teknik yang instan, tetapi lebih pada semangat dan
ikrar yang kuat, yang dimulai dari diri sendiri.
Semangat untuk terus menulis dan hidup dengan
menulis.Semangat adalah modal utama untuk
menulis. Jika itu sudah kita punya maka kelolalah
semangat itu agar terus membara, bergejolak, dan
membuat segala aktivitas kita memang diorientasikan
untuk menulis.Secara etimologis, kata puisi dalam
bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati
penciptaan.
Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini
adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem.
Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4)
menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani
yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa
Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta
melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir
menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-
dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam,
orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf,
negarawan, guru, orang yang dapat menebak
kebenaran yang tersembunyi.Shahnon Ahmad (dalam
Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang
pada umumnya dikemukakan oleh para penyair
romantik Inggris sebagai berikut. 1) Samuel Taylor
Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata
yang terindah dalam susunan terindah.
Penyair memilih kata-kata yang setepatnya
dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya
seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur
lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya. 2)
carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan
pemikiran yang bersifat musikal.
3. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan
bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam
puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang
menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu
seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra
bunyi. 3) wordsworth mempunyai gagasan bahwa
puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif,
yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan.
Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih
merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-
baur. 4) dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi
itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan
artistik dalam bahasa emosional serta berirama.
Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan
disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris,
pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan
bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti
musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut
secara teratur). 5) shelley mengemukakan bahwa
puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah
dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang
sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan
yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang
memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena
kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya
merupakan detik-detik yang paling indah untuk
direkam.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode deskriptif, untuk menguji hipotesis yang telah
ditentukan dengan menggunakan cara yang telah
ditentukan pula. Melalui penentuan ini penulis ingin
mengetahui sejauh mana keberhasilan metode
Contextual Teaching and Learning. Dalam
pembelajaran menulis kreatif puisi pada siswa kelas
VII.C MTs. Al-Maziyyah Ciharashas Cilaku Cianjur.
Penulis melaksanakan proses belajar
mengajar untuk mengetahui hasil belajar siswa pada
kelas VII.C MTs. Al-Maziyyah Ciharashas Cilaku
Cianjur. Mengenai pembelajaran menulis kreatif
puisi dengan menggunakan pendekatan
ContextualTeaching and Learning. Cara yang
digunakan oleh penulis adalah test pembuatan puisi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil tes menunjukan bahwa menulis
puisi mengunakan Konstektual lebih baik di
bandingkan dengan tes hasil menulis puisi yang tidak
menggunakan pembelajaran Konstektual , ini berarti
pendekatan Konstektual dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa. Dengan demikian ,
maka hipotesis yang bebunyi “ pendekatan
Konstektual dapat di manfaatkan untuk
meningkatkan keterampilan menulis siswa ’’
Pada bagian ini penulis sajikan
penganalisaan hasil test menulis puisi. Langkah
pertama yang akan penulis sajikan adalah menyajikan
data hasil penelitian penulis puisi siswa yang terdiri
dari 45 orang. Penganalisaan test menulis puisi
mencakup diksi, pengimajinasian, gaya bahasa, tema
dan amanat.
Itulah data perolehan skor data dari hasil
analisis test pertama, untuk mengetahui nilai berapa
dari skor tersebut, maka skor-skor tersebut harus
dirubah kedalam nilai, dengan menggunakan rumus :
Nilai = Skor Siswa x 100
Skor total
Skor siswa jumlah skor yang diperoleh
siswa, skor total dalam penulisan test menulis puisi
pertama adalah 25, merupakan hasil kali 5x5. Angka
5 adalah jumah aspek yang dinilai dalam karangan
siswa, yaitu dua aspek bangun struktur puisi dan 3
aspek lapis makna puisi, sedangkan angka 5 adalah
nilai total atau nilai ideal untuk detiap aspek tadi.
Untuk standar nilai menggunakan angka 100.
