SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Bukti Nyata Amerika Bersikeras Kuasai dan Kendalikan Media Internet di
Asia-Pasifik, Kasus Kim Dotcom
(disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah hukum telekomunikasi)

Kelas A

OLEH KELOMPOK I
M. KHAMIL FAIRIZAL. H

080710101080

DANIS BUDI

080710101065

JEFFRIY MARTHIN P.H

090710101031

NDARU NOER P

090710101205

RACHARDY ANDRIYANTO

090710101240

ASYIKUL FIRDAUS

090710101260

BINTANG DWI CAHYA

090710101282

IMAM SANUSI

090710101322

JAKA SETYA ADHIGUNA

100710101014

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JEMBER
2014
Dalam 10 tahun terakhir sektor telekomunikasi telah mengalami perubahan-perubahan
penting seiring semakin pentingnya dampak sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional dan perdagangan internasional. Di seluruh dunia internet dan komunikasi nirkabel
semakin unjuk gigi, salah satunya karena dipicu oleh kepopuleran aplikasi Web 2.0 seperti
Facebook. Saat ini telepon genggam dimiliki oleh mayoritas manusia di planet ini.
Perubahan-perubahan cepat ini membutuhkan regulasi yang mampu beradaptasi
dengan perkembangan terbaru. Berbagai negara telah memeriksa ulang kerangka kerja
mereka, meratifikasi undang-undang baru dan membangun otoritas perundang-undangan
untuk menerapkan hukum dan perundang-undangan sesuai perkembangan terbaru.
Di 89 negara yang tergabung dalam International Telecomunication Union telah
menandatangani kesepakatan baru terkait regulasi telekomunikasi yang memberi kewenangan
kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengatur tata-kelola internet tanggal 3-14
Desember 2012 di Dubai. Menariknya, Amerika Serikat menolak ikut menandatangani
kesepakatan baru bidang telekomunikasi tersebut, dengan dalih “yang menurut saya sangat
aneh yaitu, karena terdapat kata-kata dari regulasi baru tersebut yang membuka kemungkinan
bagi pemerintah untuk mengontrol internet“. Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future
Institute
Dalam pandangan kami dari Global Future Institute, dalih yang digunakan Amerika
untuk menolak keikutsertaannya dalam regulasi baru telekomunikasi ini, menarik untuk
digali lebih jauh. Benarkah semata karena alasan-alasan yang tidak demokratis di balik
perjanjinan teleokomunikasi PBB tersebut, atau karena Amerika merasa akan kehilangan
kontrol dan kendalinya atas tata-kelola internet internasional yang selama ini memang berada
dalam dominasi beberapa korporasi global Amerika yang berada di luar kendali pemerintahan
di Washington.
Global Future Institute memandang kesepakatan baru bidang telekomunikasi tersebut
merupakan sebuah langkah strategis yang cukup mendasar, karena perjanjian ini merupakan
revisi atau bahkan pembaruan terhadap regulasi sebelumnya (International Telecomunication
Regulation-ITRs) yang ditandatangani pada 1988.
Yang mencurigakan dari alasan yang disampaikan pihak Amerika adalah
keberatannya soal kemungkinan adanya tata-kelola baru dalam bidang internet. Padahal
Sekretaris Jenderal ITU Hamadoun Toure jelas-jelas mengatakan kesepakatan tersebut tidak
menyinggung sama sekali soal internet, meskipun di kesepakatan terdapat seruan yang tidak
mengikat untuk mendorong pertumbuhan internet.
Adapun bunyi resolusi yang jadi keberatan Amerika tersebut: "Semua pemerintah
harus mempunyai Prean dan tanggung jawab yang sama soal tata kelola Internet dalam
level internasional untuk memastikan stabilitas, keamanan dan keberlanjutan Internet dan
masa depan pengembangannya."
Kalau ini yang jadi keberatan Amerika, kiranya logis bagi kita untuk bercuriga
mengapa negara Paman Sam ini begitu khawatir dengan adanya peran pemerintah dalam
mengatur tata kelola internet, yang tentunya termasuk soal cyber media.
Dalam War on Terror yang menjadi landasan kebijakan mantan Presiden George W
Bush antara 2000-2008, memang Amerika telah mengekploitasi habis-habisan media cyber
untuk membangun opini masyarakat internasional bahwa aksi terorisme menyusul pemboman
Gedung World Trade Center dan Pentagon, dilakukan oleh anasir-anasir Islam Radikal yang
diprakarsai oleh Al Qaeda dan Osama bin Laden. Dalam perang informasi ini, media internet
telah menjadi instrument penting pihak Pentagon. Dan dalam skema perang informasi model
begini, Amerika memang mengandalkan pada korporasi-korporasi swasta yang bergerak di
bidang Information Technology (IT), untuk melayani kepentingan-kepentingan strategis
Amerika dalam pengembangan opini publik. Dan bilamana perlu, korporasi-korporasi global
AS di ranah IT tersebut memainkan peran sebagai agen-agen intelijen yang bekerja untuk
Pentagon maupun National Security Act (NSA). NSA, yang dinilai bahkan jauh lebih
berbahaya mengingat jangkauan kendali kontrolnya di dalam dan luar negeri Amerika, selalu
mengandalkan pada perangkat-perangkat telekomunikasi dan teknologi komunikasi dalam
operasi-operasi intelijennya mengawasi dan mendeteksi musuh-musuh Amerika.

