SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
1.

Kewenangan memberikan
izin (right to license),

yaitu
kewenangan
untuk
menetapkan tatacara perizinan dan
pendirian suatu bank.
Cakupan pemberian izin oleh BI meliputi :
 Pemberian izin dan pencabutan izin usaha
bank.
 Pemberian izin pembukaan, penutupan dan
pemindahan kantor bank.
 Pemberian persetujuan atas kepemilikan
dan kepengurusan bank.
 Pemberian izin kepada bank untuk
menjalankan kegiatan-kegiatan usaha
tertentu.

2.

Kewenangan untuk mengatur (right
to regulate).
yaitu kewenangan untuk menetapkan
ketentuan yang menyangkut aspek
usaha dan kegiatan perbankan dalam
rangka menciptakan perbankan sehat
yang
mampu
memenuhi
jasa
perbankan
yang
diinginkan
masyarakat.
3.Kewenangan untuk
mengawasi (right to control).
 yaitu kewenangan melakukan
pengawasan
bank
melalui
pengawasan langsung (on-site
supervision) dan pengawasan
tidak
langsung
(off-site
supervision).


Pengawasan langsung :
Dapat berupa pemeriksaan umum
dan
pemeriksaan
khusus,yang
bertujuan
untuk
mendapatkan
gambaran
tentang
keadaan
keuangan bank dan untuk memantau
tingkat kepatuhan bank terhadap
peraturan yang berlaku serta untuk
mengetahui
apakah
terdapat
praktik-praktik yang tidak sehat
yang membahayakan kelangsungan
usaha bank.


Pengawasan tidak langsung :
yaitu
pengawasan
melalui
alat
pemantauan seperti laporan berkala yang
disampaikan
bank,laporan
hasil
pemeriksaan dan informasi lainnya. Dalam
pelaksanaannya, apabila diperlukan BI
dapat melakukan pemeriksaan terhadap
bank termasuk pihak lain yang meliputi
perusahaan induk, perusahaan anak, pihak
terkait, pihak terafiliasi dan debitur bank.
BI dapat menugasi pihak lain untuk dan
atas nama BI melaksanakan tugas
pemeriksaan.
4. Kewenangan untuk mengenakan
sanksi (right to impose sanction)

yaitu
kewenangan
untuk
menjatuhkan sanksi sesuai dengan
ketentuan
perundang-undangan
terhadap bank apabila suatu bank
kurang
atau
tidak
memenuhi
ketentuan. Tindakan ini mengandung
unsur
pembinaan
agar
bank
beroperasi sesuai dengan asas
perbankan yang sehat.
Pendekatan
pengawasan
berdasarkan
kepatuhan pada dasarnya menekankan
pemantauan
kepatuhan
bank
untuk
melaksanakan ketentuan ketentuan yang
terkait dengan operasi dan pengelolaan
bank. Pendekatan ini mengacu pada kondisi
bank di masa lalu dengan tujuan untuk
memastikan bahwa bank telah beroperasi
dan dikelola secara baik dan benar menurut
prinsip-prinsip kehati-hatian.
Pendekatan pengawasan berdasarkan
risiko
merupakan
pendekatan
pengawasan yang berorientasi ke
depan (forward looking). Dengan
menggunakan pendekatan tersebut
pengawasan/pemeriksaan suatu bank
difokuskan pada risiko-risiko yang
melekat (inherent risk)pada aktivitas
fungsional
bank
serta
sistem
pengendalian risiko (risk control
system).
Melalui

pendekatan ini akan lebih
memungkinkan otoritas pengawasan
bank untuk proaktif dalam melakukan
pencegahan terhadap permasalahan
yang potensial timbul di bank.

Pendekatan

pengawasan berdasarkan
risiko memiliki siklus pengawasan
sebagai berikut :


Jenis-Jenis Risiko Bank :



Risiko Kredit : Risiko yang timbul sebagai akibat
kegagalan counterparty memenuhi kewajibannya.



Risiko Pasar : Risiko yang timbul karena adanya
pergerakan variabel pasar (adverse movement) dari
portofolio yang dimiliki oleh Bank,yang dapat
merugikan Bank. Variabel pasar antara lain adalah
suku bunga dan nilai tukar.



