SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi 2, Juli – Desember 2010 KADARZI, status gizi
33
PROFIL KELUARGA SADAR GIZI DAN HUBUNGANNYA
DENGAN STATUS GIZI DI KECAMATAN BONTOMARANNU
Asmarudin Pakhri
1)
, Sirajuddin
1)
dan Nurul Aini
2
1)
Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Makassar
2)
Alumni Jurusan Gizi Poltekkes Makassar
ABSTRACT
Background : Improvement nutritional status of community and support the health paradigm,
it had set the vision and mission of the field of nutrition, which one of the vision was the
establishment of KADARZI
.
Objective : to determine the coverage of KADARZI and its relation to nutritional status in the
District Bontomarannu Gowa district.
Methods : This research was descriptive analysis carried out with cross sectional
approach. Sample of 436 families who had children age 12-36 months that were taken
purposively. Data collected in the field learning experience of students of the Department of
Nutrition Semester V in 2009.
Results : Results of research found a family with KADARZI still less were 34.4%. However, if
viewed from KADARZI items, the achievement has been quite high, more than 60%. There
was no significant relationship between KADARZI and nutritional status. Similarly, there is no
relationship between regularity weighing, exclusive breastfeeding, food varied, the use of
iodized salt and nutritional supplements with nutritional status of children.
Conclusion : Te coverage of KADARZI was still lacking and no clear effect on nutrition
status, which means that there are other factors that influence. Recommended to health
centers do more intensive counseling to improve the coverage of KADARZI.
Keywords: KADARZI, nutritional status
PENDAHULUAN
Masalah gizi merupakan salah satu
penentu kualitas sumber daya manusia.
Masalah nasional yang saat ini kita hadapi,
adalah 37,3 juta penduduk hidup di bawah garis
kemiskinan (< $ US 1/hari), 50% dari total
rumah-tangga mengonsumsi makanan kurang
dibanding kebutuhan sehari-hari, 5 juta balita
berstatus gizi kurang, hanya 13,9% bayi
mendapat Air Susu Ibu (ASI) ekslusif, lebih dari
100 juta penduduk beresiko atas berbagai
masalah gizi kurang (Anemia, kurang Vitamin A,
kurang yodium, kekurangan energi protein dan
kekurangan energi kronik (Atmawikarta, 2004).
Untuk meningkatkan keadaan gizi
masyarakat serta mendukung paradigma sehat,
maka telah ditetapkan visi dan misi bidang gizi,
yang salah satu dari visi tersebut adalah
terbentuknya keluarga sadar gizi. Hal ini sesuai
sasaran dari Departemen Kesehatan, adalah
seluruh keluarga sadar gizi (Kadarzi),
sebagaimana tertuang dalam KEPMENKES RI
No: 564/MENKES/ SK/VIII/2006 tentang
pedoman pelaksanaan pengembangan desa
siaga (Depkes RI, 2007).
Pencapaian keluarga yang sadar gizi di
Sulawesi Selatan berdasarkan data yang ada
Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi 2, Juli – Desember 2010 KADARZI, status gizi
34
masih rendah. Misalnya keluarga sadar gizi di
kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang adalah
12,6%, (Sirajuddin dkk, 2008). Keluarga sadar
gizi di Desa Congko, Kabupaten Soppeng
sebesar 45,7% (Rusmina,2008).
Cakupan kegiatan program gizi masih
perlu ditingkatkan. Berdasarkan hasil Riskesda
tahun 2007, data di Kabupaten Gowa adalah
balita yang aktif ditimbang mencapai 71%, balita
yang memiliki status gizi buruk dan status gizi
kurang mencapai 3,4%, yang beresiko
menderita KEK sekitar 19,9%. Persentase
konsumsi garam beryodium di rumah tangga
sekitar 34,7%, pemberian Kapsul Vitamin A
dosis tinggi sebanyak 80,2% (Depkes RI, 2007).
Berdasarkan data di atas, maka penulis
tertarik untuk mengkaji keluarga sadar gizi dan
hubungannya dengan status gizi.
METODE
Pengkajian ini bersifat analisis deskriptif
dengan desain kross seksional untuk
mengetahui status gizi pada keluarga sadar gizi
yang dilakukan pada bulan Juli 2010.
Sampel penelitian adalah semua keluarga
yang mempunyai anak balita umur 12-36 bulan
sebanyak 436 balita di Kecamatan
Bontomarannu Kabupaten Gowa, yang dipilih
secara purposive. Lokasi penelitian dipilih
karena memiliki prevalensi anak balita bawah
Garis Merah yang tinggi yaitu 7,2% serta di tiap
desa ada posyandu yang masih aktif.
Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan pada saat kegiatan Pengalaman
Belajar Lapangan Mahasiswa Jurusan Gizi
Semester V tahun 2010, Cara pengumpulan
data sebagai berikut:
a. Data keteraturan penimbangan berat badan
diambil dengan melihat catatan
penimbangan pada KMS selama 6 (enam)
bulan.
b. Data ASI eksklusif dengan menanyakan
kepada ibu, tentang pemberian ASI dan
mulai umur berapa anak diberi makanan
lain.
c. Data tentang keranekaragam makanan
dengan menanyakan kepada ibu konsumsi
lauk hewani dan buah anak balita dua hari
terakhir;
d. Data penggunaan garam beryodium
dengan menguji contoh garam yang
digunakan keluarga dengan Iodine Test.
e. Data tentang suplemen gizi (kapsul Vitamin
A untuk balita) diperoleh dengan melihat
catatan pada KMS atau catatan posyandu.
Data Kadarzi diolah menurut variable lima
