3. DERITA HIDUP DIBAWAH
TIRANI DEMOKRASI
Kemiskinan & Kelaparan
Korupsi Merajalela
Pengangguran
Tertindas & Terjajah
Degradasi Moral
Pendidikan Mahal
Angka Kriminal Tinggi
Perkosaan
Aborsi
Pembunuhan
Hutang Luar Negeri
.
.
N
FAKTA YANG RUSAK/BUKAN KONDISI IDEAL
POINT #1
10. POTENSI MAHASISWA
• JIWA MUDA
Usia produktif, yakni
sekitar 18-26 tahun
• DIMENSI STRUKTURAL
Idealisme dan
independensi
• DIMENSI INTELEKTUAL
Pendidikan tinggi identik
dengan kaum intelektual.
37. “Dan Allâh telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu
dan yang mengerjakan amal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa.”
(Qs an-Nûr/24:55)
38. IBRAH
“Kelak akan datang saudaraku, dan aku sangat merindukan mereka”
Seulas senyuman yang sedia terukir dibibirnya pun terungkai. Wajahnya yang
tenang berubah warna. "Apakah maksudmu berkata demikian wahai
Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu? " Saidina Abu Bakar
bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mula menyerabut fikiran.
"Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan
saudara-saudaraku (ikhwan)," suara Rasulullah bernada rendah.
"Kami juga ikhwanmu, wahai Rasulullah," kata seorang sahabat yang lain pula.
Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum.
Kemudian baginda bersuara:
"Saudaraku ialah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman
denganku sebagai Rasul Allah dan mereka sangat mencintaiku. Malahan
kecintaan mereka kepadaku melebihi cinta mereka kepada anak-anak dan
orang tua mereka."
39. • Rasulullah menceritakan tentang keimanan ‘ikhwan’ baginda: "Siapakah yang paling ajaib
imannya?" tanya Rasulullah.
"Malaikat," jawab sahabat.
"Bagaimana para malaikat tidak beriman kepada Allah, sedangkan mereka sentiasa hampir dengan
Allah," jelas Rasulullah. Para sahabat terdiam seketika. Kemudian mereka berkata lagi, " Para nabi."
"Bagaimana para nabi tidak beriman, sedangkan wahyu diturunkan kepada mereka."
"Mungkin kami," celah seorang sahabat.
"Bagaimana kamu tidak beriman, sedangkan aku berada ditengah-tengah kamu," pintas Rasulullah
menyangkal hujah sahabatnya itu.
"Kalau begitu, hanya Allah dan Rasul-Nya sahaja yang lebih mengetahui," jawab seorang sahabat
lagi, mengakui kelemahan mereka.
"Kalau kamu ingin tahu siapa mereka? Mereka ialah umatku yang hidup selepasku. Mereka
membaca Al Quran dan beriman dengan semua isinya. Berbahagialah orang yang dapat berjumpa
dan beriman denganku. Dan tujuh kali lebih berbahagia orang yang beriman denganku tetapi tidak
pernah berjumpa denganku," jelas Rasulullah.
"Aku sungguh rindu hendak bertemu dengan mereka," ucap Rasulullah lagi setelah seketika
membisu. Ada berbaur kesayuan pada ucapannya itu.