SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
Nikmat Allah Syukurilah 
dan Ujian-Nya Sabarilah 
penulis Al-Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah An-Nawawi
Demikian banyak ni‟mat Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Tidak ada satupun manusia yg bisa 
menghitung meski menggunakan alat secanggih apapun. Pernahkah kita berpikir utk apa 
Allah Subhanahu wa Ta‟ala memberikan demikian banyak ni‟mat kepada para hamba-Nya? 
Untuk sekedar menghabiskan ni‟mat-ni‟mat tersebut atau ada tujuan lain? 
Luas Pemberian Allah Subhanahu wa Ta‟ala 
Sungguh betapa besar dan banyak ni‟mat yg telah dikaruniakan Allah Subhanahu wa Ta‟ala 
kepada kita. Setiap hari silih berganti kita merasakan satu ni‟mat kemudian beralih kepada 
ni‟mat yg lain. Di mana kita terkadang tdk membayangkan sebelum akan terjadi dan 
mendapatkannya. Sangat besar dan banyak krn tdk bisa utk dibatasi atau dihitung dgn alat 
secanggih apapun di masa kini. 
Semua ini tentu mengundang kita utk menyimpulkan betapa besar karunia dan kasih sayang 
Allah Subhanahu wa Ta‟ala kepada hamba-hamba-Nya. dlm realita kehidupan kita 
menemukan keadaan yg memprihatinkan. Yaitu mayoritas manusia dlm keingkaran dan 
kekufuran kepada Pemberi Nikmat. Puncak adl menyamakan pemberi ni‟mat dgn makhluk yg 
keadaan makhluk itu sendiri sangat butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Tentu hal ini 
termasuk dari kedzaliman di atas kedzaliman sebagaimana dijelaskan oleh Allah Subhanahu 
wa Ta‟ala di dlm firman-Nya: 
“Sesungguh kesyirikan itu adl kedzaliman yg paling besar.” 
Kendati demikian Allah Subhanahu wa Ta‟ala tetap memberikan kepada mereka sebagian 
karunia-Nya disebabkan “kasih sayang-Nya mendahului murka-Nya” dan membukakan bagi 
mereka pintu utk bertaubat. Oleh sebab itu tdk ada alasan bagi hamba ini untuk: 
- Ingkar dan kufur kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala serta menyamakan Allah Subhanahu 
wa Ta‟ala dgn makhluk-Nya yg sangat butuh kepada-Nya. 
- Menyombongkan diri serta angkuh dgn tdk mau melaksanakan perintah Allah Subhanahu 
wa Ta‟ala dan meninggalkan larangan-larangan-Nya atau tdk mau menerima kebenaran dan 
mengentengkan orang lain. 
- Tidak mensyukuri pemberian Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Allah Subhanahu wa Ta‟ala 
berfirman: 
“Dan ni‟mat apapun yg kalian dapatkan adl datang dari Allah.” 
“Dan jika kalian menghitung ni‟mat Allah niscaya kalian tdk akan sanggup.” 
Pemberian Allah Subhanahu wa Ta‟ala utk Satu Tujuan yg Mulia 
Dari sekian ni‟mat yg telah dikaruniakan oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala kepada kita mari 
kita mencoba menghitungnya. Sudah berapakah dlm kalkulasi kita ni‟mat yg telah kita 
syukuri dan dari sekian ni‟mat yg telah kita pergunakan utk bermaksiat kepada-Nya. Jika kita 
menemukan kalkulasi yg baik mk pujilah Allah Subhanahu wa Ta‟ala krn Dia telah 
memberimu kesempatan yg baik. Jika kita menemukan sebalik mk janganlah engkau mencela 
melainkan dirimu sendiri.1 
Setiap orang bisa mengatakan bahwa semua yg ada di dunia ini merupakan pemberian Allah 
Subhanahu wa Ta‟ala. Tahukah anda apa rahasia di balik pemberian Allah Subhanahu wa 
Ta‟ala tersebut? 
Ketahuilah bahwa keni‟matan yg berlimpah ruah bukanlah tujuan diciptakan manusia dan 
bukan pula sebagai wujud cinta Allah Subhanahu wa Ta‟ala kepada manusia tersebut. Allah 
Subhanahu wa Ta‟ala menciptakan manusia utk sebuah kemuliaan bagi dan menjadikan 
segala ni‟mat itu sebagai perantara utk menyampaikan kepada kemuliaan tersebut. Tujuan itu 
adl utk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala saja sebagaimana hal ini disebutkan
dlm firman-Nya: 
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah 
kepada-Ku.” 
Bagi orang yg berakal akan berusaha mencari rahasia di balik pemberian Allah Subhanahu 
wa Ta‟ala yg berlimpah ruah tersebut. Setelah dia menemukan jawaban yaitu utk beribadah 
kepada-Nya saja mk dia akan mengetahui pula bahwa dunia bukan sebagai tujuan. 
Sebagai bukti yaitu ada kematian setelah hidup ini dan ada kehidupan setelah kematian 
diiringi dgn persidangan dan pengadilan serta pembalasan dari Allah l. 
Itulah kehidupan yg hakiki di akhirat nanti. Kesimpulan seperti ini akan mengantarkan 
kepada: 
1. Dunia bukan tujuan hidup. 
2. Keni‟matan yg ada pada bukan tujuan diciptakan manusia akan tetapi sebagai perantara utk 
suatu tujuan yg mulia. 
3. Semangat beramal utk tujuan hidup yg hakiki dan kekal. 
Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Ketahuilah bahwa ni‟mat itu ada dua bentuk 
ni‟mat yg menjadi tujuan dan ni‟mat yg menjadi perantara menuju tujuan. Nikmat yg 
merupakan tujuan adl kebahagiaan akhirat dan nilai akan kembali kepada empat perkara. 
Pertama: Kekekalan dan tdk ada kebinasaan setelah 
Kedua: Kebahagian yg tdk ada duka setelahnya 
Ketiga: Ilmu yg tdk ada kejahilan setelahnya 
Keempat: Kaya yg tdk ada kefakiran setelahnya. 
Semua ini merupakan kebahagiaan yg hakiki. Adapun bagian yg kedua adl sebagai perantara 
menuju kebahagiaan yg disebutkan dan ini ada empat perkara: 
Pertama: Keutamaan diri sendiri seperti keimanan dan akhlak yg baik. 
Kedua: Keutamaan pada badan seperti kekuatan dan kesehatan dan sebagainya. 
Ketiga: Keutamaan yg terkait dgn badan seperti harta kedudukan dan keluarga. 
Keempat: Sebab-sebab yg menghimpun ni’mat-ni’mat tersebut dgn segala keutamaan 
seperti hidayah bimbingan kebaikan pertolongan dan semua ni’mat ini adl besar.” 
Untaian Indah dari Ibnu Qudamah 
“Ketahuilah bahwa segala yg dicari oleh tiap orang adl ni‟mat. Akan tetapi keni‟matan yg 
hakiki adl kebahagiaan di akhirat kelak dan segala ni‟mat selain akan lenyap. Semua perkara 
yg disandarkan kepada kita ada empat macam: 
Pertama: Sesuatu yg bermanfaat di dunia dan di akhirat seperti ilmu dan akhlak yg baik. 
Inilah keni‟matan yg hakiki. 
Kedua: Sesuatu yg memudaratkan di dunia dan di akhirat. Ini merupakan bala‟ yg hakiki. 
Ketiga: Bermanfaat di dunia akan tetapi memudaratkan di akhirat seperti berlezat-lezat dan 
mengikuti hawa nafsu. Ini sesungguh bala bagi orang yg berakal sekalipun orang jahil 
menganggap ni‟mat. Seperti seseorang yg sedang lapar lalu menemukan madu yg bercampur 
racun. Bila tdk mengetahui dia menganggap sebuah ni‟mat dan jika mengetahui dia 
menganggap sebagai malapetaka. 
Keempat: Memudaratkan di dunia namun akan bermanfaat di akhirat sebagai ni‟mat bagi 
orang yg berakal. Contoh obat bila dirasakan sangat pahit dan pada akhir akan 
menyembuhkan .
Seorang anak bila dipaksa utk meminum dia menyangka sebagai malapetaka dan orang yg 
berakal akan menganggap sebagai ni‟mat. Demikian juga bila seorang anak butuh utk 
dibekam sang bapak berusaha menyuruh dan memerintahkan anak utk melakukannya. 
Namun sang anak tdk bisa melihat akibat di belakang yg akan muncul berupa kesembuhan. 
sang ibu akan berusaha mencegah krn cinta yg tinggi kepada anak tersebut krn sang ibu tdk 
tahu tentang maslahat yg akan muncul dari pengobatan tersebut. 
Sang anak menuruti apa kata ibunya. Hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan sehingga ia lbh 
menuruti ibu daripada bapaknya. Bersamaan dgn itu sang anak menganggap bapak sebagai 
