1. TUGAS : KMB I
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PENDERITA TUBERCOSIS
( TBC )
OLEH
KELOMPOK II
YUSPRIANTO
HARIANTON
AHMAD NASRUDIN
LD.MUH.RAHMAD
SARTINA
ROSNINA
NANI BOHU
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2013/2014
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena berkatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
mikrobiologi yang berjudul “TUBERCOLOSIS”
Dalam menyusun makalah ini kami dihadapkan dengan berbagai
macam masalah dalam pemilihan buku-buku yang tepat sebagai referensi
untuk pembuatan makalah kami ini. Kami sangat menyadari makalah yang
kami buat ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai
penyusun makalah ini sangat mengaharapkan kritik dan saran agar
kekurangan yang ada pada makalah ini dapat kami perjelas.
Akhir kata kami mengharapkan agar makalah yang kami buat ini
setidaknya menjadi bagian dari sumber pengetahuan bagi para pembaca.
Terima kasih.
Penyusun
Raha , Februari 2013
3. DAFTAR ISI
SAMPUL HALAMAN ..................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang....................................................................................................
B. Tujuan....................................................................................................................
C. Rumusan Masalah............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP PENYAKIT
A. Defenisi TBC........................................................................................................
B. Etiologi TBC.........................................................................................................
C. KLASIFIKASI…………………………….……………………………………………
D. Patofisiologi dan Penyimpangan KDM TBC...........................................
E. Tanda dan gejala…………………………...........................................................
F. Penatalaksanaan Medik.................................................................................
G. Komplikasi...........................................................................................................
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN…………………………………………………………………………..
B. DIAGNOSA……………………………………………………………………………..
C. INTERVENSI…………………………………………………………………………
D. IMPLEMENTASI……………………………………………………………………..
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................
4. DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberculosis merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
Angka mortalitas dan mohibitasnya terus meningkat. TB sangat erat kaitannya
dengan kemiskinan, malnitrisi, tempat kumuh, perumahan dibawah standard dan
perawatan kesehatan yang tidak adekuat.
Pada tahun 1952, diperkenalkan obat anti-tuberkulosis dan angka
tuberculosis yang dilaporkan di amerika serikat menurun rata-rata 6% setiap
tahun antara 1853 dan 1985. Saat itu diduga bahwa pada awal abad ke-21, TB di
Amerika Serikat mungkin dapat disingkirkan. Namun, sejak 1985 tren-nya justru
sebaliknya dan jumlah kasusnya meningkat. Perubahan ini telah ditunjang oleh
beberapa factor, termasuk peningkatan imigrasi, epidemic HIV, strein TB yang
resisten kesehatan masyarakat Amerika Serikat.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah;
1. Mengetahui apa sebenarnya penyakit TB Paru itu.
2. Mengetahui penyebab seseorang terinfeksi TB Paru.
3. Mengetahui proses terjadinya penyakit TB Paru.
4. Mengetahui pengobatan untuk TB Paru.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ada dalam makalah ini adalah;
1. Apakah definisi dari penyakit TB Paru itu sendiri.
2. Apakah etiologi dari penyakit TB Paru itu.
3. Bagaimana patofisiologi TB Paru itu.
4. Bagaimanakah pengobatan dari penyakit TB Paru itu sendiri.
5. Bagaimanakah manifestasi klinik yang ada pada TB Paru.
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycrobakterium tuberculosis. Kuman batang aerobic dan tahan asam ini, dapat
merupakan mikroorganisme pathogen maupun saprofit. Ada beberapa
mikrobakteri pathogen, tapi hanya strain bovin dan manusia yang patogenik
terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4mm, ukuran
ini lebih kecil dari sel darah merah.
Tuberculosis adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang
parenkim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan kedalam tubuh lainnya,
termasuk meninges, ginjal, tulang dan nodus limfe.
2. Etiologi
Tuberculosis ditularkan dari orang ke orang oleh transmisi melalui udara.
Individu terinfeksi, melalui berbicara, batuk, bersin, tertawa atau menyanyi,
melepaskan droplet besar (lebih besar dari 100) dan kecil (1 sampai 5).
Droplet yang besar menetap, sementara droplet yang kecil tertahan diudara
dan terhirup oleh individu yang rentan. Individu yang beresiko tinggi untuk
tertular tuberculosis adalah:
Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang mempunyai TB aktif.
