SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Prinsip-Prinsip Dasar
Kebijakan dan Strategi
Perumahan dan Permukiman bagi Masyarakat
Lack of Asset


          Oleh
          Basah Hernowo – Pengamat Perumahan
          Jakarta, 22 April 2009
Kemiskinan  Teori Dasar
   Kemiskinan merupakan dampak dari berjalannya sistem ekonomi
   Sistem ekonomi  Pasal 33 UUD 1945 menyebutkan:
     
         (ayat 1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
         kekeluargaan.
     
         (ayat 4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
         dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
         lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
         ekonomi nasional
   Kemiskinan muncul akibat tingginya kesenjangan tingkat pendapatan (income)
   Empat unsur dari pendapatan yaitu: (a) jumlah aset yang dimiliki oleh
    perseorangan, (b) rate jumlah aset yang dipergunakan untuk menghasilkan
    income, (c) nilai pasar dari aset yang dimiliki, (d) pendapatan non aset
Kemiskinan  Teori Dasara

    Secara kasat mata dapat disimpulkan bahwa orang miskin
    selalu memiliki sedikit aset atau sama sekali tidak memiliki aset
   Masyarakat miskin identik dengan masyarakat dengan lack of
    assets tetapi tidak identik dengan masyarakat berpendapatan
    rendah  karena banyak masyarakat berpendapatan rendah
    tetapi masih memiliki aset yang menghasilkan pendapatan 
    apakah terminologi MBR masih tepat?

    Kepemilikan dan akses terhadap aset memiliki kaitan yang erat
    dengan kemiskinan  semakin sedikit dan semakin rendah
    akses seseorang terhadap aset maka semakin miskin orang
    tersebut
   Secara akademis maka hubungan antara aset dengan tingkat
    kesejahteraan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Kemiskinan  Teori Dasar
                                               
                                                   Y = hh per capita income individu
                                                   i
                                               
                                                   A = jumlah aset tipe a yang
                                                   dimiliki oleh individu i
                                                  R = rate aset tipe a yang
        j     l                     k
                                                   dipergunakan oleh individu i
       ∑∑ A        a ,i   Ra ,i Pa + ∑ Ti         P = nilai pasar per unit aset tipe a
yi =   i =1 a =1                   i =l
                                                  T = pendapatan non aset
                           n
                                                  n = ukuran keluarga
                                                  j = jumlah penerima income
                                                  l = jumlah tipe aset
                                                  k = jumlah penerima pendapatan
                                                   non aset
            Diambil dari Orazio Attanasio and Miguel Székely dalam Going Beyond Income:
                               Redefining Poverty in Latin America,2001
Kemiskinan  Teori Dasar

    Program penanggulangan kemiskinan yang ada
    lebih terkonsentrasi kepada memperbesar sisi
    transfer (T) dari pada sisi aset (A, R, P).
   Aset (A) terdiri dari 3 tipe aset yaitu:
       Human capital
    
        Physical capital
    
        Social capital
Kemiskinan  Teori Dasar

    Human capital
    
        Kemampuan yang diperlukan untuk memproduksi
        barang atau jasa
       Untuk mengukur tingkat kemampuan pada umumnya
        diukur dari lama sekolah formal
       Seorang lulusan S-3 (doktor) harus bisa menghasilkan
        produk barang dan jasa yang lebih baik dari lulusan S-
        2, S-1, SMA, SMP, SD
Kemiskinan  Teori Dasar
   Physical capital
        Berbentuk aset fisik yang memiliki nilai uang
        Dapat berbentuk uang, properti (tanah dan atau bangunan),
         saham, dan sebagainya
   Social capital
        Norma dan jaringan sosial untuk memfasilitasi aksi kolektif
         diantara individu
        Sulit untuk dikuantifikasi
        Akumulasi nilainya tidak tergantung kepada keputusan
         individu namun kelompok
Perumahan – Kilas Balik
   Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok selain
    pangan dan sandang.
   Fungsi rumah bukan hanya sebagai tempat berteduh
    namun juga tempat beribadah keluarga,
    membesarkan dan mendidik keturunan, awal
    terbentuknya social capital, financial reserves, dll

    Bagi masyarakat maka rumah adalah aset dalam
    bentuk physical capital yang terpenting.

