SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Tri Achsani Cahya P
     Tarmidah
 Tika Ayuningtyas
 Natalia Pasaribu
KOMPETENSI
  DASAR

  MATERI


LATIHAN SOAL
KOMPETENSI
  DASAR
Materi yang akan
kita bahas adalah
       ……..
suatu pecahan p/q, dengan q ≠ 0 dapat disderhanakan
dengan cara membagi pembilang dan penyebut pecahan
tersebut dengan FPB-nya. Hal ini dapat ditulis :
Dalam menyederhanakan        p
                                       q         0
                           q

berlaku p       p : a       ,dimana a FPB dari p dan
q.       q      q : a

Contoh :
                              18    18 : 9      2
Sederhanakan bentuk pecahan
                               45    45 : 9     5
Menyatakan hubungan antara dua
                     pecahan
Untuk menyatakan hubungan dua pecahan,
bandingkan pembilangnya , jika penyebut kedua
pecahan sama. Jika penyebut kedua pecahan
berbeda, samakan penyebutnya dengan
menggunakan KPK kemudian bandingkan
pembilangnya.

Contoh :

                            ,diperoleh dengan cara
mencari

KPK, kpk dari 4 dan 3 adalah 12, jadi
MENENTUKAN PECAHAN PADA GARIS BILANGAN




Letak pecahan dapat ditentukan dengan membagi jarak
antara dua bilangan bulat menurut besarnya penyebut. Pada
garis bilangan, pecahan yang lebih besar berada di sebelah
kanan, sedangkan pecahan yang lebih kecil berada di
sebelah kiri.
Cara mementukan pecahan yang nilainya di anatara dua
pecahan :
1. Samakan penyebut dari kedua pechan. Kemudian
    tentukan nilai pecahan yang terletak di antara kedua
    pecahan tersebut.
2. Ubah lagi penyebutnya jika belum diperoleh pecahan
    yang di maksud. Begitu seterusnya
                                                       back
1. Menyatakan Bilangan Bulat Dalam Bentuk Pecahan
   setiap bilangan bilat p, q dapat dinyatakan dalam bentuk
   pecahan p/q, dimana p merupakan kelipatan dari q, q ≠ 0.
2. Mengubah bentuk pecahan campuran ke dalam bentuk
   pecahan biasa.                   q
   bentuk pecahan campuran p r dengan r ≠ 0
   dapat dinyatakan dalam bentuk        p    r      q
                                              r

                q       q   p r   q   p r q
            p       p
Catatan:        r       r    r    r     r
Mengubah pechan biasa menjadi pecahan campuran
                       dan sebaliknya

1. Ubahlah penyebutnya menjadi 10,100,1000,10.000, dan
   seterusnya. Dapat juga membagi pembilang dengan
   penyebutnya.
2. Sebaliknya, mengubah pechan desimal menjadi
   pecahan biasa/campuran dapat kalian lakukan dengan
   menguraikan bentuk panjangnya terlebih dahulu.

Contoh:   2
              4   2   5   4   14    14   2     28
                                                        2 ,8
              5       5       5      5   2    10
1. Mengubah pecahan semula
                             menjadi pecahan senilai dengan
                             penyebut 100
    Mengubah            2. Dapat dilakukan dengan cara
      Bentuk               mengalikan pecahan tersebut
    Pecahan Ke             dengan 100%.
      Bentuk              3. Untuk mengubah bentuk
    Persen dan               persen ke pecahan
    Sebaliknya               biasa/camuran, ubahlah
                             menjadi perseratus,
                             kemudian
                             sederhanakanlah.

