2. Siklus Menstruasi
Proses fisilogis normal pada setiap wanita merupakan proses
pelepasan lapisan endometrium uterus
Disebabkan oleh interaksi hormonal hipothalamus, hipofisis dan
ovarium yang kemudian berpengaruh pada endomertium, servix,
vagina dan perubahan mood.
Durasi rata-rata 28 hari dengan sebagian besar variasi siklus
antara 25 sampai 30 hari .
4. Siklus Ovarium
Dibagi menjadi 3 Fase :
1. Fase folikular
Hari 1-12
2. Fase Ovulasi → Fase implantasi
Hari 12-14
3. Fase Luteal
Hari 14-28
4. Menstruasi
5. Fase Folikular
Terjadi rangsangan hipothalamus
menghasilkan GnRH
Merangsang peningkatan FSH dan
LH
Namun pada awal fase folikular FSH
lebih tinggi dari LH
FSH akan merangsang Inhibin B ,
aktivin, pembesaran folikel dan
peningkatan estrogen.
Terbentuk progesteron dengan
kadar rendah karena pengaruh LH
6. Teori 2 sel, Inhibin B dan Aktifin
Inhibin B : Merangsang pembentukan kolesterol menjadi androgen disel
teka.
Aktifin : Merangsang pembentukan androgen menjadi estrogen oleh
aromatase di sel granulosa.
7. Pertengahan – akhir Fase
Folikular
Pada pertengahan siklus hari ke
5-7 kadar estrogen dan inhibin
B sangat tinggi akan
menyebabkan hambatan
terhadap FSH, menjadikan
hanya 1 folikel tumbuh menjadi
folikel dominan dan
menghasilkan estrogen.
Mulai terjadi peningkatan LH
karena kadar progesteron
rendah. Reseptor LH didapatkan
pada sel granulosa
8. Fase Ovulasi
Pada hari ke 12, kadar
estrogen sekitar 200 pg/mg
akan merangsang lonjakan LH,
sehingga terjadi LH surge, LH
akan merangsang peningkatan
progesteron(Luteinisasi
hampir sempurna sel
granulosa), prostaglandin.
yang merangsang dinding
folikel mudah pecah dan oosit
dapat keluar folikel 24-48
pasca LH surge.
LH Juga menghambat OMI.
Peran Inhibin B diganti Inhibin
A
Estrogen yang rendah akan
merangsang sekresi FSH , FSH
berfungsi untuk meinduksi
enzime proteolitik yang
memudahkan
9. Fase Luteal awal
Oosit keluar dari folikel
dominan, folikel dominan
akan menjadi korpus luteum,
korpus luteum akan
menghasilkan progesteron.
Korpus luteum akan bertahan
7 hari pasca ovulasi
10. Fase Luteal akhir - Mesntruasi
Setelah hari ke 7 pasca ovulasi ,
korpus luteum mengalami
atresia , kadar estrogen,
progesteron, dan inhibin A
menurun, Sekitar hari ke 14
kadar progesteron dan estrogen
sangat rendah, akan memicu
sekresi FSH dan LH, Siklus baru
dimulai
11. Perubahan Pada Endometrium
1. Fase Proliferasi
Estrogen ↑↑↑
Peningkatan tebal
endometrium
Peningkatan jumlah
sel mikrovilli
Kelenjar dan arteri
spiralis menjadi
bertambah besar
dan tubular
12.
13. 2. Fase Sekresi
Progesteron ↑↑↑
Pemeliharaan tebal
endometrium
Peningkatan jumlah
sekresi mukus dari
vakuola
Kelenjar dan arteri
spiralis menjadi
berliku-liku
mebentuk pola
gerigi
14.
15. Fase menstruasi
Progesteron dan
estrogen ↓↓↓
Vasospasme arteri
spiralis
Apoptosis jaringan
MMPs ↑↑↑,
membran basalis
rusak, penghancuran
matriks
ekstraselular,
endometrium lepas
16.
17. Perubahan pada servik
• Dipengaruhi hormon steroid
• Segera setelah menstruasi, lendir serviks kental.
• Selama fase folikuler akhir, di bawah pengaruh kenaikan kadar
estradiol, lendir serviks menjadi jernih, banyak dan elastis, juga
jumlah mukosa serviks meningkat 30 kali lipat dibandingkan fase
folikular awal. Peregangan atau elastisitas lendir serviks dapat
dievaluasi antara dua slide kaca dan dicatat sebagai spinnbarkeit.
Jika diperiksa di bawah mikroskop, lendir leher rahim akan
menampilkan tampilan aparatus ferning atau daun palem yang khas.
• Setelah ovulasi, saat kadar progesteron meningkat, lendir serviks
sekali lagi menjadi kental, kental dan buram dan jumlah yang
dihasilkan oleh sel-sel endoserviks menurun