Risiko Likuiditas : Risiko yang antara lain disebabkan
Bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah
jatuh waktu.



Risiko Operasional : Risiko yang antara lain
disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak
berfungsinya proses internal,kesalahan manusia,
kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal
yang mempengaruhi operasional Bank.


Risiko Hukum : Risiko yang disebabkan oleh adanya
kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis
antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum,
ketiadaan peraturan perundang-undangan yang
mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak
dipenuhinya syarat sahnya kontra.



Risiko Reputasi : Risiko yang antara lain disebabkan
adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan
usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank.



Risiko Strategik : Risiko yang antara lain disebabkan
adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Bank
yang tidak tepat pengambilan keputusan bisnis yang
tidak tepat atau kurang responsifnya Bank terhadap
perubahan eksternal.



Risiko Kepatuhan : Risiko yang disebabkan Bank
tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan lain yang
berlaku.
Bank Indonesia merupakan
otoritas pengawas bank di
Indonesia. Ada beberapa
titik berat pengawasannya.
Pertama,
pengawasan
kondisi
keuangan bank, khususnya tingkat
kesehatan atau aspek CAMELS
(pemenuhan
permodalan/CAR;
kualitas
aktiva
produktif;
manajemen, rentabilitas, likuiditas,
dan sensitivitas terhadap pasar)
yang berorientasi risiko dengan
mendasarkan pada asas kehatihatian
dalam
menciptakan
kestabilan sistem keuangan.
Kedua, penetapan rambu-rambu kehati-hatian
yang harus ditaati perbankan. Antara lain
kewajiban pemenuhan modal minimum,
batas maksimum pemberian kredit, tingkat
kredit bermasalah yang harus dipertahankan,
posisi devisa neto, kewajiban pembentukan
cadangan penghapusan aktiva produktif yang
bermasalah, giro wajib minimum yang harus
dipelihara, penerapan prinsip mengenal
nasabah dalam kaitan dengan antipencucian
uang, pengaturan mengenai transparansi
kondisi keuangan bank dalam kaitan dengan
pelaporan kepada publik.
Ketiga, penerapan self-regulatory
banking,
seperti
kewajiban
menyusun kebijakan perkreditan
bank, satuan kerja audit internal,
penunjukan direktur kepatuhan dan
pelaporannya ke BI, penerapan
manajemen risiko, dan seterusnya.
Keempat,jika
terjadi
penyimpangan
peraturan atau terdapat potensi risiko,
BI akan melakukan pembinaan baik
berupa
teguran,
peringatan
dan
pemanggilan
pengurus
(direksi/komisaris) bank dalam bentuk
surat peringatan resmi, pembatasan
atau larangan untuk kegiatan tertentu
seperti
keikutsertaan
kliring,
pembukaan kantor cabang, pelarangan
penyaluran kredit, penurunan tingkat
kesehatan,
penggantian
pengurus,
pencantuman dalam daftar orang
tercela.
Kelima, bila BI menemukan adanya
dugaan tindak pidana perbankan
(pidana umum) atau pelanggaran
terhadap UU (pidana khusus) atas
dasar informasi/dugaan yang telah
dibuktikan
dengan
hasil
pemeriksaan,
BI
wajib
menindaklanjuti temuan tersebut
berdasarkan
surat
keputusan
bersama Jaksa Agung RI, Kepala
Kepolisian RI, dan Gubernur BI.
KESIMPULAN :
Secara garis besar, BI telah mempunyai
prosedur
pengawasan
standar
yang
berjenjang.
Mulai dari pemberitahuan,
konfirmasi melalui pemanggilan direksi dan
komisaris bank, pemeriksaan khusus, surat
peringatan, kewajiban melakukan langkah
perbaikan, kewajiban komisaris melakukan
langkah lanjutan termasuk pidana khusus dan
pidana umum, monitoring perbaikan dan
pengenaan sanksi dengan tetap mendasarkan
kepada kerahasiaan bank untuk menjaga
kepercayaan publik dan kestabilan sistem
keuangan.
Thank You....

