SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Download to read offline
PENYANDANG CACAT

Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat,
yang dimaksud penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai
kelainan fisik, dan atau mental yang dapat mengganggu atau merupakan
rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara
layaknya, yang terdiri dari penyandang cacat fisik, cacat mental, cacat fisik
dan mental. Dalam undang-undang tersebut juga telah mengatur adanya
kuota 1 (satu) persen bagi penyandang cacat dalam ketenagakerjaan,
artinya ada kewajiban bagi perusahaan untuk mempekerjakan 1 orang
penyandang cacat untuk setiap 100 orang pegawai.


Meskipun undang-undang tersebut telah mengatur tentang kesamaan hak
dan     kedudukan   penyandang       cacat,    tetapi   dalam   kenyataannya
implementasi    undang-undang       tersebut   masih    mengalami    berbagai
hambatan. Beberapa hambatan yang dialami antara lain: sampai saat ini
belum ada data representatif yang menggambarkan jumlah dan karakteristik
penyandang cacat; adanya stigma negatif tentang penyandang cacat yang
menganggap mereka sebagai aib atau kutukan keluarga, sehingga
menyembunyikan keberadaan mereka.


Dalam    ketenagakerjaan    masih     banyak    yang    menganggap    bahwa
penyandang cacat sama dengan tidak sehat, sehingga tidak dapat diterima
sebagai pekerja karena syarat untuk menjadi pekerja salah satunya adalah
sehat jasmani dan rohani. Selain itu, masalah aksesibilitas bagi penyandang
cacat juga masih rendah. Banyak fasilitas umum yang belum ramah
terhadap mereka, sehingga menghambat akses dan partisipasi mereka di
berbagai bidang. Mereka juga rentan mengalami diskriminasi ganda,
terutama penyandang cacat perempuan.


Dalam upaya penyediaan data tentang penyandang cacat, Departemen
Sosial telah melakukan survey/pendataan penyandang cacat. Dari hasil
survey di 24 provinsi tercatat ada sebanyak 1.235.320 penyandang cacat,
                                                                    1|P a g e
yang terdiri dari 687.020 penyandang cacat laki-laki dan 548.300
penyandang cacat perempuan. Sebagian besar dari mereka hanya
berpendidikan   tidak   sekolah/tidak tamat   SD   sebesar     59,9    persen,
berpendidikan SD 28,1 persen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pada umumnya pendidikan penyandang cacat masih rendah. Yang lebih
memprihatinkan,    sebagian    besar   dari   mereka   tidak     mempunyai
keterampilan, sebanyak 1.099.007 orang (89 persen). Dengan pendidikan
yang rendah dan ketiadaan keterampilan, membuat mereka sulit untuk
mendapatkan pekerjaan. Ada sebanyak 921.036 orang penyandang cacat
yang tidak bekerja (74,6 persen).


Dengan adanya berbagai permasalahan tersebut, maka upaya pemenuhan
hak bagi penyandang cacat harus terus dilakukan, antara lain dengan terus
melakukan sosialisasi undang-undang dan berbagai kebijakan/program
terkait penyandang cacat, pemberdayaan penyandang cacat dan yang tidak
kalah penting adalah mengubah persepsi negatif masyarakat tentang
penyandang cacat. Jangan lagi menganggap mereka sebagai kelompok
masyarakat yang hanya menjadi beban, tetapi mereka merupakan
kelompok masyarakat yang harus terus diberdayakan.




                                                                      2|P a g e

More Related Content

Similar to Penyandang cacat (1)

Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
Fiqih Penguatan Penyandang DisabilitasFiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
Fiqih Penguatan Penyandang DisabilitasAdy Setiawan
 
Kebijakan Sosial Disabilitas dalam Bidang Pekerjaan
Kebijakan Sosial Disabilitas dalam Bidang PekerjaanKebijakan Sosial Disabilitas dalam Bidang Pekerjaan
Kebijakan Sosial Disabilitas dalam Bidang PekerjaanDyahrahma10
 
Pusat Layanan Terpadu Anak Dengan Kecacatan
Pusat Layanan Terpadu Anak Dengan KecacatanPusat Layanan Terpadu Anak Dengan Kecacatan
Pusat Layanan Terpadu Anak Dengan KecacatanDewi Kartika
 
Advokasi Stunting di Kota Bandar Lampung dan Kab. Lamteng
Advokasi Stunting di Kota Bandar Lampung dan Kab. LamtengAdvokasi Stunting di Kota Bandar Lampung dan Kab. Lamteng
Advokasi Stunting di Kota Bandar Lampung dan Kab. LamtengUniversity of Lampung
 
Mewujudkan inklusi sosial program peduli
Mewujudkan inklusi sosial program peduliMewujudkan inklusi sosial program peduli
Mewujudkan inklusi sosial program pedulisroyat
 
iidi_cegah_stunting untuk anak anak diindonesia
iidi_cegah_stunting untuk anak anak diindonesiaiidi_cegah_stunting untuk anak anak diindonesia
iidi_cegah_stunting untuk anak anak diindonesiazurninurman
 
