- Sampel batuan diekstraksi dengan larutan sianida 0,3% untuk membentuk kompleks emas, kemudian emas dipisahkan secara elektrolisis menggunakan katoda besi dan anoda aluminium.
- Emas yang terdeposit pada katoda besi dipisahkan dengan larutan asam klorida.
- Dari 1 kg sampel batuan diperoleh kandungan emas sebesar 7,15 mg/L berdasarkan pengukuran dengan AAS.
1. Penentuan Kandungan Bijih Emas Dari Batuan
Dengan Metode Sianidasi Dan Pemurnian Secara
Elektrolisis
By: Bolo Kurowo
Anggi, Adin, Bayu, Fahri,
Sya’roni
Sumber: Simanjuntak,
Frans N (USU)
2. Ringkasan
• Sampel Batuan dengan ukuran 200 mesh diekstraksi
dengan larutan sianida 0,3% yang akan membentuk
senyawa kompleks [Au(CN) 2]-.
• Emas dari larutan tersebut dipisahkan secara elektrolisis
menggunakan katoda besi dan anoda aluminium dengan
arus listrik 6 A, tegangan 2 V selama 6 jam.
• Emas yang terdeposit pada katoda besi dipisahkan dengan
melarutkannya menggunakan HCl(pekat). Katoda besi akan
larut sehingga diperoleh deposit emas.
• Kadar emas yang diperoleh selanjutnya diuji dengan AAS.
Dari 1 kg sampel batuan diperoleh kandungan emas
sebesar 0,0715 gram atau 7,15 mg/L.
3. Mengapa Menggunakan Sianida dan
Pemurnian Secara Elektrolisis???
• Ada 2 metode isolasi emas:
• 1. Metode Amalgamasi
• 2. Metode Sianida
Amalgamasi Sianida
Limbah Hg(berbahaya) mudah terdegradasi
Logam Berat lainnya dinetralkan dengan
Sodium Metabisulfat
Kadar ≥ 40 % Kadar > 95 %
4. Pengambilan Sampel
• Sampel batuan berupa barang tambang yang
mengandung bijih emas diperoleh dari Desa
Beuteung Daerah Simpang Empat Kabupaten
Nagan Raya-Aceh yang dihaluskan dengan
ukuran 200 mesh sehingga diperoleh sample
berupa bubuk
5. Preparasi Sampel
• Sampel emas yang diperoleh ditimbang secara
teliti dengan mengunakan neraca analitis.
• Sampel didestruksi dengan menggunakan aqua
regia (campuran HCl pekat dan HNO3 pekat
berturut-turut 3:1) sebanyak 50 mL.
• Campuran dipanaskan sampai mendidih selama
30 menit. Campuran kemudian disaring dan
dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL sampai
tanda batas menggunakan air. Larutan ini siap
untuk diukur kadar emasnya dengan AAS.
6. Pengukuran Kadar Emas dengan AAS
• Penentuan kadar emas dimulai dengan
membuat kurva kalibrasi. Larutan standar
emas dibuat beberapa seri konsentrasi 0,5
ppm;1 ppm;2 ppm;3ppm;4 ppm;5 ppm;
kemudian diukur serpannya pada λ= 242, 8
nm dengan menggunakan AAS. Kurva kalibrasi
dibuat dengan cara mengalurkan nilai
absorbansi terhadap konsentrasi standar.
7. Pemisahan Bijih Emas dari Batuan
Secara Ekstraksi Menggunakan NaCN
0,3 % (b/v)
• Sampel sebanyak 1 kg dimasukkan ke dalam
Bejana volume 5 mL lalu dilarutkan dengan 1000
mL NaCN
• Diaduk sekama 5 menit
• Ditambah NaOH sampai pH 10-10,5
• Ditambah 10 mL Pb(NO3)2 0,05 %
• Diaerasi dengan aerator selama 24 jam
• Disaring
• Ekstrak emsa di dalam larutan sianida yg
diperoleh selanjutnya dielektrolisis
8. Perolehan Emas dan Perak dengan
Elektrolisis
• Ekstrak emas di dalam larutan sianida yang diperoleh dimasukkan
kedalam gelas Beaker 2000 mL.
