SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
1
Bahasa puisi sebagai salah satu unsur dalam bangun struktur karya memiliki bagian-bagian
antara lain; diksi, citraan, bahasa kiasan dan sarana retorika (Alternbernd dalam Sukamti
Suratidja, 1990:241).
Sarana retorika yang dominant adalah tautology, pleonasme, keseimbangan, retorika retisense,
paralelisme, dan penjumlahan(enumerasi), paradoks, hiperbola, pertanyaan retorik, klimaks,
klimaks, kiasmus (Pradopo, 1990:241)
Telah disampaikan di atas, bahwa selain sarana retorik, dalam bahasa puisi juga dikenal bahasa
kiasan atau figurative language yang menyebabkan sajak menjadi menarik, menimbulkan
kesegaran, terasa hidup dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan. Bahasa kiasan
menjelaskan atau mempersamakan suatu hal lain supaya gambaran menjadi jelas, lebih menarik
dan hidup.
Jenis-jenis bahasa kiasan adalah:
1. perbandingan (simile)
2. metafora
3. perumpamaan epos (epic simile)
4. personifikasi
5. metonimia
6. sinekdok
7. allegori
(Pradopo, 1990: 62)
Perrine dalam Waluyo (1987: 83) menerangkan bahwa bahasa figurative dipandang lebih efektif
untuk menyatakan apa yang dimaksudkan penyair, karena (1) bahasa figuratif mampu
menghasilkan kesenangan imajinatif, (2) bahasa figuratif adalah cara untuk imaji tambahan
dalam puisi, sehingga yang abstrak jadi konkret dan menjadikan puisi lebih dinikmati dibaca, (3)
bahasa figuratif adalah cara menambah intensitas perasaan penyair untuk puisinya dan
menyampaikan sikap penyair, (4) bahasa figuratif adalah cara untuk mengkonsentrasikan makna
yang hendak disampaikan dan cara menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa
singkat.
Di samping retorika dan bahasa kiasan, disinggung juga dalam wilayah bahasa puisi adalah diksi.
Meskipun buku yang ditulis Gorys Keraf berjudul “Diksi dan GAya Bahas”” sehingga
mengesankan kedua istilah itu dua hal yag berbeda, namun dalam praktiknya, pendiksian yang
akurat dari seorang pengarang dan penyair tidak pernah lepas dari soal berupaya habis-habisan
menghasilkan ungkapan-uangkapan dan eksposisi yang benar-benar memikat, indah,
mempesona, sugestif. Secara esensial ini adalah bentuk lain dari gaya bahasa juga, hanya
mungkin tanpa label nama-nama sehingga stude tentang stilistika pun tidak menganggap ha
lasing persoalan diksi. Kata diksi memang sering diterjemahkan dengan ketepatan pilihan kata.
Dalam konsep itu terkandug unsur kecermatan, kejituan ,keefektifan sehinggadiharapkan timbul
ungkapan yang benar-benar bernas, cerdas, dan selektif.
2
Gorys Keraf dan Widyamartaya (1995: 44) merumuskan diksi sebagai kemmpuan membedakan
secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan, dan
kemampuan untuk menemukan bentuk yangsesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat pendengar.pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh
penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbedaharaan kata bahasa itu. Sementara itu dalam
bukunya ynag berjudul Diksi Gaya Bahasa, Gorys Keraf (1995: 87) berbicara tentang
diksi/ketepatan pilihan kata sebagai berikut:
Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-
gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau
dirasakan oleh penulis atau pembicara. Sebab itu, persoalan ketepatan pilihan kata akan
menyangkut pula masalah makna kata dan kosakata seseorang. Kosakata yang kaya-raya
memungkinkan penulis atau pembicara lebih bebas memilih-milih kata yang dianggapnya paling
tepat memiliki pikiranya. Ketepatan makna kata menuntut pula kesadaran penulis atau pembicara
untuk megetahui bagaimana hubungan antara bentuk bahasa (kata)dengan referensiinya.
Ketepatan adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang sama pada
imajinasi pembaca atau pendengar, seperi apa yang dirasakan atau dipikirkan penulis atau
pembicara, maka setiap penulis atau pembicara harus berusaha secermat mungkin memilih kata-
katanya untuk mencapau maksud tersebut.bahwa kata yang dipakai sudah tepatakan tampak dari
reaksi selanjutnya, baik berupa diksi verbal maupun aksi non-verbal dari pembaca atau
pendengar. Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham.
Beberapa butir perhatian dan persoalan berikut hendaknya diperhatikan setiap orang agar bisa
mencapai ketepatan pilihan katanya itu.
(1). Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi
(2) Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim
(3) Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaan.
(4) Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri
(5) Waspadalah dengan penggunaan akhiran asing terutama kata-kata asing yang mengandung
akhiran asing tersebut.
(6) Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digubakan secara ideomatis
ingat akan bukan ingat terhadap, berharap, berharap akan, mengharapkan bukan mengharap
akan; berbahaya, berbahaya bagi, membahayakan sesuatu buakan memahayakan bagi sesuatu
(lokatif).
(7) untuk menjamin ketepatan diksi penulis atau pembicara harus membedakan kata umum dan
kata khusus
3
(8) Mempergunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi yang khusus.
(9) Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
(10) Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.
(Gorys Keraf, 1995: 88-89)
Pembicaraan tentang diksi bisa kita perluas mengenai penjelasan yang bisa kit abaca dalam
kamus Istilah Sastra Indonesia. Dalam buku tersebut Eddy (1991:55) menerangkan persoalan
diksi sebagai berikut
Diksi adalah pilihan kata yang dilakukan oleh seorang pengarang utnuk mengungkapkan
pikiran,perasaan dan poengalamannya dalam karya yang ditulisnya.
Dalam karya sastra diksi tidak hanya mengacu pada ketepatan pemilihan kata untuk
mengungkapakan sesuatu, tetapi juga untuk mengundang atau ,membangkitkan imajinasi
pembaca, sehingga apa yang diungkapkan terasa hidup dan memikat.
Kalau kita bandingkan diksi karya nonsastra dengan diksi karya sastra akan tampak seperti table
berikut:
Diksi Karya nonsastra Diksi Karya Sastra
Ditekankan pada pemilihan
kataDiusahakan agar kata pilihan itu
bermakna tunggal dan akurat
Brfokus pada makna
Di samping ketepatan pemilihan kata, juga
diusahakan agar kata itu dapat
membangkitkan imajinasi.Diusahakan agar
kata pilihan itu bermakna ganda dan
bernilai asosiatif serta imajinatif
Berfokus pada makna dan daya evokasi
(daya gugah), atau lebih difokuakan pada
gaya gugahnya.
Diksi dan perbedaan diksi dalam kaya sastra dan karya nonsastra akan jelas kelihatan dalam
konteks kalimat yang utuh. Contoh:
1. Di atas laut. Bulan perak bergetar. (Abdul Hadi, dalam puisi “Prulude”) merupakan diksi
sastra (puisi),
Dipermukaan laut, bulan yang terang benderang seakan-akan bergerak: merupakan diksi
nonsastra.
2. Angin akan kembali dari buit-bukit, menyongsong malam hari. (Abdul Hadi, dalam puisi
“Prelude”): diksi sastra(puisi),
Angin akan bertiup lagi dari bukit pada malam hari: diksi nonsastra.
4
Diksi ialah pemilihan dan penyusunan kata dalam puisi. Perkara yang diutamakan dalam
pemilihan dan penyusunan diksi ialah ketepatan, tekanan, dan keistimewaan. Perhatian istimewa
diberikan terhadap sifat-sifat kata seperti denotatif, konotatif, bahasa kiasan, dan sebagainya.
(http://esastera.com/kursus/kepenyairan.html#Modul11). Menurut Sudjiman (1993:7) pengkajian
stilistika meneliti gaya bahasa sebuah teks secara rinci secara sistematis memperhatikan
preferensi penggunaan kata atau struktur bahasa, mengamati antara hubungan pilihan itu untuk
mengidentifikasi ciri-ciri stilistika. Ciri yang dikatakan oleh Sudjiman dapat berupa atau bersifat
fonologis (pola bunyi bahasa, mantra, rima). Leksikal (diksi), atau retoris (majas, citraan).
13 Apr
Jenis-jenis gaya bahasa
Posted by danriris in Artikel, Tata Bahasa. Ditandai:Gaya Bahasa, Jenis Gaya Bahasa. 34
komentar
Poerwadarminta dalam Widyamartaya (1995: 53) menerangkan bahwa gaya umum itu dapat
ditambah , diperbesar dengan salah satu cara. Tiap cara atau proses ini akan menghasilkan
sejemlah corak dengan nama-nama khususnya. Panorama selayang pandang tentang gaya bahasa
dapat dirinci dengan memperbesar daya tenaganya terhadap gaya umum dengan cara-cara
mengadakan:
1. Perbandingan; 2. Pertentangan; 3. Pertukaran; 4. Perulangan; 5. Perurutan.
Gaya bahasa ialah cara penyair menggunakan bahsa untuk menimbulkan kesan-kesan tertentu.
Gaya digunakan untuk melahirkan keindahan (http://esastra.com/kurusu/kepenyairan.htm#Modul
11). Hal itu terjadi karena dalam karya sastralah ia paling sering dijumpai, sebagai wujud
eksplorasi dan kreativitas sastrawan-sastrawati dalam berekspresi.
Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiranmelalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis/pemakai bahasa (Gorys Keraf, 2002: 113). Suatu
penciptaan puisi, juga bentuk-bentuk tulisan yang lain, misalnya cerpen, novel, naskah drama
(Wacana sastra) sangat membutuhkan penguasaan gaya bahasa, agar puisi yang dihasilkan nanti
lebih menarik, indah, dan berkualitas.
Pembicaraan tentang gaya bahasa sangatlah luas. Gorys Keraf (2002: xi-xii) membagi persoalan
gaya bahasa, yakni:
Pengertian, sendi, jenis-jenis gaya bahasa
1. Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata
a. Gaya bahasa resmi
b. Gaya bahasa tak resmi
5
c. Gaya bahasa percakapan
2. Gaya bahasa berdasarkan nada:
a. Gaya sederhana
b. Gaya mulia dan bertenaga
c. Gaya menengah.
2. Gaya bahasa berdarkan struktur kalimat
a. Klimaks
b. Antiklimaks
c. Paralelisme
d. Antitesis
Repetisi
3. Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna
a. Gaya bahasa retorika terdiri dari:
1) Aliterasi
2) Asonansi
3) Anastrof
4) Apofasis/preterisio
5) Apostrof
6) Asidenton
7) Polisindenton
8.) Kiasmus
9) Elipsis
6
10) Eufimismus
11) Litotes
12) Histeron proteron
13) Pleonasme dan tautologi
14) Perifrasis
15) Prolepsis/antisipasi
16) Erotesis/pertanyaan retoris
17) Silepsis dan Zeugma
18) Koreksio Epanotesis
19) Hiperbol
20) Paradoks
21) Oksimoton
b. Gaya bahasa kiasan
1. Persamaan/simile
2. Metafora
3. Alegori, Parabel dan Fabel
4. Personifikasi
5. Alusi
6. Eponim
7. Epitet
8. Sinekdoke
9. Metonimia
10. Antomonasia
7
11. Hipalase
12. Ironi
13. Satire
14. Iniendo
15. Antifrasis
16. Paronomasia
Uraian mengenai pengertian bermacam-macam gaya bahasa tersebut dan contoh-contohnya bisa
dibac dalam buku “Diksi dan Gaya Bahasa” karya Gorys keraf, juga karya Henry Guntur
Tarigan, Rahmat Joko Pradopo dan dijumpai di segenap buku yang membicarakan gaya bahsa
untuk SMP dan SMA/SMK.
Pengertian Masing-masing Jenis Gaya Bahasa dan Contoh Pemakaiannya
Di bawah ini disampaikan pengertian dari jenis-jenis gaya bahasa di atas yang dirumuskan secara
bebas oleh peneliti berdasarkan pemahaman yang penulis peroleh dari berbagai sumber:
1. Klimaks, yang disebut juga gradasi, adalah gaya bahsa berupa ekspresi dan pernyataan dalam
rincian yang secara periodek makn lama makin meningkat, baik kuantitas, kualitas, intensitas,
nilainya.
Contoh:
Idealnya setiap anak Indonesia pernah menempuh pendidikan formal di TK, SD, SMP,
SMA/SMK, syukur S2, S3 sampai gelar Doktor dan kalau mengajar di Perguruan Tinggi
bergelar Profesor/Guru Besar pula.
b. Dalam apresiasi sastra, mula-mula kita hanya membaca selayang pandang puisi yang akan kita
apresiasi, lalu kita membaca berulang-ulang sampai paham maksudnya, merasakan
keindahannya, terus mengkajidalami, bisa membawakannya penuh penghayatan, sampai kita
mampu menghargai keberadaan dan mencintainnya, syukur juga terpangil untuk kreatif
menciptakan bentuk-bentuk sastra.
2. Antiklimaks merupakan antonim dari klimaks adalah gaya bahasa berupa kalimat terstruktur
dan isinya mengalami penurunan kualitas, kuantitas intensitas. Gaya bahasa ini di mulai dari
puncak makin lama makin ke bawah.
Contoh:
Bagi milyader bakhlil, jangankan menyumbang jutaan rupiah, seratus ribu, lima puluh ribu,
sepuluh ribu, seribu rupiah pun ia enggan, masih dihitung-hitung.
8
