SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 176/PMK.011/2009
TENTANG
PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR MESIN SERTA BARANG DAN
BAHAN
UNTUK PEMBANGUNAN ATAU PENGEMBANGAN INDUSTRI
DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan investasi di dalam negeri
untuk mendorong perekonomian nasional di tengah
persaingan global, perlu diberikan fasilitas pembebasan bea
masuk atas impor mesin, barang dan bahan untuk
pembangunan atau pengembangan industri dalam rangka
penanaman modal;
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 18 Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal,
importasi yang dilakukan dalam rangka penanaman modal
dapat diberikan fasilitas pembebasan atau keringanan bea
masuk;
c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 26 ayat (1) huruf a,
huruf b, dan huruf c Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, atas impor
mesin, barang dan bahan dapat diberikan pembebasan atau
keringanan bea masuk;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, serta dalam rangka
melaksanakan ketentuan Pasal 26 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2006, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan
tentang Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Mesin Serta
Barang Dan Bahan Untuk Pembangunan Atau
Pengembangan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1995 Nomor 3612) sebagaimana telah
diubah dengan Undang Undang Nomor 17 Tahun 2006
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 4661);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4724);
3. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Bidang Penanaman
Modal;
4. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG
PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR MESIN SERTA
BARANG DAN BAHAN UNTUK PEMBANGUNAN ATAU
PENGEMBANGAN INDUSTRI DALAM RANGKA
PENANAMAN MODAL.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud
dengan :
1. Pembangunan adalah pendirian perusahaan atau pabrik
baru untuk menghasilkan barang dan/atau jasa.
2. Pengembangan adalah pengembangan perusahaan atau
pabrik yang telah ada meliputi penambahan, modernisasi,
rehabilitasi, dan/atau restrukturisasi dari alat-alat produksi
termasuk mesin untuk tujuan peningkatan jumlah, jenis,
dan/atau kualitas hasil produksi.
3. Mesin adalah setiap mesin, permesinan, alat perlengkapan
instalasi pabrik, peralatan atau perkakas, dalam keadaan
terpasang maupun terlepas yang digunakan untuk
pembangunan atau pengembangan industri.
4. Barang dan bahan adalah semua barang atau bahan, tidak
melihat jenis dan komposisinya, yang digunakan sebagai
bahan atau komponen untuk menghasilkan barang jadi.
5. Perusahaan adalah perusahaan yang melaksanakan
pembangunan atau pengembangan industri dalam rangka
penanaman modal dan khusus untuk Penanaman Modal
Asing harus berbentuk Perseroan Terbatas.
6. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam
modal baik oleh penanam modal dalam negeri maupun
penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah
negara Republik Indonesia.
7. Pemindahtanganan adalah pemindahan hak, alih aset,
perubahan penggunaan mesin untuk kegiatan lain di luar
kegiatan usaha, diekspor, atau penghapusan dari aset
perusahaan.
8. Keadaan darurat (force majeur) adalah keadaan seperti
kebakaran, bencana alam, kerusuhan, peperangan atau hal-
hal lain yang terjadi di luar kemampuan manusia.
9. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Pasal 2
(1) Atas impor mesin, barang dan bahan yang dilakukan oleh
Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang :
a. industri yang menghasilkan barang; dan/atau
b. industri yang menghasilkan jasa,
dapat diberikan pembebasan bea masuk.
(2) Industri yang menghasilkan jasa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, adalah sebagaimana ditetapkan
dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan ini yang
menjadi bagian tidak terpisahkan dati Peraturan Menteri
Keuangan ini.
(3) Pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), diberikan sepanjang mesin, barang dan bahan tersebut :
a. belum diproduksi di dalam negeri;
b. sudah diproduksi di dalam negeri namun belum
memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan; atau
c. sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya
belum mencukupi kebutuhan industri,
berdasarkan daftar mesin, barang dan bahan yang
ditetapkan oleh menteri yang bertanggungjawab di bidang
perindustrian atau pejabat yang ditunjuk, setelah
berkoordinasi dengan instansi teknis yang terkait.
Pasal 3
(1) Pembebasan bea masuk atas impor mesin untuk
pembangunan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 ayat (1), diberikan untuk jangka waktu pengimporan
selama 2 (dua) tahun terhitung sejak berlakunya keputusan
pembebasan bea masuk.
(2) Jangka waktu pengimporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dapat diperpanjang sesuai dengan jangka waktu
pembangunan industri tersebut sebagaimana tercantum
dalam surat persetujuan penanaman modal.
(3) Perusahaan yang telah menyelesaikan pembangunan
industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
serta siap produksi, kecuali bagi industri yang
menghasilkan jasa, dapat diberikan pembebasan bea masuk
atas impor barang dan bahan untuk keperluan produksi
paling lama 2 (dua) tahun, sesuai kapasitas terpasang
dengan jangka waktu pengimporan selama 2 (dua) tahun
terhitung sejak berlakunya keputusan pembebasan bea
masuk.
(4) Perusahaan yang telah memperoleh fasilitas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) tetapi belum merealisasikan
seluruh importasi barang dan bahan dalam jangka waktu 2
(dua) tahun, dapat diberikan perpanjangan waktu
importasi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal
berakhirnya fasilitas pembebasan bea masuk berdasarkan
keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
Pasal 4
(1) Pembebasan bea masuk atas impor mesin dalam rangka
pengembangan industri, diberikan untuk jangka waktu
pengimporan selama 2 (dua) tahun terhitung sejak
berlakunya keputusan pembebasan bea masuk.
(2) Jangka waktu pengimporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dapat diperpanjang sesuai dengan jangka waktu
pengembangan industri tersebut sepagaimana tercantum
dalam surat persetujuan penanaman modal.
(3) Perusahaan yang telah menyelesaikan pengembangan
industri, kecuali bagi industri yang menghasilkan jasa,
sepanjang menambah kapasitas paling sedikit 30% (tiga
puluh persen) dari kapasitas terpasang, dapat diberikan
pembebasan bea masuk atas barang dan bahan untuk
keperluan tambahan produksi paling lama 2 (dua) tahun,
untuk jangka waktu pengimporan selama 2 (dua) tahun
sejak berlakunya keputusan pembebasan bea masuk.
(4) Perusahaan yang telah memperoleh fasilitas pembebasan
bea masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tetapi
belum merealisasikan seluruh importasinya dalam jangka