indicator kadarzi yaitu penimbangan balita, ASI
eksklusif, makanan beraneka ragam,
penggunaan garam beryodium, pemberian
suplemen gizi. Selanjutnya kategori kadarzi,
diklasifikasikan menjadi Kadarzi dan belum
Kadarzi.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Sampel
Kecamatan Bontomarannu Kabupaten
Gowa mempunyai 9 kelurahan/desa dengan
luas wilayah 52,63 Km². Jumlah anggota
keluarga. umumnya 4–7 orang sebanyak
77,5%. Jenis pendidikan orang tua sudah baik,
dimana pendidikan ayah tamat SLTP ke atas 62
%, tamat SD 29 % dan tidak tamat SD 9 %.
Pendidikan ibu tamat SLTP ke atas 63 %, tamat
SD 31 % dan tidak tamat SD 6 %. Jenis
pekerjaan orang tua, khusus untuk ayah adalah
28,4 % wiraswasta dan 18,4 % petani, sisanya
buruh, sopir ojek dan pegawai negeri.
Cakupan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
Cakupan keluarga sadar gizi di
Kecamatan Bontomaranu Kabupaten Gowa
dapat dilihat pada table 1. Jumlah keluarga
sadar gizi mencapai 34,4% sedangkan keluarga
yang belum sadar gizi mencapai 65,6%. Namun
jika dilihat dari komponen indicator kadarzi
masing-masing telah mencapai lebih dari 60 %.
Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi 2, Juli – Desember 2010 KADARZI, status gizi
35
Tabel 1
Sebaran Keluarga Menurut Indikator Kadarzi
Komponen Kadarzi
Ya Tidak
n % n %
Keluarga sadar gizi
Penimbangan balita teratur
Pemberian ASI Eksklusif
Makanan beraneka ragam
Konsumsi garam beryodium
Menerima suplemen gizi
150
380
335
376
330
269
34,4
87,2
76,8
86,2
75,7
61,7
286
56
101
60
106
167
65,6
12,8
23,8
13,8
24,3
38,3
Keluarga Sadar Gizi dan Status Gizi
Tabel 7
Sebaran Status Gizi Menurut Keadaan Keluarga Sadar Gizi
Status gizi
Keluarga sadar gizi
Total
Ya Tidak
n % n % n %
Baik
Kurang
Sangat kurang
105
36
9
24,1
8,3
2,1
187
78
21
42,9
17,4
4,8
292
114
30
67,0
26,1
6,9
Total 150 34,4 286 65,6 426 100
Pada keluarga sadar gizi terdapat 24,1
% gizi baik sedangkan pada keluarga tidak
sadar gizi diperoleh gizi baik balita 42,9 %. Hasil
uji statistic kai kuadrat diperoleh nilai p = 0,615
yang berarti tidak ada hubungan bermakna
antara keluarga sadar gizi dengan status gizi
balita.
Penimbangan balita dan status gizi
Sebaran kegiatan penimbangan balita
menurut status gizi (BB/U) dapat dilihat pada
tabel 2. Penimbangan yang teratur adalah 87,2
% dan yang ridak teratur 12,8 %. Pada
penimbangan balita yang teratur ada 58,7 % gizi
baik dan penimbangan yang tidak teratur ada
8,3 % gizi baik. Hasil uji kai kuadrat Pearson
didapatkan nilai p = 0,479 yang berarti tidak ada
hubungan bermakna antara penimbangan
Penimbangan yang teratur adalah 87,2 % dan
yang ridak teratur 12,8 %. Pada penimbangan
balita yang teratur ada 58,7 % gizi baik dan
penimbangan yang tidak teratur ada 8,3 % gizi
baik. Hasil uji kai kuadrat Pearson didapatkan
nilai p = 0,479 yang berarti tidak ada hubungan
bermakna antara penimbangan yang teratur
dengan status gizi
Tabel 2
Sebaran Status gizi menurut Keteraturan Penimbangan
Status gizi
Penimbangan balita
Total
Teratur Tidak
n % n % n %
Baik
Kurang
Sangat kurang
256
100
24
58,7
22,9
5,5
36
14
6
8,3
3,2
1,4
292
114
30
67,0
26,1
6,9
Total 380 87,2 56 12,8 436 100
ASI Eksklusif dan status gizi
Sebaran pemberian ASI eksklusif
menurut status gizi pada table 3.Pada bayi
dengan ASI eksklusif 51,4 % gizi baik
sedangkan pada bayi tidak ASI eksklusif hanya
15,6 % dengan gizi baik. Hasil uji statistic kai
Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi 2, Juli – Desember 2010 KADARZI, status gizi
36
kuadrat diperoleh nilai p = 0,169 yang berarti
tidak ada hubungan bermakna antara pemberian
ASI eksklusif dengan status gizi.
Tabel 3
Sebaran Status gizi menurut Pemberian ASI Eksklusif
.
Status gizi
ASI Eksklusif
Total
Ya Tidak
n % n % n %
Baik
Kurang
Sangat kurang
224
84
27
51,4
19,3
6,2
68
30
3
15,6
6,9
0,7
292
114
30
67,0
26,1
6,9
Total 335 76,8 101 23,2 436 100
Makanan Beranekaragam dan Status Gizi
Sebaran status gizi menurut konsumsi
makanan yang beraneka ragam dapat dilihat
pada table 4. Pada makanan anak balita yang
beranekaragam terdapat 58,5 % gizi baik
sedangkan pada makanan yang tidak beraneka
ragam adalah hanya 8,5 % gizi baik. Hasil uji
statistic kai kuadrat didapatkan nilai p = 0,637,
yang berarti tidak ada hubungan bermakna
antara makanan beraneka ragam dengan status
gizi.
Tabel 4
Sebaran Status Gizi menurut Makanan beraneka ragam
Status gizi
Makanan beraneka ragam
Total
Ya Tidak
n % n % n %
Baik
Kurang
Sangat kurang
255
96
25
58,5
22,0
5,7
37
18
5
8,5
4,1
1,1
292
114
30
67,0
26,1
6,9
Total 376 86,2 60 13,8 436 100
Penggunaan Garam Beryodium dan Status Gizi
Sebaran status gizi menurut
penggunaan garam beryidum dapat dilihat pada
table 5. Pada keluarga yang menggunakan
garam beryodium 52,1 % gizi baik sedangkan
pada keluarga yang tidak menggunakan garam
beryodium hanya 14,7 % gizi baik. Hasil uji
statistic kai kuadrat diperoleh nilai p = 0,182,
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna
antara penggunaan garam beryodium dengan
status gizi.
Tabel 5
Sebaran Status Gizi menurut Penggunaan Garam Beryodium
.
Status gizi
Penggunaan garam beryodium