Individu imunolosupresif (termasuk lansia, pasien dengan kanker, mereka
yang dalam terapi kortokosteroid, atau mereka yang terinfeksi dengan
HIV).
Pengobatan obat-obat IV dan alkholik.
Setiap individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat (tunawisma;
tahanan; etnik dan ras minoritas, terutama anak-anak dibawah usia
15tahun dan dewasa muda antara yang berusia 15 sampai 44tahun).
6. Setiap individu dengan gangguan medis yang sudah ada sebelumnya (mis.,
diabetes, gagal ginjal kronis, silikosis, penyampingan gizi, bypass
gastrektomi atua yeyonoileal).
Imigran dari Negara dengan insiden TB yang tinggi (asia tenggara,
amerika, amerika latin, dan karibia).
Setiap individu yang tinggal diinstitusi (mis., fasilitas perawatan jangka
panjang, institusi psikiatrik, penjara).
Individu yang tinggal diperumahan substandard kumuh.
Petugas kesehatan.
Resiko tertular toberkulosis juga tergantung pada banyaknya organism yang
terdapat diudara.
Jika mengingat seseorang terhadap TB dua faktor resiko yang harus diperiksa:
Resiko mendapatkan infeksi dan resiko berkembangnya penyakit.
3. Klasifikasi
a. Pembagian secara patologis :
Tuberkulosis primer ( Child hood tuberculosis ).
Tuberkulosis post primer ( Adult tuberculosis ).
b. Berdasarkan pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi menjadi 2 yaitu :
Tuberkulosis Paru BTA positif.
Paru BTA negative
c. Pembagian secara aktifitas radiologis :
Tuberkulosis paru ( Koch pulmonal ) aktif.
Tuberkulosis non aktif .
Tuberkulosis quiesent ( batuk aktif yang mulai sembuh ).
d. Pembagian secara radiologis ( Luas lesi )
Tuberculosis minimal, yaitu terdapatnya sebagian kecil infiltrat non
kapitas pada satu paru maupun kedua paru, tapi jumlahnya tidak
melebihi satu lobus paru.
Moderateli advanced tuberculosis, yaitu, adanya kapitas dengan
diameter tidak lebih dari 4 cm, jumlah infiltrat bayangan halus tidak
lebih dari satu bagian paru. Bila bayangannya kasar tidak lebih dari satu
pertiga bagian satu paru.
7. For advanced tuberculosis, yaitu terdap
e. Berdasarkan aspek kesehatan masyarakat pada tahun 1974 American
Thorasic Society memberikan klasifikasi baru:
Karegori O, yaitu tidak pernah terpajan dan tidak terinfeksi, riwayat
kontak tidak pernah, tes tuberculin negatif.
Kategori I, yaitu terpajan tuberculosis tetapi tidak tebukti adanya
infeksi, disini riwayat kontak positif, tes tuberkulin negatif.
Kategori II, yaitu terinfeksi tuberculosis tapi tidak sakit.
Kategori III, yaitu terinfeksi tuberculosis dan sakit.
f. Berdasarkan terapi WHO membagi tuberculosis menjadi 4 kategori :
Kategori I : ditujukan terhadap kasus baru dengan sputum positif dan
kasus baru dengan batuk TB berat.
Kategori II : ditujukan terhadap kasus kamb uh dan kasus gagal dengan
sputum BTA positf.
Kategori III : ditujukan terhadap kasus BTA negatif dengan kelainan
paru yang tidak luas dan kasus TB ekstra paru selain dari yang disebut
dalam kategori I.
Kategori IV : ditujukan terhadap TB kronik.
4. Patofisiologi dan Penyimpangan KDM
Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan menjadi terinfeksi.
Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas alveoli, tempat dimana mereka
terkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri. Basil juga mulai
dipindahakan melalui sistim limfe dan aliran darah kebagian tubuh lainnya
(ginjal, tulang, korteks serebri), dan area paru lainnya (lobus atas).
System imun tunbuh berespon dengan melakukanreaksi inflamasi. Fagosit
(neutrofil dan makrofag) menelan banyak bakteri; limfosit spesifiktuberkulosis melisis (menghancurkan) basil dan jaringan normal. Reaksi
jaringan
ini
mengakibatkan
penumpukan
eksudat
dalam
alveoli,
menyebabkan bronkopneumonia. Infeksi awal biasanya terjadi 2 sampai 10
minggu setelah pemajanan.
