SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
METODOLOGI PENELITIAN

        “PROSES PENELITIAN”




               KELOMPOK 8



VERA SUSIANI                  1006205001

A A WISNU YOGESWARA PUTRA     1006205062

I KOMANG AGUS HARI CHANDRA    1006205103

A A RIZA SELVIA A             1006205135




         FAKULTAS EKONOMI

        UNIVERSITAS UDAYANA

                    2013
IDENTIFIKASI, PEMILIHAN, DAN PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN

  1. Sumber-sumber Masalah Penelitian
     Masalah dapat diketahui apabila:

        a) Terdapat penyimpanan antara pengalaman dengan kenyataan
        b) Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan
        c) Ada pengaduan
        d) Ada kompetisi
     Masalah juga dapat bersumber dari hal-hal sebagai berikut:

        a) Bacaan terutama bacaan yang yang melaporkan hasil penelitian
        b) Seminar, diskusi dan lain-lain pertemuan ilmiah
        c) Pernyataan pemegang otoritas
        d) Pengamatan sepintas
        e) Pengalaman pribadi
        f) Perasaan intuitif


  2. Kriteria Pemilihan Masalah penelitian
        Proses pemilihan terhadap masalah yang penting untuk diteliti disebut dengan
     proses    pelingupan    atau   scoping.    Mukayat   (1994)    menyebutkan   beberapa
     pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melihat apakah suatu masalah layak atau
     penting untuk diteliti, sebagai berikut:

        a) Apakah benar suatu masalah yang ditentukan tersebut belum pernah dicari
              jawabannya (orisinalitas penelitian)?
        b) Apakah masalah yang ditentukan itu benar-benar penting untuk dipecahkan
              pada waktu penelitian dikerjakan (aktualitas penelitian)?
        c) Apakah masalah yang ditentukan itu memenuhi 5 W yaitu what (apa), where
              (dimana), why (mengapa), when (bilamana), dan how (bagaimana)
        d) Apakah masalah yang dipilih itu memiliki relevansi dengan gerak
              pembangunan (memiliki kemanfaatan praktis)
        e) Apakah dana yang tersedia cukup memadai untuk mencari jawaban masalah
              yang ditentukan sehingga dapat menghasilkan suatu pengatahuan yang bulat
3. Pedoman Merumuskan Masalah penelitian
      Fraenkel dan Wallen (1990,dalam Sugiono, 2000) mengemukakan bahwa masalah
   penelitian yang baik memenuhi hal-hal barikut:

      a) Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicari
          jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banya menghabiskan dana,
          tenaga dan waktu
      b) Masalah harus jelas, dalam arti semua orang memberikan persepsi yang sama
          terhadap masalah tersebut
      c) Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah tersebut harus
          memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah
          dalam kehidupan praktis
      d) Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan denagn hal-hal yang bersifat etika,
          moral, nilai-nilai keyakinan, dan agama.


      Tidak ada aturan umum dalam perumusan masalah. Sumadi (1989) senada
   denagan Tuckman (dalam Sugiono, 2000) menyarankan perumusan masalah sebagai
   berikut:

      a) Masalah hendaknya dirumuskan dalam kalimat tanya ?
      b) Rumusan masalah hendaknya padat dan jelas
      c) Menautkan hubungan antara dua atau lebih variabel
      d) Rumusan masalah hendaknya memberikan petunjuk tentang kemungkinan
          pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan penelitian.


      Dalam perumusan masalah perlu memperhatikan bentuk-bentuk masalah. Sugiono
   (2000) menyebutkan adatiga bentuk masalah yaitu masalah deskriptif, komparatif,
   dan masalah asosiatif.

      a) Masalah deskriptif
          Masalah deskriptif yaitu masalah yang berkenaan dengan pernyataan terhadap
          keberadaan variabel mandiri.
b) Masalah komparatif
              Masalah komparitif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat
              membandingkan krberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih
              sampel yang berbeda

           c) Masalah asosiatif
              Masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan
              antara dua variabel atau lebih. Hubungan tersebut bisa simetris, kausal,
              maupun hubungan timbal balik.

                    •   Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih
                        yang kebetulan munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal
                        ataupun interaktif.
                    •   Hubungan kausal yaitu hubunagn yanga bersifat sebab akibat. Dalam
                        hal ini ada variabel independen dan variabel dependen. Variabel
                        independen mempengaruhi variabel dependen.
                    •   Hubungan timbal balik atau interaktif adalah hubungan yang saling
                        mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variabel dependen dan
                        variabel independen.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Kajian Pustaka

       Dalam penelitian kuantitatif, pencarian dan pengadaan literatur atau kepustakaan
merupakan suatu hal yang penting. Kepustakaan merupakan jembatan bagi peneliti untuk
mendapatkan landasan konstruksi teoritik sebagai pedoman atau pegangan, tolok ukur,
sumber hipotesis.

       Kajian pustaka / teori mempunyai peranan penting dalam hal melakukan penelitian
kuantitatif. Dengan kajian pustaka, peneliti dapat menjustifikasi adanya masalah penelitian
dan mengidentifikasikan arah penelitian. Justifikasi masalah penelitian berarti peneliti
menggunakan kepustakaan untuk menunjukkan pentingnya permasalahan penelitian untuk
diteliti. Sedangkan mengidentifikasi arah penelitian berarti peneliti menelaah atau mengkaji
kepustakaan dan mengidentifikasi variabel-variabel kunci yang layak dan berhubungan serta
memiliki kecenderungan potensial yang perlu diuji dalam penelitian.
Manfaat yang diperoleh dari kajian literatur adalah: (Iskandar: 2008)

   1) Mengenali teori-teori dasar dan konsep yang telah dikemukakan oleh para ahli
       terdahulu tentang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti.
   2) Mengikuti perkembangan dalam penelitian dalam bidang yang akan diteliti.

   3) Memanfaatkan data sekunder

   4) Menghindarkan duplikasi.

   5) Penelusuran dan penelaahan literatur yang relevan dengan masalah penelitian
       untuk mengungkapkan buah pikiran secara sistematis, kritis dan analitis.

Adapun fungsi kajian literatur menurut Iskandar (2008: 51) adalah sebagai berikut:

   1) Literatur meningkatkan pemahaman peneliti tentang teori-teori yang relevan
       terhadap masalah yang diteliti.
   2) Kajian literatur tentang teori berfungsi untuk menjelaskan, membedakan,
       meramal dan mengendalikan suatu fenomena-fenomena atau suatu gejala-
       gejala yang berhubungan dengan masalah penelitian.

   3) Kajian literatur dapat menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang
       akan dilakukan oleh peneliti.

   4) Kajian literatur menguraikan teori-teori, temuan-temuan peneliti terdahulu dan
       bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari acuan, yang dijadikan landasan
       untuk melakukan penelitian yang diusulkan.

   5) Kajian literatur membantu peneliti untuk menjelaskan latar belakang masalah
       yang diteliti.

   6) Kajian literatur meningkatkan keyakinan dan motivasi bagi peneliti.
       Penguasaan teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dapat
       mendukung        keyakinan   akan   pengetahuan   peneliti   untuk   termotivasi
       melakukan penelitian sampai menemukan hasil penelitian.
7) Kajian literatur dapat meningkatkan kemampuan pemahaman peneliti secara
               mendalam dalam disiplin ilmu yang diteliti.