    Pemerintah juga menyadari pentingnya peranan
    rumah dalam pengembangan kesejahteraan keluarga
Perumahan – Kilas Balik
   Sesuai dengan sistem ekonomi yang diterapkan maka rumah bukan aset
    publik tetapi aset perorangan  pemerintah tidak menyediakan rumah namun
    memfasilitasi (enabling)
   Pemerintah bukan pelaku pembangunan (penyedia) perumahan 
    pembangunan perumahan dilakukan oleh masyarakat dan dunia usaha swasta
   Pemerintah mengembangkan kebijakan, strategi, program, dan kegiatan untuk
    menunjang fungsi enabler tersebut guna mendorong “satu-satunya” rakyat
    (keluarga) Indonesia dapat memiliki rumah, antara lain melalui:
     
         Kebijakan pertanahan
     
         Kebijakan pengembangan perbankan perumahan
     
         Kebijakan subsidi kredit kepemilikan rumah
     
         Kebijakan pembangunan infrastruktur
     
         Dsb
Perumahan – Kilas Balik

    Berbagai kebijakan, strategi, program, dan kegiatan yang
    dikembangkan pemerintah mampu mendorong tingkat kepemilikan
    rumah masyarakat
   Tingginya perhatian pemerintah dalam mendorong kepemilikan rumah
    serta kondusifnya pasar perumahan membawa dampak terhadap cara
    pandang (vision) orang per orang terhadap rumah.

    Terjadinya pergeseran dalam cara pandang yang tidak lagi
    memandang rumah sebagai kebutuhan dasar saja tetapi juga sebagai
    finance reserve  asset accumulation pada beberapa orang dan lack
    of asset pada beberapa orang yang lain  konsekuensi dari sistem
    ekonomi
   Dalam isu perumahan maka lack of asset tersebut pada dasarnya
    sama dengan lack of basic needs
Perumahan - Kemiskinan
   Lack of asset identik dengan kemiskinan  pemerintah harus melakukan
    intervensi tanpa harus melanggar fungsi-fungsi pemerintah sebagai fasilitator
    dan enabler
   Mapping terhadap keluarga yang lack of asset/basic needs secara benar:
     
         Siapa mereka  magnitude persoalan
     
         Bagaimana keadaan mereka  jenis dan aset yang mereka miliki
     
         Dimana mereka tinggal  spasial distribution
     
         Penyebab terjadinya lack of asset/basic needs  HPS
   Mapping tersebut diperlukan agar intervensi pemerintah melalui ‘additional’
    kebijakan-strategi-program-kegiatan sesuai dengan kondisi ‘obyek’ dan bisa
    memotong vicious cycle  dikatakan additional karena seringkali tertinggal
    dari kebijakan perumahan lain yang lebih sexy dan menggiurkan
Perumahan - Kemiskinan
   Sesuai dengan teori awal bahwa A terdiri dari human
    capital, physical capital, dan social capital
   Intervensi pemerintah dari sektor perumahan pada
    umumnya hanya menyentuh ‘sedikit’ pada physical capital,
    padahal peran human capital dan social capital dalam
    pembentukan aggregated assets sangat vital

    ‘Sedikit’  baru melangkah kepada ‘memfasilitasi’
    mendapatkan hunian (memiliki atau menyewa) dan atau
    ‘memperbaiki’ kualitas hunian namun belum menyentuh
    persoalan dasar dari ‘obyek’
Perumahan - Kemiskinan
   Apakah selain physical capital bukan merupakan
    tanggungjawab dari sektor perumahan?

    Apakah karena sektor perumahan terlalu didominasi oleh
    engineer sehingga tidak luwes dalam memikirkan human
    capital dan social capital
   Kedua pertanyaan di atas tergolong silly question karena
    kembali kepada teori awal bahwa physical bukan
    semata-mata rumah namun juga berbagai aset fisik
    lainnya
Perumahan - Kemiskinan
   Sektor perumahan bukan hanya domain engineer karena
    rumah merupakan integrasi beberapa sektor
   Adanya integrasi beberapa sektor tersebut seharusnya
    mampu mengenali dengan baik persoalan yang dihadapi
    oleh ‘obyek’ yaitu masyarakat yang memiliki ‘lack of
    asset/basic needs’

    Apakah sektor perumahan mau melakukan perubahan
    paradigma dalam memfasilitasi masyarakat yang memiliki
    ‘lack of asset/basic needs’ tersebut agar mampu keluar
    dari kondisi yang menjerat tersebut.
Perumahan - Kemiskinan

