Kasman Singodimedjo adalah tokoh Islam dan pembaharu yang berperan penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia aktif dalam berbagai organisasi keagamaan dan politik serta membantu meredakan ketegangan antara nasionalis dan golongan Islam selama proses pengesahan Undang-Undang Dasar 1945.
2. • Kasman Singodimejo merupakan salah satu dari
sekian banyak pemikir dan tokoh Islam yang
berjuang dalam agama dan mensukseskan
pemerintahan bangsa Indonesia. Selain aktif
dalam dunia sosial, keagamaan dan politik, ia juga
aktif sebagai pembaharu. Dia memiliki peranan
yang sangat berarti dalam sejarah perjuangan
bangsa Indonesia. Kasman telah banyak sekali
bekerja dan berjuang untuk agama, bangsa dan
negara, untuk masyarakat serta untuk
Muhammadiyah khususnya.
3. Pada tahun 1925, Kasman menjadi salah satu
tokoh sentral di Jong Islamieten Bond (JIB).
Sebuah perkumpulan pemuda Islam yang
menjadi cikal bakal organisasi pergerakan
lainnya. Pada tahun 1938, Kasman ikut
membentuk Partai Islam Indonesia di Surakarta
bersama KH Mas Mansur, Farid Maruf, Sukiman,
dan Wiwoho Purbohadidjoyo. Momen itu
sekaligus menabalkan dirinya sebagai eksponen
golongan Islam.
4. Di zaman pendudukan Jepang, Kasman pun aktif
sebagai Komandan Pembela Tanah
Air (Peta) Jakarta. Menjelang hari kemerdekaan,
Kasman didapuk sebagai anggota PPKI. Peran
Kasman sebagai pemersatu sangat kental dalam
proses pengesahan Undang-undang
Dasar (UUD) 1945. Tepatnya pada rapat PPKI 18
Agustus 1945
5. Golongan Islam sempat menolak proses pengesahan tersebut.
Dikarenakan adanya usulan
penghapusan tujuh kata yang mewakili aspirasi umat Islam,
yakni butir pertama yang
berbunyi "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk- pemeluknya". Golongan Islam yang
diwakili Ki Bagus Hadikusumo menolak usulan tersebut. Sebab,
tujuh kata tersebut merupakan kesepakatan bersama yang
telah dicapai pada rapat
Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI),
yakni pada 22 Juni 1945. Kesepakatan tersebut dikenal dengan
nama Piagam Jakarta. Dalam momen kebuntuan itulah
Kasman hadir sebagai pemersatu antara golongan.
6. Dalam momen kebuntuan itulah Kasman hadir sebagai pemersatu antara golongan
Islam dan nasionalis. Kasman yang juga berasal dari Muhammadiyah dipercaya oleh
Soekarno dan Hatta untuk meluluhkan hati Ki Bagus Hadikusumo supaya menerima
usulan
penghapusan tujuh kata terkait syariat Islam. Dikarenakan, munculnya penolakan dari
perwakilan golongan Indonesia bagian Timur jika 7 kata tersebut ditetapkan. Kasman
pun menerima amanah tersebut dikarenakan ia sama sekali tidak
menganggap Pancasila bertentangan dengan Islam. Bagi beliau, Pancasila merupakan
bagian
dari Islam. Kasman pun akhirnya berhasil untuk membujuk Ki Bagus Hadikusumo
supaya
menerima usulan penghapusan tujuh kata terkait syariat Islam, dan akhirnya UUD
1945
berhasil disahkan