waktu 2 (dua) tahun, dapat diberikan perpanjangan waktu
importasi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal
berakhimya fasilitas pembebasan bea masuk sebagaimana
dimaksud pada ayat (3).
Pasal 5
(1) Perusahaan yang melakukan pembangunan atau
pengembangan, kecuali bagi industri yang menghasilkan
jasa, dengan menggunakan mesin produksi buatan dalam
negeri paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari total nilai
mesin, atas impor barang dan bahan dapat diberikan
pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) untuk keperluan produksi/keperluan
tambahan produksi selama 4 (empat) tahun sesuai
kapasitas terpasang, dengan jangka waktu pengimporan
selama 4 (empat) tahun terhitung sejak berlakunya
keputusan pembebasan bea masuk.
(2) Penggunaan dan komposisi mesin produksi dalam negeri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dinyatakan oleh
menteri yang bertanggungjawab di bidang perindustrian
atau pejabat yang ditunjuk.
Pasal 6
Fasilitas pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 dan Pasal 5, tidak berlaku untuk industri
perakitan kendaraan bermotor kecuali industri komponen
kendaraan bermotor.
Pasal 7
(1) Untuk mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk atas
impor mesin, barang dan bahan untuk pembangunan
industri, Perusahaan mengajukan permohonan yang
ditandatangani oleh pimpinan Perusahaan kepada Kepala
Badan Koordinasi Penanaman Modal.
(2) Permohonan untuk mendapatkan fasilitas pembebasan bea
masuk atas impor mesin sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), harus dilampiri dengan :
a. Akta pendirian Perusahaan;
b. Surat Persetujuan Penanaman Modal;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan tanda terima
pengajuan sebagai Pengusaha Kena Pajak;
d. Nomor Identitas Kepabeanan (NIK);
e. Angka Pengenal Impor (API/APIT/API-P);
f. Daftar mesin meliputi jumlah, jenis, spesifikasi teknis
secara terinci; dan
g. Uraian ringkas proses produksi bagi industri yang
menghasilkan barang atau uraian ringkas kegiatan
usaha bagi industri jasa.
(3) Permohonan untuk mendapatkan fasilitas pembebasan bea
masuk atas impor barang dan bahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus dilampiri dengan:
a. Surat pernyataan dari instansi teknis terkait yang berisi
keterangan tentang komposisi mesin telah memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(2), dalam hal Perusahaan menggunakan mesin
produksi buatan dalam negeri;
b. Daftar barang dan bahan meliputi jumlah, jenis,
spesifikasi teknis secara terinci; dan
c. Pemberitahuan pabean impor mesin atau faktur
pembelian mesin dalam negeri untuk pembangunan
industri sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Pasal 8
(1) Untuk mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk atas
impor mesin, barang dan bahan untuk pengembangan
industri, Perusahaan mengajukan permohonan yang
ditandatangani oleh pimpinan Perusahaan kepada Kepala
Badan Koordinasi Penanaman Modal.
(2) Permohonan untuk mendapatkan fasilitas pembebasan bea
masuk atas impor mesin sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), harus dilampiri dengan :
a. Akta pendirian Perusahaan;
b. Surat Persetujuan Penanaman Modal;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan pengukuhan
sebagai Pengusaha Kena Pajak;
d. Daftar mesin yang meliputi jumlah, jenis, dan spesifikasi
teknis secara terinci;
e. Nomor Identitas Kepabeanan (NIK);
f. Angka Pengenal Impor (API/APIT/API-P); dan
g. Uraian ringkas proses produksi bagi industri yang
menghasilkan barang atau uraian ringkas kegiatan
usaha bagi industri jasa.
(3) Permohonan untuk mendapatkan fasilitas pembebasan bea
masuk atas impor barang dan bahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus dilampiri dengan:
a. Surat pernyataan dari instansi teknis terkait yang berisi
keterangan tentang komposisi mesin telah memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(2), dalam hal Perusahaan menggunakan mesin
produksi buatan dalam negeri;
b. Daftar barang dan bahan meliputi jumlah, jenis, dan
spesifikasi teknis secara terinci; dan
c. Pemberitahuan pabean impor mesin atau faktur
pembelian mesin dalam negeri atas pengembangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Pasal 9
(1) Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
dan Pasal 8, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
atas nama Menteri memberikan persetujuan atau
penolakan.
(2) Dalam hal permohonan disetujui, Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal atas nama Menteri menerbitkan
keputusan pembebasan bea masuk dengan dilampiri daftar
yang sekurang-kurangnya memuat rincian jumlah, jenis,
spesifikasi dan perkiraan harga dari mesin, barang dan
bahan yang diberikan pembebasan bea masuk serta
pelabuhan tempat pemasukan.
(3) Dalam hal permohonan ditolak, Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal atas nama Menteri membuat surat
penolakan permohonan dengan menyebutkan alasan
penolakan.
(4) Salinan keputusan pembebasan bea masuk sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan/atau pembatalan keputusan
pembebasan bea masuk, disampaikan kepada Direktur
Jenderal Bea dan Cukai dan Kepala Kantor Pabean tempat
pemasukan barang.
(5) Persetujuan atau penolakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), diberikan paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak
permohonan diterima secara lengkap.
Pasal 10
Perubahan atas keputusan pembebasan bea masuk
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), hanya dapat
dilakukan apabila :
a. mesin, barang dan bahan belum diimpor; dan
b. masih dalam jangka waktu pembebasan.
Pasal 11
Terhadap impor mesin, barang dan bahan yang mendapat
fasilitas pembebasan bea masuk, berlaku ketentuan larangan
dan pembatasan sesuai peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
(1) Jumlah dan/atau jenis mesin, barang dan bahan yang
diimpor harus sesuai dengan jumlah atau jenis mesin,
barang dan bahan yang tercantum dalam keputusan
pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (2).
(2) Dalam hal terjadi selisih lebih jumlah dan/atau perbedaan
jenis mesin, barang dan bahan antara jumlah keseluruhan
importasi dengan keputusan pembebasan bea masuk,
terhadap selisih lebih dan/atau perbedaan jenis,
Perusahaan wajib membayar bea masuk.
Pasal 13
Perusahaan yang mendapatkan pembebasan bea masuk, harus
menyampaikan laporan kepada Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal mengenai realisasi impor mesin, barang
dan bahan yang mendapat pembebasan bea masuk untuk
pembangunan atau pengembangan.
Pasal 14
(1) Mesin dan/atau barang dan bahan yang telah
mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4, wajib digunakan
sesuai dengan tujuan pemasukannya oleh Perusahaan yang
bersangkutan.
(2) Mesin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibebaskan
dari pengenaan pembayaran bea masuk yang terutang
dalam hal :