b. Jauh sebelum memperoleh mendali emas dalam Olimpiade Athena 2004 cabang bulutangkis,
Taufik Hidayat niscaya telah menjadi juara nasional dan sebelumnya juga tingkat propinsi,
kabupaten, malahan pula tingkat kecamatan, desa, RT/RW.
3. Paralelisme adalah gaya bahasa berupa penyejajaran antara frase-frase yang menduduki
fungsi yang sama.
Contoh: Kriminalitas dan kemaksiatan itu akan menyengsarakan banyakmorang, membuat
menderita kurban-kurbannya.
4. Antitesis adalah gaya bahsa yang menghadirkasn kelompok-kelompok kata yang berlawanan
maksudnya.
Contoh:
Kau yang berjani kau pula yang mengingkari
Kau yang mulai kau pula yang mangakhiri
Di timur matahari terbit dan di barat ia tengggelam
5. Repetisi adalah gaya bahasa dengan jalan mengulanmg pengunaan kata atau kelompok kata
tertentu.
Contoh:
 Seumpama eidelwis akulah cinta abadi yang tidak akan pernah layu
 Seumpama merpati akulah kesetiaan yang tidak pernah ingkar janji
 Seumpama embun akulah kesejukan yang membasuh hati yang lara
 Seumpama samudra akulah kesabaran yang menampung keluh kesah segala muara
6. Aliterasi adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi konsonan.
Contoh:
 Widyawan Wisik Wahyu Wastika suka menekuni spiritualitas.
 Sahabatku bernama Fajar Firman Firdaus Filosofi.
 Jadilah jantan jujur jenius!
 Nama mahasiswi itu Cici Cantika Cangggih Cendikiawati
7. Asonansi adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal
Contoh:
Gita Cinta dari SMA, lagu rindu dari SMU
9
Kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu
8. Anastrof adalah gaya bahasa berupa pembalikan susunan kalimat dari pola yang lazim,
biasanya dari subjek-predikat jadi predikat-subjek
Contoh:
Terlalu kecil anak itu untuk bekerja seberat itu
Berbahagialah wisudawan-wisudawati dalam perayaan yang diadakan di kampus mereka.
9. Apofasis/preterisio adalah gaya bahasa yang dipakai oleh pengarang untuk menyampaikan
sesuatu yang megandung unsur kontradiksi, kelihatannya menolak tapi sebenarnya menerima,
kelihatannya memuji tapi sebenarnya mngejek, nampaknya membenarkan tapi sebenarnya
menyalahkan, kelihatannya merahasiakan tapi sebenarnya membeberkan.
Contoh :
- Saya tidak ingin membongkar kesalahan masa silammu bahwa dulu kamu pernah melakukan
pemalsuan ijazah dan menjadi plagiator.
- Jangan repotrepot membawa sesuatu ke sini, tapi tidak baik bukan kalau orang menolak rejeki?
10. Apostrof adalah gaya bahsa berupa pengalihan pembicaraan kepada benda atau sesuatu yang
tidak bisa berbicara kepada kita terutama kepada tokoh yang tidak hadir atau sudah tiada, dengan
tujuan lebih menarik atau memberi nuansa lain.
Contoh:
- Wahai Nabi Suci yang kami cintai dan hormati, malam ini kami berkumpul disini untuk
melantunkan shalawat dan kasidah nan syahdu untukmu, terimalah sayang, kekasihku.
- Hai burung-burung betapa merdu nyanyianmu, wahai bunga-bunga betapa indah dan semerbak
aromamu, wahai embun pagi, betapa jernih berkilau kamu laksana butiran-butiran intan tertimpa
hangat sinar surya.
11. Asidenton adalah gaya bahsa dengan jalan menghadirkan kata/frasa yang berfungsi sama,
berkedudukan sejajar tanpa menggunakan kata penghubung hanya menggunakan koma.
Contoh:
Untuk menjadi insan kamil, kita harus punya imtak yang prima, iptek yang andal, akhlak yang
solid, amal salih yang semarak produktif banyak berkarya, kreatif penuh cipta.
12. Polisidenton adalah gaya bahasa berupa penyampaian sesuatu dengan menggunakan kata
sambung secara berulang.
10
Contoh:
- Kepada bulan, kepada bintang-gemintang, kepada langit biru, kepada malam yang syahdu, aku
bertanya kepadamu adakah kau lihat hamba-hamba Allah yang beriman bangun tengah malam
untuk berdzikir, untuk berdoa, untuk bersujud?
- Kita harus giat menuntut ilmu dari berbagai sumber agar cerdas cendikia agar berwawasan luas
agar bisa bnyak berkiprah agar tidak ketinggalan zaman.
13. Kiasmus adalah gaya bahasa yang terdiri dari dua klausa yang berimabang namun
dipertentangkan satu sama lain.
Contoh:
Sebenarnya mereka orang-orang yang sabar, namun akhirnya berontak terhadap orang-orang
yang terus mengencetnya.
14. Elipsis adaklah gaya bahasa berupa penyusunan kalimat yang mengandung kata-kata yang
sengaja dihilangkan yang sebenarnya bisa diisi oleh pembaca/penyimak.
Contoh:
- Pembangunan mencakup dua hal yakni pembangunan material dan …….,pembangunan lahiriah
dan …….., pembangunan individual dan ……….
- Apa saja yang ada di dunia serta berpasangan ada siang ada ………, ada baik ada…….., ada
terang ada ………, ada pertemuan ada …….., roda berputar kadang di atas kadang …………
15. Eufemisme adalah gaya bahasa berupa pengungkapan yang sifatnya menghaluskan supaya
tidak menyinggung perasaan, tidak terasa tajam.
Contoh:
-Karena melakukan sesuatu yang kurang pas, Pak Bandot akhirnya dikenai pension dini.
(Terlibat skandal, korupsi, dipecat, di PHK)
-Anak itu tinggal kelas karena agak terlambat dalam mengikuti pelajaran.
(Bodoh)
16. Litotes adalah gaya bahasa yang sifatnya merendahkan diri, tidak sesuai dengan kenyataan
yang sesungguhnya namun tidak punya maksud agar orang percaya dengan hal itu,
pembicara/penyimak tahu apa yang sebenarnya ia maksudkan.
Contoh:
11
-Kalau Anda tidak keberatan, mampirlah ke gubug kami di Jalan Pemuda No. 100 Surakarta.
- Yogya-Solo terpaksa kita tempuh 2 jam karena kita hanya naik gerobak.
17. Histeron Proteron adalah gaya bahasa berupa penyusunan kalimat yang mengandung
pembalikan dari logika yang wajar.
Contoh:
Silakan membaca terus sampai jadi kutu buku agar kebodohanmu tidak berkurang,
kepandaianmu tidak bertambah.
-Pegang teguhlah sifat jujur maka kamu bakal hancur, bertindaklah adil maka justru kamu akan
terpencil.
18. Tautologi adalah sarana retorika yang menyatakan sesuatu secara berulang dengan kata-kata
yang maknanya sama supaya diperoleh pengertian yang lebih mendalam, misalnya:
Tak ada badai tak ada topan, tiba-tiba saja ia marah.
So pasti, buku-buku bermutu banyak memberikan manfaat bagi pembacanya.
19. Pleonasme adalah sarana retorika semacam tautologi dengan kata kedua yang sudah
dijelaskan oleh kata pertama.
Contoh:
Silakan maju ke depan, setelah itu naik ke atas.
Hujan yang basah menyuburkan tanah-tanah rekah
20. Perifrasis adalah gaya bahasa sejenis pleonasme yang merupakan keterangan berulang namun
proporsinya lebih banyak daripada yang sebenarnya.
Contoh:
Dengan sungguh terpaksa karena tak berdaya, tidak punya kekuatan apa-apa tidak bisa berbuat
dan melakukan sesuatu saya hanya diam saja ketika kawanan perampokitu menggasak dan
menguras ludes barang-barang berharga di rumah sebelah.
21. Prolepsis/antisipasi adalah gaya bahasa berupa kalimat yang diawali dengan kata-kata yang
sebenarnya baru ada setelah suatu peristiwa terjadi.
Contoh:
12
-Keluarga yang ditimpa kemalangan itu akhirnya tercerai berai dan tewas entah di mana jenazah
tersapu gelombang Tsunami hanyut bersama rumah mereka.
-Pada tahun 571 Masehi di Mekah, lahirlah seorang Nabi Besar bernama Muhammad S.A.W.
22. Erotesis/pertanyaan retoris adalah gaya bahasa berupa pengajuan pertanyaan untuk
memperoleh efek mengulang tanpa menghendaki jawaban, karena jawabannya sudah tersirat di
sana. Gaya bahasa ini acap digunakan oleh para orator.
Contoh:
Biaya pendidikan di Perguruan Tinggi sangat mahal. Bisakah rakyat kecil menyekolahkan
anaknya sampai ke sana? Siapa yang bisa berkuliah kalau bukan kaum berada?
23. Silepsis dan Zeugma adalah gaya bahasa berupa konstruksi rapatan yang diikuti dengan kata-
kata yang tidak sejenis atau tidak relevan atau hanya tepat untuk salah satunya.
Contoh:
Saya menyukai musik dan ketulusan hati.
Bacalah buku yang bermutu dan nyanyian sentimental yang mengalun itu.
24. Koreksio/Epanotesis adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang terkesan meyakinkan,
namun disadari mengandung kesalahan. Atas kesalahan itu lalu dilakukan pembetulan.
Contoh:
Sudah setengah abad kita merdeka, eh bukan, 60 tahun malah, nah selama itu, kemajuan
apasajakah yang sudah kita capai?
Dalam dunia sastra, kita mengenal Pelopor Angkatan ’45 yaitu Rendra, ah bukan, bukan Rendra,
yang benar adalah Chairil Anwar.
25. Hiperbola adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang sengaja dibesar-besarkan dan dibuat
berlebihan.
Contoh:
-Saya ucapkan beribu-rbu terima kasih atas perkenan Bapak dan Ibu menghadiri undangan
panitia.
- Bertemu kamu sayang, wahai sahabatku yang elok dan indah, syahdu, hati berbunga-bunga
sejuta rasanya terbang melayang di angkasa bahagia.
13
26. Paradoks adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang mengandung kontras/pertentangan,
namun ternyata mengandung kebenaran.
Contoh:
-Betapa banyak orang yang dalam kesendiriannya merasa kesepian di kota sehiruk-pikuk Jakarta.
-Sebagai dosen, terus terang, saya juga banyak belajar dari mahasiswa-mahasiswi saya.
27. Oksimoran adalah gaya bahasa semacam paradoks yang lebih singkat dan padat,
mengandung kata-kata yang berlawanan arti alam frase yang sama.
Contoh:
-Sang pemberang sangat khusuk menyembah Dewa Kemarahan
-Dia milyander miskin karena sangat pelitnya
-Penyair Emha pernah dijuluki Kyai Mbeling.
28. Persamaan/simile adalah bahasa kiasan berupa pernyataan satu hal dengan hal lain dengan
menggunakan kata-kata pembanding.
Contoh:
-Nyalakanlah semangat bagai dian nan tak kunjung padam
-Bersabarlah seperti samudra yang mampu menampug keluh kesah segala muara.
29. Metafora adalah bahasa kiasan sejenis perbandingan namun todak menggunakan kata
pembanding. Di sini perbandingan dilakukan secara langsung tanpa kata sejenis bagaikan, ibarat,
laksana, dan semacamnya.
Contoh:
Kesabaran adalah bumi
Kesadaran adalah matahari
Keberanian menjelma kata-kata
Dan perjuangan adalah pelaksana kata-kata(sebuah bait dalam puisi Rendra)
30. Alegori adalah kata kiasan berbentuk lukisan/cerita kiasan, merupakan metafora yang
dikembangkan.
14
Contoh:
Sanjak “Menuju Ke Laut” karya Sutan Takdir Alisyahbana. Biasanya bersifat simbolis
31. Parabel (Parabola) adalah gaya bahasa berupa cerita-cerita fiktif dengan tokoh manusia
dengan tema moral yang kental.
Contoh:
Hikayat Kalilah dan Daminah
32. Fabel adalah metafora berbentuk cerita dengan tokoh-tokoh binatang yang esensinya
menggambarkan perilaku dan karakter manusia.
Contoh:
Dongeng Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau dan lain-lain.
33. Personifikasi/Penginsanan adalah gaya bahasa yang mempersamakan benda-benda dengan
manusia, punya sifat, kemampuan, pemikiran, perasaan, seperti yang dimiliki dan dialami oleh
manusia.
Contoh:
Angin bercakap-cakap sama daun-daun, bunga-bunga, kabut dan titik embun.
-Indonesia menangis, duka nestapa Aceh memeluk erat sanubari bangsaku.
34. Alusio adalah gaya bahasa yang menampilkan adanya persamaan dari sesuatu yang
dilukiskan yang sebagai referen sudah dikenal pembaca.
Contoh:
Bandung dikenal sebagai Paris Jawa.
Bung Karno – Bung Karno kecil menunjukkan kebolehannya dalam lomba pidato membawakan
fragmen “Di Bawah bendera Revolusi”.
35. Eponim adalah gaya bahasa berupa penyebutan nama-nama tertentu untuk menyatakan suatu
sifat atau keberadaan.
Contoh:
-Perkenalkan, inilah Zidanenya kesebelasan kita.
Silakan Aa Gym Ketua Rois kita menyampaikan kultum!
15
36. Epitet adalah gaya bahasa berupa frasa reskriptif untuk menggantikan nama seseorang,
binatang, atau suatu benda.
Contoh:
Raja siang bertahta di angkasa raya (=Matahari)
Sang raja sehari mendapatkan ucapan selamat dari segenap rekan kerjanya. (=pengantin)
-Penyair si Burung Merak masih kreatif tampil membaca puisi-puisinya pada usia menjelang 70
tahun. (=Rendra)
- Di kta ukir pembuatan mebel menjadi home industri penduduk kota itu. (=Jepara)
37. Sinekdoke adalah bahasa kiasan dengan cara menyebutkan sesuatu bisa sebagian untuk
menyatakan keseluruhan (pars pro toto), bisa pula sebaliknya keseluruhan digunakan untuk
menyebut yang sebagian (totum pro parte)
Contoh totum pro parte:
Dalam copa Amerika 2004, Brazil mengalahkan Argentina.