Total
Ya Tidak
n % n % n %
Baik
Kurang
Sangat kurang
227
84
19
52,1
19,3
4,4
65
30
11
14,7
6,9
2,5
292
114
30
67,0
26,1
6,9
Total 330 75,7 106 24,3 436 100
Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi 2, Juli – Desember 2010 KADARZI, status gizi
37
Suplemen Gizi dan Status Gizi
Sebaran status gizi menurut pemberian
suplemen gizi (kapsul vitamin A untuk anak
balita) dapat dilihat pada table 6. Pada keluarga
yang mendapat Suplemen Gizi ada 42,2 % balita
gizi baik dan pada keluarga yang tidak
mendapat suplemen gizi ada 24,8 % balita gizi
baik. Hasil uji statistic kai kuadrat diperoleh nilai
p = 0,692 yang berarti tidak ada hubungan
bermakna antara pemberian suplemen gizi
dengan status gizi balita.
Tabel 6
Sebaran Status Gizi menurut Pemberian Suplemen Gizi
Status gizi
Suplemen gizi
Total
Ya Tidak
n % n % n %
Baik
Kurang
Sangat kurang
184
68
17
42,2
15,6
3,9
108
46
13
24,8
10,6
3,0
292
114
30
67,0
26,1
6,9
Total 269 61,7 167 38,3 436 100
PEMBAHASAN
Hasil penelitian mendapatkan cakupan
kadarzi di lokasi penelitian mencapai 34,4 %.
Hasil ini lebih tinggi dari jumlah kadarzi di
Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang tahun
2008 yang hanya 12,6 %, (Sirajuddin, dkk,
2008), namun lebih rendah dari jumlah kadarzi di
desa Ongko Kabupaten Soppeng sebesar 45,7
% ( Rusmina, 2008). Hal ini menunjukkan
kadarzi di kecamatan Bontomarannu masih
perlu ditingkatkan.
Jika dilihat dari kelima item indicator
kadarzi umumnya telah baik. Frekwensi
penimbangan balita yang teratur umumnya
cukup tinggi yaitu 87,2 %. Hal ini sesuai data
hasil Riskesda 2007, dimana balita yang
ditimbang di posyandu di Kabupaten Gowa
mencapai 71% dan balita yang memiliki status
gizi kurang dan gizi buruk mencapai 3,4%, dan
beresiko menderita KEK sekitar 19,9% (Depkes
RI, 2007)
Pemberian ASI Ekslusif umunya telah
tinggi, yaitu sebanyak 76,8 %. Hasil ini sejalan
dengan publikasi Depkes (2003), proporsi bayi
yang mendapat ASI Eksklusif 4 (empat) bulan
pada laki-laki sebesar 85,1%, sedangkan pada
perempuan 65,6%. Dengan ditetapkannya
UNICEF dan WHO (2000), menyusui eksklusif
selama 6 (enam) bulan, maka proporsi bayi yang
disusui eksklusif akan semakin rendah.
Makanan beraneka ragam umumnya
telah baik yaitu mencapai 86,2%. Hal ini berbeda
dengan data Riskesda 2007 rata-rata konsumsi
gizi perkapita per hari penduduk Indonesia
masih kurang yaitu energi 1735,5 kkal dan 55,5
gram. Adapun jJumlah rumah tangga yang
deficit energi 48,5 % dan deficit protein 25,9%.
Penggunaan garam beryodium
umumnya telah baik yaitu mencapai 75,7%. Hal
berbeda dengan data hasil Riskesda 2007 di
Kabupaten Gowa dimana persentase konsumsi
garam beryodium di rumah tangga baru sekitar
34,7%. Pemberian suplemen gizi khususnya
vitamin A umumnya telah baik yaitu mencapai
61,7 %. Namun jika dibandingkan data Depkes
tahun 2007 sebesar 80,2 % masih kurang
Dalam penelitian ini juga ditemukan
tidak ada hubungan bermakna keluarga sadar
gizi dengan status gizi. Hal ini berarti harapan
Depkes untuk menjadikan keluarga sadar gizi
sebagai keluarga yang berperilaku sehat dan
bergizi baik belum tercapai. Demikian juga tidak
ada hubungan bermakna antara penimbangan
balita yang teratur, ASI eksklusif, makanan
beraneka ragam, penggunaan garam beryodium
dan suplemen gizi dengan status gizi. Jadi
upaya tersebut masih memerlukan berbagai
pendekatan lagi agar memiliki daya ungkit yang
besar untuk meningkatkan keadaan gizi
masyarakat.
.
Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi 2, Juli – Desember 2010 KADARZI, status gizi
38
KESIMPULAN
1. Cakupan kadarzi di Kecamatan
Bontomarannu masih kurang yaitu baru
34,4 %.
2. Tidak ada hubungan bermakna antara
keluarga sadar gizi dengan status gizi balita
3. Tidak ada hubungan bermakna antara
keteraturan penimbangan balita, pemberian
ASI Eksklusif, makanan beraneka ragam,
penggunaan garam beryodium, pemberian
suplemen gizi dengan status gizi balita
SARAN
1. Diharapkan Puskesmas memberikan
penyuluhan tentang kadarzi, terutama yang
memuat pesan–pesan yang dapat
mendorong perubahan perilaku keluarga
2. Diadakan penelitian-penelitian serupa yaitu
tentang faktor status gizi yang dihubungkan
dengan faktor lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Sri Soeparmanto. 2007. Panduan
pengembangan Kaluarga. Sadar Gizi di
Desa. On line: http:// digital. Ekologi:
Litbang Dpkes.go.id
Atmawikarta, Arum. 2004. Kebijakan Program
Perbaikan Gizi di Indonesia
Depkes RI. 2007. Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi).
Online: http:// www.dinkes.dki.go.id/gizi
html.diakses 7 desember 2009.
Depkes RI, 2009. Profil Kesehatan di Indonesia.
Riset Kesehatan Dasar 2007.
Dinkes Gowa, 2009. Profil Kesehatan
Kabupaten Gowa tahun 2008.
Rusminah, 2008. Gambaran Keluarga Sadar
Gizi di Desa Congko Kec. Marioriwawon
Kab. Soppeng. KTI Poltekkes Makassar.
Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif.
Jakarta. PT. Trubus Agriwidya.
Sirajudin, Abd. Tamrin, Sukmawati. 2008.
Perbedaan Indeks Antropometri Anak usia
6 – 36 Bulan Kadarzi. Media Gizi
Pangan.Vol. V. Jur Gizi Potekkes
Makassar

