2. MODUL AJAR
DASAR KOMPETENSI PRODUKTIF
BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR DAN REKAYASA
KONSENTRASI KEAHLIAN Teknik Kimia Industri
MATA PELAJARAN/ELEMEN Dasar Kompetesi Produktif/K3LH
FASE/KELAS E/ X
ALOKASI WAKTU 1 P x 6 Jp
GURU YANG MENGAJAR Yeni Nurilah, ST
ELEMEN CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Lingkungan
Hidup
(K3LH) dan
budaya
kerja industri
Pada akhir fase E peserta didik mampu menerapkan K3LH dan
budaya kerja industri, antara lain: praktik- praktik kerja yang
aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur-prosedur
dalam keadaan darurat, dan penerapan budaya kerja industri
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), termasuk K3LH pada
pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran
udara, pengelolaan limbah B3 dan non B3 dengan
menggunakan material safety data sheet (MSDS) atau
panduan lain yang sesuai serta etika kerja.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menerapkan K3LH dan budaya kerja industri, antara lain:
1. Praktik- praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur-prosedur dalam
keadaan darurat, dan penerapan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)
3. RENCANA ASESMEN
A. Asesmen awal
Guru melakukan assesmen diagnostik kognitif dan non kognitif untuk mengetahui kebutuhan belajar
peserta didik yang terdiri dari 3 aspek :
Kesiapan belajar : guru memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik/kuis untuk mengukur
pengetahuan awal yang sudah dimiliki peserta didik terkait materi pembelajaran yanga akan
disampaikan, kesiapan dapat juga dilihat dari mimik atau tanggapan murid terhadap gambar singkat
guru terkait materi (Dilakukan diawal KBM)
Minat belajar : guru memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat menggunakan angket/lisan untuk
mengetahui minat /(seni, sains, olahraga dll) (Dilakukan 1 kali setiap awal semester/awal tahun
ajaran)
Profil Belajar : guru melakukan wawancara singkat untuk mengetahui gaya belajar peserta didik
(visual, audio atau kinestetis
B. Asesmen Formatif
Pengamatan saat diskusi dan selama proses pembelajaran
C. Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif dapat dilaksanakan setelah menuntaskan seluruh tujuan pembelajaran dalam satu
elemen (bukan mutlak). Untuk pertemuan ini, hanya asemen formatif yang dilakukan
KEGIATAN PRA PENDAHULUAN
Guru dan siswa membuat keyakinan kelas (Dilakukan 1 kali selama 1 semester/1 tahun ajaran
dengan melakukan koordinasi antara wali kelas dan guru mapel)
KSE Kesadaran Diri dengan membuat keyakinan kelas siswa dapat memahami perasaan,
minat dan nilai kekuatan serta kemampuan dan potensi diri
KSE Manajemen Diri dengan membuat keyakinan kelas siswa akan dapat mengontrol
prilaku agar dapat berlaku sesuai keyakinan yang telah dibuat
PENDAHULUAN
1. Salam
2. Guru membimbing siswa untuk melakukan rangkaian kegiatan berdoa, dan ice breaking.
KSE Kesadaran diri (berdoa), melalui berdoa siswa dapat memahami nilai-nilai dan
menyadari pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan
KSE Manajemen diri (ice breaking) , melalui ice breaking siswa dapat mengelola stres,
mengontrol impuls dan melatih ketekunan serta fokus dalam menghadapai berbagai hambatan
3. Presensi
4. Materi motivasi
5. Apresepsi
KEGIATAN INTI
PERTEMUAN 1
Dari hasil asesmen berdasarkan kesiapan belajar peserta didik memiliki kesiapan
belajar yang sama, sehingga pembelajaran berdiferensiasi konten tidak dilakukan,
dan yang diterapkan adalah pembelajaran berdiferensiasi proses dan produk
Guru membagi kelas menjadi 3 kelompok berdasarkan gaya belajarnya
Kelompok 1 Siswa dengan gaya belajar dominan visual diberikan materi ajar berupa
4. infografis
Kelompok 2 siswa dengan gaya belajar dominan audio diberikan materi ajar berupa
video dalam link youtube yang berisikan gambar dan narasi
Kelompok 3 Siswa dengan gaya belajar kinestetis diberikan materi ajar berupa
potongan soal dan jawaban yang harus ditemukan pasangan antara jawaban dan
soalnya dan dicocokan dengan materi ajar yang diberikan.
