Dokumen tersebut membahas tentang indikator kinerja sistem transportasi yang mencakup efisiensi pembiayaan, efisiensi pelayanan, efektifitas pelayanan, efektifitas pembiayaan, kualitas pelayanan, dan afordabilitas pelayanan. Indikator kinerja tersebut dapat diukur untuk masing-masing komponen sistem transportasi seperti prasarana, sistem operasi, pola pergerakan, dan organisasi. Transportasi diperlukan untuk mengh
Efektifitas penggunaan sistem elektronik road pricing
Kinerja Transportasi
1. DASAR DASAR
TEK . TRANPORTASI
PART III
Kinerja Fasilitas Transportasi
DEVI ALCITRA CANDRA, ST, MT
2. TUJUAN
• Memahami dan menguasai
definisi, dan macam parameter
kinerja fasilitas transportasi.
• Memahami dan menguasai
konsep transportasi perkotaan,
dan regional.
3. • Indikator kinerja adalah besaran kuantitatif yang
menggambarkan kondisi objektif dari sistem yang
ditinjau dari suatu aspek tertentu.
• Dengan definisi tersebut, maka sangat relevan untuk
mengkaji definisi Indikator Kinerja yang dapat
menggambarkan kondisi objektif dari suatu sistem
transportasi.
• Suatu sistem transportasi pada dasarnya dapat dipilah
menjadi beberapa komponen berikut
a. Prasarana/sarana transportasi
b. Sistem operasi
c. Pola dan intensitas pergerakan
d. Pola dan distribusi aktivitas
e. Organisasi dan kelembagaan
5. Dari rangkaian keempat aspek sistem transportasi di atas
dapat diturunkan sebanyak enam kelompok indikator kinerja,
yaitu :
1. Indikator kinerja yang menunjukan efisiensi pembiayaan
2. Indikator kinerja yang menunjukan efektifitas pembiayaan
3. Indikator kinerja yang menunjukan efisiensi pelayanan
4. Indikator kinerja yang menunjukan kualitas/kuantitas
pelayanan
5. Indikator kinerja yang menunjukan efektifitas pelayanan
6. Indikator kinerja yang menunjukan afordabilitas pelayanan
•
6. Peranan Transportasi dalam
Pengembangan kota dan Wilayah
• Perencanaan transportasi merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari perencanaan kota
dan wilayah.
• Rencana kota tanpa mempertimbangkan
keadaan dan pola transportasi yang akan
terjadi sebagai akibat dari rencana itu sendiri,
akan menghasilkan kesemrawutan lalu lintas
di kemudian hari.
• Akibat lebih lanjut adalah meningkatnya
jumlah kecelakaan, pelanggaran, dan
menurunnya sopan-santun berlalu-lintas, serta
meningkatnya pencemaran udara.
7. Indikator Kinerja Komponen
Sistem Transportasi
• Berbeda dengan indikator kinerja bagi sistem transportasi secara
keseluruhan, indikator kinerja bagi setiap komponen sistem
transportasi lebih menunjukan spesifikasi, kemampuan teknis,
ataupun kondisi operasional dari komponen tersebut.
• Dengan demikian, parameter indikator kinerja untuk masing-masing
komponen sistem transportasi cenderung menjelaskan
dirinya sendiri.
• Meskipun untuk beberapa kasus menjelaskan implikasi dari
kondisi komponen lain, seperti komponen pola dan intensitas
pergerakan pada dasarnya menunjukan kondisi sebagai
implikasi antara komponen aktifitas dan komponen lainnya,
sebagai komponen prasarana/sarana transportasi dan
kelembagaan.