More Related Content

What's hot

Presentasi sidang..
Presentasi sidang..Presentasi sidang..
Presentasi sidang..piok_kuek
 
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangPenelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangAna Sengga
 
Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaBogazius08
 
Proposal Penelitian
Proposal PenelitianProposal Penelitian
Proposal PenelitianYayu Ferdian
 
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diareJurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diarenrukmana rukmana
 
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasarDeterminan status gizi pada siswa sekolah dasar
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasarFuadrizalfauzi
 
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)muhammad husni
 
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6Rindang Abas
 
makanan anak Prasekolah (Gizi dan Diet)
makanan anak Prasekolah (Gizi dan Diet)makanan anak Prasekolah (Gizi dan Diet)
makanan anak Prasekolah (Gizi dan Diet)Pebri Adi
 
505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf
505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf
505-Article Text-837-1-10-20181108.pdftutihartati9
 
101338 rina kusumawati-fkik
101338 rina kusumawati-fkik101338 rina kusumawati-fkik
101338 rina kusumawati-fkikUcu Solihin
 

What's hot (20)

Indikator Gizi Yusni
Indikator Gizi YusniIndikator Gizi Yusni
Indikator Gizi Yusni
 
86071312 52175609-ba-b-ii-akbid
86071312 52175609-ba-b-ii-akbid86071312 52175609-ba-b-ii-akbid
86071312 52175609-ba-b-ii-akbid
 
Presentasi sidang..
Presentasi sidang..Presentasi sidang..
Presentasi sidang..
 
1
11
1
 
Paper pak patra
Paper pak patraPaper pak patra
Paper pak patra
 
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangPenelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
 
Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remaja
 
Gizi buruk
Gizi burukGizi buruk
Gizi buruk
 
Proposal Penelitian
Proposal PenelitianProposal Penelitian
Proposal Penelitian
 
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diareJurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
 
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasarDeterminan status gizi pada siswa sekolah dasar
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar
 
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
 
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6
 
Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3
 
makanan anak Prasekolah (Gizi dan Diet)
makanan anak Prasekolah (Gizi dan Diet)makanan anak Prasekolah (Gizi dan Diet)
makanan anak Prasekolah (Gizi dan Diet)
 
Materi dasar rev-15 feb-2013
Materi dasar rev-15 feb-2013Materi dasar rev-15 feb-2013
Materi dasar rev-15 feb-2013
 
505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf
505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf
505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf
 