a. dilakukan pemindahtanganan setelah jangka waktu 5
(lima) tahun sejak tanggal pemberitahuan pabean impor;
b. dilakukan pemindahtanganan dalam jangka waktu
kurang dari 5 (lima) tahun sejak tanggal pemberitahuan
pabean impor, dan pemindahtanganan dilakukan dari
Perusahaan penerima fasilitas ke Perusahaan penerima
fasilitas lainnya, diikuti dengan pemindahan tanggung
jawab penerima fasilitas pembebasan bea masuk;
c. terjadi force majeur, sehingga mesin mengalami rusak
berat dan tidak dapat dipakai lagi; atau
d. diekspor.
(3) Pemindahtanganan mesin yang dilakukan dalam jangka
waktu kurang dari 5 (lima) tahun sejak tanggal
pemberitahuan pabean impor kepada Perusahaan yang
tidak mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk,
berakibat batalnya fasilitas pembebasan bea masuk yang
diberikan dan Perusahaan wajib membayar :
a. bea masuk yang terutang atas mesin asal impor
dan/atau barang dan bahan (bahan penolong) yang
besarnya sebanding dengan besar kapasitas mesin yang
dipindahtangankan; dan
b. bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk
paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung dari
bea masuk yang terutang sebagaimana dimaksud pada
huruf a, sejak tanggal pemberitahuan pabean impor
sampai hari pembayarannya, dan bagian bulan dihitung
1 (satu) bulan.
(4) Pemindahtanganan mesin termasuk yang disebabkan oleh
force majeur atau diekspor sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3), dilakukan setelah mendapat izin dari
Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri.
(5) Pemindahtanganan mesin termasuk yang disebabkan oleh
force majeur atau diekspor sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3), yang dilakukan tanpa mendapat izin
dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri,
Perusahan wajib membayar:
a. bea masuk yang terutang atas mesin asal impor
dan/atau barang dan bahan (bahan penolong) yang
besarnya sebanding dengan besar kapasitas mesin yang
dipindahtangankan; dan
b. sanksi administrasi berupa denda sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan.
(6) Barang dan bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dibebaskan dari kewajiban membayar bea masuk yang
terutang setelah mendapat izin dari Direktur Jenderal Bea
dan Cukai atas nama Menteri terlebih dahulu, dalam hal :
a. terjadi force majeur, sehingga mengalami rusak berat dan
tidak dapat dipakai lagi; atau
b. diekspor.
(7) Atas penyalahgunaan pemanfaatan barang dan bahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain kondisi
dimaksud pada ayat (6), Perusahaan wajib membayar bea
masuk yang terutang dan dikenai sanksi administrasi
berupa denda sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang kepabeanan.
(8) Ketentuan mengenai tata cara pemindahtanganan mesin
dan/atau barang dan bahan diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
Pasal 15
(1) Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
menyampaikan laporan mengenai pemberian pembebasan
bea masuk kepada Menteri melalui Kepala Badan Kebijakan
Fiskal.
(2) Laporan dimaksud pada ayat (1) disampaikan setiap 6
(enam) bulan, yaitu untuk semester pertama pada bulan
Juli tahun berjalan dan untuk semester kedua pada bulan
Januari tahun berikutnya.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), merupakan
dafrar pemberian pembebasan bea masuk dalam periode
semester yang bersangkutan dan sekurang-kurangnya
memuat elemen data sebagai berikut :
a. Nomor dan Tanggal Persetujuan Penanaman Modal;
b. Nama Perusahaan dan NPWP;
c. Jenis Sektor Industri;
d. Nilai Penanaman Modal;
e. Nomor dan Tanggal Rencana Impor Barang;
f. Uraian Umum Jenis BarangYang Akan Di Impor;
g. Perkiraan Jumlah Nilai Pabean Rencana Impor Barang.
(4) Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan ini akan
dievaluasi paling lama 2 (dua) tahun sejak berlakunya
ketentuan ini.
Pasal 16
Ketentuan mengenai tata cara pemberian fasilitas pembebasan
bea masuk diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal.
Pasal 17
Dengan berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini,
Perusahaan yang telah mendapat fasilitas keringanan bea
masuk atas impor mesin, barang dan bahan berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 135/KMK.05/2000
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2005, dan
atas mesin, barang dan bahan yang mendapat fasilitas
keringanan bea masuk tersebut belum direalisasikan
impornya, dapat menggunakan fasilitas pembebasan bea
masuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan ini dengan
mengajukan permohonan baru kepada Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal dan ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
Pasal 18
Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku :
a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 298/KMK.05/1997
tentang Ketentuan Pemindahtanganan Barang Modal Bagi
Perusahaan PMA/PMDN atau Non PMA/PMDN
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri
Keuangan nomor 394/KMK.05/1999;
b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 135/KMK.05/2000
tentang Keringanan Bea Masuk Atas Impor Mesin, Barang
dan Bahan dalam Rangka Pembangunan/Pengembangan
Industri/Industri Jasa sebagaimana beberapa kali telah
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 47/PMK.04/2005; dan
c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 456/KMK.04/2002
tentang Perpanjangan Jangka Waktu Impor Mesin, Barang,
dan Bahan Yang Mendapatkan Fasilitas Berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 135/KMK.05/2000
tentang Keringanan Bea Masuk Atas Impor Mesin, Barang
dan Bahan dalam Rangka Pembangunan/Pengembangan
Industri/Industri Jasa sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63/PMK.011/2007,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 19
Peraturan Menteri Keuangan iru mulai berlaku 30 (tiga puluh)
hari sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang Mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri Keuangan ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan diJakarta
pada tanggaI 16 November
2009
MENTERI KEUANGAN,
ttd.
SRI
MULYANIINDRAWATI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggaI 16 November 2009
MENTERI HUKUM DAN HAK
ASASI MANUSIA,
ttd.
PATRIALIS AKBAR
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009
NOMOR 432
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 176/PMK.011/2009
TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR MESIN
SERTA BARANG DAN BAHAN UNTUK
PEMBANGUNAN ATAU PENGEMBANGAN INDUSTRI
DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL
DAFTAR INDUSTRI YANG MENGHASILKAN JASA
YANG DAPAT MEMPEROLEH PEMBEBASAN BEA
MASUK
NO. INDUSTRI JASA
1. Pariwisata dan kebudayaan
2.
Transportasi/perhubungan (untuk jasa
transportasi publik)
3. Pelayanan kesehatan publik
4. Pertambangan
5. Konstruksi
6. Industri Telekomunikasi
7. Kepelabuhan
MENTERI KEUANGAN
ttd.
SRI MULYANI INDRAWATI

