Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang kaidah-kaidah dalam berdakwah. Beberapa poin penting adalah menyampaikan dakwah Islam secara jelas, menjadi teladan dalam amal perbuatan, dan menyesuaikan dakwah dengan kapasitas objek dakwah. Prinsip-prinsip lain meliputi pentingnya memahami apa yang disampaikan, memilih kata-kata yang memikat, serta menyampaikan dakwah secara lancar
2. Kaidah Kaidah Dakwah
• Mampu menyampaikan dakwah Islam dengan jelas dan terang
• Berdakwah secara optimal
• Menjadi teladan dalam amal perbuatan
• Menyampaikan dakwah sesuai dengan kapasitas Objek dakwah
• Ujian merupakan sunatullah dalam berdakwah
Kaidah Kaidah Dakwah
4. Kaidah Kaidah Dakwah
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.
Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu
tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari
(gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang kafir.”
[Al-Maidah: 67]
ﯾ
َ
ﺎ
أ
َ
ﯾ
ﱡ
ﮭ
َ
ﺎ
ا
ﻟ
ر
ﱠ
ﺳ
ُ
و
ل
ُ
ﺑ
َ
ﻠ
ِّ
ﻎ
◌
ْ
ﻣ
َ
ﺎ
أ
ُﻧ
ْ
ز
ِ
ل
َ
إ
ِ
ﻟ
َ
ﯾ
ْ
ك
َ
ﻣ
ِ
ن
ْ
ر
َ
ﺑ
ِّ
ك
َ
ۖ
و
َ
إ
ِ
ن
ْ
ﻟ
َ
م
ْ
ﺗ
َ
ﻔ
ْ
ﻌ
َ
ل
ْ
ﻓ
َ
ﻣ
َ
ﺎ
ﺑ
َ
ﻠ
ﱠ
ﻐ
ْ
ت
َ
ر
ِ
ﺳ
َ
ﺎ
ﻟ
َ
ﺗ
َ
ﮫ
ُ
ۚ
و
َ
ا
F
ﱠ
ُ
ﯾ
َ
ﻌ
ْ
ﺻ
ِ
ﻣ
ُ
ك
َ
ﻣ
ِ
ن
َ
ا
ﻟ
ﻧ
ﱠ
ﺎ
س
ِ
ۗ
إ
ِ
ن
ﱠ
ا
F
ﱠ
َ
ﻻ
َ
ﯾ
َ
ﮭ
ْ
د
ِ
ي
ا
ﻟْ
ﻘ
َ
و
ْ
م
َ
ا
ﻟْ
ﻛ
َ
ﺎ
ﻓ
ِ
ر
ِ
ﯾ
ن
َ
5. Kaidah Kaidah Dakwah
“Hal ini merupakan pengajaran yang diberikan Allah kepada Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa dalam menyampaikan
ilmu kepada umat agar tidak menyembunyikan sesuatu apapun dari
syariat yang telah ditetapkan”.
Imam Al-Qurtubi
Dengan kata lain, transfer ilmu yang disampaikan harus secara
menyeluruh sebagaimana yang telah diturunkan, tidak setengah-
setengah apalagi ada yang disembunyikan.
6. Kaidah Kaidah Dakwah
ا
ﻟ
ﺑ
ﻼ
غ atau penyampaian tidak sebatas hanya memberi kabar tentang
kebenaran saja, atau hanya mengumumkan tentang kebenaran itu, tapi
yang seharusnya dilakukan adalah bagaimana caranya agar risalah
mulia yang didakwahkan ini sampai kepada seluruh umat manusia dan
dapat mereka serap dengan baik.