    Paradigma pembangunan perumahan bagi masyarakat miskin
    harus berubah total
   Sektor perumahan harus terlibat secara langsung dalam
    meningkatkan ketiga komponen A yaitu human capital, physical
    capital, dan social capital  isu ini sudah diangkat sejak lama
    oleh para ahli perumahan namun pemerintah bergeming dengan
    pendapatnya bahwa penyediaan dan perbaikan perumahan lebih
    penting dan prioritas
   Penyediaan dan perbaikan perumahan bagi masyarakat miskin
    diperlukan tetapi meaningless tanpa disertai dengan perbaikan
    secara menyeluruh terhadap faktor-faktor dalam komponen
    human capital, physical capital, dan social capital
Perumahan - Kemiskinan

    Penyediaan perumahan bagi masyarakat miskin baru
    sampai tahap memenuhi kebutuhan dasar manusia
     belum mampu meningkatkan pendapatan per
    kapita

    Perbaikan rumah pada dasarnya sama sekali tidak
    menaikkan pendapatan per kapita  beautification
   Diperlukan “Comprehensive Assets Based Approach”
Comprehensive Assets Based
Approach
   Pendekatan tersebut telah lama dikenal dan telah
    lama diimplementasikan dalam sektor perumahan
    namun secara tidak sempurna.

    Paradigma baru dengan kembali ke khittah
    pendekatan yaitu melakukan pendekatan secara
    comprehensive (menyeluruh).

    Dikenal sebagai program pemberdayaan masyarakat
    dalam perumahan  derivasi program dapat
    dikembangkan sesuai kebutuhan dan sesuai dengan
    kondisi ‘obyek’
Comprehensive Assets Based
Approach

    Peningkatan human capital  formal education bukan
    tanggungjawab sektor perumahan namun sektor perumahan
    dapat berperan dalam informal education (training, magang,
    pemberian akses terhadap teknologi dan informasi, dan
    sebagainya) sehingga peningkatan kapasitas sumber daya
    manusia tersebut mampu meningkatkan income
   Peningkatan physical capital  bukan hanya penyediaan dan
    perbaikan perumahan tetapi juga memfasilitasi agar ‘obyek’
    mampu meningkatkan dan mengakumulasi nilai aset non rumah
    serta mendorong aset tersebut dapat men-generate income
Comprehensive Assets Based
Approach
   Peningkatan social capital  bagaimana mendorong dan meningkatkan
    hubungan dan jaringan kerja antar ‘obyek’ sehingga:
     
         Terbentuk kelompok sasaran bukan lagi individu sasaran  champion is needed,
     
         Terbentuk rencana pengembangan aset kelompok sasaran  sinergi kerja antar
         anggota kelompok dan atau antar kelompok
     
         Link-up dengan sumber-sumber pembiayaan  trustee

    Kesemua proses di atas mustahil dilakukan oleh ‘obyek’ dan juga pemerintah
    yang sibuk dengan proses birokrasi dan administrasi pemerintahan

    Membutuhkan ‘tangan’ lain untuk melakukan intervensi kepada ‘obyek’ 
    fasilitator
   Fasilitator harus mampu mendorong ‘obyek’ untuk mampu berproses dalam
    peningkatan social capital dan bukan membentuk ketergantungan kepada
    fasilitator
Comprehensive Assets Based
Approach

    Program derivasi dapat berbentuk:
    
        Peningkatan kapasitas fasilitator pemberdayaan
       Peningkatan modal usaha bagi kelompok sasaran
       Peningkatan akses teknologi bagi kelompok sasaran
       Peningkatan sumber-sumber bahan baku

More Related Content

Similar to ASSET

Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraSeptian Muna Barakati
 
Makalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMakalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMari belajar Exact
 
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraWarnet Raha
 
Perumahan dan Permukiman - week 6.pptx
Perumahan dan Permukiman - week 6.pptxPerumahan dan Permukiman - week 6.pptx
Perumahan dan Permukiman - week 6.pptxNoorOktovaFajriyah
 
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatanDede Ridwan Nurul Falah
 
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi.pptx
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi.pptxBab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi.pptx
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi.pptxNizarAR
 
Manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral 2
Manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral 2Manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral 2
Manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral 2kairadevi
 
ABCD (Asset Based Comunity Development)
ABCD (Asset Based Comunity Development)ABCD (Asset Based Comunity Development)
ABCD (Asset Based Comunity Development)Jean Tambunan
 
KEL 1-Sosial Ekonomi Wilayah Pesisir Laut.pptx
KEL 1-Sosial Ekonomi Wilayah Pesisir Laut.pptxKEL 1-Sosial Ekonomi Wilayah Pesisir Laut.pptx
KEL 1-Sosial Ekonomi Wilayah Pesisir Laut.pptxarifmuhtar1
 
