SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Kita Semua Ahli Surga,
      Insya Allah
                        -Abu Rizqy Al Jambary-

       Dalam sebuah hadist tentang akhirat, Rasul sholallahu ‘alaihi
wasallam bersabda bahwa kaum Nasrani akan terpecah menjadi 71
golongan, Yahudi menjadi 72 golongan dan Umat Islam menjadi 73
golongan (dalam ulasannya Sayyid Qutb menjabarkan tentang
Syi’ah terdiri dari beberapa faksi, Qadariyah, Jabariyah, Ahmadiyah
dan Muta’zilah, juga Ingkar Sunnah), semuanya masuk neraka
kecuali 1 golongan, yakni Ahlussunah wal jama’ah. Yang berpegang
kepada Al Quran Wal Hadits.
       Nah, lantas kalau semua ngaku ahlussunah wal jamaah, siapa
yang benar? Mari kita lihat secara teliti. Bila merujuk kepada hadits
tadi, maka semua golongan yang berpegang kepada Al Qur’an wal
Hadits termasuk ahlussunah wal jamaah. Dalam sebuah contoh
kasus; Kaum Nahdliyin yang berpegang pada pendapat Imam
Syafi’i, tidak membolehkan pria yang punya wudhu bersentuhan
dengan wanita, karena bersentuhan memnyebabkan batal wudhu.
Sedangkan Muhammadiyah mengikuti pedoman pada pendapat Abu
Hanifa atau Imam Hanafi, bahwa bersentuhan dengan wanita tidak
membatalkan wudhu, karena kata ‘bersentuhan’ menurut beliau
ditafsirkan sebagai kata kiasan yang artinya adalah bersebadan.
       Dalilnya dari mana? An Nisa 4:43, Al Maidah 5:6, Maryam
19:20. Dua pendapat yang berbeda, tapi berasal dari ayat Al Qur’an
yang sama, hanya pada tahapan penafsirannya saja yang berbeda.
Cabang, ikhtilaf, khilafiyah, furuiyah dan istilah lainnya untuk
perbedaan para Imam Madzhab ini, justru sering mengedepan
justru di kalangan bawah, bukan di tataran ulama. Selain karena
para Imam mahdzab di kitabnya selalu menyertakan statement
bahwa: bila ada Imam lain berpendapat berbeda, maka ikutlah dia,
karena aku bisa saja salah. Konsep tasammuh (toleransi) dalam hal
ini dijunjung tinggi.
       Materi Perbandingan Madzhab di pesantren, justru diberikan
di tahap akhir kurikulum, sehingga diharapkan para santri
mengamati, memahami segala sesuatu itu dari perspektif yang
holistik. Untuk beberapa hal, faham Syafi’i berpendapat begini tapi
menurut Maliki justru berlawanan, kadang Hambali mendukung,
dan bahkan Hanafi justru lebih berhati-hati.
       Karena Madzhab hanyalah sebatas pola pikir, sudut pandang,
perspektif, para ulama untuk memudahkan pemahaman dalam
praktek pendekatan diri kepada Allah juga RasulNya sebagai contoh
hidup, atau ringkasnya bermadzhab hanya soal nyaman atau tidak,
mau atau tidak.
Ibarat makan bareng di Rumah Makan Padang, kalo ada yang
diet silahkan makan sop atau kalo asam urat/ kolesterol darahnya
tinggi, dia boleh pilih minum jus Alpukat saja, tanpa harus ada yang
ngotot semuanya musti makan rendang. Maka sampai sini
persoalan mustinya sudah selesai.
       Namun tidak semua murid di kelas bisa jadi rangking 1, inilah
realita yang ada. Dengan kalimat lain, meski belajar hal yang sama,
gurunya sama, waktunya sama, tapi ketekunan berbeda dan daya
tangkap juga bervariasi, maka tidak akan ada rangking 1 di duduki
oleh 2 orang. Meski banyak pengajian, taklim, majelis fikir dan
halaqoh tarbiyah, sering muncul persoalan ketika berbenturan
dengan keseharian. Faham tapi ga suka, ngerti tapi ngga cocok,
sepemikiran tapi ngga diikuti. Permasalahan sederhana sebetulnya,
Setan tidak pernah mau orang shalih jadi banyak. Dibuat iri,
dihembuskan kedengkian, di tiupkan kemarahan, dibakarnya nafsu,
dan sederet ide brilian keturunan Iblis ini tetap tergenapi nuansa
kelicikan.
       Egoisme adalah sebuah manifestasi dari perasaan Iblis. Dia