7   7 12 , 5   87 , 5                     32     32 : 4       8
                         87 , 5 % 32 %
8   8 12 , 5   100                        100   100 : 4   25
Mengubah Bentuk Pecahan ke bentuk Permil


 1. Ubahlah pecahan                    2. Dapat dilakukan
    semula menjadi                        dengan
    pecahan senilai                       mengalikan
    dengan penyebut                       pecahan semula
    1.000.                                dengan 1000‰




    C ontoh:
                17    17    50   850
                                          850 ‰
                20    20    50   1000
                90          90 : 10         9
      90‰
               1000        1000 : 10      100
                                                        back
OPERASI HITUNG
   PADA PECAHAN
                             1. Penjumlahan
                                dan
                                pengurangan
                                dalam pecahan


a. Penjumlahan dan pengurangan pecahan
dengan bilangan bulat. Tahapannya :
Samakan penyebutnya ,jumlahkan atau
kurangkan pembilangnya sebagaimana pada
bilangan bulat. Jika pecahan berbentuk
campuran, jumlahkan atau kurangkan
bilangan bulat pada pecahan campuran.
Penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan
pecahan
Caranya yaitu dengan mencari KPK dari penyebut-
penyebutnya. Kemudian, baru dikurangkan atau
dijumlahkan pembilangnya.
Sifat-sifat pada penjumlahan dan pengurangan
pecahan
Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c maka berlaku
:
Sifat tertutup : a+b = c
Sifat komutatif : a + b = b + a
Sifat assosiatif : ( a + b) + c = a +(b+c)
Bilangan nol pada unsure identitas pada
penjumlahan : a + 0 = 0 + a = a
Invers dari a adalah –a dan invers dari –a adalah a,
sedemikian sehingga a +(-a)= (-a) + a =0
Perkalian pecahan dengan pecahan
 Untuk mengalikan dua pecahan p/q dan r/s dilakukan dengan
 mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan
 penyebut atau dapat ditulis p      r        p     r       dengan
 q, s≠ 0                     q      s        q     s


Sifat-sifat perkalian pada pecahan
Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c berlaku :
Sifat tertutup : a X b = c
Sifat komutatif : a X b = b X a
Sifat assosiatif : (a x b )xc = a x (b x c)
Sifat distributive perkalian terhadap penjumlahan :
A x (b + c) = (a x b) + (a x c)
Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan :
A x (b-c) = (a x b) – (a x c)
a x 1 = 1 x a = a; bilangan 1 adalah unsure identitas pada perkalian
Pembagian Pecahan
                    Secara umum
                        dapat
Pada operasi         dinyatakan:
 pembagian              Untuk
pecahan tidak         sebarang
 berlaku sifat      pecahan dan
  komutatif,           dengan
  assosiatif,          berlaku
     dan               dimana
 distributive.       merupakan
                      kebalikan
                    (invers) dari .
• Bilangan pecahan berpangkat bilangan bulat positif
  Perpangkatan merupakan perkalian berulang dengan bilangan yang
  sama.
  Secara umum dapat di uraikan :
  Untuk sebarang bilangan bulat P dan q dengan q≠ 0 dan m bilangan
  bulat positif berlaku p  p  p
                               m

                                 ...
                                     p
                           q           q       q           q




  dalam hal ini, bilangan pecahan p/q disebut bilangan pokok.
• Sifat-sifat bilangan pecahn berpangkat
                                   m


  Untuk sebarang dengan dan bilangan bulat positif berlaku sifat-sifat
                                                           m
                       p                           p
                                                           m
                      q                            q

  berikut:             p
                                   m
                                                       p
                                                               n
                                                                           p
                                                                               m   n



