1. DISKUSI 5
ESPA4111 PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Nama : Rokibi
Nim : 043345727
Prodi : S-1 Manajemen
Selamat pagi ibu Siska Maya, M.M yang Terhormat
berikut ini jawaban diskusi saya
1. Diskusikan pendekatan yang digunakan oleh produsen dalam memaksimalkan keuntungan.
Jelaskan dengan menggunakan grafik
Jawab :
Ada 2 pendekatan yg digunakan produsen untuk memaksimalkan keuntungan dalam pasar
persaingan murni:
a. Pendekatan total
Pendekatan totalitas merupakan pendekatan dengan cara membandingkan pendapatan
total (TR) dan biaya total (TC). Pendapatan total (TR) adalah sama dengan jumlah unit
output yang terjual (Q) dikalikan dengan harga output per unit (P), maka TR = P.Q .
Sedangkan biaya total (TC) adalah sama dengan biaya tetap (FC) ditambah dengan biaya
variabel (VC), maka TC = FC + VC.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada besarnya jumlah output yang
dihasilkan, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang tergantung kepada besar kecilnya
jumlah output yang dihasilkan.
Dalam pendekatan totalitas, keuntungan/laba (π) dapat diperoleh dengan cara total
pendapatan dikurangi total biaya (π = TR-TC). Oleh karena itu, Keuntungan maksimum
akan terjadi apabila selisih TR dan TC mencapai angka terbesar.
Contoh:
Dari contoh diatas, maksimalisasi keuntungan terjadi ketika produsen dapat menjual
sebanyak 650 unit dengan laba 1.690
2. Grafik TR dan TC Grafik laba
Berdasarkan gambar di atas, kurva penerimaan total atau TR dimulai dari titik origin (titik
nol), hal ini disebabkan produsen tidak akan mendapatkan penerimaan apabila
perusahaan belum menghasilkan output. Apabila perusahaan telah mulai berproduksi
atau menghasilkan output maka perusahaan akan mendapatkan penerimaan sebesar
tingkat output dikali dengan harga (PxQ). Semakin besar output yang dihasilkan maka
penerimaan produsen semakin besar. Karena tingkat harga adalah datum (tetap) bagi
produsen dalam pasar persaingan sempurna maka kurva TR akan membentuk garis
diagonal yang dimulai dari titik origin ke kanan atas.
Sedangkan kurva biaya total atau TC tidak dimulai dari titik origin karena walaupun
perusahaan belum berproduksi akan tetapi perusahaan sudah mengeluarkan biaya, yaitu
sebesar jumlah biaya tetap. Seperti diketahui bahwa biaya yang dikeluarkan perusahaan
dalam menghasilkan output dibagi atas dua, yaitu biaya tetap (fixed cost, FC) dan biaya
variabel (variable cost, VC). Pada tingkat produksi yang rendah perusahaan masih
mengalami kerugian, kemudian apabila produksi terus ditambah maka kerugian semakin
menurun dan mencapai titik impas (Break Even Point, BEP) pada titik tertentu (dalam
gambar adalah di titik B), setelah titik BEP terlampaui maka produsen akan mendapatkan
keuntungan, dan mencapai maksimum di titik C, yang merupakan jarak terjauh antara
kurva TR dan kurva TC. Apabila produksi terus menerus ditingkatkan setelah tercapai
keuntungan maksimum maka tingkat keuntungan mulai menurun dan akan mencapai titik
pulang pokok kembali ditititk D. Selanjutnya apabila produksi terus ditingkatkan maka
produsen atau perusahaan akan mengalami kerugian.
Intinya, apabila TR>TC , maka produsen akan mendapatkan keuntungan, dan apabila
selisih TR<TC maka perusahaan akan mengalami kerugian, dan apabila TR=TC maka
perusahaan dalam kondisi break even point.
b. Pendekatan marginal (lihat hal.5.25)
Pendekatan marginal merupakan alternatif dari pendekatan total. Dalam memproduksi
suatu barang dan menawarkannya di pasar, produsen atau perusahaan harus
membandingkan antara biaya marjinal dengan penerimaan marjinal. Biaya marjinal
(marginal cost, MC) adalah tambahan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen karena
menambah memproduksi 1 unit ouput (MC = TCt - TCt-1 , di mana TC adalah biaya total).
3. Sedangkan penerimaan marjinal (marginal revenue, MR) adalah tambahan penerimaan
karena menambah produksi output 1 unit (MR = TRt - TRt-1)
Apabila penerimaan marjinal masih lebih besar dari biaya marginal, maka masih relevan
untuk meningkatkan produksi karena penerimaan meningkat lebih tinggi dari biaya
sehingga karena keuntungan akan bertambah. Sebaliknya apabila biaya marginal lebih
besar dari penerimaan marjinal maka biaya meningkat lebih tinggi dari penerimaan
sehingga kerugian menjadi bertambah. Keuntungan maksimum (atau kerugian minimum)
akan terjadi apabila penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal (MR = MC).
