Resensi novel Boulevard de Clichy - Agonia Cinta Monyet memberikan ringkasan singkat tentang plot cerita di mana tokoh utama wanita Nunuk yang hamil harus meninggalkan kekasihnya Budiman dan pergi ke Belanda, kemudian Prancis untuk mencari nafkah sebagai bintang di Boulevard de Clichy. Novel ini digambarkan secara detil namun akhir cerita terkesan dipaksakan dengan pertemuan kembali pasangan ini di tanah air setelah 5 tahun terpisah
3. Istilah resensi berasal dari bahasa
Belanda, Resentie, yang berarti kupasan atau
pembahasan. Jadi, resensi adalah kupasan atau
pembahasan tentang buku, film, atau drama
yang biasanya disiarkan melalui media
massa, seperti surat kabar atau majalah.
Pada Kamus Sinonim Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa resensi adalah
pertimbangan, pembicaraan, atau ulasan buku.
Akhir-akhir ini, resensi buku lebih dikenal dengan
istilah timbangan buku.
4. Tujuan Resensi
Sebelum meresensi, hendaknya peresensi memahami
tujuan resensi.
Apa sebenarnya tujuan resensi. Jika diamati, pemuatan
resensi buku sekurang-kurangnya mempunyai lima
tujuan, yaitu sebagai berikut.
a. Memberikan informasi atau pemahaman yang
komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap
dalam sebuah buku.
b. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan
mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang
muncul dalam sebuah buku.
c. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku
itu pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
5. Sebelum meresensi, peresensi perlu memahami dasar-dasar
resensi, antaralain:
a. Peresensi memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku
itu.
Tujuan pengarang dapat diketahui dari kata pengantar atau
bagian pendahuluan buku. Kemudian, dicari apakah tujuan itu
direalisasikan dalam seluruh bagian buku.
b. Peresensi menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena
sangat menentukan corak resensi yang akan dibuat.
c. Peresensi memahami betul latar belakang pembaca yang
menjadi sasarannya: selera, tingkat pendidikan, dari kalangan
macam apa asalnya, dan sebagainya. Atas dasar itu, resensi
yang dimuat surat kabar atau majalah tidak sama dengan
yang dimuat pada surat kabar atau majalah yang lain.
6. d. Peresensi memahami karakteristik media cetak
yang akan memuat resensi. Setiap media cetak ini
mempunyai identitas, termasuk dalam visi dan misi.
Dengan demikian, kita akan mengetahui kebijakan
dan resensi macam apa yang disukai oleh redaksi.
Kesukaan redaksi ini akan tampak pada frekuensi
jenis buku yang dimuat. Demikian pula, jenis buku
yang dimuat biasanya sesuai dengan visi dan
misinya. Misalnya, majalah sastra tidak menampilkan
resensi buku tentang teknik. Jenis buku yang dimuat
pasti buku yang berkaitan dengan masalah ekonomi.
Demikian pula dengan majalah teknik dan filsafat.
Selain itu, peresensi ada baiknya mengetahui media
yang akan dituju, seperti surat kabar (nasional atau
daerah), dan majalah (ilmiah, ilmiah populer, atau
hiburan).
7. Nilai Buku
Kegiatan meresensi buku pada hakikatnya melakukan
penilaian terhadap buku. Menilai berarti
mengulas, mempertimbangkan, mengkritik, dan
menunjukkan kelebihan-kelebihan serta kekurangan-
kekurangan buku dengan penuh tanggung jawab. Dengan
penuh tanggung jawab artinya mengajukan dasar-dasar
atau argumen terhadap pendapatnya, dan kriteria-kriteria
yang dipergunakan untuk membentuk pendapatnya
itu, serta data yang meyakinkan (dengan menyajikan
kutipan-kutipan yang tepat dan relevan). Akan
tetapi, sasaran penilaian (organisasi, isi, bahasa, dan
teknik) itu sering sulit diterapkan secara mekanis. Suatu
unsur, sering lebih mendapat tekanan daripada unsur yang
lain. Hal yang patut diperhatikan sebaiknya tidak
menggunakan salah satu unsur untuk menilai keseluruhan
buku. Nilai buku akan lebih jelas apabila dibandingkan
dengan karyakarya sejenis, baik yang ditulis oleh
pengarang itu sendiri maupun yang ditulis oleh pengarang
lain.
