SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
MAKALAH TENTANG BANJIR DI IBU
KOTA JAKARTA
Rabu, 19 Desember 2012
makalah tentang banjir ibukota
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai kota yang berada di daratan rendah, Jakarta tidak terlepas dari ancaman banjir
yang sewaktu-waktu dapat menyerang. Menurut catatan sejarah Ibukota Jakarta telah dilanda
banjir sejak tahun 1621. Salah satu bencana banjir terparah yang pernah terjadi di Batavia
adalah banjir yang terjadi di bulan Februari 1918. Saat itu hampir sebagian besar wilayah
Batavia terendam air. Daerah yang terparah saat itu adalah gunung Sahari, Kampung
Tambora, Suteng, Kampung Klenteng akibat bendungan kali Grogol jebol.
Hingga kini banjir pun belum berhenti meyerang Jakarta. Apalagi ketika musim
penghujan telah tiba. Oleh karena banjir yang terus menerus melanda sebagian wilayah di
Jakarta kini kota Jakarta telah terkenal dengan Kota Banjir. Walau demikian warga Jakarta
tidak berhenti mencoba menanggulangi banjir di Ibukota tercinta ini.
Sehubungan dengan cara untuk mencoba menanggulangi banjir tersebut, maka berbagai
masalah penyebab banjir pun mulai muncul dari masalah sampah, curah hujan yang tinggi,
peluapan air yang berlebihan, pecahnya bendungan sungai, serapan air yang buruk, hingga
pemukiman liar dan pemukiman padat penduduk. Dan warga yang terkena banjir selalu
mengambil strategi sendiri untuk menanggulangi banjir ketika banjir datang ke rumah
mereka.
Dengan begitu banyak masalah yang dapat mengakibatkan banjir. Maka objek yang akan
di ambil penulis adalah daerah Kebagusan wilayah Pasar Minggu Jakarta Selatan. Daerah
tersebut merupakan daerah yang rawan banjir ketika musim penghujan telah datang.
Pentingnya melakukan penulisan untuk membahas penyebab banjir di daerah tersebut, maka
penulis tertarik untuk memberi judul dalam makalah ini tentang “ Banjir ibukota dan
penanggulangannya “.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan banjir, dan apa dampak yang di timbulkannya ?
2. Mengapa banjir dapat menggenangi ibukota ?
3. Siapa yang bertanggung jawab atas banjir yang terjadi di ibukota ?
4. Bagaimana cara mengatasi banjir di ibukota?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang banjir dan dampak yang ditimbulkannya
2. Mengetahui penyebab banjir yang terjadi di ibukota
3. Mengetahui siapa saja yang bertanggung jawab atas terjadinya banjir tersebut
4. Mengetahui cara mengatasi banjir di ibukota
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengeritian Banjir dan Dampak Yang Ditimbulkannya
Secara alamiah, banjir adalah proses alam yang biasa dan merupakan bagian penting
dari mekanisme pembentukan dataran di Bumi kita ini. Melalui banjir, muatan sedimen
tertransportasikan dari daerah sumbernya di pegunungan atau perbukitan ke daratan yang
lebih rendah, sehingga di tempat yang lebih rendah itu terjadi pengendapan dan terbentuklah
dataran. Melalui banjir pula muatan sedimen tertransportasi masuk ke laut untuk kemudian
diendapkan diendapkan di tepi pantai sehingga terbentuk daratan, atau terus masuk ke laut
dan mengendap di dasar laut. Banjir yang terjadi secara alamiah ini sangat ditentukan oleh
curah hujan.
Perlu benar kita sadari bahwa banjir itu melibatkan air, udara dan bumi. Ketiga hal itu
hadir di alam ini dengan mengikuti hukum-hukum alam tertentu yang selalu dipatuhinya.
Seperti: air mengalir dari atas ke bawah, apabila air ditampung di suatu tempat dan tempat itu
penuh sedang air terus dimasukkan maka air akan meluap, dan sebagainya.
Karena manusia dapat mempengaruhi debit aliran permukaan dan dapat mempelajari
karakter aliran sungai, maka berkaitan dengan banjir kita dapat mengatakan bahwa manusia
dapat memilih takdirnya sendiri.
Apabila kita tidak ingin terkena banjir maka perlu melakukan hal-hal berikut ini:
1. Jangan bertempat tinggal di daerah yang secara alamiah merupakan tempat
penampungan air bila aliran sungai meluap, seperti di dataran tepi sungai yang akan
dilalui oleh air sungai bila debitnya meningkat, di dataran banjir di sepanjang aliran
sungai yang akan digenangi air bila air sungai meluap ketika curah hujan tinggi di
musim hujan, atau di rawa-rawa.
2. Jangan merusak hutan di daerah peresapan air di pegunungan atau perbukitan, karena
lahan yang terbuka akan meningkatkan aliran permukaan yang menyebabkan banjir di
waktu yang sebenarnya tidak terjadi banjir, atau memperhebat banjir yang biasanya
terjadi.
3. Menjaga alur tetap baik sehingga aliran air sungai lancar. Alur sungai yang
menyempit atau terbendung akan menyebabkan banjir.
4. Untuk daerah pemukiman atau perkotaan, kita harus menjaga saluran drainase agar
tetap baik dan tidak tersumbat sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya
menyalurkan air hujan yang turun atau menyalurkan aliran permukaan ke sungai-
sungai atau saluran yang lebih besar.
5. Itulah hal-hal yang perlu dilakukan agar manusia tidak terkena banjir atau memilih
takdirnya untuk tidak kena banjir.
Untuk dapat memilih takdir tidak terkena banjir, manusia tidak dapat berdiri sendiri,
melainkan harus bekerjasama. Skala kerjasama bisa dalam satu komplek pemukiman, satu
kota, satu DAS (Daerah Aliran Sungai) dan bahkan harus seluruh umat manusia.
Kerjasama seluruh umat manusia di bumi ini diperlukan untuk dapat menghadapi
banjir yang disebabkan oleh perubahan iklim global. Dengan kata lain, diperlukan kerjasama
internasional untuk menghadapinya.
Kerjasama seluruh manusia yang tinggal di suatu DAS diperlukan untuk dapat
mengatasi masalah banjir yang melibatkan suatu sistem tata air yang melibatkan suatu DAS.
Untuk banjir yang terjadi di suatu kawasan pemukiman atau kota karena buruknya drainase,
maka perlu kerjasama seluruh penghuni pemukiman atau kota tersebut dalam arti yang
seluas-luasnya, baik itu kerjasama antar anggota masyarakat, kerjasama antara masyarakat
dan pemerintah, dan kerjasama antar instansi pemerintah, serta kerjasaman antara eksekutif,
legislatif dan yudikatif. Misalnya: apabila masyarakat dihimbau tidak membuang sampah
sembarangan, tentu pemerintah harus menyediakan tempat pembuangan sampah yang
memadai dan selalu mengangkutnya ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir); bila
DinasKebersihan membutuhkan tambahan armada pengangkut sampah maka Pemerintah
harus memenuhinya; dan sebagainya.
Dampak yang ditimbulkan oleh banjir
MerugikanSecara Umum
Banjir yang terjadi selalu menimbulkan kerugian bagi mereka yang terkena banjir baik
secara langsung maupun tidak langsung yang dikenal sebagai dampak banjir.
Dampak banjir akan dialami langsung oleh mereka yang rumah atau lingkungannya terkena