Itulah data perolehan skor data dari hasil
analisis test kedua, untuk mengetahui nilai berapa
dari skor tersebut, maka skor-skor tersebut harus
dirubah kedalam nilai, dengan menggunakan rumus :
Nilai = Skor Siswa x 100
Skor total
Skor siswa jumlah skor yang diperoleh
siswa, skor total dalam penulisan test menulis puisi
pertama adalah 25, merupakan hasil kali 5x5. Angka
5 adalah jumah aspek yang dinilai dalam karangan
siswa, yaitu dua aspek bangun struktur puisi dan 3
aspek lapis makna puisi, sedangkan angka 5 adalah
nilai total atau nilai ideal untuk detiap aspek tadi.
Untuk standar nilai menggunakan angka 100.
Data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data primer yang diperoleh dari test
menulis puisi terhadap siswa kelas VII.C MTs. Al-
Maziyyah Ciharashas Cilaku Cianjur. Teknik tersebut
dilakukan melalui dua tahap sebagai berikut; a) tes
awal yaitu tes yang diberikan sebelum pembelajaran
dimuali, bertujuan untuk mengetahui kemampuan
menulis puisi siswa kelas VII.C MTs. Al-Maziyyah
Ciharashas Cilaku Cianjur dengan menggunakan
pembelajaran Contextual Teaching and Learning. B)
melalukan pelaksanaan pembelajaran Menulis Kreatif
Puisi di kelas VII.C MTs. Al-Maziyyah Ciharashas
Cilaku Cianjur Contextual Teaching and Learning.
C) tes akhir, yaitu test yang diberikan setelah
pembelajaran selesai. Tuajuannya untuk mengetahui
kemampuan menulis kreatif puisi siswa kelas VII.C
Ciharashas Cilaku Cianjur. Subjek dipilih atas
pertimbangan sebagai berikut : a) berdasarkan
kurikulum SMP (KTSP) menulis puisi diberikan
4. dikelas VII.C MTs. Al-Maziyyah semester II. B)
subjek penelitian yaitu VII.C MTs. Al-Maziyyah
Ciharashas Cilaku Cianjur letaknya yang strategis.
Gambar 1 : Penelitian Menulis Kreatif Puisi
Tabel 1
Dalam melakukan pengolahan data, diperoleh data
melalui tahapan-tahapan pengumpulan data, setelah
data terkumpul maka selanjutnya data tersebut
diolah. Adapun pengolahan datanya melalui langkah-
langkah sebagai berikut. a) menginterventasasi dan
menyeleksi data teks awal dan teks akhir. b)
menjumlahkan skor siswa bedasarkan aspek
penelitian dan bobotnya. c) pengujian normalits data
tes awal dan tes akhir. Rumus rata-rata hitung
𝑥 =
𝑓𝑥𝑖
𝑛
X = Angka rata-rata yang dicari
Xi = Angka rata-rata terduga yang dicari
I = Panjang interval
∑fd = Jumlah hasil f x dM = Jumlah skor atau sampl
Rumus menghitung simpang baku untuk data yang
dikelompokan :pd=
𝑓𝑥 2
𝑛−1
variannya dihitung dengan
rumus
S2 =
𝑓𝑥2
𝑛−1
Data
Untuk menguji yang berbunyi “ ada perbedaan
signifikan menulis puisi menggunakan pembelajaran
Konstektual dengan tes menulis puisi yang tidak
menggunakan pembelajaran Konstektual . Hasil tes
menunjukan bahwa menulis puisi mengunakan
Konstektual lebih baik di bandingkan dengan tes
hasil menulis puisi yang tidak menggunakan
pembelajaran Konstektual , ini berarti pendekatan
Konstektual dapat meningkatkan keterampilan
menulis siswa.
Dengan demikian , maka hipotesis yang bebunyi “
pendekatan Konstektual dapat di manfaatkan untuk
meningkatkan keterampilan menulis siswa ’’
Diterima (Terjawab).