8. Bahasa resensi biasanya bernas (singkat-
padat), tegas, dan tandas. Pemilihan karakter bahasa
yang digunakan disesuaikan dengan karakter media cetak
yang akan memuatnya dan karakter pembaca yang akan
menjadi sasarannya. Pemilihan karakter bahasa berkaitan
erat dengan masalah penyajian tulisan. Misalnya, tulisan
yang runtut kalimatnya, ejaannya benar, tidak panjang
lebar (bertele-tele), dan tidak terlalu banyak coretan atau
bekas hapusan. Di samping itu, penyajian tulisan resensi
bersifat padat, singkat, mudah ditangkap, menarik, dan
enak dibaca. Tulisan yang menarik dan enak dibaca
artinya enak dibaca baik oleh redaktur (penanggung jawab
rubrik) maupun pembaca. Kita perlu membiasakan diri
membaca resensi itu dengan menempatkan diri sebagai
redaktur atau pembaca. Untuk itu, kita mengambil jarak.
Jadikanlah diri kita seolah-olah redaktur atau pembaca.
Dengan cara ini, emosi kita sebagai penulis bisa
ditanggalkan. Kita akan mampu melihat kekuatan dan
kelemahan resensi kita.
9. Ada tiga pola tulisan resensi buku, yaitu
meringkas, menjabarkan, dan mengulas.
a. Meringkas (sinopsis) berarti menyajikan semua
persoalan buku secara padat dan jelas. Sebuah buku
biasanya menyajikan banyak persoalan. Persoalan-
persoalan itu sebaiknya diringkas. Untuk itu, perlu dipilih
sejumlah masalah yang dianggap penting dan ditulis dalam
suatu uraian yang bernas.
b. Menjabarkan (deskripsi) berarti mengungkapkan hal-hal
menonjol dari sinopsis yang sudah dibuat. Jika
perlu, bagian-bagian yang mendukung uraian itu dikutip.
10. c. Mengulas berarti menyajikan uraian sebagai berikut:
- isi pernyataan atau materi buku yang sudah dipadatkan dan
dijabarkan kemudian diinterpretasikan;
- organisasi atau kerangka buku;
- bahasa;
- kesalahan cetak;
- membandingkan (komparasi) dengan buku-buku sejenis, baik
karya pengarang sendiri maupun karya pengarang lain;
- menilai, mencakup kesan peresensi terhadap buku, terutama
yang berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan buku.
Urutan pola meringkas, menjabarkan, dan mengulas itu dapat
pula dipertukarkan. Kita bisa langsung
mengulas, menjabarkan, dan meringkas. Misalnya, kita mulai dari
kesan terhadap buku, membandingkan, lalu masuk ke bagian
meringkas. Sesudah itu, kita memadatkan persoalan utama atau
bagian terpenting dalam uraian yang singkat dan jelas.
Kemudian, kita perlu menjabarkan bagian-bagian terpenting dari
sinopsis. Kita pun dapat mulai dari menjabarkan, meringkas, dan
mengulas. Namun, satu hal terpenting, isi pernyataan dalam buku
itu dipahami terlebih dahulu.
Dari pemahaman itu, kita akan tahu pola mana yang tepat untuk
menyajikannya.
11. Langkah-langkah meresensi buku sebagai berikut.
a. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang
diresensi.
- Mulai dari tema buku yang diresensi, disertai deskripsi isi
buku.
- Siapa yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana
diterbitkan, tebal (jumlah bab dan
halaman), format, hingga harga.
- Siapa pengarangnya: nama, latar belakang
pendidikan, reputasi dan prestasi, buku atau karya apa
saja yang ditulis, hingga mengapa ia menulis buku itu.