merasa lebih baik dari Manusia. Dan di dalam QS Al A’raaf 7:12
sangat jelas statement Iblis terhadap eksistensi Ayahanda Ummat
Dunia yang dijadikan Khalifah di bumi. ‘ana khairu minhum’ (saya
lebih baik dari dia [Adam a.s].
       Dalam     berbagai    masalah,     komunitas     grass    root
(baca:jamaah) lebih berfikir bahwa dialah yang belajar dengan
benar dan baik, sehingga tidak ada kebenaran yang mendua,
karena kebenaran hanya ada satu, yakni yang datangnya dari Allah.
Maka ketika mereka berfaham pada salah seorang imam madzhab,
maka tak ayal ketika dia tidak merunut kepada apa dasar pemikiran
para Imam madzhab itu, dia akan terjebak kepada perangkap
setan, yang menganggap bahwa fahamnyalah yang paling benar.
Disinilah lahirnya sebuah masalah sepele yang berkepanjangan,
hingga kini mendarah daging, bahkan sebagian da’i juga mulai
terkena imbasnya, Astaghfirullah....
       Saudaraku seiman seaqidah, Urgensinya cukup tinggi untuk
kita mengembalikan segala sesuatunya hanya kepada kaidah
pengambilan dasar hukum dalam Islam, yakni Al-Quran yang
teratas, kemudian disusul Sunnah / Hadits Rasul SAW, baru jumhur
Ulama atau kesepakatan para Ulama, dan pijakan selanjutnya
adalah ijtihad / pendapat dari para Ulama.
       Ada ikhwan yang bertanya: “untuk apa ikut madzhab? Kalo
hanya sekedar memperlebar jurang pemisah, lalu apa bedanya
dengan berbagai agama yang semua tujuannya sama, yakni kepada
Tuhan yang satu, cuma istilahnya beda?”, maka jawabannya
menurut ana (sekali lagi dengan segala keterbatasan ilmu dan
segenap kebodohan) Soal madzhab, kita tidak harus bermadhzab
apalagi hanya 4, silahkan saja kalau mau bikin madhzab baru, atau
bermahdzab tanpa mahdzab selama kita kuasai belasan ilmu
dasarnya dan tetap merujuk pada Qur’an Hadits, tentu dengan
kesolehan yang bisa dipertanggungjawabkan.
       Kedua, soal agama beda tujuan sama. Mohon maaf, tanpa
mengurangi rasa hormat dan rasa persaudaraan, ana sekali lagi
hanya bersandar kepada kekurang lengkapan ana pada konsep
ketuhanan saudara kita yang beraqidah selain Islam. Nasrani
dengan Trinitasnya, Hindu, Budha, Kong Hu Cu hingga Taoisme
jelas jelas Polytheisme. Tapi jangan coba – coba antum tanya hal ini
ke mereka, ana yakin seratus persen, mereka akan menyanggah
dengan menjelaskan berbagai pembenaran atas ‘kebenaran’ yang
mereka fahami tentang ke-Esa-an, dan itupun dengan cerita,
analogi yang ngalor ngidul (kesana kemari) dan berakhir dengan
kebingungan, karena memang mereka tidak bisa menjawab konsep
ketauhidan dengan tepat, lha wong emang ga punya gimana mau
njelasin?
       Tatkala kita yang awam ini hanya mampu berpegang pada
sandaran literatur ilmiah yang sudah ada, maka akan terkuras
energi kita untuk memilah (tapi pahalanya banyak lho) mana hadits
yang berkait dengan tauhid, mana yang bab aqidah, mana yang
soal hukum, dst. Belum lagi kalau kita berhadapan dengan Ayat
Qur’an maupun hadits dalam kerangka kurun waktu, demografi,
budaya, perilaku, asbab nuzul dan asbab wurudnya, Wuih pokoknya
bisa ga ngapa-ngapain kita bila tidak mampu mempelajarinya
langsung dari sumber yang bisa dipercaya, semisal ahli hadits, dlsb.
       Maka secara sederhana sebaiknya menurut ana: Ketika
terjadi perbedaan, maka dengan pemahaman yang cukup, siapapun
dia (NU, Muhammadiyah, PERSIS, Salafiyun, Jama’ah Tabligh) mari
kita lihat apa dasar pengambilan hukumnya, bila berujung di Qur’an
Hadits kita musti segera menyalami tangan dia (jangan lupa
senyum dan baca Alhamdulillah) dengan penuh kehangatan, orang
yang berbeda dengan kita, seraya berkata “Alhamdulillah, Kita
Semua Ahli Surga, Insya Allah”.
       Wallahu ‘alam bishshowab.