musuh. Jika sang anak berakal niscaya dia akan menyimpulkan bahwa sang ibu merupakan 
musuh sesungguh dlm wujud teman dekat. Karena larangan sang ibu utk berbekam akan 
menggiring kepada penyakit yg lbh besar dibandingkan sakit krn berbekam. 
Karena itu teman yg jahil lbh berbahaya dari seorang musuh yg berakal. Dan tiap orang 
menjadi teman diri sendiri akan tetapi nafsu merupakan teman yg jahil. Nafsu akan berbuat 
pada diri apa yg tdk diperbuat oleh musuh.” 
Syukur dlm Tinjauan Bahasa dan Agama 
Syukur secara bahasa adl nampak bekas makan pada badan binatang dgn jelas. Binatang yg 
syakur artinya: Apabila nampak pada kegemukan krn makan melebihi takarannya. 
Adapun dlm tinjauan agama syukur adalah: Nampak pengaruh ni‟mat Allah Subhanahu wa 
Ta‟ala atas seorang hamba melalui lisan dgn cara memuji dan mengakuinya; melalui hati dgn 
cara meyakini dan cinta; serta melalui anggota badan dgn penuh ketundukan dan ketaatan. 
Ada juga yg mendefinisikan syukur dgn makna lain seperti: 
1. Mengakui ni‟mat yg diberikan dgn penuh ketundukan. 
2. Memuji yg memberi ni‟mat atas ni‟mat yg diberikannya. 
3. Cinta hati kepada yg memberi ni‟mat dan anggota badan dgn ketaatan serta lisan dgn cara 
memuji dan menyanjungnya. 
4. Menyaksikan keni‟matan dan menjaga keharaman. 
5. Mengetahui kelemahan diri dari bersyukur. 
6. Menyandarkan ni‟mat tersebut kepada pemberi dgn ketenangan. 
7. Engkau melihat dirimu orang yg tdk pantas utk mendapatkan ni‟mat. 
8. Mengikat ni‟mat yg ada dan mencari ni‟mat yg tdk ada. 
Masih banyak lagi definisi para ulama tentang syukur akan tetapi semua kembali kepada 
penjelasan Ibnul Qayyim sebagaimana disebutkan di atas. 
Yang jelas syukur adl sebuah istilah yg digunakan pada pengakuan/ pengetahuan akan sebuah 
ni‟mat. Karena mengetahui ni‟mat merupakan jalan utk mengetahui Dzat yg memberi ni‟mat. 
Oleh krn itu Allah Subhanahu wa Ta‟ala menamakan Islam dan iman di dlm Al-Qur`an dgn 
syukur. Dari sini diketahui bahwa mengetahui sebuah ni‟mat merupakan rukun dari rukun-rukun 
syukur. 
Apabila seorang hamba mengetahui sebuah ni‟mat mk dia akan mengetahui yg memberi 
ni‟mat. Ketika seseorang mengetahui yg memberi ni‟mat tentu dia akan mencintai-Nya dan 
terdorong utk bersungguh-sungguh mensyukuri ni‟mat-Nya. 
Syukur Tidak Sempurna Melainkan dgn Mengetahui Apa yg Dicintai Allah l 
Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Ketahuilah bahwa syukur dan tdk kufur tdk 
akan sempurna melainkan dgn mengetahui segala apa yg dicintai oleh Allah l. Sebab makna 
syukur adl mempergunakan segala karunia Allah Subhanahu wa Ta‟ala kepada apa yg
dicintai-Nya dan kufur ni‟mat adl sebaliknya. Bisa juga dgn tdk memanfaatkan ni‟mat 
tersebut atau mempergunakan pada apa yg dimurkai-Nya.” 
Makna Syukur 
Syukur memiliki tiga makna. 
Pertama: Mengetahui adl sebuah ni‟mat. Arti dia menghadirkan dlm benak mempersaksikan 
dan memilahnya. Hal ini akan bisa terwujud dlm benak sebagaimana terwujud dlm 
kenyataan. Sebab banyak orang yg jika engkau berbuat baik kepada namun dia tdk 
mengetahui . Gambaran ini bukan termasuk dari syukur. 
Kedua: Menerima ni‟mat tersebut dgn menampakkan butuh kepadanya. Dan bahwa sampai 
ni‟mat tersebut kepada bukan sebagai satu keharusan hak bagi dari Allah Subhanahu wa 
Ta‟ala dan tanpa membeli dgn harga. Bahkan dia melihat diri di hadapan Allah Subhanahu 
wa Ta‟ala seperti seorang tamu yg tdk diundang. 
Ketiga: Memuji yg memberi ni‟mat. dlm hal ini ada dua bentuk yaitu umum dan khusus. 
Pujian yg bersifat umum adl menyifati pemberi ni‟mat dgn sifat dermawan kebaikan luas 
pemberian dan sebagainya. Pujian yg bersifat khusus adl menceritakan ni‟mat tersebut dan 
memberitahukan bahwa ni‟mat tersebut sampai kepada dia krn sebab Sang Pemberi tersebut. 
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta‟ala: 
“Dan adapun tentang ni‟mat Rabbmu mk ceritakanlah.” (Madarijus Salikin 2/247-248) 
Menceritakan Sebuah Nikmat Termasuk Syukur 
Menceritakan sebuah ni‟mat yg dia dapatkan kepada orang lain termasuk dlm kategori 
syukur. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam: 
“Barangsiapa yg diberikan kebaikan kepada hendaklah dia membalas dan jika dia tdk 
mendapatkan sesuatu utk membalas hendaklah dia memujinya. Karena jika dia memuji 
sungguh dia telah berterima kasih dan jika dia menyembunyikan sungguh dia telah kufur. 
Dan barangsiapa yg berhias dgn sesuatu yg dia tdk diberi sama hal dgn orang yg memakai 
dua baju kedustaan.” 
Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman: 
“Dan adapun tentang ni‟mat Rabbmu mk ceritakanlah.” 
Menceritakan ni‟mat yg diperintahkan di dlm ayat ini ada dua pendapat di kalangan para 
ulama. 
Pertama: Menceritakan ni‟mat tersebut dan memberitahukan kepada orang lain seperti dgn 
ucapan: “Allah Subhanahu wa Ta‟ala telah memberiku ni‟mat demikian dan demikian.”
Kedua: Menceritakan ni‟mat yg dimaksud di dlm ayat ini adl berdakwah di jalan Allah 
Subhanahu wa Ta‟ala menyampaikan risalah-Nya dan mengajarkan umat. 
Dari kedua pendapat tersebut Ibnul Qayyim rahimahullahu dlm Madarijus Salikin mentarjih 
dgn perkataan beliau: “Yang benar ayat ini mencakup kedua makna tersebut. Karena masing-masing 
adl ni‟mat yg kita diperintahkan utk mensyukuri menceritakan dan menampakkan 
sebagai wujud kesyukuran.” 
Beliau berkata: “Dalam sebuah atsar yg lain dan marfu‟ disebutkan: 
“Barangsiapa tdk mensyukuri yg sedikit mk dia tdk akan mensyukuri atas yg banyak dan 
barangsiapa yg tdk berterima kasih kepada manusia mk dia tdk bersyukur kepada Allah. 
Menceritakan sebuah ni‟mat kepada orang lain termasuk dari syukur dan meninggalkan adl 
kufur bersatu adl rahmat dan bercerai berai adl azab.” (Madarijus Salikin 2/248) 
Dengan Apa Seorang Hamba Bersyukur? 
Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Syukur bisa dilakukan dgn hati lisan dan 
anggota badan. Adapun dgn hati adl berniat utk melakukan kebaikan dan menyembunyikan 
pada khayalak ramai. Adapun dgn lisan adl menampakkan kesyukuran itu dgn memuji Allah 
Subhanahu wa Ta‟ala. Arti menampakkan keridhaan kepada Allah k. Dan hal ini sangat 
dituntut sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam: 
„Menceritakan ni‟mat itu adl wujud kesyukuran dan meninggalkan adl wujud kekufuran.‟ 
Adapun dgn anggota badan adl mempergunakan ni‟mat-ni‟mat Allah Subhanahu wa Ta‟ala 
tersebut dlm ketaatan kepada-Nya dan menjaga diri dari bermaksiat dengannya. Termasuk 
kesyukuran terhadap ni‟mat kedua mata adl dgn cara menutup tiap aib yg dilihat pada 
seorang muslim. Dan termasuk kesyukuran atas ni‟mat kedua telinga adl menutup tiap aib yg 
didengar. Penampilan seperti ini termasuk wujud kesyukuran terhadap anggota badan.” 
Ibnul Qayyim rahimahullahu menjelaskan: “Syukur itu bisa dilakukan oleh hati dgn tunduk 
dan kepasrahan oleh lisan dgn mengakui ni‟mat tersebut dan oleh anggota badan dgn ketaatan 
dan penerimaan.” 
Derajat Syukur 
Syukur memiliki tiga tingkatan: 
Pertama: Bersyukur krn mendapatkan apa yg disukai. 
Tingkat syukur ini bisa juga dilakukan orang Islam dan non Islam seperti Yahudi dan Nasrani 
bahkan Majusi. Namun Ibnul Qayyim rahimahullahu menjelaskan: “Jika engkau mengetahui 
hakikat syukur dan di antara hakikat syukur adl menjadikan ni‟mat tersebut membantu dlm 
ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan mencari ridha-Nya niscaya engkau akan 
mengetahui bahwa kaum musliminlah yg pantas menyandang derajat syukur ini. 
„Aisyah radhiyallahu „anha telah menulis surat kepada Mu‟awiyah radhiyallahu „anhu: 
„Sesungguh tingkatan kewajiban yg paling kecil atas orang yg diberi ni‟mat adl tdk 
menjadikan ni‟mat tersebut sebagai jembatan utk bermaksiat kepada-Nya‟.”
Kedua: Mensyukuri sesuatu yg tdk disukai. Orang yg melakukan jenis syukur ini adl orang 
yg sikap sama dlm semua keadaan sebagai bukti keridhaannya. 
Ibnul Qayyim rahimahullahu menjelaskan: “Bersyukur atas sesuatu yg tdk disukai lbh berat 
dan lbh sulit dibandingkan mensyukuri yg disenangi. Oleh sebab itulah syukur yg kedua ini 
di atas jenis syukur yg pertama. Syukur jenis kedua ini tdk dilakukan kecuali oleh salah satu 
dari dua jenis orang: 
 Seseorang yg semua keadaan sama. Arti sikap sama terhadap yg disukai dan tdk disukai 
dan dia bersyukur atas semua sebagai bukti keridhaan diri terhadap apa yg terjadi. Ini 
merupakan kedudukan ridha. 
 Seseorang yg bisa membedakan keadaannya. Dia tdk menyukai sesuatu yg tdk 
menyenangkan dan tdk ridha bila menimpanya. Namun bila sesuatu yg tdk menyenangkan 
menimpa dia tetap mensyukurinya. Kesyukuran sebagai pemadam kemarahan sebagai 
penutup dari berkeluh kesah dan demi menjaga adab serta menempuh jalan ilmu. Karena 
sesungguh adab dan ilmu akan membimbing seseorang utk bersyukur di waktu senang 
maupun susah. 
Tentu yg pertama lbh tinggi dari yg kedua. 
Ketiga: Seseorang seolah-olah tdk menyaksikan kecuali Yang memberi keni‟matan. Arti 
bila dia melihat yg memberi keni‟matan dlm rangka ibadah dia akan menganggap besar 
ni‟mat tersebut. Dan bila dia menyaksikan yg memberi keni‟matan krn rasa cinta niscaya 
semua yg berat akan terasa manis baginya. 
Manusia dan Syukur 
Kita telah mengetahui bahwa syukur merupakan salah satu sifat yg terpuji dan sifat yg 
dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Akan tetapi tdk semua orang bisa mendapatkannya. 
Arti ada yg diberi oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan ada pula yg tidak. 
Manusia dan syukur terbagi menjadi tiga golongan: 
Pertama: Orang yg mensyukuri ni‟mat yg diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala. 
Kedua: Orang yg menentang ni‟mat yg diberikan alias kufur ni‟mat. 
Ketiga: Orang yg berpura-pura syukur padahal dia bukan orang yg bersyukur. Orang yg 
seperti ini dimisalkan dgn orang yg berhias dgn sesuatu yg tdk dia tdk miliki. 
Dalil-dalil tentang Syukur 
“Bersyukurlah kalian kepada Allah jika hanya kepada-Nya kalian menyembah.” 
“Maka ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengingat kalian dan bersyukurlah 
kalian kepada-Ku dan jangan kalian kufur.” 
“Dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya dan kepada-Nya kalian dikembalikan.” 
“Dan Allah akan membalas orang2 yg bersyukur.” 
“Dan ingatlah ketika Rabb kalian memaklumkan: Jika kalian bersyukur niscaya Kami akan
menambah dan jika kalian mengkufuri sungguh azab-Ku sangat pedih.” 
Dari „Aisyah radhiyallahu „anha ia berkata: 
: 
: 
“Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam bangun di malam hari sampai pecah-pecah kedua kaki 
beliau lalu „Aisyah berkata: „Ya Rasulullah kenapa engkau melakukan yg demikian padahal 
Allah telah mengampuni dosamu yg telah lewat dan akan datang?‟ Beliau menjawab: 
„Apakah aku tdk suka menjadi hamba yg bersyukur?‟” 
Masih banyak dalil lain yg menjelaskan tentang keutamaan syukur dan anjuran dari Allah 
Subhanahu wa Ta‟ala dan Rasul-Nya. Semoga apa yg dibawakan di sini mewakili yg tdk 
disebutkan. 
Ancaman bagi orang2 yg Tidak Bersyukur 
Yang tdk bersyukur lbh banyak dari yg bersyukur. Hal ini tdk bisa dipungkiri oleh orang yg 
berakal bersih. Sebagaimana orang yg ingkar kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala lbh banyak 
dari yg beriman. Demikianlah keterangan Allah Subhanahu wa Ta‟ala di dlm firman-Nya: 
“Dan sedikit dari hamba-hambaKu yg bersyukur.” 
Sebuah peringatan tentu akan bermanfaat bagi orang yg beriman. Di mana Allah Subhanahu 
wa Ta‟ala telah memperingatkan dari kufur ni‟mat setelah memerintahkan utk bersyukur dan 
menjelaskan keutamaan yg akan di dapati sebagaimana penjelasan Al-Imam As-Sa‟di 
rahimahullahu dlm tafsir beliau: “Jika seseorang bersyukur niscaya Allah Subhanahu wa 
Ta‟ala akan mengabadikan ni‟mat yg dia berada pada dan menambah dgn ni‟mat yg lain.” 
Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman: 
“Dan Rabb kalian telah mengumumkan jika kalian bersyukur niscaya Kami akan menambah 
dan jika kalian mengkufuri sungguh azab-Ku sangat pedih.” 
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu menjelaskan: “Jika kalian mengkufuri ni‟mat menutup-nutupi 
dan menentang mk yaitu dgn dicabut ni‟mat tersebut dan siksa Allah Subhanahu wa 
Ta‟ala menimpa dgn sebab kekufurannya. Dan disebutkan dlm sebuah hadits: „Sesungguh 
seseorang diharamkan utk mendapatkan rizki krn dosa yg diperbuatnya‟.” 
Syukur dan Sabar 
Kita akan bertanya: “Jika engkau ditimpa sebuah musibah lalu engkau mensyukuri mk tentu 
pada sikap kesyukuranmu terdapat sifat sabar dan sifat ridha terhadap musibah yg menimpa 
dirimu. Dan kita mengetahui bahwa ridha merupakan bagian dari kesabaran. Sementara 
syukur merupakan buah dari sifat ridha.” 
Ibnul Qayyim rahimahullahu menjelaskan: “Syukur termasuk kedudukan yg paling tinggi dan 
lbh tinggi -bahkan jauh libih tinggi- daripada kedudukan ridha. Di mana sifat ridha masuk 
dlm syukur krn mustahil syukur ada tanpa ridha.” 
Kenapa Kebanyakan Orang Tidak Bersyukur? 
Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Makhluk ini tdk mau mensyukuri ni‟mat krn 
pada ada dua yaitu kejahilan dan kelalaian. Kedua sifat ini menghalangi mereka utk 
mengetahui ni‟mat. Karena tdk tergambar bahwa seseorang akan bisa bersyukur tanpa 
mengetahui ni‟mat . Jika pun mereka mengetahui ni‟mat mereka menyangka bahwa
bersyukur itu hanya sebatas mengucapkan alhamdulillah atau syukrullah dgn lisan. Mereka 
tdk mengetahui bahwa makna syukur adl mempergunakan ni‟mat pada jalan ketaatan kepada 
Allah l.” 
Kesimpulan ucapan Ibnu Qudamah rahimahullahu adl bahwa manusia banyak tdk bersyukur 
krn ada dua perkara yg melandasi yaitu kejahilan dan kelalaian. 
Mengobati Kelalaian dari Bersyukur 
Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Hati yg hidup akan menggali segala macam 
ni‟mat diberikan. Adapun hati yg jahil tdk akan menganggap sebuah ni‟mat sebagai ni‟mat 
kecuali setelah bala‟ menimpanya. Cara hendaklah dia terus memandang kepada yg lbh 
rendah dari dan berusaha berbuat apa yg telah dilakukan oleh orang2 terdahulu. Mendatangi 
tempat orang yg sedang sakit dan melihat berbagai macam ujian yg sedang menimpa mereka 
kemudian berpikir tentang ni‟mat sehat dan keselamatan. Menyaksikan jenazah orang yg 
terbunuh dipotong tangan mereka kaki-kaki mereka dan diazab lalu dia bersyukur atas 
keselamatan diri dari berbagai azab.” 
Wallahu a‟lam. 
Demikianlah makna yg telah disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam dlm 
hadits yg diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari shahabat Abu Dzar radhiyallahu „anhu. 
Sumber: www.asysyariah.com