ا
ﻟ
ﺑ
ﻼ
غ
Agar pesan dakwah itu dapat tersampaikan dengan baik ke mad’u,
maka seorang da’i perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
“Qawaidu ad-da’wah ila Allah” karya Dr. Hamam Abdurrahim Sa’id
7. Kaidah Kaidah Dakwah
Pertama, selayaknya seorang da’i menjiwai tentang apa yang ia
sampaikan kepada orang lain. Karena mustahil sesuatu yang tidak lahir
dari penjiwaan yang baik yang bersumber dari kesadaran di dalam hati
akan mendapat penerimaan yang baik pula dari hati.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﻧ
َ
ﺿ
ﱠ
ر
َ
ا
*
ﱠ
ُ
ا
ﻣ
ْ
ر
َ
أ
ً
ﺳ
َ
ﻣ
ِ
ﻊ
َ
ﻣ
َ
ﻘ
َ
ﺎ
ﻟ
َ
ﺗ
ِ
ﻲ
ﻓ
َ
و
َ
ﻋ
َ
ﺎ
ھ
َ
ﺎ
و
َ
ﺣ
َ
ﻔ
ِ
ظ
َ
ﮭ
َ
ﺎ
و
َ
ﺑ
َ
ﻠ
ﱠ
ﻐ
َ
ﮭ
َ
ﺎ
ﻓ
َ
ر
ُ
ب
ﱠ
ﺣ
َ
ﺎ
ﻣ
ِ
ل
ِ
ﻓ
ِ
ﻘ
ْ
ﮫ
ٍ
إ
ِ
ﻟ
َ
ﻰ
ﻣ
َ
ن
ْ
ھ
ُ
و
َ
أ
َ
ﻓ
ْ
ﻘ
َ
ﮫ
ُ
ﻣ
ِ
ﻧ
ْ
ﮫ
ُ
ﺛ
َ
ﻼ
َ
ث
ٌ
ﻻ
َ
ﯾ
ُ
ﻐ
ِ
ل
ﱡ
ﻋ
َ
ﻠ
َ
ﯾ
ْ
ﮭ
ِ
ن
ﱠ
ﻗ
َ
ﻠْ
ب
ُ
ﻣ
ُ
ﺳ
ْ
ﻠِ
م
ٍ
إ
ِ
ﺧ
ْ
ﻼ
َ
ص
ُ
ا
ﻟْ
ﻌ
َ
ﻣ
َ
ل
ِ
*ِ
ﱠ
ِ
و
َ
ﻣ
ُ
ﻧ
َ
ﺎ
ﺻ
َ
ﺣ
َ
ﺔ
ُ
أ
َ
ﺋ
ِ
ﻣ
ﱠ
ﺔ
ِ
ا
ﻟْ
ﻣ
ُ
ﺳ
ْ
ﻠِ
ﻣ
ِ
ﯾ
ن
َ
و
َ
ﻟ
ُ
ز
ُ
و
م
ُ
ﺟ
َ
ﻣ
َ
ﺎ
ﻋ
َ
ﺗ
ِ
ﮭ
ِ
م
ْ
ﻓ
َ
ﺈ
ِ
ن
ﱠ
ا
ﻟ
د
ﱠ
ﻋ
ْ
و
َ
ة
َ
ﺗ
ُ
ﺣ
ِ
ﯾ
ط
ُ
ﻣ
ِ
ن
ْ
و
َ
ر
َ
ا
ﺋ
ِ
ﮭ
ِ
م
ْ
“Allah telah memberi kenikmatan wajah yang berseri-seri kepada sesorang
yang mendengar sabdaku lalu ia menyadarinya, menghafalnya, dan
menyampaikannya, dan telah dekat orang yang mendalami ilmu kepada yang
lebih mendalaminya. Ada tiga hal yang tidak boleh terhalang dari hati seorang
muslim: ikhlas beramal karena Allah, menasehati pemimpin-pemimpin kaum
Muslimin, dan komitmen dengan jamaah mereka, karena dakwah senantisa
membentang di belakang mereka.”
(HR. Tirmidzi)
8. Kaidah Kaidah Dakwah
Kedua, berdakwah dengan memilah-milih kata yang mampu memikat,
sehingga dapat membekas di hati para pendengar.