Karya-karya menjadi cindera mata bagi dunia
Contoh pars pro toto:
Korban gelombang Tsunami 26 Desember 2004 mencapai 100 jiwa lebih.
Dalam Idul Adha tahun ini, Masjid Al-Amin berkurban 6 ekor sapi 10 ekor kambing.
38. Metonemia adalah bahasa kiasan dalam bentuk penggantian nama atas sesuatu.
Contoh:
Kita harus bersyukur tinggal di negeri Zamrud Khatulistiwa yang elok permai ini
Panda banyak terdapat di negeri Tirai Bambu.
39. Antonomasia adalah gaya bahasa berupa penyebutangelar resmi dan semacamnyauntuk
menggantikan nama diri.
Contoh:
Megawati Soekarno Putrid an Meutia Hatta adalah puteri-puteri Sang Proklamator yang aktif di
budang pemerintahan.
16
Dalam penciptaan lagu dan pentas-pentasnya, Raja Dangdut tidak pernah lupa menyisipkan
pesan dakwah
40. Hipalase adalah gaya bahasa yang mengandung pemakaian karta yang menerangkan kata
yang bukan sebaharsnya.
Contoh:
Di hari yang berbahagia ini jangan lupamensyukuri segenap nikmat karuna Allah.
Sudah lama mesjid Agung Baitur Rahman Banda Aceh menungu-nunggu untaian dzikir dari
K.H. Muhammad Arifin Ilham.
41. Ironi/sindiran adalah gaya bahasa berupa penyampaian kata-kata denga berbeda dengan
maksud dengan sesungguhnya, tapi pembaca/pendengar, di harapkan memahami maksud
penyampaian itu.
contoh:
Kuakui, kutu buku yang satu ini memang berpengetahuan luas sekali.
42. Sinisme hakikatnya sama dengan ironi namun biasanya lebih keras.
Contoh:
Tanpa belajar pun, kalau anak jenius seperti kamu tentu bisa mengerjakan soal-soal ujian dengan
hasil memuaskan.
43. Sarkasme merupakan gaya bahasa berupa pengucapan-pengucapan yang kasar, caci maki
sebagai ekspresi, amarah yang membuat yang terkena sakit hati.
Contoh:
Dasar otaku dang! Mana mungkinbisa kau kerjakan soal itu!
44. Satire adalah gaya bahasa sejenis ironi yang mengandung kritik atas kelemahan manusia agar
terjadi kebaikan . tidak jarang satire muncul dalam bentuk puisi yang mengandung kegetiran tapi
ada kesadaran untuk berbenah diri.
Contoh:
Aku lalai di pagi hari
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
17
Miskin ilmu miskin harta
(Bait II puisi “Menyesal” karya M. Ali Hasymi)
45. inuedo adalah gaya bahasa berupa sindiran dengan cara mengecilkan kenyataan yang
sesungguhnya, mengandung kritik tidak langsung.
Contoh:
Hanya dengan sedikit melakuan KKN, banyak pejabat menjadi milyander.
Mobil yang dikemudikannya masuk jurang karena sebelum berangkat sopir itu menegak segelas
miras sampai sedikit mabuk.
46. Antifrasis adalah gaya bahasa sejenis iron dengan menggunakan kata yang maknanya
berlawanan dengan realita yang ada.
Contoh:
Dia dikenal jenius dikelas ini (padahal bodoh)
Alangkah abar dan penyayangnya majikan itu terhadap pembantu-pembantunya yang selalu
berganti-ganti karena tidak tahan. (pemarah dan pelit)
47. Paronomasia adalah gaya bahasa dengan menggunakan permainan kata-kata yang artinya
sangat berlainan.
Contoh:
Ada gempa dahsyat, suasana genting. Genting-genting rumah pun berjatuhan pecah berderai.
Anggota dewan yang pulang balik studi banding ke luar negeri itu kini kaya mendadak. Kaya
keralah mereka!
27 Nov
Gaya Bahasa dalam Bahasa Indonesia
Posted by danriris in Tata Bahasa. Ditandai:Bahasa Indonesia, Gaya Bahasa, Tata Bahasa. 14
komentar
C.Pengertian Masing-masing Jenis Gaya Bahasa dan Contoh Pemakaiannya.
Di bawah ini disampaikan pengertian dari jenis-jenis gaya bahasa di atas yang dirumuskan secara
bebas oleh peneliti berdasarkan pemahaman yang penulis peroleh dari berbagai sumber:
18
1.Klimaks, yang disebut juga gradasi, adalah gaya bahsa berupa ekspresi dan pernyataan dalam
rincian yang secara periodek makin lama makin meningkat, baik kuantitas, kualitas, intensitas,
nilainya.
Contoh:
Idealnya setiap anak Indonesia pernah menempuh pendidikan formal di TK, SD, SMP,
SMA/SMK, syukur S2, S3 sampai gelar Doktor dan kalau mengajar di Perguruan Tinggi
bergelar Profesor/Guru Besar pula.
Dalam apresiasi sastra, mula-mula kita hanya membaca selayang pandang puisi yang akan kita
apresiasi, lalu kita membaca berulang-ulang sampai paham maksudnya, merasakan
keindahannya, terus mengkajidalami, bisa membawakannya penuh penghayatan, sampai kita
mampu menghargai keberadaan dan mencintainnya, syukur juga terpangil untuk kreatif
menciptakan bentuk-bentuk sastra.
2.Antiklimaks merupakan antonim dari klimaks adalah gaya bahasa berupa kalimat terstruktur
dan isinya mengalami penurunan kualitas, kuantitas intensitas. Gaya bahasa ini di mulai dari
puncak makin lama makin ke bawah.
Contoh:
Bagi milyader bakhlil, jangankan menyumbang jutaan rupiah, seratus ribu, lima puluh ribu,
sepuluh ribu, seribu rupiah pun ia enggan, masih dihitung-hitung.
Jauh sebelum memperoleh mendali emas dalam Olimpiade Athena 2004 cabang bulutangkis,
Taufik Hidayat niscaya telah menjadi juara nasional dan sebelumnya juga tingkat propinsi,
kabupaten, malahan pula tingkat kecamatan, desa, RT/RW.
3.Paralelisme adalah gaya bahasa berupa penyejajaran antara frase-frase yang menduduki fungsi
yang sama.
Contoh: Kriminalitas dan kemaksiatan itu akan menyengsarakan banyakmorang, membuat
menderita kurban-kurbannya.
4.Repetisi adalah gaya bahasa dengan jalan mengulanmg pengunaan kata atau kelompok kata
tertentu.
Contoh:
Seumpama eidelwis akulah cinta abadi yang tidak akan pernah layu
Seumpama merpati akulah kesetiaan yang tidak pernah ingkar janji
Seumpama embun akulah kesejukan yang membasuh hati yang lara
19
Seumpama samudra akulah kesabaran yang menampung keluh kesah segala muara.
5.Aliterasi adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi konsonan.
Contoh:
Widyawan Wisik Wahyu Wastika suka menekuni spiritualitas.
Sahabatku bernama Fajar Firman Firdaus Filosofi.
Jadilah jantan jujur jenius!
Nama mahasiswi itu Cici Cantika Cangggih Cendikiawati
6.Elipsis adaklah gaya bahasa berupa penyusunan kalimat yang mengandung kata-kata yang
sengaja dihilangkan yang sebenarnya bisa diisi oleh pembaca/penyimak.
Contoh:
- Pembangunan mencakup dua hal yakni pembangunan material dan …….,pembangunan lahiriah
dan …….., pembangunan individual dan ……….
Apa saja yang ada di dunia serta berpasangan ada siang ada ………, ada baik ada…….., ada
terang ada ………, ada pertemuan ada …….., roda berputar kadang di atas kadang …………
7.Eufemisme adalah gaya bahasa berupa pengungkapan yang sifatnya menghaluskan supaya
tidak menyinggung perasaan, tidak terasa tajam.
Contoh:
-Karena melakukan sesuatu yang kurang pas, Pak Bandot akhirnya dikenai pension dini.
(Terlibat skandal, korupsi, dipecat, di PHK)
-Anak itu tinggal kelas karena agak terlambat dalam mengikuti pelajaran.
(Bodoh)
8.Litotes adalah gaya bahasa yang sifatnya merendahkan diri, tidak sesuai dengan kenyataan
yang sesungguhnya namun tidak punya maksud agar orang percaya dengan hal itu,
pembicara/penyimak tahu apa yang sebenarnya ia maksudkan.
Contoh:
a. Kalau Anda tidak keberatan, mampirlah ke gubug kami di Jalan Pemuda No. 100 Surakarta.
20
b. Yogya-Solo terpaksa kita tempuh 2 jam karena kita hanya naik gerobak.
9.Tautologi adalah sarana retorika yang menyatakan sesuatu secara berulang dengan kata-kata
yang maknanya sama supaya diperoleh pengertian yang lebih mendalam, misalnya:
Tak ada badai tak ada topan, tiba-tiba saja ia marah.
So pasti, buku-buku bermutu banyak memberikan manfaat bagi pembacanya.
10.Pleonasme adalah sarana retorika semacam tautologi dengan kata kedua yang sudah
dijelaskan oleh kata pertama.
Contoh:
Silakan maju ke depan, setelah itu naik ke atas.
Hujan yang basah menyuburkan tanah-tanah rekah
11. Erotesis/pertanyaan retoris adalah gaya bahasa berupa pengajuan pertanyaan untuk
memperoleh efek mengulang tanpa menghendaki jawaban, karena jawabannya sudah tersirat di
sana. Gaya bahasa ini acap digunakan oleh para orator.
Contoh:
Biaya pendidikan di Perguruan Tinggi sangat mahal. Bisakah rakyat kecil menyekolahkan
anaknya sampai ke sana? Siapa yang bisa berkuliah kalau bukan kaum berada?
12.Koreksio/Epanotesis adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang terkesan meyakinkan,
namun disadari mengandung kesalahan. Atas kesalahan itu lalu dilakukan pembetulan.
Contoh:
Sudah setengah abad kita merdeka, eh bukan, 60 tahun malah, nah selama itu, kemajuan
apasajakah yang sudah kita capai?
Dalam dunia sastra, kita mengenal Pelopor Angkatan ’45 yaitu Rendra, ah bukan, bukan Rendra,
yang benar adalah Chairil Anwar.
13.Hiperbola adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang sengaja dibesar-besarkan dan dibuat
berlebihan.
Contoh:
-Saya ucapkan beribu-rbu terima kasih atas perkenan Bapak dan Ibu menghadiri undangan
panitia.
21
Bertemu kamu sayang, wahai sahabatku yang elok dan indah, syahdu, hati berbunga-bunga
sejuta rasanya terbang melayang di angkasa bahagia.
14.Paradoks adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang mengandung kontras/pertentangan,
namun ternyata mengandung kebenaran.
Contoh:
-Betapa banyak orang yang dalam kesendiriannya merasa kesepian di kota sehiruk-pikuk Jakarta.
-Sebagai dosen, terus terang, saya juga banyak belajar dari mahasiswa-mahasiswi saya.
15.Persamaan/simile adalah bahasa kiasan berupa pernyataan satu hal dengan hal lain dengan
menggunakan kata-kata pembanding.
Contoh:
-Nyalakanlah semangat bagai dian nan tak kunjung padam
-Bersabarlah seperti samudra yang mampu menampug keluh kesah segala muara.
16.Metafora adalah bahasa kiasan sejenis perbandingan namun todak menggunakan kata
pembanding. Di sini perbandingan dilakukan secara langsung tanpa kata sejenis bagaikan, ibarat,
laksana, dan semacamnya.
Contoh:
Kesabaran adalah bumi
Kesadaran adalah matahari
Keberanian menjelma kata-kata
Dan perjuangan adalah pelaksana kata-kata(sebuah bait dalam puisi Rendra)
17.Alegori adalah kata kiasan berbentuk lukisan/cerita kiasan, merupakan metafora yang
dikembangkan.
Contoh:
Sanjak “Menuju Ke Laut” karya Sutan Takdir Alisyahbana. Biasanya bersifat simbolis
18.Personifikasi/Penginsanan adalah gaya bahasa yang mempersamakan benda-benda dengan
manusia, punya sifat, kemampuan, pemikiran, perasaan, seperti yang dimiliki dan dialami oleh
manusia.
22
Contoh:
Angin bercakap-cakap sama daun-daun, bunga-bunga, kabut dan titik embun.
-Indonesia menangis, duka nestapa Aceh memeluk erat sanubari bangsaku.
19.Alusio adalah gaya bahasa yang menampilkan adanya persamaan dari sesuatu yang dilukiskan
yang sebagai referen sudah dikenal pembaca.
Contoh:
Bandung dikenal sebagai Paris Jawa.
Bung Karno – Bung Karno kecil menunjukkan kebolehannya dalam lomba pidato membawakan
fragmen “Di Bawah bendera Revolusi”.
20.Sinekdoke adalah bahasa kiasan dengan cara menyebutkan sesuatu bisa sebagian untuk
menyatakan keseluruhan (pars pro toto), bisa pula sebaliknya keseluruhan digunakan untuk
menyebut yang sebagian (totum pro parte)
Contoh totum pro parte:
Dalam copa Amerika 2004, Brazil mengalahkan Argentina.
Karya-karya menjadi cindera mata bagi dunia
Contoh pars pro toto:
1.Korban gelombang Tsunami 26 Desember 2004 mencapai 100 jiwa lebih.
2.Dalam Idul Adha tahun ini, Masjid Al-Amin berkurban 6 ekor sapi 10 ekor kambing.
21.Metonemia adalah bahasa kiasan dalam bentuk penggantian nama atas sesuatu.
Contoh:
Kita harus bersyukur tinggal di negeri Zamrud Khatulistiwa yang elok permai ini
Panda banyak terdapat di negeri Tirai Bambu.
22.Ironi/sindiran adalah gaya bahasa berupa penyampaian kata-kata denga berbeda dengan
maksud dengan sesungguhnya, tapi pembaca/pendengar, di harapkan memahami maksud
penyampaian itu.
contoh:
23
Kuakui, kutu buku yang satu ini memang berpengetahuan luas sekali.
23.Satire adalah gaya bahasa sejenis ironi yang mengandung kritik atas kelemahan manusia agar
terjadi kebaikan . tidak jarang satire muncul dalam bentuk puisi yang mengandung kegetiran tapi
ada kesadaran untuk berbenah diri.
Contoh:
Aku lalai di pagi hari
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu miskin harta
(Bait II puisi “Menyesal” karya M. Ali Hasymi)