Contoh :
Q
(unit)
P= MR TC MC
(00)
AC Keuntungan
Per unit
Keuntungan
Total
1 2 3 4
TCt-TCt-1
5
(3:1)
6
TRt-TRt-1
7
6x1
100
200
300
400
500
600
650
700
800
8
8
8
8
8
8
8
8
8
2.000
2.300
2.400
2.525
2.775
200
3.510
4.000
6.400
12
3
1
1.25
2.50
4.25
(8)
8
24
20
11.5
8
6.31
5.55
5.33
5.40
5.71
8.00
-12
-3.5
0
1.69
2.45
2.67
2.60
2.29
0
-1.200
-700
0
+676
+1.225
+1.602
+1.690
+1.600
0
Terlihat bahwa keuntungan maksimum produsen dalam pasar persaingan murni akan
tercapai pada tingkat output 650 unit, yaitu dengan tingkat keuntungan sebesar Rp
1.690.000. Perhatikan bahwa biaya marginal mengacu pada titik tengah antara dua
tingkat output yang berurutan, maka nilai MC pada tingkat output 650 dan 750 unit
output adalah sama yaitu 8. Tingkat keuntungan per unit tertinggi adalah 2,67, namun
suatu perusahaan bukan mencari keuntungan per unit tertinggi, melainkan mencari
keuntungan total maksimum.
Kurva d (permintaan) dan kurva MR bagi produsen dalam pasar persaingan murni
merupakan garis lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal. Hal ini disebabkan produsen
4. dalam pasar persaingan murni adalah sebagai pengambil harga (price taker) karena sesuai
asumsi yang dijelaskan sebelumnya bahwa jumlah penjual sedemikian banyaknya
sehingga tidak seorang produsenpun dapat mempengaruhi harga dengan menambah
atau mengurangi produksi. Produsen dapat menjual berapapun pada harga pasar yang
berlaku.
Produsen akan mendapatkan keuntungan maksimum apabila MR=MC. Dalam gambar,
ada dua titik perpotongan antara MR dan MC, yaitu di titik A dan di titik B. Tingkat output
terbaik perusahaan dalam pasar persaingan murni terjadi di titik B, di mana MR=MC dan
kurva MR memotong kurva MC dari bawah. Selama MR melebihi MC maka masih relevan
untuk meningkatkan produksi karena penerimaan perusahaan naik lebih tinggi dari pada
biaya sehingga keuntungan total naik. Apabila MC melebihi MR maka tidak ada gunanya
bagi perusahaan untuk meningkatkan produksinya karena biaya naik lebih tinggi dari
penerimaan sehingga keuntungan total produsen akan menurun. Jadi peningkatan
produksi setelah titik B akan menurunkan keuntungan produsen. Intinya, keuntungan
produsen akan terjadi di titik B, di mana P=MR=MC.
2. Diskusikan bagaimana mendapatkan kurva penawaran dalam pasar persaingan murni!
Jawab :
Kurva penawaran dalam pasar persaingan murni secara konsep sama dengan kurva MC saat
posisi menaik (menanjak ke atas). Dalam hal ini kurva penawaran terbagi menjadi 2, yaitu
kurva penawaran secara individual dan secara total. Secara individual, kurva penawaran
diperoleh dari Kombinasi harga serta kuantitas output yang diproduksi dan ditawarkan oleh
produsen. Secara total, kurva penawaran diperoleh dari penjumlahan seluruh kurva produsen
yang ada di pasar.
Di situ digambarkan berbagai kurva biaya, tingkat harga atau pendapatan marjinal (MR) yang
ditentukan oleh interaksi kekuatan-kekuatan penawaran dan permintaan pasar. Tingkat harga
yang berada pada titik kritis adalah P2 dan P4. Pada harga di bawah P2, perusahaan akan
menghentikan produksi yaitu bila harga lebih rendah daripada biaya variabel rata-rata
minimum. Bila perusahaan memproduksi sebanyak Q2 satuan output pada harga P2 maka ini
hanya cukup menutup biaya variabel rata-rata saja. Kerugian adalah sebesar biaya tetap. Di
5. sini tak ada beda bagi perusahaan apakah memproduksi sebanyak Q2 satuan output pada
harga P2 atau menutup perusahaan. Pada harga lebih rendah daripada P2, misalnya P1,
produsen akan menutup perusahaan dan tidak memproduksi output sama sekali. Pada harga
P4 perusahaan akan memproduksi dan menawarkan sebanyak Q4 satuan output. seperti yang
ditunjukkan oleh formula MR ( = P) = MC. Ini merupakan titik pulang pokok karena harga hanya
cukup untuk menutup biaya rata-rata termasuk keuntungan normal. Pada harga P3
perusahaan akan memproduksi output sebanyak Q3 untuk meminimumkan kerugian. Pada
harga antara P2 dan P4 perusahaan akan meminimumkan kerugian dengan memproduksi
pada tingkat di mana MR (=P) = MC. Sedangkan pada tingkat harga di atas P4 misalnya pada
harga P5, perusahaan memperoleh keuntungan dengan memproduksi sebanyak Q5 yaitu
pada titik di mana MR ( = P) =MC
Jadi, setiap titik potong antara MR ( = P) dan MC menunjukkan pasangan harga dan
kuantitas yang ditawarkan oleh perusahaan dan memberikan keuntungan maksimal atau
kerugian minimal kecuali bila titik potong tersebut terletak di bawah atau lebih rendah
daripada biaya variabel rata-rata minimum. Karena itu dapat disimpulkan bahwa kurva biaya
marjinal merupakan kurva penawaran output oleh perusahaan individual dalam jangka
pendek kecuali bagian kurva biaya marjinal yang terletak di bawah kurva biaya variabel rata-
rata
Sumber referensi: ESPA4111. Pengantar Ekonomi Mikro (BMP). Ed.2. Tangerang Selatan.
Universitas Terbuka-UT
Mohon arahannya ibu Siska Maya, M.M apabila diperlukan perbaikan terhadap saya.
Sukses dan sehat selalu ibu, terima kasih