1. Cinta Tak Perlu Pacaran
Seperti biasa Senja sudah bangun dan bersiap untuk beres-beres peralatan
sekolah. Senja yang bernama lengkap Rahmania Senja Kusuma putri bungsu dari
suami istri yang bernama Bapak Kusuma dan Ibu Nia Rahmawati. Senja juga memiliki
seorang kakak yang bernama Indah Putri Kusuma. Mereka sekeluarga adalah keluarga
berada. Namun, satu tahun yang lalu orang tua mereka mengalami kecelakaan
pesawat yang mengakibatkan tewasnya semua penumpang dan awak pesawat. Dua
tahun kemudian mereka sudah biasa hidup berdua. Senja yang duduk di bangku XII
SMA sedangkan kakaknya sudah lulus sarjana S2 dan sekarang meneruskan usaha
ayahnya yaitu Perusahaan Batubara.
“Kak, aku sudah selesai berangkat sekarang yuk?.” Senja mengajak kakaknya
sambil merapikan bajunya.
“Iya adikku yang cantik. Ambil kunci mobilnya di meja makan.” Suruh Kak Indah
sambil berjalan keluar.
Di depan sekolah Senja yakni SMA Nusa Bangsa.
“Makasih ya kak udah mau nganterin. Assalamualaikum.” Ucap Senja sambil
mencium tangan kakaknya.
“Iya sama-sama cantik. Walaikumsalam.” Puji Kak Indah karena memang Senja
adalah gadis cantik dan menawan yang membuat pria yang melihatnya langsung jatuh
hati padanya.
Sebari melewati koridor sekolah, Senja terus berjalan karena kelasnya berada di depan
Lapang sebelah Ruang Osis yaitu X-IPA 2.
Sesampainya di kelas Senja langsung menyapa kedua sahabatnya yang sedang
membicarakan sesuatu.
2. “Hello…… My bestfriend !!!.” Sapa Senja dengan sikapnya yang selalu
memancing teman-temannya tertawa.
“Hay sahabatku. Hey you. What you know kalo di kelas X-IPA 3 have a new
student?.” Tanya Tasya sahabat Senja dengan logatnya yang kebulean karena
memang Tasya berasal dari Belanda.
“Emang kenapa?.” Dingin, Senja menjawab pertanyaan dari Tasya.
“Hello ….. Rahmania Senja Kusuma, kapan sih loe mau tertarik sama cowok?.”
Tanya Salsa sahabat Senja sambil memegang pundak Senja.
“Iya emang aku gini orangnya.” Senja membalikan pertanyaan Salsa sambil
menyimpan tasnya.
Tring…. Tring…. Tring…. Suara bel berbunyi menandakan jam pelajaran sudah di
mulai.
Sepulang sekolah seperti biasa Senja, Tasya dan Salsa selalu mampir ke Toko
Buku di Mall dekat sekolah mereka. Ketika hendak menghampiri rak yang biasa mereka
tempati, tiba-tiba langkah Tasya terhenti.
“Oh My God !!!.” Sambil menghentikan langkah sahabatnya.
“Loe kenapa sih, Sya?.” Tanya Senja dan terus melanjutkan langkahnya.
“Kenapa loe?.” Tanya Salsa dan juga berhenti menghentikan langkahnya.
“Pria yang berdiri di rak yang biasa kita tempati adalah si anak baru itu.” Jelas
Tasya.
Mendengar itu Salsa hamya bisa diam dan kaget. Sementara kedua sahabatnya bicara,
senja langsung memilih buku yang akan ia beli. Kemudian pria itu bertanya padanya.
“Hay, dari SMA Nusa Bangsa juga ?.” Tanya pria tersebut sambil membawa
buku.
3. “Iya.” Jawab Senja dingin seperti mana biasa sikapnya kepada laki-laki.
“Biar aku tebak. Pasti kamu kelas X-IPA 2 ya ?.” tebak pria tersebut.
“Iya benar. Kenapa kamu tau?.” Senja mulai kebingungan.