•
8. Indikator
Kinerja Sistem
Transportasi
I n d i k a t o r K i n e r j a P a r a m e t e r / D i m e n s i
Efisiensi P e m b i a y a a n
Biaya operasi per p a x - t r i p
Biaya operasi per t o n - t r i p
Biaya operasi per p a x - k m
Biaya operasi per t o n - k m
Jumlah SDM per p a x - t r i p
Jumlah SDM per t o n - t r i p
Jumlah biaya m dan o per t r i p
Efisiensi P e l a y a n a n
Pax-km per k e n d a r a a n per t h n
Ton-km per k e n d a r a a n per t h n
Pax-trip per k e n d a r a a n per t h n
GRT per dermaga per t h n
TEU per m2 CY per t h n
TEU per m dermaga per t h n
E f e k t i f i t a s P e l a y a n a n
Pax-km per p o p u l a s i
Ton-km per km luas daerah p e l a y a n a n
Pax-km per km luas daerah p e l a y a n a n
Ton-km per p o p u l a s i
E f e k t i f i t a s P e m b i a y a a n
Pax-km per rupiah biaya o p e r a s i
Ton-km per rupiah biaya o p e r a s i
Pax-km per tenaga kerja yang t e r l i b a t
Revenue per rupiah biaya o p e r a s i
Revenue per tenaga kerja yang t e r l i b a t
Kualitas P e l a y a n a n
Jumlah populasi yang dilayani per k e n d a r a a n
Luas wilayah yang dilayani per k e n d a r a a n
Jumlah populasi yang dilayani per m d e r m a g
Panjang jalan per k e n d a r a a n
Panjang dermaga yang d i s e d i a k a n per k a p a l
A f f o r d a b i l i t a s P e l a y a n a n
Jumlah p e n d u d u k yang dilayani per r u p i a h
yang d i a l o k a s i k a n untuk p e r a w a t a n
Jumlah ton yang diangkut per tahun p e r
rupiah yang d i a l o k a s i k a n untuk p e r a w a t a n
Jumlah k e n d a r a a n yang dilayani per t a h u n
per rupiah yang d i a l o k a s i k a n u n t u k
p e r a w a t a n
Jumlah p e n u m p a n g per tahun per r u p i a h
yang d i a l o k a s i k a n sebagai s u b s i d i
9. Parameter
Indikator
Kinerja
Komponen
Sistem
Transportasi
K o m p o n e n S i s t e m T r a n s p o r t a s i I n d i k a t o r K i n e r j a
P r a s a r a n a dan S a r a n a
K e c e p a t a n t e m p u h
K e c e p a t a n p e l a y a n a n
Jam o p e r a s i
P a n j a n g
L e b a r
T i n g k a t k e r u s a k a n
K a p a s i t a s
S i s t e m O p e r a s i
Jam o p e r a s i
T a r i f
K a p a s i t a s o p e r a s i
K e c e p a t a n o p e r a s i
P o l a dan I n t e n s i t a s P e r g e r a k a n
J a r a k t e m p u h
W a k t u t e m p u h
V o l u m e
F r e k u e n s i
P o l a dan D i s t r i b u s i A k t i f i t a s
P r o d u k s i i n d u s t r i
P r o d u k s i p e r t a n i a n
K o n s u m s i
J u m l a h p o p u l a s i
L u a s w i l a y a h
K e r a p a t a n w i l a y a h
P D R B
L u a s d a e r a h i n d u s t r i
L u a s d a e r a h p e r t a n i a n
L u a s d a e r a h p e r m u k i m a n
O r g a n i s a s i dan K e l e m b a g a a n
J u m l a h p e r u s a h a a n t r a n s p o r t a s i
J u m l a h p e g a w a i
J u m l a h p e r a t u r a n
J u m l a h p e r u n d a n g a n
J u m l a h l e m b a g a t e r k a i t
10. • Kinerja pelayanan angkutan kota dapat dilihat dari
efektifitas dan efisiensi suatu pengoperasian
angkutan kota. Penilaian kriteria efektif dapat dilihat
dengan
• indikator aksesibilitas (kemudahan pengguna untuk
mencapai rute angkutan), kerapatan (jumlah kendaraan
atau jumlah rute), kecepatan rata-rata dan frekuensi
headway.
• Sedangkan dari segi efisiensi dilihat dari indikator
keterjangkauan, kelayakan, tingkat operasi, load factor
(faktor muat penumpang) dan umur dari kendaraan.