More Related Content

What's hot

Control diri husnuzzan_ukhuwah
Control diri husnuzzan_ukhuwahControl diri husnuzzan_ukhuwah
Control diri husnuzzan_ukhuwahoyounk wantedz
 
Mujahadah anfash
Mujahadah anfash Mujahadah anfash
Mujahadah anfash muji anto
 
Modul pembelajaran pai kelas x
Modul pembelajaran pai kelas xModul pembelajaran pai kelas x
Modul pembelajaran pai kelas xMoezzt Licha
 
Pengertian ilmu-kalam
Pengertian ilmu-kalamPengertian ilmu-kalam
Pengertian ilmu-kalamiwan Alit
 
Filsafat hukum islam
Filsafat hukum islamFilsafat hukum islam
Filsafat hukum islamSalim Anshori
 
4.akhlaq terpuji husnu dhon
4.akhlaq terpuji husnu dhon4.akhlaq terpuji husnu dhon
4.akhlaq terpuji husnu dhonadulcharli
 
Buku siswa sma pai kls x kur 2013
Buku siswa sma pai kls x kur 2013Buku siswa sma pai kls x kur 2013
Buku siswa sma pai kls x kur 2013Ulin Nuha
 
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)Tyo Maulana
 
Islam pribadi dan masyarakat
Islam  pribadi dan masyarakatIslam  pribadi dan masyarakat
Islam pribadi dan masyarakatEko Jaya
 
membiasakan perilaku terpuji (akhlak terpuji) husnudzan
membiasakan perilaku terpuji (akhlak terpuji) husnudzanmembiasakan perilaku terpuji (akhlak terpuji) husnudzan
membiasakan perilaku terpuji (akhlak terpuji) husnudzanAn Nes Niwayatul
 
Isi kandungan surat al hujurat ayat 10 dan 12
Isi kandungan surat al hujurat ayat 10 dan 12Isi kandungan surat al hujurat ayat 10 dan 12
Isi kandungan surat al hujurat ayat 10 dan 12dragoneart
 
Agama Islam "Kandungan surat Al-Hujurat ayat 10
Agama Islam "Kandungan surat Al-Hujurat ayat 10Agama Islam "Kandungan surat Al-Hujurat ayat 10
Agama Islam "Kandungan surat Al-Hujurat ayat 10Reza Novita Sari
 
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)Hestifidiah
 
Persentasi ukhuwah dalam perfektif al quran hadist
Persentasi ukhuwah dalam perfektif al quran hadistPersentasi ukhuwah dalam perfektif al quran hadist
Persentasi ukhuwah dalam perfektif al quran hadistYunus Muzakki
 
1. ki kd m ts agama al qur'an hadits
1. ki kd m ts agama   al qur'an hadits1. ki kd m ts agama   al qur'an hadits
1. ki kd m ts agama al qur'an haditsrizkymuhardi
 
Keikhlasan dalam telaah al qur`an. indonesian. bahasa indonesia
Keikhlasan dalam telaah al qur`an. indonesian. bahasa indonesiaKeikhlasan dalam telaah al qur`an. indonesian. bahasa indonesia
Keikhlasan dalam telaah al qur`an. indonesian. bahasa indonesiaHarunyahyaBahasaIndonesia
 
