1. 13020200164 / MUHAMMAD ZUFAR NAZHMI
13020200167 / FATHUR RAHMAN
13020200158 / SAIF SYARIF
13020200172 / M.IQBAL GIBRAN
13020200193 / YUSUF PALLOT
2. Scrum large scale bermula ketika anak buah Jeff Sutherland yang bekerja di Easel
Corporation membaca tulisan dari Professor Takeuchi Tanaka yang dimuat di Harvard Business
Review mengenai manajemen proyek pada tahun 1993. Tulisan tersebut memuat
bagaimana Professor Takeuchi Tanaka kagum dengan tim olahraga Rugby yang bekerja
bersama menyingkirkan semua hambatan yang ada di depannya. Professor Takeuchi Tanaka
lalu membawa konsep ini ke manajemen proyek dan menamakan metode kerja ini Scrum.
Pada tahun 1994, Jeff mengajak Ken Schwaber untuk bekerja di Easel Corporation
untuk mendokumentasikan dan memformalisasikan proses ini. Hasil buah pikir antara Jeff dan
Ken dipresentasikan di konferensi OOPSLA pada tahun 1996. Sejak itu, Scrum telah berangkat
menjadi pilihan utama lainnya dari pendekatan pengembangan produk klasik lainnya. Scrum
telah diadopsi oleh banyak manajer yang ingin memastikan bahwasanya mereka menghasilkan
produk yang terbaik mungkin dan oleh developer yang ingin memastikan bahwasanya mereka
bisa melakukan pekerjaan mereka dengan sebaik mungkin.
3. Pada dasarnya Scrum merupakan salah satu komponen dari metodologi pengembangan
Agile mengenai pertemuan harian untuk membahas kemajuan.
Merupakan sebuah project management process yang agile (fleksibel terhadap adanya
perubahan requirement), yang dapat digunakan untuk menangani pengembangan software
atau produk lainnya menggunakan iterative and incremental process.
Scrum adalah sebuah proses kerangka kerja yang disusun untuk menunjang pengembangan
produk yang kompleks.
4. Scrum large scale memiliki prinsip yaitu:
- Ukuran tim yang kecil melancarkan komunikasi, mengurangi biaya, dan memberdayakan
satu sama lain
- Proses dapat beradaptasi terhadap perubahan teknis dan bisnis
- Proses menghasilkan beberapa software increment
- Pembangunan dan orang yang membangun dibagi dalam tim yang kecil
- Dokumentasi dan pengujian terus menerus dilakukan setelah software dibangun
- Proses scrum mampu menyatakan bahwa produk selesai kapanpun diperlukan
5. 1. Sprint Planning Meeting (Product Owner, Customer, Scrum Master), hasil :
Product Backlog berikut skala prioritasnya.
2. Scrum Master dan anggota tim memecah Product Backlog menjadi task-task yang
lebih kecil (Sprint Backlog), dan kemudian memilih task-task dari Sprint Backlog
yang akan dikerjakan beserta estimasi waktunya untuk 1 sprint duration.
6. 3. Tim mengerjakan Sprint Backlog yang sudah dipilih.
4. Scrum Master memfasilitasi Daily Scrum.
Lakukan Sprint Review dan Sprint Restrospective setiap selesai satu Sprint.
7. KELEBIHAN SCRUM
1. Keperluan berubah dengan cepat
2. Tim berukuran kecil sehingga melancarkan komunikasi, mengurangi biaya dan
memberdayakan satu sama lain
3. Pekerjaan terbagi-bagi sehingga dapat diselesaikan dengan cepat
4. Dokumentasi dan pengujian terus menerus dilakukan setelah software dibangun
5. Proses Scrum mampu menyatakan bahwa produk selesai kapanpun diperlukan
KELEMAHAN SCRUM
Developer harus selalu siap dengan perubahan karena perubahan akan selalu diterima.