           8) Kajian literatur dapat peneliti gunakan untuk menyusun kerangka konseptual
               yang digunakan dalam penelitian.

           9) Kajian literatur mengacu kepada daftar pustaka.




       Hipotesis Penelitian

       Hipotesis diturunkan melalui teori. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
masalah penelitian. Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya
secara empiris. (Iskandar, 2008 : 56). Menurut Singarimbun dalam Iskandar (2008 : 56),
hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan, karena ia
merupakan instrumen kerja dari teori.

       Hipotesis merupakan gabungan dari kata ”hipo” yang artinya dibawah, dan ”tesis”
yang artinya kebenaran. Secara keseluruhan hipotesis berarti dibawah kebenaran (belum tentu
benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan
bukti-bukti. (Suharsimi Arikunto, 2000 : 57). Dengan demikian, menurut Suharsimi,
Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang
diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya
sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.
Dengan kedudukannya itu, menurut Suharsimi hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran,
akan tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran.

       Tujuan peneliti mengajukan hipotesis adalah agar dalam kegiatan penelitiannya,
perhatian peneliti tersebut terfokus hanya pada informasi atau data yang diperlukan bagi
pengujian hipotesis. Agar pemilihan alternatif dapat tepat, peneliti dituntut untuk hati-hati
dan cermat.

       Menurut Borg dan Gall dalam Suharsimi (2000 : 64) ada empat persyaratan bagi
hipotesis yang baik, yaitu:
1) Hipotesis hendaknya merupakan rumusan tentang hubungan dua atau lebih variabel.
   2) Hipotesis yang dirumuskan hendaknya disertai dengan alasan atau dasar-dasar teoritik
       dan hasil penemuan terdahulu.

   3) Hipotesis harus dapat diuji

   4) Rumusan hipotesis hendaknya yang singkat dan padat.

   Sedangkan menurut Mahsun, (Iskandar, 2008 : 57) hipotesis penelitian hendaklah
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

       1) Hipotesis dibuat dalam bentuk kalimat deklaratif (pernyataan)
       2) Hipotesis harus dapat teruji.

       3) Hipotesis harus rasional, artinya mengemukakan penjelasan yang masuk akal.
             Hubungan antara variabel-variabel harus jelas sehingga variabel dapat diukur.

       Ditinjau dari operasi rumusannya, ada dua jenis hipotesis, (Suharsimi Arikunto,
2000 : 60) yaitu:

             1) Hipotesis nol, yakni hipotesis yang menyatakan ketidakadanya hubungan
                antara variabel. Dalam notasi, hipotesis ini dituliskan dengan ”Ho”
             2) Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja, yakni hipotesis yang menyatakan
                adanya hubungan antar variabel. Dalam notasi, hipotesis iuni ditulis dengan
                ”Ha”. Hipotesis alternatif ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu hipotesis
                terarah dan hipotesis tidak terarah. Bedanya adalah: dalam hipotesis terarah
                peneliti sudah berani dengan tegas menyatakan bahwa variabel bebas memang
                berpengaruh terhadap variabel tergantung. Sedangkan dalam hipotesis tidak
                terarah, peneliti merasakan adanya pengaruh, tetapi belum berani secara tegas
                menyatakan pengaruh tersebut. Ia baru berani menyatakan bahwa ada
                pengaruh.

       Ditinjau dari lingkupnya, hipotesis dapat dibedakan menjadi: (Suharsimi Arikunto,
2000 : 62)
1) Hipotesis mayor adalah hipotesis mengenai kaitan seluruh variabel dan
                seluruh subjek penelitian.
           2) Hipotesis minor adalah hipotesis mengenai kaitan sebagian dari variabel,
                dengan kata lain pecahan dari hipotesis mayor.

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi

       Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya
akan diduga. Populasi dibedakan menjadi dua yaitu:

           1) Populasi sampling, contoh apabila kita mengambil rumah tangga sebagai
                sampel, sedangkan yang diteliti adalah anggota rumah tangga yang bekerja
                sebagai PNS, maka seluruh rumah tangga adalah populasi sampling
           2) Populasi sasaran, sesuai dengan contoh di atas, maka seluruh PNS adalah
                populasi sasaran
Sampel
       Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi
dalam penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar
dari semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat:
           1) Harus meliputi seluruh unsur sampel
           2) Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali
           3) Harus up to date
           4) Batas-batasnya harus jelas
           5) Harus dapat dilacak dilapangan
       Menurut Teken (dalam Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi) Ciri-ciri sample yang
ideal adalah:
           1) Dapat menghasilkan gambaran yang dipercaya dari seluruh populasi yang
                diteliti
           2) Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian dengan menentukan
                penyimpangan baku (standar) dari taksiran yang diperoleh
           3) Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan
           4) Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang rendah.
Ada empat faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan besar kecilnya sampel,
antara lain:
               1) Degree of homogenity dari populasi, makin homogin populasi makin sedikit
                  jumlah sampel yang diambil
               2) Pressisi yang dikehendaki, makin tinggi tingkat pressisi yang dikehendaki
                  makin banyak jumlah sampel yang diambil
               3) Rencana analisa
               4) Tenaga biaya dan waktu




METODE PENGUMPULAN DATA
        Berdasarkan sumber datanya pengumpulan data dibedakan menjadi 2 yaitu primer dan
sekunder, sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan sumber data
kepada pengumpul data,. Misalnya dari biro jasa statistik, dan dokumen lainnya,. Sedangkan
data primer adalah data yang langsung memberikan pada pengumpul datanya,. Yang
termasuk cara pengumpulan data primer diantaranya yaitu :
Angket (Kuesionare)
        Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali
data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian
survai, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di
lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan
dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian.
        Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah (a) untuk memperoleh informasi yang
relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (b) untuk memperoleh informasi dengan
reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun
kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan
penelitian.
TES
      Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.
Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi, ada beberapa macam tes dan
alat ukur.
         1) Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk
             mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept, kreativitas, disiplin,
             kemampuan khusus, dan sebagainya.
         2) Tes bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau
             mengetahui bakat seseorang.
         3) Tes intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk
             mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang
             dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur
             intelegensinya.
         4) Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap, yaitu
             alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap
             seseorang.
         5) Tes minat atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat
             seseorang terhadap sesuatu.
         6) Tes prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
             pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
Wawancara
     Wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses
penelitian. Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu
menggali pemikiran atau pendapat secara detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan
wawancara diperlukan ketrampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan
responden. Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan dalam mewawancarai, motivasi yang
tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan takut dalam menyampaikan wawancara.
Seorang peneliti juga harus bersikap netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan
psikis dalam memberikan jawaban kepada peneliti.
     Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:
         1) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya
             memuat garis besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu adanya
             kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan pedoman wawancara model
             ini sangat tergantung pada pewawancara.
2) Pedoman pewawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun
                 secara terperinci sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara hanya tinggal
                 memberi tanda v (check).
       Dalam       pelaksanaan   penelitian   dilapangan,   wawancara   biasanya   wawancara
dilaksanakan dalam bentuk ”semi structured”. Dimana interviwer menanyakan serentetan
pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam menggali
keterangan lebih lanjut. Dengan model wawancara seperti ini, maka semua variabel yang
ingin digali dalam penelitian akan dapat diperoleh secara lengkap dan mendalam.
Observasi
            Agar observasi yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang maksimal, maka
perlu dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Dalam pelaksanaan
observasi, peneliti bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus mengadakan
pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
            Seorang peneliti harus melatih dirinya untuk melakukan pengamatan. Banyak yang
dapat kita amati di dunia sekitar kita dimanapun kita berada. Hasil pengamatan dari masing-
masing individu akan berbeda, disinilah diperlukan sikap kepekaan calon peneliti tentang
realitas diamati. Boleh jadi menurut orang lain realitas yang kita amati, tidak memiliki nilai
dalam kegiatan penelitian, akan tetapi munurut kita hal tersebut adalah masalah yang perlu
diteliti.
            Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi partisipasi dan non-
partisipan. Observasi partisipasi dilakukan apabila peneliti ikut terlibat secara langsung,
sehingga menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. Sedangkan observasi non partisipan
adalah observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak menyatu dengan yang diteliti, peneliti
hanya sekedar sebagai pengamat.