Pemikiran al maturidiyah dalam ilmu kalam
Pemikiran al maturidiyah dalam ilmu kalamPemikiran al maturidiyah dalam ilmu kalam
Pemikiran al maturidiyah dalam ilmu kalamNanik Rahmawati
 
08. silabus pai kls 8 2013
08. silabus pai kls 8 201308. silabus pai kls 8 2013
08. silabus pai kls 8 2013Abdul Ghufron
 

What's hot (20)

Tauhid
TauhidTauhid
Tauhid
 
Control diri husnuzzan_ukhuwah
Control diri husnuzzan_ukhuwahControl diri husnuzzan_ukhuwah
Control diri husnuzzan_ukhuwah
 
Mujahadah anfash
Mujahadah anfash Mujahadah anfash
Mujahadah anfash
 
Modul pembelajaran pai kelas x
Modul pembelajaran pai kelas xModul pembelajaran pai kelas x
Modul pembelajaran pai kelas x
 
Pengertian ilmu-kalam
Pengertian ilmu-kalamPengertian ilmu-kalam
Pengertian ilmu-kalam
 
Filsafat hukum islam
Filsafat hukum islamFilsafat hukum islam
Filsafat hukum islam
 
4.akhlaq terpuji husnu dhon
4.akhlaq terpuji husnu dhon4.akhlaq terpuji husnu dhon
4.akhlaq terpuji husnu dhon
 
Buku siswa sma pai kls x kur 2013
Buku siswa sma pai kls x kur 2013Buku siswa sma pai kls x kur 2013
Buku siswa sma pai kls x kur 2013
 
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
 
Islam pribadi dan masyarakat
Islam  pribadi dan masyarakatIslam  pribadi dan masyarakat
Islam pribadi dan masyarakat
 
membiasakan perilaku terpuji (akhlak terpuji) husnudzan
membiasakan perilaku terpuji (akhlak terpuji) husnudzanmembiasakan perilaku terpuji (akhlak terpuji) husnudzan
membiasakan perilaku terpuji (akhlak terpuji) husnudzan
 
Isi kandungan surat al hujurat ayat 10 dan 12
Isi kandungan surat al hujurat ayat 10 dan 12Isi kandungan surat al hujurat ayat 10 dan 12
Isi kandungan surat al hujurat ayat 10 dan 12
 
Agama Islam "Kandungan surat Al-Hujurat ayat 10
Agama Islam "Kandungan surat Al-Hujurat ayat 10Agama Islam "Kandungan surat Al-Hujurat ayat 10
Agama Islam "Kandungan surat Al-Hujurat ayat 10
 
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
 
Persentasi ukhuwah dalam perfektif al quran hadist
Persentasi ukhuwah dalam perfektif al quran hadistPersentasi ukhuwah dalam perfektif al quran hadist
Persentasi ukhuwah dalam perfektif al quran hadist
 
Tugas makalah agama
Tugas makalah agamaTugas makalah agama
Tugas makalah agama
 
1. ki kd m ts agama al qur'an hadits
1. ki kd m ts agama   al qur'an hadits1. ki kd m ts agama   al qur'an hadits
1. ki kd m ts agama al qur'an hadits
 
Keikhlasan dalam telaah al qur`an. indonesian. bahasa indonesia
Keikhlasan dalam telaah al qur`an. indonesian. bahasa indonesiaKeikhlasan dalam telaah al qur`an. indonesian. bahasa indonesia
Keikhlasan dalam telaah al qur`an. indonesian. bahasa indonesia
 
Pemikiran al maturidiyah dalam ilmu kalam
Pemikiran al maturidiyah dalam ilmu kalamPemikiran al maturidiyah dalam ilmu kalam
Pemikiran al maturidiyah dalam ilmu kalam
 
08. silabus pai kls 8 2013
08. silabus pai kls 8 201308. silabus pai kls 8 2013
08. silabus pai kls 8 2013
 

Similar to Kita semua ahli surga

Kesepahaman Menuju Persatuan
Kesepahaman Menuju PersatuanKesepahaman Menuju Persatuan
Kesepahaman Menuju PersatuanHamzah
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAbulkhair Abdullah
 
Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Fiqh Al Ikhtilaf NU MuhammadiyahFiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyahkeiraalifia
 
2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)
2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)
2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)setyo mulyono
 
fanatik dan taksub kepada guru
 fanatik dan taksub kepada guru fanatik dan taksub kepada guru
fanatik dan taksub kepada guruR&R Darulkautsar
 
Himpunan risalah Hassan al Banna (Majmuah Ar-Rasail)
Himpunan risalah Hassan al Banna (Majmuah Ar-Rasail)Himpunan risalah Hassan al Banna (Majmuah Ar-Rasail)
Himpunan risalah Hassan al Banna (Majmuah Ar-Rasail)Imran
 
Risalah Pergerakan Hasan Al-Banna edisi Indonesia
Risalah Pergerakan Hasan Al-Banna edisi IndonesiaRisalah Pergerakan Hasan Al-Banna edisi Indonesia
Risalah Pergerakan Hasan Al-Banna edisi Indonesiabgwahid
 
Aliran-Aliran Tassawuf.docx
Aliran-Aliran Tassawuf.docxAliran-Aliran Tassawuf.docx
Aliran-Aliran Tassawuf.docxZukét Printing
 
Aliran-Aliran Tassawuf.pdf
Aliran-Aliran Tassawuf.pdfAliran-Aliran Tassawuf.pdf
Aliran-Aliran Tassawuf.pdfZukét Printing
 
Agama Islam : Akhlak Terpuji
Agama Islam : Akhlak TerpujiAgama Islam : Akhlak Terpuji
Agama Islam : Akhlak TerpujiMaya Hadiyuni
 
Fiqhul Ikhtilaf_NU_Muhammadiyah
Fiqhul Ikhtilaf_NU_MuhammadiyahFiqhul Ikhtilaf_NU_Muhammadiyah
Fiqhul Ikhtilaf_NU_MuhammadiyahEdi Awaludin
 
Kritik & solusi syiah di indonesia
Kritik & solusi syiah di indonesiaKritik & solusi syiah di indonesia
Kritik & solusi syiah di indonesiaEdi Awaludin
 
Bertutur santun dalam islam
Bertutur santun dalam islamBertutur santun dalam islam
Bertutur santun dalam islamyuniarkowahyu
 
Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam
Makalah Konsep Aqidah Dalam IslamMakalah Konsep Aqidah Dalam Islam
Makalah Konsep Aqidah Dalam Islamhera wijaya
 
Hubungan ilmu kalam dengan filsafat islam
Hubungan ilmu kalam dengan filsafat islamHubungan ilmu kalam dengan filsafat islam
Hubungan ilmu kalam dengan filsafat islamYandra Helira
 

Similar to Kita semua ahli surga (20)

Modern
ModernModern
Modern
 
Tantangan Aswaja.pdf
Tantangan Aswaja.pdfTantangan Aswaja.pdf
Tantangan Aswaja.pdf
 
Allah tuhan semua agama (kebenaran)
Allah tuhan semua agama (kebenaran)Allah tuhan semua agama (kebenaran)
Allah tuhan semua agama (kebenaran)
 
Kesepahaman Menuju Persatuan
Kesepahaman Menuju PersatuanKesepahaman Menuju Persatuan
Kesepahaman Menuju Persatuan
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Fiqh Al Ikhtilaf NU MuhammadiyahFiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
 
2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)
2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)
2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)
 
fanatik dan taksub kepada guru
 fanatik dan taksub kepada guru fanatik dan taksub kepada guru
fanatik dan taksub kepada guru
 
Himpunan risalah Hassan al Banna (Majmuah Ar-Rasail)
Himpunan risalah Hassan al Banna (Majmuah Ar-Rasail)Himpunan risalah Hassan al Banna (Majmuah Ar-Rasail)
Himpunan risalah Hassan al Banna (Majmuah Ar-Rasail)
 
Risalah Pergerakan Hasan Al-Banna edisi Indonesia
Risalah Pergerakan Hasan Al-Banna edisi IndonesiaRisalah Pergerakan Hasan Al-Banna edisi Indonesia
Risalah Pergerakan Hasan Al-Banna edisi Indonesia
 