Membuka Kembali File Lama Kim Dotcom, Korban Operasi Intelijen Amerika dan
Selandia Baru.
Kalau anda membuka file-file lama berupa berita-berita Koran pada 1990-an, maka
terdapat seorang sosok yang bergerak sebagai entrepreneur di ranah internet. Dialah Kim
Schmitz atau yang kelak lebih populer sebagai Kim Dotcom. Dotcom dinilai sukses sebagai
entrepreneur di ranah internet karena dia lah pendiri dan pemrakarsa berdirinya Megaupload
beserta perusahaan-perusahaan rekanannya (associated) yang mengelola hosting website.
Pada 20 Januari 2012, pemerintah Selandia Baru menjebloskan Dotcom ke
penjara gara-gara tuduhan pemerintah Amerika bahwa Dotcom terlibat dalam
pelanggaran hak cipta terkait kiprah dirinya di Megaupload website dan penggelapan.
Bahkan pihak Amerika menjerat Dotcom terlibat dalam insider trading jual beli saham
yang barang tentu dianggap pelanggaran hukum. Benarkah semua tuduhan pihak
Amerika tersebut?
Yang jelas Dotcom sendiri sudah membantah semua tuduhan tersebut dan tidak
benar. Kalau melihat rekam jejak Dotcom bergerak di ranah internet, sepertinya
Amerika memang khawatir benar dengan orang model Dotcom ini. Kalau ukuran
sukses seseorang dilihat dari segi materi. Mungkin Dotcom merupakan salah satu
contoh yang cukup fantastis. Pada 2009. Dotcom membeli 12 mobil mewah seharga 3,2
juta dolar AS. Dan menyewa sebuah helicopter untuk bersiaga mengantarkan dia ke
mana pun dia pergi.
Sedemikian rupa reputasinya sebagai pengusaha sukses dalam bidang hosting
website, sehingga pemerintah Selandia Baru dengan senang hati member izin mukim
bagi Dotcom pada November 2010. Izin tersebut diperoleh Dotcom dari Kementerian
Imigrasi Selandia Baru. Padahal waktu itu Dotcom sudah dikenakan vonis pidana dan
dipersona non grata dari Thailand. Yang menarik itu pertimbangan mengapa pihak
imigrasi Selandia Baru member izin tempat tinggal di Selandia Baru. Menurut
Warwick Truck, Kepala Imigrasi Selandia Baru, Dotcom dikabulkan permohonan
tinggal di negeri ini karena masuk kategori investor istimewa (The Investor Plus
Categoy). Menurut ketentuan Imigrasi Selandia Baru, seseorang diberi izin tinggal
kalau dia mampu menanam investasi sebesar 10 juta dolar AS di Selandia Baru.
Kembali ke bisnis inti Dotcom dalam file hosting dan bisnis berbagi informasi,
mulanya pada Februari 2003 Dotcom merintis berdirinya sebuah perusahaan bernama Data
Protect Limited, yang kemudian dia rubah namanya menjadi Megaupload pada 2005. Di
sinilah keanehan mulai timbul. 7 tahun setelah sukses mengelola Megaupload, Pada 2012
Dotcom nampaknya mulai jadi target operasi aparat intelijen dan keamanan Amerika.
Sehingga pada 5 Januari 2012, pemerintah Amerika negara bagian Virginia telah mengajukan
dakwaan

tindak kejahatan pembajakan

media-media online, persekongkolah dalam

pelanggaran hak cipta, bahkan persekongkolan dalam pencucian uang (money loundering)
terhadap

Dotcom

dan

para

eksekutifnya.