Guru memberikan pertanyaan pemantik yang harus dicarikan jawabannya dari
materi yang diberikan
Guru memfasilitasi siswa untuk berdiskusi menyelesaikan tugasnya dengan
menerapkan metode belajar make and match (menjodohkan)
Siswa mempresentasikan tugasnya masing masing secara berkelompok dalam
bentuk yang disepakati bersama sesuai dengan bakat dan minatnya
(KSE pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, dengan melakukan
diferensiasi produk belajar maka siswa diberikan kepercayaan untuk dapat
membuat pilihan dan keputusan yang harus bisa dipertanggungjawabkan, karena
keputusan dan pilihan yang dibuat harus mempertimbangkan banyak hal, seperti
kemampuan dan potendi diri, akademik, etika, dan standar standar yang berlaku
dimasyarakat)
PENUTUP
Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyampaikan kesimpulan dari pembelajaran yang
telah dilakukan
Guru dan siswa melakukan refleksi
Guru menyampaikan topik pembelajaran di pertemuan berikutnya
Guru dan siswa berdoa
Kota Bima, November 2022
Guru Mata Pelajaran,
Yeni Nurilah, ST
Nip. 19770711200501 2107
PENILAIAN PEMBELAJARAN
Teknik Penilaian
Kompetensi Sikap : observasi sikap selama proses pembelajaran
Kompetensi Keterampilan : observasi unjuk kerja.
Kompetensi Pengetahuan : tes tertulis : uraian
8. A. PengenalanK3LHpada PengendalianPencemaran
1. DefinisiK3LH
K3LH adalah singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup. Ini
adalah suatu pendekatan yang menyatukan keselamatan dan kesehatan kerja dengan
perlindungan lingkungan hidup. Pendekatan K3LH memastikan bahwa pekerjaan dilakukan
dengan aman dan memperhatikan dampaknya pada lingkungan dan kesehatan manusia
2. Pentingnya K3LH dalam Pengendalian Pencemaran
K3LH dalam Pengendalian Pencemaran sangat penting dalam menjaga kesehatan dan
keselamatan pekerja, melindungi lingkungan hidup, serta mematuhi regulasi yang berlaku.
Dengan mengintegrasikan K3LH dalam pengendalian pencemaran, kita dapat menciptakan
lingkungan kerja yang lebih aman, sehat dan berkelanjutan
3. Tujuan danManfaat K3LH padaPengendalian Pencemaran
a. Tujuan K3LH pada Pengendalian Pencemaran:
Mencegah Pencemaran: K3LH bertujuan untuk mencegah terjadinya pencemaran
dengan mengidentifikasi risiko-risiko potensial dan menerapkan langkah-langkah
pencegahan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kebocoran
yang dapat menyebabkan pencemaran.
Melindungi Kesehatan Karyawan: Tujuan utama dari K3LH adalah melindungi
kesehatan dan keselamatan karyawan di tempat kerja. Dengan mengendalikan
pencemaran, potensi paparan zat berbahaya atau bahan kimia beracun dapat
diminimalkan, sehingga risiko terhadap kesehatan karyawan dapat dikurangi.
Menjaga Keseimbangan Lingkungan: K3LH bertujuan untuk menjaga keseimbangan
ekosistem dan melindungi lingkungan hidup dari dampak negatif pencemaran.
Dengan menerapkan langkah-langkah pengendalian, limbah atau emisi berbahaya
dapat dikelola dengan baik agar tidak merusak ekosistem dan keanekaragaman
hayati.
b. Manfaat K3LH pada Pengendalian Pencemaran:
Kesehatan Karyawan yang Lebih Baik: Dengan adanya K3LH yang efektif, risiko
paparan bahan berbahaya atau pencemaran udara dan air dapat ditekan. Ini akan
berdampak pada kesehatan karyawan yang lebih baik dan mengurangi risiko
terkena penyakit atau gangguan kesehatan terkait lingkungan kerja.
Meningkatkan Produktivitas: Karyawan yang bekerja di lingkungan yang aman dan
sehat cenderung lebih produktif. Dengan mengurangi potensi risiko kecelakaan
atau masalah kesehatan, produktivitas kerja dapat meningkat.