More Related Content

What's hot

Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)Inunks Peihhcc
 
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSITUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSIAyuOkta8
 
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaPPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaChusnul Khotimah
 
Makalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragrafMakalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragrafPutri Sanuria
 
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaDian Kirtley Kristi
 
Bunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyiBunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyiRestu Waras Toto
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaAhyaniyani
 
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRagam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRipan Nugraha Harahap
 
Makalah komunikasi
Makalah komunikasiMakalah komunikasi
Makalah komunikasiWarnet Raha
 
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahBahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahNanda Saragih
 
Tugas resume bahasa indonesia
Tugas resume bahasa indonesiaTugas resume bahasa indonesia
Tugas resume bahasa indonesiajundizg
 
Ppt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksi
Ppt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksiPpt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksi
Ppt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksisriningsihdwisetyori
 
Presentasi Diksi
Presentasi DiksiPresentasi Diksi
Presentasi DiksiAry Hidayat
 

What's hot (20)

Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
 
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSITUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
 
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaPPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa IndonesiaMakalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
 
Makalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragrafMakalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragraf
 
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
 
Bunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyiBunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyi
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRagam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
 
Makalah komunikasi
Makalah komunikasiMakalah komunikasi
Makalah komunikasi
 
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahBahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
 
Tugas resume bahasa indonesia
Tugas resume bahasa indonesiaTugas resume bahasa indonesia
Tugas resume bahasa indonesia
 
Medan makna
Medan maknaMedan makna
Medan makna
 
Ppt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksi
Ppt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksiPpt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksi
Ppt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksi
 
PPT Ragam Bahasa & Laras Bahasa
PPT Ragam Bahasa & Laras BahasaPPT Ragam Bahasa & Laras Bahasa
PPT Ragam Bahasa & Laras Bahasa
 
Teori mimetik 1
Teori mimetik 1Teori mimetik 1
Teori mimetik 1
 
Presentasi Diksi
Presentasi DiksiPresentasi Diksi
Presentasi Diksi
 
Sastra banding
Sastra bandingSastra banding
Sastra banding
 
Apresiasi puisi
Apresiasi puisiApresiasi puisi
Apresiasi puisi
 

Similar to Gaya Bahasa Puisi

Makalah Tipe Makna
Makalah Tipe Makna Makalah Tipe Makna
Makalah Tipe Makna Halmzalone
 
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYUSEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYUcikguniza2012
 
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)Risa Octaviani
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaashrinmasyhudi
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSaliza M. Ali
 
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISIANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISIBella Kriwangko
 
Pgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly ModenPgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly ModenAwang Kelabu
 
Bab 1modul pjj
Bab 1modul pjjBab 1modul pjj
Bab 1modul pjjshamrina85
 
Microsoft office power point presentation bahasa indonesia
Microsoft office power point presentation bahasa indonesiaMicrosoft office power point presentation bahasa indonesia
Microsoft office power point presentation bahasa indonesiaiFa Nyonya AriFin
 