• Dirangkai alat elektrolisis dengan katoda besi dan anoda aluminium
• Ekstrak emas dielektrolisis dengan menggunakan arus listrik I= 6 A dan
tegangan V=2 volt selam 6 jam
• Di katoda logam emas akan terdeposit
• Katoda yg terlapisi emas dipindahkan ke dalam gelas beker 500 mL
• Selanjutnya ditambah HCl pelkat dan dipanaskan sehingga katoda larut
• Didinginkan
• Disring dengan kertas saring whatman 41
• Kertas saring dicuci dengan akuaddes
• Kertas saring didkeringkan pada suhu 1050 C
• Ditimbang
9. Pengukuran Sampel dengan AAS
• Emas yang diperoleh sebanyak 0,0715 gram
dimasukkan ke dalam gelas beaker 1 L lalu
ditambahkan 50 ml Aquaregia.
• Diaduk selama 5 menit
• Didestruksi dengan pemanasan 2000 C selama 20 menit
• Larutan emas tersebut dimasukkan kedalam labu takar
100 ml lalu dipaskan sampai tanda batas dengan
aquades.
• Larutan tersebut diukur dengan AAS pada panjang
gelombang λ=242,8 nm
• Dicatat absorbansi yang diperoleh
10. Hasil Perolehan Emas dan Perak dari
Ekstraksi
• No A (gram) B (gram) C (gram)
• 1 1,0986 1,2270 0,1284
• 2 1,0972 1,2197 0,1225
• 3 1,0980 1,2226 0,1246
• Perolehan rata-rata emas dan perak 0,1252
Keterangan :
• A : Berat awal kertas saring setelah pengeringan pada
suhu 1050 C (gram)
• B : Berat akhir kertas saring setelah penyaringan dan
setelah pengeringan pada suhu 1050 C (gram)
• C : Berat perolehan emas dan perak (gram
11. Perhitungan
Berat Perolehan Emas dan Perak = Berat akhir
kertas saring – Berat awal kertas
• Hasil Perolehan Emas Setelah Pemisahan Perak (Gravimetri)
• No A (gram) B (gram) C (gram)
• 1 1,2270 1,1538 0,0732
• 2 1,2197 1,1488 0,0709
• 3 1,2226 1,1522 0,0704
• Perolehan rata-rata emas 0,0715
• Keterangan :
• A : Berat awal kertas saring setelah pengeringan pada suhu 1050 C
(gram)
• B : Berat akhir kertas saring setelah penyaringan dan setelah
pengeringan pada suhu 1050 C(gram)
• C : Berat perolehan emas (gram)
12. Perhitungan
• Berat Perolehan Emas = Berat awal kertas saring –
Berat akhir kertas saring
• No Kadar Au (mg/l) Absorbansi (A)
• 1 0,50 0,020
• 2 1,00 0,036
• 3 2,00 0,067
• 4 3,00 0,106
• 5 4,00 0,146
• 6 5,00 0,176
13.
14. Penentuan Kadar Emas
• Kadar Au dapat ditentukan dengan
menggunakan metode kurva kalibrasi dengan
mensubtitusi nilai Y (absorbansi) yang
diperoleh dari hasil pengukuran terhadap garis
regresi dan kurva kalibrasinya Y = 0,0357X +
0,0004 sehingga diperoleh konsentrasi Au.
15. Kadar Emas dalam Sampel
• Sampel Absorbansi (A) Konsentrasi sampel
• Sampel A1 0,2573 7,147 mg/L
• Sampel A2 0,2574 7,150 mg/L
• Sampel A3 0,2576 7,155 mg/L
• Rata-rata 0,2574 7,150 mg/L