Aliran-Aliran Tassawuf.docx
Aliran-Aliran Tassawuf.docxAliran-Aliran Tassawuf.docx
Aliran-Aliran Tassawuf.docx
 
Aliran-Aliran Tassawuf.pdf
Aliran-Aliran Tassawuf.pdfAliran-Aliran Tassawuf.pdf
Aliran-Aliran Tassawuf.pdf
 
Agama Islam : Akhlak Terpuji
Agama Islam : Akhlak TerpujiAgama Islam : Akhlak Terpuji
Agama Islam : Akhlak Terpuji
 
Fiqhul Ikhtilaf_NU_Muhammadiyah
Fiqhul Ikhtilaf_NU_MuhammadiyahFiqhul Ikhtilaf_NU_Muhammadiyah
Fiqhul Ikhtilaf_NU_Muhammadiyah
 
Mujahadah an nafs
Mujahadah an nafsMujahadah an nafs
Mujahadah an nafs
 
Ebook syiah
Ebook syiahEbook syiah
Ebook syiah
 
Kritik & solusi syiah di indonesia
Kritik & solusi syiah di indonesiaKritik & solusi syiah di indonesia
Kritik & solusi syiah di indonesia
 
Bertutur santun dalam islam
Bertutur santun dalam islamBertutur santun dalam islam
Bertutur santun dalam islam
 
Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam
Makalah Konsep Aqidah Dalam IslamMakalah Konsep Aqidah Dalam Islam
Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam
 
Hubungan ilmu kalam dengan filsafat islam
Hubungan ilmu kalam dengan filsafat islamHubungan ilmu kalam dengan filsafat islam
Hubungan ilmu kalam dengan filsafat islam
 

More from Doddy Elzha Al Jambary (20)

Tarhib Ramadhan 4.0
Tarhib Ramadhan 4.0Tarhib Ramadhan 4.0
Tarhib Ramadhan 4.0
 
Life begin at 40
Life begin at 40Life begin at 40
Life begin at 40
 
Melebur - Aqidah Series
Melebur - Aqidah SeriesMelebur - Aqidah Series
Melebur - Aqidah Series
 
Qona'ah
Qona'ahQona'ah
Qona'ah
 
Bahaya kikir
Bahaya kikirBahaya kikir
Bahaya kikir
 
An 19 Muslim Idaman
An 19 Muslim IdamanAn 19 Muslim Idaman
An 19 Muslim Idaman
 
Istiqomah
IstiqomahIstiqomah
Istiqomah
 
Prahara zina
Prahara zinaPrahara zina
Prahara zina
 
Back to life
Back to lifeBack to life
Back to life
 
Ke Surga dengan Cinta
Ke Surga dengan CintaKe Surga dengan Cinta
Ke Surga dengan Cinta
 
Allah's Family
Allah's FamilyAllah's Family
Allah's Family
 
Istijmar & Istinja
Istijmar & IstinjaIstijmar & Istinja
Istijmar & Istinja
 
Buaian Dosa
Buaian DosaBuaian Dosa
Buaian Dosa
 
The power of pray
The power of prayThe power of pray
The power of pray
 
Optimalisasi Ramadhan
Optimalisasi RamadhanOptimalisasi Ramadhan
Optimalisasi Ramadhan
 
Mulia dengan musholla
Mulia dengan mushollaMulia dengan musholla
Mulia dengan musholla
 
Mengurai takdir
Mengurai takdirMengurai takdir
Mengurai takdir
 
International idol
International idolInternational idol
International idol
 
Ain, jangan main main
Ain, jangan main mainAin, jangan main main
Ain, jangan main main
 