Bacaan 2 struktur fisik puisi
Bacaan 2 struktur fisik puisiBacaan 2 struktur fisik puisi
Bacaan 2 struktur fisik puisiBeits Setyawan
 

Similar to Gaya Bahasa Puisi (20)

Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa IndonesiaMakalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
 
Makalah Tipe Makna
Makalah Tipe Makna Makalah Tipe Makna
Makalah Tipe Makna
 
Kuliah 1 bml 3183
Kuliah 1 bml 3183Kuliah 1 bml 3183
Kuliah 1 bml 3183
 
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYUSEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
 
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
 
Semantik makna
Semantik maknaSemantik makna
Semantik makna
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makna kata
Makna kataMakna kata
Makna kata
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahan
 
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISIANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
 
ppt kel 3.pptx
ppt kel 3.pptxppt kel 3.pptx
ppt kel 3.pptx
 
Pgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly ModenPgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly Moden
 
makalah semantik
makalah semantikmakalah semantik
makalah semantik
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
Bab 1modul pjj
Bab 1modul pjjBab 1modul pjj
Bab 1modul pjj
 
Microsoft office power point presentation bahasa indonesia
Microsoft office power point presentation bahasa indonesiaMicrosoft office power point presentation bahasa indonesia
Microsoft office power point presentation bahasa indonesia
 
Bacaan 2 struktur fisik puisi
Bacaan 2 struktur fisik puisiBacaan 2 struktur fisik puisi
Bacaan 2 struktur fisik puisi
 
SEMANTIK.pptx
SEMANTIK.pptxSEMANTIK.pptx
SEMANTIK.pptx
 
Bahan mentah
Bahan mentahBahan mentah
Bahan mentah
 
Analisis Puisi Sebutir Debu Karya Kahlil Gibran
Analisis Puisi Sebutir Debu Karya Kahlil Gibran Analisis Puisi Sebutir Debu Karya Kahlil Gibran
Analisis Puisi Sebutir Debu Karya Kahlil Gibran
 

More from BaihakiPLS

Manusia dan kegelisahan
Manusia dan kegelisahanManusia dan kegelisahan
Manusia dan kegelisahanBaihakiPLS
 
Kebudayaan indonesia harus mulai dijaga
Kebudayaan indonesia harus mulai dijagaKebudayaan indonesia harus mulai dijaga
Kebudayaan indonesia harus mulai dijagaBaihakiPLS
 
Makalah pertanian (2)
Makalah pertanian (2)Makalah pertanian (2)
Makalah pertanian (2)BaihakiPLS
 
Konsep penilaian peserta bdidik kur
Konsep penilaian peserta bdidik kurKonsep penilaian peserta bdidik kur
Konsep penilaian peserta bdidik kurBaihakiPLS
 
Rancangan acak kelompok
Rancangan acak kelompokRancangan acak kelompok
Rancangan acak kelompokBaihakiPLS
 
Prilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannya
Prilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannyaPrilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannya
Prilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannyaBaihakiPLS
 

More from BaihakiPLS (10)

Tanaman padi
Tanaman padiTanaman padi
Tanaman padi
 
Manusia dan kegelisahan
Manusia dan kegelisahanManusia dan kegelisahan
Manusia dan kegelisahan
 
Kebudayaan indonesia harus mulai dijaga
Kebudayaan indonesia harus mulai dijagaKebudayaan indonesia harus mulai dijaga
Kebudayaan indonesia harus mulai dijaga
 
Cinta
CintaCinta
Cinta
 
Makalah pertanian (2)
Makalah pertanian (2)Makalah pertanian (2)
Makalah pertanian (2)
 
Konsep penilaian peserta bdidik kur
Konsep penilaian peserta bdidik kurKonsep penilaian peserta bdidik kur
Konsep penilaian peserta bdidik kur
 
Kur penting
Kur pentingKur penting
Kur penting
 
Rancangan acak kelompok
Rancangan acak kelompokRancangan acak kelompok
Rancangan acak kelompok
 
Tugas jaka
Tugas jakaTugas jaka
Tugas jaka
 
Prilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannya
Prilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannyaPrilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannya
Prilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannya
 