Pada saat dakwaan tersebut diajukan pada Dotcom dan rekan-rekan bisnisnya,
dia sudah mukim di Selandia Baru. Alhasil, dua minggu sejak dakwaan diajukan, Kim
Dotcom beserta mitranya seperti Finn Batato, Mathias Ortman dan Bram van der
Kolk, dikenakan dijebloskan oleh kepolisian Selandia Baru di Coatesville, Auckland,
Selandia Baru. Aset kekayaan Dotcom senilai 17 juta dolar AS disita oleh pihak
kepolisian Selandia Baru, termasuk 18 mobil mewah, dan benda-benda seni yang
tentunya bernilai jutaan dolar. Yang lebih sialnya lagi, rekening bank Dotcom segera
dibekukan. Sehingga Dotcom tidak bisa mengakses uang cash-nya yang diperkirakan
senilai 175 juta dolar AS.
Sejak saat itu berakhirlah sudah legenda Dotcom di ranah internet. Karena sejak saat
itu dia meringkuk dalam penjara. Namun kasusnya ini belakangan menarik perhatian
beberapa media sehingga berkembang spekulasi bahwa jangan-jangan Dotcom telah menjadi
korban dari target operasi aparat intelijen Selandia Baru atas arahan dan permintaan dari FBI,
polisi federal Amerika. Karena saat Dotcom dan para mitra bisnisnya ditahan, merupakan
warga negara asing yang sudah mendapat izin tinggal di Selandia Baru. Sehingga pihak
berwajib Amerika tidak punya legalitas menangkap Dotcom.
Dan celakanya, ada banyak bukti-bukti bahwa The Organized and Financial Crime
Agency (OFCANZ) telah meminta badan intelijen Selandia Baru untuk memata-matai
Dotcom dan mitranya van der Kolk sejak 16 Desember 2011. Peran dari lembaga spionase
Selandia Baru The Government Communication Security Bureau (GCSB) dalam menangani
spionase terhadap Dotcom dan para mitranya ini pun terungkap pada Agustus 2012.
Ketika para pengacara Dotcom menginvestigasi aparat kepolisian ihwal sekelompok
orang tanpa identitas yang terlibat dalam sebuah pertemuan menjelang penggrebekan
dan penangkapan terhadap Dotcom di tempat tinggalnya pada 19 Januari 2005 (2
minggu setelah dikenakan dakwaan oleh pemerintah negara bagian Virginia Amerika
Serikat). .
Sekelumit kisah yang kami sajikan tentang Kim Dotcom, membuktikan betapa
Amerika dan sekutu-sekutunya di kawasan Asia Pasifik, telah secara total
mengendalikan dan menguasai media-media cyber, termasuk perangkat-perangkatperangkat telekomunikasi terbaru yang didistribusikan oleh Amerika bagi perusahaanperusahaan

IT

provider-provider

luar

negeri.

Sehingga

para

stakeholders

telekomunikasi dan cyber media Amerika ini praktis mempunyai akses bebas tanpa
hambatan terhadap pertukaran dan berbagi data-data elektronik (Electronic Data
Exchange and Sharing).
Kedua, kasus Kim Dotcom tersebut secara jelas membuktikan bahwa Washington
secara aktif tetap menjalin kerjasama dengan beberapa badan-badan intelijen Negara negara sekutunya di Asia Pasifik dalam menerapkan secara illegal sarana dan caracara mengadakan investigasi terhadap warga masyarakat yang bermukim di negaranegara yang masuk dalam kendali dan penguasaan pemerintah Amerika. Seperti
Kanada, Selandia Baru, Australia dan Inggris. Kesemua negara yang tersebut tadi
masuk kategori the US-led “Echelon” Global Surveillance Stations.
Sekelumit kisah yang kami sajikan tentang Kim Dotcom, membuktikan betapa
Amerika dan sekutu-sekutunya di kawasan Asia Pasifik, telah secara total
mengendalikan dan menguasai media-media cyber, termasuk perangkat-perangkatperangkat telekomunikasi terbaru yang didistribusikan oleh Amerika bagi perusahaanperusahaan

IT

provider-provider

luar

negeri.

Sehingga

para

stakeholders

telekomunikasi dan cyber media Amerika ini praktis mempunyai akses bebas tanpa
hambatan terhadap pertukaran dan berbagi data-data elektronik (Electronic Data
Exchange and Sharing).
Kedua, kasus Kim Dotcom tersebut secara jelas membuktikan bahwa Washington
secara aktif tetap menjalin kerjasama dengan beberapa badan-badan intelijen Negara negara sekutunya di Asia Pasifik dalam menerapkan secara illegal sarana dan caracara mengadakan investigasi terhadap warga masyarakat yang bermukim di negaranegara yang masuk dalam kendali dan penguasaan pemerintah Amerika. Seperti
Kanada, Selandia Baru, Australia dan Inggris. Kesemua negara yang tersebut tadi
masuk kategori the US-led “Echelon” Global Surveillance Stations.

More Related Content

What's hot (11)

Tugas orling bisnis politik
Tugas orling bisnis politikTugas orling bisnis politik
Tugas orling bisnis politik
 
Hacker
HackerHacker
Hacker
 
Eptik deface
Eptik defaceEptik deface
Eptik deface
 
Tugas EPTIK
Tugas EPTIKTugas EPTIK
Tugas EPTIK
 
Cyber Crime
Cyber CrimeCyber Crime
Cyber Crime
 
Eptik
EptikEptik
Eptik
 
Materi 5 : Dampak negatif tik
Materi 5 : Dampak negatif tikMateri 5 : Dampak negatif tik
Materi 5 : Dampak negatif tik
 
Internet
InternetInternet
Internet
 
Pengekangan Kebebasan Ekspresi Online di Asia Tenggara
Pengekangan Kebebasan Ekspresi Online di Asia TenggaraPengekangan Kebebasan Ekspresi Online di Asia Tenggara
Pengekangan Kebebasan Ekspresi Online di Asia Tenggara
 
Tugas etika presentasi
Tugas etika presentasiTugas etika presentasi
Tugas etika presentasi
 
Tampan
TampanTampan
Tampan
 

Similar to Kontrol Media Siber AS

Sosialisasi internet sehat dan aman mencegah cyber crime
Sosialisasi internet sehat dan aman mencegah cyber crimeSosialisasi internet sehat dan aman mencegah cyber crime
Sosialisasi internet sehat dan aman mencegah cyber crimeStanley Karouw
 