air banjir. Jika banjir berlangsung lama akan sangat merugikan karena aktivitas akan banyak
terganggu.
Segala aktivitas tidak nyaman dan lingkungan menjadi kotor yang berdampak kurangnya
sarana air bersih dan berbagai penyakit mudah sekali menjangkiti warga yang terserang
banjir.
Penyakit Yang Timbul Sebagai Dampak Banjir
Dampak banjir yang terjadi sering kali menganggu kesehatan lingkungan dan kesehatan
warga. Lingkungan tidak sehat karena segala sampah dan kotoran yang hanyut seringkali
mencemari lingkungan .
Sampah-sampah terbawa air dan membusuk mengakibatkan penyakit gatal-gatal di kulit, dan
lalat banyak beterbangan karena sampah yang membusuk sehingga sakit perut juga banyak
terjadi. Sumber air bersih tercemar sehingga mereka yang terkena banjir kesulitan air bersih
dan mengkonsumsinya karena darurat, sebagai penyebab diare.
Mematikan Usaha
Dampak banjir memang luar biasa luas.Rumah bisa rusak gara-gara terendam banjir. Barang-
barang perabotan rumah tangga jika tidak segera diselamatkan bisa hanyut dan rusak pula.
Yang lebih parah jika penduduk yang memiliki usaha rumahan bisa terganggu aktivitas
produksinya sehingga mengakibatkan kerugian.
Kerugian akibat tidak bisa produksi berdampak pada karyawan yang bergantung nasib pada
usaha tersebut. Kerugian tidak berjalannya produksi bisa kehilangan pelanggan, kemacetan
modal serta kerusakan alat gara-gara banjir. Jika terus menerus situasi terjadi demikian
mengakibatkan macetnya ekonomi kerakyatan yang kemudian berdampak pada semakin
meningkatnya masalah sosial di lingkungan masyarakat yang sering di landa banjir.
Kerugian Administratif
Sering kali dampak banjir ini bukan sekedar membawa dampak kerugian material. Akibat
banjir sering kantor, sekolah atau instansi bahkan pribadi harus kehilangan dokumen penting
kependudukan dan sejenisnya.
Akibat banjir sering kali sekolah harus diliburkan paksa dari aktivitas belajar. Seluruh siswa
dan dan guru tidak bisa beraktivitas rutin, bahkan terkadang banyak berkas dan data penting
yang disimpan sekolah rusak terendam banjir.
Banjir memang tidak bisa diketahui kapan datangnya, namun juga dapat diantisipasi dengan
menyiapkan diri menyelamatkan dokumen penting ke tempat yang lebih tinggi. Membuat
bangunan khusus yang bertingkat yang aman untuk meletakkan dokumen penting serta alat-
alat belajar yang rentan rusak bila terendam banjir bagi sekolah yang berada di daerah rawan
banjir adalah perlu.
Kembali Ke Titik Nol
Dampak banjir sering menjadikan seseorang, keluarga, lingkungan masyarakat, instansi,
sekolah dan siapa saja mengalami kerugian. Tidak jarang pula keluarga harus kehilangan
segala-galanya. Kehilangan orang-orang yang dicintai,keluarga, rumah dan segala isinya,
juga pekerjaan.
Berada dititik nol istilah yang tepat . Semua habis dan hilang sekejab. Tidak jarang mereka
yang mengalami musibah banjir ini harus kehilangan ingatan pula karena mengalami depresi
yang berat akibat tidak kuat menanggung beban dampak banjir untuk dirinya.
Bencana Nasional
Sering kali di negara kita tercinta ini terjadi bencana banjir besar atau banjir bandang. Baru-
baru ini juga terjadi di Papua tepatnya di Wasior terjadi banjir bandang yang memakan
korban manusia begitu banyak.
Kehidupan masyarakat yang teratur dan tentram tiba-tiba terkoyak gara-gara banjir.
Penderitaan begitu jelas tergambar pada mereka yang harus mengalaminya. Pemerintah
menetapkan sebagai bencana nasional.
Sebagai Warga negara yang memiliki kepedulian tinggi hampir semua warga negara
Indonesia di daerah manapun berbondong untuk saling mengulurkan tangan untuk bisa
berbagi agar dapat meringankan beban penderitaan saudara-saudara kita yang terkena
dampak banjir di Wasior Papua (http://www.anneahira.com/dampak-banjir.htm).
2.2 Faktor Penyebab Banjir Di Ibukota
Di tinjau dari letak geografis, kondisi topografi, iklim, faktor demografi, dan kondisi
sosial masyarakat, maka kemungkinan terjadinya banjir di Indonesia khususnya Jakarta
cukup besar. Banjir dapat setiap saat terjadi dan sulit di perkirakaan intesitasnya, tempat,
waktu baik pada daerah yang sudah ditangani dan belum sempat di tangani.
Peristiwa banjir tidak akan menjadi masalah sejauh banjir tidak menimbulkan gangguan
atau kerugian yang berart bagi kepentingan manusia. Fenoma banjir disebabkan oleh tiga
faktor yaiut kondisi alam, peristiwa alam, dan kegiatan manusia.
1. Faktor-faktor kondisi alam yang dapat menyebabkan terjadinya banjir adalah kondisi
wilayah, misalnya : letak geografis suatu wilayah, kondisi topografi, dan geometri sungai
seperti kemiringan dasar sungai, meandering, penciutan ruas sungai, sedimentasi,
pembendungan alami pada suatu ruas sungai.
2. Peristiwa alam yang bersifat dinamis yang dapat menjadi penyebab banjir seperti curah
hujan yang tinggi, pecahnya bendungan sungai, peluapan air yang berlebihan, pengendapan
sendimen / pasir, pembendungan air sungai karena terdapat tanah longsor , pemanasan global
yang mengakibatkan permukaan air laut tinggi.
3. Faktor kegiatan manusia yang dapat menyebabkan banjir adalah adanya pemukiman
liar di daerah bantaran sungai, penggunaan alih fungsi resapan air untuk pemukiman, tata
kota yang kurang baik, buangan sampah yang sembarangan tempat, dan pemukiman padat
penduduk (http://dwiiastuti.blogspot.com/2010/03/makalah-penyebab-banjir-di-daerah.html).
2.3 Yang Bertanggung Jawab Atas Banjir Di Ibukota
Ketidakkonsistenan pemerintah terbukti karena tidak ada real action dari pemerintah.
Padahal Pemerintah kita salah satu negara yang mendukung konferensi perubahan, akan
tetapi sekarang tetap banyak kebijakan pemerintah yang tidak ramah lingkungan, terbukti
banyak perumahan, apartemen mewah yang tidak ramah lingkungan yang tidak berifkir
tempat penampungan air dan sanitasi yang baik. Semakin tahun semakin meningkat intensitas
banjir. Konsep hijau harus diterapkan setiap kebijakan pemerintah hal ini tertuang dalam UU
RI No.32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan bahkan sanksinya cukup
tegas. Akan tetapi hal itu dianggap lalu. Dan masyarakatpun seakan menikmati dengan
adanya banjir menganggap banjir adalah hal biasa, bagaimana tidak pola fikir ( MIndset )
yang menganggap banjir adalah hal biasa dan dinikmati. Membuang sampah di sungai adalah
hal biasa dan kesadaran pentingnya menjaga lingkungan hanya sebatas obrolan bukan sebuah
tindakan. Jika semua orang berfikir satu orang saja yagn membuang sampah mengakibatkan
banjir dan merugikan ratusan hingga ribuan orang. Jika Pemerintah yang membuat kebijakan