Gaya Bahasa Puisi

  • 1. 1 Bahasa puisi sebagai salah satu unsur dalam bangun struktur karya memiliki bagian-bagian antara lain; diksi, citraan, bahasa kiasan dan sarana retorika (Alternbernd dalam Sukamti Suratidja, 1990:241). Sarana retorika yang dominant adalah tautology, pleonasme, keseimbangan, retorika retisense, paralelisme, dan penjumlahan(enumerasi), paradoks, hiperbola, pertanyaan retorik, klimaks, klimaks, kiasmus (Pradopo, 1990:241) Telah disampaikan di atas, bahwa selain sarana retorik, dalam bahasa puisi juga dikenal bahasa kiasan atau figurative language yang menyebabkan sajak menjadi menarik, menimbulkan kesegaran, terasa hidup dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan. Bahasa kiasan menjelaskan atau mempersamakan suatu hal lain supaya gambaran menjadi jelas, lebih menarik dan hidup. Jenis-jenis bahasa kiasan adalah: 1. perbandingan (simile) 2. metafora 3. perumpamaan epos (epic simile) 4. personifikasi 5. metonimia 6. sinekdok 7. allegori (Pradopo, 1990: 62) Perrine dalam Waluyo (1987: 83) menerangkan bahwa bahasa figurative dipandang lebih efektif untuk menyatakan apa yang dimaksudkan penyair, karena (1) bahasa figuratif mampu menghasilkan kesenangan imajinatif, (2) bahasa figuratif adalah cara untuk imaji tambahan dalam puisi, sehingga yang abstrak jadi konkret dan menjadikan puisi lebih dinikmati dibaca, (3) bahasa figuratif adalah cara menambah intensitas perasaan penyair untuk puisinya dan menyampaikan sikap penyair, (4) bahasa figuratif adalah cara untuk mengkonsentrasikan makna yang hendak disampaikan dan cara menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa singkat. Di samping retorika dan bahasa kiasan, disinggung juga dalam wilayah bahasa puisi adalah diksi. Meskipun buku yang ditulis Gorys Keraf berjudul “Diksi dan GAya Bahas”” sehingga mengesankan kedua istilah itu dua hal yag berbeda, namun dalam praktiknya, pendiksian yang akurat dari seorang pengarang dan penyair tidak pernah lepas dari soal berupaya habis-habisan menghasilkan ungkapan-uangkapan dan eksposisi yang benar-benar memikat, indah, mempesona, sugestif. Secara esensial ini adalah bentuk lain dari gaya bahasa juga, hanya mungkin tanpa label nama-nama sehingga stude tentang stilistika pun tidak menganggap ha lasing persoalan diksi. Kata diksi memang sering diterjemahkan dengan ketepatan pilihan kata. Dalam konsep itu terkandug unsur kecermatan, kejituan ,keefektifan sehinggadiharapkan timbul ungkapan yang benar-benar bernas, cerdas, dan selektif.
  • 2. 2 Gorys Keraf dan Widyamartaya (1995: 44) merumuskan diksi sebagai kemmpuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yangsesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbedaharaan kata bahasa itu. Sementara itu dalam bukunya ynag berjudul Diksi Gaya Bahasa, Gorys Keraf (1995: 87) berbicara tentang diksi/ketepatan pilihan kata sebagai berikut: Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan- gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara. Sebab itu, persoalan ketepatan pilihan kata akan menyangkut pula masalah makna kata dan kosakata seseorang. Kosakata yang kaya-raya memungkinkan penulis atau pembicara lebih bebas memilih-milih kata yang dianggapnya paling tepat memiliki pikiranya. Ketepatan makna kata menuntut pula kesadaran penulis atau pembicara untuk megetahui bagaimana hubungan antara bentuk bahasa (kata)dengan referensiinya. Ketepatan adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperi apa yang dirasakan atau dipikirkan penulis atau pembicara, maka setiap penulis atau pembicara harus berusaha secermat mungkin memilih kata- katanya untuk mencapau maksud tersebut.bahwa kata yang dipakai sudah tepatakan tampak dari reaksi selanjutnya, baik berupa diksi verbal maupun aksi non-verbal dari pembaca atau pendengar. Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham. Beberapa butir perhatian dan persoalan berikut hendaknya diperhatikan setiap orang agar bisa mencapai ketepatan pilihan katanya itu. (1). Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi (2) Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim (3) Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaan. (4) Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri (5) Waspadalah dengan penggunaan akhiran asing terutama kata-kata asing yang mengandung akhiran asing tersebut. (6) Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digubakan secara ideomatis ingat akan bukan ingat terhadap, berharap, berharap akan, mengharapkan bukan mengharap akan; berbahaya, berbahaya bagi, membahayakan sesuatu buakan memahayakan bagi sesuatu (lokatif). (7) untuk menjamin ketepatan diksi penulis atau pembicara harus membedakan kata umum dan kata khusus
  • 3. 3 (8) Mempergunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi yang khusus. (9) Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal. (10) Memperhatikan kelangsungan pilihan kata. (Gorys Keraf, 1995: 88-89) Pembicaraan tentang diksi bisa kita perluas mengenai penjelasan yang bisa kit abaca dalam kamus Istilah Sastra Indonesia. Dalam buku tersebut Eddy (1991:55) menerangkan persoalan diksi sebagai berikut Diksi adalah pilihan kata yang dilakukan oleh seorang pengarang utnuk mengungkapkan pikiran,perasaan dan poengalamannya dalam karya yang ditulisnya. Dalam karya sastra diksi tidak hanya mengacu pada ketepatan pemilihan kata untuk mengungkapakan sesuatu, tetapi juga untuk mengundang atau ,membangkitkan imajinasi pembaca, sehingga apa yang diungkapkan terasa hidup dan memikat. Kalau kita bandingkan diksi karya nonsastra dengan diksi karya sastra akan tampak seperti table berikut: Diksi Karya nonsastra Diksi Karya Sastra Ditekankan pada pemilihan kataDiusahakan agar kata pilihan itu bermakna tunggal dan akurat Brfokus pada makna Di samping ketepatan pemilihan kata, juga diusahakan agar kata itu dapat membangkitkan imajinasi.Diusahakan agar kata pilihan itu bermakna ganda dan bernilai asosiatif serta imajinatif Berfokus pada makna dan daya evokasi (daya gugah), atau lebih difokuakan pada gaya gugahnya. Diksi dan perbedaan diksi dalam kaya sastra dan karya nonsastra akan jelas kelihatan dalam konteks kalimat yang utuh. Contoh: 1. Di atas laut. Bulan perak bergetar. (Abdul Hadi, dalam puisi “Prulude”) merupakan diksi sastra (puisi), Dipermukaan laut, bulan yang terang benderang seakan-akan bergerak: merupakan diksi nonsastra. 2. Angin akan kembali dari buit-bukit, menyongsong malam hari. (Abdul Hadi, dalam puisi “Prelude”): diksi sastra(puisi), Angin akan bertiup lagi dari bukit pada malam hari: diksi nonsastra.
  • 4. 4 Diksi ialah pemilihan dan penyusunan kata dalam puisi. Perkara yang diutamakan dalam pemilihan dan penyusunan diksi ialah ketepatan, tekanan, dan keistimewaan. Perhatian istimewa diberikan terhadap sifat-sifat kata seperti denotatif, konotatif, bahasa kiasan, dan sebagainya. (http://esastera.com/kursus/kepenyairan.html#Modul11). Menurut Sudjiman (1993:7) pengkajian stilistika meneliti gaya bahasa sebuah teks secara rinci secara sistematis memperhatikan preferensi penggunaan kata atau struktur bahasa, mengamati antara hubungan pilihan itu untuk mengidentifikasi ciri-ciri stilistika. Ciri yang dikatakan oleh Sudjiman dapat berupa atau bersifat fonologis (pola bunyi bahasa, mantra, rima). Leksikal (diksi), atau retoris (majas, citraan). 13 Apr Jenis-jenis gaya bahasa Posted by danriris in Artikel, Tata Bahasa. Ditandai:Gaya Bahasa, Jenis Gaya Bahasa. 34 komentar Poerwadarminta dalam Widyamartaya (1995: 53) menerangkan bahwa gaya umum itu dapat ditambah , diperbesar dengan salah satu cara. Tiap cara atau proses ini akan menghasilkan sejemlah corak dengan nama-nama khususnya. Panorama selayang pandang tentang gaya bahasa dapat dirinci dengan memperbesar daya tenaganya terhadap gaya umum dengan cara-cara mengadakan: 1. Perbandingan; 2. Pertentangan; 3. Pertukaran; 4. Perulangan; 5. Perurutan. Gaya bahasa ialah cara penyair menggunakan bahsa untuk menimbulkan kesan-kesan tertentu. Gaya digunakan untuk melahirkan keindahan (http://esastra.com/kurusu/kepenyairan.htm#Modul 11). Hal itu terjadi karena dalam karya sastralah ia paling sering dijumpai, sebagai wujud eksplorasi dan kreativitas sastrawan-sastrawati dalam berekspresi. Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiranmelalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis/pemakai bahasa (Gorys Keraf, 2002: 113). Suatu penciptaan puisi, juga bentuk-bentuk tulisan yang lain, misalnya cerpen, novel, naskah drama (Wacana sastra) sangat membutuhkan penguasaan gaya bahasa, agar puisi yang dihasilkan nanti lebih menarik, indah, dan berkualitas. Pembicaraan tentang gaya bahasa sangatlah luas. Gorys Keraf (2002: xi-xii) membagi persoalan gaya bahasa, yakni: Pengertian, sendi, jenis-jenis gaya bahasa 1. Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata a. Gaya bahasa resmi b. Gaya bahasa tak resmi
  • 5. 5 c. Gaya bahasa percakapan 2. Gaya bahasa berdasarkan nada: a. Gaya sederhana b. Gaya mulia dan bertenaga c. Gaya menengah. 2. Gaya bahasa berdarkan struktur kalimat a. Klimaks b. Antiklimaks c. Paralelisme d. Antitesis Repetisi 3. Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna a. Gaya bahasa retorika terdiri dari: 1) Aliterasi 2) Asonansi 3) Anastrof 4) Apofasis/preterisio 5) Apostrof 6) Asidenton 7) Polisindenton 8.) Kiasmus 9) Elipsis
  • 6. 6 10) Eufimismus 11) Litotes 12) Histeron proteron 13) Pleonasme dan tautologi 14) Perifrasis 15) Prolepsis/antisipasi 16) Erotesis/pertanyaan retoris 17) Silepsis dan Zeugma 18) Koreksio Epanotesis 19) Hiperbol 20) Paradoks 21) Oksimoton b. Gaya bahasa kiasan 1. Persamaan/simile 2. Metafora 3. Alegori, Parabel dan Fabel 4. Personifikasi 5. Alusi 6. Eponim 7. Epitet 8. Sinekdoke 9. Metonimia 10. Antomonasia
  • 7. 7 11. Hipalase 12. Ironi 13. Satire 14. Iniendo 15. Antifrasis 16. Paronomasia Uraian mengenai pengertian bermacam-macam gaya bahasa tersebut dan contoh-contohnya bisa dibac dalam buku “Diksi dan Gaya Bahasa” karya Gorys keraf, juga karya Henry Guntur Tarigan, Rahmat Joko Pradopo dan dijumpai di segenap buku yang membicarakan gaya bahsa untuk SMP dan SMA/SMK. Pengertian Masing-masing Jenis Gaya Bahasa dan Contoh Pemakaiannya Di bawah ini disampaikan pengertian dari jenis-jenis gaya bahasa di atas yang dirumuskan secara bebas oleh peneliti berdasarkan pemahaman yang penulis peroleh dari berbagai sumber: 1. Klimaks, yang disebut juga gradasi, adalah gaya bahsa berupa ekspresi dan pernyataan dalam rincian yang secara periodek makn lama makin meningkat, baik kuantitas, kualitas, intensitas, nilainya. Contoh: Idealnya setiap anak Indonesia pernah menempuh pendidikan formal di TK, SD, SMP, SMA/SMK, syukur S2, S3 sampai gelar Doktor dan kalau mengajar di Perguruan Tinggi bergelar Profesor/Guru Besar pula. b. Dalam apresiasi sastra, mula-mula kita hanya membaca selayang pandang puisi yang akan kita apresiasi, lalu kita membaca berulang-ulang sampai paham maksudnya, merasakan keindahannya, terus mengkajidalami, bisa membawakannya penuh penghayatan, sampai kita mampu menghargai keberadaan dan mencintainnya, syukur juga terpangil untuk kreatif menciptakan bentuk-bentuk sastra. 2. Antiklimaks merupakan antonim dari klimaks adalah gaya bahasa berupa kalimat terstruktur dan isinya mengalami penurunan kualitas, kuantitas intensitas. Gaya bahasa ini di mulai dari puncak makin lama makin ke bawah. Contoh: Bagi milyader bakhlil, jangankan menyumbang jutaan rupiah, seratus ribu, lima puluh ribu, sepuluh ribu, seribu rupiah pun ia enggan, masih dihitung-hitung.