More Related Content

More from SEKOLAH BISNIS INDONESIA

Ngaji bersama ustad ma;ruf khozin andai kata baik
Ngaji bersama ustad ma;ruf khozin andai kata baikNgaji bersama ustad ma;ruf khozin andai kata baik
Ngaji bersama ustad ma;ruf khozin andai kata baikSEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
Ngaji bersama ustad ma;ruf khozin akidatul awam
Ngaji bersama ustad ma;ruf khozin akidatul awamNgaji bersama ustad ma;ruf khozin akidatul awam
Ngaji bersama ustad ma;ruf khozin akidatul awamSEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
Sekolah bisnis online internet marketing terbaik di indonesia sb1m http;//bit...
Sekolah bisnis online internet marketing terbaik di indonesia sb1m http;//bit...Sekolah bisnis online internet marketing terbaik di indonesia sb1m http;//bit...
Sekolah bisnis online internet marketing terbaik di indonesia sb1m http;//bit...SEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
085257838909 Marketing Plan Firaxis Octo Stem 35
085257838909 Marketing Plan Firaxis Octo Stem 35085257838909 Marketing Plan Firaxis Octo Stem 35
085257838909 Marketing Plan Firaxis Octo Stem 35SEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
085257838909 Distributor Agen Reseller Octo Stem 35 Firaxis
085257838909 Distributor Agen Reseller Octo Stem 35 Firaxis085257838909 Distributor Agen Reseller Octo Stem 35 Firaxis
085257838909 Distributor Agen Reseller Octo Stem 35 FiraxisSEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
087854523931 Treatment Pada Wajah agar terlihat cerah
087854523931 Treatment Pada Wajah agar terlihat cerah087854523931 Treatment Pada Wajah agar terlihat cerah
087854523931 Treatment Pada Wajah agar terlihat cerahSEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
087854523931 Tips Cantik Pemakaian Kosmetik Lamarizk
087854523931 Tips Cantik Pemakaian Kosmetik Lamarizk087854523931 Tips Cantik Pemakaian Kosmetik Lamarizk
087854523931 Tips Cantik Pemakaian Kosmetik LamarizkSEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
087854523931 Marketing Plan Lamarizk Terbaru 2016
087854523931 Marketing Plan Lamarizk Terbaru 2016087854523931 Marketing Plan Lamarizk Terbaru 2016
087854523931 Marketing Plan Lamarizk Terbaru 2016SEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
BAGAIMANA CARA MEMULAI BISNIS ONLINE INTERNET MARKETING Presentati lamarizk m...
BAGAIMANA CARA MEMULAI BISNIS ONLINE INTERNET MARKETING Presentati lamarizk m...BAGAIMANA CARA MEMULAI BISNIS ONLINE INTERNET MARKETING Presentati lamarizk m...
BAGAIMANA CARA MEMULAI BISNIS ONLINE INTERNET MARKETING Presentati lamarizk m...SEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
BAGAIMANA CARA INTERNET MARKETING MENDAPAT UANG SECARA ONLINE
BAGAIMANA CARA INTERNET MARKETING MENDAPAT UANG SECARA ONLINEBAGAIMANA CARA INTERNET MARKETING MENDAPAT UANG SECARA ONLINE
BAGAIMANA CARA INTERNET MARKETING MENDAPAT UANG SECARA ONLINESEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
Cara Memulai Bisnis Online Internet Marketing
Cara Memulai Bisnis Online Internet MarketingCara Memulai Bisnis Online Internet Marketing
Cara Memulai Bisnis Online Internet MarketingSEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
Cara mudah mendapat backlink dari google drive pr 9
Cara mudah mendapat backlink dari google drive  pr 9Cara mudah mendapat backlink dari google drive  pr 9
Cara mudah mendapat backlink dari google drive pr 9SEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
Cara mudah menanam backlink di facebook pr 9 video
Cara mudah menanam backlink di facebook pr 9 videoCara mudah menanam backlink di facebook pr 9 video
Cara mudah menanam backlink di facebook pr 9 videoSEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
Belajar Nilai layanan di www.sekolahbisnisindonesia.com
Belajar Nilai layanan di www.sekolahbisnisindonesia.comBelajar Nilai layanan di www.sekolahbisnisindonesia.com
Belajar Nilai layanan di www.sekolahbisnisindonesia.comSEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
Membuat konsep produk www.sekolahbisinisindonesia.com
Membuat konsep produk www.sekolahbisinisindonesia.comMembuat konsep produk www.sekolahbisinisindonesia.com
Membuat konsep produk www.sekolahbisinisindonesia.comSEKOLAH BISNIS INDONESIA
 

