1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
JEMBATAN SUNGAI
1. TEKNIK SUNGAI UNTUK
REKAYASA JEMBATAN
PROGRAM STUDI DIV. PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2023
Dr. DALRINO, ST., MT
2. • Mengapa kita perlu mempelajari Teknik Sungai ?
• Bukankah Teknik Sungai seharusnya hanya dipelajari oleh mahasiswa
program studi pengairan ?
PERTANYAAN
????
3. • Dalam merencanakan jembatan anda harus menentukan
elevasi rencana jembatan tersebut terhadap tinggi muka air
banjir rencana yang masih dapat dilewatkan
• Terdapat hubungan antara besar debit yang mengalir dengan
ketinggian muka air yang terjadi
• Dalam merencanakan jembatan anda harus menentukan
elevasi rencana jembatan tersebut terhadap tinggi muka air
banjir rencana yang masih dapat dilewatkan
• Terdapat hubungan antara besar debit yang mengalir dengan
ketinggian muka air yang terjadi
4. Kita harus
memahami sifat
dan karakteritik
sungai tersebut ,
agar jembatan
yang akan
dibangun dapat
berfungsi
sebagaimana
mestinya
Kita harus
memahami sifat
dan karakteritik
sungai tersebut ,
agar jembatan
yang akan
dibangun dapat
berfungsi
sebagaimana
mestinya
5. Gerusan sebagai dampak dari aliran sungai/laut di
bagian bawah jembatan merupakan factor penyebab
terbesar terjadinya kegagalan struktur jembatan
Imhof, Daniel. 2004. “Risk assessment of existing bridge structures.”
University of Cambridge.
6. ALIRAN SUNGAI DAPAT MENGAKIBATKAN KERUSAKAN
STRUKTUR BAWAH JEMBATAN AKIBAT GERUSAN
ALIRAN SUNGAI DAPAT MENGAKIBATKAN KERUSAKAN
STRUKTUR BAWAH JEMBATAN AKIBAT GERUSAN
10. KASUS : JEMBATAN CILAKI RUAS JABAR SELATAN
KASUS : JEMBATAN CILAKI RUAS JABAR SELATAN
11. KASUS : KERUSAKAN JEMBATAN AKIBAT LAHAR
DINGIN
KASUS : KERUSAKAN JEMBATAN AKIBAT LAHAR
DINGIN
12. INDIKASI TERJADINYA KERUSAKAN JEMBATAN
AKIBAT ALIRAN SUNGAI
INDIKASI TERJADINYA KERUSAKAN JEMBATAN
AKIBAT ALIRAN SUNGAI
Pondasi Abutment / pilar terlihat
Pondasi Abutment / pilar terlihat
Adanya keruntuhan / gerusan pada tebing sungai
Adanya keruntuhan / gerusan pada tebing sungai
13. Adanya pusaran pusaran air di sekitar abutment/pilar jembatan
Adanya pusaran pusaran air di sekitar abutment/pilar jembatan
INDIKASI TERJADINYA KERUSAKAN JEMBATAN
AKIBAT ALIRAN SUNGAI
INDIKASI TERJADINYA KERUSAKAN JEMBATAN
AKIBAT ALIRAN SUNGAI
Adanya perubahan pola aliran sungai
Adanya perubahan pola aliran sungai
14. INDIKASI TERJADINYA KERUSAKAN JEMBATAN
AKIBAT ALIRAN SUNGAI
INDIKASI TERJADINYA KERUSAKAN JEMBATAN
AKIBAT ALIRAN SUNGAI
Adanya penggalian material di sekitar jembatan
Adanya penggalian material di sekitar jembatan
Adanya bangunan air di sekitar jembatan baik di hulu maupun hilir jembatan
Adanya bangunan air di sekitar jembatan baik di hulu maupun hilir jembatan
19. MORFOLOGI SUNGAI/KLASIFIKASI SUNGAI
MORFOLOGI SUNGAI/KLASIFIKASI SUNGAI
Hal ini bertujuan untuk ;
• Mengetahui keberadaan sungai;
• Mengenal proses morfologi sungai dengan memperhatikan pengaruh geologi, iklim,
vegetasi;
• Mengenal berbagai tipe dan karakteristik sungai;
• Memprediksi respon sungai terhadap berbagai macam perubahan, baIk perubahan
alamiah maupun akibat kepentingan manusia;
Pengetahuan mengenai morfologi sungai sangat diperlukan dalam teknik hidraulik
terutama bidang teknik sipil agar dapat memberikan gambaran umum secara jelas dalam
pengenalan morfologi sungai dan rekayasa serta pengelolaan sungai
20. PENGERTIAN SUNGAI
PENGERTIAN SUNGAI
Dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011
tentang Sungai didefinsikan:
• Sungai adalah alur atau wadah air alami
dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air
beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai
muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh
garis sempadan.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011
tentang Sungai didefinsikan:
• Sungai adalah alur atau wadah air alami
dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air
beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai
muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh
garis sempadan.