11. • Untuk mendapatkan tingkat efisiensi dilihat dari
konsep persediaan sarana dan prasarana dengan
penggunaannya seperti parameter tingkat
operasional, faktor muat penumpang, dan daerah
layanan.
• Angkutan kota sebagai salah satu fasilitas sosial
sebenarnya tidak hanya difokuskan pada pencarian
keuntungan semata, lebih jauh juga untuk pemenuhan
aspek sosial, yaitu terpenuhinya kepuasan pada
masyarakat. Pemerintah ataupun pihak swasta yang
terkait diharapkan dapat merencanakan system
perangkutan kota yang baik sehingga terdapat
transportasi yang efektif dan efisien.
•
12. Adapun fungsi Transportasi dalam pengembangan
wilayah menurut Adisasmita (2007), adalah :
a. Transportasi sebagai sektor penunjang terhadap
pengembangan kegiatan sektor- sektor lain misalnya
pertanian, perindustrian, perdagangan, pendidikan,
kesehatan, pariwisata dan lain-lain.
b. Menyediakan jasa transportasi yang efektif untuk
menghubungkan daerah-daerah terisolasi atau terpencil
dengan daerah-daearh yang telah berkambang diluar
wilayahnya, sehingga terjadi interaksi pembangunan
anat kedua daerah tersebut, yang selanjutnya akan
mendorong pertumbuhan dan perekonomian yang
sinergis.
13. Indikator Kinerja Transportasi
• Dalam mewujudkan penyelenggaraan transportasi yang efektif
dan efisien memerlukan indikator kinerja. Efektif dalam arti
selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi,
teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman,
tarif terjangkau, tertib, aman serta polusi rendah. Efisien dalam
arti beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam suatu
kesatuan jaringan transportasi nasional. Indikator kinerja
jaringan transportasi sebagai berikut :
1. Selamat
2. Aksesibilitas Tinggi
3. Terpadu
4. Kapasitas Mencukupi
5. Teratur
6. Tepat waktu
7. Nyaman
8. Tarif Terjangkau
9. Aman
14. Indikator kinerja dapat dijabarkan
dalam jaringan transportasi sebagai
berikut :
a.Selamat, dalam arti terhindarnya pengoperasian
transportasi dari kecelakaan akibat faktor internal
berdasarkan indikator perbandingan antara jumlah kejadian
kecelakaan terhadap jumlah pergerakan kendaraan dan
jumlah penumpang dan atau barang.
b.Aksesibilitas tinggi, dalam arti bahwa jaringan
pelayanan transportasi dapat menjangkau seluas mungkin
wilayah nasional dalam rangka perwujudan Wawasan
Nusantara dan ketahanan nasional berdasarkan indikator
cakupan wilayah yang dapat dijangkau oleh moda
transportasi serta ketersediaan sarana angkutan yang
menuju ke pelabuhan dan bandara.
15. c. Terpadu, dalam arti terwujudnya keterpaduan intramoda dan
antarmoda dalam jaringan prasarana dan pelayanan, yang
meliputi pembangunan, pembinaan dan penyelenggaraannya
sehingga efektif dan efisien.
d. Kapasitas mencukupi, dalam arti bahwa kapasitas
sarana dan prasarana transportasi cukup tersedia untuk
memenuhi permintaan pengguna jasa.
e. Teratur, dalam arti pelayanan transportasi yang
mempunyai jadwal waktu keberangkatan dan waktu
kedatangan.
f. .Tepat waktu, dalam arti bahwa pelayanan transportasi
dilakukan dengan jadwal yang tepat, baik saat keberangkatan
maupun kedatangan, sehingga masyarakat dapat merencanakan
perjalanan dengan pasti.
g. Nyaman, dalam arti terwujudnya ketenangan dan kenikmatan
bagi penumpang selama berada dalam sarana transportasi.
Keadaan tersebut dapat diukur dari ketersediaan dan kualitas
fasilitas yang memberikan kenyamanan dalam
perjalanan.
16. h. Tarif terjangkau, diukur berdasarkan
indikator kemampuan masyarakat dalam
membeli tiket kapal maupun pesawat serat
kesesuaian tarif yang telah diatur dalam
undang-undang.
i. Aman, dalam arti terhindarnya
pengoperasian transportasi dari akibat faktor
eksternal transportasi baik berupa gangguan
alam, gangguan manusia, maupun gangguan
lainnya.