  • 8. 8 b. Jauh sebelum memperoleh mendali emas dalam Olimpiade Athena 2004 cabang bulutangkis, Taufik Hidayat niscaya telah menjadi juara nasional dan sebelumnya juga tingkat propinsi, kabupaten, malahan pula tingkat kecamatan, desa, RT/RW. 3. Paralelisme adalah gaya bahasa berupa penyejajaran antara frase-frase yang menduduki fungsi yang sama. Contoh: Kriminalitas dan kemaksiatan itu akan menyengsarakan banyakmorang, membuat menderita kurban-kurbannya. 4. Antitesis adalah gaya bahsa yang menghadirkasn kelompok-kelompok kata yang berlawanan maksudnya. Contoh: Kau yang berjani kau pula yang mengingkari Kau yang mulai kau pula yang mangakhiri Di timur matahari terbit dan di barat ia tengggelam 5. Repetisi adalah gaya bahasa dengan jalan mengulanmg pengunaan kata atau kelompok kata tertentu. Contoh:  Seumpama eidelwis akulah cinta abadi yang tidak akan pernah layu  Seumpama merpati akulah kesetiaan yang tidak pernah ingkar janji  Seumpama embun akulah kesejukan yang membasuh hati yang lara  Seumpama samudra akulah kesabaran yang menampung keluh kesah segala muara 6. Aliterasi adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi konsonan. Contoh:  Widyawan Wisik Wahyu Wastika suka menekuni spiritualitas.  Sahabatku bernama Fajar Firman Firdaus Filosofi.  Jadilah jantan jujur jenius!  Nama mahasiswi itu Cici Cantika Cangggih Cendikiawati 7. Asonansi adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal Contoh: Gita Cinta dari SMA, lagu rindu dari SMU
  • 9. 9 Kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu 8. Anastrof adalah gaya bahasa berupa pembalikan susunan kalimat dari pola yang lazim, biasanya dari subjek-predikat jadi predikat-subjek Contoh: Terlalu kecil anak itu untuk bekerja seberat itu Berbahagialah wisudawan-wisudawati dalam perayaan yang diadakan di kampus mereka. 9. Apofasis/preterisio adalah gaya bahasa yang dipakai oleh pengarang untuk menyampaikan sesuatu yang megandung unsur kontradiksi, kelihatannya menolak tapi sebenarnya menerima, kelihatannya memuji tapi sebenarnya mngejek, nampaknya membenarkan tapi sebenarnya menyalahkan, kelihatannya merahasiakan tapi sebenarnya membeberkan. Contoh : - Saya tidak ingin membongkar kesalahan masa silammu bahwa dulu kamu pernah melakukan pemalsuan ijazah dan menjadi plagiator. - Jangan repotrepot membawa sesuatu ke sini, tapi tidak baik bukan kalau orang menolak rejeki? 10. Apostrof adalah gaya bahsa berupa pengalihan pembicaraan kepada benda atau sesuatu yang tidak bisa berbicara kepada kita terutama kepada tokoh yang tidak hadir atau sudah tiada, dengan tujuan lebih menarik atau memberi nuansa lain. Contoh: - Wahai Nabi Suci yang kami cintai dan hormati, malam ini kami berkumpul disini untuk melantunkan shalawat dan kasidah nan syahdu untukmu, terimalah sayang, kekasihku. - Hai burung-burung betapa merdu nyanyianmu, wahai bunga-bunga betapa indah dan semerbak aromamu, wahai embun pagi, betapa jernih berkilau kamu laksana butiran-butiran intan tertimpa hangat sinar surya. 11. Asidenton adalah gaya bahsa dengan jalan menghadirkan kata/frasa yang berfungsi sama, berkedudukan sejajar tanpa menggunakan kata penghubung hanya menggunakan koma. Contoh: Untuk menjadi insan kamil, kita harus punya imtak yang prima, iptek yang andal, akhlak yang solid, amal salih yang semarak produktif banyak berkarya, kreatif penuh cipta. 12. Polisidenton adalah gaya bahasa berupa penyampaian sesuatu dengan menggunakan kata sambung secara berulang.
  • 10. 10 Contoh: - Kepada bulan, kepada bintang-gemintang, kepada langit biru, kepada malam yang syahdu, aku bertanya kepadamu adakah kau lihat hamba-hamba Allah yang beriman bangun tengah malam untuk berdzikir, untuk berdoa, untuk bersujud? - Kita harus giat menuntut ilmu dari berbagai sumber agar cerdas cendikia agar berwawasan luas agar bisa bnyak berkiprah agar tidak ketinggalan zaman. 13. Kiasmus adalah gaya bahasa yang terdiri dari dua klausa yang berimabang namun dipertentangkan satu sama lain. Contoh: Sebenarnya mereka orang-orang yang sabar, namun akhirnya berontak terhadap orang-orang yang terus mengencetnya. 14. Elipsis adaklah gaya bahasa berupa penyusunan kalimat yang mengandung kata-kata yang sengaja dihilangkan yang sebenarnya bisa diisi oleh pembaca/penyimak. Contoh: - Pembangunan mencakup dua hal yakni pembangunan material dan …….,pembangunan lahiriah dan …….., pembangunan individual dan ………. - Apa saja yang ada di dunia serta berpasangan ada siang ada ………, ada baik ada…….., ada terang ada ………, ada pertemuan ada …….., roda berputar kadang di atas kadang ………… 15. Eufemisme adalah gaya bahasa berupa pengungkapan yang sifatnya menghaluskan supaya tidak menyinggung perasaan, tidak terasa tajam. Contoh: -Karena melakukan sesuatu yang kurang pas, Pak Bandot akhirnya dikenai pension dini. (Terlibat skandal, korupsi, dipecat, di PHK) -Anak itu tinggal kelas karena agak terlambat dalam mengikuti pelajaran. (Bodoh) 16. Litotes adalah gaya bahasa yang sifatnya merendahkan diri, tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya namun tidak punya maksud agar orang percaya dengan hal itu, pembicara/penyimak tahu apa yang sebenarnya ia maksudkan. Contoh:
  • 11. 11 -Kalau Anda tidak keberatan, mampirlah ke gubug kami di Jalan Pemuda No. 100 Surakarta. - Yogya-Solo terpaksa kita tempuh 2 jam karena kita hanya naik gerobak. 17. Histeron Proteron adalah gaya bahasa berupa penyusunan kalimat yang mengandung pembalikan dari logika yang wajar. Contoh: Silakan membaca terus sampai jadi kutu buku agar kebodohanmu tidak berkurang, kepandaianmu tidak bertambah. -Pegang teguhlah sifat jujur maka kamu bakal hancur, bertindaklah adil maka justru kamu akan terpencil. 18. Tautologi adalah sarana retorika yang menyatakan sesuatu secara berulang dengan kata-kata yang maknanya sama supaya diperoleh pengertian yang lebih mendalam, misalnya: Tak ada badai tak ada topan, tiba-tiba saja ia marah. So pasti, buku-buku bermutu banyak memberikan manfaat bagi pembacanya. 19. Pleonasme adalah sarana retorika semacam tautologi dengan kata kedua yang sudah dijelaskan oleh kata pertama. Contoh: Silakan maju ke depan, setelah itu naik ke atas. Hujan yang basah menyuburkan tanah-tanah rekah 20. Perifrasis adalah gaya bahasa sejenis pleonasme yang merupakan keterangan berulang namun proporsinya lebih banyak daripada yang sebenarnya. Contoh: Dengan sungguh terpaksa karena tak berdaya, tidak punya kekuatan apa-apa tidak bisa berbuat dan melakukan sesuatu saya hanya diam saja ketika kawanan perampokitu menggasak dan menguras ludes barang-barang berharga di rumah sebelah. 21. Prolepsis/antisipasi adalah gaya bahasa berupa kalimat yang diawali dengan kata-kata yang sebenarnya baru ada setelah suatu peristiwa terjadi. Contoh:
  • 12. 12 -Keluarga yang ditimpa kemalangan itu akhirnya tercerai berai dan tewas entah di mana jenazah tersapu gelombang Tsunami hanyut bersama rumah mereka. -Pada tahun 571 Masehi di Mekah, lahirlah seorang Nabi Besar bernama Muhammad S.A.W. 22. Erotesis/pertanyaan retoris adalah gaya bahasa berupa pengajuan pertanyaan untuk memperoleh efek mengulang tanpa menghendaki jawaban, karena jawabannya sudah tersirat di sana. Gaya bahasa ini acap digunakan oleh para orator. Contoh: Biaya pendidikan di Perguruan Tinggi sangat mahal. Bisakah rakyat kecil menyekolahkan anaknya sampai ke sana? Siapa yang bisa berkuliah kalau bukan kaum berada? 23. Silepsis dan Zeugma adalah gaya bahasa berupa konstruksi rapatan yang diikuti dengan kata- kata yang tidak sejenis atau tidak relevan atau hanya tepat untuk salah satunya. Contoh: Saya menyukai musik dan ketulusan hati. Bacalah buku yang bermutu dan nyanyian sentimental yang mengalun itu. 24. Koreksio/Epanotesis adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang terkesan meyakinkan, namun disadari mengandung kesalahan. Atas kesalahan itu lalu dilakukan pembetulan. Contoh: Sudah setengah abad kita merdeka, eh bukan, 60 tahun malah, nah selama itu, kemajuan apasajakah yang sudah kita capai? Dalam dunia sastra, kita mengenal Pelopor Angkatan ’45 yaitu Rendra, ah bukan, bukan Rendra, yang benar adalah Chairil Anwar. 25. Hiperbola adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang sengaja dibesar-besarkan dan dibuat berlebihan. Contoh: -Saya ucapkan beribu-rbu terima kasih atas perkenan Bapak dan Ibu menghadiri undangan panitia. - Bertemu kamu sayang, wahai sahabatku yang elok dan indah, syahdu, hati berbunga-bunga sejuta rasanya terbang melayang di angkasa bahagia.
  • 13. 13 26. Paradoks adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang mengandung kontras/pertentangan, namun ternyata mengandung kebenaran. Contoh: -Betapa banyak orang yang dalam kesendiriannya merasa kesepian di kota sehiruk-pikuk Jakarta. -Sebagai dosen, terus terang, saya juga banyak belajar dari mahasiswa-mahasiswi saya. 27. Oksimoran adalah gaya bahasa semacam paradoks yang lebih singkat dan padat, mengandung kata-kata yang berlawanan arti alam frase yang sama. Contoh: -Sang pemberang sangat khusuk menyembah Dewa Kemarahan -Dia milyander miskin karena sangat pelitnya -Penyair Emha pernah dijuluki Kyai Mbeling. 28. Persamaan/simile adalah bahasa kiasan berupa pernyataan satu hal dengan hal lain dengan menggunakan kata-kata pembanding. Contoh: -Nyalakanlah semangat bagai dian nan tak kunjung padam -Bersabarlah seperti samudra yang mampu menampug keluh kesah segala muara. 29. Metafora adalah bahasa kiasan sejenis perbandingan namun todak menggunakan kata pembanding. Di sini perbandingan dilakukan secara langsung tanpa kata sejenis bagaikan, ibarat, laksana, dan semacamnya. Contoh: Kesabaran adalah bumi Kesadaran adalah matahari Keberanian menjelma kata-kata Dan perjuangan adalah pelaksana kata-kata(sebuah bait dalam puisi Rendra) 30. Alegori adalah kata kiasan berbentuk lukisan/cerita kiasan, merupakan metafora yang dikembangkan.
  • 14. 14 Contoh: Sanjak “Menuju Ke Laut” karya Sutan Takdir Alisyahbana. Biasanya bersifat simbolis 31. Parabel (Parabola) adalah gaya bahasa berupa cerita-cerita fiktif dengan tokoh manusia dengan tema moral yang kental. Contoh: Hikayat Kalilah dan Daminah 32. Fabel adalah metafora berbentuk cerita dengan tokoh-tokoh binatang yang esensinya menggambarkan perilaku dan karakter manusia. Contoh: Dongeng Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau dan lain-lain. 33. Personifikasi/Penginsanan adalah gaya bahasa yang mempersamakan benda-benda dengan manusia, punya sifat, kemampuan, pemikiran, perasaan, seperti yang dimiliki dan dialami oleh manusia. Contoh: Angin bercakap-cakap sama daun-daun, bunga-bunga, kabut dan titik embun. -Indonesia menangis, duka nestapa Aceh memeluk erat sanubari bangsaku. 34. Alusio adalah gaya bahasa yang menampilkan adanya persamaan dari sesuatu yang dilukiskan yang sebagai referen sudah dikenal pembaca. Contoh: Bandung dikenal sebagai Paris Jawa. Bung Karno – Bung Karno kecil menunjukkan kebolehannya dalam lomba pidato membawakan fragmen “Di Bawah bendera Revolusi”. 35. Eponim adalah gaya bahasa berupa penyebutan nama-nama tertentu untuk menyatakan suatu sifat atau keberadaan. Contoh: -Perkenalkan, inilah Zidanenya kesebelasan kita. Silakan Aa Gym Ketua Rois kita menyampaikan kultum!
  • 15. 15 36. Epitet adalah gaya bahasa berupa frasa reskriptif untuk menggantikan nama seseorang, binatang, atau suatu benda. Contoh: Raja siang bertahta di angkasa raya (=Matahari) Sang raja sehari mendapatkan ucapan selamat dari segenap rekan kerjanya. (=pengantin) -Penyair si Burung Merak masih kreatif tampil membaca puisi-puisinya pada usia menjelang 70 tahun. (=Rendra) - Di kta ukir pembuatan mebel menjadi home industri penduduk kota itu. (=Jepara) 37. Sinekdoke adalah bahasa kiasan dengan cara menyebutkan sesuatu bisa sebagian untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto), bisa pula sebaliknya keseluruhan digunakan untuk menyebut yang sebagian (totum pro parte) Contoh totum pro parte: Dalam copa Amerika 2004, Brazil mengalahkan Argentina. Karya-karya menjadi cindera mata bagi dunia Contoh pars pro toto: Korban gelombang Tsunami 26 Desember 2004 mencapai 100 jiwa lebih. Dalam Idul Adha tahun ini, Masjid Al-Amin berkurban 6 ekor sapi 10 ekor kambing. 38. Metonemia adalah bahasa kiasan dalam bentuk penggantian nama atas sesuatu. Contoh: Kita harus bersyukur tinggal di negeri Zamrud Khatulistiwa yang elok permai ini Panda banyak terdapat di negeri Tirai Bambu. 39. Antonomasia adalah gaya bahasa berupa penyebutangelar resmi dan semacamnyauntuk menggantikan nama diri. Contoh: Megawati Soekarno Putrid an Meutia Hatta adalah puteri-puteri Sang Proklamator yang aktif di budang pemerintahan.
