Dokumen tersebut membahas mengenai pertumbuhan fisik dan perkembangan intelek remaja serta implikasinya terhadap penyelenggaraan pendidikan. Pertumbuhan fisik remaja ditandai dengan pertumbuhan kelamin sekunder yang disebabkan oleh pertumbuhan kelenjar hormon. Perkembangan intelek remaja meliputi tahap sensori-motoris, praoperasional, operasional konkret, dan formal operasi. Implikasinya, pendidikan harus menyes
1. Implikasi Pertumbuhan & Perkembangan Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
I. Pertumbuhan Fisik Peserta Didik Remaja
1. Pengertian Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologi yan bersifat progresif dan kontinu
serta berlangsung dalam periode tertentu. Perubahan ini bersifat kuantitatif berkisar
hanya pada aspek-aspek fisik individu.
2. Pengaruh Pertumbuhan Fisik Terhadap Tingkah Laku
Pertumbuhan fisik akan membawa sampai sampai pada suatu kondisi jasmaniah yang
siap untuk melaksanakan tugas perkembangan secara lebih memadai, yaitu kesiapan
individu untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada periode berikutnya. Pada
gilirannya, terjadilah perubahan tingkah laku yang progresif dan semakin sempurna.
Pertumbuhan yang semakin sempurna pada otak menyebabkan susunan syaraf menjadi
lebih kompleks dan sistem menjadi lebih sempurna sehingga kemampuan berpikir
menjadi lebih tinggi.
3. Karakteristik Pertumbuhan Fisik Remaja
Pesatnya pertumbuhan fisik pada remaja sering menimbulkan kejutan pada diri remaja itu
sendiri. Pertumbuhan fisik remaja ditandai dengan pertumbuhan kelamin sekunder yang
disebabkan oleh pertumbuhan kelenjar hormon pada diri remaja. Seperti suara remaja
pria yang semakin parau untuk beberapa waktu dan akhirnya turun satu oktaf, pada
perempuan akan mulai menstruasi dan timbul jerawat. Pertumbuhan ini seringkali
membuat mereka menjadi merasa gelisah.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu
• Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya
• Kematangan
b. Faktor Eksternal
• Kesehatan
• Makanan
• Stimulasi lingkungan
II. Perkembangan Intelek Peserta Didik Remaja
1. Pengertian Intelek
Istilah intelek berasal dari bahasa inggris intellect yang menurut Chaplin (1981) adalah :
a. Proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan
kemampuan mempertimbangkan
b. Kemampuan mental atau inteligensi.
Menurut Mahfudin Shalahudin (1989) menyatakan intelek adalah akal budi atau
inteligensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan hubungan dari proses berpikir.
2. Istilah inteligensi, semula berasal dari bahasa latin intelligere yang berarti
menghubungkan atau menyatukan satu sama lain (Bimo Walgito,1981).
Menurut William Stern, inteligensi adalah kemampuan untuk menggunakan secara tepat
alat-alat bantu dan pikiran guna menyesuaikan terhadap tuntutan baru.(Kartini Kartono,
1984)
Menurut Leis Hedison Terman, berpendapat bahwa inteligensi adalah kesanggupan untuk
belajar secara abstrak (Patty F, 1982)
2. Tahapan Perkembangan Intelek/ Kognitif
Jean Piaget (Bybee dan Sund,1982) membagi perkembangan intelek/kognitif menjadi
empat tahapan sebagai berikut :
a. Tahap sensori-motoris
Tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun. Pada tahap ini, anak berada dalam suatu masa
pertumbuhan yang ditandai oleh kecenderungan sensori-motoris yang sangat jelas. Segala
perbuatan merupakan perwujudan dari proses pematangan aspek sensori-motoris tersebut.
b. Tahap praoperasional
Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ini juga disebut tajap intuisi sebab
perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana
intuitif. Artinya, semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tetapi oleh
unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang
bermakna, dan lingkungan sekitarnya.
Pada tahap ini anak sangat bersifat egosentris sehingga seringkali mengalami masalah
dalam berinteraksi dengan orang lain.
c. Tahap operasional konkret
Tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak mulai menyesuaikan
diri dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Pada tahap
ini interaksinya dengan lingkungan, termasuk dengan orang tuanya, sudah semakin
berkembang dengan baik karena egosentrisnya sudah semakin berkurang. Anak sudah
dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi dan menjelaskan pikiran orang lain dalam
cara-cara yang kurang egosentris dan lebih objektif.
Pada tahap ini anak sudah mulai meemahami hubungan fungsional karena mereka sudah
menguji coba suatu permasalahan.cara berpikir anak yang masih bersifat konkret
menyebabkan mereka belum mampu menangkap yang abstrak atau melakukan abstraksi
tentang sesuatu yang konkret.
3. Pemandu sorak (Inggris: cheerleading) adalah perpaduan gerakan dinamis senam, tari,
akrobatik, dan sorak-sorai untuk memberi semangat tim olahraga yang sedang
bertanding, atau sebagai olahraga yang diperlombakan secara kompetisi. Istilah pemandu
sorak juga digunakan untuk menamakan orang yang melakukan aksinya (bahasa Inggris:
cheerleader).
Para pemandu sorak bertugas memimpin teriakan-teriakan untuk memberi semangat dan
motivasi kerumunan orang.
Tradisi pandu sorak berasal dari Amerika Utara dan menyebar ke seluruh dunia. Tim
pemandu sorak digunakan dalam pertandingan sepak bola Amerika dan seringkali bola
basket. Tim pemandu sorak sering diundang untuk beraksi dalam pawai atau karnaval,
dan kadang-kadang juga dimiliki tim sepak bola, hoki es, bola voli, American football
dan bisbol.