Manasik Haji
Manasik HajiManasik Haji
Manasik Haji
 

Kita semua ahli surga

  • 1. Kita Semua Ahli Surga, Insya Allah -Abu Rizqy Al Jambary- Dalam sebuah hadist tentang akhirat, Rasul sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa kaum Nasrani akan terpecah menjadi 71 golongan, Yahudi menjadi 72 golongan dan Umat Islam menjadi 73 golongan (dalam ulasannya Sayyid Qutb menjabarkan tentang Syi’ah terdiri dari beberapa faksi, Qadariyah, Jabariyah, Ahmadiyah dan Muta’zilah, juga Ingkar Sunnah), semuanya masuk neraka kecuali 1 golongan, yakni Ahlussunah wal jama’ah. Yang berpegang kepada Al Quran Wal Hadits. Nah, lantas kalau semua ngaku ahlussunah wal jamaah, siapa yang benar? Mari kita lihat secara teliti. Bila merujuk kepada hadits tadi, maka semua golongan yang berpegang kepada Al Qur’an wal Hadits termasuk ahlussunah wal jamaah. Dalam sebuah contoh kasus; Kaum Nahdliyin yang berpegang pada pendapat Imam Syafi’i, tidak membolehkan pria yang punya wudhu bersentuhan dengan wanita, karena bersentuhan memnyebabkan batal wudhu. Sedangkan Muhammadiyah mengikuti pedoman pada pendapat Abu Hanifa atau Imam Hanafi, bahwa bersentuhan dengan wanita tidak membatalkan wudhu, karena kata ‘bersentuhan’ menurut beliau ditafsirkan sebagai kata kiasan yang artinya adalah bersebadan. Dalilnya dari mana? An Nisa 4:43, Al Maidah 5:6, Maryam 19:20. Dua pendapat yang berbeda, tapi berasal dari ayat Al Qur’an yang sama, hanya pada tahapan penafsirannya saja yang berbeda. Cabang, ikhtilaf, khilafiyah, furuiyah dan istilah lainnya untuk perbedaan para Imam Madzhab ini, justru sering mengedepan justru di kalangan bawah, bukan di tataran ulama. Selain karena para Imam mahdzab di kitabnya selalu menyertakan statement bahwa: bila ada Imam lain berpendapat berbeda, maka ikutlah dia, karena aku bisa saja salah. Konsep tasammuh (toleransi) dalam hal ini dijunjung tinggi. Materi Perbandingan Madzhab di pesantren, justru diberikan di tahap akhir kurikulum, sehingga diharapkan para santri mengamati, memahami segala sesuatu itu dari perspektif yang holistik. Untuk beberapa hal, faham Syafi’i berpendapat begini tapi menurut Maliki justru berlawanan, kadang Hambali mendukung, dan bahkan Hanafi justru lebih berhati-hati. Karena Madzhab hanyalah sebatas pola pikir, sudut pandang, perspektif, para ulama untuk memudahkan pemahaman dalam praktek pendekatan diri kepada Allah juga RasulNya sebagai contoh hidup, atau ringkasnya bermadzhab hanya soal nyaman atau tidak, mau atau tidak.
  • 2. Ibarat makan bareng di Rumah Makan Padang, kalo ada yang diet silahkan makan sop atau kalo asam urat/ kolesterol darahnya tinggi, dia boleh pilih minum jus Alpukat saja, tanpa harus ada yang ngotot semuanya musti makan rendang. Maka sampai sini persoalan mustinya sudah selesai. Namun tidak semua murid di kelas bisa jadi rangking 1, inilah realita yang ada. Dengan kalimat lain, meski belajar hal yang sama, gurunya sama, waktunya sama, tapi ketekunan berbeda dan daya tangkap juga bervariasi, maka tidak akan ada rangking 1 di duduki oleh 2 orang. Meski banyak pengajian, taklim, majelis fikir dan halaqoh tarbiyah, sering muncul persoalan ketika berbenturan dengan keseharian. Faham tapi ga suka, ngerti tapi ngga cocok, sepemikiran tapi ngga diikuti. Permasalahan sederhana sebetulnya, Setan tidak pernah mau orang shalih jadi banyak. Dibuat iri, dihembuskan kedengkian, di tiupkan kemarahan, dibakarnya nafsu, dan sederet ide brilian keturunan Iblis ini tetap tergenapi nuansa kelicikan. Egoisme adalah sebuah manifestasi dari perasaan Iblis. Dia merasa lebih