RENCANA ANALISIS DATA
            Peneliti membuat suatu penelitian dengan satu tujuan pokok adalah menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk mengungkap fenomena sosial atau alam tertentu,
untuk mencapai tujuan tersebut peneliti merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,
memproses data, membuat analisis dan interpretasi.
            Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasikan. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan.
Tahapan Pengolahan Data
   1) Editing : kegiatan dalam editing adalah kegiatan memeriksa, data mentah yang
       masuk, apakah terdapat kekeliruan dalam pengiriman, apakah tidak lengkap
       pengisiannya,palsu dan sebagainya.
   2) Coding : merupakan pemberian tanda/symbol/kode bagi tiap-tiap data yang termasuk
       dalam katagori yang sama. Tanda dapat berupa angka/huruf. Tujuan daripada coding
       adalah untuk mengklasifikasikan jawaban kedalam katagori-katagori yang penting.
   3) Tabulasi : Data yang dikumpulkan setelah melewati proses editing dan coding,
       langkah selanjutnya adalah disusun dalam bentuk table, pembentukan table
       mempermudah bagi seseorang untuk mendapatkan informasi dari penelitian yang
       telah dilakukan.
PENULISAN LAPORAN
       Langkah terakhir dari suatu kegiatan penelitian adalah menyusun laporan.
Bagaimanapun baiknya pelaksanaan suatu penelitian, bagaimanapun bermutunya model-
model yang sudah dibangun dari penelitian tersebut, belumlah dianggap benear-benar
berhasil jika laporan penelitian belum dibuat. Hasil kegiatan harus ditulis dan dilaporkan,
karena laporan memaparkan media komunikasi antara penyusun/lembaga pelaksana kegiatan
dengan badan-badan atau pihak lain yang berkepentingan dengan laporan tersebut.
Jenis – jenis laporan
            1) Laporan ringkas ( Summary Report )
               Laporan ringkas diarahkan pada temuan-temuan utama saja, tanpa memasukan
               desain dan metode yang dipakai dalam melakukan penelitian. Laporan
               penelityian ringkas biasanya dibuat sekitar lima halaman. Dimana pada bagian
               awal terdapat pernyataan singkat tentang pentingnya penelitian, masalah yang
               dipelajari dan luas serta kedalaman pembahasan. Kemudian ditulis kesimpulan
               dan rekomendasi yang disusul oleh temuan yang mendukungnya
            2) Laporan lengkap ( Monograf )
               Laporan ini harus berisi proses kegiatan secara menyeluruh dengan
               mengutarakan semua tehnik dan pengalaman yang diperoleh selama
               melakukan penelitian, penulisan laporan harus sesuai dengan kelompok target
               pembaca laporan, dalam laporan juga harus disampaikan kegagalan serta
               keterbatasan yang dialami disamping sukses yang diperoleh, serta laporan
penelitian harus dibagi dalam bab-bab, sehingga pembaca dapat lebih mudah
               memilih materi yang relevan baginya
           3) Laporan untuk Manajemen atau Pembuat Keputusan
               Laporan penelitian yang disampaikan kepada manajemen atau pengambil
               kebijakan disebabkan penelitian yang disusun laporannya berkenaan dengan
               implikasi yang diperlukan dalam pengambilan kebijakan. Atau dapat juga
               penelitian yang dilakukan oleh badan-badan tertentu yang berkehendak untuk
               mengadakan diagnose terhadap situasi ataupun dalam rangka mengadakan
               evaluasi terhadap suatu program kerja kegiatan.
       Laporan umunya terdiri dari tiga bagian besar yaitu :
           1) Bagian awal
           2) Bagian utama
           3) Bagian akhir
       Terkait dengan aturan penulisan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penulisan laporan adalah sebagai berikut :
           1) Fokus laporan
           2) Alinea ( paragraph)
           3) Rangka Laporan


PROPOSAL PENELITIAN
       Proposal Penelitian ialah usulan yang berisi rencana kegiatan penelitian yang
disajikan secara tertulis untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang berwewenang. Pihak
yang berwewenang di sini dapat saja seperti lembaga/instansi yang akan mensponsori atau
membiayai penelitian tersebut, tempat atau sasaran penelitian, dan lembaga/instansi yang
meminta dilakukannya penelitian. Proposal penelitian mengemukakan dua hal pokok yaitu
masalah yang akan diteliti, dan metodologi penelitian.
   1) Masalah Penelitian.

Masalah penelitian adalah sesuatu yang ingin diketahui atau dipecahkan/diatasi oleh peneliti
melalui prosedur ilmiah. Dengan demikian maka masalah penelitian perlu dirumuskan secara
jelas dan operasional. Agar menjadi jelas serta untuk memperlihatkan kedudukan dan
pentingnya diketahui atau dipecahkan, maka masalah itu perlu diberikan latar belakang
dengan memberikan informasi pendahuluan tentang situasi tempat dan waktu masalah itu
terjadi. Latar belakang ini juga hendaknya dapat memberikan gambaran yang jelas tentang
berbagai kesenjangan yang terjadi dan yang mungkin terjadi beserta akibatnya kalau masalah
itu tidak diekatahui dan diatasi. Oleh karena itu dalam mengawali suatu penelitian, yang
utama dan terutama dilakukan ialah mengidentifikasi masalah. Kejelasan masalah akan
membantu peneliti untuk memilih dan menentukan metodologi penelitian yang tepat.

   2) Metodologi penelitian

Metodologi penelitian ialah ilmu tentang metode-metode yang dipergunakan dalam
penelitian. Oleh karena metodologi penelitian menawarkan berbagai metode dalam
melakukan suatu penelitian, maka peneliti perlu memilih metode yang tepat dalam arti efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan penelitiannya. Dengan demikian acuan utama dalam
memilih metode penelitian ialah masalah pebelitian. Bukan menentukan metode penelitian
terlebih dahulu baru merumuskan masalah penelitian.