( Green Policy ) dan rakyat melaksanakan kebijakan itu maka Indonesia bebas banjir.
Permasalahan Banjir di Indonesia merupakan masalah klasik yang tidak pernah dapat
teratasi secara tuntas. Terutama terjadi dikota-kota besar yang tersebar dari sabang hingga
merauke. Minimnya pengetahuan tentang perencanaan tata ruang dan rendahnya akan
kesadaran serta kelestarian lingkungan menjadi akar permasalahan banjir tidak pernah tuntas
teratasi. Kendati telah mengetahui permasalahan tersebut, pemerintah masih saja
mengkambing hitamkan tingginya curah hujan. Padahal masalah fundamental terkait dengan
kelestarian lingkungan dan keseimbangan alam tidak pernah menjadi fokus perhatian.
Sebagai negara yang diapit dua benua dan dua samudra, Indonesia memiliki dua musim
yaitu kemarau dan penghujan. Pada awalnya keseimbangan itu terjadi, dimana lahan terbuka
hijau tumbuh subur di tanah Nusantara. Ketika kemarau tidak terjadi kekeringan dan ketika
musim penghujan, daerah resapan air masih mampu menampung debit air yang turun ketika
hujan. Namun, fenomena itu kini telah musnah, dan hanya kenangan. Pendirian gedung-
gedung pencakar langit, pembangunan perumahan, perambahan hutan, tata ruang buruk, dan
sanitasi yang tidak memadai menjadi alasan yang kuat banjir terus datang setiap tahunnya.
Data State of the World’s Forests 2007 dan The UN Food & Agriculture
Organization (FAO), menyebutkan angka deforestasi Indonesia pada periode 2000-2005
mencapai 1,8 juta hektar/tahun. Dengan laju deforestasi hutan tersebut, membuat Guiness
Book of The Record memberikan “gelar kehormatan― bagi Indonesia sebagai negara
dengan daya rusak hutan tercepat di dunia. Dari total luas hutan di Indonesia yang mencapai
180 juta hektar, Kementerian Kehutanan (sebelumnya menyebutkan angka 135 juta hektar)
sebanyak 21 persen atau setara dengan 26 juta hektar telah dijarah total sehingga tidak
memiliki tegakan pohon lagi.
Rusaknya ekosistem dan keseimbangan lingkungan merupakan suatu bentuk minimnya
kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan. Kepentingan jangka pendek selalu
mendominasi setiap tindakan dan kebijakan yang dibuat. Alhasil, kerugian jangka panjang
pun hanya menunggu waktu saja. Kondisi ini semakin diperparah dengan buruknya sanitasi,
baik karena sampah maupun sedimentasi yang menurunkan daya tampungnya. Akibatnya,
banjir pun menjadi langganan, disejumlah daerah di tanah air terutama kota-kota besar.
2.4 Cara Mengatasi Banjir Di Ibukota
Bila ingin mencari cara menanggulangi banjir, yang harus kita lihat terlebih dahulu
adalah mengapa banjir bisa datang. Banjir bisa terjadi sebenarnya karena ulah manusia
sendiri. Lihat saja, di kota-kota besar, sungai yang sebenarnya berfungsi untuk menampung
air disalahgunakan untuk menampung sampah. Di sekitar sungai tersebut, bahkan, dijadikan
permukiman.
Kondisi tersebut diperparah dengan kurangnya pepohonan yang berfungsi sebagai
jantung kota. Bisa kita hitung sendiri, kira-kira berapakah perbandingan antara hutan kota
dengan gedung-gedung bertingkat. Mana yang lebih banyak.
Ibarat rumah, kota-kota yang rawan banjir tersebut adalah rumah yang tidak memiliki
atap dan jendela. Saat badai menyerang, otomatis tidak ada perlindungan sama sekali.
Cara Menanggulangi Banjir
Apakah kita akan terus-menerus membiarkan kondisi tidak sehat terjadi di kota-kota
yang rawan banjir. Tentunya tidak. Itu sebabnya, kita dan pemerintah harus mencari cara
menanggulangi banjir meskipun sebenarnya cara tersebut sudah ada. Kita tinggal
merealisasikannya.
Berikut ini beberapa cara untuk menanggulangi banjir.
1. Memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Sungai dan selokan adalah
tempat aliran air, jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat sampah.
2. Larangan membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah di dekat
sungai adalah para pendatang yang datang ke kota besar hanya dengan modal nekat.
Akibatnya, keberadaan mereka bukannya membantu peningkatan perekonomian.
Malah sebaliknya, merusak lingkungan. Itu sebabnya, pemerintah seharusnya tegas,
melarang membuat rumah di dekat sungai dan melarang orang-orang tanpa tujuan
tidak jelas datang ke kota dalam jangka waktu lama (untuk menetap).
3. Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Pohon adalah
salah satu penopang kehidupan di suatu kota. Bayangkan, bila sebuah kota tidak
memiliki pohon sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon selain sebagai
penetralisasi pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air di saat hujan
melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi pohon, bisa dibayangkan apa yang
akan terjadi bila hujan tiba (http://www.anneahira.com/cara-menanggulangi-
banjir.htm).
Cara menanggulangi banjir tersebut bisa dilakukan saat ini juga. Bila tidak sekarang, kapan
lagi? Kita semua wajib memikirkan cara menanggulangi banjir. Bagaimanapun, hal itu adalah
tanggung jawab bersama. Mari kita lakukan dari sekarang!
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan kesluruhan, khususnya pada daerah Jakarta
Selatan maka kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Daerah Jakarta Selatan ini terjadi banjir disebabkan oleh pemukiman padat penduduk,
saluran air yang diperkecil, alih fungsi lahan, tidak ada resapan air, dan pembuangan sampah
yang liar.
2. Karena daerah ini sering di datangi banjir, maka warga yang menjadi korban banjir yang
selalu terkena dampak nya, seperti :
a. Ancaman wabah penyakit
b. Aktivitas masyarak terganggu
c. Ancaman penyakit diare
d. Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk
3. Cara mengatasi banjir di daerah Jakarta selatan adalah
a. Membuat daerah resapan air yang lebih luas lagi, dan jangan memperkecil saluran air yang
sudah ada.
b. Mengkaji ulang tata kota daerah Kebagusan, untuk mengetahui titik-titik daerah banjir.
c. Membuat tanggul baik yang permanent atau non permanent dirumah masing-masing yang
selalu terkena banjir.
d. Dan di himbaukan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah pada tempatnya.
e. Jangan mendirikan bangunan di lahan yang memang rawan banjir.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan masukan yang
mungkin dapat berguna bagi penanganan banjir di Daerah Jakarta Selatan.
Sebaiknya seluruh warga membuat musyawarah dalam penanganganan maslah banjir
seperti tindakan kesiapsiagaan warga terhadap banjir datang, tindakan yang seharusnya
dilakukan di setipa rumah dalam mengatasi banjir datang, penyuluhan tentang kegiatan yang
dapat mengurangi resiko banjir, tindakan saat terjadi banjir dan setelah banjir kepada seluruh
warga Kebagusan Jakarta Selatan.

