2. Anggota :
Ach. Nizar F.
(01)
A. Watsiqul U.
(02)
Adinda Ayu R.S.
(03)
Aftrastia M.
(04)
Akhlakul Karimah
(05)
Alex Susanto
(06)
Anis Zainiyah F.
(07)
3. Pengertian Sungai
Sungai adalah air tawar yang mempunyai aliran dimana
sumbernya ada di daratan dan bermuara ke laut, danau, maupun
sungai yang lebih besar.
4. Bagian-bagian Sungai
Hulu
Ciri-ciri : arusnya deras, daya erosi besar, arah erosi terutama ke bagian dasar
sungai, erosi vertical, palung sungai berbentuk huruf V, lereng sungainya
berbentuk cembung (konveks), kadag-kadang terdapat air terjun atau jeram,
dan hampir tidak ada pengendapan (sedimentasi).
Tengah
Ciri-ciri : arus tidak begitu deras, daya erosi mulai berkurang tetapi masih
tergolong kuat, arah erosi ke bagian dasar dan ke samping (vertical &
horizontal), palung sungai berbentuk huruf U, terjadi sedimentasi.
Hilir
Ciri-ciri : dekat dengan laut, arusnya tenang, daya erosi kecil sekali (erosi
horizontal), terdapat pengendapan, palung sungai berbentuk huruf U dan
melebar.
5. Jenis-Jenis Sungai
Berdasarkan Sumber Airnya
a. Sungai hujan, airnya berasal dari air hujan. Sebagian sungai-sungai di Indonesia merupakan sungai
hujan.
b. Sungai gletser, airnya berasal dari pencairan es (gletser).
c. Sungai campuran, sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan & gletser. Jenis sungai ini
banyak ditemui di daerah Papua.
Berdasarkan Arah Alirannya
a. Sungai konsekuen, mempunyai arah aliran searah dengan kemiringan lereng.
b. Sungai subsekuen, mempunyai arah aliran tegak lurus terhadap sungai konsekuen.
c. Sungai obsekuen, mempunyai arah aliran berlawanan dengan sungai konsekuen.
d. Sungai resekuen, mempunyai arah aliran sejajar dengan sungai konsekuen.
6. Berdasarkan Struktur Geologi
a. Sungai anteseden, pola alirannya tetap meskipun terjadi pengangkatan secara
perlahan-lahan.
b. Sungai superposed, sungai yang mengalir pada suatu dataran aluvial hingga struktur
batuan di dataran tersingkap tanpa banyak mengubah pola aliran sungai.
Berdasarkan Volume Airnya
a. Sungai permanen, sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh :
Sungai Kapuas, Sungai Kahayan, Sungai Barito, dan Sungai Mahakam di Kalimantan.
Sungai Musi, Sungai Batanghari, dan Sungai Indragiri di Sumatra.
b. Sungai periodik, sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan
pada musim kemarau airnya kecil. Contoh : di Pulau Jawa, Sungai Bengawan Solo, Sungai
Opak, Sungai Progo, Sungai Code, dan Sungai Brantas.
c. Sungai episodik, sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim
hujan airnya banyak. Contoh : Sungai Kalada di Pulau Sumba.
d. Sungai ephemeral, sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada
hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim
hujan sungai ini airnya belum tentu banyak.
7. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Adalah bagian dari muka bumi yang airnya mengalir ke dalam sungai
tertentu, yaitu wilayah tampungan air hujan yang masuk ke dalam wilayah
air sungai.
8. Pola Aliran
Pola aliran radial, jika sungai-sungai yang mengalir memiliki pola menjauhi atau menuju keluar dari suatu
dome atau cekungan. Pola ini ada dua :
a. radial sentrifugal : aliran airnya menjauhi suatu puncak dome, menyebar.
b. radial sentripetal : arah aliran airnya menuju suatu lembah, memusat ke suatu daerah.
Pola aliran dendritik, pola alirannya tidak teratur, mirip dengan cabang atau akar tanaman, pola aliran ini
terdapat di daerah plato.
Pola aliran trellis, pola alirannya relatif sejajar, dengan anak sungai yang bermuara ke sungai utama dan
bentuknya seperti trellis. Banyak terdapat di daerah pegunungan lipatan.
Pola aliran anular, pola aliran yang semula merupakan aliran radial sentrifugal dan muncul sebagai sungai
subsekuen, resekuen, dan obsekuen.
Pola aliran pinate, yang anak-anak sungainya membentuk sudut-sudut lancip dengan sungai induknya.
Pola aliran Rectangular, aliran-alirannya membenuk sudut siku-siku, terdapat di daerah patahan.
Pola aliran paralel, terdapat pada suatu daerah luas dan miring sekali sehingga gradien sungai besar dan
sungainya dapat mengambil jalan ke tempat yang paling rendah dengan arah yang lebih kurang lurus.
9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Aliran Sungai
Jenis batuan ada yang mudah tererosi dan ada yang tidak mudah tererosi. Misalnya
batuan sedimen yg mudah tererosi dapat memengaruhi pola aliran.
Proses geologi
Proses geologi dapat mengubah pola aliran seperti pengangkatan.
Struktur batuan
Struktur batuan yang dapat memengaruhi pola aliran adalah patahan dan lipatan.
Curah hujan
Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan proses pelapukan dan hal ini dapat
memengaruhi pola aliran sungai.
10. Manfaat Sungai :
Sumber air bersih.
Sarana lalu lintas air.
Sumber bangunan (pasir, batu kali).
Sumber dan tempat perikanan air tawar (budi daya perikanan air
tawar).
Sumber irigasi untuk mengairi sawah, pertanian, dan perkebunan.
Sumber pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Sarana rekreasi dan olahraga.
11. Upaya-Upaya Memelihara Kelestarian Sungai
Pengerukan dasar sungai
Penanaman tanaman yang bermanfaat di tanggul sungai atau penghijauan di bantaran
sungai.
Memperkokoh tanggul sungai.
Menghindari penebangan hutan di sepanjang DAS secara liar, sebab akan mengundang
bencana banjir dan hamparan lahan kritis.
Melakukan penambangan batu kali dan pasir secara bijaksana, sehingga tidak
menimbulkan kerusakan lingkungan.
Menghindari pembuangan limbah ke sungai-sungai, karena akan mendatangkan
pencemaran.
12. Dampak Negatif Aliran Sungai :
Dapat menyebabkan banjir saat air meluap
Tanah menjadi mudah terkikis sehingga sering menimbulkan pergeseran
(tanah longsor)