Jurnal (Cyber Law)Hacking Komputer: membuat kasus untuk persyaratan pelaporan...
Jurnal (Cyber Law)Hacking Komputer: membuat kasus untuk persyaratan pelaporan...Jurnal (Cyber Law)Hacking Komputer: membuat kasus untuk persyaratan pelaporan...
Jurnal (Cyber Law)Hacking Komputer: membuat kasus untuk persyaratan pelaporan...Ahyad Rosyad
 
Newsletter CISSReC November 2015
Newsletter CISSReC November 2015Newsletter CISSReC November 2015
Newsletter CISSReC November 2015CISSReC
 
Masa depan teknologi_informasi
Masa depan teknologi_informasiMasa depan teknologi_informasi
Masa depan teknologi_informasilahasang
 
Pemberantasan Korupsi di Amerika
Pemberantasan Korupsi di AmerikaPemberantasan Korupsi di Amerika
Pemberantasan Korupsi di AmerikaM Arief Fakhruddin
 
Newsletter CISSReC Agustus 2015
Newsletter CISSReC Agustus 2015Newsletter CISSReC Agustus 2015
Newsletter CISSReC Agustus 2015CISSReC
 
Pentingnya Perlindungan Privasi dan Data Pribadi
Pentingnya Perlindungan Privasi dan Data PribadiPentingnya Perlindungan Privasi dan Data Pribadi
Pentingnya Perlindungan Privasi dan Data PribadiLestari Moerdijat
 
Newsletter CISSReC Mei 2016
Newsletter CISSReC Mei 2016Newsletter CISSReC Mei 2016
Newsletter CISSReC Mei 2016CISSReC
 
TUGAS KELOMPOK 1.pptx
TUGAS KELOMPOK 1.pptxTUGAS KELOMPOK 1.pptx
TUGAS KELOMPOK 1.pptxPutrajab
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptROYCIPTOSABASTIAN1
 
Pengantar hukum teknologi informasi
Pengantar hukum teknologi informasiPengantar hukum teknologi informasi
Pengantar hukum teknologi informasiFeraldyClaudioSumend
 
Makalah Cybercrime dan Cyberlaw
Makalah Cybercrime dan CyberlawMakalah Cybercrime dan Cyberlaw
Makalah Cybercrime dan Cyberlawotwta kita
 
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiSIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiwingpie
 
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiBab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiaudi15Ar
 
teknologi informasi.pptx
teknologi informasi.pptxteknologi informasi.pptx
teknologi informasi.pptxThessaYudha
 

Similar to Kontrol Media Siber AS (20)

ADA APA DI BALIK BJORKA.pdf
ADA APA DI BALIK BJORKA.pdfADA APA DI BALIK BJORKA.pdf
ADA APA DI BALIK BJORKA.pdf
 
Sosialisasi internet sehat dan aman mencegah cyber crime
Sosialisasi internet sehat dan aman mencegah cyber crimeSosialisasi internet sehat dan aman mencegah cyber crime
Sosialisasi internet sehat dan aman mencegah cyber crime
 
Jurnal (Cyber Law)Hacking Komputer: membuat kasus untuk persyaratan pelaporan...
Jurnal (Cyber Law)Hacking Komputer: membuat kasus untuk persyaratan pelaporan...Jurnal (Cyber Law)Hacking Komputer: membuat kasus untuk persyaratan pelaporan...
Jurnal (Cyber Law)Hacking Komputer: membuat kasus untuk persyaratan pelaporan...
 
Newsletter CISSReC November 2015
Newsletter CISSReC November 2015Newsletter CISSReC November 2015
Newsletter CISSReC November 2015
 
Masa depan teknologi_informasi
Masa depan teknologi_informasiMasa depan teknologi_informasi
Masa depan teknologi_informasi
 
Pemberantasan Korupsi di Amerika
Pemberantasan Korupsi di AmerikaPemberantasan Korupsi di Amerika
Pemberantasan Korupsi di Amerika
 
Newsletter CISSReC Agustus 2015
Newsletter CISSReC Agustus 2015Newsletter CISSReC Agustus 2015
Newsletter CISSReC Agustus 2015
 
Pentingnya Perlindungan Privasi dan Data Pribadi
Pentingnya Perlindungan Privasi dan Data PribadiPentingnya Perlindungan Privasi dan Data Pribadi
Pentingnya Perlindungan Privasi dan Data Pribadi
 
G
GG
G
 
Newsletter CISSReC Mei 2016
Newsletter CISSReC Mei 2016Newsletter CISSReC Mei 2016
Newsletter CISSReC Mei 2016
 
TUGAS KELOMPOK 1.pptx
TUGAS KELOMPOK 1.pptxTUGAS KELOMPOK 1.pptx
TUGAS KELOMPOK 1.pptx
 