More Related Content

What's hot

Makalah gempa bumi
Makalah gempa bumiMakalah gempa bumi
Makalah gempa bumiachel
 
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip currentpenyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip currentVeronika Pohan
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Joy Irman
 
Laporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
Laporan Karya Ilmiah : Banjir JakartaLaporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
Laporan Karya Ilmiah : Banjir JakartaTaofik Dinata
 
Makalah bencana alam
Makalah bencana alamMakalah bencana alam
Makalah bencana alamRohman Efendi
 
Penyebab, Penanggulangan, dan Dampak Banjir
Penyebab, Penanggulangan, dan Dampak BanjirPenyebab, Penanggulangan, dan Dampak Banjir
Penyebab, Penanggulangan, dan Dampak BanjirMahdif Indiarto
 
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptxPPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptxSandraOgie
 
Ppt analisis kualiitas lingkungan tentang banjir di garut
Ppt analisis kualiitas lingkungan tentang banjir di garut Ppt analisis kualiitas lingkungan tentang banjir di garut
Ppt analisis kualiitas lingkungan tentang banjir di garut Darliana Darwis
 
Makalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industriMakalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industriAgus Adipura
 
Daur Hidrologi dan Ekosistem DAS
Daur Hidrologi dan Ekosistem DASDaur Hidrologi dan Ekosistem DAS
Daur Hidrologi dan Ekosistem DASReka Ardian Tika
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisirMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisirSeptian Muna Barakati
 
Kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkunganKerusakan lingkungan
Kerusakan lingkunganZulfah Alfina
 
Permasalahan dalam penanggulangan bencana
Permasalahan dalam penanggulangan bencanaPermasalahan dalam penanggulangan bencana
Permasalahan dalam penanggulangan bencanaFebrianto
 
Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Aar Riana
 

What's hot (20)

Makalah gempa bumi
Makalah gempa bumiMakalah gempa bumi
Makalah gempa bumi
 
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip currentpenyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
 
Konsep Bencana
Konsep BencanaKonsep Bencana
Konsep Bencana
 
Makalah kesiapsiagaan banjir
Makalah kesiapsiagaan banjirMakalah kesiapsiagaan banjir
Makalah kesiapsiagaan banjir
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Laporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
Laporan Karya Ilmiah : Banjir JakartaLaporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
Laporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
 
Geografi sungai
Geografi sungaiGeografi sungai
Geografi sungai
 
Makalah bencana alam
Makalah bencana alamMakalah bencana alam
Makalah bencana alam
 
Penyebab, Penanggulangan, dan Dampak Banjir
Penyebab, Penanggulangan, dan Dampak BanjirPenyebab, Penanggulangan, dan Dampak Banjir
Penyebab, Penanggulangan, dan Dampak Banjir
 
Letusan gunung api
Letusan gunung apiLetusan gunung api
Letusan gunung api
 
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptxPPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
 
Ppt analisis kualiitas lingkungan tentang banjir di garut
Ppt analisis kualiitas lingkungan tentang banjir di garut Ppt analisis kualiitas lingkungan tentang banjir di garut
Ppt analisis kualiitas lingkungan tentang banjir di garut
 
Makalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industriMakalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industri
 
Daur Hidrologi dan Ekosistem DAS
Daur Hidrologi dan Ekosistem DASDaur Hidrologi dan Ekosistem DAS
Daur Hidrologi dan Ekosistem DAS
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisirMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir
 
Kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkunganKerusakan lingkungan
Kerusakan lingkungan
 
Permasalahan dalam penanggulangan bencana
Permasalahan dalam penanggulangan bencanaPermasalahan dalam penanggulangan bencana
Permasalahan dalam penanggulangan bencana
 
Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6
 
Buku mitigasi bencana
Buku mitigasi bencanaBuku mitigasi bencana
Buku mitigasi bencana
 