SBMPTN UNIT 1b KONSEP DASAR EKONOMI.pdf
SBMPTN UNIT 1b KONSEP DASAR EKONOMI.pdfSBMPTN UNIT 1b KONSEP DASAR EKONOMI.pdf
SBMPTN UNIT 1b KONSEP DASAR EKONOMI.pdfDienAbharina
 
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomi
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomimateri kuliah Pengantar ilmu ekonomi
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomiDek Pande
 
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_111410266 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026adhi nugraha
 
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdfTugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdfNala Cahyani
 
Teks Eksposisi Bahasa Indonesia
Teks Eksposisi Bahasa IndonesiaTeks Eksposisi Bahasa Indonesia
Teks Eksposisi Bahasa IndonesiaRaafiPutri
 
Kuliah teori ekonomi tho
Kuliah teori ekonomi thoKuliah teori ekonomi tho
Kuliah teori ekonomi thoTossan Ihsan
 

Similar to ASSET (20)

Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
 
Makalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMakalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguran
 
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
 
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
 
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
 
Perumahan dan Permukiman - week 6.pptx
Perumahan dan Permukiman - week 6.pptxPerumahan dan Permukiman - week 6.pptx
Perumahan dan Permukiman - week 6.pptx
 
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
 
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi.pptx
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi.pptxBab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi.pptx
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi.pptx
 
Manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral 2
Manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral 2Manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral 2
Manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral 2
 
Aktivitas ekonomi
Aktivitas ekonomiAktivitas ekonomi
Aktivitas ekonomi
 
ABCD (Asset Based Comunity Development)
ABCD (Asset Based Comunity Development)ABCD (Asset Based Comunity Development)
ABCD (Asset Based Comunity Development)
 
KEL 1-Sosial Ekonomi Wilayah Pesisir Laut.pptx
KEL 1-Sosial Ekonomi Wilayah Pesisir Laut.pptxKEL 1-Sosial Ekonomi Wilayah Pesisir Laut.pptx
KEL 1-Sosial Ekonomi Wilayah Pesisir Laut.pptx
 
SBMPTN UNIT 1b KONSEP DASAR EKONOMI.pdf
SBMPTN UNIT 1b KONSEP DASAR EKONOMI.pdfSBMPTN UNIT 1b KONSEP DASAR EKONOMI.pdf
SBMPTN UNIT 1b KONSEP DASAR EKONOMI.pdf
 
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomi
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomimateri kuliah Pengantar ilmu ekonomi
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomi
 
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_111410266 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
 
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdfTugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
 
Kelompok 3 ppt
Kelompok 3 pptKelompok 3 ppt
Kelompok 3 ppt
 
171436214 makalah-perekonomian-indonesia
171436214 makalah-perekonomian-indonesia171436214 makalah-perekonomian-indonesia
171436214 makalah-perekonomian-indonesia
 
Teks Eksposisi Bahasa Indonesia
Teks Eksposisi Bahasa IndonesiaTeks Eksposisi Bahasa Indonesia
Teks Eksposisi Bahasa Indonesia
 
Kuliah teori ekonomi tho
Kuliah teori ekonomi thoKuliah teori ekonomi tho
Kuliah teori ekonomi tho
 

More from oswar mungkasa

sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruangsinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruangoswar mungkasa
 
HUD Magazines Edisi 3 Maret 2013. 6 Tahun Program 1.000 Tower. 1.000 Tower 1....
HUD Magazines Edisi 3 Maret 2013. 6 Tahun Program 1.000 Tower. 1.000 Tower 1....HUD Magazines Edisi 3 Maret 2013. 6 Tahun Program 1.000 Tower. 1.000 Tower 1....
HUD Magazines Edisi 3 Maret 2013. 6 Tahun Program 1.000 Tower. 1.000 Tower 1....oswar mungkasa
 
Perkembangan Penyediaan Prasarana-Sarana Dasar Permukiman dan Penanganan Perm...
Perkembangan Penyediaan Prasarana-Sarana Dasar Permukiman dan Penanganan Perm...Perkembangan Penyediaan Prasarana-Sarana Dasar Permukiman dan Penanganan Perm...
Perkembangan Penyediaan Prasarana-Sarana Dasar Permukiman dan Penanganan Perm...oswar mungkasa
 
Gambaran Umum Perkembangan Statistik Perumahan dan Permukiman di Indonesia
Gambaran Umum Perkembangan Statistik Perumahan dan Permukiman di IndonesiaGambaran Umum Perkembangan Statistik Perumahan dan Permukiman di Indonesia
Gambaran Umum Perkembangan Statistik Perumahan dan Permukiman di Indonesiaoswar mungkasa
 