8. Massa jaringan paru, uang disebut granulomas, yang merupakan
gumpalan basil yang masih hidup dan yang sudah mati, dikelilingi oleh
makrofag yang membentuk dinding protektif. Granulomas diubah menjadi
massa jaringan fibrosa. Bagian sentral dari massa fibrosa ini disebut tuberkel
Ghon. Bahan (bakteri dan makrofag) menjadi nekrotik, membentuk massa
seperti keju. Massa ini dapat mengalami klasifikasi, membentuk skar
kolagenosa. Bakteri menjadi dorman, tanpa perkembangan penyakit aktif.
Setelah pemajanan dan infeksi awal, individu dapat mengalami penyakit
aktif karena gangguan respons system imun. Penyakit aktif dapat juga terjadi
dengan infeksi ulang dan aktivasi bakteri dorman. Dalam kasus ini, tuberkel
Ghon memecah, melepaskan bahan seperti keju kedalam bronki. Bakteri
kemudian menjadi tersebar diudara, mengakibatkan penyebaran penyakit
lebih jauh. Tuberkel yang memecah menyembuh, membentuk jaringan parut.
Paru yang terinfeksi menjadi lebih membengkak, mengakibatkan
terjadinya bronkopneumonia lebih lanjut, pembentukan tuberkel, dan
selanjutnya.
Kecuali proses tersebut dihentikan, penyebarannya melambat kebawah
ke hilum paru-paru dan kemudian meluas kelobus yang berdekatan. Proses
mungkin berkepanjangan dan ditandai dengan remisi lama ketika penyakit
dihentikan, hanya supaya diikuti dengan periode aktivitas yang diperbaharui.
Hanya sekitar 10% individu yang awalnya terinfeksi mengalami penyakit
aktif.
Kerangka Konsep terjadinya Penyakit penyimpangan KDM
Bakteri mycobacterium
tubercolosis
↓
Penyebaran infeksi melalui
Udara yaitu inhalasi droplet
mengandung hasil tubercolosis
↓
Saluran pernapasan
↓
Masuk ke rongga alveoli
masuk bawah lobus atas paru
9. Gangguan
Pertukaran Gas
Bersihkan jalan
napas tidak efektif
Perubahan status
kesehatan
↓
Reaksi antigen X antibody
Leukosit meningkat
↓
Alveoli mengalami konsolidasi
↓
Reaksi peradangan
Terjadi lesi pada bagian paru
Dan granuloma kelenjar limfe
↓
Rangsang termolerguler
Kerusakan jaringan paru
Meluas dan mengalami nekrosis
hipertemi
↓
Produksi sputum meningkat,
Batuk terus menerus
Sputum tertelan
↓
Merangsang RAS
↓
Anoreksia
Gangguan pola tidur
Stress psikologis
Intake kurang
kecemasan
Gangguan pemenuhan
kebutuhan
Sumber : Price dan Wilson, 2006
5. Tanda dan gejala.
Gejala respiratorik, meliputi:
a. Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling
sering dikeluhkan.
Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan
bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.
b. Batuk darah.
Darah yang dikeluarkan tampak bervariasi, mungkin tampak berupa
garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam
jumlah sangat banyak.
10. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat
ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah
yang pecah.
c. Sesak napas.
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau
karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax,
anemia dan lain-lain.
d. Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala
ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
Gejala sistemik, meliputi:
a. Demam
Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore
dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama
makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.
Gejala sistemik lain.
Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan
berat badan serta malaise.
Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan,
akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas
walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia..
Gejala klinis Haemoptoe:
Kita harus memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring dengan
cara membedakan ciri – ciri sebagai berikut :
1. Batuk darah.
†
Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan
†
Darah berbuih bercampur udara
†
Darah segar berwarna merah muda
†
Darah bersifat alkalis
11. †
Anemia kadang-kadang terjadi
†
Benzidin test negative
2. Muntah darah.
†
Darah dimuntahkan dengan rasa mual.
†
Darah bercampur sisa makanan.
†
Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung.
†
Darah bersifat asam.
†
Anemia seriang terjadi
†
Benzidin test positif
3. Epistaksis.
†
Darah menetes dari hidung
†
Batuk pelan kadang keluar.
†
Darah berwarna merah segar.
†
Darah bersifat alkalis.
†
Anemia jarang terjadi
6. Manifestasi Klinik
Gejala TB Paru adalah batuk produktif yang berkepanjangan (lebih dari 3
minggu), nyeri dada dan hemoptisis. Gejala sistemik termasuk demam,
mengigil, keringat malam, kelemahan, hilangnya nafsu makan, dan
penurunan berat badan. Seseorang yang dicurigai terkena TB harus
dianjurkan mengalami pemeriksaan fisik, tes tuberkolin mantoux, foto
thoraks,dan pemeriksaan bakteriologi atau histology.
