1. NAMA STAMBUK
ANDIS ISKANDAR F 112 15 007
ERNA YUDITA F 112 15 012
AYU NATASHA LAMBOKA F 112 15 006
HARDIYANTI SARIKA F 112 15 003
IWAN RAHMADI F 112 15 005
MOH. RIZKI HARYAPUTRA F 112 15 004
2. Provinsi Sulawesi Tengah, memiliki pertumbuhan pembangunan yang
sangat pesat, sehingga menciptakan banyak fungsi kegiatan.
Berkembangnya kegiatan-kegiatan tersebut berimplikasi pada
kebutuhan jalan di Sulawesi Tengah. Dengan adanya kebutuhan jalan
tersebut, maka berdampak pada pertumbuhan kendaraan di Sulawesi
Tengah.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemprov Sulawesi Tengah melalui
Dinas Bina Marga Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, mengambil
prakarsa untuk berperan aktif dalam penambahan jaringan jalan yaitu
melalui pembangunan dan operasional infrastruktur berupa jalan Palu
– Parigi By Pass dengan panjang 48,5 Km.
3. Sebuah proyek terdiri dari urutan dan rangkaian kegiatan panjang dan
dimulai sejak dituangkannya gagasan, direncanakan, kemudian
dilaksanakan, sampai dengan memberikan hasil yang sesuai dengan
perencanaannya. Dengan demikian rangkaian mekanisme kegiatan–
kegiatan didalam proyek akan membentuk suatu siklus proyek yang
berkelanjutan.
Keberhasilan suatu proyek ditentukan oleh perencanaan dan
pengendalian, sedangkan kualitas dari perencanaan dan
pengendalian suatu proyek sangat ditentukan oleh kualitas dari
sumber daya manusia atau orang-orang yang terlibat dalam suatu
proyek. Oleh karena itu expose ini bertujuan untuk mengevaluasi
pelaksanaan proyek Pembangunan Jalan Palu – Parigi By Pass dari
segi penerapan manajemen infrastruktur, dengan mengacu pada :
Standar Tahapan Siklus Proyek yang dikeluarkan oleh Bank Dunia.
4.
5. Secara Adminstratif Rencana pembangunan jalan Palu-Parigi by pass
dengan panjang 48,5 Km dan Rumija antara 60 m – 300 m, terletak di
Kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi dan Kecamatan Parigi Selatan,
Kab. Parigi Moutong.
Proyek ini merupakan proyek NEED BASE karena menyediakan
kebutuhan dasar dan jasa untuk masyarakat di daerah Sulawesi
Tengah.
Adapun peta lokasi kegiatan proyek Pembangunan Jalan Palu Parigi
By Pass adalah sebagai berikut :
6.
7. Tahapan Pre Feasebility Study (FS) adalah sebagai berikut :
Pemilihan lokasi : Lokasi kegiatan berada di Kecamatan Biromaru
Kabupaten Sigi dan Kecamatan Parigi Selatan, Kab. Parigi
Moutong.
Pertimbangan kondisi lingkungan : Jalan Palu Parigi By Pass
melewati Kawasan budidaya (permukiman dan sawah) yang
terdapat pada awal dan akhir trase, serta melewati kawasan Area
KPHP Dolago Tenggunung, sehingga memerlukan kajian AMDAL
(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) guna mengantisipasi
terjadinya dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif dari
Pembangunan Jalan Palu Parigi By Pass Sulawesi Tengah.
Pembangunan jalan ini telah memiliki Dokumen AMDAL berupa
Kerangka Acuan (KA ANDAL), ANDAL dan RKL-RPL.
8. Pertimbangan manfaat : Dengan adanya jalan Palu Parigi By Pass
akan melengkapi jaringan jalan arteri yang menghubungkan kota
Palu dengan kabupaten Parigi Moutong sehingga dari sisi
kontinuitas jaringan akan lebih baik, dan membuka aksesibilitas
bagi daerah yang kurang maju.
Isu yang signifikan : Jalan Palu Parigi By Pass diharapkan dapat
menjadi pendukung terbentuknya Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK)di daerah Sulawesi Tengah yang dapat menjadi salah satu
penggerak utama percepatan peningkatan perekonomian di
Sulawesi Tengah.
