Puisi ini memberikan nasihat kepada seorang wanita untuk bersabar menunggu jodohnya dan tetap mempertahankan kecantikan serta martabatnya. Sang pujangga menggunakan perumpamaan bunga-bunga yang mekar namun mudah dipetik dan dihisap madunya oleh serangga, sebagai metafora kondisi wanita yang mudah jatuh cinta tanpa memikirkan akibatnya. Ia mengingatkan agar wanita tidak terburu-buru dan tetap memp
6. Bungaku.,Aku semakin Histeris
Dikala aku saksikan
Beberapa bunga tidak malu
dan segan
Melampiaskan kecantikannya
Ketika sedang mekar,Bahkan melupakan Kuntum
yang selama ini
melindunginya.,
8. Masih adakah bunga yang
selama ini daku
idam-idamkan??????
Karena.,,,
bunga-bunga yang cantik nan mekar
hari ini Tak menebarkan harumnya lagi,
bak Tibanya Musim gugur.,
9. Aku tidak mengarapmu bak
ST.Hawa
Bungaku.,
Yang gigih berlari-lari dari
Safa dan Marwa
Bukan pula
Ainul mardhiyah
Yang menanti kekasih di Pintu
Syurga.,