SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Adat Perkawinan di Desa
Warukin Kabupaten Tabalong
kebiasaan warga suku itu, yang biasanya
menyajikan hiburan saat pesta pernikahan
dengan tarian giring-giring. "Sekarang
disesuaikan kemampuan yang punya hajatan,"
kata Ulinawati, Kepala Desa Warukin.
Mencari penari giring-giring di zaman seperti
sekarang, menurutnya relatif sulit. Di desa
setempat hanya ada satu grup tari yang kini
sedang bertolak mengikuti festival tari Dayak
ke Jakarta.
Humas Adat warga Dayak Manyan
Warukin, Deny Djohn, mengatakan tak
hanya pakaian pengantin dan hiburan
•
bagi para tamu yang mulai mengalami
pergeseran mengikuti tren zaman. Ada
pula sejumlah tahapan adat yang
sengaja dipangkas karena bukan
keharusan.
Tak terhenti di DPRD, Usrani pun mengecek
proposal yang telah dikirimnya 2 April ke Bagian
Sosial Setda Banjar. Sejumlah staf di situ
mengatakan bahwa proposal sudah tak ada lagi
dan tak terdata.
Alhasil, Usrani pun diminta supaya meng-copy
kembali proposal yang beruntungnya ia bawa
saat itu. "Wah, seandainya tidak dicek, entah
kapan baru bisa direalisasikan fasilitas vital yang
kami butuhkan di balai yang didiami 15 KK itu,"
ungkapnya.
• PARAMASAN ATAS, DESA YANG TERKUCILKAN
Malaria Diobati Tari Balian
Desa Paramasan Atas, Kabupaten Banjar tibatiba mencuat. Selama Maret-Mei 2007
sedikitnya 116 warga terjangkit malaria, 14 di
antaranya meninggal dunia. Bagaimana pola
hidup warga di desa terpencil tersebut?
Desa Paramasan Atas berada paling
timur di wilayah Kabupaten Banjar. Sejak awal
bulan lalu telah ditetapkan sebagai daerah
KLB endemis malaria. Lokasinya yang terisolir
mengesankan desa itu tak pernah tersentuh
pembangunan.
Untuk mencapainya memang sangat sulit.
Dari ibukota Kabupaten Banjar, kita mesti
menempuh jarak sekitar 175 km dengan
melampaui dua kabupaten, yakni Tapin, Hulu
Sungai Selatan (HSS), dan masuk wilayah
Tapin lagi.
Jalur Martapura-Simpang Bagandah, Tapin, jalan relatif
mulus. Baru dari situlah sebagian besar jalan rusak
parah. Meski berjarak 27 kilometer, dengan sepeda
motor bisa memakan waktu 3,5-4 jam. Jalurnya meliukliuk dan naik turun dengan sisi kiri kanan terdapat
jurang yang terjal.
Di bibir hutan itulah tinggal ratusan kepala keluarga.
Dengan alat penerangan tradisional, warga umumnya
tinggal di rumah berdinding anyaman bambu. Halaman
mereka juga terlihat becek dan dikotori aneka sampah
yang berceceran. Selain tak dilengkapi riol, saluran
pembuangan limbah rumah tangga juga tak ada.
"Kalau mau buang air besar terpaksa ke sungai. Begitu
pula untuk keperluan sehari-hari, airnya mengambil ke
sungai,“
ujar HM Husni, warga setempat, pekan lalu.
Meski demikian, warga sebenarnya telah sadar untuk
memakai kelambu atau memakai obat nyamuk jika tidur