أ
ُ
و
ﻟ
َٰ
ﺋ
ِ
ك
َ
ا
ﻟ
ﱠ
ذ
ِ
ﯾ
ن
َ
ﯾ
َ
ﻌ
ْ
ﻠ
َ
م
ُ
ا
*
ﱠ
ُ
ﻣ
َ
ﺎ
ﻓ
ِ
ﻲ
ﻗ
ُﻠ
ُ
و
ﺑ
ِ
ﮭ
ِ
م
ْ
ﻓ
َ
ﺄ
َ
ﻋ
ْ
ر
ِ
ض
ْ
ﻋ
َ
ﻧ
ْ
ﮭ
ُ
م
ْ
و
َ
ﻋ
ِ
ظ
ْ
ﮭ
ُ
م
ْ
و
َ
ﻗ
ُ
ل
ْ
ﻟ
َ
ﮭ
ُ
م
ْ
ﻓ
ِ
ﻲ
أ
َ
ﻧ
ْ
ﻔ
ُ
ﺳ
ِ
ﮭ
ِ
م
ْ
ﻗ
َ
و
ْ
ﻻ
ً
ﺑ
َ
ﻠِ
ﯾ
ﻐ
ً
ﺎ
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati
mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka
pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa
mereka.” (An-Nisa: 63)
9. Kaidah Kaidah Dakwah
Ketiga, Al Quran telah menjabarkan pentingnya menyampaikan dakwah
dengan lancar tak terabata-bata dan fasih secara lisan. Sebagaimana
firman Allah Ta’ala yang diucapkan Nabi Musa a.s
و
َ
ا
ﺣ
ْ
ﻠ
ُ
ل
ْ
ﻋ
ُ
ﻘ
ْ
د
َ
ة
ً
ﻣ
ِ
ن
ْ
ﻟِ
ﺳ
َ
ﺎ
ﻧ
ِ
ﻲ
ﯾ
َ
ﻔ
ْ
ﻘ
َ
ﮭ
ُ
و
ا
ﻗ
َ
و
ْ
ﻟِ
ﻲ
“Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti
perkataanku.” [Thaha: 27-28]
10. Kaidah Kaidah Dakwah
Keempat, yang membantu seorang da’i memiliki penyampaian yang
baik dan menyentuh adalah dengan menghadirkan rekan-rekan
seperjuangannya yang lain, berada disampingnya untuk saling
menguatkan, sehingga dapat memberi ketenangan dan kepercayaan
diri yang lebih.
ﻗ
َ
ﺎ
ل
َ
ﺳ
َ
ﻧ
َ
ﺷ
ُ
د
ﱡ
ﻋ
َ
ﺿ
ُ
د
َ
ك
َ
ﺑ
ِ
ﺄ
َ
ﺧ
ِ
ﯾ
ك
َ
“Allah berfirman: “Kami akan membantumu dengan saudaramu”
[QS. Al-Qashash: 35]
و
َ
ا
ﺟ
ْ
ﻌ
َ
ل
ْ
ﻟِ
ﻲ
و
َ
ز
ِ
ﯾ
ر
ً
ا
ﻣ
ِ
ن
ْ
أ
َ
ھ
ْ
ﻠِ
ﻲ
ھ
َ
ﺎ
ر
ُ
و
ن
َ
أ
َ
ﺧ
ِ
ﻲ
ا
ﺷ
ْ
د
ُ
د
ْ
ﺑ
ِ
ﮫ
ِ
أ
َ
ز
ْ
ر
ِ
ي
و
َ
أ
َ
ﺷ
ْ
ر
ِ
ﻛ
ْ
ﮫ
ُ
ﻓ
ِ
ﻲ
أ
َ
ﻣ
ْ
ر
ِ
ي
“Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku. (yaitu) Harun,
saudaraku. Teguhkanlah dengan dia kekuatanku. Dan jadikanlah dia sekutu
dalam urusanku”
[QS. Thaha: 29-32]
11. Kaidah Kaidah Dakwah
Keenam, untuk memiliki penyampaian dakwah yang optimal, seorang
da’i harus kreatif dan cerdas melihat peluang dalam setiap waktu dan
kondisi. Bisa jadi obyek dakwah yang ia seru kepada jalan kebaikan
ternyata tak biasa menerima secara spontan,
tapi harus pendekatan perlahan.