21. Perubahan sifat-sifat alamiah sungai
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lambat laun
mengakibatkan perubahan sifat-sifat alamiah sungai antara lain:
• Tanggul-tanggul yang dibangun untuk menanggulangi bahaya banjir, telah mengakibatkan
berkurangnya fungsi bantaran sungai sebagai peredam puncak banjir;
• Usaha normalisasi sungai dengan cara diluruskan atau dipersempit bertujuan untuk
mengurangi luas daerah genangan banjir atau memperbaiki alur pelayaran;
22. Perubahan sifat-sifat alamiah sungai
• Bendungan dan bendung dibangun dalam usaha untuk menyadap air sungai yang
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan;
• Air Iimbah (kotoran) makin banyak dibuang ke sungai, sehingga kelestarian lingkungan sungai
sebagai ekosistem makin terganggu
• Penggundulan hutan yang tidak dapat dikendalikan telah mengakibatkan bertambahnya
jumlah volume angkutan sedimen dan memperbesar aliran air permukaan.
23. Perubahan yang mempengaruhi kondisi
keseimbangan sungai
Perubahan yang mempengaruhi kondisi
keseimbangan sungai
Perubahan yang mempengaruhi kondisi keseimbangan sungai sehingga
menimbulkan beberapa masalah antara lain:
• Agradasi/pengendapan pada suatu lokasi/ruas sungai dan
degradasi/penggerusan pada lokasi lain;
• Penambangan pasir sungai dan terganggunya ekosistem di sekitar sungai;
• Kondisi batas beberapa bangunan yang telah dibangun berubah, antara lain
sehubungan dengan degradasi yang terjadi pada sungai atau agradasi yang
terjadi pada saluran;
• Sejalan dengan perkembangan perubahan ini, timbul dampak dan
pengaruh timbal balik yang memerlukan beberapa tindakan pengamanan.
24. Perubahan yang mempengaruhi kondisi
keseimbangan sungai
Perubahan yang mempengaruhi kondisi
keseimbangan sungai
25. KLASIFIKASI SUNGAI
KLASIFIKASI SUNGAI
Klasifikasi (macam dan tipe) sungai dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang,
antara lain:
• Bentuk denah sungai (plan-form);
• Bentuk dasar sungai (bed-form);
• Macam material dasar (bed-material);
• Proses geologi.
26. BENTUK DENAH SUNGAI (PLANFORM)
BENTUK DENAH SUNGAI (PLANFORM)
Dibedakan berdasar bentuk denah alur sungainya (Coleman 1977, Miall 1077, Brice
1984) :
• Sungai lurus (straight river);
• Sungai berliku (meandering river);
• Sungai berjalin (braided river);
• Sungai bercabang (anastomosing river).
28. BENTUK DASAR SUNGAI (BED-FORM)
BENTUK DASAR SUNGAI (BED-FORM)
Klasifikasi sungai berdasarkan bentuk dasar sungai dapat
dikiasifikasikan menjadi:
• Sungai dengan bentuk dasar rata (flat bed);
• Sungai dengan bentuk dasar beriak (ripple);
• Sungai dengan bentuk dasar gelombang (dune)
• Bentuk dasar rata (transisi)
• Sungai dengan bentuk dasar anti-gelombang (anti-dune);
• Sungai dengan bentuk dasar kolam dan terjunan (pool and chute).
30. MATERIAL DASAR SUNGAI (BED MATERIAL)
MATERIAL DASAR SUNGAI (BED MATERIAL)
Klasifikasi sungai berdasarkan komposisi/macam material dasar sungai yang ada,
maka sungai dapat diklasifikasi menjadi:
• Sungai berbatu bongkah (boulder rivet);
• Sungai kerikil (gravel river);
• Sungai berpasir (sand bed river)
31. Klasifikasi sungai berdasarkan proses geologi atau
lokasi pada rejim sungai
Klasifikasi sungai berdasarkan proses geologi atau
lokasi pada rejim sungai
• Sungai muda ruas atas (young/upper river
reach);
• Sungai dewasa — ruas tengah
(mature/middle river reach);
• Sungai tua — ruas bawah (old/lower river
reach)