Seruan sorak sorai awal
Sorak-sorai menyuarakan "Hooray, hooray, hooray! Tiger siss-boom-ah, Princeton!"
populer di kalangan mahasiswa Princeton pada tahun 1850-an hingga awal tahun 1860-
an. Suara kembang api roket sedang terbang "siss-boom-ah" diambil dari seruan serupa
yang diteriakkan anggota Resimen Ke-7 New York City dari dalam kereta api yang
membawa mereka dari depot Princeton ke Washington, beberapa hari sebelum pecah
Perang Saudara di Amerika Serikat.[1]
Di tahun 1896, College of New Jersey berganti nama menjadi Universitas Princeton
setelah merayakan hari jadi ke-150. Di tahun yang sama, sorakan yang disebut "The
Tiger Rocket Cheer" (nantinya dikenal sebagai "The Locomotive") bergema untuk
pertama kali, "'Ray 'ray 'ray Tiger, tiger, tiger, Sis, sis, sis, Boom, boom, boom, ah!
Princeton! Princeton! Princeton!"[2] Sorakan ini disebut "lokomotif" karena dimulai
perlahan-lahan tapi dilanjutkan dengan tempo yang terus meningkat seperti bunyi
lokomotif. Di masa belum ada marching band, sorak-sorai merupakan satu-satunya cara
memberikan dukungan pada pertandingan American football. Pemain yang ditarik dari
lapangan permainan juga disambut dengan sorakan sebagai tanda berterima kasih.
Di tahun 1894, lulusan Princeton bernama Thomas Peebles, mulai memperkenalkan ide
mengorganisir sorak-sorai publik di Universitas Minnesota. Tapi ide ini baru
dilaksanakan di tahun 1989 oleh mahasiswa Universitas Minnesota bernama Johnny
Campbell yang berdiri di depan penonton sebagai pemandu sorak pertama yang mengatur
sorak-sorai penonton.
Pemandu sorak sekarang
Walaupun 97% dari pemandu sorak sekarang semuanya perempuan,[3] pemandu sorak
sebenarnya berawal dari kegiatan yang seluruhnya dilakukan oleh pria. Perempuan baru
mulai berpartisipasi sebagai pemandu sorak di tahun 1920-an, sedangkan di tahun 1940-
an mulai menjadi kegiatan yang hampir seluruhnya dilakukan wanita.
4. Sejalan dengan perkembangannya, tari modern di Indonesia ini dapat
dikategorikan menjadi beberapa macam, antara lain adalah hip-hop dance,
concert dance, break dance, R&B dance, freestyle
dance, dan yang terakhir baalroom dance (Sedyawati dan Damono, 1991. P.5).
Modern dance, atau dalam Bahasa Indonesia berarti tari modern, adalah
suatu bentuk tarian yang terbentuk dan berkembang sejak dari awal abad 20
(Horosko,2002.P.1). Di beberapa tempat yang belum begitu mengenal tari
modern seperti di Indonesia, ballroom dance serta concert dance juga masih
dianggap sebagai bagian dari tari modern ini. Namun apabila dilihat dari latar
belakang sejarah, tari modern ini sebenarnya dipelopori oleh penari-penari dari
Amerika Serikat, serta penari-penari di beberapa negara di Eropa Barat yang
“memberontak” terhadap ballet dance serta classical dance yang sedang
booming
saat itu.
Beberapa penari yang paling terkenal dengan aksinya saat itu adalah Loie
Fuller, Isadora Duncan and Ruth St. Denis. Aksi mereka dilandasi dengan faktor
kelemahan dari ballet dan classical dance sendiri, yaitu diperlukannya
perlengkapan khusus selain musik, seperti kostum, sepatu tari, serta bahkan tata
rias yang tebal. Beberapa dari perlengkapan tersebut tidak mampu dimiliki oleh
orang-orang biasa dengan latar ekonomi yang rendah, yang juga punya
ketertarikan besar untuk menari. Oleh sebab itu ketiga penari tersebut kemudian
menciptakan suatu free dance yang kemudian dikenal dengan cikal bakal dari
tari
modern (Horosko,2002.P.1).
5. Tari telanjang (Inggris: striptease) adalah sejenis hiburan erotis di mana pemainnya
(dikenal sebagai 'stripper' atau 'penari telanjang') secara perlahan membuka baju sambil
diiringi musik. Striptease biasanya dilakukan di strip club. Biasanya penampilan diakhiri
setelah pakaian terakhir dilepas. Walaupun demikian, biasanya sepatu tidak ditanggalkan.
Pakaian yang dikenakan stripper biasanya memiliki tema tertentu, misalnya anak sekolah,
pembantu rumah tangga, polisi wanita, dan lain-lain.
Sejarah striptease sering dipertentangkan. Sebagian mengatakan striptease berawal dari
zaman Babilonia kuno. Dalam legenda Sumeria ada cerita mengenai dewi Inanna yang
turun ke dunia bawah yang terdiri dari tujuh pintu gerbang. Di setiap gerbang ia
menanggalkan satu potong pakaian atau perhiasan. Selama ia masih di neraka, bumi
gersang. Asal mula striptease modern adalah tarian Ghawazee yang ditiru orang Perancis
dari jajahan mereka di Afrika Utara dan Mesir. Tarian lebah yang dilakukan oleh seorang
wanita bernama Kuchuk Hanem dicatat oleh novelis Gustave Flaubert. Dalam tarian ini
pemain melepas pakaian sambil mencari lebah yang masuk ke dalamnya. Tari perut juga
menjadi terkenal di Amerika Serikat setelah dipertunjukkan dalam 1893 World's Fair di
Chicago oleh seorang penari bernama Little Egypt