“Tadi aku sempet liat aja. Namaku Guntur Surya Saputra kelas X-IPA 3 aku anak
baru.” Pria tersebut memperkenalkan namanya.
Tiba-tiba tangan Senja yang sedang memilih buku terhenti, dan langsung melihat pria
itu dari atas sampai bawah.
“Oh, jadi kamu anak baru X-IPA 3 yang jadi trending topic di sekolah?.” Senja
sambil menunjuk Putra dengan jarinya.
“Iya. Panggil saja aku Putra.” Ucap Putra sambil menurunkan jari Senja.
Melihat Senja dan Putra mengobrol Salsa dan Tasya pun langsung menghampiri
mereka berdua.
“Hay anak baru X-IPA 3 perkenalkan my names is Tasya and then this my best
friend Salsa.” Tasya langsung memotong pembicaraan Putra dan Senja.
Merasa terganggu dengan kedatangan Tasya dan Salsa, Putra pun langsung pamit
pulang.
“Hay juga. Maaf sebelumnya. Saya pulang dulu ya. Lain kali kita ngobrol lagi.”
Putra pamit pulang.
“Iya gapapa. Bye Putra.” Jawab Salsa sambil menaikan tangannya ke atas.
Seraya melihat Putra pergi Tasya bertanya kepada Senja.
“Tadi anak baru itu ka, Ja? Why you not tell me about her name?.”
“Oke. Namanya itu Guntur Surya Saputra. Panggil aja Putra katanya.” Senja
langsung menjawab pertanyaan Tasya.
4. “Pria yang tampan dengan nama yang bagus.” Salsa bicara sendiri.
“Menurut aku biasa aja gak tampan-tampan amat.” Senja menjawab ucapan
Salsa.
“Oke oke cukup. Cepet milih bukunya nanti keburu sore.” Tasya marah-marah.
“Oke siap bos Tasya.” Jawab Salsa tegas.
Setelah selesai memilih buku mereka menuju meja kasir. Setelah selesai melewati meja
kasir mereka langsung menaiki taksi yang ada di depan Mall.
Keesokan harinya seperti biasa Senja di antar oleh kak Indah. Dikarenakan
Senja adalah anggota osis jadi ia pun langsung ke Ruang Osis karena hari ini ia piket
membersihkan Ruang Osis bersama kedua sahabatnya.
“Hay teman-teman maaf aku telat.” Ucap Senja sambil mengatur nafasnya.
“Hay juga Senja, no problem sekarang kamu tinggal mengepel saja because
yang lain sudah beres.” Jawab Tasya.
Tring….. Tring…. Tring…. Bel sudah berbunyi mereka bertiga langsung masuk ke
kelas.
Pada jam istirahat di taman sekolah duduk Tasya dan Salsa sebari mengerjakan
tugas Bu Nina.
Putra pun mengahampiri mereka.
“Kalian berdua temannya Senja yang kemarin di Toko Buku kan?.” Tanya Putra.
“Yes of course. What happen?.” Tanya Tasya.
“Gak, nanya aja. Senja orangnya gimana sih ?.” Tanya Puta penasaran.
“Senja itu orangnya baik, pinter, cantik, ia juga banyak di kagumi pria loh waktu
SMP.” Jelas Salsa panjang.
5. “Yes that right. Kita bertiga kan sahabatan dari SMP.” Tasya juga menjelaskan.
“Oh banyak ya cowok yang suka sama sama Senja?.” Muka Putra sedih.
“Tenang aja aja ia belum punya boyfriend kok. Loe suka ya sama Senja. Hayo
ngaku !.” Tanya Tasya.
“Iya kalo emang loe suka sama Senja nanti gue bantu deh.” Salsa dengan
lantang bicara seperti itu .
“Iya sih. Tapi sikap Senja dingin ya sama aku.” Mukanya memerah namun sedih.
“Sudahlah itu bisa di atur.” Jawab Salsa.