                      q                                q                   q
                                   m                           n               m   n
                       p                               p               p
                                           :
                      q                            q                   q
                                                   n
                                       m                               m   n
                           p                                       p
                          q                                        q
Operasi Hitung Campuran Pada
          Bilangan Pecahan
Cara pengerjaannya berdasarkan sifat-sifat
operasi hitung berikut :
Operasi (+) dan (-) sama kuat, artinya operasi
yang berada di sebelah kiri dikerjakan terlebih
dahulu.
Operasi (x) dan (:) sama kuat, artinya operasi
yang berada disebelah kiri dikerjakan terlebih
dahulu.
Operasi (x) dan (:) lebih kuat daripada operasi
(+) dan ( - ), artinya operasi (x) dan (:) dikerjakan
terlebih dahulu daripada operasi (+) dan (-).
Aturan-aturan tersebut juga berlaku pada operasi
hitung pada bilangan pecahan.
Penjumlahan dan pengurangan pecahan decimal
Dapat dilakukan dengan cara bersusun. Langkahnya :
Urutkan angka-angka ratusan, puluhan, satuan,
persepuluhan, perseratusan, dan seterusnya dalam
satu kolom.
Perkalian pecahan decimal
Hasil kali bilangan decimal dengan bilangan decimal
diperoleh dengan cara mengalikan bilangan bulat.
Banyak decimal hasil kali bilangan-bilangan decimal
diperoleh dengan menjumlahkan banyak tempat
desimal dari pengali-pengalinya.
Pembagian pecahan desimal
                     82   12 82  10    820
Cara 1 :0 ,82 : 1, 2    :                   0 , 6833333
                  100   10   100   12   1200
1. Pembulatan Pecahan
   aturan pembulatan pecahan desimal :
   a. apabila angkanya ≥ 5, maka dibulatkan ke
   atas     (angka di depannya atau di sebelah
   kirinya di    tambah dengan 1).
   b. apabila angkanya < 5 maka angka tersebut
      dihilangkan dan angka di sebelah kirinya
   tetap.
Contoh :
6,326 = 6,33 (angka 6 > 5 maka angka 2
   dibulatkan ke atas)
0,7291 = 0,79 (angka 2 < 5 dihilangkan)
Penaksiran dilakukan dengan
cara hampir mirip dengan cara
pembulatan .

Contohnya:
3,3 X 2,61 ≈ 3 x 3 = 9
15,20 x 3,14 ≈ 15 x 3 =45
Bentuk baku bilangan lebih dari 10 dinyatakan

Dengan     a 10
                    n    dengan 1≤ a < 10 dan n bilangan
asli.
Bentuk baku bilangan antara 0 sampai dengan 1 dinyatakan
dengan           n
                                       dan n bilangan asli.
          a   10      dengan 1   a    10
Contoh:                               5
          635000        6 , 35   10
                         1, 25       1, 25                  3
          0 , 00125                        3
                                               1, 25   10
                         1000
                                     10
LATIHAN SOAL
                               86
1. Bentuk sederhana dari 129 adalah …
2. Pecahan yang senilai dengan 18 adalah …
                               30
3. Hasil dari 11 1 2 1 3 1 adalah …
                   2       3        4
                   1   1   1
4. Hasil dari  1
                    3  5  4 adalah…
5. Hasil dari 2 1 : 1 adalah…
                4   2

6. Berapakah nilai dari 22,5‰…
        4
7.   2
        5
              berapakah nilai pecahan tersebut jika di
   jadikan dalam bentuk desimal?
8. Berapakah hasil dari 2 1 x1 3
                               2        10
86            86 : 43        2
1.                                    (bilangan 43 dari FPB 86 dan 129)
     129       129 : 43           3
      18                     3
2.                                    (karena pembilang dan penyebut sama-
      60                     5        sama dibagi 6)

3.   23        7       13       138   28        39        205        1
                                                                17
     2         3       4        12    12        12        12         12

     60            20        12       15             13
4.
     60            60           60     60            60

     9             1        9           2             18             9
5.         :                     X(         )
     4             2        4           1                 4          2
22 ,5    22 ,5   2         45         9
6.   1000    1000     2        2000       400