More Related Content

What's hot (16)

Pai kelas 9. bab 10.
Pai kelas 9. bab 10. Pai kelas 9. bab 10.
Pai kelas 9. bab 10.
 
CTU101 Konsep Rukun Iman (Hari Akhirat, Qada' & Qadar)
CTU101 Konsep Rukun Iman (Hari Akhirat, Qada' & Qadar)CTU101 Konsep Rukun Iman (Hari Akhirat, Qada' & Qadar)
CTU101 Konsep Rukun Iman (Hari Akhirat, Qada' & Qadar)
 
Makalah taubat dan raja
Makalah taubat dan rajaMakalah taubat dan raja
Makalah taubat dan raja
 
Lalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uas_PAI
Lalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uas_PAILalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uas_PAI
Lalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uas_PAI
 
Qada dan qadar
Qada dan qadarQada dan qadar
Qada dan qadar
 
Qadha dan qadar
Qadha dan qadarQadha dan qadar
Qadha dan qadar
 
Ppt kitab
Ppt kitabPpt kitab
Ppt kitab
 
Ppt kitab
Ppt kitabPpt kitab
Ppt kitab
 
Iman Kepada Allah Swt2dani Yahya
Iman Kepada Allah Swt2dani YahyaIman Kepada Allah Swt2dani Yahya
Iman Kepada Allah Swt2dani Yahya
 
Qadar
QadarQadar
Qadar
 
MAKALAH Materi 2 Kelompok 6
MAKALAH Materi 2 Kelompok 6MAKALAH Materi 2 Kelompok 6
MAKALAH Materi 2 Kelompok 6
 
Ppt taubat dan raja
Ppt taubat dan rajaPpt taubat dan raja
Ppt taubat dan raja
 
iman kepada qada dan qadar
iman kepada qada dan qadariman kepada qada dan qadar
iman kepada qada dan qadar
 
Asmaul husna : Al-Hakim, Al-Wakil, Al-Mukmin, Al-Adl, Al-Akhir
Asmaul husna : Al-Hakim, Al-Wakil, Al-Mukmin, Al-Adl, Al-AkhirAsmaul husna : Al-Hakim, Al-Wakil, Al-Mukmin, Al-Adl, Al-Akhir
Asmaul husna : Al-Hakim, Al-Wakil, Al-Mukmin, Al-Adl, Al-Akhir
 
Qabadh dan basath
Qabadh dan basathQabadh dan basath
Qabadh dan basath
 
Qadha' dan qadar
Qadha' dan qadarQadha' dan qadar
Qadha' dan qadar
 

Similar to Nikmat allah syukurilah dan ujian

Hadis 5 Arbain Nawawi/ustadz Gaul
Hadis 5 Arbain Nawawi/ustadz GaulHadis 5 Arbain Nawawi/ustadz Gaul
Hadis 5 Arbain Nawawi/ustadz Gaul
Abdul Muchith
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Muhsin Hariyanto
 
Nikmat allah swt dibalik hal hal negatif
Nikmat allah swt dibalik hal hal negatifNikmat allah swt dibalik hal hal negatif
Nikmat allah swt dibalik hal hal negatif
An-Nafa Alfauzan
 
Menata Hati Menggapai Ridla Ilahi
Menata Hati Menggapai Ridla IlahiMenata Hati Menggapai Ridla Ilahi
Menata Hati Menggapai Ridla Ilahi
atiyu
 