Tiba-tiba Senja mencari Tasya dan Salsa.
“Eh kamu lihat Tasya sama Salsa gak ?.” Tanya Senja pada temannya yang
berdiri di koridor sekolah.
“Tadi sih mereka berdua ada di taman.”
Senja langsung pergi ke Taman, namun tiba-tiba langkahnya terhenti karena melihat
kedua sahabatnya sedang duduk bersama pria yang tiba-tiba ia sukai yaitu Putra. Senja
pun kembali ke kelas dan menunggu kedua sahabatnya. Setelah beberapa menit Salsa
dan Tasya ke kelas dan langsung duduk.
“Tadi kemana kamu katanya mau nyusul.” Tanya Salsa.
“Yes Senja. You say lie.” Ucap Tasya dengan bibirnya agak manyun.
“Aku gak bohong kok tadi aku udah ke Taman tapi aku melihat kalian sedang
ngobrol sama Putra aku takut ganggu jadi aku balik lagi.” Jelas Senja.
“Oh jadi ceritanya loe cemburu gitu sama kita berdua?.” Tanya Salsa.
“OMG Senja but you jealous say, not silent.” Ucap Tasya.
6. “Sudahlah tak usah dibahas. Tugas Bu Nina gimana udah beres?.” Senja
mencoba mengalihkan pembicaraan karena ia malu jika teman-temannya tahu kalau
Senja suka kepada Putra.
Sepulang sekolah mereka tidak ke Toko Buku, mereka langsung pulang karena
tugas hari ini sangat banyak. Sesampainya di rumah, Senja langsung membantingkan
tubuhnya ke sofa.
“Gimana sekolahnya, Dek?.” Tanya Kak Indah yang kebetulan ada di rumah.
“Kakak! Tumben ada di rumah? Hari ini cape banget Kak.”
“Iya tadi Kakak ambil cuti soalnya Kakak cape banget.”
“Oh iya. Kak ?.” Tanya Senja.
“Apa adikku yang cantik?.” Langsung duduk di depan Senja.
“Kakak pernah suka gak sama pria?.” Tanya Senja dengan malu.
“Pernah. Tapi menurut kakak cowok yang baik tidak akan mengajak cewek yang
dia suka untuk pacaran. Melainkan cowok itu akan akan menunggu dimana ada
waktunya untuk dia datang ke rumah cewek tersebut dan melamarnya langsung tanpa
ada pacaran sehingga si cowok tidak akan melukai si cewek.” Jelas Kak Indah panjang.
“Oh iya kak. Jadi itu sebabnya kakak memilih untuk langsung menikah?.”
“Iya itu alasan kenapa kakak tidak ingin pacaran melainkan langsung menikah.”
“Oke kak mulai dari sekarang aku akan serius belajar dan tidak akan memikirkan
pacaran.” Sambil hormat pada Kak Indah.
Sejak hari itu Senja tidak pernah memikirkan Putra lagi. Baginya memiliki 2 orang
sahabat dan 1 kakak yang sayang padanya dan selalu ada di saat dia butuh itu sudah
lebih dari cukup.
7. Namun siapa yang tahu isi hati Senja. Setiap hari ia selalu berharap bahwa Putra
menyatakan cinta pada Senja tapi sepertinya ia hanya bermimpi. Tanpa terasa besok
SMA Nusa Bangsa akan melaksanakan acara perpisahan. Keesokan harinya di acara
itu Putra menyanyikan sebuah lagu bersama kedua sahabatnya.
“Senja itu siapa yang nyanyi di panggung?.” Rayu Salsa pada Senja.
“OMG suara Putra bagus ya, Ja.” Tanya Senja pada Senja.
“Itu Putra kelas X-IPA 3 yang nyanyi. Iya suaranya bagus.” Senja menjawab
pertanyaan kedua sahabatnya dengan nada kesal.
Setelah acara itu selesai Senja dan kedua sahabatnya pulang ke rumah Senja karena
besok Kak Indah akan menikah dengan Kak Temy.