     14
7.                    2 ,8
         5


       5     13           65          13
8.
     2       10       20              4
T   T
H   H
A   A
N   N
K   K

Y   Y
O   O
U   U

More Related Content

Similar to R5 b kel 2

Similar to R5 b kel 2 (11)

pemangkatan dan sifat-sifatnya
pemangkatan dan sifat-sifatnyapemangkatan dan sifat-sifatnya
pemangkatan dan sifat-sifatnya
 
powerpoint
powerpoint powerpoint
powerpoint
 
Bahan Ajar Materi Bilangan Berpangkat K13 untuk Kelas VII SMP
Bahan Ajar Materi Bilangan Berpangkat K13 untuk Kelas VII SMPBahan Ajar Materi Bilangan Berpangkat K13 untuk Kelas VII SMP
Bahan Ajar Materi Bilangan Berpangkat K13 untuk Kelas VII SMP
 
Pecahan
PecahanPecahan
Pecahan
 
Operasi pada pecahan
Operasi pada pecahanOperasi pada pecahan
Operasi pada pecahan
 
Danang prasetyo n (a410090247)
Danang prasetyo n (a410090247)Danang prasetyo n (a410090247)
Danang prasetyo n (a410090247)
 
Bilangan Pecahan
Bilangan Pecahan Bilangan Pecahan
Bilangan Pecahan
 
powerpoint logika matematika
powerpoint logika matematikapowerpoint logika matematika
powerpoint logika matematika
 