Sosbud 7
Sosbud 7Sosbud 7
Sosbud 7
 
faktor stunting
faktor stuntingfaktor stunting
faktor stunting
 
101338 rina kusumawati-fkik
101338 rina kusumawati-fkik101338 rina kusumawati-fkik
101338 rina kusumawati-fkik
 

Similar to 6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan

Kadarzi pkm lumbang
Kadarzi pkm lumbangKadarzi pkm lumbang
Kadarzi pkm lumbangtaufans32
 
Kadarzi
KadarziKadarzi
KadarziHealth
 
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdfellyaniabadi1
 
kadarziuntuksenin-160312032954.pdf
kadarziuntuksenin-160312032954.pdfkadarziuntuksenin-160312032954.pdf
kadarziuntuksenin-160312032954.pdfRama Shinta Sinaga
 
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptxPENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptxMiraMarianaUlfah1
 
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu BalitaMinipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu BalitaKelvinKatjasungkana1
 
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdfMetaDwiCahyani
 
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...Sii AQyuu
 
8. Failure to thrive.pptx
8. Failure to thrive.pptx8. Failure to thrive.pptx
8. Failure to thrive.pptxssuser1b74ca
 
Data gizi terbaru rikesdas 2013
Data gizi terbaru rikesdas 2013Data gizi terbaru rikesdas 2013
Data gizi terbaru rikesdas 2013irfiandi irfiandi
 
kec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptx
kec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptxkec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptx
kec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptxShintaRetnoWulandari1
 
PPT_Kristoforus Samson_291221021.pptx
PPT_Kristoforus Samson_291221021.pptxPPT_Kristoforus Samson_291221021.pptx
PPT_Kristoforus Samson_291221021.pptxKRISTOSAMSON
 
13. Diana_fortifikasi mpasi 05.12.2020 fixx.pdf
13. Diana_fortifikasi mpasi 05.12.2020 fixx.pdf13. Diana_fortifikasi mpasi 05.12.2020 fixx.pdf
13. Diana_fortifikasi mpasi 05.12.2020 fixx.pdfmuhammadasrof3
 

Similar to 6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan (20)

Kadarzi pkm lumbang
Kadarzi pkm lumbangKadarzi pkm lumbang
Kadarzi pkm lumbang
 
Kadarzi
KadarziKadarzi
Kadarzi
 
Kadarzi
KadarziKadarzi
Kadarzi
 
E
EE
E
 
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
 
kadarziuntuksenin-160312032954.pdf
kadarziuntuksenin-160312032954.pdfkadarziuntuksenin-160312032954.pdf
kadarziuntuksenin-160312032954.pdf
 
Kelompok Sasaran Intervensi
Kelompok Sasaran IntervensiKelompok Sasaran Intervensi
Kelompok Sasaran Intervensi
 
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptxPENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
 
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu BalitaMinipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
 
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
 
BAB I gizi
BAB I giziBAB I gizi
BAB I gizi
 
PPG FIX - Copy
PPG FIX - CopyPPG FIX - Copy
PPG FIX - Copy
 
Juknis pmt-2017
Juknis pmt-2017Juknis pmt-2017
Juknis pmt-2017
 
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
 
8. Failure to thrive.pptx
8. Failure to thrive.pptx8. Failure to thrive.pptx
8. Failure to thrive.pptx
 
7 9-1-pb (1)
7 9-1-pb (1)7 9-1-pb (1)
7 9-1-pb (1)
 
Data gizi terbaru rikesdas 2013
Data gizi terbaru rikesdas 2013Data gizi terbaru rikesdas 2013
Data gizi terbaru rikesdas 2013
 
kec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptx
kec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptxkec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptx
kec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptx
 
PPT_Kristoforus Samson_291221021.pptx
PPT_Kristoforus Samson_291221021.pptxPPT_Kristoforus Samson_291221021.pptx
PPT_Kristoforus Samson_291221021.pptx
 
13. Diana_fortifikasi mpasi 05.12.2020 fixx.pdf
13. Diana_fortifikasi mpasi 05.12.2020 fixx.pdf13. Diana_fortifikasi mpasi 05.12.2020 fixx.pdf
13. Diana_fortifikasi mpasi 05.12.2020 fixx.pdf
 