Pembelajaran Pembangunan Sanitasi
Pembelajaran Pembangunan SanitasiPembelajaran Pembangunan Sanitasi
Pembelajaran Pembangunan Sanitasioswar mungkasa
 
Percik Edisi IV Tahun 2010 Bagian Pertama
Percik Edisi IV Tahun 2010 Bagian PertamaPercik Edisi IV Tahun 2010 Bagian Pertama
Percik Edisi IV Tahun 2010 Bagian Pertamaoswar mungkasa
 
Percik Edisi IV Tahun 2010 Bagian Kedua
Percik Edisi IV Tahun 2010 Bagian KeduaPercik Edisi IV Tahun 2010 Bagian Kedua
Percik Edisi IV Tahun 2010 Bagian Keduaoswar mungkasa
 
Percik Edisi III Tahun 2010 Bagian Kedua
Percik Edisi III Tahun 2010 Bagian KeduaPercik Edisi III Tahun 2010 Bagian Kedua
Percik Edisi III Tahun 2010 Bagian Keduaoswar mungkasa
 
Percik Edisi III Tahun 2010 Bagian Pertama
Percik Edisi III Tahun 2010 Bagian PertamaPercik Edisi III Tahun 2010 Bagian Pertama
Percik Edisi III Tahun 2010 Bagian Pertamaoswar mungkasa
 
Air sebagai Hak Asasi Manusia (Presentasi)
Air sebagai Hak Asasi Manusia (Presentasi)Air sebagai Hak Asasi Manusia (Presentasi)
Air sebagai Hak Asasi Manusia (Presentasi)oswar mungkasa
 
Percik Edisi Khusus Sanitasi November 2010
Percik Edisi Khusus Sanitasi November 2010Percik Edisi Khusus Sanitasi November 2010
Percik Edisi Khusus Sanitasi November 2010oswar mungkasa
 
Dampak Investasi Air Minum terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Kasus DKI Jakarta. D...
Dampak Investasi Air Minum terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Kasus DKI Jakarta. D...Dampak Investasi Air Minum terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Kasus DKI Jakarta. D...
Dampak Investasi Air Minum terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Kasus DKI Jakarta. D...oswar mungkasa
 
Faktor Berpengaruh Terhadap Korupsi. Kasus Indonesia
Faktor Berpengaruh Terhadap Korupsi. Kasus IndonesiaFaktor Berpengaruh Terhadap Korupsi. Kasus Indonesia
Faktor Berpengaruh Terhadap Korupsi. Kasus Indonesiaoswar mungkasa
 

More from oswar mungkasa (14)

sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruangsinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
 
HUD Magazines Edisi 3 Maret 2013. 6 Tahun Program 1.000 Tower. 1.000 Tower 1....
HUD Magazines Edisi 3 Maret 2013. 6 Tahun Program 1.000 Tower. 1.000 Tower 1....HUD Magazines Edisi 3 Maret 2013. 6 Tahun Program 1.000 Tower. 1.000 Tower 1....
HUD Magazines Edisi 3 Maret 2013. 6 Tahun Program 1.000 Tower. 1.000 Tower 1....
 
Perkembangan Penyediaan Prasarana-Sarana Dasar Permukiman dan Penanganan Perm...
Perkembangan Penyediaan Prasarana-Sarana Dasar Permukiman dan Penanganan Perm...Perkembangan Penyediaan Prasarana-Sarana Dasar Permukiman dan Penanganan Perm...
Perkembangan Penyediaan Prasarana-Sarana Dasar Permukiman dan Penanganan Perm...
 
Gambaran Umum Perkembangan Statistik Perumahan dan Permukiman di Indonesia
Gambaran Umum Perkembangan Statistik Perumahan dan Permukiman di IndonesiaGambaran Umum Perkembangan Statistik Perumahan dan Permukiman di Indonesia
Gambaran Umum Perkembangan Statistik Perumahan dan Permukiman di Indonesia
 
Sanitasi Ekologis
Sanitasi EkologisSanitasi Ekologis
Sanitasi Ekologis
 
Pembelajaran Pembangunan Sanitasi
Pembelajaran Pembangunan SanitasiPembelajaran Pembangunan Sanitasi
Pembelajaran Pembangunan Sanitasi
 