       Ada berbagai maacam format Proposal Penelitian dilihat dari sistematika dan isi serta
kelengkapan proposal. Format Proposal Penelitian lazimnya ditentukan oleh:

           1. Kesepakatan dalam lembaga/instansi/kelempok. Oleh karena itu format
              Proposal Penelitian antar perguruan tinggi atau antar fakultas, bahkan antar
              jurusan dapat saja berbeda. Akan tetapi setdak-tidaknya dalam satu jurusan
              sebagai unit terkecil di satu perguruan tinggi hendaknya sama.
           2. Tujuan Proposal Penelitian. Proposal penelitian untuk keperluan memperoleh
              sponsor dan dana dapat berbeda dengan proposal penelitian untuk keperluan
              penulisan skripsi, tesis, dan disertasi. Untuk Proposal Penelitian untuk
              keperluan memenuhi persyaratan akademis biasanya tidak memuat rincian
              dana yang diperlukan serta sumber dana untuk penelitian yang diusulkan.

           3. Jenis penelitian. Proposal Penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif
              dapat berbeda dengan yang menggunakan paradiga kualitatif. Demikian juga
              format Proposal Penelitian untuk penelitian eksperimen dapat berbeda dengan
              penelitian survei.

           4. Organisasi profesi. Format Proposal Penelitian yang disepakati dan
              dipergunakan antar organisasi profesi dapat juga berbeda satu sama lain
              Misalnya, The Association for Educational; Communication and Technology
              menyepakati format Proposal Penelitian (AECT, 1995), yang berbeda dengan
American Pscychological Association (APA), atau dengan                . Modern
                 Language Association (MLA). Di Indonesia format penelitian yang
                 dipergunakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), berbeda dengan Ikatan Sarjana
                 Ekonomi Indonesia (ISEI), atau dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

       Format yang mana pun dipergunakan, suatu Proposal Penelitian pada hakikatnya
setidak-tidaknya mengandung dua unsur utama yang dikemukakan sebelumnya yaitu (1)
masalah dan (2) metodologi. Pengembangan kedua unsur tersebut dalam Proposal Penelitian
dapat berbeda. Kelayakan suatu Proposal Penelitian dapat dilihat sejauh mana kejelasan
kedua unsur tersebut diuraikan.

CARA SITASI YANG BENAR DAN LEGAL
       sitasi adalah menunjukan asal-usul atau suatu kutipan menguntip pernyataan atau
menyalin/mengulang pernyataan seseorang dan mencantumkan kedalam suatu karya tulis
yang dibuat, namun tetap mengindikasikan bahwa kutipan tersebut itu adalah pernyataan
orang lain.
       Isi sitasi :
              1) Buku : pengarang, judul buku, penerbit dan tahun publikasi
              2) Jurnal: pengarang, judul artikel, judul jurnal, volume, tahin publikasi dan
                 nomor halaman.

              3) Karya di Internet: URL dan tanggal tersebut diakses.

       Rujukan (Referensi, Acuan, atau References)

              1) Biasanya terdapat pada akhir setiap bab dari suatu buku atau pada akhir suatu
                 artikel jurnal atau makalah
              2) Entri disusun sesuai urutan kutipan di dalam teks atau secara alphabetis.

       Daftar pustaka (Daftar Kepustakaan, Biografi, atau Bibliography)

              1) Terdapat pada akhir suatu buku atau jenis monograf lainya.
              2) Entri disusun secara alphabetis (A-Z) tanpa pengelompokan jenis sumber.

              3) Jika pengarang yang sama dikutip beberapa kali dari karya yang berbeda, entri
                 didaftar secara kronologis berdasarkan tahun publikasi
4) Jika pengarang dikutip untuk dua atau lebih karya yang dipublikasi pada tahun
   yang sama, tambahkan huruf kecil a, b, c, ,dst setelah tahun terbit, contoh:
   2005a, 2005b, 2005c.

More Related Content

What's hot

MASALAH, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
MASALAH, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESISMASALAH, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
MASALAH, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESISAi Solihat
 
tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian alifemon
 
TAHAP TAHAP PENELITIAN (1).pptx
TAHAP TAHAP PENELITIAN (1).pptxTAHAP TAHAP PENELITIAN (1).pptx
TAHAP TAHAP PENELITIAN (1).pptxMARSIH4
 
Latihan Pemecahan Masalah
Latihan Pemecahan MasalahLatihan Pemecahan Masalah
Latihan Pemecahan MasalahAfdan Rojabi
 
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsiBab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsinatal kristiono
 
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan PublikModul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publikunitpublikasi
 
Modul 2. sub modul 3. monitoring, Evaluasi dan Forecasting
Modul 2. sub modul 3. monitoring, Evaluasi dan ForecastingModul 2. sub modul 3. monitoring, Evaluasi dan Forecasting
Modul 2. sub modul 3. monitoring, Evaluasi dan Forecastingunitpublikasi
 
Penyebab kegagalan birokrasi di indonesia
Penyebab kegagalan birokrasi di indonesiaPenyebab kegagalan birokrasi di indonesia
Penyebab kegagalan birokrasi di indonesiaMendeko Jo
 
Sekelumit Tentang Penyusunan Policy Brief
Sekelumit Tentang Penyusunan Policy BriefSekelumit Tentang Penyusunan Policy Brief
Sekelumit Tentang Penyusunan Policy BriefRusman R. Manik
 
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKANTEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKANFahrul Azmi
 
Sistematika penulisan skripsi ks
Sistematika penulisan skripsi ksSistematika penulisan skripsi ks
Sistematika penulisan skripsi ksHIMA KS FISIP UNPAD
 
Pengertian novelty dalam disertasi
Pengertian novelty dalam disertasiPengertian novelty dalam disertasi
Pengertian novelty dalam disertasiJunghans Sitorus
 
Meramal kebijakan
Meramal kebijakan Meramal kebijakan
Meramal kebijakan Erta Erta
 
TAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKAN
TAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKANTAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKAN
TAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKANEDIS BLOG
 

What's hot (20)

MASALAH, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
MASALAH, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESISMASALAH, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
MASALAH, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
 
tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian
 
Analisis film
Analisis filmAnalisis film
Analisis film
 
TAHAP TAHAP PENELITIAN (1).pptx
TAHAP TAHAP PENELITIAN (1).pptxTAHAP TAHAP PENELITIAN (1).pptx
TAHAP TAHAP PENELITIAN (1).pptx
 
Latihan Pemecahan Masalah
Latihan Pemecahan MasalahLatihan Pemecahan Masalah
Latihan Pemecahan Masalah
 
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsiBab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
 
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan PublikModul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
 
Modul 2. sub modul 3. monitoring, Evaluasi dan Forecasting
Modul 2. sub modul 3. monitoring, Evaluasi dan ForecastingModul 2. sub modul 3. monitoring, Evaluasi dan Forecasting
Modul 2. sub modul 3. monitoring, Evaluasi dan Forecasting
 
Penyebab kegagalan birokrasi di indonesia
Penyebab kegagalan birokrasi di indonesiaPenyebab kegagalan birokrasi di indonesia
Penyebab kegagalan birokrasi di indonesia
 