Hikmah beriman kepada hari akhir dan membiasakan perilaku
Hikmah beriman kepada hari akhir dan membiasakan perilakuHikmah beriman kepada hari akhir dan membiasakan perilaku
Hikmah beriman kepada hari akhir dan membiasakan perilaku
NurfaisyalAnas
 

Similar to Nikmat allah syukurilah dan ujian (20)

Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Hadis 5 Arbain Nawawi/ustadz Gaul
Hadis 5 Arbain Nawawi/ustadz GaulHadis 5 Arbain Nawawi/ustadz Gaul
Hadis 5 Arbain Nawawi/ustadz Gaul
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
Tujuh kalimah dimuliakan allah swt dan malaikat
Tujuh kalimah dimuliakan allah swt dan malaikatTujuh kalimah dimuliakan allah swt dan malaikat
Tujuh kalimah dimuliakan allah swt dan malaikat
 
Nikmat allah swt dibalik hal hal negatif
Nikmat allah swt dibalik hal hal negatifNikmat allah swt dibalik hal hal negatif
Nikmat allah swt dibalik hal hal negatif
 
Makalah materi 1 kelompok 4
Makalah materi 1 kelompok 4Makalah materi 1 kelompok 4
Makalah materi 1 kelompok 4
 
Menata Hati Menggapai Ridla Ilahi
Menata Hati Menggapai Ridla IlahiMenata Hati Menggapai Ridla Ilahi
Menata Hati Menggapai Ridla Ilahi
 
kenapa kita butuh - tazkiyatun nafs - the gang offur
kenapa kita butuh - tazkiyatun nafs - the gang offurkenapa kita butuh - tazkiyatun nafs - the gang offur
kenapa kita butuh - tazkiyatun nafs - the gang offur
 
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalihKhutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
 
Adab menuntut ilmu
Adab menuntut ilmuAdab menuntut ilmu
Adab menuntut ilmu
 
Hikmah beriman kepada hari akhir dan membiasakan perilaku
Hikmah beriman kepada hari akhir dan membiasakan perilakuHikmah beriman kepada hari akhir dan membiasakan perilaku
Hikmah beriman kepada hari akhir dan membiasakan perilaku
 
Tahajud
TahajudTahajud
Tahajud
 
Sifat mahmudah
Sifat mahmudahSifat mahmudah
Sifat mahmudah
 
Program Keajaiban Sedekah
Program Keajaiban SedekahProgram Keajaiban Sedekah
Program Keajaiban Sedekah
 
Program keajaiban sedekah
Program keajaiban sedekahProgram keajaiban sedekah
Program keajaiban sedekah
 
Akhlaq Ustadz Terhadap Diri Sendiri
Akhlaq Ustadz Terhadap Diri SendiriAkhlaq Ustadz Terhadap Diri Sendiri
Akhlaq Ustadz Terhadap Diri Sendiri
 
Kelas ba3m
Kelas ba3mKelas ba3m
Kelas ba3m
 
Thauhid
ThauhidThauhid
Thauhid
 
Empat tanda keimanan
Empat tanda keimananEmpat tanda keimanan
Empat tanda keimanan
 
Cara pengobatan dengan_quran
Cara pengobatan dengan_quranCara pengobatan dengan_quran
Cara pengobatan dengan_quran
 

More from Helmon Chan (20)

We believe in_all_the_prophets_and_the_messengers
We believe in_all_the_prophets_and_the_messengersWe believe in_all_the_prophets_and_the_messengers
We believe in_all_the_prophets_and_the_messengers
 
Understand quran
Understand   quranUnderstand   quran
Understand quran
 
The message of_islam
The message of_islamThe message of_islam
The message of_islam
 
My lord i_love_you
My   lord i_love_youMy   lord i_love_you
My lord i_love_you
 
Hajj and umrah
Hajj    and  umrahHajj    and  umrah
Hajj and umrah
 
Haji and umrah
Haji   and umrahHaji   and umrah
Haji and umrah
 
Haji and umrah
Haji and umrahHaji and umrah
Haji and umrah
 
Turkish Islam 08
Turkish Islam      08Turkish Islam      08
Turkish Islam 08
 
Turkish Islam 09
Turkish Islam   09Turkish Islam   09
Turkish Islam 09
 
Turkish Islam 10
Turkish Islam  10Turkish Islam  10
Turkish Islam 10
 
Turkish Islam 15
Turkish Islam  15Turkish Islam  15
Turkish Islam 15
 
Turkish Islam 16
Turkish Islam  16Turkish Islam  16
Turkish Islam 16
 
Turkish Islam 17
Turkish Islam  17Turkish Islam  17
Turkish Islam 17
 
Turkish Islam 18
Turkish Islam  18Turkish Islam  18
Turkish Islam 18
 
Turkish Islam 03
Turkish Islam 03Turkish Islam 03
Turkish Islam 03
 
Turkish Islam 02
Turkish Islam  02Turkish Islam  02
Turkish Islam 02
 
Yoruba Islam 01
Yoruba Islam  01Yoruba Islam  01
Yoruba Islam 01
 
Yoruba Islam 03
Yoruba Islam  03Yoruba Islam  03
Yoruba Islam 03
 
Yoruba Islam 05
Yoruba Islam  05Yoruba Islam  05
Yoruba Islam 05
 
telugu islam 13
telugu  islam 13telugu  islam 13
telugu islam 13
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 