Tes tuberculin harus dilakukan pada semua orang yang dicurigai
menderita TB klinis aktif, namun nilai tes tersebut dibatasi oleh reaksi
negative palsu, khususnya pada imunosupresif (missal, TB dengan infeksi
HIV). Seseorang yang diperkirakan memiliki gejala TB, khususnya batuk
produktif yang lama dan hemoptisis, harus menjalani foto thoraks, walupun
reaksi terhadap tes tuberculin intradermalnya negative.
Tuberculosis dapat mempunyai manifestasi atipikal pada lansia, seperti
perilaku tidak biasa dan perubahan status mental, demam, anoreksia, dan
12. penurunan berat badan. Basil TB dapat bertahan 50tahun dalam keadaan
dorman.
Berdasarkan CDC, kasus TB diperkuat dengankultur bakteriologi
organism M. tuberculosisyang positif. Sangat penting untuk menyatakan
orang yang diduga terkena TB dengan riwayat terpajan dan infeksi TB
sebelumnya. Harus dipertimbangkan juga factor-faktor demografi dan
kondisi kesehatan yang mungkin meningkatkan resiko seorang untuk
terpajan TB.
7. Komplikasi
Menurut Depkes RI (2002), merupakan komplikasi yang dapat terjadi
pada penderita tuberculosis paru stadium lanjut yaitu :
†
Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat
mengakibatkan
kematian
karena
syok
hipovolemik
atau
karena
tersumbatnya jalan napas.
†
Atelektasis (paru mengembang kurang sempurna) atau kolaps dari lobus
akibat retraksi bronchial.
†
Bronkiektasis (pelebaran broncus setempat) dan fibrosis (pembentukan
jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.
†
Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, dan ginjal.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATANdalam pemberian diid d
A. PENGKAJIAN
1.Pengumpulan data
Biodata
1) Identitas Klien
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Status Perkawinan
: Tn. MR
: Laki- laki
: 38 Tahun
: Kawin
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Indonesia
13. Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Dusun IV Jl. Perintis Kemerdekaan
Tanggal masuk RS
: 26-10-2012
Nomor Register
: 51.90.25
Ruangan
: RA III (Pulmo)
Diagnosa Medis
: TB.Paru
Tanggal pengkajian
: 28-10-2012
2) Penanggung Jawab Klien
Nama
: Ny. N
Pekerjaan
: PNS
Hubungan Keluarga
Alamat
: Istri
: Dusun IV Jl. Perintis Kemerdekaan
Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Penyakit ini dialami pasien 2,5 bulan yang lalu. Awalnya pasien merasa
kesakitan selama 1,5 tahun ini. Kedua tungkai semakin hari semakin
membesar. Hingga akhirnya pasien susah berdiri. Kemudian keluarga
membawa pasien ke Rumah Sakit Adam Malik pada tanggal 26 Agustus
2012.
Keluhan Utama :
Lemas pada kedua tungkai
Vital sign :
TD : 130/80 mmHg, RR : 136 x / i, HR : 30 x/i. SUHU : 36,5oC
2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Keluarga klien mengatakan penyakit yang pernah dialami klien adalah
DM Tipe II dan dirawat di Rumah Sakit Adam Malik Medan selama
kurang lebih 3 bulan, alergi tidak ada, immuninsasi tidak diketahui dan
obat-obatan klien tidak ingat.
Kebutuhan Dasar Fisiologis.
1. Pernafasan
a. Data Subyektif
14. Keluhan sesak nafas disertai batuk bercampur sputum, terutama
saat cuaca dingin dan bila beraktivitas. Riwat merokok gudang
garam 2 bungkus/ hari.Pemajanan terhadap polusi udara ada karena
pasien tinggal di pinggir jalan.
b. Data Objektif
Inspeksi
Frekuensi pernafasan 30 x/i, bentuk dada simetris kanan dan
kiri, jenis pernafasan yaitu pernafasan perut, pola pernafasan
tachipnoea, pergerakan rongga dada simetris kiri dan kanan,
cyanosis tidak ada , tidak ada clubbing finger , menggunakan
otot bantu pernafasan yaitu retraksi dada , batuk berdahak
warna kuning, oksigen terpasang 5 liter/ menit
Palpasi : vokal premitus dada bagian sinistra terdengar redup
Perkusi paru : Hypersonor
Auskultasi :Suara nafas ronchi basah
2. Cardiovasculer
a. Data Subyektif.