di malam hari. Namun,
karena desa itu terletak di tepi hutan lebat, serangan
nyamuk hutan penyebar malaria, tetap saja
mengancam, terutama ketika warga beraktivitas di
luar,misalnya saat bertani atau mendulang.
Sejumlah warga mengaku, akibat parahnya
infrastruktur yang ada, maka tenaga-tenaga
sosial seperti halnya tenaga medis, bidan
maupun guru, sangat minim. Mereka sangat
jarang yang ikhlas mengabdi di desanya.
"Sudah empat bupati yang selalu menjanjikan
memperbaiki jalan. Namun, ketika sudah tegak
berdiri di jabatannya, mereka tak ingat lagi. Kami
ini seperti tak merasakan merdeka," keluh
Buak, tetangganya.
Balai Adat Rumain Baru Minta Televisi
• MARTAPURA, - Balai Adat Rumain Baru, Dusun
Terangkin Desa Paramasan Bawah, Kecamatan
Paramasan, kekurangan sejumlah fasilitas seperti
sarana air bersih dan penerangan.
• Untuk mengatasi masalah itu, kepala balai, Ursani
pun beberapa hari lalu ‘turun gunung’ memohon
bantuan ke DPRD Kabupaten Banjar.
Sayangnya, jauh-jauh dari Paramasan
Bawah, Ursani yang bermaksud mendatangi
Tajuddin, anggota DPRD Banjar yang mewakili
masyarakat dari kawasan itu, tidak berhasil
menemuinya.
Kesehatan
Di samping sarana lainnya, proyek-proyek
pengadaan fasilitas kesehatan tak pernah menyentuh
desa ini. Mobil pun sudah 10 tahun tak bisa sampai
ke desa terpencil itu.
"Sampai-sampai kami hanya berharap, ada seorang
mantri dan seorang bidan di desa kami. Tapi itu pun
sulit," ujar Buak lagi.
Karena ketiadaan tenaga medis itulah mereka
tidak berdaya ketika wabah penyakit menyerang.
Kalau pun tak ada wabah, warga pun sangat
kerepotan ketika akan melahirkan. Selama ini, para
ibu hamil yang hendak melahirkan terpaksa ditolong
kerabat sendiri. "Ada saja bayi yang lahir di tangan
sang ayah. Tali pusar bayi diobati dengan campuran
garam dan asam kamal (asam Jawa)," ucap Halidah
yang ditemui terpisah.
Ketika wabah malaria (disebut warga dengan
istilah wisa) melanda hingga April lalu, mereka pun
hanya pasrah, seraya berikhtiar dengan melakukan
pangobatan tradisional.
Sasan (26), misalnya, mengaku harus rela
ditinggal istrinya, Umik (25) selama-lamanya akibat
penyakit malaria yang menjangkitinya tak terobati.
"Tidak ada mantri di sini. Mau keluar mencari
pengobatan medis, jalannya sulit. Untuk berjalan
sendiri saja susah, bagaimana lagi membawa yang
sakit. Makanya kalau ada yang terkena wisa kita hanya
mengobatinya dengan ritual balian," ujar Sasan
didampingi sesepuh desa yang akrab dipanggil Kai.
Tim Seni Dayak Tabalong ke Pontianak
Suku Dayak di Bumi Saraba Kawa Tabalong mendapatkan
undangan kehormatan dalam kegiatan Gelar Budaya Dayak seKalimantan di Pontianak (Kalbar). Di kota berjulukan Bumi
Khatulistiwa itu, tim kesenian adat Dayak Tabalong akan berada
selama sepekan terhitung.