Sekelumit Tentang Penyusunan Policy Brief
Sekelumit Tentang Penyusunan Policy BriefSekelumit Tentang Penyusunan Policy Brief
Sekelumit Tentang Penyusunan Policy Brief
 
02 a konsep sistem rev 09 09-2014
02 a konsep sistem rev 09 09-201402 a konsep sistem rev 09 09-2014
02 a konsep sistem rev 09 09-2014
 
2 -METODOLOGI PENELITIAN - PERUMUSAN MASALAH
2 -METODOLOGI PENELITIAN - PERUMUSAN MASALAH2 -METODOLOGI PENELITIAN - PERUMUSAN MASALAH
2 -METODOLOGI PENELITIAN - PERUMUSAN MASALAH
 
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKANTEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
 
Sistematika penulisan skripsi ks
Sistematika penulisan skripsi ksSistematika penulisan skripsi ks
Sistematika penulisan skripsi ks
 
model model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publikmodel model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publik
 
Pengertian novelty dalam disertasi
Pengertian novelty dalam disertasiPengertian novelty dalam disertasi
Pengertian novelty dalam disertasi
 
Meramal kebijakan
Meramal kebijakan Meramal kebijakan
Meramal kebijakan
 
Anti korupsi presentasi
Anti korupsi presentasiAnti korupsi presentasi
Anti korupsi presentasi
 
TAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKAN
TAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKANTAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKAN
TAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKAN
 
METODE CAMPURAN.pptx
METODE CAMPURAN.pptxMETODE CAMPURAN.pptx
METODE CAMPURAN.pptx
 

Similar to enoumerious

2. PPT Materi Ajar Metodologi Penelitian (Ganjil 2018-2019).pdf
2. PPT Materi Ajar Metodologi Penelitian (Ganjil 2018-2019).pdf2. PPT Materi Ajar Metodologi Penelitian (Ganjil 2018-2019).pdf
2. PPT Materi Ajar Metodologi Penelitian (Ganjil 2018-2019).pdfAbdulMuttalib31
 
Metodologi Kuantitatif/ penjelasan singkat
Metodologi Kuantitatif/ penjelasan singkatMetodologi Kuantitatif/ penjelasan singkat
Metodologi Kuantitatif/ penjelasan singkatandrianfa1
 
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiahAminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiahAminullahAssagaf3
 
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiahAminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiahAminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiahAminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiahAminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf penulisan jurnal
Aminullah assagaf penulisan jurnalAminullah assagaf penulisan jurnal
Aminullah assagaf penulisan jurnalAminullah Assagaf
 
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved] [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved] [autosaved]28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved] [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved] [autosaved]Aminullah Assagaf
 
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]Aminullah Assagaf
 
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]AminullahAssagaf3
 
Metode penelitian sosial
Metode penelitian sosialMetode penelitian sosial
Metode penelitian sosialpycnat
 
Teori dan Hipotesis dalam Penelitian Kuantitatif (Metode Penelitian)
Teori dan Hipotesis dalam Penelitian Kuantitatif (Metode Penelitian)Teori dan Hipotesis dalam Penelitian Kuantitatif (Metode Penelitian)
Teori dan Hipotesis dalam Penelitian Kuantitatif (Metode Penelitian)Isna Nusa Kumalasari
 
DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)
DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)
DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)Islamic Studies
 
Metodologi Penelitian Kesehatan Dasar Untuk Pertemuan 1
Metodologi Penelitian Kesehatan Dasar Untuk Pertemuan 1Metodologi Penelitian Kesehatan Dasar Untuk Pertemuan 1
Metodologi Penelitian Kesehatan Dasar Untuk Pertemuan 1edwinarudyarti1
 
Pengertian masalah penelitian
Pengertian masalah penelitianPengertian masalah penelitian
Pengertian masalah penelitianYocta Rahman
 
1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]
1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]
1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]Fauzul Blanco
 
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIFMETODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIFSanjaya Koembara
 

Similar to enoumerious (20)

2. PPT Materi Ajar Metodologi Penelitian (Ganjil 2018-2019).pdf
2. PPT Materi Ajar Metodologi Penelitian (Ganjil 2018-2019).pdf2. PPT Materi Ajar Metodologi Penelitian (Ganjil 2018-2019).pdf
2. PPT Materi Ajar Metodologi Penelitian (Ganjil 2018-2019).pdf
 
Metodologi Kuantitatif/ penjelasan singkat
Metodologi Kuantitatif/ penjelasan singkatMetodologi Kuantitatif/ penjelasan singkat
Metodologi Kuantitatif/ penjelasan singkat
 
P7 kajian teori
P7 kajian teoriP7 kajian teori
P7 kajian teori
 
P7_Kajian Teori.pdf
P7_Kajian Teori.pdfP7_Kajian Teori.pdf
P7_Kajian Teori.pdf
 
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiahAminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
 
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiahAminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
 
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiahAminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
 
Aminullah assagaf penulisan jurnal
Aminullah assagaf penulisan jurnalAminullah assagaf penulisan jurnal
Aminullah assagaf penulisan jurnal
 
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved] [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved] [autosaved]28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved] [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved] [autosaved]
 
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
 
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
 
Metode penelitian sosial
Metode penelitian sosialMetode penelitian sosial
Metode penelitian sosial
 
Teori dan Hipotesis dalam Penelitian Kuantitatif (Metode Penelitian)
Teori dan Hipotesis dalam Penelitian Kuantitatif (Metode Penelitian)Teori dan Hipotesis dalam Penelitian Kuantitatif (Metode Penelitian)
Teori dan Hipotesis dalam Penelitian Kuantitatif (Metode Penelitian)
 
DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)
DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)
DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)
 
Metodologi Penelitian Kesehatan Dasar Untuk Pertemuan 1
Metodologi Penelitian Kesehatan Dasar Untuk Pertemuan 1Metodologi Penelitian Kesehatan Dasar Untuk Pertemuan 1
Metodologi Penelitian Kesehatan Dasar Untuk Pertemuan 1
 
Pengertian masalah penelitian
Pengertian masalah penelitianPengertian masalah penelitian
Pengertian masalah penelitian
 
Hipotesis penelitian.pdf
Hipotesis penelitian.pdfHipotesis penelitian.pdf
Hipotesis penelitian.pdf
 
1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]
1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]
1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]
 