More from SEKOLAH BISNIS INDONESIA (20)

Ngaji bersama ustad ma;ruf khozin andai kata baik
Ngaji bersama ustad ma;ruf khozin andai kata baikNgaji bersama ustad ma;ruf khozin andai kata baik
Ngaji bersama ustad ma;ruf khozin andai kata baik
 
Ngaji bersama ustad ma;ruf khozin akidatul awam
Ngaji bersama ustad ma;ruf khozin akidatul awamNgaji bersama ustad ma;ruf khozin akidatul awam
Ngaji bersama ustad ma;ruf khozin akidatul awam
 
Sekolah bisnis online internet marketing terbaik di indonesia sb1m http;//bit...
Sekolah bisnis online internet marketing terbaik di indonesia sb1m http;//bit...Sekolah bisnis online internet marketing terbaik di indonesia sb1m http;//bit...
Sekolah bisnis online internet marketing terbaik di indonesia sb1m http;//bit...
 
085257838909 Marketing Plan Firaxis Octo Stem 35
085257838909 Marketing Plan Firaxis Octo Stem 35085257838909 Marketing Plan Firaxis Octo Stem 35
085257838909 Marketing Plan Firaxis Octo Stem 35
 
085257838909 Distributor Agen Reseller Octo Stem 35 Firaxis
085257838909 Distributor Agen Reseller Octo Stem 35 Firaxis085257838909 Distributor Agen Reseller Octo Stem 35 Firaxis
085257838909 Distributor Agen Reseller Octo Stem 35 Firaxis
 
087854523931 Treatment Pada Wajah agar terlihat cerah
087854523931 Treatment Pada Wajah agar terlihat cerah087854523931 Treatment Pada Wajah agar terlihat cerah
087854523931 Treatment Pada Wajah agar terlihat cerah
 
087854523931 Tips Cantik Pemakaian Kosmetik Lamarizk
087854523931 Tips Cantik Pemakaian Kosmetik Lamarizk087854523931 Tips Cantik Pemakaian Kosmetik Lamarizk
087854523931 Tips Cantik Pemakaian Kosmetik Lamarizk
 
087854523931 Marketing Plan Lamarizk Terbaru 2016
087854523931 Marketing Plan Lamarizk Terbaru 2016087854523931 Marketing Plan Lamarizk Terbaru 2016
087854523931 Marketing Plan Lamarizk Terbaru 2016
 
087854523931 How to achieve crown diamond
087854523931 How to achieve crown diamond087854523931 How to achieve crown diamond
087854523931 How to achieve crown diamond
 
BAGAIMANA CARA MEMULAI BISNIS ONLINE INTERNET MARKETING Presentati lamarizk m...
BAGAIMANA CARA MEMULAI BISNIS ONLINE INTERNET MARKETING Presentati lamarizk m...BAGAIMANA CARA MEMULAI BISNIS ONLINE INTERNET MARKETING Presentati lamarizk m...
BAGAIMANA CARA MEMULAI BISNIS ONLINE INTERNET MARKETING Presentati lamarizk m...
 
BAGAIMANA CARA INTERNET MARKETING MENDAPAT UANG SECARA ONLINE
BAGAIMANA CARA INTERNET MARKETING MENDAPAT UANG SECARA ONLINEBAGAIMANA CARA INTERNET MARKETING MENDAPAT UANG SECARA ONLINE
BAGAIMANA CARA INTERNET MARKETING MENDAPAT UANG SECARA ONLINE
 
Cara Mudah Tagging di G+
Cara Mudah Tagging di G+Cara Mudah Tagging di G+
Cara Mudah Tagging di G+
 
Cara Memulai Bisnis Online Internet Marketing
Cara Memulai Bisnis Online Internet MarketingCara Memulai Bisnis Online Internet Marketing
Cara Memulai Bisnis Online Internet Marketing
 
Cara mudah mendapat backlink dari google drive pr 9
Cara mudah mendapat backlink dari google drive  pr 9Cara mudah mendapat backlink dari google drive  pr 9
Cara mudah mendapat backlink dari google drive pr 9
 
Cara mudah menanam backlink di facebook pr 9 video
Cara mudah menanam backlink di facebook pr 9 videoCara mudah menanam backlink di facebook pr 9 video
Cara mudah menanam backlink di facebook pr 9 video
 
087854523931 Marketing Plan La Marizk
087854523931 Marketing Plan La Marizk 087854523931 Marketing Plan La Marizk
087854523931 Marketing Plan La Marizk
 
MENGENAL HOMEOSTATIS CAIRAN TUBUH
MENGENAL HOMEOSTATIS CAIRAN TUBUHMENGENAL HOMEOSTATIS CAIRAN TUBUH
MENGENAL HOMEOSTATIS CAIRAN TUBUH
 
Terapi Cairan pada Anak
Terapi Cairan pada AnakTerapi Cairan pada Anak
Terapi Cairan pada Anak
 
Belajar Nilai layanan di www.sekolahbisnisindonesia.com
Belajar Nilai layanan di www.sekolahbisnisindonesia.comBelajar Nilai layanan di www.sekolahbisnisindonesia.com
Belajar Nilai layanan di www.sekolahbisnisindonesia.com
 