Nyeri dada ada, tidak menyebar dan sesak, tidak ada jantung
berdebar-debar.
b. Data Obyektif
Inspeksi
Pada ictus cordis normal, tidak ada pembengkakan vena
jugularis, pengisian kapiler 2 detik dan tidak ada varises.
Palpasi
Heart Rate (HR) 30 x/i, getaran/thrill tidak ada.
Perkusi
Batas jantung tidak teraba
Auskultasi
Bunyi jantung normal,bunyi jantung I dan bunyi jantung II ,
irama jantung teratur , tidak ada suara jantung tambahan
3. Saluran Pencernaan
a. Status Nutrisi
1. Data Subyektif
15. Sebelum masuk rumah sakit :
Kebiasaan makan 3 x 1 hari,mual dan nyeri abdomen tidak ada,
BB 50 kg, TB 160 cm, tidak ada masalah mengunyah/menelan.
Setelah masuk rumah sakit : frekuensi makan 3 x 1 hari, tidak
ada mual, tidak ada nyeriabdomen, BB 49 kg, tidak ada masalah
mengunyah/menelan
2. Data Obyektif
Porsi yang disediakan habis ¼ porsi, diet MII, tidak ada muntah,
4. Pemeriksaan Fisik Abdomen
Inspeksi
Warna kulit abdomen kuning langsat, pembuluh darah abdomen
tidak ada pembesaran, striae tidak ada, dan lesi abdomen tidak ada.
Palpasi.
Setelah dilakukan palpasi tidak ada ditemukan nyeri tekan dan
pembesaran pada hati tidak ada, asites dan distensi/ pemapanan
tidak ada.
Perkusi.
Suara perkusi pekak.
Auskultasi.
Bising usus 30 x/i.
Status Eliminasi BAB
1. Data Subyektif
Kebiasan BAB 1 x 1 hari, konsistensi lembek, bau khas, warna
kuning kecoklatan, tidak ada nyeri waktu BAB dan tidak ada
konstipasi.
2. Data Obyektif
Frekuensi BAB 1 x 1 hari, bau khas, warna kecoklatan, konsistensi
lembek, tidak ada haemorhoid dan tidak memakai alat bantu
5. Perkemihan
a. Data Subyektif
Kebiasaan eliminasi BAK 6-7 x/ hari dan tidak ada masalah BAK
b. Data Obyektif
16. Kebiasaan eliminasi BAK 7-8 x/ hari warna kuning pekat, tidak
memakai alat bantu, tidak ada masalah BAK.
Analisa Data
NO
1
TGL
SIMTOM
ETIOLOGI
29/10/2012 Ds:
PROBLEM
Daya tahan tubuh Resiko
klien
mengatakan menurun
tinggi
infeksi
tubuh terasa lemah dan
harus dibantu melakukan
aktivitas
DO:
pasien tampak lemah
aktivitas dibantu oleh
orang lain atau keluarga
2
29/10/2012 :
DS
Produksi
klien mengatakan sulit kental
bernapas
sekret Bersihan jalan
napas
tidak
efektif
klien mengatakan sesak
bila bernapas
DO :
pasien tampak sesak
frekuensi pernapasan 30
x/i
pasien memakai oksigen
3
29/10/2012 Klien mengatakan tidak Penyakit
DS:
mengerti
akan pengobatan
penyakitnya
DO :
adanyaungkapan
ketidaktahuan
penyakit
tentang
dan
dan Kurang
pengetahuan
17. pengobatannya
klien tampak bertanya
tentangpengobatannya
klien bertanya tentang
kesembuhan penyakitnya
Prioritas masalah
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
b. Resiko tinggi infeksi
c. Kurang pengetahuan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan produksi sekret kental
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penyakit dan pengobata
C. RENCANA KEPERAWATAN
N Tan
DIAGNOSA
O ggal
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN
1
INTERVENSI
Bersihan jalan nafas Bersihan jalan nafas
1.
tak
efektif efektif
sekret
Kaji fungsi pernapasan, bunyi Menurunkan bunyi
dengan napas, kecepatan, irama, dan napas
berhubungan dengan kriteria :
produksi
RASIONALISASI
kedalaman
Klien
etelektasis
tidak
kental yang ditandai kesulitan bernapas
dengan
DS :
Frekuensi
2.
pernapasan
bernafas
Catat
kemampuan
dalam mengeluarkan
sekret
untuk mudah
atau
Klien tidakmemakai
mengatakan
bila bernapas
sesak oksigen
Klien
3.