Kepatuhan terhadap Regulasi: K3LH membantu perusahaan atau industri untuk
mematuhi peraturan dan standar lingkungan yang berlaku. Dengan menjaga
kepatuhan ini, mereka dapat menghindari sanksi hukum dan reputasi buruk.
Perlindungan Lingkungan Hidup: Dengan mengendalikan pencemaran, K3LH
berperan penting dalam melindungi lingkungan hidup dan menjaga keberlanjutan
ekosistem alami. Ini akan berdampak baik pada masyarakat sekitar dan
kelangsungan hidup seluruh ekosistem di sekitar tempat kerja atau industri.
9. B. Pencemaran Air
1. Pengertian Pencemaran Air
Pencemaran air adalah kondisi di mana kualitas air di suatu perairan, seperti sungai, danau, atau
laut, terganggu akibat adanya zat-zat berbahaya atau polutan yang masuk ke dalam air tersebut.
Polutan ini bisa berasal dari berbagai sumber, seperti limbah industri, pertanian, perkotaan, atau
limbah domestik, dan dapat menyebabkan kerusakan ekosistem perairan serta membahayakan
kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
2. Penyebab Pencemaran Air
a. Pencemaran Air oleh Limbah Industri: Limbah industri yang tidak dikelola dengan baik dapat
mengandung bahan-bahan kimia beracun atau berbahaya, seperti logam berat, pestisida,
minyak, atau bahan-bahan kimia lainnya. Jika dibuang langsung ke perairan tanpa pengolahan
yang memadai, limbah industri ini dapat menyebabkan pencemaran air yang serius.
b. Pencemaran Air oleh Limbah Pertanian: Penggunaan pupuk dan pestisida di pertanian dapat
menyebabkan aliran nutrien berlebih ke perairan, yang dapat menyebabkan pertumbuhan alga
yang berlebihan. Proses ini disebut eutrofikasi, yang dapat menyebabkan "matsutake" atau
daerah mati di perairan, yang berarti tidak ada oksigen yang tersisa untuk mendukung
kehidupan.
c. Pencemaran Air oleh Limbah Perkotaan: Limbah domestik dan limbah perkotaan lainnya,
seperti limbah dari rumah tangga, industri ringan, dan komersial, jika tidak diolah dengan baik
sebelum dibuang, dapat mencemari air dan menyebabkan penurunan kualitas air di perairan.
d. Pencemaran Air oleh Bahan Berbahaya Lainnya: Selain itu, pencemaran air juga bisa
disebabkan oleh bahan berbahaya lainnya, seperti limbah nuklir, minyak bocor dari kapal atau
kecelakaan di fasilitas minyak, dan sampah plastik yang dapat terurai menjadi mikroplastik yang
mencemari perairan.
3. DampakPencemaran Air terhadap Kesehatan dan Lingkungan
Dampak dari pencemaran air sangat serius dan dapat mencakup:
a. Kerugian bagi Kesehatan Manusia: Air yang terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit dan
gangguan kesehatan pada manusia yang menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-
hari, seperti minum, mandi, dan memasak.
b. Kerusakan Ekosistem: Pencemaran air dapat merusak ekosistem perairan, mengganggu
kehidupan organisme air, dan menyebabkan penurunan populasi spesies yang tinggal di
dalamnya.
c. Gangguan pada Industri dan Pertanian: Air yang tercemar dapat menghambat aktivitas industri
dan pertanian yang membutuhkan pasokan air bersih dan sehat.
d. Dampak Sosial dan Ekonomi: Pencemaran air dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi
masyarakat yang bergantung pada perairan untuk mata pencaharian, seperti nelayan atau
petani.