Nikmat allah syukurilah dan ujian

  • 1. Nikmat Allah Syukurilah dan Ujian-Nya Sabarilah penulis Al-Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah An-Nawawi
  • 2. Demikian banyak ni‟mat Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Tidak ada satupun manusia yg bisa menghitung meski menggunakan alat secanggih apapun. Pernahkah kita berpikir utk apa Allah Subhanahu wa Ta‟ala memberikan demikian banyak ni‟mat kepada para hamba-Nya? Untuk sekedar menghabiskan ni‟mat-ni‟mat tersebut atau ada tujuan lain? Luas Pemberian Allah Subhanahu wa Ta‟ala Sungguh betapa besar dan banyak ni‟mat yg telah dikaruniakan Allah Subhanahu wa Ta‟ala kepada kita. Setiap hari silih berganti kita merasakan satu ni‟mat kemudian beralih kepada ni‟mat yg lain. Di mana kita terkadang tdk membayangkan sebelum akan terjadi dan mendapatkannya. Sangat besar dan banyak krn tdk bisa utk dibatasi atau dihitung dgn alat secanggih apapun di masa kini. Semua ini tentu mengundang kita utk menyimpulkan betapa besar karunia dan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta‟ala kepada hamba-hamba-Nya. dlm realita kehidupan kita menemukan keadaan yg memprihatinkan. Yaitu mayoritas manusia dlm keingkaran dan kekufuran kepada Pemberi Nikmat. Puncak adl menyamakan pemberi ni‟mat dgn makhluk yg keadaan makhluk itu sendiri sangat butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Tentu hal ini termasuk dari kedzaliman di atas kedzaliman sebagaimana dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala di dlm firman-Nya: “Sesungguh kesyirikan itu adl kedzaliman yg paling besar.” Kendati demikian Allah Subhanahu wa Ta‟ala tetap memberikan kepada mereka sebagian karunia-Nya disebabkan “kasih sayang-Nya mendahului murka-Nya” dan membukakan bagi mereka pintu utk bertaubat. Oleh sebab itu tdk ada alasan bagi hamba ini untuk: - Ingkar dan kufur kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala serta menyamakan Allah Subhanahu wa Ta‟ala dgn makhluk-Nya yg sangat butuh kepada-Nya. - Menyombongkan diri serta angkuh dgn tdk mau melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan meninggalkan larangan-larangan-Nya atau tdk mau menerima kebenaran dan mengentengkan orang lain. - Tidak mensyukuri pemberian Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman: “Dan ni‟mat apapun yg kalian dapatkan adl datang dari Allah.” “Dan jika kalian menghitung ni‟mat Allah niscaya kalian tdk akan sanggup.” Pemberian Allah Subhanahu wa Ta‟ala utk Satu Tujuan yg Mulia Dari sekian ni‟mat yg telah dikaruniakan oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala kepada kita mari kita mencoba menghitungnya. Sudah berapakah dlm kalkulasi kita ni‟mat yg telah kita syukuri dan dari sekian ni‟mat yg telah kita pergunakan utk bermaksiat kepada-Nya. Jika kita menemukan kalkulasi yg baik mk pujilah Allah Subhanahu wa Ta‟ala krn Dia telah memberimu kesempatan yg baik. Jika kita menemukan sebalik mk janganlah engkau mencela melainkan dirimu sendiri.1 Setiap orang bisa mengatakan bahwa semua yg ada di dunia ini merupakan pemberian Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Tahukah anda apa rahasia di balik pemberian Allah Subhanahu wa Ta‟ala tersebut? Ketahuilah bahwa keni‟matan yg berlimpah ruah bukanlah tujuan diciptakan manusia dan bukan pula sebagai wujud cinta Allah Subhanahu wa Ta‟ala kepada manusia tersebut. Allah Subhanahu wa Ta‟ala menciptakan manusia utk sebuah kemuliaan bagi dan menjadikan segala ni‟mat itu sebagai perantara utk menyampaikan kepada kemuliaan tersebut. Tujuan itu adl utk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala saja sebagaimana hal ini disebutkan
  • 3. dlm firman-Nya: “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah kepada-Ku.” Bagi orang yg berakal akan berusaha mencari rahasia di balik pemberian Allah Subhanahu wa Ta‟ala yg berlimpah ruah tersebut. Setelah dia menemukan jawaban yaitu utk beribadah kepada-Nya saja mk dia akan mengetahui pula bahwa dunia bukan sebagai tujuan. Sebagai bukti yaitu ada kematian setelah hidup ini dan ada kehidupan setelah kematian diiringi dgn persidangan dan pengadilan serta pembalasan dari Allah l. Itulah kehidupan yg hakiki di akhirat nanti. Kesimpulan seperti ini akan mengantarkan kepada: 1. Dunia bukan tujuan hidup. 2. Keni‟matan yg ada pada bukan tujuan diciptakan manusia akan tetapi sebagai perantara utk suatu tujuan yg mulia. 3. Semangat beramal utk tujuan hidup yg hakiki dan kekal. Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Ketahuilah bahwa ni‟mat itu ada dua bentuk ni‟mat yg menjadi tujuan dan ni‟mat yg menjadi perantara menuju tujuan. Nikmat yg merupakan tujuan adl kebahagiaan akhirat dan nilai akan kembali kepada empat perkara. Pertama: Kekekalan dan tdk ada kebinasaan setelah Kedua: Kebahagian yg tdk ada duka setelahnya Ketiga: Ilmu yg tdk ada kejahilan setelahnya Keempat: Kaya yg tdk ada kefakiran setelahnya. Semua ini merupakan kebahagiaan yg hakiki. Adapun bagian yg kedua adl sebagai perantara menuju kebahagiaan yg disebutkan dan ini ada empat perkara: Pertama: Keutamaan diri sendiri seperti keimanan dan akhlak yg baik. Kedua: Keutamaan pada badan seperti kekuatan dan kesehatan dan sebagainya. Ketiga: Keutamaan yg terkait dgn badan seperti harta kedudukan dan keluarga. Keempat: Sebab-sebab yg menghimpun ni’mat-ni’mat tersebut dgn segala keutamaan seperti hidayah bimbingan kebaikan pertolongan dan semua ni’mat ini adl besar.” Untaian Indah dari Ibnu Qudamah “Ketahuilah bahwa segala yg dicari oleh tiap orang adl ni‟mat. Akan tetapi keni‟matan yg hakiki adl kebahagiaan di akhirat kelak dan segala ni‟mat selain akan lenyap. Semua perkara yg disandarkan kepada kita ada empat macam: Pertama: Sesuatu yg bermanfaat di dunia dan di akhirat seperti ilmu dan akhlak yg baik. Inilah keni‟matan yg hakiki. Kedua: Sesuatu yg memudaratkan di dunia dan di akhirat. Ini merupakan bala‟ yg hakiki. Ketiga: Bermanfaat di dunia akan tetapi memudaratkan di akhirat seperti berlezat-lezat dan mengikuti hawa nafsu. Ini sesungguh bala bagi orang yg berakal sekalipun orang jahil menganggap ni‟mat. Seperti seseorang yg sedang lapar lalu menemukan madu yg bercampur racun. Bila tdk mengetahui dia menganggap sebuah ni‟mat dan jika mengetahui dia menganggap sebagai malapetaka. Keempat: Memudaratkan di dunia namun akan bermanfaat di akhirat sebagai ni‟mat bagi orang yg berakal. Contoh obat bila dirasakan sangat pahit dan pada akhir akan menyembuhkan .