6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan

  • 1. Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi 2, Juli – Desember 2010 KADARZI, status gizi 33 PROFIL KELUARGA SADAR GIZI DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI DI KECAMATAN BONTOMARANNU Asmarudin Pakhri 1) , Sirajuddin 1) dan Nurul Aini 2 1) Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Makassar 2) Alumni Jurusan Gizi Poltekkes Makassar ABSTRACT Background : Improvement nutritional status of community and support the health paradigm, it had set the vision and mission of the field of nutrition, which one of the vision was the establishment of KADARZI . Objective : to determine the coverage of KADARZI and its relation to nutritional status in the District Bontomarannu Gowa district. Methods : This research was descriptive analysis carried out with cross sectional approach. Sample of 436 families who had children age 12-36 months that were taken purposively. Data collected in the field learning experience of students of the Department of Nutrition Semester V in 2009. Results : Results of research found a family with KADARZI still less were 34.4%. However, if viewed from KADARZI items, the achievement has been quite high, more than 60%. There was no significant relationship between KADARZI and nutritional status. Similarly, there is no relationship between regularity weighing, exclusive breastfeeding, food varied, the use of iodized salt and nutritional supplements with nutritional status of children. Conclusion : Te coverage of KADARZI was still lacking and no clear effect on nutrition status, which means that there are other factors that influence. Recommended to health centers do more intensive counseling to improve the coverage of KADARZI. Keywords: KADARZI, nutritional status PENDAHULUAN Masalah gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Masalah nasional yang saat ini kita hadapi, adalah 37,3 juta penduduk hidup di bawah garis kemiskinan (< $ US 1/hari), 50% dari total rumah-tangga mengonsumsi makanan kurang dibanding kebutuhan sehari-hari, 5 juta balita berstatus gizi kurang, hanya 13,9% bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) ekslusif, lebih dari 100 juta penduduk beresiko atas berbagai masalah gizi kurang (Anemia, kurang Vitamin A, kurang yodium, kekurangan energi protein dan kekurangan energi kronik (Atmawikarta, 2004). Untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat serta mendukung paradigma sehat, maka telah ditetapkan visi dan misi bidang gizi, yang salah satu dari visi tersebut adalah terbentuknya keluarga sadar gizi. Hal ini sesuai sasaran dari Departemen Kesehatan, adalah seluruh keluarga sadar gizi (Kadarzi), sebagaimana tertuang dalam KEPMENKES RI No: 564/MENKES/ SK/VIII/2006 tentang pedoman pelaksanaan pengembangan desa siaga (Depkes RI, 2007). Pencapaian keluarga yang sadar gizi di Sulawesi Selatan berdasarkan data yang ada
  • 2. Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi 2, Juli – Desember 2010 KADARZI, status gizi 34 masih rendah. Misalnya keluarga sadar gizi di kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang adalah 12,6%, (Sirajuddin dkk, 2008). Keluarga sadar gizi di Desa Congko, Kabupaten Soppeng sebesar 45,7% (Rusmina,2008). Cakupan kegiatan program gizi masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan hasil Riskesda tahun 2007, data di Kabupaten Gowa adalah balita yang aktif ditimbang mencapai 71%, balita yang memiliki status gizi buruk dan status gizi kurang mencapai 3,4%, yang beresiko menderita KEK sekitar 19,9%. Persentase konsumsi garam beryodium di rumah tangga sekitar 34,7%, pemberian Kapsul Vitamin A dosis tinggi sebanyak 80,2% (Depkes RI, 2007). Berdasarkan data di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji keluarga sadar gizi dan hubungannya dengan status gizi. METODE Pengkajian ini bersifat analisis deskriptif dengan desain kross seksional untuk mengetahui status gizi pada keluarga sadar gizi yang dilakukan pada bulan Juli 2010. Sampel penelitian adalah semua keluarga yang mempunyai anak balita umur 12-36 bulan sebanyak 436 balita di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa, yang dipilih secara purposive. Lokasi penelitian dipilih karena memiliki prevalensi anak balita bawah Garis Merah yang tinggi yaitu 7,2% serta di tiap desa ada posyandu yang masih aktif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada saat kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan Mahasiswa Jurusan Gizi Semester V tahun 2010, Cara pengumpulan data sebagai berikut: a. Data keteraturan penimbangan berat badan diambil dengan melihat catatan penimbangan pada KMS selama 6 (enam) bulan. b. Data ASI eksklusif dengan menanyakan kepada ibu, tentang pemberian ASI dan mulai umur berapa anak diberi makanan lain. c. Data tentang keranekaragam makanan dengan menanyakan kepada ibu konsumsi lauk hewani dan buah anak balita dua hari terakhir; d. Data penggunaan garam beryodium dengan menguji contoh garam yang digunakan keluarga dengan Iodine Test. e. Data tentang suplemen gizi (kapsul Vitamin A untuk balita) diperoleh dengan melihat