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK new 2014.pptx
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK new 2014.pptxKONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK new 2014.pptx
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK new 2014.pptxnolypapertu
 
finalpresentationchildlabor-160723185518.pptx
finalpresentationchildlabor-160723185518.pptxfinalpresentationchildlabor-160723185518.pptx
finalpresentationchildlabor-160723185518.pptxFootballlive3
 
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi pjj_kemenkes
 
Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat .pptx
Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat .pptxRehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat .pptx
Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat .pptx2182111025KhairulUmm
 
Tindakan yang diambil
Tindakan yang diambilTindakan yang diambil
Tindakan yang diambilSitiNajihah21
 
RDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptx
RDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptxRDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptx
RDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptxNOVRIROLIANSYAH1
 
Lay_BK_diPendas_2021_05.pdf
Lay_BK_diPendas_2021_05.pdfLay_BK_diPendas_2021_05.pdf
Lay_BK_diPendas_2021_05.pdfMinggochan
 
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hiPusdiklatKKB
 
Kebijakan pengembangan puskesmas santun lansia
Kebijakan pengembangan puskesmas santun lansiaKebijakan pengembangan puskesmas santun lansia
Kebijakan pengembangan puskesmas santun lansiaLENY WIDI ASTUTI
 

Similar to Penyandang cacat (1) (20)

Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
Fiqih Penguatan Penyandang DisabilitasFiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
 
Ina-1.pptx
Ina-1.pptxIna-1.pptx
Ina-1.pptx
 
Kebijakan Sosial Disabilitas dalam Bidang Pekerjaan
Kebijakan Sosial Disabilitas dalam Bidang PekerjaanKebijakan Sosial Disabilitas dalam Bidang Pekerjaan
Kebijakan Sosial Disabilitas dalam Bidang Pekerjaan
 
Pusat Layanan Terpadu Anak Dengan Kecacatan
Pusat Layanan Terpadu Anak Dengan KecacatanPusat Layanan Terpadu Anak Dengan Kecacatan
Pusat Layanan Terpadu Anak Dengan Kecacatan
 
Advokasi Stunting di Kota Bandar Lampung dan Kab. Lamteng
Advokasi Stunting di Kota Bandar Lampung dan Kab. LamtengAdvokasi Stunting di Kota Bandar Lampung dan Kab. Lamteng
Advokasi Stunting di Kota Bandar Lampung dan Kab. Lamteng
 
Mewujudkan inklusi sosial program peduli
Mewujudkan inklusi sosial program peduliMewujudkan inklusi sosial program peduli
Mewujudkan inklusi sosial program peduli
 
Orang miskin dilarang sakit
Orang miskin dilarang sakitOrang miskin dilarang sakit
Orang miskin dilarang sakit
 
Renstra Kementrian Sosial 2010 2014
Renstra Kementrian Sosial 2010 2014Renstra Kementrian Sosial 2010 2014
Renstra Kementrian Sosial 2010 2014
 
Renstra Kementerian Sosial RI Thn. 2010-2014
Renstra Kementerian Sosial RI Thn. 2010-2014Renstra Kementerian Sosial RI Thn. 2010-2014
Renstra Kementerian Sosial RI Thn. 2010-2014
 
iidi_cegah_stunting untuk anak anak diindonesia
iidi_cegah_stunting untuk anak anak diindonesiaiidi_cegah_stunting untuk anak anak diindonesia
iidi_cegah_stunting untuk anak anak diindonesia
 
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK new 2014.pptx
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK new 2014.pptxKONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK new 2014.pptx
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK new 2014.pptx
 
finalpresentationchildlabor-160723185518.pptx
finalpresentationchildlabor-160723185518.pptxfinalpresentationchildlabor-160723185518.pptx
finalpresentationchildlabor-160723185518.pptx
 
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
 
Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat .pptx
Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat .pptxRehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat .pptx
Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat .pptx
 
Tindakan yang diambil
Tindakan yang diambilTindakan yang diambil
Tindakan yang diambil
 
RDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptx
RDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptxRDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptx
RDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptx
 
Lay_BK_diPendas_2021_05.pdf
Lay_BK_diPendas_2021_05.pdfLay_BK_diPendas_2021_05.pdf
Lay_BK_diPendas_2021_05.pdf
 
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
 
Kebijakan pengembangan puskesmas santun lansia
Kebijakan pengembangan puskesmas santun lansiaKebijakan pengembangan puskesmas santun lansia
Kebijakan pengembangan puskesmas santun lansia
 
Kaunseling oku
Kaunseling okuKaunseling oku
Kaunseling oku
 

More from Yayasan Perempuan Kaisa Indonesia (12)