  • 4. Seorang anak bila dipaksa utk meminum dia menyangka sebagai malapetaka dan orang yg berakal akan menganggap sebagai ni‟mat. Demikian juga bila seorang anak butuh utk dibekam sang bapak berusaha menyuruh dan memerintahkan anak utk melakukannya. Namun sang anak tdk bisa melihat akibat di belakang yg akan muncul berupa kesembuhan. sang ibu akan berusaha mencegah krn cinta yg tinggi kepada anak tersebut krn sang ibu tdk tahu tentang maslahat yg akan muncul dari pengobatan tersebut. Sang anak menuruti apa kata ibunya. Hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan sehingga ia lbh menuruti ibu daripada bapaknya. Bersamaan dgn itu sang anak menganggap bapak sebagai musuh. Jika sang anak berakal niscaya dia akan menyimpulkan bahwa sang ibu merupakan musuh sesungguh dlm wujud teman dekat. Karena larangan sang ibu utk berbekam akan menggiring kepada penyakit yg lbh besar dibandingkan sakit krn berbekam. Karena itu teman yg jahil lbh berbahaya dari seorang musuh yg berakal. Dan tiap orang menjadi teman diri sendiri akan tetapi nafsu merupakan teman yg jahil. Nafsu akan berbuat pada diri apa yg tdk diperbuat oleh musuh.” Syukur dlm Tinjauan Bahasa dan Agama Syukur secara bahasa adl nampak bekas makan pada badan binatang dgn jelas. Binatang yg syakur artinya: Apabila nampak pada kegemukan krn makan melebihi takarannya. Adapun dlm tinjauan agama syukur adalah: Nampak pengaruh ni‟mat Allah Subhanahu wa Ta‟ala atas seorang hamba melalui lisan dgn cara memuji dan mengakuinya; melalui hati dgn cara meyakini dan cinta; serta melalui anggota badan dgn penuh ketundukan dan ketaatan. Ada juga yg mendefinisikan syukur dgn makna lain seperti: 1. Mengakui ni‟mat yg diberikan dgn penuh ketundukan. 2. Memuji yg memberi ni‟mat atas ni‟mat yg diberikannya. 3. Cinta hati kepada yg memberi ni‟mat dan anggota badan dgn ketaatan serta lisan dgn cara memuji dan menyanjungnya. 4. Menyaksikan keni‟matan dan menjaga keharaman. 5. Mengetahui kelemahan diri dari bersyukur. 6. Menyandarkan ni‟mat tersebut kepada pemberi dgn ketenangan. 7. Engkau melihat dirimu orang yg tdk pantas utk mendapatkan ni‟mat. 8. Mengikat ni‟mat yg ada dan mencari ni‟mat yg tdk ada. Masih banyak lagi definisi para ulama tentang syukur akan tetapi semua kembali kepada penjelasan Ibnul Qayyim sebagaimana disebutkan di atas. Yang jelas syukur adl sebuah istilah yg digunakan pada pengakuan/ pengetahuan akan sebuah ni‟mat. Karena mengetahui ni‟mat merupakan jalan utk mengetahui Dzat yg memberi ni‟mat. Oleh krn itu Allah Subhanahu wa Ta‟ala menamakan Islam dan iman di dlm Al-Qur`an dgn syukur. Dari sini diketahui bahwa mengetahui sebuah ni‟mat merupakan rukun dari rukun-rukun syukur. Apabila seorang hamba mengetahui sebuah ni‟mat mk dia akan mengetahui yg memberi ni‟mat. Ketika seseorang mengetahui yg memberi ni‟mat tentu dia akan mencintai-Nya dan terdorong utk bersungguh-sungguh mensyukuri ni‟mat-Nya. Syukur Tidak Sempurna Melainkan dgn Mengetahui Apa yg Dicintai Allah l Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Ketahuilah bahwa syukur dan tdk kufur tdk akan sempurna melainkan dgn mengetahui segala apa yg dicintai oleh Allah l. Sebab makna syukur adl mempergunakan segala karunia Allah Subhanahu wa Ta‟ala kepada apa yg
  • 5. dicintai-Nya dan kufur ni‟mat adl sebaliknya. Bisa juga dgn tdk memanfaatkan ni‟mat tersebut atau mempergunakan pada apa yg dimurkai-Nya.” Makna Syukur Syukur memiliki tiga makna. Pertama: Mengetahui adl sebuah ni‟mat. Arti dia menghadirkan dlm benak mempersaksikan dan memilahnya. Hal ini akan bisa terwujud dlm benak sebagaimana terwujud dlm kenyataan. Sebab banyak orang yg jika engkau berbuat baik kepada namun dia tdk mengetahui . Gambaran ini bukan termasuk dari syukur. Kedua: Menerima ni‟mat tersebut dgn menampakkan butuh kepadanya. Dan bahwa sampai ni‟mat tersebut kepada bukan sebagai satu keharusan hak bagi dari Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan tanpa membeli dgn harga. Bahkan dia melihat diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta‟ala seperti seorang tamu yg tdk diundang. Ketiga: Memuji yg memberi ni‟mat. dlm hal ini ada dua bentuk yaitu umum dan khusus. Pujian yg bersifat umum adl menyifati pemberi ni‟mat dgn sifat dermawan kebaikan luas pemberian dan sebagainya. Pujian yg bersifat khusus adl menceritakan ni‟mat tersebut dan memberitahukan bahwa ni‟mat tersebut sampai kepada dia krn sebab Sang Pemberi tersebut. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta‟ala: “Dan adapun tentang ni‟mat Rabbmu mk ceritakanlah.” (Madarijus Salikin 2/247-248) Menceritakan Sebuah Nikmat Termasuk Syukur Menceritakan sebuah ni‟mat yg dia dapatkan kepada orang lain termasuk dlm kategori syukur. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam: “Barangsiapa yg diberikan kebaikan kepada hendaklah dia membalas dan jika dia tdk mendapatkan sesuatu utk membalas hendaklah dia memujinya. Karena jika dia memuji sungguh dia telah berterima kasih dan jika dia menyembunyikan sungguh dia telah kufur. Dan barangsiapa yg berhias dgn sesuatu yg dia tdk diberi sama hal dgn orang yg memakai dua baju kedustaan.” Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman: “Dan adapun tentang ni‟mat Rabbmu mk ceritakanlah.” Menceritakan ni‟mat yg diperintahkan di dlm ayat ini ada dua pendapat di kalangan para ulama. Pertama: Menceritakan ni‟mat tersebut dan memberitahukan kepada orang lain seperti dgn ucapan: “Allah Subhanahu wa Ta‟ala telah memberiku ni‟mat demikian dan demikian.”
  • 6. Kedua: Menceritakan ni‟mat yg dimaksud di dlm ayat ini adl berdakwah di jalan Allah Subhanahu wa Ta‟ala menyampaikan risalah-Nya dan mengajarkan umat. Dari kedua pendapat tersebut Ibnul Qayyim rahimahullahu dlm Madarijus Salikin mentarjih dgn perkataan beliau: “Yang benar ayat ini mencakup kedua makna tersebut. Karena masing-masing adl ni‟mat yg kita diperintahkan utk mensyukuri menceritakan dan menampakkan sebagai wujud kesyukuran.” Beliau berkata: “Dalam sebuah atsar yg lain dan marfu‟ disebutkan: “Barangsiapa tdk mensyukuri yg sedikit mk dia tdk akan mensyukuri atas yg banyak dan barangsiapa yg tdk berterima kasih kepada manusia mk dia tdk bersyukur kepada Allah. Menceritakan sebuah ni‟mat kepada orang lain termasuk dari syukur dan meninggalkan adl kufur bersatu adl rahmat dan bercerai berai adl azab.” (Madarijus Salikin 2/248) Dengan Apa Seorang Hamba Bersyukur? Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Syukur bisa dilakukan dgn hati lisan dan anggota badan. Adapun dgn hati adl berniat utk melakukan kebaikan dan menyembunyikan pada khayalak ramai. Adapun dgn lisan adl menampakkan kesyukuran itu dgn memuji Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Arti menampakkan keridhaan kepada Allah k. Dan hal ini sangat dituntut sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam: „Menceritakan ni‟mat itu adl wujud kesyukuran dan meninggalkan adl wujud kekufuran.‟ Adapun dgn anggota badan adl mempergunakan ni‟mat-ni‟mat Allah Subhanahu wa Ta‟ala tersebut dlm ketaatan kepada-Nya dan menjaga diri dari bermaksiat dengannya. Termasuk kesyukuran terhadap ni‟mat kedua mata adl dgn cara menutup tiap aib yg dilihat pada seorang muslim. Dan termasuk kesyukuran atas ni‟mat kedua telinga adl menutup tiap aib yg didengar. Penampilan seperti ini termasuk wujud kesyukuran terhadap anggota badan.” Ibnul Qayyim rahimahullahu menjelaskan: “Syukur itu bisa dilakukan oleh hati dgn tunduk dan kepasrahan oleh lisan dgn mengakui ni‟mat tersebut dan oleh anggota badan dgn ketaatan dan penerimaan.” Derajat Syukur Syukur memiliki tiga tingkatan: Pertama: Bersyukur krn mendapatkan apa yg disukai. Tingkat syukur ini bisa juga dilakukan orang Islam dan non Islam seperti Yahudi dan Nasrani bahkan Majusi. Namun Ibnul Qayyim rahimahullahu menjelaskan: “Jika engkau mengetahui hakikat syukur dan di antara hakikat syukur adl menjadikan ni‟mat tersebut membantu dlm ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan mencari ridha-Nya niscaya engkau akan mengetahui bahwa kaum musliminlah yg pantas menyandang derajat syukur ini. „Aisyah radhiyallahu „anha telah menulis surat kepada Mu‟awiyah radhiyallahu „anhu: „Sesungguh tingkatan kewajiban yg paling kecil atas orang yg diberi ni‟mat adl tdk menjadikan ni‟mat tersebut sebagai jembatan utk bermaksiat kepada-Nya‟.”