Sanggar seni tradisi Matunen Jaya Desa Warukin, Kecamatan
Tanta, yang berasal dari Dayak Ma’anyan. Sedangkan tarian adat
Dayak yang berkenan ditampilkan Matunen Jaya, membawakan Tari
Mandi Api.
Warga Dayak Kesulitan
AKIBAT rusaknya jembatan gantung menuju
air terjun Haratai lebih dirasakan warga Dayak yang
mendiami balai adat di dekat lokasi wisata
tersebut. Mereka kesulitan mengangkut hasil bumi
seperti kayu manis dan kemiri.

Hasil nya biasa nya mereka jual ke pasar
loksado. Oleh karena jembatan rusak, warga
terpaksa lewat jalan setapak di hutan.
Dayak Tolak Tambang Bijih Besi Di
Kecamatan Awayan, Balangan

BANJARMASIN,- Rencana penambangan bijih besi di Kecamatan
Awayan, Kabupaten Balangan, ditentang oleh warga Dayak Pitap.
Mereka memilai, aktivitas pertambangan itu akan mengancam
kelangsungan ekosistem serta adat budaya kawasan yang dekat
dengan hutan lindung, tempat yang dikeramatkan masyarakat Dayak
Pitap.
Tambang Rambah Hutan Keramat
Dayak Pitap protes
BANJARBARU, BPOST - Seribu
masyarakat adat Pitap dari tiga desa di
Kecamatan Awayan, Balangan, menolak
kehadiran PT Sari Bumi Sinar Karya yang
akan melakukan penambangan biji besi
di kawasan Gunung Tanalang.
Baluntang, Simbol Status Keluarga Dayak
SEBUAH patung kayu ulin sederhana seperempat
bagiannya menggambarkan rupa manusia, berhias ukiran
tampak kokoh berdiri di halaman depan rumah Rumisah
(85), warga Dayak Manyan di Desa Warukin, Kecamatan
Tanta, Tabalong.
Nuansa magis langsung terasa saat menatap patung
setinggi 4-5 meter yang disebut warga setempat
Baluntang. Baluntang merupakan batur atau nisan leluhur
atau kerabat yang telah meninggal.
Kepala Adat Dibebaskan Ditangkap Saat Membawa
Senapan Rakitan di Pasar Birayang
Dayak Meratus Ingin Desa
Kondisi geografis di kaki Gunung
Meratus, membuat warga Dayak Dusun Hulu
Sampanahan, Desa Limbur, menginginkan desa sendiri.
Keinginan itu disampaikan
perwakilan masyarakat Dayak
Dusun Hulu Asransyah saat
berupaya menemui Bupati Kotabaru
H Sjachrani Mataja beberapa waktu
lalu di kantor Pemkab Kotabaru.
Menurutnya, Dayak Dusun Hulu
Sampanahan memang harus membentuk
desa sendiri agar segala urusan administrasi
berjalan cepat dan lancar, sebab untuk
menuju Desa Limbur diperlukan waktu lima
jam dengan jalan kaki.
"Kita harus menerobos hutan belantara dan
mendaki lereng pegunungan Meratus,"
katanya.
Menurutnya, saat ini dusun dihuni sekitar
105 kepala keluarga atau 315 jiwa.

More Related Content

Similar to Ppt 2

Sedikit sebanyak info mengenai suku
Sedikit sebanyak info mengenai sukuSedikit sebanyak info mengenai suku
Sedikit sebanyak info mengenai suku
ceceliajeylus
 
Orang dayak dan peranakannya di tanah dayak, siti chusniyah, unnes
Orang dayak dan peranakannya di tanah dayak, siti chusniyah, unnesOrang dayak dan peranakannya di tanah dayak, siti chusniyah, unnes
Orang dayak dan peranakannya di tanah dayak, siti chusniyah, unnes
Nia Mawardi
 
adat perkawinan desa warukin
adat perkawinan desa warukinadat perkawinan desa warukin
adat perkawinan desa warukin
rikamarsela
 

Similar to Ppt 2 (20)

Pesisir Selatan
Pesisir SelatanPesisir Selatan
Pesisir Selatan
 
kampung-adat-di-tatar-sunda
 kampung-adat-di-tatar-sunda kampung-adat-di-tatar-sunda
kampung-adat-di-tatar-sunda
 
Sedikit sebanyak info mengenai suku
Sedikit sebanyak info mengenai sukuSedikit sebanyak info mengenai suku
Sedikit sebanyak info mengenai suku
 
Sosiologi - Suku Kajang
Sosiologi - Suku KajangSosiologi - Suku Kajang
Sosiologi - Suku Kajang
 
Orang dayak dan peranakannya di tanah dayak, siti chusniyah, unnes
Orang dayak dan peranakannya di tanah dayak, siti chusniyah, unnesOrang dayak dan peranakannya di tanah dayak, siti chusniyah, unnes
Orang dayak dan peranakannya di tanah dayak, siti chusniyah, unnes
 
Tugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaanTugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaan
 