More Related Content

Similar to 169270947 pengawasan-bank-oleh-regulator

Kesehatan dan rahasia bank
Kesehatan dan rahasia bankKesehatan dan rahasia bank
Kesehatan dan rahasia bankRosita Dewi
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganGeofrey Sander
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganFahma Fahmita
 
Regulasi Dan Pengawasan Perbankan Syariah
Regulasi Dan Pengawasan Perbankan Syariah Regulasi Dan Pengawasan Perbankan Syariah
Regulasi Dan Pengawasan Perbankan Syariah Izzuddin Abdul Manaf
 
Pertemuan-4-OTORITAS-JASA-KEUANGAN-DAN-LEMBAGA-PENJAMIN-SIMPANAN.pptx
Pertemuan-4-OTORITAS-JASA-KEUANGAN-DAN-LEMBAGA-PENJAMIN-SIMPANAN.pptxPertemuan-4-OTORITAS-JASA-KEUANGAN-DAN-LEMBAGA-PENJAMIN-SIMPANAN.pptx
Pertemuan-4-OTORITAS-JASA-KEUANGAN-DAN-LEMBAGA-PENJAMIN-SIMPANAN.pptxreynatarevaaulia61
 
Bank sentral
Bank sentralBank sentral
Bank sentralVero Nika
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganmusica stani
 
Materi pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga Keuangan
Materi pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga KeuanganMateri pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga Keuangan
Materi pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga KeuanganArimbi Priadipa
 
Bab 10 manajemen risiko
Bab 10 manajemen risikoBab 10 manajemen risiko
Bab 10 manajemen risikoelfiraeviana
 
Kel 4 - manajemen risiko perbankan.pdf
Kel 4 - manajemen risiko perbankan.pdfKel 4 - manajemen risiko perbankan.pdf
Kel 4 - manajemen risiko perbankan.pdfNovaIndriyani025
 
THE INTERNAL SYARIAH CONTROL SYSTEM cha & rizal.pptx
THE INTERNAL SYARIAH CONTROL SYSTEM cha & rizal.pptxTHE INTERNAL SYARIAH CONTROL SYSTEM cha & rizal.pptx
THE INTERNAL SYARIAH CONTROL SYSTEM cha & rizal.pptxhifi22
 
Resiko perbankan ppt
Resiko perbankan pptResiko perbankan ppt
Resiko perbankan pptandina8
 

Similar to 169270947 pengawasan-bank-oleh-regulator (20)

Kepatuhan dan Hukum Perbankan
Kepatuhan dan Hukum PerbankanKepatuhan dan Hukum Perbankan
Kepatuhan dan Hukum Perbankan
 
ppt bab 5.pptx
ppt bab 5.pptxppt bab 5.pptx
ppt bab 5.pptx
 
Kesehatan dan rahasia bank
Kesehatan dan rahasia bankKesehatan dan rahasia bank
Kesehatan dan rahasia bank
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuangan
 
Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa KeuanganOtoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan
 
makalah ojk
makalah ojkmakalah ojk
makalah ojk
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuangan
 
Regulasi Dan Pengawasan Perbankan Syariah
Regulasi Dan Pengawasan Perbankan Syariah Regulasi Dan Pengawasan Perbankan Syariah
Regulasi Dan Pengawasan Perbankan Syariah
 
Pertemuan-4-OTORITAS-JASA-KEUANGAN-DAN-LEMBAGA-PENJAMIN-SIMPANAN.pptx
Pertemuan-4-OTORITAS-JASA-KEUANGAN-DAN-LEMBAGA-PENJAMIN-SIMPANAN.pptxPertemuan-4-OTORITAS-JASA-KEUANGAN-DAN-LEMBAGA-PENJAMIN-SIMPANAN.pptx
Pertemuan-4-OTORITAS-JASA-KEUANGAN-DAN-LEMBAGA-PENJAMIN-SIMPANAN.pptx
 
Bank sentral
Bank sentralBank sentral
Bank sentral
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuangan
 
A
AA
A
 
Materi pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga Keuangan
Materi pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga KeuanganMateri pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga Keuangan
Materi pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga Keuangan
 