Similar to Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta

PPT TUGAS BANGGA BERLIAN
PPT TUGAS BANGGA BERLIANPPT TUGAS BANGGA BERLIAN
PPT TUGAS BANGGA BERLIANangga_sipitt
 
Presentasion ipa
Presentasion ipaPresentasion ipa
Presentasion ipafay Rafida
 
88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakarta
88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakarta88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakarta
88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakartaNunu Nurul
 
kelompok 2 b.inggris (1).pptx
kelompok 2 b.inggris (1).pptxkelompok 2 b.inggris (1).pptx
kelompok 2 b.inggris (1).pptxMrFirmansyah1
 
Musni Umar; Banjir di DKI, Cara Mencegah dan Menanggulanginya
Musni Umar; Banjir di DKI, Cara Mencegah dan MenanggulanginyaMusni Umar; Banjir di DKI, Cara Mencegah dan Menanggulanginya
Musni Umar; Banjir di DKI, Cara Mencegah dan Menanggulanginyamusniumar
 
Tentang Bahaya Banjir
Tentang Bahaya BanjirTentang Bahaya Banjir
Tentang Bahaya BanjirMegaferanti
 
Ekodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan Banjir
Ekodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan BanjirEkodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan Banjir
Ekodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan BanjirKomarudin Muhamad Zaelani
 
"GEJALA ALAM ABIOTIK" Menganalisis Macam-Macam Banjir ( IPA SMK KELAS X)
"GEJALA ALAM ABIOTIK" Menganalisis Macam-Macam Banjir ( IPA SMK KELAS X)"GEJALA ALAM ABIOTIK" Menganalisis Macam-Macam Banjir ( IPA SMK KELAS X)
"GEJALA ALAM ABIOTIK" Menganalisis Macam-Macam Banjir ( IPA SMK KELAS X)Amelia Febiani
 
Pengertian, penyebab banjir
Pengertian, penyebab banjirPengertian, penyebab banjir
Pengertian, penyebab banjirAyu Ayu
 

Similar to Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta (20)

Mklah bnjir
Mklah bnjirMklah bnjir
Mklah bnjir
 
Mklah bnjir
Mklah bnjirMklah bnjir
Mklah bnjir
 
Presentasi Mulok
Presentasi MulokPresentasi Mulok
Presentasi Mulok
 
Bencana banjir
Bencana banjirBencana banjir
Bencana banjir
 
PPT TUGAS BANGGA BERLIAN
PPT TUGAS BANGGA BERLIANPPT TUGAS BANGGA BERLIAN
PPT TUGAS BANGGA BERLIAN
 
Presentasion ipa
Presentasion ipaPresentasion ipa
Presentasion ipa
 
Bencana Banjir
Bencana BanjirBencana Banjir
Bencana Banjir
 
BANJIR
BANJIRBANJIR
BANJIR
 
Bencana banjir
Bencana banjirBencana banjir
Bencana banjir
 
Makalah iad
Makalah iadMakalah iad
Makalah iad
 
88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakarta
88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakarta88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakarta
88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakarta
 
kelompok 2 b.inggris (1).pptx
kelompok 2 b.inggris (1).pptxkelompok 2 b.inggris (1).pptx
kelompok 2 b.inggris (1).pptx
 
Musni Umar; Banjir di DKI, Cara Mencegah dan Menanggulanginya
Musni Umar; Banjir di DKI, Cara Mencegah dan MenanggulanginyaMusni Umar; Banjir di DKI, Cara Mencegah dan Menanggulanginya
Musni Umar; Banjir di DKI, Cara Mencegah dan Menanggulanginya
 
Tentang Bahaya Banjir
Tentang Bahaya BanjirTentang Bahaya Banjir
Tentang Bahaya Banjir
 
Ekodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan Banjir
Ekodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan BanjirEkodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan Banjir
Ekodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan Banjir
 
Kesan banjir
Kesan banjirKesan banjir
Kesan banjir
 
Banjir
BanjirBanjir
Banjir
 
Ipa7 kd11-c
Ipa7 kd11-cIpa7 kd11-c
Ipa7 kd11-c
 
"GEJALA ALAM ABIOTIK" Menganalisis Macam-Macam Banjir ( IPA SMK KELAS X)
"GEJALA ALAM ABIOTIK" Menganalisis Macam-Macam Banjir ( IPA SMK KELAS X)"GEJALA ALAM ABIOTIK" Menganalisis Macam-Macam Banjir ( IPA SMK KELAS X)
"GEJALA ALAM ABIOTIK" Menganalisis Macam-Macam Banjir ( IPA SMK KELAS X)
 
Pengertian, penyebab banjir
Pengertian, penyebab banjirPengertian, penyebab banjir
Pengertian, penyebab banjir
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta

  • 1. MAKALAH TENTANG BANJIR DI IBU KOTA JAKARTA Rabu, 19 Desember 2012 makalah tentang banjir ibukota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai kota yang berada di daratan rendah, Jakarta tidak terlepas dari ancaman banjir yang sewaktu-waktu dapat menyerang. Menurut catatan sejarah Ibukota Jakarta telah dilanda banjir sejak tahun 1621. Salah satu bencana banjir terparah yang pernah terjadi di Batavia adalah banjir yang terjadi di bulan Februari 1918. Saat itu hampir sebagian besar wilayah Batavia terendam air. Daerah yang terparah saat itu adalah gunung Sahari, Kampung Tambora, Suteng, Kampung Klenteng akibat bendungan kali Grogol jebol. Hingga kini banjir pun belum berhenti meyerang Jakarta. Apalagi ketika musim penghujan telah tiba. Oleh karena banjir yang terus menerus melanda sebagian wilayah di Jakarta kini kota Jakarta telah terkenal dengan Kota Banjir. Walau demikian warga Jakarta tidak berhenti mencoba menanggulangi banjir di Ibukota tercinta ini. Sehubungan dengan cara untuk mencoba menanggulangi banjir tersebut, maka berbagai masalah penyebab banjir pun mulai muncul dari masalah sampah, curah hujan yang tinggi, peluapan air yang berlebihan, pecahnya bendungan sungai, serapan air yang buruk, hingga pemukiman liar dan pemukiman padat penduduk. Dan warga yang terkena banjir selalu mengambil strategi sendiri untuk menanggulangi banjir ketika banjir datang ke rumah mereka.
  • 2. Dengan begitu banyak masalah yang dapat mengakibatkan banjir. Maka objek yang akan di ambil penulis adalah daerah Kebagusan wilayah Pasar Minggu Jakarta Selatan. Daerah tersebut merupakan daerah yang rawan banjir ketika musim penghujan telah datang. Pentingnya melakukan penulisan untuk membahas penyebab banjir di daerah tersebut, maka penulis tertarik untuk memberi judul dalam makalah ini tentang “ Banjir ibukota dan penanggulangannya “. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah : 1. Apa yang dimaksud dengan banjir, dan apa dampak yang di timbulkannya ? 2. Mengapa banjir dapat menggenangi ibukota ? 3. Siapa yang bertanggung jawab atas banjir yang terjadi di ibukota ? 4. Bagaimana cara mengatasi banjir di ibukota? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui tentang banjir dan dampak yang ditimbulkannya 2. Mengetahui penyebab banjir yang terjadi di ibukota 3. Mengetahui siapa saja yang bertanggung jawab atas terjadinya banjir tersebut 4. Mengetahui cara mengatasi banjir di ibukota
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengeritian Banjir dan Dampak Yang Ditimbulkannya Secara alamiah, banjir adalah proses alam yang biasa dan merupakan bagian penting dari mekanisme pembentukan dataran di Bumi kita ini. Melalui banjir, muatan sedimen tertransportasikan dari daerah sumbernya di pegunungan atau perbukitan ke daratan yang lebih rendah, sehingga di tempat yang lebih rendah itu terjadi pengendapan dan terbentuklah dataran. Melalui banjir pula muatan sedimen tertransportasi masuk ke laut untuk kemudian diendapkan diendapkan di tepi pantai sehingga terbentuk daratan, atau terus masuk ke laut dan mengendap di dasar laut. Banjir yang terjadi secara alamiah ini sangat ditentukan oleh curah hujan. Perlu benar kita sadari bahwa banjir itu melibatkan air, udara dan bumi. Ketiga hal itu hadir di alam ini dengan mengikuti hukum-hukum alam tertentu yang selalu dipatuhinya. Seperti: air mengalir dari atas ke bawah, apabila air ditampung di suatu tempat dan tempat itu penuh sedang air terus dimasukkan maka air akan meluap, dan sebagainya. Karena manusia dapat mempengaruhi debit aliran permukaan dan dapat mempelajari karakter aliran sungai, maka berkaitan dengan banjir kita dapat mengatakan bahwa manusia dapat memilih takdirnya sendiri. Apabila kita tidak ingin terkena banjir maka perlu melakukan hal-hal berikut ini: 1. Jangan bertempat tinggal di daerah yang secara alamiah merupakan tempat penampungan air bila aliran sungai meluap, seperti di dataran tepi sungai yang akan dilalui oleh air sungai bila debitnya meningkat, di dataran banjir di sepanjang aliran
  • 4. sungai yang akan digenangi air bila air sungai meluap ketika curah hujan tinggi di musim hujan, atau di rawa-rawa. 2. Jangan merusak hutan di daerah peresapan air di pegunungan atau perbukitan, karena lahan yang terbuka akan meningkatkan aliran permukaan yang menyebabkan banjir di waktu yang sebenarnya tidak terjadi banjir, atau memperhebat banjir yang biasanya terjadi. 3. Menjaga alur tetap baik sehingga aliran air sungai lancar. Alur sungai yang menyempit atau terbendung akan menyebabkan banjir. 4. Untuk daerah pemukiman atau perkotaan, kita harus menjaga saluran drainase agar tetap baik dan tidak tersumbat sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya menyalurkan air hujan yang turun atau menyalurkan aliran permukaan ke sungai- sungai atau saluran yang lebih besar. 5. Itulah hal-hal yang perlu dilakukan agar manusia tidak terkena banjir atau memilih takdirnya untuk tidak kena banjir. Untuk dapat memilih takdir tidak terkena banjir, manusia tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus bekerjasama. Skala kerjasama bisa dalam satu komplek pemukiman, satu kota, satu DAS (Daerah Aliran Sungai) dan bahkan harus seluruh umat manusia. Kerjasama seluruh umat manusia di bumi ini diperlukan untuk dapat menghadapi banjir yang disebabkan oleh perubahan iklim global. Dengan kata lain, diperlukan kerjasama internasional untuk menghadapinya. Kerjasama seluruh manusia yang tinggal di suatu DAS diperlukan untuk dapat mengatasi masalah banjir yang melibatkan suatu sistem tata air yang melibatkan suatu DAS. Untuk banjir yang terjadi di suatu kawasan pemukiman atau kota karena buruknya drainase, maka perlu kerjasama seluruh penghuni pemukiman atau kota tersebut dalam arti yang seluas-luasnya, baik itu kerjasama antar anggota masyarakat, kerjasama antara masyarakat
  • 5. dan pemerintah, dan kerjasama antar instansi pemerintah, serta kerjasaman antara eksekutif, legislatif dan yudikatif. Misalnya: apabila masyarakat dihimbau tidak membuang sampah sembarangan, tentu pemerintah harus menyediakan tempat pembuangan sampah yang memadai dan selalu mengangkutnya ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir); bila DinasKebersihan membutuhkan tambahan armada pengangkut sampah maka Pemerintah harus memenuhinya; dan sebagainya. Dampak yang ditimbulkan oleh banjir MerugikanSecara Umum Banjir yang terjadi selalu menimbulkan kerugian bagi mereka yang terkena banjir baik secara langsung maupun tidak langsung yang dikenal sebagai dampak banjir. Dampak banjir akan dialami langsung oleh mereka yang rumah atau lingkungannya terkena air banjir. Jika banjir berlangsung lama akan sangat merugikan karena aktivitas akan banyak terganggu. Segala aktivitas tidak nyaman dan lingkungan menjadi kotor yang berdampak kurangnya sarana air bersih dan berbagai penyakit mudah sekali menjangkiti warga yang terserang banjir. Penyakit Yang Timbul Sebagai Dampak Banjir Dampak banjir yang terjadi sering kali menganggu kesehatan lingkungan dan kesehatan warga. Lingkungan tidak sehat karena segala sampah dan kotoran yang hanyut seringkali mencemari lingkungan . Sampah-sampah terbawa air dan membusuk mengakibatkan penyakit gatal-gatal di kulit, dan lalat banyak beterbangan karena sampah yang membusuk sehingga sakit perut juga banyak