Berikan
dengan
Meningkatkan
ekspansi paru
sulit x/i
Mengeluarkan
sekret
klien batas normal 16-24 batuk efektif
mengatakan
indikasi
pasien
semifowler atau fowler
Mencegah
posisi obstruksi/ aspirasi
Menurunkan
kekentalan sekret
18. DO :
Pasien
tampak
sesak
4.
Frekuensi
Bersihkan sekret dari mulut
dan trakea suction bila perlu
pernapasan 30x/i
Pasien memakai
oksigen
5.
Berikan obat agen mukolitik,
bronkodilator,
kortikosteroid
sesuai indikasi
2 29/1
Resiko tinggi infeksi Perilaku/ pola hidup 1.
0/20
berhubungan dengan berubah
12
daya
tahan
menurun
Kaji
untuk penyebaran
tubuh mencegah
penyakit,
patologi
bronkus
infeksi
pada
melalui agar mau mengerti
jaringan dan menerima
yang penyebaran infeksi, sekitarnya
ditandai dengan :
DS :
dengan kriteria hasil:
mengatakan penyebaran infeksi
tubuh terasa lemah -
terhadap
DO :
perubahan
Aktivitas
anggota keluarga dan teman
lingkungan
Mencegah
untuk 3. Anjurkan pasien untuk batuk/ terjadinya
bersin
pada
tisu
yang menghindari meludah
dan penularan infeksi
dibantu aman
Mengurangi
resiko infeksi
oleh keluarga atau
perawat
perlu
program terapi obat
pola
tampak meningkatkan
lemah
yang
Menunjukkan/ beresiko terkena infeksi seperti beresiko
hidup
Pasien
orang-
2. Identifikasi orang-orang yang orang
dan harus dibantu melakukan
melakukan aktivitas
Mencegah
penyebaran infeksi
- Menurunkan resiko
Pasien
Membantu pasien
4.
Gunakan
masker
setiap
19. melakukan tindakan
3 29/1
Kurang pengetahuan Pemahaman tentang
1.
Identifikasi tanda-tanda yang
Mengidentifikasi
0/20
berhubungan dengan proses
dapat dilaporkan kepada dokter perkembangan
12
penyakit
seperti nyeri dada, demam, penyakit atau efek
dan penyakit/prognosis
pengobatan,
yang dan
perubahan kesulitan bernapas, kehilangan samping obats
ditandai dengan :
perilaku
DS :
memperbaiki
Pasien mengatakan
kesehatan,
tidak mengerti akan
penyakitnya
2.
-
Menyatakan
Pasien
bertanya
efeksamping
obat,
tentang
Tertulis
dapat
mulut membantu
4.
Melakukan
pasien
Dorong pasien dan keluarga
untuk
mengungkapakan
kecemasan
tentang perubahan perilaku
pengobatannya
Jelaskan
penglihatan
pengobatan
tampak-
yang
kering, konstipasi gangguan mengingatkan
prognosis dan
tentang penyakit dan kebutuhan
3.
Adanya ungkapan proses penyakit/
pengobatan
informasi
misalnya jadwal minum obat
pemahaman tentang
ketidaktahuan
Berikan
dengan spesifik dalam bentuk tulisan
kriteria
DO:
untuk pendengaran.
dan pola hidup untuk
5.
Pasien bertanya memperbaiki
Berikan gambaran tentang
pekerjaan
yang
Mencegah
beresiko keraguan terhadap
tentang kesembuhan kesehatan
terhadap penyakitnya misalnya pengobatan
penyakitnya
bekerja di pengecoran logam,
-
Menerima
perawatan kesehatan
adekuat
-
Pemahaman
pertambangan dan pengecatan.