Provinsi jawabarat 12-2010
Provinsi jawabarat 12-2010Provinsi jawabarat 12-2010
Provinsi jawabarat 12-2010
 
Siaran pers kenaikan ptkp
Siaran pers   kenaikan ptkpSiaran pers   kenaikan ptkp
Siaran pers kenaikan ptkp
 
Cintai pangan lokal
Cintai pangan lokalCintai pangan lokal
Cintai pangan lokal
 
Buku akhlaq lingkungan
Buku akhlaq lingkunganBuku akhlaq lingkungan
Buku akhlaq lingkungan
 
Bk teologi lingkungan
Bk teologi lingkunganBk teologi lingkungan
Bk teologi lingkungan
 
Uu32 2009
Uu32 2009Uu32 2009
Uu32 2009
 
Pp.37 2012 pengelolaan_das_
Pp.37 2012 pengelolaan_das_Pp.37 2012 pengelolaan_das_
Pp.37 2012 pengelolaan_das_
 
101738 id id
101738 id id101738 id id
101738 id id
 
2001 03 kajian kebijakan hak-hak masy adat ---otonomi daerah
2001 03 kajian kebijakan hak-hak masy adat ---otonomi daerah2001 03 kajian kebijakan hak-hak masy adat ---otonomi daerah
2001 03 kajian kebijakan hak-hak masy adat ---otonomi daerah
 
Index3c24
Index3c24Index3c24
Index3c24
 
114093418 rusun-ciliwung-usulan-menpera (2)
114093418 rusun-ciliwung-usulan-menpera (2)114093418 rusun-ciliwung-usulan-menpera (2)
114093418 rusun-ciliwung-usulan-menpera (2)
 
Citarum
CitarumCitarum
Citarum
 

Penyandang cacat (1)

  • 1. PENYANDANG CACAT Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat, yang dimaksud penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik, dan atau mental yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara layaknya, yang terdiri dari penyandang cacat fisik, cacat mental, cacat fisik dan mental. Dalam undang-undang tersebut juga telah mengatur adanya kuota 1 (satu) persen bagi penyandang cacat dalam ketenagakerjaan, artinya ada kewajiban bagi perusahaan untuk mempekerjakan 1 orang penyandang cacat untuk setiap 100 orang pegawai. Meskipun undang-undang tersebut telah mengatur tentang kesamaan hak dan kedudukan penyandang cacat, tetapi dalam kenyataannya implementasi undang-undang tersebut masih mengalami berbagai hambatan. Beberapa hambatan yang dialami antara lain: sampai saat ini belum ada data representatif yang menggambarkan jumlah dan karakteristik penyandang cacat; adanya stigma negatif tentang penyandang cacat yang menganggap mereka sebagai aib atau kutukan keluarga, sehingga menyembunyikan keberadaan mereka. Dalam ketenagakerjaan masih banyak yang menganggap bahwa penyandang cacat sama dengan tidak sehat, sehingga tidak dapat diterima sebagai pekerja karena syarat untuk menjadi pekerja salah satunya adalah sehat jasmani dan rohani. Selain itu, masalah aksesibilitas bagi penyandang cacat juga masih rendah. Banyak fasilitas umum yang belum ramah terhadap mereka, sehingga menghambat akses dan partisipasi mereka di berbagai bidang. Mereka juga rentan mengalami diskriminasi ganda, terutama penyandang cacat perempuan. Dalam upaya penyediaan data tentang penyandang cacat, Departemen Sosial telah melakukan survey/pendataan penyandang cacat. Dari hasil survey di 24 provinsi tercatat ada sebanyak 1.235.320 penyandang cacat, 1|P a g e
  • 2. yang terdiri dari 687.020 penyandang cacat laki-laki dan 548.300 penyandang cacat perempuan. Sebagian besar dari mereka hanya berpendidikan tidak sekolah/tidak tamat SD sebesar 59,9 persen, berpendidikan SD 28,1 persen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada umumnya pendidikan penyandang cacat masih rendah. Yang lebih memprihatinkan, sebagian besar dari mereka tidak mempunyai keterampilan, sebanyak 1.099.007 orang (89 persen). Dengan pendidikan yang rendah dan ketiadaan keterampilan, membuat mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Ada sebanyak 921.036 orang penyandang cacat yang tidak bekerja (74,6 persen). Dengan adanya berbagai permasalahan tersebut, maka upaya pemenuhan hak bagi penyandang cacat harus terus dilakukan, antara lain dengan terus melakukan sosialisasi undang-undang dan berbagai kebijakan/program terkait penyandang cacat, pemberdayaan penyandang cacat dan yang tidak kalah penting adalah mengubah persepsi negatif masyarakat tentang penyandang cacat. Jangan lagi menganggap mereka sebagai kelompok masyarakat yang hanya menjadi beban, tetapi mereka merupakan kelompok masyarakat yang harus terus diberdayakan. 2|P a g e