  • 6. terjadi. Sumber air bersih tercemar sehingga mereka yang terkena banjir kesulitan air bersih dan mengkonsumsinya karena darurat, sebagai penyebab diare. Mematikan Usaha Dampak banjir memang luar biasa luas.Rumah bisa rusak gara-gara terendam banjir. Barang- barang perabotan rumah tangga jika tidak segera diselamatkan bisa hanyut dan rusak pula. Yang lebih parah jika penduduk yang memiliki usaha rumahan bisa terganggu aktivitas produksinya sehingga mengakibatkan kerugian. Kerugian akibat tidak bisa produksi berdampak pada karyawan yang bergantung nasib pada usaha tersebut. Kerugian tidak berjalannya produksi bisa kehilangan pelanggan, kemacetan modal serta kerusakan alat gara-gara banjir. Jika terus menerus situasi terjadi demikian mengakibatkan macetnya ekonomi kerakyatan yang kemudian berdampak pada semakin meningkatnya masalah sosial di lingkungan masyarakat yang sering di landa banjir. Kerugian Administratif Sering kali dampak banjir ini bukan sekedar membawa dampak kerugian material. Akibat banjir sering kantor, sekolah atau instansi bahkan pribadi harus kehilangan dokumen penting kependudukan dan sejenisnya. Akibat banjir sering kali sekolah harus diliburkan paksa dari aktivitas belajar. Seluruh siswa dan dan guru tidak bisa beraktivitas rutin, bahkan terkadang banyak berkas dan data penting yang disimpan sekolah rusak terendam banjir. Banjir memang tidak bisa diketahui kapan datangnya, namun juga dapat diantisipasi dengan menyiapkan diri menyelamatkan dokumen penting ke tempat yang lebih tinggi. Membuat bangunan khusus yang bertingkat yang aman untuk meletakkan dokumen penting serta alat-
  • 7. alat belajar yang rentan rusak bila terendam banjir bagi sekolah yang berada di daerah rawan banjir adalah perlu. Kembali Ke Titik Nol Dampak banjir sering menjadikan seseorang, keluarga, lingkungan masyarakat, instansi, sekolah dan siapa saja mengalami kerugian. Tidak jarang pula keluarga harus kehilangan segala-galanya. Kehilangan orang-orang yang dicintai,keluarga, rumah dan segala isinya, juga pekerjaan. Berada dititik nol istilah yang tepat . Semua habis dan hilang sekejab. Tidak jarang mereka yang mengalami musibah banjir ini harus kehilangan ingatan pula karena mengalami depresi yang berat akibat tidak kuat menanggung beban dampak banjir untuk dirinya. Bencana Nasional Sering kali di negara kita tercinta ini terjadi bencana banjir besar atau banjir bandang. Baru- baru ini juga terjadi di Papua tepatnya di Wasior terjadi banjir bandang yang memakan korban manusia begitu banyak. Kehidupan masyarakat yang teratur dan tentram tiba-tiba terkoyak gara-gara banjir. Penderitaan begitu jelas tergambar pada mereka yang harus mengalaminya. Pemerintah menetapkan sebagai bencana nasional. Sebagai Warga negara yang memiliki kepedulian tinggi hampir semua warga negara Indonesia di daerah manapun berbondong untuk saling mengulurkan tangan untuk bisa berbagi agar dapat meringankan beban penderitaan saudara-saudara kita yang terkena dampak banjir di Wasior Papua (http://www.anneahira.com/dampak-banjir.htm).
  • 8. 2.2 Faktor Penyebab Banjir Di Ibukota Di tinjau dari letak geografis, kondisi topografi, iklim, faktor demografi, dan kondisi sosial masyarakat, maka kemungkinan terjadinya banjir di Indonesia khususnya Jakarta cukup besar. Banjir dapat setiap saat terjadi dan sulit di perkirakaan intesitasnya, tempat, waktu baik pada daerah yang sudah ditangani dan belum sempat di tangani. Peristiwa banjir tidak akan menjadi masalah sejauh banjir tidak menimbulkan gangguan atau kerugian yang berart bagi kepentingan manusia. Fenoma banjir disebabkan oleh tiga faktor yaiut kondisi alam, peristiwa alam, dan kegiatan manusia. 1. Faktor-faktor kondisi alam yang dapat menyebabkan terjadinya banjir adalah kondisi wilayah, misalnya : letak geografis suatu wilayah, kondisi topografi, dan geometri sungai seperti kemiringan dasar sungai, meandering, penciutan ruas sungai, sedimentasi, pembendungan alami pada suatu ruas sungai. 2. Peristiwa alam yang bersifat dinamis yang dapat menjadi penyebab banjir seperti curah hujan yang tinggi, pecahnya bendungan sungai, peluapan air yang berlebihan, pengendapan sendimen / pasir, pembendungan air sungai karena terdapat tanah longsor , pemanasan global yang mengakibatkan permukaan air laut tinggi. 3. Faktor kegiatan manusia yang dapat menyebabkan banjir adalah adanya pemukiman liar di daerah bantaran sungai, penggunaan alih fungsi resapan air untuk pemukiman, tata kota yang kurang baik, buangan sampah yang sembarangan tempat, dan pemukiman padat penduduk (http://dwiiastuti.blogspot.com/2010/03/makalah-penyebab-banjir-di-daerah.html). 2.3 Yang Bertanggung Jawab Atas Banjir Di Ibukota Ketidakkonsistenan pemerintah terbukti karena tidak ada real action dari pemerintah. Padahal Pemerintah kita salah satu negara yang mendukung konferensi perubahan, akan tetapi sekarang tetap banyak kebijakan pemerintah yang tidak ramah lingkungan, terbukti