10. 4. Langkah-Langkah K3LH dalam Pengendalian Pencemaran Air
Langkah langkah dalam pengendalian pencemaran air adalah :
a. Identifikasi Sumber Pencemaran Air
b. Pemantauan Kualitas Air
c. Pengelolaan Limbah Cair
d. Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan
e. Penggunaan Bahan Kimia yang Aman
f. Penyimpanan yang Aman:
g. Pelatihan Karyawan
h. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD):
i. Rencana Darurat
j. Pengawasan dan Penegakan Kebijakan
k. Pengurangan Penggunaan Air
l. Keterlibatan Masyarakat dan Pemangku Kepentingan
m. Audit K3LH dan
n. Evaluasi Rutin:
C. Pencemaran Udara
1. Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kondisi di mana udara di lingkungan menjadi terkontaminasi oleh
berbagai zat dan partikel berbahaya yang dapat menyebabkan dampak negatif pada kesehatan
manusia, keanekaragaman hayati, dan lingkungan secara keseluruhan. Pencemaran udara dapat
terjadi baik di lingkungan perkotaan maupun pedesaan dan disebabkan oleh berbagai aktivitas
manusia dan faktor alami.
2. Penyebab Pencemaran Udara
a. Emisi Kendaraan Bermotor
b. Industri dan Pembangkit Listrik
c. Pembakaran Biomassa
d. Penggunaan Bahan Bakar Fosil
e. Debu Konstruksi dan Jalan
f. Polusi Industri dan Pabrik
g. Polusi dari Pembakaran Batu Bara
h. Kegiatan Pertanian
i. Aktivitas Vulkanik dan Alami
j. Cuaca dan Polusi Udara Perbatasan
3. DampakPencemaran Air terhadap Kesehatan dan Lingkungan
a. Efek Rumah Kaca
b. Asam Hujan
c. Penurunan Kualitas Air dan Tanah
d. Kerusakan Hutan dan Ekosistem
e. Efek Terhadap Tumbuhan
f. Efek Terhadap Satwa Liar
11. 4. Langkah-Langkah K3LH dalam Pengendalian Pencemaran Udara
a. Identifikasi Bahaya dan Evaluasi Risiko:
b. Pemantauan Kualitas Udara
c. Implementasi Sistem Pengolah Udara
d. Pemilihan Peralatan dan Teknologi Ramah Lingkungan
e. Pelatihan Karyawan
f. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD):
g. Pengelolaan Limbah Berbahaya
h. Pengurangan Penggunaan Bahan Berbahaya
i. Pengawasan dan Penerapan Kebijakan
j. Keterlibatan Masyarakat dan Pemangku Kepentingan
k. Rencana Tanggap Darurat: Sediakan rencana tanggap darurat untuk menghadapi situasi darurat
akibat
l. Audit K3LH dan Evaluasi Rutin
D. Pencemaran Tanah
1. Pengertian Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah kondisi di mana tanah di lingkungan menjadi terkontaminasi oleh
berbagai bahan kimia berbahaya, limbah, atau zat-zat beracun yang dapat menyebabkan
perubahan kualitas tanah dan berdampak negatif pada lingkungan, kesehatan manusia, dan
keanekaragaman hayati. Pencemaran tanah dapat terjadi karena berbagai faktor, baik dari aktivitas
manusia maupun alami.
2. Penyebab Pencemaran Tanah
a. Limbah Industri
b. Limbah Pertanian
c. Pembuangan Sampah Tidak Terkelola
d. Kegiatan Pertambangan
e. Kecelakaan dan Tumpahan
f. Penggunaan Bahan Berbahaya
g. Polusi Udara Perbatasan
h. Limbah Konstruksi
i. Proses Alamiah
3. DampakPencemaran Tanah terhadap Kesehatan dan Lingkungan
a. Gangguan Saluran Pencernaan
b. Kontaminasi Air Minum
c. Toksikologi dan Penyakit
d. Gangguan Sistem Saraf
e. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak
f. Kerusakan Ginjal dan Hati
12. 4. Langkah-Langkah K3LH dalam Pengendalian Pencemaran Tanah
a. Identifikasi Sumber Pencemaran Tanah
b. Pemantauan Kualitas Tanah
c. Pengelolaan Limbah Padat