ﻗ
َ
ﺎ
ل
َ
ر
َ
ب
ِّ
إ
ِ
ﻧ
ِّ
ﻲ
د
َ
ﻋ
َ
و
ْ
ت
ُ
ﻗ
َ
و
ْ
ﻣ
ِ
ﻲ
ﻟ
َ
ﯾ
ْ
ﻼ
ً
و
َ
ﻧ
َ
ﮭ
َ
ﺎ
ر
ً
ا
ﻓ
َ
ﻠ
َ
م
ْ
ﯾ
َ
ز
ِ
د
ْ
ھ
ُ
م
ْ
د
ُ
ﻋ
َ
ﺎ
ﺋ
ِ
ﻲ
إ
ِ
ﻻ
ﱠ
ﻓ
ِ
ر
َ
ا
ر
ً
ا
و
َ
إ
ِ
ﻧ
ِّ
ﻲ
ﻛ
ُ
ﻠ
ﱠ
ﻣ
َ
ﺎ
د
َ
ﻋ
َ
و
ْ
ﺗ
ُ
ﮭ
ُ
م
ْ
ﻟِ
ﺗ
َ
ﻐ
ْ
ﻔ
ِ
ر
َ
ﻟ
َ
ﮭ
ُ
م
ْ
ﺟ
َ
ﻌ
َ
ﻠ
ُ
و
ا
أ
َ
ﺻ
َ
ﺎ
ﺑ
ِ
ﻌ
َ
ﮭ
ُ
م
ْ
ﻓ
ِ
ﻲ
آ
ذ
َا
ﻧ
ِ
ﮭ
ِ
م
ْ
و
َ
ا
ﺳ
ْ
ﺗ
َ
ﻐ
ْ
ﺷ
َ
و
ْ
ا
ﺛ
ِ
ﯾ
َ
ﺎ
ﺑ
َ
ﮭ
ُ
م
ْ
و
َ
أ
َ
ﺻ
َ
ر
ﱡ
و
ا
و
َ
ا
ﺳ
ْ
ﺗ
َ
ﻛ
ْ
ﺑ
َ
ر
ُ
و
ا
ا
ﺳ
ْ
ﺗ
ِ
ﻛ
ْ
ﺑ
َ
ﺎ
ر
ً
ا
ﺛ
ُ
م
ﱠ
إ
ِ
ﻧ
ِّ
ﻲ
د
َ
ﻋ
َ
و
ْ
ﺗ
ُ
ﮭ
ُ
م
ْ
ﺟ
ِ
ﮭ
َ
ﺎ
ر
ً
ا
ﺛ
ُ
م
ﱠ
إ
ِ
ﻧ
ِّ
ﻲ
أ
َ
ﻋ
ْ
ﻠ
َ
ﻧ
ْ
ت
ُ
ﻟ
َ
ﮭ
ُ
م
ْ
و
َ
أ
َ
ﺳ
ْ
ر
َ
ر
ْ
ت
ُ
ﻟ
َ
ﮭ
ُ
م
ْ
إ
ِ
ﺳ
ْ
ر
َ
ا
ر
ً
ا
ﻓ
َ
ﻘ
ُﻠْ
ت
ُ
ا
ﺳ
ْ
ﺗ
َ
ﻐ
ْ
ﻔ
ِ
ر
ُ
و
ا
ر
َ
ﺑ
ﱠ
ﻛ
ُ
م
ْ
إ
ِ
ﻧ
ﱠ
ﮫ
ُ
ﻛ
َ
ﺎ
ن
َ
ﻏ
َ
ﻔ
ﱠ
ﺎ
ر
ً
ا
“Nuh berkata: “Ya Tuhanku Sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku
itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran), dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru
mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke
dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan
menyombongkan diri dengan sangat, kemudian Sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada
iman) dengan cara terang-terangan, kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan
terang-terangan dan dengan diam-diam, maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada
Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-,” [QS. Nuh 5-10]
12. Kaidah Kaidah Dakwah
Ketujuh, agar pesan dakwah tersampaikan dengan baik, maka seorang
da’i selayaknya menyampaikannya dengan penuh kelembutan
(layyinan), tidak dengan cara yang keras, memaksa, apalagi kasar.