Pangkat
PangkatPangkat
Pangkat
 
Mathematicallogic
MathematicallogicMathematicallogic
Mathematicallogic
 
Mathematicallogic
MathematicallogicMathematicallogic
Mathematicallogic
 

R5 b kel 2

  • 1. Tri Achsani Cahya P Tarmidah Tika Ayuningtyas Natalia Pasaribu
  • 2. KOMPETENSI DASAR MATERI LATIHAN SOAL
  • 4. Materi yang akan kita bahas adalah ……..
  • 5.
  • 6. suatu pecahan p/q, dengan q ≠ 0 dapat disderhanakan dengan cara membagi pembilang dan penyebut pecahan tersebut dengan FPB-nya. Hal ini dapat ditulis : Dalam menyederhanakan p q 0 q berlaku p p : a ,dimana a FPB dari p dan q. q q : a Contoh : 18 18 : 9 2 Sederhanakan bentuk pecahan 45 45 : 9 5
  • 7. Menyatakan hubungan antara dua pecahan Untuk menyatakan hubungan dua pecahan, bandingkan pembilangnya , jika penyebut kedua pecahan sama. Jika penyebut kedua pecahan berbeda, samakan penyebutnya dengan menggunakan KPK kemudian bandingkan pembilangnya. Contoh : ,diperoleh dengan cara mencari KPK, kpk dari 4 dan 3 adalah 12, jadi
  • 8. MENENTUKAN PECAHAN PADA GARIS BILANGAN Letak pecahan dapat ditentukan dengan membagi jarak antara dua bilangan bulat menurut besarnya penyebut. Pada garis bilangan, pecahan yang lebih besar berada di sebelah kanan, sedangkan pecahan yang lebih kecil berada di sebelah kiri. Cara mementukan pecahan yang nilainya di anatara dua pecahan : 1. Samakan penyebut dari kedua pechan. Kemudian tentukan nilai pecahan yang terletak di antara kedua pecahan tersebut. 2. Ubah lagi penyebutnya jika belum diperoleh pecahan yang di maksud. Begitu seterusnya back
  • 9. 1. Menyatakan Bilangan Bulat Dalam Bentuk Pecahan setiap bilangan bilat p, q dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan p/q, dimana p merupakan kelipatan dari q, q ≠ 0. 2. Mengubah bentuk pecahan campuran ke dalam bentuk pecahan biasa. q bentuk pecahan campuran p r dengan r ≠ 0 dapat dinyatakan dalam bentuk p r q r q q p r q p r q p p Catatan: r r r r r
  • 10. Mengubah pechan biasa menjadi pecahan campuran dan sebaliknya 1. Ubahlah penyebutnya menjadi 10,100,1000,10.000, dan seterusnya. Dapat juga membagi pembilang dengan penyebutnya. 2. Sebaliknya, mengubah pechan desimal menjadi pecahan biasa/campuran dapat kalian lakukan dengan menguraikan bentuk panjangnya terlebih dahulu. Contoh: 2 4 2 5 4 14 14 2 28 2 ,8 5 5 5 5 2 10
  • 11. 1. Mengubah pecahan semula menjadi pecahan senilai dengan penyebut 100 Mengubah 2. Dapat dilakukan dengan cara Bentuk mengalikan pecahan tersebut Pecahan Ke dengan 100%. Bentuk 3. Untuk mengubah bentuk Persen dan persen ke pecahan Sebaliknya biasa/camuran, ubahlah menjadi perseratus, kemudian sederhanakanlah. 7 7 12 , 5 87 , 5 32 32 : 4 8 87 , 5 % 32 % 8 8 12 , 5 100 100 100 : 4 25
  • 12. Mengubah Bentuk Pecahan ke bentuk Permil 1. Ubahlah pecahan 2. Dapat dilakukan semula menjadi dengan pecahan senilai mengalikan dengan penyebut pecahan semula 1.000. dengan 1000‰ C ontoh: 17 17 50 850 850 ‰ 20 20 50 1000 90 90 : 10 9 90‰ 1000 1000 : 10 100 back
  • 13. OPERASI HITUNG PADA PECAHAN 1. Penjumlahan dan pengurangan dalam pecahan a. Penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan bilangan bulat. Tahapannya : Samakan penyebutnya ,jumlahkan atau kurangkan pembilangnya sebagaimana pada bilangan bulat. Jika pecahan berbentuk campuran, jumlahkan atau kurangkan bilangan bulat pada pecahan campuran.
  • 14. Penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan pecahan Caranya yaitu dengan mencari KPK dari penyebut- penyebutnya. Kemudian, baru dikurangkan atau dijumlahkan pembilangnya. Sifat-sifat pada penjumlahan dan pengurangan pecahan Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c maka berlaku : Sifat tertutup : a+b = c Sifat komutatif : a + b = b + a Sifat assosiatif : ( a + b) + c = a +(b+c) Bilangan nol pada unsure identitas pada penjumlahan : a + 0 = 0 + a = a Invers dari a adalah –a dan invers dari –a adalah a, sedemikian sehingga a +(-a)= (-a) + a =0