'PPT SIM KLP 3.pptx
'PPT SIM KLP 3.pptx'PPT SIM KLP 3.pptx
'PPT SIM KLP 3.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Pengantar hukum teknologi informasi
Pengantar hukum teknologi informasiPengantar hukum teknologi informasi
Pengantar hukum teknologi informasi
 
Makalah eptik
Makalah eptikMakalah eptik
Makalah eptik
 
Makalah Cybercrime dan Cyberlaw
Makalah Cybercrime dan CyberlawMakalah Cybercrime dan Cyberlaw
Makalah Cybercrime dan Cyberlaw
 
Tugas presentasi
Tugas presentasiTugas presentasi
Tugas presentasi
 
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiSIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
 
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiBab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
 
teknologi informasi.pptx
teknologi informasi.pptxteknologi informasi.pptx
teknologi informasi.pptx
 

More from Rachardy Andriyanto

Kalender pendidikan 2022-2023.pdf
Kalender pendidikan 2022-2023.pdfKalender pendidikan 2022-2023.pdf
Kalender pendidikan 2022-2023.pdfRachardy Andriyanto
 
Kalender Pendidikan 2022 2023.pdf
 Kalender Pendidikan 2022 2023.pdf Kalender Pendidikan 2022 2023.pdf
Kalender Pendidikan 2022 2023.pdfRachardy Andriyanto
 
Digital mindset and_behaviour_idt_250064
Digital mindset and_behaviour_idt_250064Digital mindset and_behaviour_idt_250064
Digital mindset and_behaviour_idt_250064Rachardy Andriyanto
 
1999 dream-theater-metropolis-pt-2-scenes-from-a-memorypdf
1999 dream-theater-metropolis-pt-2-scenes-from-a-memorypdf1999 dream-theater-metropolis-pt-2-scenes-from-a-memorypdf
1999 dream-theater-metropolis-pt-2-scenes-from-a-memorypdfRachardy Andriyanto
 
Puebi pedoman umum ejaan bahasa indonesia resmi kemendikbud
Puebi  pedoman umum ejaan bahasa indonesia resmi kemendikbudPuebi  pedoman umum ejaan bahasa indonesia resmi kemendikbud
Puebi pedoman umum ejaan bahasa indonesia resmi kemendikbudRachardy Andriyanto
 
STANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUAL
STANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUALSTANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUAL
STANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUALRachardy Andriyanto
 
THE Official RASPBERRY PI PROJECTS BOOK
THE Official RASPBERRY PI PROJECTS BOOKTHE Official RASPBERRY PI PROJECTS BOOK
THE Official RASPBERRY PI PROJECTS BOOKRachardy Andriyanto
 
Wsc2022 wsos08 mobile_applications_development
Wsc2022 wsos08 mobile_applications_developmentWsc2022 wsos08 mobile_applications_development
Wsc2022 wsos08 mobile_applications_developmentRachardy Andriyanto
 
Wsc2022 wsos50 3_d_digital_game_art
Wsc2022 wsos50 3_d_digital_game_artWsc2022 wsos50 3_d_digital_game_art
Wsc2022 wsos50 3_d_digital_game_artRachardy Andriyanto
 

More from Rachardy Andriyanto (20)

Panduan MPLS 2022 Fix Final.pdf
Panduan MPLS 2022 Fix Final.pdfPanduan MPLS 2022 Fix Final.pdf
Panduan MPLS 2022 Fix Final.pdf
 
Kalender pendidikan 2022-2023.pdf
Kalender pendidikan 2022-2023.pdfKalender pendidikan 2022-2023.pdf
Kalender pendidikan 2022-2023.pdf
 
Kalender Pendidikan 2022 2023.pdf
 Kalender Pendidikan 2022 2023.pdf Kalender Pendidikan 2022 2023.pdf
Kalender Pendidikan 2022 2023.pdf
 
Digital mindset and_behaviour_idt_250064
Digital mindset and_behaviour_idt_250064Digital mindset and_behaviour_idt_250064
Digital mindset and_behaviour_idt_250064
 
1999 dream-theater-metropolis-pt-2-scenes-from-a-memorypdf
1999 dream-theater-metropolis-pt-2-scenes-from-a-memorypdf1999 dream-theater-metropolis-pt-2-scenes-from-a-memorypdf
1999 dream-theater-metropolis-pt-2-scenes-from-a-memorypdf
 
kalender 2022
kalender 2022kalender 2022
kalender 2022
 
Puebi pedoman umum ejaan bahasa indonesia resmi kemendikbud
Puebi  pedoman umum ejaan bahasa indonesia resmi kemendikbudPuebi  pedoman umum ejaan bahasa indonesia resmi kemendikbud
Puebi pedoman umum ejaan bahasa indonesia resmi kemendikbud
 
Nikond5100 tombol
Nikond5100 tombolNikond5100 tombol
Nikond5100 tombol
 
Etude Matteo Carcassi
Etude Matteo CarcassiEtude Matteo Carcassi
Etude Matteo Carcassi
 
STANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUAL
STANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUALSTANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUAL
STANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUAL
 
Kalender pendidikan 2021-2022
Kalender pendidikan 2021-2022Kalender pendidikan 2021-2022
Kalender pendidikan 2021-2022
 