Membuat konsep produk www.sekolahbisinisindonesia.com
Membuat konsep produk www.sekolahbisinisindonesia.comMembuat konsep produk www.sekolahbisinisindonesia.com
Membuat konsep produk www.sekolahbisinisindonesia.com
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 

Peraturan menteri keuangan_176-pmk_011-2009

  • 1. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 176/PMK.011/2009 TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR MESIN SERTA BARANG DAN BAHAN UNTUK PEMBANGUNAN ATAU PENGEMBANGAN INDUSTRI DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan investasi di dalam negeri untuk mendorong perekonomian nasional di tengah persaingan global, perlu diberikan fasilitas pembebasan bea masuk atas impor mesin, barang dan bahan untuk pembangunan atau pengembangan industri dalam rangka penanaman modal; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, importasi yang dilakukan dalam rangka penanaman modal dapat diberikan fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 26 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, atas impor mesin, barang dan bahan dapat diberikan pembebasan atau keringanan bea masuk; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, serta dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 26 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan
  • 2. tentang Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Mesin Serta Barang Dan Bahan Untuk Pembangunan Atau Pengembangan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 4661); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 3. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Bidang Penanaman Modal; 4. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR MESIN SERTA BARANG DAN BAHAN UNTUK PEMBANGUNAN ATAU PENGEMBANGAN INDUSTRI DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan : 1. Pembangunan adalah pendirian perusahaan atau pabrik baru untuk menghasilkan barang dan/atau jasa. 2. Pengembangan adalah pengembangan perusahaan atau pabrik yang telah ada meliputi penambahan, modernisasi, rehabilitasi, dan/atau restrukturisasi dari alat-alat produksi termasuk mesin untuk tujuan peningkatan jumlah, jenis, dan/atau kualitas hasil produksi. 3. Mesin adalah setiap mesin, permesinan, alat perlengkapan instalasi pabrik, peralatan atau perkakas, dalam keadaan terpasang maupun terlepas yang digunakan untuk
  • 3. pembangunan atau pengembangan industri. 4. Barang dan bahan adalah semua barang atau bahan, tidak melihat jenis dan komposisinya, yang digunakan sebagai bahan atau komponen untuk menghasilkan barang jadi. 5. Perusahaan adalah perusahaan yang melaksanakan pembangunan atau pengembangan industri dalam rangka penanaman modal dan khusus untuk Penanaman Modal Asing harus berbentuk Perseroan Terbatas. 6. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. 7. Pemindahtanganan adalah pemindahan hak, alih aset, perubahan penggunaan mesin untuk kegiatan lain di luar kegiatan usaha, diekspor, atau penghapusan dari aset perusahaan. 8. Keadaan darurat (force majeur) adalah keadaan seperti kebakaran, bencana alam, kerusuhan, peperangan atau hal- hal lain yang terjadi di luar kemampuan manusia. 9. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia. Pasal 2 (1) Atas impor mesin, barang dan bahan yang dilakukan oleh Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang : a. industri yang menghasilkan barang; dan/atau b. industri yang menghasilkan jasa, dapat diberikan pembebasan bea masuk. (2) Industri yang menghasilkan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan ini yang menjadi bagian tidak terpisahkan dati Peraturan Menteri Keuangan ini. (3) Pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan sepanjang mesin, barang dan bahan tersebut : a. belum diproduksi di dalam negeri; b. sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan; atau c. sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum mencukupi kebutuhan industri,
  • 4. berdasarkan daftar mesin, barang dan bahan yang ditetapkan oleh menteri yang bertanggungjawab di bidang perindustrian atau pejabat yang ditunjuk, setelah berkoordinasi dengan instansi teknis yang terkait. Pasal 3 (1) Pembebasan bea masuk atas impor mesin untuk pembangunan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), diberikan untuk jangka waktu pengimporan selama 2 (dua) tahun terhitung sejak berlakunya keputusan pembebasan bea masuk. (2) Jangka waktu pengimporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diperpanjang sesuai dengan jangka waktu pembangunan industri tersebut sebagaimana tercantum dalam surat persetujuan penanaman modal. (3) Perusahaan yang telah menyelesaikan pembangunan industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) serta siap produksi, kecuali bagi industri yang menghasilkan jasa, dapat diberikan pembebasan bea masuk atas impor barang dan bahan untuk keperluan produksi paling lama 2 (dua) tahun, sesuai kapasitas terpasang dengan jangka waktu pengimporan selama 2 (dua) tahun terhitung sejak berlakunya keputusan pembebasan bea masuk. (4) Perusahaan yang telah memperoleh fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tetapi belum merealisasikan seluruh importasi barang dan bahan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun, dapat diberikan perpanjangan waktu importasi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal berakhirnya fasilitas pembebasan bea masuk berdasarkan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3). Pasal 4 (1) Pembebasan bea masuk atas impor mesin dalam rangka pengembangan industri, diberikan untuk jangka waktu pengimporan selama 2 (dua) tahun terhitung sejak berlakunya keputusan pembebasan bea masuk. (2) Jangka waktu pengimporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diperpanjang sesuai dengan jangka waktu pengembangan industri tersebut sepagaimana tercantum dalam surat persetujuan penanaman modal.