10. No. Parameter Geometrik Satuan
Usulan
Palu – Parigi
Bypass
1. Kecepatan rencana km/jam 60
2. Parameter Potongan Melintang
Lebar lajur lalu-lintas m 3,50
Lebar lajur pendakian m 3,50
Lebar bahu luar m 2,00
Lebar bahu dalam m 1,50
Lebar Median (termasuk bahu
dalam)
m 9,00
Kemiringan Melintang Normal Jalur
Lalu lintas
% 2
Kemiringan melintang normal bahu
luar
% 4
Tinggi ruang bebas vertikal minimum m 5,10
Tinggi ruang bebas di atas jalan rel
kereta api
m 6,50
3. Jarak Pandang
Jarak pandang henti minimum m 75
11. 4. Parameter alinemen horisontal
Jari-jari tikungan minimum m 115
Jari-jari tikungan minimum tanpa peralihan m 600
Jari-jari tikungan minimum kemiringan normal m 2000
Panjang tikungan minimum m 700/θ atau 100
Superelevasi maksimum % 8,00
Panjang lengkung peralihan minimum m 50
Landai relatif maksimum m 1/175
5. Parameter alinemen vertikal
Landai maksimum % 8
Panjang landai kritis dengan landai 5 % m 600
Lengkung vertikal
Jari-jari cembung minimum / absolut m 4.500
Jari-jari cekung minimum / absolut m 3.000
Panjang minimum lengkung vertical m 50
12. Tahapan Mitigasi/ Strategi Lingkungan
Terhadap pembersihan lahan, pekerjaan tanah (galian dan
timbunan), pekerjaan struktur jembatan/overpass dan badan jalan
serta perkerasan jalan maka harus dilakukan upaya mitigasi dan
strategi lingkungan sebagai berikut :
• Memasang tanda atau rambu-rambu adanya kegiatan
pembangunan jalan disekitar areal tapak proyek (peringatan,
larangan, himbauan) untuk tidak melakukan kegiatan ditapak
proyek selain para pekerja.
• Memasang pagar pembatas di tapak proyek terutama di area
permukiman dan persimpangan jalan.
• Para pekerja dilengkapi dengan peralatan keselamatan kerja
(K3) diantaranya helm, sarung tangan, sepatu kerja, baju kerja
yang layak dan lain-lain.
• Menerapkan standard operation prosedure (SOP) dalam
melaksanakan kegiatan kepada semua pekerja yang terlibat
pembangunan jalan By Pass.
13. Tahap Pembebasan Lahan
Tahapan Pembangunan Jalan Palu Parigi By Pass, meliputi :
• Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, kontraktor melaksanakan
pembangunan sesuai keinginan perencanaa. Perencanaan
dibuat sebagai bahan acuan dalam pemilihan material,
peralatan, sumber daya manusia/ personil/ tenaga konstruksi,
metode pelaksanaan, mutu dan dana serta pengendalian
(controlling).
• Konsultan pengawas bertugas mengawasi dan mengontrol
jalannya tahap pelaksanaan agar bangunan yang telah sesuai
dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja
sebagaimana mestinya.
14. Pemantauan harus dilakukan selama masa pelaksanaan proyek
untuk mengetahui prestasi dan kemajuan yang telah dicapai.
Hasil evaluasi berguna untuk pengambilan tindakan yang akurat
terhadap permasalahan-permasalahan yang timbul selama
pelaksanaan.
Monitoring dan pelaporan diperlukan untuk pengendalian dan
pengawasan proyek. Pelaporan memberikan informasi kepada
seseorang/ owner pekerjaan tentang kemajuan, masalah-masalah
dan kemungkinan-kemungkinan di kemudian hari.
Tahap pemeliharaan
Pada tahap ini pemilik proyek meneliti bangunan secara cermat
dan apabila terdapat kerusakan maka kontraktor berkewajiban
memperbaiki kerusakan- kerusakan tersebut selama masa
pemeliharaan berlangsung.