Raspberry Pi IoT Projects
Raspberry Pi IoT ProjectsRaspberry Pi IoT Projects
Raspberry Pi IoT Projects
 
THE Official RASPBERRY PI PROJECTS BOOK
THE Official RASPBERRY PI PROJECTS BOOKTHE Official RASPBERRY PI PROJECTS BOOK
THE Official RASPBERRY PI PROJECTS BOOK
 
Spektrum kurikulum
Spektrum kurikulumSpektrum kurikulum
Spektrum kurikulum
 
Struktur kurikulum (1)
Struktur kurikulum (1)Struktur kurikulum (1)
Struktur kurikulum (1)
 
Mars SMK Kartini Jember
Mars SMK Kartini JemberMars SMK Kartini Jember
Mars SMK Kartini Jember
 
Mind mapping moodboard
Mind mapping moodboardMind mapping moodboard
Mind mapping moodboard
 
Wsc2022 wsos08 mobile_applications_development
Wsc2022 wsos08 mobile_applications_developmentWsc2022 wsos08 mobile_applications_development
Wsc2022 wsos08 mobile_applications_development
 
Wsc2022 wsos50 3_d_digital_game_art
Wsc2022 wsos50 3_d_digital_game_artWsc2022 wsos50 3_d_digital_game_art
Wsc2022 wsos50 3_d_digital_game_art
 
Wsc2022 wsos17 web_technologies
Wsc2022 wsos17 web_technologiesWsc2022 wsos17 web_technologies
Wsc2022 wsos17 web_technologies
 

Recently uploaded

Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 

Recently uploaded (20)

Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 

Kontrol Media Siber AS

  • 1. Bukti Nyata Amerika Bersikeras Kuasai dan Kendalikan Media Internet di Asia-Pasifik, Kasus Kim Dotcom (disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah hukum telekomunikasi) Kelas A OLEH KELOMPOK I M. KHAMIL FAIRIZAL. H 080710101080 DANIS BUDI 080710101065 JEFFRIY MARTHIN P.H 090710101031 NDARU NOER P 090710101205 RACHARDY ANDRIYANTO 090710101240 ASYIKUL FIRDAUS 090710101260 BINTANG DWI CAHYA 090710101282 IMAM SANUSI 090710101322 JAKA SETYA ADHIGUNA 100710101014 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS JEMBER 2014
  • 2. Dalam 10 tahun terakhir sektor telekomunikasi telah mengalami perubahan-perubahan penting seiring semakin pentingnya dampak sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan perdagangan internasional. Di seluruh dunia internet dan komunikasi nirkabel semakin unjuk gigi, salah satunya karena dipicu oleh kepopuleran aplikasi Web 2.0 seperti Facebook. Saat ini telepon genggam dimiliki oleh mayoritas manusia di planet ini. Perubahan-perubahan cepat ini membutuhkan regulasi yang mampu beradaptasi dengan perkembangan terbaru. Berbagai negara telah memeriksa ulang kerangka kerja mereka, meratifikasi undang-undang baru dan membangun otoritas perundang-undangan untuk menerapkan hukum dan perundang-undangan sesuai perkembangan terbaru. Di 89 negara yang tergabung dalam International Telecomunication Union telah menandatangani kesepakatan baru terkait regulasi telekomunikasi yang memberi kewenangan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengatur tata-kelola internet tanggal 3-14 Desember 2012 di Dubai. Menariknya, Amerika Serikat menolak ikut menandatangani kesepakatan baru bidang telekomunikasi tersebut, dengan dalih “yang menurut saya sangat aneh yaitu, karena terdapat kata-kata dari regulasi baru tersebut yang membuka kemungkinan bagi pemerintah untuk mengontrol internet“. Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute Dalam pandangan kami dari Global Future Institute, dalih yang digunakan Amerika untuk menolak keikutsertaannya dalam regulasi baru telekomunikasi ini, menarik untuk digali lebih jauh. Benarkah semata karena alasan-alasan yang tidak demokratis di balik perjanjinan teleokomunikasi PBB tersebut, atau karena Amerika merasa akan kehilangan kontrol dan kendalinya atas tata-kelola internet internasional yang selama ini memang berada dalam dominasi beberapa korporasi global Amerika yang berada di luar kendali pemerintahan di Washington. Global Future Institute memandang kesepakatan baru bidang telekomunikasi tersebut merupakan sebuah langkah strategis yang cukup mendasar, karena perjanjian ini merupakan revisi atau bahkan pembaruan terhadap regulasi sebelumnya (International Telecomunication Regulation-ITRs) yang ditandatangani pada 1988. Yang mencurigakan dari alasan yang disampaikan pihak Amerika adalah keberatannya soal kemungkinan adanya tata-kelola baru dalam bidang internet. Padahal
  • 3. Sekretaris Jenderal ITU Hamadoun Toure jelas-jelas mengatakan kesepakatan tersebut tidak menyinggung sama sekali soal internet, meskipun di kesepakatan terdapat seruan yang tidak mengikat untuk mendorong pertumbuhan internet. Adapun bunyi resolusi yang jadi keberatan Amerika tersebut: "Semua pemerintah harus mempunyai Prean dan tanggung jawab yang sama soal tata kelola Internet dalam level internasional untuk memastikan stabilitas, keamanan dan keberlanjutan Internet dan masa depan pengembangannya." Kalau ini yang jadi keberatan Amerika, kiranya logis bagi kita untuk bercuriga mengapa negara Paman Sam ini begitu khawatir dengan adanya peran pemerintah dalam mengatur tata kelola internet, yang tentunya termasuk soal cyber media. Dalam War on Terror yang menjadi landasan kebijakan mantan Presiden George W Bush antara 2000-2008, memang Amerika telah mengekploitasi habis-habisan media cyber untuk membangun opini masyarakat internasional bahwa aksi terorisme menyusul pemboman Gedung World Trade Center dan Pentagon, dilakukan oleh anasir-anasir Islam Radikal yang diprakarsai oleh Al Qaeda dan Osama bin Laden. Dalam perang informasi ini, media internet telah menjadi instrument penting pihak Pentagon. Dan dalam skema perang informasi model begini, Amerika memang mengandalkan pada korporasi-korporasi swasta yang bergerak di bidang Information Technology (IT), untuk melayani kepentingan-kepentingan strategis Amerika dalam pengembangan opini publik. Dan bilamana perlu, korporasi-korporasi global AS di ranah IT tersebut memainkan peran sebagai agen-agen intelijen yang bekerja untuk Pentagon maupun National Security Act (NSA). NSA, yang dinilai bahkan jauh lebih berbahaya mengingat jangkauan kendali kontrolnya di dalam dan luar negeri Amerika, selalu mengandalkan pada perangkat-perangkat telekomunikasi dan teknologi komunikasi dalam operasi-operasi intelijennya mengawasi dan mendeteksi musuh-musuh Amerika. Membuka Kembali File Lama Kim Dotcom, Korban Operasi Intelijen Amerika dan Selandia Baru. Kalau anda membuka file-file lama berupa berita-berita Koran pada 1990-an, maka terdapat seorang sosok yang bergerak sebagai entrepreneur di ranah internet. Dialah Kim Schmitz atau yang kelak lebih populer sebagai Kim Dotcom. Dotcom dinilai sukses sebagai