  • 5. (3) Perusahaan yang telah menyelesaikan pengembangan industri, kecuali bagi industri yang menghasilkan jasa, sepanjang menambah kapasitas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari kapasitas terpasang, dapat diberikan pembebasan bea masuk atas barang dan bahan untuk keperluan tambahan produksi paling lama 2 (dua) tahun, untuk jangka waktu pengimporan selama 2 (dua) tahun sejak berlakunya keputusan pembebasan bea masuk. (4) Perusahaan yang telah memperoleh fasilitas pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tetapi belum merealisasikan seluruh importasinya dalam jangka waktu 2 (dua) tahun, dapat diberikan perpanjangan waktu importasi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal berakhimya fasilitas pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (3). Pasal 5 (1) Perusahaan yang melakukan pembangunan atau pengembangan, kecuali bagi industri yang menghasilkan jasa, dengan menggunakan mesin produksi buatan dalam negeri paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari total nilai mesin, atas impor barang dan bahan dapat diberikan pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) untuk keperluan produksi/keperluan tambahan produksi selama 4 (empat) tahun sesuai kapasitas terpasang, dengan jangka waktu pengimporan selama 4 (empat) tahun terhitung sejak berlakunya keputusan pembebasan bea masuk. (2) Penggunaan dan komposisi mesin produksi dalam negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dinyatakan oleh menteri yang bertanggungjawab di bidang perindustrian atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 6 Fasilitas pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5, tidak berlaku untuk industri perakitan kendaraan bermotor kecuali industri komponen kendaraan bermotor. Pasal 7 (1) Untuk mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk atas impor mesin, barang dan bahan untuk pembangunan industri, Perusahaan mengajukan permohonan yang ditandatangani oleh pimpinan Perusahaan kepada Kepala
  • 6. Badan Koordinasi Penanaman Modal. (2) Permohonan untuk mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk atas impor mesin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus dilampiri dengan : a. Akta pendirian Perusahaan; b. Surat Persetujuan Penanaman Modal; c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan tanda terima pengajuan sebagai Pengusaha Kena Pajak; d. Nomor Identitas Kepabeanan (NIK); e. Angka Pengenal Impor (API/APIT/API-P); f. Daftar mesin meliputi jumlah, jenis, spesifikasi teknis secara terinci; dan g. Uraian ringkas proses produksi bagi industri yang menghasilkan barang atau uraian ringkas kegiatan usaha bagi industri jasa. (3) Permohonan untuk mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk atas impor barang dan bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus dilampiri dengan: a. Surat pernyataan dari instansi teknis terkait yang berisi keterangan tentang komposisi mesin telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2), dalam hal Perusahaan menggunakan mesin produksi buatan dalam negeri; b. Daftar barang dan bahan meliputi jumlah, jenis, spesifikasi teknis secara terinci; dan c. Pemberitahuan pabean impor mesin atau faktur pembelian mesin dalam negeri untuk pembangunan industri sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Pasal 8 (1) Untuk mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk atas impor mesin, barang dan bahan untuk pengembangan industri, Perusahaan mengajukan permohonan yang ditandatangani oleh pimpinan Perusahaan kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. (2) Permohonan untuk mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk atas impor mesin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus dilampiri dengan : a. Akta pendirian Perusahaan;
  • 7. b. Surat Persetujuan Penanaman Modal; c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak; d. Daftar mesin yang meliputi jumlah, jenis, dan spesifikasi teknis secara terinci; e. Nomor Identitas Kepabeanan (NIK); f. Angka Pengenal Impor (API/APIT/API-P); dan g. Uraian ringkas proses produksi bagi industri yang menghasilkan barang atau uraian ringkas kegiatan usaha bagi industri jasa. (3) Permohonan untuk mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk atas impor barang dan bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilampiri dengan: a. Surat pernyataan dari instansi teknis terkait yang berisi keterangan tentang komposisi mesin telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2), dalam hal Perusahaan menggunakan mesin produksi buatan dalam negeri; b. Daftar barang dan bahan meliputi jumlah, jenis, dan spesifikasi teknis secara terinci; dan c. Pemberitahuan pabean impor mesin atau faktur pembelian mesin dalam negeri atas pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Pasal 9 (1) Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atas nama Menteri memberikan persetujuan atau penolakan. (2) Dalam hal permohonan disetujui, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atas nama Menteri menerbitkan keputusan pembebasan bea masuk dengan dilampiri daftar yang sekurang-kurangnya memuat rincian jumlah, jenis, spesifikasi dan perkiraan harga dari mesin, barang dan bahan yang diberikan pembebasan bea masuk serta pelabuhan tempat pemasukan. (3) Dalam hal permohonan ditolak, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atas nama Menteri membuat surat penolakan permohonan dengan menyebutkan alasan penolakan.
  • 8. (4) Salinan keputusan pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan/atau pembatalan keputusan pembebasan bea masuk, disampaikan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai dan Kepala Kantor Pabean tempat pemasukan barang. (5) Persetujuan atau penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap. Pasal 10 Perubahan atas keputusan pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), hanya dapat dilakukan apabila : a. mesin, barang dan bahan belum diimpor; dan b. masih dalam jangka waktu pembebasan. Pasal 11 Terhadap impor mesin, barang dan bahan yang mendapat fasilitas pembebasan bea masuk, berlaku ketentuan larangan dan pembatasan sesuai peraturan perundang-undangan. Pasal 12 (1) Jumlah dan/atau jenis mesin, barang dan bahan yang diimpor harus sesuai dengan jumlah atau jenis mesin, barang dan bahan yang tercantum dalam keputusan pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2). (2) Dalam hal terjadi selisih lebih jumlah dan/atau perbedaan jenis mesin, barang dan bahan antara jumlah keseluruhan importasi dengan keputusan pembebasan bea masuk, terhadap selisih lebih dan/atau perbedaan jenis, Perusahaan wajib membayar bea masuk. Pasal 13 Perusahaan yang mendapatkan pembebasan bea masuk, harus menyampaikan laporan kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal mengenai realisasi impor mesin, barang dan bahan yang mendapat pembebasan bea masuk untuk pembangunan atau pengembangan. Pasal 14 (1) Mesin dan/atau barang dan bahan yang telah mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk sebagaimana