Penelitian Sosial
Penelitian SosialPenelitian Sosial
Penelitian Sosial
 
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIFMETODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
 

enoumerious

  • 1. METODOLOGI PENELITIAN “PROSES PENELITIAN” KELOMPOK 8 VERA SUSIANI 1006205001 A A WISNU YOGESWARA PUTRA 1006205062 I KOMANG AGUS HARI CHANDRA 1006205103 A A RIZA SELVIA A 1006205135 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA 2013
  • 2. IDENTIFIKASI, PEMILIHAN, DAN PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN 1. Sumber-sumber Masalah Penelitian Masalah dapat diketahui apabila: a) Terdapat penyimpanan antara pengalaman dengan kenyataan b) Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan c) Ada pengaduan d) Ada kompetisi Masalah juga dapat bersumber dari hal-hal sebagai berikut: a) Bacaan terutama bacaan yang yang melaporkan hasil penelitian b) Seminar, diskusi dan lain-lain pertemuan ilmiah c) Pernyataan pemegang otoritas d) Pengamatan sepintas e) Pengalaman pribadi f) Perasaan intuitif 2. Kriteria Pemilihan Masalah penelitian Proses pemilihan terhadap masalah yang penting untuk diteliti disebut dengan proses pelingupan atau scoping. Mukayat (1994) menyebutkan beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melihat apakah suatu masalah layak atau penting untuk diteliti, sebagai berikut: a) Apakah benar suatu masalah yang ditentukan tersebut belum pernah dicari jawabannya (orisinalitas penelitian)? b) Apakah masalah yang ditentukan itu benar-benar penting untuk dipecahkan pada waktu penelitian dikerjakan (aktualitas penelitian)? c) Apakah masalah yang ditentukan itu memenuhi 5 W yaitu what (apa), where (dimana), why (mengapa), when (bilamana), dan how (bagaimana) d) Apakah masalah yang dipilih itu memiliki relevansi dengan gerak pembangunan (memiliki kemanfaatan praktis) e) Apakah dana yang tersedia cukup memadai untuk mencari jawaban masalah yang ditentukan sehingga dapat menghasilkan suatu pengatahuan yang bulat
  • 3. 3. Pedoman Merumuskan Masalah penelitian Fraenkel dan Wallen (1990,dalam Sugiono, 2000) mengemukakan bahwa masalah penelitian yang baik memenuhi hal-hal barikut: a) Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicari jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banya menghabiskan dana, tenaga dan waktu b) Masalah harus jelas, dalam arti semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap masalah tersebut c) Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah tersebut harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah dalam kehidupan praktis d) Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan denagn hal-hal yang bersifat etika, moral, nilai-nilai keyakinan, dan agama. Tidak ada aturan umum dalam perumusan masalah. Sumadi (1989) senada denagan Tuckman (dalam Sugiono, 2000) menyarankan perumusan masalah sebagai berikut: a) Masalah hendaknya dirumuskan dalam kalimat tanya ? b) Rumusan masalah hendaknya padat dan jelas c) Menautkan hubungan antara dua atau lebih variabel d) Rumusan masalah hendaknya memberikan petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dalam perumusan masalah perlu memperhatikan bentuk-bentuk masalah. Sugiono (2000) menyebutkan adatiga bentuk masalah yaitu masalah deskriptif, komparatif, dan masalah asosiatif. a) Masalah deskriptif Masalah deskriptif yaitu masalah yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel mandiri.
  • 4. b) Masalah komparatif Masalah komparitif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan krberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda c) Masalah asosiatif Masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan tersebut bisa simetris, kausal, maupun hubungan timbal balik. • Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal ataupun interaktif. • Hubungan kausal yaitu hubunagn yanga bersifat sebab akibat. Dalam hal ini ada variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen mempengaruhi variabel dependen. • Hubungan timbal balik atau interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variabel dependen dan variabel independen. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS Kajian Pustaka Dalam penelitian kuantitatif, pencarian dan pengadaan literatur atau kepustakaan merupakan suatu hal yang penting. Kepustakaan merupakan jembatan bagi peneliti untuk mendapatkan landasan konstruksi teoritik sebagai pedoman atau pegangan, tolok ukur, sumber hipotesis. Kajian pustaka / teori mempunyai peranan penting dalam hal melakukan penelitian kuantitatif. Dengan kajian pustaka, peneliti dapat menjustifikasi adanya masalah penelitian dan mengidentifikasikan arah penelitian. Justifikasi masalah penelitian berarti peneliti menggunakan kepustakaan untuk menunjukkan pentingnya permasalahan penelitian untuk diteliti. Sedangkan mengidentifikasi arah penelitian berarti peneliti menelaah atau mengkaji kepustakaan dan mengidentifikasi variabel-variabel kunci yang layak dan berhubungan serta memiliki kecenderungan potensial yang perlu diuji dalam penelitian.
  • 5. Manfaat yang diperoleh dari kajian literatur adalah: (Iskandar: 2008) 1) Mengenali teori-teori dasar dan konsep yang telah dikemukakan oleh para ahli terdahulu tentang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti. 2) Mengikuti perkembangan dalam penelitian dalam bidang yang akan diteliti. 3) Memanfaatkan data sekunder 4) Menghindarkan duplikasi. 5) Penelusuran dan penelaahan literatur yang relevan dengan masalah penelitian untuk mengungkapkan buah pikiran secara sistematis, kritis dan analitis. Adapun fungsi kajian literatur menurut Iskandar (2008: 51) adalah sebagai berikut: 1) Literatur meningkatkan pemahaman peneliti tentang teori-teori yang relevan terhadap masalah yang diteliti. 2) Kajian literatur tentang teori berfungsi untuk menjelaskan, membedakan, meramal dan mengendalikan suatu fenomena-fenomena atau suatu gejala- gejala yang berhubungan dengan masalah penelitian. 3) Kajian literatur dapat menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. 4) Kajian literatur menguraikan teori-teori, temuan-temuan peneliti terdahulu dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari acuan, yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan. 5) Kajian literatur membantu peneliti untuk menjelaskan latar belakang masalah yang diteliti. 6) Kajian literatur meningkatkan keyakinan dan motivasi bagi peneliti. Penguasaan teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dapat mendukung keyakinan akan pengetahuan peneliti untuk termotivasi melakukan penelitian sampai menemukan hasil penelitian.
  • 6. 7) Kajian literatur dapat meningkatkan kemampuan pemahaman peneliti secara mendalam dalam disiplin ilmu yang diteliti. 8) Kajian literatur dapat peneliti gunakan untuk menyusun kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian. 9) Kajian literatur mengacu kepada daftar pustaka. Hipotesis Penelitian Hipotesis diturunkan melalui teori. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris. (Iskandar, 2008 : 56). Menurut Singarimbun dalam Iskandar (2008 : 56), hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan, karena ia merupakan instrumen kerja dari teori. Hipotesis merupakan gabungan dari kata ”hipo” yang artinya dibawah, dan ”tesis” yang artinya kebenaran. Secara keseluruhan hipotesis berarti dibawah kebenaran (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan bukti-bukti. (Suharsimi Arikunto, 2000 : 57). Dengan demikian, menurut Suharsimi, Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukannya itu, menurut Suharsimi hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, akan tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran. Tujuan peneliti mengajukan hipotesis adalah agar dalam kegiatan penelitiannya, perhatian peneliti tersebut terfokus hanya pada informasi atau data yang diperlukan bagi pengujian hipotesis. Agar pemilihan alternatif dapat tepat, peneliti dituntut untuk hati-hati dan cermat. Menurut Borg dan Gall dalam Suharsimi (2000 : 64) ada empat persyaratan bagi hipotesis yang baik, yaitu:
  • 7. 1) Hipotesis hendaknya merupakan rumusan tentang hubungan dua atau lebih variabel. 2) Hipotesis yang dirumuskan hendaknya disertai dengan alasan atau dasar-dasar teoritik dan hasil penemuan terdahulu. 3) Hipotesis harus dapat diuji 4) Rumusan hipotesis hendaknya yang singkat dan padat. Sedangkan menurut Mahsun, (Iskandar, 2008 : 57) hipotesis penelitian hendaklah memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1) Hipotesis dibuat dalam bentuk kalimat deklaratif (pernyataan) 2) Hipotesis harus dapat teruji. 3) Hipotesis harus rasional, artinya mengemukakan penjelasan yang masuk akal. Hubungan antara variabel-variabel harus jelas sehingga variabel dapat diukur. Ditinjau dari operasi rumusannya, ada dua jenis hipotesis, (Suharsimi Arikunto, 2000 : 60) yaitu: 1) Hipotesis nol, yakni hipotesis yang menyatakan ketidakadanya hubungan antara variabel. Dalam notasi, hipotesis ini dituliskan dengan ”Ho” 2) Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja, yakni hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variabel. Dalam notasi, hipotesis iuni ditulis dengan ”Ha”. Hipotesis alternatif ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu hipotesis terarah dan hipotesis tidak terarah. Bedanya adalah: dalam hipotesis terarah peneliti sudah berani dengan tegas menyatakan bahwa variabel bebas memang berpengaruh terhadap variabel tergantung. Sedangkan dalam hipotesis tidak terarah, peneliti merasakan adanya pengaruh, tetapi belum berani secara tegas menyatakan pengaruh tersebut. Ia baru berani menyatakan bahwa ada pengaruh. Ditinjau dari lingkupnya, hipotesis dapat dibedakan menjadi: (Suharsimi Arikunto, 2000 : 62)
  • 8. 1) Hipotesis mayor adalah hipotesis mengenai kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian. 2) Hipotesis minor adalah hipotesis mengenai kaitan sebagian dari variabel, dengan kata lain pecahan dari hipotesis mayor. POPULASI DAN SAMPEL Populasi Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Populasi sampling, contoh apabila kita mengambil rumah tangga sebagai sampel, sedangkan yang diteliti adalah anggota rumah tangga yang bekerja sebagai PNS, maka seluruh rumah tangga adalah populasi sampling 2) Populasi sasaran, sesuai dengan contoh di atas, maka seluruh PNS adalah populasi sasaran Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat: 1) Harus meliputi seluruh unsur sampel 2) Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali 3) Harus up to date 4) Batas-batasnya harus jelas 5) Harus dapat dilacak dilapangan Menurut Teken (dalam Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi) Ciri-ciri sample yang ideal adalah: 1) Dapat menghasilkan gambaran yang dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti 2) Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku (standar) dari taksiran yang diperoleh 3) Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan 4) Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang rendah.
  • 9. Ada empat faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan besar kecilnya sampel, antara lain: 1) Degree of homogenity dari populasi, makin homogin populasi makin sedikit jumlah sampel yang diambil 2) Pressisi yang dikehendaki, makin tinggi tingkat pressisi yang dikehendaki makin banyak jumlah sampel yang diambil 3) Rencana analisa 4) Tenaga biaya dan waktu METODE PENGUMPULAN DATA Berdasarkan sumber datanya pengumpulan data dibedakan menjadi 2 yaitu primer dan sekunder, sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan sumber data kepada pengumpul data,. Misalnya dari biro jasa statistik, dan dokumen lainnya,. Sedangkan data primer adalah data yang langsung memberikan pada pengumpul datanya,. Yang termasuk cara pengumpulan data primer diantaranya yaitu : Angket (Kuesionare) Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian survai, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah (a) untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (b) untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan penelitian. TES Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
  • 10. Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi, ada beberapa macam tes dan alat ukur. 1) Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya. 2) Tes bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang. 3) Tes intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya. 4) Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang. 5) Tes minat atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu. 6) Tes prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Wawancara Wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penelitian. Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara diperlukan ketrampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden. Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan takut dalam menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus bersikap netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam memberikan jawaban kepada peneliti. Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu: 1) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu adanya kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan pedoman wawancara model ini sangat tergantung pada pewawancara.
  • 11. 2) Pedoman pewawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara hanya tinggal memberi tanda v (check). Dalam pelaksanaan penelitian dilapangan, wawancara biasanya wawancara dilaksanakan dalam bentuk ”semi structured”. Dimana interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam menggali keterangan lebih lanjut. Dengan model wawancara seperti ini, maka semua variabel yang ingin digali dalam penelitian akan dapat diperoleh secara lengkap dan mendalam. Observasi Agar observasi yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang maksimal, maka perlu dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat. Seorang peneliti harus melatih dirinya untuk melakukan pengamatan. Banyak yang dapat kita amati di dunia sekitar kita dimanapun kita berada. Hasil pengamatan dari masing- masing individu akan berbeda, disinilah diperlukan sikap kepekaan calon peneliti tentang realitas diamati. Boleh jadi menurut orang lain realitas yang kita amati, tidak memiliki nilai dalam kegiatan penelitian, akan tetapi munurut kita hal tersebut adalah masalah yang perlu diteliti. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi partisipasi dan non- partisipan. Observasi partisipasi dilakukan apabila peneliti ikut terlibat secara langsung, sehingga menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. Sedangkan observasi non partisipan adalah observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak menyatu dengan yang diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat. RENCANA ANALISIS DATA Peneliti membuat suatu penelitian dengan satu tujuan pokok adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk mengungkap fenomena sosial atau alam tertentu, untuk mencapai tujuan tersebut peneliti merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, memproses data, membuat analisis dan interpretasi. Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