baik dari Manusia. Dan di dalam QS Al A’raaf 7:12 sangat jelas statement Iblis terhadap eksistensi Ayahanda Ummat Dunia yang dijadikan Khalifah di bumi. ‘ana khairu minhum’ (saya lebih baik dari dia [Adam a.s]. Dalam berbagai masalah, komunitas grass root (baca:jamaah) lebih berfikir bahwa dialah yang belajar dengan benar dan baik, sehingga tidak ada kebenaran yang mendua, karena kebenaran hanya ada satu, yakni yang datangnya dari Allah. Maka ketika mereka berfaham pada salah seorang imam madzhab, maka tak ayal ketika dia tidak merunut kepada apa dasar pemikiran para Imam madzhab itu, dia akan terjebak kepada perangkap setan, yang menganggap bahwa fahamnyalah yang paling benar. Disinilah lahirnya sebuah masalah sepele yang berkepanjangan, hingga kini mendarah daging, bahkan sebagian da’i juga mulai terkena imbasnya, Astaghfirullah.... Saudaraku seiman seaqidah, Urgensinya cukup tinggi untuk kita mengembalikan segala sesuatunya hanya kepada kaidah pengambilan dasar hukum dalam Islam, yakni Al-Quran yang teratas, kemudian disusul Sunnah / Hadits Rasul SAW, baru jumhur Ulama atau kesepakatan para Ulama, dan pijakan selanjutnya adalah ijtihad / pendapat dari para Ulama. Ada ikhwan yang bertanya: “untuk apa ikut madzhab? Kalo hanya sekedar memperlebar jurang pemisah, lalu apa bedanya dengan berbagai agama yang semua tujuannya sama, yakni kepada Tuhan yang satu, cuma istilahnya beda?”, maka jawabannya menurut ana (sekali lagi dengan segala keterbatasan ilmu dan segenap kebodohan) Soal madzhab, kita tidak harus bermadhzab apalagi hanya 4, silahkan saja kalau mau bikin madhzab baru, atau bermahdzab tanpa mahdzab selama kita kuasai belasan ilmu
  • 3. dasarnya dan tetap merujuk pada Qur’an Hadits, tentu dengan kesolehan yang bisa dipertanggungjawabkan. Kedua, soal agama beda tujuan sama. Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat dan rasa persaudaraan, ana sekali lagi hanya bersandar kepada kekurang lengkapan ana pada konsep ketuhanan saudara kita yang beraqidah selain Islam. Nasrani dengan Trinitasnya, Hindu, Budha, Kong Hu Cu hingga Taoisme jelas jelas Polytheisme. Tapi jangan coba – coba antum tanya hal ini ke mereka, ana yakin seratus persen, mereka akan menyanggah dengan menjelaskan berbagai pembenaran atas ‘kebenaran’ yang mereka fahami tentang ke-Esa-an, dan itupun dengan cerita, analogi yang ngalor ngidul (kesana kemari) dan berakhir dengan kebingungan, karena memang mereka tidak bisa menjawab konsep ketauhidan dengan tepat, lha wong emang ga punya gimana mau njelasin? Tatkala kita yang awam ini hanya mampu berpegang pada sandaran literatur ilmiah yang sudah ada, maka akan terkuras energi kita untuk memilah (tapi pahalanya banyak lho) mana hadits yang berkait dengan tauhid, mana yang bab aqidah, mana yang soal hukum, dst. Belum lagi kalau kita berhadapan dengan Ayat Qur’an maupun hadits dalam kerangka kurun waktu, demografi, budaya, perilaku, asbab nuzul dan asbab wurudnya, Wuih pokoknya bisa ga ngapa-ngapain kita bila tidak mampu mempelajarinya langsung dari sumber yang bisa dipercaya, semisal ahli hadits, dlsb. Maka secara sederhana sebaiknya menurut ana: Ketika terjadi perbedaan, maka dengan pemahaman yang cukup, siapapun dia (NU, Muhammadiyah, PERSIS, Salafiyun, Jama’ah Tabligh) mari kita lihat apa dasar pengambilan hukumnya, bila berujung di Qur’an Hadits kita musti segera menyalami tangan dia (jangan lupa senyum dan baca Alhamdulillah) dengan penuh kehangatan, orang yang berbeda dengan kita, seraya berkata “Alhamdulillah, Kita Semua Ahli Surga, Insya Allah”. Wallahu ‘alam bishshowab.