Asal usul
Asal usulAsal usul
Asal usul
 
Paket Wisata Banyuwangi, Valuable Tour by Tour Banyuwangi
Paket Wisata Banyuwangi, Valuable Tour by Tour BanyuwangiPaket Wisata Banyuwangi, Valuable Tour by Tour Banyuwangi
Paket Wisata Banyuwangi, Valuable Tour by Tour Banyuwangi
 
01 praktek cerdas di lombok utara
01 praktek cerdas di lombok utara01 praktek cerdas di lombok utara
01 praktek cerdas di lombok utara
 
adat perkawinan desa warukin
adat perkawinan desa warukinadat perkawinan desa warukin
adat perkawinan desa warukin
 
Halaman 6
Halaman 6Halaman 6
Halaman 6
 
Potensi pariwisata di kabupaten muna
Potensi pariwisata di kabupaten munaPotensi pariwisata di kabupaten muna
Potensi pariwisata di kabupaten muna
 
Potensi pariwisata di kabupaten muna
Potensi pariwisata di kabupaten munaPotensi pariwisata di kabupaten muna
Potensi pariwisata di kabupaten muna
 
Potensi pariwisata di kabupaten muna
Potensi pariwisata di kabupaten munaPotensi pariwisata di kabupaten muna
Potensi pariwisata di kabupaten muna
 
Potensi pariwisata kabupaten muna
Potensi pariwisata kabupaten munaPotensi pariwisata kabupaten muna
Potensi pariwisata kabupaten muna
 
Potensi pariwisata kabupaten muna
Potensi pariwisata kabupaten munaPotensi pariwisata kabupaten muna
Potensi pariwisata kabupaten muna
 
Syawalan dan Halal Bihalal
Syawalan dan Halal BihalalSyawalan dan Halal Bihalal
Syawalan dan Halal Bihalal
 
Adat ngasa di kampung budaya jalawastu
Adat ngasa di kampung budaya jalawastuAdat ngasa di kampung budaya jalawastu
Adat ngasa di kampung budaya jalawastu
 