  • 4. entrepreneur di ranah internet karena dia lah pendiri dan pemrakarsa berdirinya Megaupload beserta perusahaan-perusahaan rekanannya (associated) yang mengelola hosting website. Pada 20 Januari 2012, pemerintah Selandia Baru menjebloskan Dotcom ke penjara gara-gara tuduhan pemerintah Amerika bahwa Dotcom terlibat dalam pelanggaran hak cipta terkait kiprah dirinya di Megaupload website dan penggelapan. Bahkan pihak Amerika menjerat Dotcom terlibat dalam insider trading jual beli saham yang barang tentu dianggap pelanggaran hukum. Benarkah semua tuduhan pihak Amerika tersebut? Yang jelas Dotcom sendiri sudah membantah semua tuduhan tersebut dan tidak benar. Kalau melihat rekam jejak Dotcom bergerak di ranah internet, sepertinya Amerika memang khawatir benar dengan orang model Dotcom ini. Kalau ukuran sukses seseorang dilihat dari segi materi. Mungkin Dotcom merupakan salah satu contoh yang cukup fantastis. Pada 2009. Dotcom membeli 12 mobil mewah seharga 3,2 juta dolar AS. Dan menyewa sebuah helicopter untuk bersiaga mengantarkan dia ke mana pun dia pergi. Sedemikian rupa reputasinya sebagai pengusaha sukses dalam bidang hosting website, sehingga pemerintah Selandia Baru dengan senang hati member izin mukim bagi Dotcom pada November 2010. Izin tersebut diperoleh Dotcom dari Kementerian Imigrasi Selandia Baru. Padahal waktu itu Dotcom sudah dikenakan vonis pidana dan dipersona non grata dari Thailand. Yang menarik itu pertimbangan mengapa pihak imigrasi Selandia Baru member izin tempat tinggal di Selandia Baru. Menurut Warwick Truck, Kepala Imigrasi Selandia Baru, Dotcom dikabulkan permohonan tinggal di negeri ini karena masuk kategori investor istimewa (The Investor Plus Categoy). Menurut ketentuan Imigrasi Selandia Baru, seseorang diberi izin tinggal kalau dia mampu menanam investasi sebesar 10 juta dolar AS di Selandia Baru. Kembali ke bisnis inti Dotcom dalam file hosting dan bisnis berbagi informasi, mulanya pada Februari 2003 Dotcom merintis berdirinya sebuah perusahaan bernama Data Protect Limited, yang kemudian dia rubah namanya menjadi Megaupload pada 2005. Di sinilah keanehan mulai timbul. 7 tahun setelah sukses mengelola Megaupload, Pada 2012 Dotcom nampaknya mulai jadi target operasi aparat intelijen dan keamanan Amerika.
  • 5. Sehingga pada 5 Januari 2012, pemerintah Amerika negara bagian Virginia telah mengajukan dakwaan tindak kejahatan pembajakan media-media online, persekongkolah dalam pelanggaran hak cipta, bahkan persekongkolan dalam pencucian uang (money loundering) terhadap Dotcom dan para eksekutifnya. Pada saat dakwaan tersebut diajukan pada Dotcom dan rekan-rekan bisnisnya, dia sudah mukim di Selandia Baru. Alhasil, dua minggu sejak dakwaan diajukan, Kim Dotcom beserta mitranya seperti Finn Batato, Mathias Ortman dan Bram van der Kolk, dikenakan dijebloskan oleh kepolisian Selandia Baru di Coatesville, Auckland, Selandia Baru. Aset kekayaan Dotcom senilai 17 juta dolar AS disita oleh pihak kepolisian Selandia Baru, termasuk 18 mobil mewah, dan benda-benda seni yang tentunya bernilai jutaan dolar. Yang lebih sialnya lagi, rekening bank Dotcom segera dibekukan. Sehingga Dotcom tidak bisa mengakses uang cash-nya yang diperkirakan senilai 175 juta dolar AS. Sejak saat itu berakhirlah sudah legenda Dotcom di ranah internet. Karena sejak saat itu dia meringkuk dalam penjara. Namun kasusnya ini belakangan menarik perhatian beberapa media sehingga berkembang spekulasi bahwa jangan-jangan Dotcom telah menjadi korban dari target operasi aparat intelijen Selandia Baru atas arahan dan permintaan dari FBI, polisi federal Amerika. Karena saat Dotcom dan para mitra bisnisnya ditahan, merupakan warga negara asing yang sudah mendapat izin tinggal di Selandia Baru. Sehingga pihak berwajib Amerika tidak punya legalitas menangkap Dotcom. Dan celakanya, ada banyak bukti-bukti bahwa The Organized and Financial Crime Agency (OFCANZ) telah meminta badan intelijen Selandia Baru untuk memata-matai Dotcom dan mitranya van der Kolk sejak 16 Desember 2011. Peran dari lembaga spionase Selandia Baru The Government Communication Security Bureau (GCSB) dalam menangani spionase terhadap Dotcom dan para mitranya ini pun terungkap pada Agustus 2012. Ketika para pengacara Dotcom menginvestigasi aparat kepolisian ihwal sekelompok orang tanpa identitas yang terlibat dalam sebuah pertemuan menjelang penggrebekan dan penangkapan terhadap Dotcom di tempat tinggalnya pada 19 Januari 2005 (2 minggu setelah dikenakan dakwaan oleh pemerintah negara bagian Virginia Amerika Serikat). .
  • 6. Sekelumit kisah yang kami sajikan tentang Kim Dotcom, membuktikan betapa Amerika dan sekutu-sekutunya di kawasan Asia Pasifik, telah secara total mengendalikan dan menguasai media-media cyber, termasuk perangkat-perangkatperangkat telekomunikasi terbaru yang didistribusikan oleh Amerika bagi perusahaanperusahaan IT provider-provider luar negeri. Sehingga para stakeholders telekomunikasi dan cyber media Amerika ini praktis mempunyai akses bebas tanpa hambatan terhadap pertukaran dan berbagi data-data elektronik (Electronic Data Exchange and Sharing). Kedua, kasus Kim Dotcom tersebut secara jelas membuktikan bahwa Washington secara aktif tetap menjalin kerjasama dengan beberapa badan-badan intelijen Negara negara sekutunya di Asia Pasifik dalam menerapkan secara illegal sarana dan caracara mengadakan investigasi terhadap warga masyarakat yang bermukim di negaranegara yang masuk dalam kendali dan penguasaan pemerintah Amerika. Seperti Kanada, Selandia Baru, Australia dan Inggris. Kesemua negara yang tersebut tadi masuk kategori the US-led “Echelon” Global Surveillance Stations.
  • 7. Sekelumit kisah yang kami sajikan tentang Kim Dotcom, membuktikan betapa Amerika dan sekutu-sekutunya di kawasan Asia Pasifik, telah secara total mengendalikan dan menguasai media-media cyber, termasuk perangkat-perangkatperangkat telekomunikasi terbaru yang didistribusikan oleh Amerika bagi perusahaanperusahaan IT provider-provider luar negeri. Sehingga para stakeholders telekomunikasi dan cyber media Amerika ini praktis mempunyai akses bebas tanpa hambatan terhadap pertukaran dan berbagi data-data elektronik (Electronic Data Exchange and Sharing). Kedua, kasus Kim Dotcom tersebut secara jelas membuktikan bahwa Washington secara aktif tetap menjalin kerjasama dengan beberapa badan-badan intelijen Negara negara sekutunya di Asia Pasifik dalam menerapkan secara illegal sarana dan caracara mengadakan investigasi terhadap warga masyarakat yang bermukim di negaranegara yang masuk dalam kendali dan penguasaan pemerintah Amerika. Seperti Kanada, Selandia Baru, Australia dan Inggris. Kesemua negara yang tersebut tadi masuk kategori the US-led “Echelon” Global Surveillance Stations.