d. Penggunaan Bahan Kimia yang Aman
e. Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan
f. Penyimpanan yang Aman
g. Pelatihan Karyawan
h. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD):
i. Rencana Darurat
j. Pengawasan dan Penegakan Kebijakan
k. Pengurangan Penggunaan Bahan Berbahaya
l. Keterlibatan Masyarakat dan Pemangku Kepentingan
m. Audit K3LH dan Evaluasi Rutin
E. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Pencemaran
1. Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan
Penggunaan teknologi ramah lingkungan adalah penggunaan teknologi dan inovasi yang dirancang
untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan berkontribusi pada keberlanjutan
sumber daya alam. Teknologi ramah lingkungan bertujuan untuk meminimalkan emisi polutan,
menghemat sumber daya alam, dan mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem. Beberapa
contoh penggunaan teknologi ramah lingkungan termasuk :
a. Energi Terbarukan
b. Transportasi Berkelanjutan
c. Efisiensi Energi
d. Pengelolaan Limbah yang Ramah Lingkungan
e. Daur Ulang dan Penggunaan Kembali
f. Pertanian Berkelanjutan
g. Arsitektur Hijau
h. Pengendalian Pencemaran Air dan Air Limbah
i. Penggunaan Teknologi Sensor dan Pemantauan Lingkungan
j. Pengembangan Teknologi Rendah Karbon
2. Penerapan Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
Penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) adalah pendekatan yang bertujuan untuk
mengurangi jumlah sampah dan meminimalkan dampak negatifnya terhadap lingkungan dengan
cara mengoptimalkan pengelolaan limbah. Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap prinsip
3R:
a. Reduce (Kurangi): Prinsip ini menekankan pada pengurangan produksi limbah dari
sumbernya. Dalam hal ini, langkah-langkah yang diambil adalah mengurangi jumlah sampah
yang dihasilkan atau mengurangi penggunaan sumber daya alam dengan cara yang efisien.
Beberapa contoh tindakan yang bisa diambil adalah:
1) Mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai dan memilih produk dengan kemasan
ramah lingkungan.
2) Menggunakan produk yang tahan lama dan mudah diperbaiki daripada yang cepat rusak.
3) Mengurangi konsumsi air dan energi dengan menggunakan peralatan hemat energi dan
mematikan peralatan yang tidak digunakan
b. Reuse (Pakai Ulang): Prinsip ini mengajarkan untuk menggunakan kembali barang-barang
yang masih bisa digunakan dengan baik sebelum memutuskan untuk membuangnya. Dalam
hal ini, langkah-langkah yang diambil adalah memperpanjang umur pakai barang dan
mengurangi limbah dengan memanfaatkan kembali barang tersebut. Beberapa contoh
tindakan yang bisa diambil adalah:
13. 1) Menggunakan kembali botol minuman atau kantong belanja yang dapat digunakan
kembali.
2) Mendaur ulang kemasan atau wadah untuk digunakan kembali sebagai wadah
penyimpanan atau peralatan lainnya.
3) Menggunakan kertas bekas sebagai catatan atau memo
c. Recycle (Daur Ulang):
Prinsip ini melibatkan proses mengubah sampah menjadi bahan baku baru untuk mengurangi
penggunaan sumber daya alam dan menghindari penumpukan sampah di tempat
pembuangan akhir. Beberapa contoh tindakan yang bisa diambil adalah:
1) Memisahkan sampah organik dan anorganik untuk memudahkan proses daur ulang.
2) Mendaur ulang kertas, plastik, logam, dan kaca menjadi bahan baku baru.