Menurunkan
kecemasan
Debu
silikon
beresiko keracunan
tentang proses
silikon
penyakit
mengganggu fungsi
paru/ bronkus
yang
20. D. IMPLEMENTASI
HARI/
NO
TGL
DX
29/10/2012 1
PELAKSANAAN
EVALUASI
08.30 WIB
-
12.00 WIB
Mengkaji fungsi pernapasan bunyi :
S
napas, kecepatan, irama dan kedalaman ET : pasien tampak sesak
klien mengatakan sulit
bernafas dan sesak
08.40 WIB
-
Mencatat
kemampuan
untuk O :
mengeluarkan sekret atau batuk efektif
-
ET : pasien belum mampu batuk efektif
-
09.20 WIB
-
Oksigen
Membersihkan sekret dari mulut dan
-
Vital sign : tekanan
darah : 130/80 mmHg,
ET : pasien merasa dada terasa longgar
HR : 30 x/ menit, RR :
09.30 WIB
136 x / menit, Temp :
Memberikan obat agen mukolitik, 36,5
bronkodilator,
masih
terpasang
trakea suction bila perlu
-
pasien tampak sesak
kortikosteroid
C
sesuai: Inefektif bersihan jalan
A
indikasi
ET : Pasien mau dikasi obat
o
nafas teratasi sebagian
P:
Lanjutkan
tindakan
keperawatan
29/10/2012 2
09.45 WIB
-
18.00 WIB
mengkaji patologi penyakit, penyebaran: Klien mengatakan mulai
S
infeksi melelui bronkus pada jaringan merasa tenang dan bisa
sekitarnya
tidur
ET : mengetahui penyebaran infeksi
O:
10.00 WIB
-
mengidentifikasi orang-orang yang
Pasien tampak mengerti
Pasien
tampak
21. beresiko
terkena
infeksi
seperti melakukan
anggotakeluarga dan teman
apa
kata
perawat
ET : pasien tampak mengerti
A : masalah teratasi sebagian
10.20 WIB
P:
-
lanjutkan
intervensi
menganjurkan pasien untuk batuk/ keperawatan
bersin pada tisu dan menghindari meludah
-
ET : pasien tampak mau melakukan apa
yang dikatakan perawat
10.30 WIB
-
Menggunakan masker setiap melakukan
tindakan
-
29/10/2012 3
ET : pasien tampak memakai masker
10.40 WIB
-
13.00 WIB
Mengidentifikasi
tanda-tanda
yang: klien mengatakan masih
S
dapat dilaporkan kepada dokter seperti belum
nyeri dada, demam, kesulitan bernapas
ET : nyeri berkurang, sesak napas berkurang
Memberikan informasi yang spesifik
ET : pasien tampak bisa melakukan apa
yang dikatakan dokter
konstipasi,
P:
ET : pasien belum mengerti
Mendorong pasien dan keluarga
untuk mengungkapkan kecemasan
pasien
tampak
apa
yang
tampak
Nyeri berkurang
lanjutkan
keperawatan
11.20
ET:
Pasien
gangguan masalah teratasi sebagian
A:
penglihatan
-
sebagian
dianjurkan perawat
Menjelaskan tentang efek samping obat,
kering,
Pasien tampak mengerti
melakukan
11.00 WIB
mulut
penjelasan
O:
dalam bentuk tulisan misalnya jadwal obat
-
keseluruhan
perawat dan dokter
10.50 WIB
-
mengerti
menjelaskan
intervensi
22. kecemasannya
Catatan Perkembangan I
HARI/
NO
TGL
DX
30/10/2012 1
PELAKSANAAN
EVALUASI
09.00 WIB
-
12.20 WIB
Mengkaji fungsi pernapasan, bunyi :
S
napas, kecepatan, irama, dan kedalaman -
klien
mengatakan
ET : pasien tampak tidak sesak lagi
09.30 WIB
-
sesak mulai berkurang
O:
Mencatat
kemampuan
untuk
-
mengeluarkan sekret atau batuk efektif
pasien tampak mulai
tidak sesak lagi
ET : pasien sudah mampu batuk efektif
-
pasien sudah mampu
batuk efektif
A : masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan
tindakan
keperawatan
30/10/2012 2
10.15 WIB
-
13.00 WIB
mengkaji patologi penyakit, penyebaran : Klien mengatakan batuk
S
infeksi melalui bronkus pada jaringan sudah berkurang
sekitarnya
O:
10.19 WIB
-
Batuk
tampak
berkurang
Menganjurkan pasien untuk batuk/
bersin pada tisu dan menghindari meludah : masalah teratasi sebagian
A
ET: batuk tampak berkurang
P:
lanjutkan intervensi
keperawatan
30/10/2012
3
11.20 WIB
-
Mengidentifikasi
13.20 WIB
tanda-tanda
yang: klien mengatakan masih
S
dapat dilaporkan kepada dokter seperti sudah mengerti penjelasan
nyeri dada, demam, kesulitan bernapas
dari
dokter
ataupun
23. ET : nyeri dada berkurang, sesak napas berkurang