  • 16. 16 Dalam penciptaan lagu dan pentas-pentasnya, Raja Dangdut tidak pernah lupa menyisipkan pesan dakwah 40. Hipalase adalah gaya bahasa yang mengandung pemakaian karta yang menerangkan kata yang bukan sebaharsnya. Contoh: Di hari yang berbahagia ini jangan lupamensyukuri segenap nikmat karuna Allah. Sudah lama mesjid Agung Baitur Rahman Banda Aceh menungu-nunggu untaian dzikir dari K.H. Muhammad Arifin Ilham. 41. Ironi/sindiran adalah gaya bahasa berupa penyampaian kata-kata denga berbeda dengan maksud dengan sesungguhnya, tapi pembaca/pendengar, di harapkan memahami maksud penyampaian itu. contoh: Kuakui, kutu buku yang satu ini memang berpengetahuan luas sekali. 42. Sinisme hakikatnya sama dengan ironi namun biasanya lebih keras. Contoh: Tanpa belajar pun, kalau anak jenius seperti kamu tentu bisa mengerjakan soal-soal ujian dengan hasil memuaskan. 43. Sarkasme merupakan gaya bahasa berupa pengucapan-pengucapan yang kasar, caci maki sebagai ekspresi, amarah yang membuat yang terkena sakit hati. Contoh: Dasar otaku dang! Mana mungkinbisa kau kerjakan soal itu! 44. Satire adalah gaya bahasa sejenis ironi yang mengandung kritik atas kelemahan manusia agar terjadi kebaikan . tidak jarang satire muncul dalam bentuk puisi yang mengandung kegetiran tapi ada kesadaran untuk berbenah diri. Contoh: Aku lalai di pagi hari Beta lengah di masa muda Kini hidup meracun hati
  • 17. 17 Miskin ilmu miskin harta (Bait II puisi “Menyesal” karya M. Ali Hasymi) 45. inuedo adalah gaya bahasa berupa sindiran dengan cara mengecilkan kenyataan yang sesungguhnya, mengandung kritik tidak langsung. Contoh: Hanya dengan sedikit melakuan KKN, banyak pejabat menjadi milyander. Mobil yang dikemudikannya masuk jurang karena sebelum berangkat sopir itu menegak segelas miras sampai sedikit mabuk. 46. Antifrasis adalah gaya bahasa sejenis iron dengan menggunakan kata yang maknanya berlawanan dengan realita yang ada. Contoh: Dia dikenal jenius dikelas ini (padahal bodoh) Alangkah abar dan penyayangnya majikan itu terhadap pembantu-pembantunya yang selalu berganti-ganti karena tidak tahan. (pemarah dan pelit) 47. Paronomasia adalah gaya bahasa dengan menggunakan permainan kata-kata yang artinya sangat berlainan. Contoh: Ada gempa dahsyat, suasana genting. Genting-genting rumah pun berjatuhan pecah berderai. Anggota dewan yang pulang balik studi banding ke luar negeri itu kini kaya mendadak. Kaya keralah mereka! 27 Nov Gaya Bahasa dalam Bahasa Indonesia Posted by danriris in Tata Bahasa. Ditandai:Bahasa Indonesia, Gaya Bahasa, Tata Bahasa. 14 komentar C.Pengertian Masing-masing Jenis Gaya Bahasa dan Contoh Pemakaiannya. Di bawah ini disampaikan pengertian dari jenis-jenis gaya bahasa di atas yang dirumuskan secara bebas oleh peneliti berdasarkan pemahaman yang penulis peroleh dari berbagai sumber:
  • 18. 18 1.Klimaks, yang disebut juga gradasi, adalah gaya bahsa berupa ekspresi dan pernyataan dalam rincian yang secara periodek makin lama makin meningkat, baik kuantitas, kualitas, intensitas, nilainya. Contoh: Idealnya setiap anak Indonesia pernah menempuh pendidikan formal di TK, SD, SMP, SMA/SMK, syukur S2, S3 sampai gelar Doktor dan kalau mengajar di Perguruan Tinggi bergelar Profesor/Guru Besar pula. Dalam apresiasi sastra, mula-mula kita hanya membaca selayang pandang puisi yang akan kita apresiasi, lalu kita membaca berulang-ulang sampai paham maksudnya, merasakan keindahannya, terus mengkajidalami, bisa membawakannya penuh penghayatan, sampai kita mampu menghargai keberadaan dan mencintainnya, syukur juga terpangil untuk kreatif menciptakan bentuk-bentuk sastra. 2.Antiklimaks merupakan antonim dari klimaks adalah gaya bahasa berupa kalimat terstruktur dan isinya mengalami penurunan kualitas, kuantitas intensitas. Gaya bahasa ini di mulai dari puncak makin lama makin ke bawah. Contoh: Bagi milyader bakhlil, jangankan menyumbang jutaan rupiah, seratus ribu, lima puluh ribu, sepuluh ribu, seribu rupiah pun ia enggan, masih dihitung-hitung. Jauh sebelum memperoleh mendali emas dalam Olimpiade Athena 2004 cabang bulutangkis, Taufik Hidayat niscaya telah menjadi juara nasional dan sebelumnya juga tingkat propinsi, kabupaten, malahan pula tingkat kecamatan, desa, RT/RW. 3.Paralelisme adalah gaya bahasa berupa penyejajaran antara frase-frase yang menduduki fungsi yang sama. Contoh: Kriminalitas dan kemaksiatan itu akan menyengsarakan banyakmorang, membuat menderita kurban-kurbannya. 4.Repetisi adalah gaya bahasa dengan jalan mengulanmg pengunaan kata atau kelompok kata tertentu. Contoh: Seumpama eidelwis akulah cinta abadi yang tidak akan pernah layu Seumpama merpati akulah kesetiaan yang tidak pernah ingkar janji Seumpama embun akulah kesejukan yang membasuh hati yang lara
  • 19. 19 Seumpama samudra akulah kesabaran yang menampung keluh kesah segala muara. 5.Aliterasi adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi konsonan. Contoh: Widyawan Wisik Wahyu Wastika suka menekuni spiritualitas. Sahabatku bernama Fajar Firman Firdaus Filosofi. Jadilah jantan jujur jenius! Nama mahasiswi itu Cici Cantika Cangggih Cendikiawati 6.Elipsis adaklah gaya bahasa berupa penyusunan kalimat yang mengandung kata-kata yang sengaja dihilangkan yang sebenarnya bisa diisi oleh pembaca/penyimak. Contoh: - Pembangunan mencakup dua hal yakni pembangunan material dan …….,pembangunan lahiriah dan …….., pembangunan individual dan ………. Apa saja yang ada di dunia serta berpasangan ada siang ada ………, ada baik ada…….., ada terang ada ………, ada pertemuan ada …….., roda berputar kadang di atas kadang ………… 7.Eufemisme adalah gaya bahasa berupa pengungkapan yang sifatnya menghaluskan supaya tidak menyinggung perasaan, tidak terasa tajam. Contoh: -Karena melakukan sesuatu yang kurang pas, Pak Bandot akhirnya dikenai pension dini. (Terlibat skandal, korupsi, dipecat, di PHK) -Anak itu tinggal kelas karena agak terlambat dalam mengikuti pelajaran. (Bodoh) 8.Litotes adalah gaya bahasa yang sifatnya merendahkan diri, tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya namun tidak punya maksud agar orang percaya dengan hal itu, pembicara/penyimak tahu apa yang sebenarnya ia maksudkan. Contoh: a. Kalau Anda tidak keberatan, mampirlah ke gubug kami di Jalan Pemuda No. 100 Surakarta.
  • 20. 20 b. Yogya-Solo terpaksa kita tempuh 2 jam karena kita hanya naik gerobak. 9.Tautologi adalah sarana retorika yang menyatakan sesuatu secara berulang dengan kata-kata yang maknanya sama supaya diperoleh pengertian yang lebih mendalam, misalnya: Tak ada badai tak ada topan, tiba-tiba saja ia marah. So pasti, buku-buku bermutu banyak memberikan manfaat bagi pembacanya. 10.Pleonasme adalah sarana retorika semacam tautologi dengan kata kedua yang sudah dijelaskan oleh kata pertama. Contoh: Silakan maju ke depan, setelah itu naik ke atas. Hujan yang basah menyuburkan tanah-tanah rekah 11. Erotesis/pertanyaan retoris adalah gaya bahasa berupa pengajuan pertanyaan untuk memperoleh efek mengulang tanpa menghendaki jawaban, karena jawabannya sudah tersirat di sana. Gaya bahasa ini acap digunakan oleh para orator. Contoh: Biaya pendidikan di Perguruan Tinggi sangat mahal. Bisakah rakyat kecil menyekolahkan anaknya sampai ke sana? Siapa yang bisa berkuliah kalau bukan kaum berada? 12.Koreksio/Epanotesis adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang terkesan meyakinkan, namun disadari mengandung kesalahan. Atas kesalahan itu lalu dilakukan pembetulan. Contoh: Sudah setengah abad kita merdeka, eh bukan, 60 tahun malah, nah selama itu, kemajuan apasajakah yang sudah kita capai? Dalam dunia sastra, kita mengenal Pelopor Angkatan ’45 yaitu Rendra, ah bukan, bukan Rendra, yang benar adalah Chairil Anwar. 13.Hiperbola adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang sengaja dibesar-besarkan dan dibuat berlebihan. Contoh: -Saya ucapkan beribu-rbu terima kasih atas perkenan Bapak dan Ibu menghadiri undangan panitia.
  • 21. 21 Bertemu kamu sayang, wahai sahabatku yang elok dan indah, syahdu, hati berbunga-bunga sejuta rasanya terbang melayang di angkasa bahagia. 14.Paradoks adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang mengandung kontras/pertentangan, namun ternyata mengandung kebenaran. Contoh: -Betapa banyak orang yang dalam kesendiriannya merasa kesepian di kota sehiruk-pikuk Jakarta. -Sebagai dosen, terus terang, saya juga banyak belajar dari mahasiswa-mahasiswi saya. 15.Persamaan/simile adalah bahasa kiasan berupa pernyataan satu hal dengan hal lain dengan menggunakan kata-kata pembanding. Contoh: -Nyalakanlah semangat bagai dian nan tak kunjung padam -Bersabarlah seperti samudra yang mampu menampug keluh kesah segala muara. 16.Metafora adalah bahasa kiasan sejenis perbandingan namun todak menggunakan kata pembanding. Di sini perbandingan dilakukan secara langsung tanpa kata sejenis bagaikan, ibarat, laksana, dan semacamnya. Contoh: Kesabaran adalah bumi Kesadaran adalah matahari Keberanian menjelma kata-kata Dan perjuangan adalah pelaksana kata-kata(sebuah bait dalam puisi Rendra) 17.Alegori adalah kata kiasan berbentuk lukisan/cerita kiasan, merupakan metafora yang dikembangkan. Contoh: Sanjak “Menuju Ke Laut” karya Sutan Takdir Alisyahbana. Biasanya bersifat simbolis 18.Personifikasi/Penginsanan adalah gaya bahasa yang mempersamakan benda-benda dengan manusia, punya sifat, kemampuan, pemikiran, perasaan, seperti yang dimiliki dan dialami oleh manusia.
  • 22. 22 Contoh: Angin bercakap-cakap sama daun-daun, bunga-bunga, kabut dan titik embun. -Indonesia menangis, duka nestapa Aceh memeluk erat sanubari bangsaku. 19.Alusio adalah gaya bahasa yang menampilkan adanya persamaan dari sesuatu yang dilukiskan yang sebagai referen sudah dikenal pembaca. Contoh: Bandung dikenal sebagai Paris Jawa. Bung Karno – Bung Karno kecil menunjukkan kebolehannya dalam lomba pidato membawakan fragmen “Di Bawah bendera Revolusi”. 20.Sinekdoke adalah bahasa kiasan dengan cara menyebutkan sesuatu bisa sebagian untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto), bisa pula sebaliknya keseluruhan digunakan untuk menyebut yang sebagian (totum pro parte) Contoh totum pro parte: Dalam copa Amerika 2004, Brazil mengalahkan Argentina. Karya-karya menjadi cindera mata bagi dunia Contoh pars pro toto: 1.Korban gelombang Tsunami 26 Desember 2004 mencapai 100 jiwa lebih. 2.Dalam Idul Adha tahun ini, Masjid Al-Amin berkurban 6 ekor sapi 10 ekor kambing. 21.Metonemia adalah bahasa kiasan dalam bentuk penggantian nama atas sesuatu. Contoh: Kita harus bersyukur tinggal di negeri Zamrud Khatulistiwa yang elok permai ini Panda banyak terdapat di negeri Tirai Bambu. 22.Ironi/sindiran adalah gaya bahasa berupa penyampaian kata-kata denga berbeda dengan maksud dengan sesungguhnya, tapi pembaca/pendengar, di harapkan memahami maksud penyampaian itu. contoh:
  • 23. 23 Kuakui, kutu buku yang satu ini memang berpengetahuan luas sekali. 23.Satire adalah gaya bahasa sejenis ironi yang mengandung kritik atas kelemahan manusia agar terjadi kebaikan . tidak jarang satire muncul dalam bentuk puisi yang mengandung kegetiran tapi ada kesadaran untuk berbenah diri. Contoh: Aku lalai di pagi hari Beta lengah di masa muda Kini hidup meracun hati Miskin ilmu miskin harta (Bait II puisi “Menyesal” karya M. Ali Hasymi)