1. BAB I
ABSTRAK
Perkembangan teknologi inventory yang semula hanya bersifat supply demand, yaitu menimbun
barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen, beralih menjadi supply chain, suatu rantai
pasokan dimana demand dan supply berjalan beriringan saling memenuhi untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi perputaran barang. Konsep inventory di negara-negara barat berpedoman
pada konsep MRP yang mengandalkan plan untuk supply chain, sementara konsep inventory di
negara-negara timur berpedoman pada konsep JIT, dimana konsep produksi yang semula
mendorong barang agar terproduksi dan dilempar ke pasar (push strategy) menjadi konsep
produksi berdasarkan request dari pasar (pull strategy). Kedua konsep ini pada akhirnya
menghasilkan konsep baru yang merupakan perpaduan keduanya yang tidak hanya mengatur
flow barang dan informasi saja, melainkan juga untuk mengatur efisiensi cost produksi, konsep
ini dikenal dengan nama Supply Chain Management.
Dari kasus yang diambil dalam bidang ICT service, tepatnya di bidang telekomunikasi,
Vodafone dan Orange merupakan 2 operator servis yang termasuk 10 besar dunia dalam hal
jumlah customer. Walaupun kedua operator ini sama-sama berlokasi di Eropa, namun terdapat
perbedaan budaya manajemen untuk mengatur SCM. Di Vodafone, struktur intern SCM sangat
rapi dan terstruktur, berbeda dengan Orange yang sederhana dan memiliki sub divisi dan flow
yang pendek, namun Orange mempraktekkan Network Economy, dengan membuat JAC sebagai
sarana bersama operator anggotanya untuk mengelola proses procurement supplier. Dengan
adana JAC, Orange dapat memangkas cost jauh lebih besar untuk proses procurement
dibandingkan dengan melakukannya sendiri.
Kata kunci : inventory, MRP, JIT, SCM, operator, Network Economy