  • 9. dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4, wajib digunakan sesuai dengan tujuan pemasukannya oleh Perusahaan yang bersangkutan. (2) Mesin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibebaskan dari pengenaan pembayaran bea masuk yang terutang dalam hal : a. dilakukan pemindahtanganan setelah jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal pemberitahuan pabean impor; b. dilakukan pemindahtanganan dalam jangka waktu kurang dari 5 (lima) tahun sejak tanggal pemberitahuan pabean impor, dan pemindahtanganan dilakukan dari Perusahaan penerima fasilitas ke Perusahaan penerima fasilitas lainnya, diikuti dengan pemindahan tanggung jawab penerima fasilitas pembebasan bea masuk; c. terjadi force majeur, sehingga mesin mengalami rusak berat dan tidak dapat dipakai lagi; atau d. diekspor. (3) Pemindahtanganan mesin yang dilakukan dalam jangka waktu kurang dari 5 (lima) tahun sejak tanggal pemberitahuan pabean impor kepada Perusahaan yang tidak mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk, berakibat batalnya fasilitas pembebasan bea masuk yang diberikan dan Perusahaan wajib membayar : a. bea masuk yang terutang atas mesin asal impor dan/atau barang dan bahan (bahan penolong) yang besarnya sebanding dengan besar kapasitas mesin yang dipindahtangankan; dan b. bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung dari bea masuk yang terutang sebagaimana dimaksud pada huruf a, sejak tanggal pemberitahuan pabean impor sampai hari pembayarannya, dan bagian bulan dihitung 1 (satu) bulan. (4) Pemindahtanganan mesin termasuk yang disebabkan oleh force majeur atau diekspor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan setelah mendapat izin dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri. (5) Pemindahtanganan mesin termasuk yang disebabkan oleh force majeur atau diekspor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), yang dilakukan tanpa mendapat izin dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri, Perusahan wajib membayar:
  • 10. a. bea masuk yang terutang atas mesin asal impor dan/atau barang dan bahan (bahan penolong) yang besarnya sebanding dengan besar kapasitas mesin yang dipindahtangankan; dan b. sanksi administrasi berupa denda sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan. (6) Barang dan bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibebaskan dari kewajiban membayar bea masuk yang terutang setelah mendapat izin dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri terlebih dahulu, dalam hal : a. terjadi force majeur, sehingga mengalami rusak berat dan tidak dapat dipakai lagi; atau b. diekspor. (7) Atas penyalahgunaan pemanfaatan barang dan bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain kondisi dimaksud pada ayat (6), Perusahaan wajib membayar bea masuk yang terutang dan dikenai sanksi administrasi berupa denda sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang kepabeanan. (8) Ketentuan mengenai tata cara pemindahtanganan mesin dan/atau barang dan bahan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Pasal 15 (1) Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal menyampaikan laporan mengenai pemberian pembebasan bea masuk kepada Menteri melalui Kepala Badan Kebijakan Fiskal. (2) Laporan dimaksud pada ayat (1) disampaikan setiap 6 (enam) bulan, yaitu untuk semester pertama pada bulan Juli tahun berjalan dan untuk semester kedua pada bulan Januari tahun berikutnya. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), merupakan dafrar pemberian pembebasan bea masuk dalam periode semester yang bersangkutan dan sekurang-kurangnya memuat elemen data sebagai berikut : a. Nomor dan Tanggal Persetujuan Penanaman Modal; b. Nama Perusahaan dan NPWP; c. Jenis Sektor Industri; d. Nilai Penanaman Modal;
  • 11. e. Nomor dan Tanggal Rencana Impor Barang; f. Uraian Umum Jenis BarangYang Akan Di Impor; g. Perkiraan Jumlah Nilai Pabean Rencana Impor Barang. (4) Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan ini akan dievaluasi paling lama 2 (dua) tahun sejak berlakunya ketentuan ini. Pasal 16 Ketentuan mengenai tata cara pemberian fasilitas pembebasan bea masuk diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. Pasal 17 Dengan berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini, Perusahaan yang telah mendapat fasilitas keringanan bea masuk atas impor mesin, barang dan bahan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 135/KMK.05/2000 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2005, dan atas mesin, barang dan bahan yang mendapat fasilitas keringanan bea masuk tersebut belum direalisasikan impornya, dapat menggunakan fasilitas pembebasan bea masuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan ini dengan mengajukan permohonan baru kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan ditembuskan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Pasal 18 Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku : a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 298/KMK.05/1997 tentang Ketentuan Pemindahtanganan Barang Modal Bagi Perusahaan PMA/PMDN atau Non PMA/PMDN sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan nomor 394/KMK.05/1999; b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 135/KMK.05/2000 tentang Keringanan Bea Masuk Atas Impor Mesin, Barang dan Bahan dalam Rangka Pembangunan/Pengembangan Industri/Industri Jasa sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2005; dan c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 456/KMK.04/2002 tentang Perpanjangan Jangka Waktu Impor Mesin, Barang, dan Bahan Yang Mendapatkan Fasilitas Berdasarkan
  • 12. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 135/KMK.05/2000 tentang Keringanan Bea Masuk Atas Impor Mesin, Barang dan Bahan dalam Rangka Pembangunan/Pengembangan Industri/Industri Jasa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63/PMK.011/2007, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 19 Peraturan Menteri Keuangan iru mulai berlaku 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang Mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan diJakarta pada tanggaI 16 November 2009 MENTERI KEUANGAN, ttd. SRI MULYANIINDRAWATI Diundangkan di Jakarta pada tanggaI 16 November 2009 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, ttd. PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 NOMOR 432
  • 13. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 176/PMK.011/2009 TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR MESIN SERTA BARANG DAN BAHAN UNTUK PEMBANGUNAN ATAU PENGEMBANGAN INDUSTRI DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL DAFTAR INDUSTRI YANG MENGHASILKAN JASA YANG DAPAT MEMPEROLEH PEMBEBASAN BEA MASUK NO. INDUSTRI JASA 1. Pariwisata dan kebudayaan 2. Transportasi/perhubungan (untuk jasa transportasi publik) 3. Pelayanan kesehatan publik 4. Pertambangan 5. Konstruksi 6. Industri Telekomunikasi 7. Kepelabuhan MENTERI KEUANGAN ttd. SRI MULYANI INDRAWATI