- Buku itu termasuk golongan buku yang mana:
ekonomi, teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, fil
safat, bahasa, atau sastra.
b. Membaca buku yang akan diresensi secara
komprehensif, cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam
buku itu perlu dipahami secara tepat dan akurat.
12. c. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus
dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan
data.
d. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
e. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut.
- Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan
antara bagian yang satu dan bagian yang lain, bagaimana
sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya.
- Isi pernyataan; bagaimana bobot ide, analisis, penyajian
data, dan kreativitas pemikirannya.
- Bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan
diterapkan, kalimat dan penggunaan kata, terutama untuk buku
ilmiah.
- Aspek teknis; bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian dan
kebersihan, dan pencetakannya (banyak salah cetak atau tidak).
Sebelum menilai, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat
semacam garis besar (outline) resensi itu. Outline ini sangat
membantu kita ketika menulis. Mengoreksi dan merevisi hasil
resensi dengan menggunakan dasar dan kriteria yang kita
tentukan sebelumnya.
13. Kita perlu mengetahui unsur-unsur yang membangun resensi
buku, yaitu :
a. Membuat Judul Resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh
tulisan atau inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu.
Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Hal yang perlu
diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.
b. Menyusun Data Buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
- judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan.
Kalau demikian, tuliskan juga judul aslinya.);
- pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau
penyunting seperti yang tertera pada buku.);
- penerbit;
- tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
- tebal buku;
- harga buku (jika diperlukan).
14. c. Membuat Pembukaan (lead)
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut:
- memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa
saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
- membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh
pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
- memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
- memaparkan keunikan buku;
- merumuskan tema buku;
- mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
- mengungkapkan kesan terhadap buku;
- memperkenalkan penerbit;
- mengajukan pertanyaan;
- membuka dialog.
d. Tubuh atau Isi Pernyataan Resensi Buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal berikut:
a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c. keunggulan buku;
d. kelemahan buku;
e. rumusan kerangka buku;
f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g. adanya kesalahan cetak.
15. Contoh-contoh Resensi Buku
Berikut ini adalah contoh resensi novel.
Resensi Boulevard de Clichy – Agonia Cinta Monyet
Judul : Boulevard de Clichy-Agonia Cinta Monyet
Penulis : Remy Sylado
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit : Maret – 2007
Jumlah halaman : 400 halaman
Kategori : Novel
Campur tangan ibu Budiman dengan bantuan opo-opo (guna-guna)
membuat budiman lupa akan perbuatannya terhadap Nunuk, bahkan
melupakan Nunuk, gadis yang dicintainya. Sebagai anak orang
kaya, Budiman melanjutkan sekolah di Perancis, tetap dengan gaya anak
pejabat yang lebih suka menghabis-habiskan uang daripada menggali
ilmu pengetahuan yang bisa diperolehnya di sana.
16. Sementara Nunuk yang punya keluarga di Belanda diceritakan memutuskan untuk
membawa anaknya yang baru lahir dan tinggal bersama keluarga ibunya di
Belanda, melanjutkan sekolah di sana. Pertemuannya dengan seorang pencari bakat
turunan Turki membawanya berkelana mencari pengalaman baru di Paris, Perancis. Kisah
yang juga sama dengan pencari TKW yang mengajak perempuan desa ke kota, ataupun ke
luar negeri dengan janji pekerjaan demi kehidupan yang lebih baik.
Jalan cerita selanjutnya tidak terlalu sulit untuk ditebak. Kepintaran Nunuk membawanya
menjadi bintang di Boulevard de Clichy dengan julukan Météore de Java. Tutur cerita yang
secara detil menggambarkan situasi Boulevard de Clichy, maupun gambaran detil perilaku
pelakon cerita serta perasaan-perasaan mereka, menjadi daya tarik utama dari novel-novel
karangan Remy Sylado.