ا
د
ْ
ع
ُ
إ
ِ
ﻟ
َ
ﻰ
ٰ
ﺳ
َ
ﺑ
ِ
ﯾ
ل
ِ
ر
َ
ﺑ
ِّ
ك
َ
ﺑ
ِ
ﺎ
ﻟْ
ﺣ
ِ
ﻛ
ْ
ﻣ
َ
ﺔ
ِ
و
َ
ا
ﻟْ
ﻣ
َ
و
ْ
ﻋ
ِ
ظ
َ
ﺔ
ِ
ا
ﻟْ
ﺣ
َ
ﺳ
َ
ﻧ
َ
ﺔ
ِ
ۖ
و
َ
ﺟ
َ
ﺎ
د
ِ
ﻟْ
ﮭ
ُ
م
ْ
ﺑ
ِ
ﺎ
ﻟ
ﱠ
ﺗ
ِ
ﻲ
ھ
ِ
ﻲ
َ
أ
َ
ﺣ
ْ
ﺳ
َ
ن
ُ
ۚ
إ
ِ
ن
ﱠ
ر
َ
ﺑ
ﱠ
ك
َ
ھ
ُ
و
َ
أ
َ
ﻋ
ْ
ﻠ
َ
م
ُ
ﺑ
ِ
ﻣ
َ
ن
ْ
ﺿ
َ
ل
ﱠ
ﻋ
َ
ن
ْ
ﺳ
َ
ﺑ
ِ
ﯾ
ﻠِ
ﮫ
ِ
ۖ
و
َ
ھ
ُ
و
َ
أ
َ
ﻋ
ْ
ﻠ
َ
م
ُ
ﺑ
ِ
ﺎ
ﻟْ
ﻣ
ُ
ﮭ
ْ
ﺗ
َ
د
ِ
ﯾ
ن
َ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS.An-Nahl: 125)
14. Kaidah Kaidah Dakwah
Maksimal / Optimal = Mastatho'tum
dalam bahasa arti semampunya atau sebisanya dan dalam Istilah mastatho'tum
artinya seseorang melakukan suatu usaha dengan sekuat tenaga dengan
kemampuan yang ia miliki
sampai titik terendah.
ﺳ
َ
ﻣ
ِ
ﻌ
ْ
ت
ُ
ر
َ
ﺳ
ُ
و
ْ
ل
َ
ﷲ
ِ
ﺻ
َ
ﻠ
ﱠ
ﻰ
ﷲ
ُ
ﻋ
َ
ﻠ
َ
ﯾ
ْ
ﮫ
ِ
و
َ
ﺳ
َ
ﻠ
ﱠ
م
َ
ﯾ
َ
ﻘ
ُ
و
ْ
ل
ُ
:
ﻣ
َ
ﺎ
ﻧ
َ
ﮭ
َ
ﯾ
ْ
ﺗ
ُ
ﻛ
ُ
م
ْ
ﻋ
َ
ﻧ
ْ
ﮫ
ُ
ﻓ
َ
ﺎ
ﺟ
ْ
ﺗ
َ
ﻧ
ِ
ﺑ
ُ
و
ْ
ه
ُ
،
و
َ
ﻣ
َ
ﺎ
أ
َ
ﻣ
َ
ر
ْ
ﺗ
ُ
ﻛ
ُ
م
ْ
ﺑ
ِ
ﮫ
ِ
ﻓ
َ
ﺄ
ْ
ﺗ
ُ
و
ا
ﻣ
ِ
ﻧ
ْ
ﮫ
ُ
ﻣ
َ
ﺎ
ا
ﺳ
ْ
ﺗ
َ
ط
َ
ﻌ
ْ
ﺗ
ُ
م
ْ
،
ﻓ
َ
ﺈ
ِ
ﻧ
ﱠ
ﻣ
َ
ﺎ
أ
َ
ھ
ْ
ﻠ
َ
ك
َ
ا
ﻟ
ﱠ
ذ
ِ
ﯾ
ْ
ن
َ
ﻣ
َ
ن
ْ
ﻗ
َ
ﺑ
ْ
ﻠ
َ
ﻛ
ُ
م
ْ
ﻛ
َ
ﺛ
ْ
ر
َ
ة
ُ
ﻣ
َ
ﺳ
َ
ﺎ
ﺋ
ِ
ﻠِ
ﮭ
ِ
م
ْ
و
َ
ا
ﺧ
ْ
ﺗ
ِ
ﻼ
َ
ﻓ
ُ
ﮭ
ُ
م
ْ
ﻋ
َ
ﻠ
َ
ﻰ
أ
َ
ﻧ
ْ
ﺑ
ِ
ﯾ
َ
ﺎ
ﺋ
ِ
ﮭ
ِ
م
ْ
.