catatan pada KMS atau catatan posyandu. Data Kadarzi diolah menurut variable lima indicator kadarzi yaitu penimbangan balita, ASI eksklusif, makanan beraneka ragam, penggunaan garam beryodium, pemberian suplemen gizi. Selanjutnya kategori kadarzi, diklasifikasikan menjadi Kadarzi dan belum Kadarzi. HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Sampel Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa mempunyai 9 kelurahan/desa dengan luas wilayah 52,63 Km². Jumlah anggota keluarga. umumnya 4–7 orang sebanyak 77,5%. Jenis pendidikan orang tua sudah baik, dimana pendidikan ayah tamat SLTP ke atas 62 %, tamat SD 29 % dan tidak tamat SD 9 %. Pendidikan ibu tamat SLTP ke atas 63 %, tamat SD 31 % dan tidak tamat SD 6 %. Jenis pekerjaan orang tua, khusus untuk ayah adalah 28,4 % wiraswasta dan 18,4 % petani, sisanya buruh, sopir ojek dan pegawai negeri. Cakupan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Cakupan keluarga sadar gizi di Kecamatan Bontomaranu Kabupaten Gowa dapat dilihat pada table 1. Jumlah keluarga sadar gizi mencapai 34,4% sedangkan keluarga yang belum sadar gizi mencapai 65,6%. Namun jika dilihat dari komponen indicator kadarzi masing-masing telah mencapai lebih dari 60 %.
  • 3. Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi 2, Juli – Desember 2010 KADARZI, status gizi 35 Tabel 1 Sebaran Keluarga Menurut Indikator Kadarzi Komponen Kadarzi Ya Tidak n % n % Keluarga sadar gizi Penimbangan balita teratur Pemberian ASI Eksklusif Makanan beraneka ragam Konsumsi garam beryodium Menerima suplemen gizi 150 380 335 376 330 269 34,4 87,2 76,8 86,2 75,7 61,7 286 56 101 60 106 167 65,6 12,8 23,8 13,8 24,3 38,3 Keluarga Sadar Gizi dan Status Gizi Tabel 7 Sebaran Status Gizi Menurut Keadaan Keluarga Sadar Gizi Status gizi Keluarga sadar gizi Total Ya Tidak n % n % n % Baik Kurang Sangat kurang 105 36 9 24,1 8,3 2,1 187 78 21 42,9 17,4 4,8 292 114 30 67,0 26,1 6,9 Total 150 34,4 286 65,6 426 100 Pada keluarga sadar gizi terdapat 24,1 % gizi baik sedangkan pada keluarga tidak sadar gizi diperoleh gizi baik balita 42,9 %. Hasil uji statistic kai kuadrat diperoleh nilai p = 0,615 yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara keluarga sadar gizi dengan status gizi balita. Penimbangan balita dan status gizi Sebaran kegiatan penimbangan balita menurut status gizi (BB/U) dapat dilihat pada tabel 2. Penimbangan yang teratur adalah 87,2 % dan yang ridak teratur 12,8 %. Pada penimbangan balita yang teratur ada 58,7 % gizi baik dan penimbangan yang tidak teratur ada 8,3 % gizi baik. Hasil uji kai kuadrat Pearson didapatkan nilai p = 0,479 yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara penimbangan Penimbangan yang teratur adalah 87,2 % dan yang ridak teratur 12,8 %. Pada penimbangan balita yang teratur ada 58,7 % gizi baik dan penimbangan yang tidak teratur ada 8,3 % gizi baik. Hasil uji kai kuadrat Pearson didapatkan nilai p = 0,479 yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara penimbangan yang teratur dengan status gizi Tabel 2 Sebaran Status gizi menurut Keteraturan Penimbangan Status gizi Penimbangan balita Total Teratur Tidak n % n % n % Baik Kurang Sangat kurang 256 100 24 58,7 22,9 5,5 36 14 6 8,3 3,2 1,4 292 114 30 67,0 26,1 6,9 Total 380 87,2 56 12,8 436 100 ASI Eksklusif dan status gizi Sebaran pemberian ASI eksklusif menurut status gizi pada table 3.Pada bayi dengan ASI eksklusif 51,4 % gizi baik sedangkan pada bayi tidak ASI eksklusif hanya 15,6 % dengan gizi baik. Hasil uji statistic kai
  • 4. Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi 2, Juli – Desember 2010 KADARZI, status gizi 36 kuadrat diperoleh nilai p = 0,169 yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi. Tabel 3 Sebaran Status gizi menurut Pemberian ASI Eksklusif . Status gizi ASI Eksklusif Total Ya Tidak n % n % n % Baik Kurang Sangat kurang 224 84 27 51,4 19,3 6,2 68 30 3 15,6 6,9 0,7 292 114 30 67,0 26,1 6,9 Total 335 76,8 101 23,2 436 100 Makanan Beranekaragam dan Status Gizi Sebaran status gizi menurut konsumsi makanan yang beraneka ragam dapat dilihat pada table 4. Pada makanan anak balita yang beranekaragam terdapat 58,5 % gizi baik sedangkan pada makanan yang tidak beraneka ragam adalah hanya 8,5 % gizi baik. Hasil uji statistic kai kuadrat didapatkan nilai p = 0,637, yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara makanan beraneka ragam dengan status gizi. Tabel 4 Sebaran Status Gizi menurut Makanan beraneka ragam Status gizi Makanan beraneka ragam Total Ya Tidak n % n % n % Baik Kurang Sangat kurang 255 96 25 58,5 22,0 5,7 37 18 5 8,5 4,1 1,1 292 114 30 67,0 26,1 6,9 Total 376 86,2 60 13,8 436 100 Penggunaan Garam Beryodium dan Status Gizi Sebaran status gizi menurut penggunaan garam beryidum dapat dilihat pada table 5. Pada keluarga yang menggunakan garam beryodium 52,1 % gizi baik sedangkan pada keluarga yang tidak menggunakan garam beryodium hanya 14,7 % gizi baik. Hasil uji statistic kai kuadrat diperoleh nilai p = 0,182, yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penggunaan garam beryodium dengan status gizi. Tabel 5 Sebaran Status Gizi menurut Penggunaan Garam Beryodium . Status gizi Penggunaan garam beryodium Total Ya Tidak n % n % n % Baik Kurang Sangat kurang 227 84 19 52,1 19,3 4,4 65 30 11 14,7 6,9 2,5 292 114 30 67,0 26,1 6,9 Total 330 75,7 106 24,3 436 100