  • 12. menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Tahapan Pengolahan Data 1) Editing : kegiatan dalam editing adalah kegiatan memeriksa, data mentah yang masuk, apakah terdapat kekeliruan dalam pengiriman, apakah tidak lengkap pengisiannya,palsu dan sebagainya. 2) Coding : merupakan pemberian tanda/symbol/kode bagi tiap-tiap data yang termasuk dalam katagori yang sama. Tanda dapat berupa angka/huruf. Tujuan daripada coding adalah untuk mengklasifikasikan jawaban kedalam katagori-katagori yang penting. 3) Tabulasi : Data yang dikumpulkan setelah melewati proses editing dan coding, langkah selanjutnya adalah disusun dalam bentuk table, pembentukan table mempermudah bagi seseorang untuk mendapatkan informasi dari penelitian yang telah dilakukan. PENULISAN LAPORAN Langkah terakhir dari suatu kegiatan penelitian adalah menyusun laporan. Bagaimanapun baiknya pelaksanaan suatu penelitian, bagaimanapun bermutunya model- model yang sudah dibangun dari penelitian tersebut, belumlah dianggap benear-benar berhasil jika laporan penelitian belum dibuat. Hasil kegiatan harus ditulis dan dilaporkan, karena laporan memaparkan media komunikasi antara penyusun/lembaga pelaksana kegiatan dengan badan-badan atau pihak lain yang berkepentingan dengan laporan tersebut. Jenis – jenis laporan 1) Laporan ringkas ( Summary Report ) Laporan ringkas diarahkan pada temuan-temuan utama saja, tanpa memasukan desain dan metode yang dipakai dalam melakukan penelitian. Laporan penelityian ringkas biasanya dibuat sekitar lima halaman. Dimana pada bagian awal terdapat pernyataan singkat tentang pentingnya penelitian, masalah yang dipelajari dan luas serta kedalaman pembahasan. Kemudian ditulis kesimpulan dan rekomendasi yang disusul oleh temuan yang mendukungnya 2) Laporan lengkap ( Monograf ) Laporan ini harus berisi proses kegiatan secara menyeluruh dengan mengutarakan semua tehnik dan pengalaman yang diperoleh selama melakukan penelitian, penulisan laporan harus sesuai dengan kelompok target pembaca laporan, dalam laporan juga harus disampaikan kegagalan serta keterbatasan yang dialami disamping sukses yang diperoleh, serta laporan
  • 13. penelitian harus dibagi dalam bab-bab, sehingga pembaca dapat lebih mudah memilih materi yang relevan baginya 3) Laporan untuk Manajemen atau Pembuat Keputusan Laporan penelitian yang disampaikan kepada manajemen atau pengambil kebijakan disebabkan penelitian yang disusun laporannya berkenaan dengan implikasi yang diperlukan dalam pengambilan kebijakan. Atau dapat juga penelitian yang dilakukan oleh badan-badan tertentu yang berkehendak untuk mengadakan diagnose terhadap situasi ataupun dalam rangka mengadakan evaluasi terhadap suatu program kerja kegiatan. Laporan umunya terdiri dari tiga bagian besar yaitu : 1) Bagian awal 2) Bagian utama 3) Bagian akhir Terkait dengan aturan penulisan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan laporan adalah sebagai berikut : 1) Fokus laporan 2) Alinea ( paragraph) 3) Rangka Laporan PROPOSAL PENELITIAN Proposal Penelitian ialah usulan yang berisi rencana kegiatan penelitian yang disajikan secara tertulis untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang berwewenang. Pihak yang berwewenang di sini dapat saja seperti lembaga/instansi yang akan mensponsori atau membiayai penelitian tersebut, tempat atau sasaran penelitian, dan lembaga/instansi yang meminta dilakukannya penelitian. Proposal penelitian mengemukakan dua hal pokok yaitu masalah yang akan diteliti, dan metodologi penelitian. 1) Masalah Penelitian. Masalah penelitian adalah sesuatu yang ingin diketahui atau dipecahkan/diatasi oleh peneliti melalui prosedur ilmiah. Dengan demikian maka masalah penelitian perlu dirumuskan secara jelas dan operasional. Agar menjadi jelas serta untuk memperlihatkan kedudukan dan pentingnya diketahui atau dipecahkan, maka masalah itu perlu diberikan latar belakang dengan memberikan informasi pendahuluan tentang situasi tempat dan waktu masalah itu terjadi. Latar belakang ini juga hendaknya dapat memberikan gambaran yang jelas tentang
  • 14. berbagai kesenjangan yang terjadi dan yang mungkin terjadi beserta akibatnya kalau masalah itu tidak diekatahui dan diatasi. Oleh karena itu dalam mengawali suatu penelitian, yang utama dan terutama dilakukan ialah mengidentifikasi masalah. Kejelasan masalah akan membantu peneliti untuk memilih dan menentukan metodologi penelitian yang tepat. 2) Metodologi penelitian Metodologi penelitian ialah ilmu tentang metode-metode yang dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena metodologi penelitian menawarkan berbagai metode dalam melakukan suatu penelitian, maka peneliti perlu memilih metode yang tepat dalam arti efektif dan efisien untuk mencapai tujuan penelitiannya. Dengan demikian acuan utama dalam memilih metode penelitian ialah masalah pebelitian. Bukan menentukan metode penelitian terlebih dahulu baru merumuskan masalah penelitian. Ada berbagai maacam format Proposal Penelitian dilihat dari sistematika dan isi serta kelengkapan proposal. Format Proposal Penelitian lazimnya ditentukan oleh: 1. Kesepakatan dalam lembaga/instansi/kelempok. Oleh karena itu format Proposal Penelitian antar perguruan tinggi atau antar fakultas, bahkan antar jurusan dapat saja berbeda. Akan tetapi setdak-tidaknya dalam satu jurusan sebagai unit terkecil di satu perguruan tinggi hendaknya sama. 2. Tujuan Proposal Penelitian. Proposal penelitian untuk keperluan memperoleh sponsor dan dana dapat berbeda dengan proposal penelitian untuk keperluan penulisan skripsi, tesis, dan disertasi. Untuk Proposal Penelitian untuk keperluan memenuhi persyaratan akademis biasanya tidak memuat rincian dana yang diperlukan serta sumber dana untuk penelitian yang diusulkan. 3. Jenis penelitian. Proposal Penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif dapat berbeda dengan yang menggunakan paradiga kualitatif. Demikian juga format Proposal Penelitian untuk penelitian eksperimen dapat berbeda dengan penelitian survei. 4. Organisasi profesi. Format Proposal Penelitian yang disepakati dan dipergunakan antar organisasi profesi dapat juga berbeda satu sama lain Misalnya, The Association for Educational; Communication and Technology menyepakati format Proposal Penelitian (AECT, 1995), yang berbeda dengan
  • 15. American Pscychological Association (APA), atau dengan . Modern Language Association (MLA). Di Indonesia format penelitian yang dipergunakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), berbeda dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), atau dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Format yang mana pun dipergunakan, suatu Proposal Penelitian pada hakikatnya setidak-tidaknya mengandung dua unsur utama yang dikemukakan sebelumnya yaitu (1) masalah dan (2) metodologi. Pengembangan kedua unsur tersebut dalam Proposal Penelitian dapat berbeda. Kelayakan suatu Proposal Penelitian dapat dilihat sejauh mana kejelasan kedua unsur tersebut diuraikan. CARA SITASI YANG BENAR DAN LEGAL sitasi adalah menunjukan asal-usul atau suatu kutipan menguntip pernyataan atau menyalin/mengulang pernyataan seseorang dan mencantumkan kedalam suatu karya tulis yang dibuat, namun tetap mengindikasikan bahwa kutipan tersebut itu adalah pernyataan orang lain. Isi sitasi : 1) Buku : pengarang, judul buku, penerbit dan tahun publikasi 2) Jurnal: pengarang, judul artikel, judul jurnal, volume, tahin publikasi dan nomor halaman. 3) Karya di Internet: URL dan tanggal tersebut diakses. Rujukan (Referensi, Acuan, atau References) 1) Biasanya terdapat pada akhir setiap bab dari suatu buku atau pada akhir suatu artikel jurnal atau makalah 2) Entri disusun sesuai urutan kutipan di dalam teks atau secara alphabetis. Daftar pustaka (Daftar Kepustakaan, Biografi, atau Bibliography) 1) Terdapat pada akhir suatu buku atau jenis monograf lainya. 2) Entri disusun secara alphabetis (A-Z) tanpa pengelompokan jenis sumber. 3) Jika pengarang yang sama dikutip beberapa kali dari karya yang berbeda, entri didaftar secara kronologis berdasarkan tahun publikasi
  • 16. 4) Jika pengarang dikutip untuk dua atau lebih karya yang dipublikasi pada tahun yang sama, tambahkan huruf kecil a, b, c, ,dst setelah tahun terbit, contoh: 2005a, 2005b, 2005c.