KOLIBUTO.docx
KOLIBUTO.docxKOLIBUTO.docx
KOLIBUTO.docx
 
5 w + 1h
5 w + 1h5 w + 1h
5 w + 1h
 

Ppt 2

  • 1. Adat Perkawinan di Desa Warukin Kabupaten Tabalong kebiasaan warga suku itu, yang biasanya menyajikan hiburan saat pesta pernikahan dengan tarian giring-giring. "Sekarang disesuaikan kemampuan yang punya hajatan," kata Ulinawati, Kepala Desa Warukin. Mencari penari giring-giring di zaman seperti sekarang, menurutnya relatif sulit. Di desa setempat hanya ada satu grup tari yang kini sedang bertolak mengikuti festival tari Dayak ke Jakarta.
  • 2. Humas Adat warga Dayak Manyan Warukin, Deny Djohn, mengatakan tak hanya pakaian pengantin dan hiburan • bagi para tamu yang mulai mengalami pergeseran mengikuti tren zaman. Ada pula sejumlah tahapan adat yang sengaja dipangkas karena bukan keharusan.
  • 3. Tak terhenti di DPRD, Usrani pun mengecek proposal yang telah dikirimnya 2 April ke Bagian Sosial Setda Banjar. Sejumlah staf di situ mengatakan bahwa proposal sudah tak ada lagi dan tak terdata. Alhasil, Usrani pun diminta supaya meng-copy kembali proposal yang beruntungnya ia bawa saat itu. "Wah, seandainya tidak dicek, entah kapan baru bisa direalisasikan fasilitas vital yang kami butuhkan di balai yang didiami 15 KK itu," ungkapnya.
  • 4. • PARAMASAN ATAS, DESA YANG TERKUCILKAN Malaria Diobati Tari Balian Desa Paramasan Atas, Kabupaten Banjar tibatiba mencuat. Selama Maret-Mei 2007 sedikitnya 116 warga terjangkit malaria, 14 di antaranya meninggal dunia. Bagaimana pola hidup warga di desa terpencil tersebut?
  • 5. Desa Paramasan Atas berada paling timur di wilayah Kabupaten Banjar. Sejak awal bulan lalu telah ditetapkan sebagai daerah KLB endemis malaria. Lokasinya yang terisolir mengesankan desa itu tak pernah tersentuh pembangunan. Untuk mencapainya memang sangat sulit. Dari ibukota Kabupaten Banjar, kita mesti menempuh jarak sekitar 175 km dengan melampaui dua kabupaten, yakni Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), dan masuk wilayah Tapin lagi.
  • 6. Jalur Martapura-Simpang Bagandah, Tapin, jalan relatif mulus. Baru dari situlah sebagian besar jalan rusak parah. Meski berjarak 27 kilometer, dengan sepeda motor bisa memakan waktu 3,5-4 jam. Jalurnya meliukliuk dan naik turun dengan sisi kiri kanan terdapat jurang yang terjal. Di bibir hutan itulah tinggal ratusan kepala keluarga. Dengan alat penerangan tradisional, warga umumnya tinggal di rumah berdinding anyaman bambu. Halaman mereka juga terlihat becek dan dikotori aneka sampah yang berceceran. Selain tak dilengkapi riol, saluran pembuangan limbah rumah tangga juga tak ada.
  • 7. "Kalau mau buang air besar terpaksa ke sungai. Begitu pula untuk keperluan sehari-hari, airnya mengambil ke sungai,“ ujar HM Husni, warga setempat, pekan lalu. Meski demikian, warga sebenarnya telah sadar untuk memakai kelambu atau memakai obat nyamuk jika tidur di malam hari. Namun, karena desa itu terletak di tepi hutan lebat, serangan nyamuk hutan penyebar malaria, tetap saja mengancam, terutama ketika warga beraktivitas di luar,misalnya saat bertani atau mendulang.
  • 8. Sejumlah warga mengaku, akibat parahnya infrastruktur yang ada, maka tenaga-tenaga sosial seperti halnya tenaga medis, bidan maupun guru, sangat minim. Mereka sangat jarang yang ikhlas mengabdi di desanya. "Sudah empat bupati yang selalu menjanjikan memperbaiki jalan. Namun, ketika sudah tegak berdiri di jabatannya, mereka tak ingat lagi. Kami ini seperti tak merasakan merdeka," keluh Buak, tetangganya.
  • 9. Balai Adat Rumain Baru Minta Televisi • MARTAPURA, - Balai Adat Rumain Baru, Dusun Terangkin Desa Paramasan Bawah, Kecamatan Paramasan, kekurangan sejumlah fasilitas seperti sarana air bersih dan penerangan. • Untuk mengatasi masalah itu, kepala balai, Ursani pun beberapa hari lalu ‘turun gunung’ memohon bantuan ke DPRD Kabupaten Banjar. Sayangnya, jauh-jauh dari Paramasan Bawah, Ursani yang bermaksud mendatangi Tajuddin, anggota DPRD Banjar yang mewakili masyarakat dari kawasan itu, tidak berhasil menemuinya.