  • 7. Kedua: Mensyukuri sesuatu yg tdk disukai. Orang yg melakukan jenis syukur ini adl orang yg sikap sama dlm semua keadaan sebagai bukti keridhaannya. Ibnul Qayyim rahimahullahu menjelaskan: “Bersyukur atas sesuatu yg tdk disukai lbh berat dan lbh sulit dibandingkan mensyukuri yg disenangi. Oleh sebab itulah syukur yg kedua ini di atas jenis syukur yg pertama. Syukur jenis kedua ini tdk dilakukan kecuali oleh salah satu dari dua jenis orang:  Seseorang yg semua keadaan sama. Arti sikap sama terhadap yg disukai dan tdk disukai dan dia bersyukur atas semua sebagai bukti keridhaan diri terhadap apa yg terjadi. Ini merupakan kedudukan ridha.  Seseorang yg bisa membedakan keadaannya. Dia tdk menyukai sesuatu yg tdk menyenangkan dan tdk ridha bila menimpanya. Namun bila sesuatu yg tdk menyenangkan menimpa dia tetap mensyukurinya. Kesyukuran sebagai pemadam kemarahan sebagai penutup dari berkeluh kesah dan demi menjaga adab serta menempuh jalan ilmu. Karena sesungguh adab dan ilmu akan membimbing seseorang utk bersyukur di waktu senang maupun susah. Tentu yg pertama lbh tinggi dari yg kedua. Ketiga: Seseorang seolah-olah tdk menyaksikan kecuali Yang memberi keni‟matan. Arti bila dia melihat yg memberi keni‟matan dlm rangka ibadah dia akan menganggap besar ni‟mat tersebut. Dan bila dia menyaksikan yg memberi keni‟matan krn rasa cinta niscaya semua yg berat akan terasa manis baginya. Manusia dan Syukur Kita telah mengetahui bahwa syukur merupakan salah satu sifat yg terpuji dan sifat yg dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Akan tetapi tdk semua orang bisa mendapatkannya. Arti ada yg diberi oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan ada pula yg tidak. Manusia dan syukur terbagi menjadi tiga golongan: Pertama: Orang yg mensyukuri ni‟mat yg diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Kedua: Orang yg menentang ni‟mat yg diberikan alias kufur ni‟mat. Ketiga: Orang yg berpura-pura syukur padahal dia bukan orang yg bersyukur. Orang yg seperti ini dimisalkan dgn orang yg berhias dgn sesuatu yg tdk dia tdk miliki. Dalil-dalil tentang Syukur “Bersyukurlah kalian kepada Allah jika hanya kepada-Nya kalian menyembah.” “Maka ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengingat kalian dan bersyukurlah kalian kepada-Ku dan jangan kalian kufur.” “Dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya dan kepada-Nya kalian dikembalikan.” “Dan Allah akan membalas orang2 yg bersyukur.” “Dan ingatlah ketika Rabb kalian memaklumkan: Jika kalian bersyukur niscaya Kami akan
  • 8. menambah dan jika kalian mengkufuri sungguh azab-Ku sangat pedih.” Dari „Aisyah radhiyallahu „anha ia berkata: : : “Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam bangun di malam hari sampai pecah-pecah kedua kaki beliau lalu „Aisyah berkata: „Ya Rasulullah kenapa engkau melakukan yg demikian padahal Allah telah mengampuni dosamu yg telah lewat dan akan datang?‟ Beliau menjawab: „Apakah aku tdk suka menjadi hamba yg bersyukur?‟” Masih banyak dalil lain yg menjelaskan tentang keutamaan syukur dan anjuran dari Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan Rasul-Nya. Semoga apa yg dibawakan di sini mewakili yg tdk disebutkan. Ancaman bagi orang2 yg Tidak Bersyukur Yang tdk bersyukur lbh banyak dari yg bersyukur. Hal ini tdk bisa dipungkiri oleh orang yg berakal bersih. Sebagaimana orang yg ingkar kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala lbh banyak dari yg beriman. Demikianlah keterangan Allah Subhanahu wa Ta‟ala di dlm firman-Nya: “Dan sedikit dari hamba-hambaKu yg bersyukur.” Sebuah peringatan tentu akan bermanfaat bagi orang yg beriman. Di mana Allah Subhanahu wa Ta‟ala telah memperingatkan dari kufur ni‟mat setelah memerintahkan utk bersyukur dan menjelaskan keutamaan yg akan di dapati sebagaimana penjelasan Al-Imam As-Sa‟di rahimahullahu dlm tafsir beliau: “Jika seseorang bersyukur niscaya Allah Subhanahu wa Ta‟ala akan mengabadikan ni‟mat yg dia berada pada dan menambah dgn ni‟mat yg lain.” Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman: “Dan Rabb kalian telah mengumumkan jika kalian bersyukur niscaya Kami akan menambah dan jika kalian mengkufuri sungguh azab-Ku sangat pedih.” Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu menjelaskan: “Jika kalian mengkufuri ni‟mat menutup-nutupi dan menentang mk yaitu dgn dicabut ni‟mat tersebut dan siksa Allah Subhanahu wa Ta‟ala menimpa dgn sebab kekufurannya. Dan disebutkan dlm sebuah hadits: „Sesungguh seseorang diharamkan utk mendapatkan rizki krn dosa yg diperbuatnya‟.” Syukur dan Sabar Kita akan bertanya: “Jika engkau ditimpa sebuah musibah lalu engkau mensyukuri mk tentu pada sikap kesyukuranmu terdapat sifat sabar dan sifat ridha terhadap musibah yg menimpa dirimu. Dan kita mengetahui bahwa ridha merupakan bagian dari kesabaran. Sementara syukur merupakan buah dari sifat ridha.” Ibnul Qayyim rahimahullahu menjelaskan: “Syukur termasuk kedudukan yg paling tinggi dan lbh tinggi -bahkan jauh libih tinggi- daripada kedudukan ridha. Di mana sifat ridha masuk dlm syukur krn mustahil syukur ada tanpa ridha.” Kenapa Kebanyakan Orang Tidak Bersyukur? Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Makhluk ini tdk mau mensyukuri ni‟mat krn pada ada dua yaitu kejahilan dan kelalaian. Kedua sifat ini menghalangi mereka utk mengetahui ni‟mat. Karena tdk tergambar bahwa seseorang akan bisa bersyukur tanpa mengetahui ni‟mat . Jika pun mereka mengetahui ni‟mat mereka menyangka bahwa
  • 9. bersyukur itu hanya sebatas mengucapkan alhamdulillah atau syukrullah dgn lisan. Mereka tdk mengetahui bahwa makna syukur adl mempergunakan ni‟mat pada jalan ketaatan kepada Allah l.” Kesimpulan ucapan Ibnu Qudamah rahimahullahu adl bahwa manusia banyak tdk bersyukur krn ada dua perkara yg melandasi yaitu kejahilan dan kelalaian. Mengobati Kelalaian dari Bersyukur Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Hati yg hidup akan menggali segala macam ni‟mat diberikan. Adapun hati yg jahil tdk akan menganggap sebuah ni‟mat sebagai ni‟mat kecuali setelah bala‟ menimpanya. Cara hendaklah dia terus memandang kepada yg lbh rendah dari dan berusaha berbuat apa yg telah dilakukan oleh orang2 terdahulu. Mendatangi tempat orang yg sedang sakit dan melihat berbagai macam ujian yg sedang menimpa mereka kemudian berpikir tentang ni‟mat sehat dan keselamatan. Menyaksikan jenazah orang yg terbunuh dipotong tangan mereka kaki-kaki mereka dan diazab lalu dia bersyukur atas keselamatan diri dari berbagai azab.” Wallahu a‟lam. Demikianlah makna yg telah disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam dlm hadits yg diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari shahabat Abu Dzar radhiyallahu „anhu. Sumber: www.asysyariah.com