“Asik Kak Indah mau nikah.” Ucap Salsa pada Kak Indah.
“Kak Indah. You are so beautiful.” Puji Tasya pada Kak Indah.
“Sudahlah kalian jangan berlebihan.” Ucap Kak Indah dengan nada malu.
Acara ijab Kabul dan resepsi Kak Indah pun selesai juga pendaftaran Senja untuk
masuk kuliah pun sudah beres.
Senja dan kedua sahabatnya itu masuk kampus yang sama kembali. Mereka
bertiga mendapatkan beasiswa sampai sarjana S2 karena mereka termasuk murid yang
pandai dari SMP sampai SMA. Nama kuliahan mereka adalah Universitas Bina Bangsa.
“Kuliahan ini gak seru ya? Gak kaya SMA.” Ucap Senja dengan nada rendah.
“Yaiyalah orang gak ada Putra disini.” Ucap Salsa dengan nada meledek.
“OMG Senja! Kamu masih ngarepin orang kaya Putra?.” Seru Tasya.
Mendengar ledekan Tasya dan Salsa, Senja hanya bisa diam dan langsung
meninggalkan kedua sahabatnya.
8. Hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun telah Senja lewati
dengan keterpurukannya yang terus berharap kepada Putra. Tidak terasa esok hari
Senja dan kedua sahabatnya akan wisuda S2.
“Kak, besok aku wisuda. Kalian datang ya.” Senja memberitahu kakaknya.
“Pasti dong. Kita berdua akan datang ke acara wisudaan kamu.” Ucap Kak
Temy.
Keesokan harinya Senja berangkat bersama kakak-kakaknya dan kedua sahabatnya.
Tanpa disangka Senja menjadi murid terpandai di Universitas tahun ini.
“Kakak aku jadi murid terpandai!.” Seru Senja pada kakaknya.
“Alhamdulilah adikku. Semoga kamu sukses ya nak.” Do’a Kak Indah.
Sepulangnya mereka dari acara terebut Kak Indah langsung memberitahu bahwa Senja
akan dijodohkan dengan anak rekan kerja Kak Indah. Awalnya Senja menolak, namun
ia percaya bahwa pilihan kakaknya tidak akan salah.
Keesokan harinya setelah Senja selesai di dandani oleh Kak Indah.
“Kak, aku gak mau di jodohkan apalagi jika pria tersebut belum aku kenal
sebelumnya.” Senja menggerutu.
“Sudahlah kamu akan suka dengan pilihan kakak.” Sambil membawa Senja ke
ruang tamu. Sesampainya di ruang tamu tiba-tiba Senja kaget karena pria yang ada di
ruang tamu adalah orang yang selama ini ia sukai. Disana juga sudah ada Ibu dari pria
itu dan juga sudah ada kedua sahabatnya.
“Kamu Putra kan ?.” Tanya Senja.
“Betul sekali. Aku Guntur Surya Saputra kelas X-IPA 3 waktu SMA.” Jawab
Putra.
Tiba-tiba wajah Senja memerah karena tahu bahwa yang melamarnya adalah orang
yang ia sukai.
9. “Niat saya kesini ingin melamar Senja untuk anak saya satu-satunya yaitu Putra.”
Jelas Ibu Novianty yaitu Ibu dari Putra karena ayah Putra telah meninggal satu tahun
yang lalu.
“Jadi yang melamar aku adalah kamu Putra?.” Tanya Senja.
“Iya. Aku sengaja tidak mengajakmu untuk pacaran karena aku ingin langsung
melamarmu.” Jawab Putra.
“Oh jadi itu alasannya.” Sambil mengangguk-ngangguk.
“Jadi bagaimana?.”
“Sudah tentu aku mau.” Dengan muka memerah Senja menerima lamaran Putra.
Senja sangat bahagia karena omongan kakaknya dulu benar. Dia pun berpikir bahwa
sebenarnya jika cinta tidak perlu pacaran.
***
Karya : Anisa Nurafni
IX-B