ر
َ
و
َ
ا
ه
ُ
ا
ﻟ
ﺑ
ُ
ﺧ
َ
ﺎ
ر
ِ
ي
ﱡ
و
َ
ﻣ
ُ
ﺳ
ْ
ﻠِ
م
ٌ
“
Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: apa-apa yang aku
larang hendaknya kalian menjauhinya dan apa-apa yang aku perintahkan kepada kalian
hendaknya kalian melakukannya semampu kalian. Karena sesungguhnya orang-orang
sebelum kalian telah binasa karena banyaknya pertanyaan mereka dan perselisihan mereka
kepada Nabi-Nabi mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
15. Kaidah Kaidah Dakwah
OPTIMAL DALAM BELAJAR ILMU AGAMA
OPTIMAL DALAM KONSISTENSI BERDAKWAH
OPTIMAL DALAM PENGUASAAN WASILAH DAKWAH
16. Kaidah Kaidah Dakwah Prof. Dr. H. M. Amien Rais, MA. dalam bukunya Moralitas Politik Muhammadiyah
PENGKADERAN JURU DAKWAH
ANALISA PROBLEMATIKA DAKWAH
PERLUASAN MEDAN DAKWAH
PENGUASAAN MEDIA
MEREBUT ANAK MUDA
20. Kaidah Kaidah Dakwah
JAWABAN DALAM KONTEKS SIAPA YANG BERTANYA
Adalah bagian dari kaidah menyampaikan dakwah dengan Bahasa kaumnya
Rasulullah ﷺ tercatat memberikan beberapa jawaban berbeda tentang satu
tema pertanyaan, contohnya tentang pertanyaan amalan utama :
أ
َ
ي
ﱡ
ا
ﻷ
ْ
َ
ﻋ
ْ
ﻣ
َ
ﺎ
ل
ِ
أ
َ
ﻓ
ْ
ﺿ
َ
ل
ُ
Rasulullah memberi banyak jawaban :
Sholat pada waktunya, berjihad di jalan Allah, berbakti kepada kedua orang tua, belajar
lalu mengajarkan Alquran, yang paling banyak sedekah, yang paling peduli terhadap anak
yatim piatu, yang menjadikan hidupnya topangan bagi para fakir miskin, serta banyak
jawaban lainnya. Padahal, pertanyaannya cuma satu : " أ
َ
ي
ﱡ
ا
ﻷ
ْ
َ
ﻋ
ْ
ﻣ
َ
ﺎ
ل
ِ
أ
َ
ﻓ
ْ
ﺿ
َ
ل
ُ ?”
22. Kaidah Kaidah Dakwah
Syaikh Muhammad Abduh, dalam Tafsir Al-Manar juz 3 menyimpulkan dari ayat Al-Quran
diatas, bahwa secara garis besar, umat yang dihadapi para pendakwah dapat dibagi atas
tiga golongan, yang masing-masing harus dihadapi dengan cara yang berlainan pula. Ketiga
golongan tersebut adalah:
TERPELAJAR
PERTENGAHAN
AWAM
1
2
3
Golongan yang mampu berpikir secara kritis dan cepat dapat menangkap arti
persoalan. Mereka ini cocoknya dipanggil dengan alasan, dengan dalil dan hujjah
yang dapat diterima kekuatan akal mereka. Dalil dan hujjah yang kuat dapat
mendorong mereka untuk berada di jalan Islam.
Mereka suka membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas tertentu dan tidak
sanggup untuk lebih mendalam. Mereka ini cocoknya diajak dengan dengan
berdialog, bertukar pikiran dan perasaan, untuk mendorong mereka menggunakan
akal dan hati secara sehat.
Golongan orang kebanyakan yang belum dapat berpikir secara kritis dan
mendalam , belum dapat menangkap pengertian yang akademis. Mereka ini diseru
dengan pesan-pesan yang menyentuh perasaan, mereka cenderung bisa menerima
kemuliaan jalan Islam.
26. Kaidah Kaidah Dakwah
HIKMAH UJIAN DI JALAN DAKWAH
Mengokohkan dakwah
Menunjukkan kelompok yang menepati janji mereka
pada Allah
Mengisi dakwah dengan manusia pilihan
Mempertegas beda kaum beriman dan kufur
Memperkuat ikatan iman dengan pemikiran dan
perasaan
Ujian menunjukkan kekuatan dan kekokohan dakwah
Agar senantiasa berhati hati dan bergantung pada Allah
Membentuk keikhlasan dalam jiwa