3) Membeli produk yang terbuat dari bahan daur ulang untuk mendorong industri daur ulang
3. Penegakan Regulasi dan Hukum Lingkungan
Penegakan regulasi dan hukum lingkungan merupakan komponen penting dalam upaya untuk
melindungi lingkungan dan sumber daya alam dari aktivitas manusia yang dapat menyebabkan
degradasi lingkungan. Regulasi dan hukum lingkungan bertujuan untuk mengatur dan mengawasi
perilaku manusia serta industri agar sesuai dengan standar keamanan lingkungan dan menjaga
keseimbangan ekosistem. Beberapa poin penting terkait penegakan regulasi dan hukum
lingkungan adalah:
a. Pembuatan Regulasi Lingkungan
b. Kepatuhan dan Penegakan Hukum
c. Peran Lembaga Pengawas Lingkungan
d. Keterbukaan dan Partisipasi Masyarakat
e. Sanksi dan Denda
f. Advokasi dan Pendidikan Lingkungan
14. F. Pelatihan dan Kesadaran K3LH
1. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah proses pendidikan dan pelatihan yang
ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan pekerja dalam
mengidentifikasi, mencegah, dan mengatasi bahaya dan risiko di tempat kerja. Tujuan utama dari
pelatihan K3 adalah melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja, mengurangi kecelakaan kerja,
serta menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Pelatihan K3 dapat diberikan kepada
seluruh karyawan, manajer, dan pihak terkait lainnya di tempat kerja. Berikut adalah beberapa
komponen utama yang biasanya termasuk dalam pelatihan K3:
a. Identifikasi Bahaya di Tempat Kerja
b. Pencegahan dan Pengendalian Bahaya
c. Penanganan Darurat
d. Penggunaan Alat dan Peralatan dengan Aman
e. Kesadaran Terhadap Faktor Kesehatan
f. Kepatuhan Terhadap Regulasi dan Standar
g. Budaya K3 dan Komunika
h. Praktik Kesehatan dan Kesejahteraan
2. Kampanye Kesadaran Lingkungan
Kampanye kesadaran lingkungan adalah serangkaian upaya yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang isu-isu lingkungan dan pentingnya menjaga
lingkungan alam secara berkelanjutan. Kampanye ini bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk
mengambil tindakan yang positif dalam upaya melindungi alam dan sumber daya alam. Beberapa
contoh kampanye kesadaran lingkungan yang sering dilakukan meliputi:
a. Kampanye Pendidikan dan Informasi
b. Kampanye Daur Ulang dan Pengurangan Sampah
c. Kampanye Pelestarian Lingkungan Hidup
d. Kampanye Konservasi Energi dan Penggunaan Sumber Daya
e. Kampanye Penanaman Pohon dan Rehabilitasi Lingkungan
f. Kampanye Pengurangan Polusi Udara dan Air
g. Kampanye Pendidikan Lingkungan untuk Anak-anak
h. Kampanye Penggunaan Transportasi Berkelanjutan
i. Kampanye Bantuan Sosial untuk Lingkungan
j. Kampanye kesadaran lingkungan memiliki peran penting dalam mengubah perilaku masyarakat
dan menciptakan budaya peduli lingkungan.
Melalui kampanye ini, diharapkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi
lingkungan dan sumber daya alam dapat meningkat, sehingga tercipta keberlanjutan lingkungan
yang lebih baik untuk generasi saat ini dan masa depan
15. 3. Peran Karyawan dalam K3LH pada Pengendalian Pencemaran
a. Kepatuhan terhadap Prosedur dan Kebijakan K3LH
b. Identifikasi Bahaya dan Risiko
c. Pelaporan Kecelakaan dan Insiden
d. Menggunakan Bahan Berbahaya dengan Aman
e. Partisipasi dalam Pelatihan K3LH:
f. Mendukung Inisiatif Ramah Lingkungan
g. Mengedukasi Rekan Kerja
h. Berpartisipasi dalam Inspeksi K3LH
G. Contoh Tindakan K3LH dalam Pengendalian Pencemaran
1. Menggunakan Peralatan Pelindung Diri (APD) saat Berhadapan dengan Bahan Berbahaya
2. Penggunaan Filter dan Sistem Pengolah Udara dan Air
3. Pengelolaan Limbah Berbahaya
H. Kesimpulannya
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3LH) dalam pengendalian pencemaran air, udara, dan tanah
adalah aspek penting yang harus diperhatikan dan diimplementasikan oleh individu, perusahaan, dan
pemerintah. Dengan mengedepankan K3LH, kita dapat menciptakan lingkungan yang sehat, aman, dan
berkelanjutan untuk generasi saat ini dan masa depan.
16.
17.
18. A. Jenis Penilaian Hasil Belajar
Indikator Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Nama Instrumen
Pengetahuan Tes Tes uraian/obyektif
Soal : Pengetahuan
dilengkapi Kunci
jawaban
Ketrampilan
melakukan
praktik
Tes praktek Tes kinerja Daftar cek
Sikap Non Tes Lembar observasi Ranting scale
B. Uraian
1. Penilaian Pengetahuan
Bank Soal
2. Penilaian Keterampilan
a. Lembar penilaian
Aspek yang diamati
Skor Jumlah
skor
4 3 2 1
1
.
Pengetahuan tentang
prosedur kerja
2
.
Ketepatan memilih alat dan
Bahan
3
.
Hasil produk
4
.