Percik Edisi IV Tahun 2010 Bagian Pertama
Percik Edisi IV Tahun 2010 Bagian PertamaPercik Edisi IV Tahun 2010 Bagian Pertama
Percik Edisi IV Tahun 2010 Bagian Pertama
 
Percik Edisi IV Tahun 2010 Bagian Kedua
Percik Edisi IV Tahun 2010 Bagian KeduaPercik Edisi IV Tahun 2010 Bagian Kedua
Percik Edisi IV Tahun 2010 Bagian Kedua
 
Percik Edisi III Tahun 2010 Bagian Kedua
Percik Edisi III Tahun 2010 Bagian KeduaPercik Edisi III Tahun 2010 Bagian Kedua
Percik Edisi III Tahun 2010 Bagian Kedua
 
Percik Edisi III Tahun 2010 Bagian Pertama
Percik Edisi III Tahun 2010 Bagian PertamaPercik Edisi III Tahun 2010 Bagian Pertama
Percik Edisi III Tahun 2010 Bagian Pertama
 
Air sebagai Hak Asasi Manusia (Presentasi)
Air sebagai Hak Asasi Manusia (Presentasi)Air sebagai Hak Asasi Manusia (Presentasi)
Air sebagai Hak Asasi Manusia (Presentasi)
 
Percik Edisi Khusus Sanitasi November 2010
Percik Edisi Khusus Sanitasi November 2010Percik Edisi Khusus Sanitasi November 2010
Percik Edisi Khusus Sanitasi November 2010
 
Dampak Investasi Air Minum terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Kasus DKI Jakarta. D...
Dampak Investasi Air Minum terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Kasus DKI Jakarta. D...Dampak Investasi Air Minum terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Kasus DKI Jakarta. D...
Dampak Investasi Air Minum terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Kasus DKI Jakarta. D...
 
Faktor Berpengaruh Terhadap Korupsi. Kasus Indonesia
Faktor Berpengaruh Terhadap Korupsi. Kasus IndonesiaFaktor Berpengaruh Terhadap Korupsi. Kasus Indonesia
Faktor Berpengaruh Terhadap Korupsi. Kasus Indonesia
 