  • 10. Kesehatan Di samping sarana lainnya, proyek-proyek pengadaan fasilitas kesehatan tak pernah menyentuh desa ini. Mobil pun sudah 10 tahun tak bisa sampai ke desa terpencil itu. "Sampai-sampai kami hanya berharap, ada seorang mantri dan seorang bidan di desa kami. Tapi itu pun sulit," ujar Buak lagi. Karena ketiadaan tenaga medis itulah mereka tidak berdaya ketika wabah penyakit menyerang. Kalau pun tak ada wabah, warga pun sangat kerepotan ketika akan melahirkan. Selama ini, para ibu hamil yang hendak melahirkan terpaksa ditolong kerabat sendiri. "Ada saja bayi yang lahir di tangan sang ayah. Tali pusar bayi diobati dengan campuran garam dan asam kamal (asam Jawa)," ucap Halidah yang ditemui terpisah.
  • 11. Ketika wabah malaria (disebut warga dengan istilah wisa) melanda hingga April lalu, mereka pun hanya pasrah, seraya berikhtiar dengan melakukan pangobatan tradisional. Sasan (26), misalnya, mengaku harus rela ditinggal istrinya, Umik (25) selama-lamanya akibat penyakit malaria yang menjangkitinya tak terobati. "Tidak ada mantri di sini. Mau keluar mencari pengobatan medis, jalannya sulit. Untuk berjalan sendiri saja susah, bagaimana lagi membawa yang sakit. Makanya kalau ada yang terkena wisa kita hanya mengobatinya dengan ritual balian," ujar Sasan didampingi sesepuh desa yang akrab dipanggil Kai.
  • 12. Tim Seni Dayak Tabalong ke Pontianak Suku Dayak di Bumi Saraba Kawa Tabalong mendapatkan undangan kehormatan dalam kegiatan Gelar Budaya Dayak seKalimantan di Pontianak (Kalbar). Di kota berjulukan Bumi Khatulistiwa itu, tim kesenian adat Dayak Tabalong akan berada selama sepekan terhitung. Sanggar seni tradisi Matunen Jaya Desa Warukin, Kecamatan Tanta, yang berasal dari Dayak Ma’anyan. Sedangkan tarian adat Dayak yang berkenan ditampilkan Matunen Jaya, membawakan Tari Mandi Api.
  • 13. Warga Dayak Kesulitan AKIBAT rusaknya jembatan gantung menuju air terjun Haratai lebih dirasakan warga Dayak yang mendiami balai adat di dekat lokasi wisata tersebut. Mereka kesulitan mengangkut hasil bumi seperti kayu manis dan kemiri. Hasil nya biasa nya mereka jual ke pasar loksado. Oleh karena jembatan rusak, warga terpaksa lewat jalan setapak di hutan.
  • 14. Dayak Tolak Tambang Bijih Besi Di Kecamatan Awayan, Balangan BANJARMASIN,- Rencana penambangan bijih besi di Kecamatan Awayan, Kabupaten Balangan, ditentang oleh warga Dayak Pitap. Mereka memilai, aktivitas pertambangan itu akan mengancam kelangsungan ekosistem serta adat budaya kawasan yang dekat dengan hutan lindung, tempat yang dikeramatkan masyarakat Dayak Pitap.
  • 15. Tambang Rambah Hutan Keramat Dayak Pitap protes BANJARBARU, BPOST - Seribu masyarakat adat Pitap dari tiga desa di Kecamatan Awayan, Balangan, menolak kehadiran PT Sari Bumi Sinar Karya yang akan melakukan penambangan biji besi di kawasan Gunung Tanalang.
  • 16. Baluntang, Simbol Status Keluarga Dayak SEBUAH patung kayu ulin sederhana seperempat bagiannya menggambarkan rupa manusia, berhias ukiran tampak kokoh berdiri di halaman depan rumah Rumisah (85), warga Dayak Manyan di Desa Warukin, Kecamatan Tanta, Tabalong. Nuansa magis langsung terasa saat menatap patung setinggi 4-5 meter yang disebut warga setempat Baluntang. Baluntang merupakan batur atau nisan leluhur atau kerabat yang telah meninggal.
  • 17. Kepala Adat Dibebaskan Ditangkap Saat Membawa Senapan Rakitan di Pasar Birayang Dayak Meratus Ingin Desa Kondisi geografis di kaki Gunung Meratus, membuat warga Dayak Dusun Hulu Sampanahan, Desa Limbur, menginginkan desa sendiri.
  • 18. Keinginan itu disampaikan perwakilan masyarakat Dayak Dusun Hulu Asransyah saat berupaya menemui Bupati Kotabaru H Sjachrani Mataja beberapa waktu lalu di kantor Pemkab Kotabaru.
  • 19. Menurutnya, Dayak Dusun Hulu Sampanahan memang harus membentuk desa sendiri agar segala urusan administrasi berjalan cepat dan lancar, sebab untuk menuju Desa Limbur diperlukan waktu lima jam dengan jalan kaki. "Kita harus menerobos hutan belantara dan mendaki lereng pegunungan Meratus," katanya. Menurutnya, saat ini dusun dihuni sekitar 105 kepala keluarga atau 315 jiwa.