No
Aspek yang dinilai
Jumlah
SkorDiksi Imajinasi
Gaya
Bahasa
Te
ma
Am
anat
1 4 3 3 3 3 16
2 3 3 3 3 2 14
3 4 4 3 3 4 18
4 3 3 2 3 3 14
5 3 3 4 2 4 16
6 3 3 3 3 2 14
7 4 4 3 3 4 18
8 3 3 2 3 3 14
9 3 3 2 3 3 14
10 3 3 4 2 4 16
11 3 3 4 2 4 16
12 3 3 3 3 2 14
13 4 4 3 3 4 18
14 3 3 2 3 3 14
15 3 3 2 3 3 14
16 3 3 4 2 4 16
17 3 3 3 3 2 14
18 4 4 3 3 4 18
19 3 3 2 3 3 14
20 3 3 2 3 3 14
21 4 3 3 3 3 16
22 3 3 3 3 2 14
23 4 4 3 3 4 18
24 3 3 2 3 3 14
25 3 3 4 2 4 16
26 3 3 3 3 2 14
27 4 4 3 3 4 18
28 3 3 2 3 3 14
29 3 3 3 3 2 14
30 4 4 3 3 4 18
31 3 3 2 3 3 14
32 3 3 4 2 4 16
33 3 3 2 3 3 14
34 3 3 4 2 4 16
35 3 3 3 3 2 14
36 3 3 4 2 4 16
37 3 3 3 3 2 14
38 4 4 3 4 4 18
39 3 3 2 3 3 14
40 3 3 2 3 3 14
41 3 3 4 2 4 16
42 3 3 3 3 2 14
43 4 4 3 3 4 18
44 3 3 2 3 3 14
45 3 3 4 2 4 16
5. SIMPULAN
Apa yang dijelaskan diatas berkaitan dengan
hidup atau kebiasaan (Habits) yang harus dijalani,
jika semua sudah dijalankan dengan baik maka dasar
teoretis-filosofis menulis sebagai kegiatan kreatif,
karena kenyataannya menulis sastra bukanlah
aktivitas impresi, tetapi aktivitas sistematis,
universal, yaitu suatu aktivitas-aktivitas yang bersifat
umum karena semua manusia pada saat menulis
selalu melalui tahap kreatif ini.
Berdasar kan deskripsi analisis pada bab IV
dapat di temukan bahwa penulisan puisi pada tahap
menulis puisi tanpa mengunkan pembelajaran
Konstektual Teaching Learning dengan aspek yang
dianalisis meliputi : Imajinasi, Gaya bahasa,
Tema dan amanat. Berdasarkan analisa data,
ternyata: 1) pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching And
Learning (CTL) lebih efektif dibandingkan dengan
tanpa menggunakan CTL, karena di media yang bisa
di jadikan inspirasi buat siswa ketika menulis puisi.
2) pendekatan Contextual Teaching And Learning
(CTL) dalam menulis puisi dapat meningkatkan
kemampuan pembelajaran menulis puisi, ini terbukti
dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa setelah
menulis menggunakan pendekatan konstekstual.
Hasil pembelajaran menulis puisi dengan
pendekatan Contextual Teaching And Learning
(CTL) meningkat cukup signifikan, ini bisa dilihat
dari nilai tertinggi yang didapat siswa hampir
mencapai sempurna yaitu 92.
DAFTAR PUSTAKA
Heru Kurniawan Sutardi (2012) Penulisan Sastra
Kreatif Edisi Pertama Yogyakata Graha Ilmu
Dharma, Dody, “et al” (2010) Contextual Teaching
And Learning Cetakan 1
Elaini B. Johnson (2009) Contextual Teaching &
Learning Edisi Lama diterbitkan Oleh
Penerbit MLC Cetakan VIII, Juni
Herman J. Waluyo (1987) Teori dan Apresiasi
Puisi Surakarta
Wina Sanjaya (2005) Pembelajaran Dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi Edisi Pertama, Cetakan Ke-3
Wina Sanjaya (2006) Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Edisi Pertama, Cetakan Ke-6
Arikunto, Suharsimin (2010) Prosedur
Penelitian Jakarta : PT. Rineka Cipta