  • 9. banyak perumahan, apartemen mewah yang tidak ramah lingkungan yang tidak berifkir tempat penampungan air dan sanitasi yang baik. Semakin tahun semakin meningkat intensitas banjir. Konsep hijau harus diterapkan setiap kebijakan pemerintah hal ini tertuang dalam UU RI No.32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan bahkan sanksinya cukup tegas. Akan tetapi hal itu dianggap lalu. Dan masyarakatpun seakan menikmati dengan adanya banjir menganggap banjir adalah hal biasa, bagaimana tidak pola fikir ( MIndset ) yang menganggap banjir adalah hal biasa dan dinikmati. Membuang sampah di sungai adalah hal biasa dan kesadaran pentingnya menjaga lingkungan hanya sebatas obrolan bukan sebuah tindakan. Jika semua orang berfikir satu orang saja yagn membuang sampah mengakibatkan banjir dan merugikan ratusan hingga ribuan orang. Jika Pemerintah yang membuat kebijakan ( Green Policy ) dan rakyat melaksanakan kebijakan itu maka Indonesia bebas banjir. Permasalahan Banjir di Indonesia merupakan masalah klasik yang tidak pernah dapat teratasi secara tuntas. Terutama terjadi dikota-kota besar yang tersebar dari sabang hingga merauke. Minimnya pengetahuan tentang perencanaan tata ruang dan rendahnya akan kesadaran serta kelestarian lingkungan menjadi akar permasalahan banjir tidak pernah tuntas teratasi. Kendati telah mengetahui permasalahan tersebut, pemerintah masih saja mengkambing hitamkan tingginya curah hujan. Padahal masalah fundamental terkait dengan kelestarian lingkungan dan keseimbangan alam tidak pernah menjadi fokus perhatian. Sebagai negara yang diapit dua benua dan dua samudra, Indonesia memiliki dua musim yaitu kemarau dan penghujan. Pada awalnya keseimbangan itu terjadi, dimana lahan terbuka hijau tumbuh subur di tanah Nusantara. Ketika kemarau tidak terjadi kekeringan dan ketika musim penghujan, daerah resapan air masih mampu menampung debit air yang turun ketika hujan. Namun, fenomena itu kini telah musnah, dan hanya kenangan. Pendirian gedung- gedung pencakar langit, pembangunan perumahan, perambahan hutan, tata ruang buruk, dan sanitasi yang tidak memadai menjadi alasan yang kuat banjir terus datang setiap tahunnya.
  • 10. Data State of the World’s Forests 2007 dan The UN Food & Agriculture Organization (FAO), menyebutkan angka deforestasi Indonesia pada periode 2000-2005 mencapai 1,8 juta hektar/tahun. Dengan laju deforestasi hutan tersebut, membuat Guiness Book of The Record memberikan “gelar kehormatan― bagi Indonesia sebagai negara dengan daya rusak hutan tercepat di dunia. Dari total luas hutan di Indonesia yang mencapai 180 juta hektar, Kementerian Kehutanan (sebelumnya menyebutkan angka 135 juta hektar) sebanyak 21 persen atau setara dengan 26 juta hektar telah dijarah total sehingga tidak memiliki tegakan pohon lagi. Rusaknya ekosistem dan keseimbangan lingkungan merupakan suatu bentuk minimnya kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan. Kepentingan jangka pendek selalu mendominasi setiap tindakan dan kebijakan yang dibuat. Alhasil, kerugian jangka panjang pun hanya menunggu waktu saja. Kondisi ini semakin diperparah dengan buruknya sanitasi, baik karena sampah maupun sedimentasi yang menurunkan daya tampungnya. Akibatnya, banjir pun menjadi langganan, disejumlah daerah di tanah air terutama kota-kota besar. 2.4 Cara Mengatasi Banjir Di Ibukota Bila ingin mencari cara menanggulangi banjir, yang harus kita lihat terlebih dahulu adalah mengapa banjir bisa datang. Banjir bisa terjadi sebenarnya karena ulah manusia sendiri. Lihat saja, di kota-kota besar, sungai yang sebenarnya berfungsi untuk menampung air disalahgunakan untuk menampung sampah. Di sekitar sungai tersebut, bahkan, dijadikan permukiman. Kondisi tersebut diperparah dengan kurangnya pepohonan yang berfungsi sebagai jantung kota. Bisa kita hitung sendiri, kira-kira berapakah perbandingan antara hutan kota dengan gedung-gedung bertingkat. Mana yang lebih banyak.
  • 11. Ibarat rumah, kota-kota yang rawan banjir tersebut adalah rumah yang tidak memiliki atap dan jendela. Saat badai menyerang, otomatis tidak ada perlindungan sama sekali. Cara Menanggulangi Banjir Apakah kita akan terus-menerus membiarkan kondisi tidak sehat terjadi di kota-kota yang rawan banjir. Tentunya tidak. Itu sebabnya, kita dan pemerintah harus mencari cara menanggulangi banjir meskipun sebenarnya cara tersebut sudah ada. Kita tinggal merealisasikannya. Berikut ini beberapa cara untuk menanggulangi banjir. 1. Memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Sungai dan selokan adalah tempat aliran air, jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat sampah. 2. Larangan membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah di dekat sungai adalah para pendatang yang datang ke kota besar hanya dengan modal nekat. Akibatnya, keberadaan mereka bukannya membantu peningkatan perekonomian. Malah sebaliknya, merusak lingkungan. Itu sebabnya, pemerintah seharusnya tegas, melarang membuat rumah di dekat sungai dan melarang orang-orang tanpa tujuan tidak jelas datang ke kota dalam jangka waktu lama (untuk menetap). 3. Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Pohon adalah salah satu penopang kehidupan di suatu kota. Bayangkan, bila sebuah kota tidak memiliki pohon sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon selain sebagai penetralisasi pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air di saat hujan melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi pohon, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila hujan tiba (http://www.anneahira.com/cara-menanggulangi- banjir.htm).
  • 12. Cara menanggulangi banjir tersebut bisa dilakukan saat ini juga. Bila tidak sekarang, kapan lagi? Kita semua wajib memikirkan cara menanggulangi banjir. Bagaimanapun, hal itu adalah tanggung jawab bersama. Mari kita lakukan dari sekarang! BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan kesluruhan, khususnya pada daerah Jakarta Selatan maka kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Daerah Jakarta Selatan ini terjadi banjir disebabkan oleh pemukiman padat penduduk, saluran air yang diperkecil, alih fungsi lahan, tidak ada resapan air, dan pembuangan sampah yang liar. 2. Karena daerah ini sering di datangi banjir, maka warga yang menjadi korban banjir yang selalu terkena dampak nya, seperti : a. Ancaman wabah penyakit b. Aktivitas masyarak terganggu c. Ancaman penyakit diare d. Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk 3. Cara mengatasi banjir di daerah Jakarta selatan adalah a. Membuat daerah resapan air yang lebih luas lagi, dan jangan memperkecil saluran air yang sudah ada. b. Mengkaji ulang tata kota daerah Kebagusan, untuk mengetahui titik-titik daerah banjir. c. Membuat tanggul baik yang permanent atau non permanent dirumah masing-masing yang selalu terkena banjir.
  • 13. d. Dan di himbaukan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah pada tempatnya. e. Jangan mendirikan bangunan di lahan yang memang rawan banjir. 3.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan masukan yang mungkin dapat berguna bagi penanganan banjir di Daerah Jakarta Selatan. Sebaiknya seluruh warga membuat musyawarah dalam penanganganan maslah banjir seperti tindakan kesiapsiagaan warga terhadap banjir datang, tindakan yang seharusnya dilakukan di setipa rumah dalam mengatasi banjir datang, penyuluhan tentang kegiatan yang dapat mengurangi resiko banjir, tindakan saat terjadi banjir dan setelah banjir kepada seluruh warga Kebagusan Jakarta Selatan.