Ketepatan menyusun
kesimpulan
Total skor yang di capai
Jumlah Skor maksimum
Keterangan
4 : sangat kompeten
3 : kompeten
2 : cukup kompeten
1 : tidak kompeten
19. b. Rubrik penilaian
No Kriteria Skor
(1-4)
1 Prosedur kerja
· Jika selalu melakukan percobaan sesuai dengan prosedur
kerja yang benar
· Jika Kadang peserta didik banyak bekerja sama kadang
tidak bekerja sama
· Jika hanya melakukan sedikit prosedur yang benar
· Jika tidak melakukan sesuai dengan prosedur
4
3
2
1
2 Ketepatan memilih alat dan bahan
· Jika selalu memilih alat dan bahan yang tepat sesuai dengan
petunjuk kerjanya
· Jika sebagian besar memilih alat dan bahan dengan tepat sesuai
dengan petunjuk kerja
· Jika hanya sedikit saja yang tepat dalam memilih alat dan
bahan yang sesuai dengan petunjuk kerja
· Jika pemilihan alat dan bahan tidak tepat sama sekali
4
3
2
1
3 Ketepatan dalam pengukuran
· Jika melakukan pengukuran sesuai prosedur dan hasil yang
tepat
· Jika melakukan pengukuran kurang sesuai prosedur dan hasil
yang tepat
· Jika melakukan pengukuran kurang sesuai prosedur dan hasil
yang kurang tepat
· Jika tidak melakukan proses pengukuran
4
3
2
1
4 Penyusunan kesimpulan
· Jika kesimpulan disusun dengan sistematis dan tepat
· Jika kesimpulan yang dibuat dengan sistematis namun kurang
tepat
· Jika kesimpulan dibuat kurang sistematis dan kurang tepat
· Jika hasil kesimpulan tidak sistematis dan tidak tepat
4
3
2
1
20. 3. Penilaian Sikap/KSE
a. Lembar penilaian Sikap
No
Nama Peserta
didik/
Kelompok
Disiplin Jujur
Tanggung
Jawab
Santun
Nilai
Akhir
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
n
b. Lembar Penilaian KSE
No
Nama Peserta
didik/ Kelompok
Kesadaran
Diri
Manajemen
diri
Kemampuan
berelasi
Pengambilan
Kep. Yang
BTJ
Nilai
Akhir
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
n
c. Rubrik Penilaian Sikap
No Kriteria
Skor
1 2 3 4
Disiplin Tertib mengikuti instruksi
Mengerjakan tugas tepat waktu
Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta
Tidak membuat kelas menjadi tidak kondusif
Jujur Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang
sebenarnya
Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
Tidak mencontek atau melihat data/ pekerjaan orang lain
Mencantumkan sumber belajar dari yang dikutip/dipelajari
Tanggung
Jawab
Melaksanakan piket secara teratur
Peran serta aktif dalam diskusi kelompok
Mengajukan usul pemecahan masalah
Mengerjakan tugas sesuai dengan yang ditugaskan
21. Santun Berinteraksi dengan teman secara ramah
Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung
perasaan
Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat
Berperilaku sopan
d. Rubrik Penilaian KSE
No Kriteria
Skor
1 2 3 4
KD Memiliki kesadaran diri yang tinggi
Cukup memiliki kesadaran diri
Kurang memiliki kesadaran diri
Tidak memiliki kesadaran diri
MD Sangat mampu mengelola diri
Mampu mengelola diri
Kurang mampu mengelola diri
Tidak mampu mengelola diri
KBR Sangat memiliki kemamuan berelasi
Memiliki kemamuan berelasi
Kurang memiliki kemamuan berelasi
Tidak memiliki kemamuan berelasi
PKBTJ Sangat mampu mengambil keputusan yang berTJ
Mampu mengambil keputusan yang berTJ
Kurang mampu mengambil keputusan yang berTJ
Tidak mampu mengambil keputusan yang berTJ
Nilai akhir sikap diperoleh dari modus (skor yang sering muncul) dari keempat aspek di
atas.
Kategori nilai sikap:
Sangat baik : apabila memperoleh nilai akhir 4
Baik : apabila memperoleh nilai akhir 3
Cukup : apabila memperoleh nilai akhir 2
Kurang : apabila memperoleh nilai akhir 1