11.30 WIB
-
O:
Menjelaskan tentang efek samping obat,
mulut
perawat
kering,
konstipasi,
Pasien tampak suadah
gangguan mengerti
penglihatan
A: masalah teratasi sebagian
ET : pasien tampak mengerti
P:
lanjutkan
intervensi
keperawatan
Catatan Perkembangan II
HARI/
NO
TGL
DX
31/10/2012 1
PELAKSANAAN
EVALUASI
09.05 WIB
-
12.20 WIB
Mengkaji fungsi pernapasan, bunyi :
S
napas, kecepatan, irama, dan kedalaman -
klien
mengatakan
ET : pasien tampak tidak sesak lagi
09.30 WIB
-
sesak mulai berkurang
O:
Mencatat
kemampuan
untuk
-
mengeluarkan sekret atau batuk efektif
pasien tampak mulai
tidak sesak lagi
ET : pasien sudah mampu batuk efektif
-
pasien sudah mampu
batuk efektif
A : masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan
tindakan
keperawatan
31/10/2012 2
10.25 WIB
-
13.00 WIB
mengkaji patologi penyakit, penyebaran : Klien mengatakan batuk
S
infeksi melalui bronkus pada jaringan sudah berkurang
sekitarnya
O:
10.30 WIB
-
Menganjurkan pasien untuk batuk/
Batuk
berkurang
tampak
24. bersin pada tisu dan menghindari meludah : masalah teratasi sebagian
A
ET: batuk tampak berkurang
P:
lanjutkan intervensi
keperawatan
31/10/2012
3
11.25 WIB
-
13.20 WIB
Mengidentifikasi
tanda-tanda
yang: klien mengatakan masih
S
dapat dilaporkan kepada dokter seperti sudah mengerti penjelasan
nyeri dada, demam, kesulitan bernapas
dari
ET : nyeri dada berkurang, sesak napas berkurang
11.30 WIB
-
kering,
ataupun
perawat
O:
Menjelaskan tentang efek samping obat,
mulut
dokter
konstipasi,
Pasien tampak suadah
gangguan mengerti
penglihatan
A: masalah teratasi sebagian
ET : pasien tampak mengerti
P:
lanjutkan
keperawatan
intervensi
25. BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa;
1. TB
adalah
penyakit
yang
dikendalikan
oleh
respon
imunitasyang
diperantarai oleh sel dengan sel efektor berupa makrofag, dan limfosit
(biasanya
sel
T)
sebagai
sel
imunoreponsif.
Tipe
imunitas
ini
melibatkanpengaktifan makrofag pada bagian yang terinfeksi limfosit dan
limfokon mereka; responnya berupa reaksi berupa hipersensitifitas seluler
(lambat).
2. Sebagian besar infeksi TB menyebar lewat udara, melalui terhirupnya nikleus
droplet yang berisikan organisme basil dari seseorang yang terinfeksi.
3. Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolar membangkitkan reaksi
peradangan yaitu ketika leukosit digantikan oleh makrofag. Alveoli yang
terlibat mengalami konsolidasi, dan timbul pneumonia akut, yang dapat
sembuh sendiri sehingga tidak terdapat sisa, atau prosesnya dapat berjalan
terusdifagosit atau menjadi banyak di dalam sel-sel.
2. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan dari isi makalah ini adalah;
1. Hindari atau jauhi segala factor-faktor yang dapat menyebabkan seorang
terinfeksi TB Paru seperti; Alkohol, kontak langsung dengan penderita TB.
2. Apabila seorang yang telah di diagnose menderita TB disarankan menjalani
pemeriksaan fisik, uji tuberkin Mantoux, radiografi dada, dan pemeriksaan
bekteriologi atau histology.
3. Lakukanlah 3 prinsip pengobatan TB yaitu; regimen harus terdiri dari banyak
obat-obatan yang sesuai untuk organismetersebut, obat-obatan tersebut harus
26. digunakan secara teratur, terapi obat harus dilakukan dalam waktu yang cukup
untuk memberikan terapi yang efektifdan paling aman dalam waktu yang
terpendek.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, arif M: Kapita Selekta Kedokteran UI, jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius, 2000.
Silvia A. Price & Lorraine M. Wilson: Patofisiologi, Vol 2. Jakarta: EGC, 2006
Suddarth & Brunner: Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC 2002.
http://google.com diakses tanggal 10 februari2013