17. • Fungsi Transportasi (Regional dan Lokal)
Transportasi perlu untuk mengatasi
kesenjangan jarak dan komunikasi antara
tempat asal dan tempat tujuan. Untuk itu
dikembangkan sistem transportasi dan
komunikasi, dalam wujud sarana
(kendaraan) dan prasarana (jalan).
• Dari sini timbul jasa angkutan untuk
memenuhi kebutuhan perangkutan
(transportasi) dari satu tempat ke tempat lain.
• Di sini terlihat, bahwa transportasi dan tata
guna lahan merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan.
18. • Kegiatan transportasi yang diwujudkan dalam
bentuk lalu lintas kendaraan, pada dasarnya
merupakan kegiatan yang menghubungkan dua
lokasi dari tata guna lahan yang mungkin sama atau
berbeda.
• Memindahkan orang atau barang dari satu tempat ke
tempat lain, berarti memindahkannya dari satu tata
guna lahan ke tata guna lahan yang lain, yang
berarti pula mengubah nilai ekonomi orang atau
barang tersebut. salah satu tujuan penting dari
perencanaan tata guna lahan atau perencanaan
sistem transportasi, adalah menuju kekeseimbangan
yang efisien antara potensi tata guna lahan dengan
kemampuan transportasi.
19. • Transportasi di dalam Lingkungan Perkotaan
• Transportasi yang berwawasan lingkungan
perlu memikirkan implikasi atau dampak
terhadap lingkungan yang mungkin timbul,
terutama pencemaran udara dan kebisingan.
Ada tiga aspek utama yang menentukan
intensitas dampak terhadap lingkungan,
khususnya pencemaran udara dan kebisingan,
dan penggunaan energi di daerah perkotaan,
yaitu:
a) Aspek perencanaan transportasi (barang dan
manusia).
b) Aspek rekayasa transportasi, meliputi pola
aliran moda transportasi, sarana jalan, sistem
lalu lintas, dan faktor transportasi lainnya
c) Aspek teknik mesin dan sumber energi (bahan
bakar) alat transportasi
21. • Perencanaan sistem transportasi ini diperlukan
suatu studi perencanaan transportasi yang
menyeluruh dan sistem koordinasi interaktif yang
baik antar departemen dan instansi terkait yang
nantinya akan tertuang dalam strategi
kebijaksanaan pengembangan jaringan transportasi
(darat, laut dan udara).
• Selain itu, dalam konsep sistem transporasi ini,
interaksi antar suatu moda dengan moda lainnya
akan terjadi pada suatu Simpul Terminal
(terminal darat, laut dan udara) sehingga untuk
mencapai efisiensi transportasi diperlukan juga
suatu strategi penempatan simpul terminal yang
tepat dengan tetap memperhatikan struktur Satuan
Wilayah Pengembangan (SWP) yang telah
ditetapkan
23. Contoh Moda Transportasi yang
melewati Jaringan Transportasi Darat
Ulasan kenapa masyarakat (Konsumen) masih tetap
bertahan menggunakan transportasi ini karena :
Memiliki Ruang Tunggu/Tempat Pemberhentian
Sementara
Fasilitas Inap yang disediakan penjual jasa (gratis)
Memiliki Tempat Ibadah
Memiliki Depot Makanan dan Minuman
Memiliki Fasilitas Kamar Mandi dan Toilet
Tempat Pemeliharaan Kendaran Berkala,
kemungkinan kendaraan macet tidak terjadi.
Sehingga penumpang tepat waktu sampai tujuan
Fasilitas yang dimiliki dan diberikan penjual jasa
angkut terhadap kendaraannya. Mis. AC dan Snack
27. TUGAS
• Jelaskan Konsep Transportasi
Regional !
• Carilah contoh Negara yang
mengimplementasi Transportasi
Terintegrasi !
• Buat bahan presentasi!
• 1 Kelompok 3 Orang