  • 5. Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi 2, Juli – Desember 2010 KADARZI, status gizi 37 Suplemen Gizi dan Status Gizi Sebaran status gizi menurut pemberian suplemen gizi (kapsul vitamin A untuk anak balita) dapat dilihat pada table 6. Pada keluarga yang mendapat Suplemen Gizi ada 42,2 % balita gizi baik dan pada keluarga yang tidak mendapat suplemen gizi ada 24,8 % balita gizi baik. Hasil uji statistic kai kuadrat diperoleh nilai p = 0,692 yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara pemberian suplemen gizi dengan status gizi balita. Tabel 6 Sebaran Status Gizi menurut Pemberian Suplemen Gizi Status gizi Suplemen gizi Total Ya Tidak n % n % n % Baik Kurang Sangat kurang 184 68 17 42,2 15,6 3,9 108 46 13 24,8 10,6 3,0 292 114 30 67,0 26,1 6,9 Total 269 61,7 167 38,3 436 100 PEMBAHASAN Hasil penelitian mendapatkan cakupan kadarzi di lokasi penelitian mencapai 34,4 %. Hasil ini lebih tinggi dari jumlah kadarzi di Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang tahun 2008 yang hanya 12,6 %, (Sirajuddin, dkk, 2008), namun lebih rendah dari jumlah kadarzi di desa Ongko Kabupaten Soppeng sebesar 45,7 % ( Rusmina, 2008). Hal ini menunjukkan kadarzi di kecamatan Bontomarannu masih perlu ditingkatkan. Jika dilihat dari kelima item indicator kadarzi umumnya telah baik. Frekwensi penimbangan balita yang teratur umumnya cukup tinggi yaitu 87,2 %. Hal ini sesuai data hasil Riskesda 2007, dimana balita yang ditimbang di posyandu di Kabupaten Gowa mencapai 71% dan balita yang memiliki status gizi kurang dan gizi buruk mencapai 3,4%, dan beresiko menderita KEK sekitar 19,9% (Depkes RI, 2007) Pemberian ASI Ekslusif umunya telah tinggi, yaitu sebanyak 76,8 %. Hasil ini sejalan dengan publikasi Depkes (2003), proporsi bayi yang mendapat ASI Eksklusif 4 (empat) bulan pada laki-laki sebesar 85,1%, sedangkan pada perempuan 65,6%. Dengan ditetapkannya UNICEF dan WHO (2000), menyusui eksklusif selama 6 (enam) bulan, maka proporsi bayi yang disusui eksklusif akan semakin rendah. Makanan beraneka ragam umumnya telah baik yaitu mencapai 86,2%. Hal ini berbeda dengan data Riskesda 2007 rata-rata konsumsi gizi perkapita per hari penduduk Indonesia masih kurang yaitu energi 1735,5 kkal dan 55,5 gram. Adapun jJumlah rumah tangga yang deficit energi 48,5 % dan deficit protein 25,9%. Penggunaan garam beryodium umumnya telah baik yaitu mencapai 75,7%. Hal berbeda dengan data hasil Riskesda 2007 di Kabupaten Gowa dimana persentase konsumsi garam beryodium di rumah tangga baru sekitar 34,7%. Pemberian suplemen gizi khususnya vitamin A umumnya telah baik yaitu mencapai 61,7 %. Namun jika dibandingkan data Depkes tahun 2007 sebesar 80,2 % masih kurang Dalam penelitian ini juga ditemukan tidak ada hubungan bermakna keluarga sadar gizi dengan status gizi. Hal ini berarti harapan Depkes untuk menjadikan keluarga sadar gizi sebagai keluarga yang berperilaku sehat dan bergizi baik belum tercapai. Demikian juga tidak ada hubungan bermakna antara penimbangan balita yang teratur, ASI eksklusif, makanan beraneka ragam, penggunaan garam beryodium dan suplemen gizi dengan status gizi. Jadi upaya tersebut masih memerlukan berbagai pendekatan lagi agar memiliki daya ungkit yang besar untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat. .
  • 6. Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi 2, Juli – Desember 2010 KADARZI, status gizi 38 KESIMPULAN 1. Cakupan kadarzi di Kecamatan Bontomarannu masih kurang yaitu baru 34,4 %. 2. Tidak ada hubungan bermakna antara keluarga sadar gizi dengan status gizi balita 3. Tidak ada hubungan bermakna antara keteraturan penimbangan balita, pemberian ASI Eksklusif, makanan beraneka ragam, penggunaan garam beryodium, pemberian suplemen gizi dengan status gizi balita SARAN 1. Diharapkan Puskesmas memberikan penyuluhan tentang kadarzi, terutama yang memuat pesan–pesan yang dapat mendorong perubahan perilaku keluarga 2. Diadakan penelitian-penelitian serupa yaitu tentang faktor status gizi yang dihubungkan dengan faktor lainnya DAFTAR PUSTAKA Astuti, Sri Soeparmanto. 2007. Panduan pengembangan Kaluarga. Sadar Gizi di Desa. On line: http:// digital. Ekologi: Litbang Dpkes.go.id Atmawikarta, Arum. 2004. Kebijakan Program Perbaikan Gizi di Indonesia Depkes RI. 2007. Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Online: http:// www.dinkes.dki.go.id/gizi html.diakses 7 desember 2009. Depkes RI, 2009. Profil Kesehatan di Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2007. Dinkes Gowa, 2009. Profil Kesehatan Kabupaten Gowa tahun 2008. Rusminah, 2008. Gambaran Keluarga Sadar Gizi di Desa Congko Kec. Marioriwawon Kab. Soppeng. KTI Poltekkes Makassar. Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta. PT. Trubus Agriwidya. Sirajudin, Abd. Tamrin, Sukmawati. 2008. Perbedaan Indeks Antropometri Anak usia 6 – 36 Bulan Kadarzi. Media Gizi Pangan.Vol. V. Jur Gizi Potekkes Makassar