KELEMBAGAAN BANK.pptx
KELEMBAGAAN BANK.pptxKELEMBAGAAN BANK.pptx
KELEMBAGAAN BANK.pptx
 
Bab 10 manajemen risiko
Bab 10 manajemen risikoBab 10 manajemen risiko
Bab 10 manajemen risiko
 
Kel 4 - manajemen risiko perbankan.pdf
Kel 4 - manajemen risiko perbankan.pdfKel 4 - manajemen risiko perbankan.pdf
Kel 4 - manajemen risiko perbankan.pdf
 
Hukum Perbankan
Hukum PerbankanHukum Perbankan
Hukum Perbankan
 
THE INTERNAL SYARIAH CONTROL SYSTEM cha & rizal.pptx
THE INTERNAL SYARIAH CONTROL SYSTEM cha & rizal.pptxTHE INTERNAL SYARIAH CONTROL SYSTEM cha & rizal.pptx
THE INTERNAL SYARIAH CONTROL SYSTEM cha & rizal.pptx
 
Se no 9 12 dpnp tentang pelaksanaan gcg bagi bank umum
Se no 9 12 dpnp tentang pelaksanaan gcg bagi bank umumSe no 9 12 dpnp tentang pelaksanaan gcg bagi bank umum
Se no 9 12 dpnp tentang pelaksanaan gcg bagi bank umum
 
Resiko perbankan ppt
Resiko perbankan pptResiko perbankan ppt
Resiko perbankan ppt
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