Sayangnya, akhir cerita yang terkesan terburu-buru dan terlalu dipaksakan
membuat kekuatan cerita menjadi berkurang. Cerita Budiman dan Nunuk yang kembali
lagi ke tanah air dan bertemu kembali setelah terpisah selama 5 tahun ternyata tidak
dikisahkan sedetil dan seindah novel di bagian awal. Akhir cerita lebih berwarna “fairy
tale”, seperti kisah putri upik abu yang disunting pangeran kaya-raya.
Memang ini bukan kisah seribu satu malam, atau HC Andersen yang selalu mengatakan
bahwa kejujuran dan kebaikan akan selalu menang dan juga bahwa kemenangan dan
kemuliaan bersumber dari usaha kerja keras dan penuh pengorbanan. Oleh karena
itu, sah-sah saja kalau jalan ceritanya menjadi demikian.
Membaca bagian akhir buku ini tidak lebih dari sekadar ingin menuntaskan suatu
pekerjaan yang sudah terlanjur dimulai, disertai harapan mudah-mudahan novel Remy
Sylado berikutnya dapat lebih hidup dan mengasyikkan sampai dengan akhir cerita.
17. Kelebihan dan kekurangan dari karya yang diresensi.
Resensi dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada pembaca
tentang sebuah karya sehingga pembaca mengetahui apakah karya
yang diresensi itu merupakan karya yang bermutu atau tidak.
Resensi akan sangat bermanfaat apabila karya yang diresensi relatif
masih baru. Semakin baru karya yang diresensi, semakin baik. Hal
itu dimaksudkan agar pembaca segera mengetahui apakah karya itu
layak untuk dinikmati atau tidak.
Sekurang-kurangnya dalam resensi terdapat hal-hal berikut ini:
1. Judul resensi
2. Identitas karya (buku) yang diresensi
3. Uraian tentang jenis karya yang diresensi
4. Uraian tentang kelebihan dan kekurangan karya yang diresensi
5. Kesimpulan yang berisi penegasan kembali mengenai layak
tidaknya karya tersebut untuk dinikmati oleh pembaca.
18. Sebaiknya, resensator memiliki pengetahuan yang memadai, terutama yang
berhubungan dengan isi buku yang akan diresensi. Ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi dalam penyusunan sebuah resensi.
1. Ada data buku, meliputi nama pengarang, penerbit, tahun terbit, dan tebal
buku.
2. Pendahuluannya berisi perbandingan dengan karya sebelumnya, biografi
pengarang, atau hal yang berhubungan dengan tema atau isi.
3. Ada ulasan singkat terhadap buku tersebut.
4. Harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat itu ditujukan
Umumnya resensi terdiri dari
1. Judul
Judul resensi harus menarik dan selaras dengan keseluruhan isi resensi
2. Identitas buku
meliputi judul buku(judul asli dan Modern.terjemahan),penulis, penerbit, tahun
terbit, tebal buku.
3. Isi
Meliputi :
- ulasan singkat isi
- keunggulan buku,
- kelemahan buku,
- rumusan kerangka
4. Penutup
Penutup resensi biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.
Selain itu dapat juga berisi kelemahan buku.
19. 1. Tahap Persiapan meliputi:
a Membaca contoh-contoh resensi;
b dan Menentukan buku yang akan diresensi.
2. Tahap Pengumpulan Data meliputi:
a Membaca buku yang akan diresensi;
b Menandai bagian-bagian yang akan dijadikan kutipan sebagai data meliputi hal-
hal yang menarik dan tidak menarik dari buku (novel) yang diresensi;
c Mencatat data-data penulisan resensi yang telah diperoleh melalui membaca
buku yang diresensi.
3. Tahap Penulisan meliputi:
a Menuliskan identis buku;
b Mengemukakan isi buku (sinopsis novel dan unsur-unsur intrinsik lainnya );
Mengemukakan kelebihan dan kekurangan buku (novel) baik dari segi isi maupun
bahasa;
c Merevisi resensi dengan memperhatikan susunan kalimatnya, kepaduan
paragrafnya, diksinya, ejaan dan tanda bacanya. Membuat judul resensi.