ASSET

  • 1. Prinsip-Prinsip Dasar Kebijakan dan Strategi Perumahan dan Permukiman bagi Masyarakat Lack of Asset Oleh Basah Hernowo – Pengamat Perumahan Jakarta, 22 April 2009
  • 2. Kemiskinan  Teori Dasar  Kemiskinan merupakan dampak dari berjalannya sistem ekonomi  Sistem ekonomi  Pasal 33 UUD 1945 menyebutkan:  (ayat 1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.  (ayat 4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional  Kemiskinan muncul akibat tingginya kesenjangan tingkat pendapatan (income)  Empat unsur dari pendapatan yaitu: (a) jumlah aset yang dimiliki oleh perseorangan, (b) rate jumlah aset yang dipergunakan untuk menghasilkan income, (c) nilai pasar dari aset yang dimiliki, (d) pendapatan non aset
  • 3. Kemiskinan  Teori Dasara  Secara kasat mata dapat disimpulkan bahwa orang miskin selalu memiliki sedikit aset atau sama sekali tidak memiliki aset  Masyarakat miskin identik dengan masyarakat dengan lack of assets tetapi tidak identik dengan masyarakat berpendapatan rendah  karena banyak masyarakat berpendapatan rendah tetapi masih memiliki aset yang menghasilkan pendapatan  apakah terminologi MBR masih tepat?  Kepemilikan dan akses terhadap aset memiliki kaitan yang erat dengan kemiskinan  semakin sedikit dan semakin rendah akses seseorang terhadap aset maka semakin miskin orang tersebut  Secara akademis maka hubungan antara aset dengan tingkat kesejahteraan dapat dirumuskan sebagai berikut:
  • 4. Kemiskinan  Teori Dasar  Y = hh per capita income individu i  A = jumlah aset tipe a yang dimiliki oleh individu i  R = rate aset tipe a yang j l k dipergunakan oleh individu i ∑∑ A a ,i Ra ,i Pa + ∑ Ti  P = nilai pasar per unit aset tipe a yi = i =1 a =1 i =l  T = pendapatan non aset n  n = ukuran keluarga  j = jumlah penerima income  l = jumlah tipe aset  k = jumlah penerima pendapatan non aset Diambil dari Orazio Attanasio and Miguel Székely dalam Going Beyond Income: Redefining Poverty in Latin America,2001
  • 5. Kemiskinan  Teori Dasar  Program penanggulangan kemiskinan yang ada lebih terkonsentrasi kepada memperbesar sisi transfer (T) dari pada sisi aset (A, R, P).  Aset (A) terdiri dari 3 tipe aset yaitu:  Human capital  Physical capital  Social capital
  • 6. Kemiskinan  Teori Dasar  Human capital  Kemampuan yang diperlukan untuk memproduksi barang atau jasa  Untuk mengukur tingkat kemampuan pada umumnya diukur dari lama sekolah formal  Seorang lulusan S-3 (doktor) harus bisa menghasilkan produk barang dan jasa yang lebih baik dari lulusan S- 2, S-1, SMA, SMP, SD
  • 7. Kemiskinan  Teori Dasar  Physical capital  Berbentuk aset fisik yang memiliki nilai uang  Dapat berbentuk uang, properti (tanah dan atau bangunan), saham, dan sebagainya  Social capital  Norma dan jaringan sosial untuk memfasilitasi aksi kolektif diantara individu  Sulit untuk dikuantifikasi  Akumulasi nilainya tidak tergantung kepada keputusan individu namun kelompok
  • 8. Perumahan – Kilas Balik  Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok selain pangan dan sandang.  Fungsi rumah bukan hanya sebagai tempat berteduh namun juga tempat beribadah keluarga, membesarkan dan mendidik keturunan, awal terbentuknya social capital, financial reserves, dll  Bagi masyarakat maka rumah adalah aset dalam bentuk physical capital yang terpenting.  Pemerintah juga menyadari pentingnya peranan rumah dalam pengembangan kesejahteraan keluarga
  • 9. Perumahan – Kilas Balik  Sesuai dengan sistem ekonomi yang diterapkan maka rumah bukan aset publik tetapi aset perorangan  pemerintah tidak menyediakan rumah namun memfasilitasi (enabling)  Pemerintah bukan pelaku pembangunan (penyedia) perumahan  pembangunan perumahan dilakukan oleh masyarakat dan dunia usaha swasta  Pemerintah mengembangkan kebijakan, strategi, program, dan kegiatan untuk menunjang fungsi enabler tersebut guna mendorong “satu-satunya” rakyat (keluarga) Indonesia dapat memiliki rumah, antara lain melalui:  Kebijakan pertanahan  Kebijakan pengembangan perbankan perumahan  Kebijakan subsidi kredit kepemilikan rumah  Kebijakan pembangunan infrastruktur  Dsb
  • 10. Perumahan – Kilas Balik  Berbagai kebijakan, strategi, program, dan kegiatan yang dikembangkan pemerintah mampu mendorong tingkat kepemilikan rumah masyarakat  Tingginya perhatian pemerintah dalam mendorong kepemilikan rumah serta kondusifnya pasar perumahan membawa dampak terhadap cara pandang (vision) orang per orang terhadap rumah.  Terjadinya pergeseran dalam cara pandang yang tidak lagi memandang rumah sebagai kebutuhan dasar saja tetapi juga sebagai finance reserve  asset accumulation pada beberapa orang dan lack of asset pada beberapa orang yang lain  konsekuensi dari sistem ekonomi  Dalam isu perumahan maka lack of asset tersebut pada dasarnya sama dengan lack of basic needs