169270947 pengawasan-bank-oleh-regulator

  • 1.
  • 2.
  • 3. 1. Kewenangan memberikan izin (right to license),  yaitu kewenangan untuk menetapkan tatacara perizinan dan pendirian suatu bank.
  • 4. Cakupan pemberian izin oleh BI meliputi :  Pemberian izin dan pencabutan izin usaha bank.  Pemberian izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank.  Pemberian persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank.  Pemberian izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu. 
  • 5. 2. Kewenangan untuk mengatur (right to regulate). yaitu kewenangan untuk menetapkan ketentuan yang menyangkut aspek usaha dan kegiatan perbankan dalam rangka menciptakan perbankan sehat yang mampu memenuhi jasa perbankan yang diinginkan masyarakat.
  • 6. 3.Kewenangan untuk mengawasi (right to control).  yaitu kewenangan melakukan pengawasan bank melalui pengawasan langsung (on-site supervision) dan pengawasan tidak langsung (off-site supervision).
  • 7.  Pengawasan langsung : Dapat berupa pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus,yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan keuangan bank dan untuk memantau tingkat kepatuhan bank terhadap peraturan yang berlaku serta untuk mengetahui apakah terdapat praktik-praktik yang tidak sehat yang membahayakan kelangsungan usaha bank.
  • 8.  Pengawasan tidak langsung : yaitu pengawasan melalui alat pemantauan seperti laporan berkala yang disampaikan bank,laporan hasil pemeriksaan dan informasi lainnya. Dalam pelaksanaannya, apabila diperlukan BI dapat melakukan pemeriksaan terhadap bank termasuk pihak lain yang meliputi perusahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait, pihak terafiliasi dan debitur bank. BI dapat menugasi pihak lain untuk dan atas nama BI melaksanakan tugas pemeriksaan.
  • 9. 4. Kewenangan untuk mengenakan sanksi (right to impose sanction)  yaitu kewenangan untuk menjatuhkan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan terhadap bank apabila suatu bank kurang atau tidak memenuhi ketentuan. Tindakan ini mengandung unsur pembinaan agar bank beroperasi sesuai dengan asas perbankan yang sehat.
  • 10. Pendekatan pengawasan berdasarkan kepatuhan pada dasarnya menekankan pemantauan kepatuhan bank untuk melaksanakan ketentuan ketentuan yang terkait dengan operasi dan pengelolaan bank. Pendekatan ini mengacu pada kondisi bank di masa lalu dengan tujuan untuk memastikan bahwa bank telah beroperasi dan dikelola secara baik dan benar menurut prinsip-prinsip kehati-hatian.
  • 11. Pendekatan pengawasan berdasarkan risiko merupakan pendekatan pengawasan yang berorientasi ke depan (forward looking). Dengan menggunakan pendekatan tersebut pengawasan/pemeriksaan suatu bank difokuskan pada risiko-risiko yang melekat (inherent risk)pada aktivitas fungsional bank serta sistem pengendalian risiko (risk control system).
  • 12. Melalui pendekatan ini akan lebih memungkinkan otoritas pengawasan bank untuk proaktif dalam melakukan pencegahan terhadap permasalahan yang potensial timbul di bank. Pendekatan pengawasan berdasarkan risiko memiliki siklus pengawasan sebagai berikut :
  • 13.
  • 14.  Jenis-Jenis Risiko Bank :  Risiko Kredit : Risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi kewajibannya.  Risiko Pasar : Risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar (adverse movement) dari portofolio yang dimiliki oleh Bank,yang dapat merugikan Bank. Variabel pasar antara lain adalah suku bunga dan nilai tukar.  Risiko Likuiditas : Risiko yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu.  Risiko Operasional : Risiko yang antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal,kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.
  • 15.  Risiko Hukum : Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontra.  Risiko Reputasi : Risiko yang antara lain disebabkan adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank.  Risiko Strategik : Risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Bank yang tidak tepat pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal.  Risiko Kepatuhan : Risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.
  • 16. Bank Indonesia merupakan otoritas pengawas bank di Indonesia. Ada beberapa titik berat pengawasannya.
  • 17. Pertama, pengawasan kondisi keuangan bank, khususnya tingkat kesehatan atau aspek CAMELS (pemenuhan permodalan/CAR; kualitas aktiva produktif; manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap pasar) yang berorientasi risiko dengan mendasarkan pada asas kehatihatian dalam menciptakan kestabilan sistem keuangan.
  • 18. Kedua, penetapan rambu-rambu kehati-hatian yang harus ditaati perbankan. Antara lain kewajiban pemenuhan modal minimum, batas maksimum pemberian kredit, tingkat kredit bermasalah yang harus dipertahankan, posisi devisa neto, kewajiban pembentukan cadangan penghapusan aktiva produktif yang bermasalah, giro wajib minimum yang harus dipelihara, penerapan prinsip mengenal nasabah dalam kaitan dengan antipencucian uang, pengaturan mengenai transparansi kondisi keuangan bank dalam kaitan dengan pelaporan kepada publik.
  • 19. Ketiga, penerapan self-regulatory banking, seperti kewajiban menyusun kebijakan perkreditan bank, satuan kerja audit internal, penunjukan direktur kepatuhan dan pelaporannya ke BI, penerapan manajemen risiko, dan seterusnya.
  • 20. Keempat,jika terjadi penyimpangan peraturan atau terdapat potensi risiko, BI akan melakukan pembinaan baik berupa teguran, peringatan dan pemanggilan pengurus (direksi/komisaris) bank dalam bentuk surat peringatan resmi, pembatasan atau larangan untuk kegiatan tertentu seperti keikutsertaan kliring, pembukaan kantor cabang, pelarangan penyaluran kredit, penurunan tingkat kesehatan, penggantian pengurus, pencantuman dalam daftar orang tercela.
  • 21. Kelima, bila BI menemukan adanya dugaan tindak pidana perbankan (pidana umum) atau pelanggaran terhadap UU (pidana khusus) atas dasar informasi/dugaan yang telah dibuktikan dengan hasil pemeriksaan, BI wajib menindaklanjuti temuan tersebut berdasarkan surat keputusan bersama Jaksa Agung RI, Kepala Kepolisian RI, dan Gubernur BI.
  • 22. KESIMPULAN : Secara garis besar, BI telah mempunyai prosedur pengawasan standar yang berjenjang. Mulai dari pemberitahuan, konfirmasi melalui pemanggilan direksi dan komisaris bank, pemeriksaan khusus, surat peringatan, kewajiban melakukan langkah perbaikan, kewajiban komisaris melakukan langkah lanjutan termasuk pidana khusus dan pidana umum, monitoring perbaikan dan pengenaan sanksi dengan tetap mendasarkan kepada kerahasiaan bank untuk menjaga kepercayaan publik dan kestabilan sistem keuangan.