  • 15. Perkalian pecahan dengan pecahan Untuk mengalikan dua pecahan p/q dan r/s dilakukan dengan mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut atau dapat ditulis p r p r dengan q, s≠ 0 q s q s Sifat-sifat perkalian pada pecahan Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c berlaku : Sifat tertutup : a X b = c Sifat komutatif : a X b = b X a Sifat assosiatif : (a x b )xc = a x (b x c) Sifat distributive perkalian terhadap penjumlahan : A x (b + c) = (a x b) + (a x c) Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan : A x (b-c) = (a x b) – (a x c) a x 1 = 1 x a = a; bilangan 1 adalah unsure identitas pada perkalian
  • 16. Pembagian Pecahan Secara umum dapat Pada operasi dinyatakan: pembagian Untuk pecahan tidak sebarang berlaku sifat pecahan dan komutatif, dengan assosiatif, berlaku dan dimana distributive. merupakan kebalikan (invers) dari .
  • 17. • Bilangan pecahan berpangkat bilangan bulat positif Perpangkatan merupakan perkalian berulang dengan bilangan yang sama. Secara umum dapat di uraikan : Untuk sebarang bilangan bulat P dan q dengan q≠ 0 dan m bilangan bulat positif berlaku p p p m ... p q q q q dalam hal ini, bilangan pecahan p/q disebut bilangan pokok. • Sifat-sifat bilangan pecahn berpangkat m Untuk sebarang dengan dan bilangan bulat positif berlaku sifat-sifat m p p m q q berikut: p m p n p m n q q q m n m n p p p : q q q n m m n p p q q
  • 18. Operasi Hitung Campuran Pada Bilangan Pecahan Cara pengerjaannya berdasarkan sifat-sifat operasi hitung berikut : Operasi (+) dan (-) sama kuat, artinya operasi yang berada di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu. Operasi (x) dan (:) sama kuat, artinya operasi yang berada disebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu. Operasi (x) dan (:) lebih kuat daripada operasi (+) dan ( - ), artinya operasi (x) dan (:) dikerjakan terlebih dahulu daripada operasi (+) dan (-). Aturan-aturan tersebut juga berlaku pada operasi hitung pada bilangan pecahan.
  • 19. Penjumlahan dan pengurangan pecahan decimal Dapat dilakukan dengan cara bersusun. Langkahnya : Urutkan angka-angka ratusan, puluhan, satuan, persepuluhan, perseratusan, dan seterusnya dalam satu kolom. Perkalian pecahan decimal Hasil kali bilangan decimal dengan bilangan decimal diperoleh dengan cara mengalikan bilangan bulat. Banyak decimal hasil kali bilangan-bilangan decimal diperoleh dengan menjumlahkan banyak tempat desimal dari pengali-pengalinya. Pembagian pecahan desimal 82 12 82 10 820 Cara 1 :0 ,82 : 1, 2 : 0 , 6833333 100 10 100 12 1200
  • 20. 1. Pembulatan Pecahan aturan pembulatan pecahan desimal : a. apabila angkanya ≥ 5, maka dibulatkan ke atas (angka di depannya atau di sebelah kirinya di tambah dengan 1). b. apabila angkanya < 5 maka angka tersebut dihilangkan dan angka di sebelah kirinya tetap. Contoh : 6,326 = 6,33 (angka 6 > 5 maka angka 2 dibulatkan ke atas) 0,7291 = 0,79 (angka 2 < 5 dihilangkan)
  • 21. Penaksiran dilakukan dengan cara hampir mirip dengan cara pembulatan . Contohnya: 3,3 X 2,61 ≈ 3 x 3 = 9 15,20 x 3,14 ≈ 15 x 3 =45
  • 22. Bentuk baku bilangan lebih dari 10 dinyatakan Dengan a 10 n dengan 1≤ a < 10 dan n bilangan asli. Bentuk baku bilangan antara 0 sampai dengan 1 dinyatakan dengan n dan n bilangan asli. a 10 dengan 1 a 10 Contoh: 5 635000 6 , 35 10 1, 25 1, 25 3 0 , 00125 3 1, 25 10 1000 10
  • 23. LATIHAN SOAL 86 1. Bentuk sederhana dari 129 adalah … 2. Pecahan yang senilai dengan 18 adalah … 30 3. Hasil dari 11 1 2 1 3 1 adalah … 2 3 4 1 1 1 4. Hasil dari 1 3 5 4 adalah… 5. Hasil dari 2 1 : 1 adalah… 4 2 6. Berapakah nilai dari 22,5‰… 4 7. 2 5 berapakah nilai pecahan tersebut jika di jadikan dalam bentuk desimal? 8. Berapakah hasil dari 2 1 x1 3 2 10
  • 24. 86 86 : 43 2 1. (bilangan 43 dari FPB 86 dan 129) 129 129 : 43 3 18 3 2. (karena pembilang dan penyebut sama- 60 5 sama dibagi 6) 3. 23 7 13 138 28 39 205 1 17 2 3 4 12 12 12 12 12 60 20 12 15 13 4. 60 60 60 60 60 9 1 9 2 18 9 5. : X( ) 4 2 4 1 4 2
  • 25. 22 ,5 22 ,5 2 45 9 6. 1000 1000 2 2000 400 14 7. 2 ,8 5 5 13 65 13 8. 2 10 20 4
  • 26. T T H H A A N N K K Y Y O O U U