  • 11. Perumahan - Kemiskinan  Lack of asset identik dengan kemiskinan  pemerintah harus melakukan intervensi tanpa harus melanggar fungsi-fungsi pemerintah sebagai fasilitator dan enabler  Mapping terhadap keluarga yang lack of asset/basic needs secara benar:  Siapa mereka  magnitude persoalan  Bagaimana keadaan mereka  jenis dan aset yang mereka miliki  Dimana mereka tinggal  spasial distribution  Penyebab terjadinya lack of asset/basic needs  HPS  Mapping tersebut diperlukan agar intervensi pemerintah melalui ‘additional’ kebijakan-strategi-program-kegiatan sesuai dengan kondisi ‘obyek’ dan bisa memotong vicious cycle  dikatakan additional karena seringkali tertinggal dari kebijakan perumahan lain yang lebih sexy dan menggiurkan
  • 12. Perumahan - Kemiskinan  Sesuai dengan teori awal bahwa A terdiri dari human capital, physical capital, dan social capital  Intervensi pemerintah dari sektor perumahan pada umumnya hanya menyentuh ‘sedikit’ pada physical capital, padahal peran human capital dan social capital dalam pembentukan aggregated assets sangat vital  ‘Sedikit’  baru melangkah kepada ‘memfasilitasi’ mendapatkan hunian (memiliki atau menyewa) dan atau ‘memperbaiki’ kualitas hunian namun belum menyentuh persoalan dasar dari ‘obyek’
  • 13. Perumahan - Kemiskinan  Apakah selain physical capital bukan merupakan tanggungjawab dari sektor perumahan?  Apakah karena sektor perumahan terlalu didominasi oleh engineer sehingga tidak luwes dalam memikirkan human capital dan social capital  Kedua pertanyaan di atas tergolong silly question karena kembali kepada teori awal bahwa physical bukan semata-mata rumah namun juga berbagai aset fisik lainnya
  • 14. Perumahan - Kemiskinan  Sektor perumahan bukan hanya domain engineer karena rumah merupakan integrasi beberapa sektor  Adanya integrasi beberapa sektor tersebut seharusnya mampu mengenali dengan baik persoalan yang dihadapi oleh ‘obyek’ yaitu masyarakat yang memiliki ‘lack of asset/basic needs’  Apakah sektor perumahan mau melakukan perubahan paradigma dalam memfasilitasi masyarakat yang memiliki ‘lack of asset/basic needs’ tersebut agar mampu keluar dari kondisi yang menjerat tersebut.
  • 15. Perumahan - Kemiskinan  Paradigma pembangunan perumahan bagi masyarakat miskin harus berubah total  Sektor perumahan harus terlibat secara langsung dalam meningkatkan ketiga komponen A yaitu human capital, physical capital, dan social capital  isu ini sudah diangkat sejak lama oleh para ahli perumahan namun pemerintah bergeming dengan pendapatnya bahwa penyediaan dan perbaikan perumahan lebih penting dan prioritas  Penyediaan dan perbaikan perumahan bagi masyarakat miskin diperlukan tetapi meaningless tanpa disertai dengan perbaikan secara menyeluruh terhadap faktor-faktor dalam komponen human capital, physical capital, dan social capital
  • 16. Perumahan - Kemiskinan  Penyediaan perumahan bagi masyarakat miskin baru sampai tahap memenuhi kebutuhan dasar manusia  belum mampu meningkatkan pendapatan per kapita  Perbaikan rumah pada dasarnya sama sekali tidak menaikkan pendapatan per kapita  beautification  Diperlukan “Comprehensive Assets Based Approach”
  • 17. Comprehensive Assets Based Approach  Pendekatan tersebut telah lama dikenal dan telah lama diimplementasikan dalam sektor perumahan namun secara tidak sempurna.  Paradigma baru dengan kembali ke khittah pendekatan yaitu melakukan pendekatan secara comprehensive (menyeluruh).  Dikenal sebagai program pemberdayaan masyarakat dalam perumahan  derivasi program dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan sesuai dengan kondisi ‘obyek’
  • 18. Comprehensive Assets Based Approach  Peningkatan human capital  formal education bukan tanggungjawab sektor perumahan namun sektor perumahan dapat berperan dalam informal education (training, magang, pemberian akses terhadap teknologi dan informasi, dan sebagainya) sehingga peningkatan kapasitas sumber daya manusia tersebut mampu meningkatkan income  Peningkatan physical capital  bukan hanya penyediaan dan perbaikan perumahan tetapi juga memfasilitasi agar ‘obyek’ mampu meningkatkan dan mengakumulasi nilai aset non rumah serta mendorong aset tersebut dapat men-generate income
  • 19. Comprehensive Assets Based Approach  Peningkatan social capital  bagaimana mendorong dan meningkatkan hubungan dan jaringan kerja antar ‘obyek’ sehingga:  Terbentuk kelompok sasaran bukan lagi individu sasaran  champion is needed,  Terbentuk rencana pengembangan aset kelompok sasaran  sinergi kerja antar anggota kelompok dan atau antar kelompok  Link-up dengan sumber-sumber pembiayaan  trustee  Kesemua proses di atas mustahil dilakukan oleh ‘obyek’ dan juga pemerintah yang sibuk dengan proses birokrasi dan administrasi pemerintahan  Membutuhkan ‘tangan’ lain untuk melakukan intervensi kepada ‘obyek’  fasilitator  Fasilitator harus mampu mendorong ‘obyek’ untuk mampu berproses dalam peningkatan social capital dan bukan membentuk ketergantungan kepada fasilitator
  • 20. Comprehensive Assets Based Approach  Program derivasi dapat berbentuk:  Peningkatan kapasitas fasilitator pemberdayaan  Peningkatan modal usaha bagi kelompok sasaran  Peningkatan akses teknologi bagi kelompok sasaran  Peningkatan sumber-sumber bahan baku